Minggu, 30 Juni 2013

LIQO' BERSAMA SYAIKH SAAD IBNU NA'SIR AS-SISTRY

Dalam kunjungan ke Trawas beliau menasehatkan agar senantiasa teguh menyusuri jalan ilmu, dikarenakan sangat butuhnya umat terhadap penuntut-penuntut ilmu. Hal itu dirasakan tidak lain dan bukan karena banyaknya penyeru-penyeru keburukan yang ada di tengah masyarakat, mereka mendakwahkan kebathilan dan kesesatan, sekiranya para masyarakat mengikutinya niscaya ia akan terjerumus ke lembah neraka Jahanam.

Demikian pula dikarenakan penyakit kebodohan melekat pada masyarakat, hingga dalam urusan agama mereka tidak mengetahuinya, terlebih urusan halal haram, sunnah dan bid'ah, hingga merancaukan pandangan mereka.

Di lain sisi pahala menebar aqidah dan manhaj yang lurus sangat besar di sisi Allah Ta'ala, bahkan ini merupakan sebaik-baik ucapan dan perkataan. Dikarenakan besar dan pentingnya menebar ilmu, maka Syaikh dalam wasiatnya menegaskan agar para penuntut ilmu dan da'i meluruskan niat-niat mereka dan menjaga hati dari berbagai kotoran dan penyakit serta memperhatikan Adab-adab penuntut ilmu, hingga mampu melaksanakan tugas mulia ini dengan baik.

Adab menuntut ilmu tidak terbatas hanya etika mengajar dan mendakwahkan ilmu saja. Akan tetapi adab-adab tersebut menyebar di segala aspek kehidupannya. Bagaimana etika penuntut ilmu tatkala berhadapan dengan masyarakat, dengan para pemimpin dan penguasa, dengan tokoh masyarakat, dengan orang bodoh, dengan keluarga, dengan saudara, kerabat, anak dan istri, tetangga, serta etika di saat berhadapan dengan pelaku mungkar, kejahatan, yang mana semua itu butuh pada ta'sil syar'i (kaidah2 syariat) yang hendaknya dikuasai dengan baik.

Memperbaiki diri pribadi dan hati merupakan pusat obyek perbaikan sebelum menata masyarakat sekitar. Hendaknya menyempurnakan ketaqwaan dan tawakal, roja, khouf, kepada Allah Ta'ala. Beliau mengambil contoh tawakal, dalamm firman Allah Ta'ala, "Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan menjadi pencukup baginya". Allah Ta'ala berfirman, "Bukankah Allah pencukup bagi hamba-hamba-Nya". Dalam ayat ini seorang hamba hendaknya yakin secara bulat bahwa Allah akan mencukupi hamba-hamba-Nya. Tidak membiasakan diri bergantung kepada makhluk, akan tetapi hanya bergantung secara bulat kepada Allah. Sebagaimana kisah nabi Zakariya dan juga Maryam yang dikisahkan dalam QS.Al Imron 36-40.

LIQO' MAFTUH BERSAMA FADHILATUSH SYAIKH MUSA AN -NASR


Nasehat Syaikh kepada kaum muslimin agar menjauhi perpecahan dan ikhtilaf yang menyebabkan kelemahan dan tamaknya musuh kepada islam dan muslimin. Allah Ta'ala berfirman, "Dan janganlah kalian menjadi kaum musyrikin. Yang mana mereka berpecah-belah dalam urusan agama mereka dan bergolong-golong, setiap dari mereka banga terhadap golongannya".

Keadaan semacam ini akan mengakibatkan kerugian bagi kaum muslimin sendiri, bagaimana tidak, musuh-musuh islam senantiasa mengunakan kesempatan ini untuk menjajah islam dan muslimin, sebagaimana yang terjadi di berbagai belahan negara muslimin.

Diantara sekian banyak sebab perpecahan kaum muslimin adalah hasad, yang mana dosa inilah yang pertama kali menyebabkan terteteskan darah di muka bumi, sebagaimana yang diisyaratkan dalam cerita dua anak Nabi Adam. Bahkan dengan hasad pula yang menyeret iblis utk bermaksiyat dari perintah sujud kepada Nabi Adam. Lantaran hasad pula yang menjerumuskan saudara-saudara Nabi Yusuf kepada perbuatan dusta dan aniaya.

Maka hendaknya kaum muslimin menjauhi sikap hasad dan senantiasa berlindung kepada Allah agar diselamatkan dari dosa ini. Islam hanya membolehkan Gibthoh, yaitu berkeinginan untukk menjadi semisalnya tanpa ada niat untuk melenyapkan apa yang ada pada saudaranya.

Termasuk pula penyebab perpecahan adala cinta popularitas dan ambisi yang berlebihan. Dikatakan dalam pepatah arab "Hubbu dhuhur yuqsimu dhuhur". Yang artinya: cinta popularitas akan mengakibatkan patahnya karir seseorang ".

PEMBUKAAN DAUROH KE 14 TRAWAS MOJOKERTO

Dalam sambutan pembukaan oleh Syaikh Aly Hasan beliau banyak berterimakasih kepada panitia terlebih khusus Al-Mukarom Kholid Bawazir dan ust Abu Auf Abdulkarim At-Tamimy yang telah menyerahkan komando kepemimpinan kepada ustadz Mubarok Bamu'alim, demikianlah manhaj para salaf yang estafet meneruskan panji dakwah kepada para pemuda hingga menjadi sebaik-baik tinggalan bagi para pendahulunya. Syaikh juga berterima kasih kepada ustadz Yazid Jawwas dan Ustadz Abdul Hakim Abdat, yang telah mendukung terselenggaranya dauroh ini, yang telah berjuang memdidik para pemuda hingga menjadi asatidz dan du'at yang senantiasa istiqomah dalam berdakwah.

Demikian pula dalam sambutan yang di sampaikan oleh Syaikh Musa An Nasr, bahwa Markaz ini yaitu "Aly bin Abi Tholib" adalah simbol pemuda yang pertama kali masuk islam di tangan Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam dia lah yang berkorban untuk tidur di pembaringan Nabi di saat kaum kafir Quraisy mengepung rumahnya di malam hijrah, dia lah pilihan Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam untuk putri terbaiknya untuk mendampingi hidup selamanya, dia lah yang menjadi kholifah Ar-Rosyid yang ke-4 setelah pendahulunya. Yang mana kita ahlussunnah lebih utama daripada kaum syiah yang hanya berkedok dalam naungan Ahlu Bait yang melecehkan segenap sahabat. Dan seyogyanya kita para penganut salaf agar lebih bisa menjaga Akhlak dan adab, dan senantiasa tawadhu' dalam bermuamalah terlebih kepada para penuntut ilmu.

Sebagaimana diisyaratkan luang lingkup ilmu ada 3 tahap: Bila memasuki tahap pertama, ia akan sombong , karena merasa ia adalah alim mengetahui ilmu. Tahap kedua ia mulai tawadhu'. Dan tahap ketiga ia sadar bahwa dirinya bodoh.

Jumat, 28 Juni 2013

KEHIDUPAN YANG LAYAK

Allah Ta'ala berfirman: "Barangsiapa mengerjakan kebajikan baik lelaki atau wanita sedang mereka dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepada mereka kehidupan yang layak(baik) dan akan Kami balasi dengan pahala yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan".(QS.An-Nahl: 97).

Berkata Ibnu Qoyyim rahimahullah dalam Bada'iut Tafsir, "Dan sungguh Allah telah memberi jaminan bagi siapa saja yang mau beramal sholih agar ia mendapat kehidupan yang layak dan baik lagi terjamin, sedang Allah Ta'ala adalah Dzat yang Maha tepat janji yang tidak akan menyelisihi janji-Nya. Sebagian manusia salah dalam menafsirkan kehidupan yang layak, ia tafsirkan dengan kebahagiaan bergelimang makan/ minum/ harta/ pangkat atau jenis-jenis syahwat. Jikalau ini yang mereka inginkan maka sungguh tidak jauh dari keberadaan hewan peliaraan. Akan tetapi kehidupan yang baik lagi layak adalah kehidupan yang membawa ketenangan hati, jiwa dan raga. Sebagaimana keadaan Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam dalam kesehariannya, walau hanya memakan sebutir korma, bahkan berpuasa dan kesederhanaan pakaian yang Beliau kenakan.

Sehingga sebagian salaf berkata, "Kalau seandainya mereka mengetahui kebahagiaan hatiku niscaya mereka akan merampasnya dengan pedang-pedang mereka".


Rabu, 26 Juni 2013

MENGHINDARI PERKARA SIA-SIA ATAU LAGHWI

Allah Ta'ala berfirman dalam rangka memuji hamba-hamba yang taat lagi patuh menjalankan ibadah, diantaranya perangai menjahui perkara laghwi atau bathil, "Dan orang-orang yang senantiasa tidak menyaksikan zuur(kepalsuan) dan bila bertemu dengan orang yang mengerjakan perbuatan yang tidak ada faidahnya(laghwi) mereka berlalu dengan menjaga kehormatan dirinya".(QS.Al-Furqon: 72).

Berkata Muhammad ibn Hanafiyah, "Zuur(kepalsuan) di sini adalah bernyanyi".

Berkata Al-Kalby, maknanya "Tidak mendatangi majlis yang terdapat kebathilan". Artinya, "Bilamana melewati apa saja yang membuat lalai baik dari perbuatan dan ucapan, mereka berlalu dengan menjaga kehormatan dan kemuliaan dirinya, dan termasuk dalam perkara ini, menjauh dari perayaan kaum musyrikin, nyanyian, dan aneka kebathilan yang ada". Berkata Az-Zajjaj, "Janganlah berduduk-duduk dengan pelaku maksyiat, lewatlah denga menjaga kehormatan kalian, sehingga tidak bergaul dan bercampur dengan mereka".

Dan sungguh Allah Ta'ala telah memuji orang yang berpaling dari perbuatan yang sia-sia(laghwi) dalam firman-Nya, "Dan apabila mereka mendengar perkataan yang buruk, mereka berpaling darinya dan berkata, 'Bagi kami amal-amal kami dan bagimu amal-amal kamu, semoga selamatlah kamu, kami tidak ingin bergaul dengan orang-orang yang bodoh".(QS.Al-Qasas: 55). - Bada'iut-Tafsir 3/ 316-

Selasa, 25 Juni 2013

KEBESARAN ALLAH

Allah Ta'ala berfirman, "Jikalau kalian menjauhi dosa-dosa besar diantara dosa yang dilarang mengerjakannya, niscaya Kami akan hapus kesalahan-kesalahan kalian dan Kami akan masukkan ke tempat yang mulia(surga)".(QS.An-nisaa': 31).

Berkata Ibnu Qoyyim rahimahullah, "Bagaimanakah kita jumpai betapa lembut dan indahnya pendalilan firman di atas, bahwa siapa saja yang ia menjauhi dosa syirik dengan segala bentuknya, maka akan diberikan kafaroh/ ampunan atas dosa-dosa besarnya, dan perumpamaan dosa besar bila disejajarkan dengan dosa syirik seperti perbandingan antara dosa kecil dengan dosa besar. Bila seorang hamba menghendaki diampuni dosa-dosa kecilnya, hendaknya menjauhi perbuatan dosa besar. Demikian pula barangsiapa menghendaki atas ampunan dosa-dosa besar yang ia terjang maka hendaknya ia menjauhi dosa syirik sejauh-jauhnya.

Sebagaimana di dalam hadist qudsy, "Wahai anak cucu Adam, sekiranya engkau bertemu dengan-Ku dengan membawa sebesar bumi kesalahan, sedangkan engkau tidak menyekutukan-Ku sedikitpun, niscaya Aku akan menjumpaimu dengan sebesar bumi ampunan".(HR.Ahmad).  -Bada'iut Tafsir 2/19 -

Minggu, 23 Juni 2013

RAMADHON BULAN KEMENANGAN MUSLIM

Allah Ta'ala berfirman: "Jika engkau menolong Allah niscaya Allah akan menolong kalian dan mengokohkan kaki-kaki kalian"(QS.Muhammad: 7).

Di bulan muliya ini, Allah ingatkan banyak kemenangan dalam sejarah islam, sebagaimana di bulan Ramadlon di tahun kedua hijrah Allah menangkan umat muslim pada perang Badar yang mengukir sejarah diabadikan dalam Al-Qur'an Surat Al-Imran. Di bulan Ramadhon di tahun 5 hijriah, Allah selamatkan kaum muslim dalam pertempuran khondak di Madinah, terabadikan dalam QS.Al-Ahzab. Di bulan Ramadhon di tahun 8 hijriah terjadilah pembukaan kota Makkah, sehingga tidak ada lagi hijrah setelah terbukanya Makkah, yang Allah abadikan dalam QS Al-Fath. Sehingga manusia masuk ajaran islam dengan berbondong-bondong, dihancurkannya berhala sejumlah 360 berhala di sekitar Ka'bah sehingga menjadi kota Tauhid sampai sekarang. Diriwayatkan pula dihancurkan masjid Dhiror sarang kaum munafikin madinah juga di bulan yang suci ini. Bahkan dihancurkannya berhala besar arab seperti Laat-Manat di bulan muliya ini.

Semoga kita dimenangkan pula melawan nafsu kita di bulan barokah yang muliya ini. Amin.

Sabtu, 22 Juni 2013

HIKMAH DI BULAN RAMADLON

Bulan puasa adalah bulan pendidikan bagi kaum muslimin, dimana seorang muslim diharuskan untuk berbekal dan memperbaiki jiwa dan raga sehingga menjadi makhluk yang mendekati kesempurnaan, terampuni segala dosa yang lalu untuk menuju yang lebih baik.

Betapa tidak, di bulan ini yang biasanya mengahirkan sholat subuh akan tetapi di bulan muliya ini, bisa melaksanakan berjamaah tepat waktu. Yang ia biasa makan di siang hari dilanjutkan banyak berbincang, ia duduk menunggu datangnya sholat duhur sambil melantunkan bacaan ayat-ayat suci Al-Qur'an dan berdzikir. Di sore hari yang biasa banyak acara ia harus menunggu berbuka puasa bersama keluarga, sambil memberikan untaian nasihat dan petuah untuk bersama.

Sungguh Ramadhon mengajak muslim untuk meraih amal-amal kebajikan, menahan perkara mungkar, menguatkan semangat khoirot, mengajak untuk berusaha dekat dengan Robbnya, sehingga diampuni dosa-dosanya, dilipatlah tulisan kejelekannya, dan digantikan dengan pahala-pahala, hingga meraih derajat sempurna.

Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa berpuasa Ramadhon dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari-Nya, niscaya akan diampuni dosa masa lalunya". Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Bila datang Romadhon dibuka pintu-pintu surga dan ditutup pintu neraka".

PERBAIKI DIRI DI BULAN PUASA

Allah Ta'la berfirman: "Wahai orang-orang yang beriman telah diwajibkan atas kalian puasa sebagaimana telah diwajibkan pada umat sebelum kalian agar kalian menjadi orang yang bertaqwa"(QS.Al Baqaroh: 183).

Hikmah difardhukan shoum pada umat ini tidak lain dan bukan agar umat ini meraih ketaqwaan dalam arti menjalankan ajaran islam dengan kafah/ sempurna. Taqwa berarti menjalankan segala perintah Allah dan Rasul-Nya, sekaligus menjahui larangan Allah dan Rasul-Nya. Taqwa dalam artian menjalankan seluruh bentuk ketaatan berdasarkan cahaya ilmu dari Allah, hanya mencari ridha Allah dan menjahui segala maksiat kepada Allah berdasarkan cahaya ilmu dari Allah dan takut atas siksa Allah. Dengan berpuasa seorang mukmin mampu merperbaiki diri dan tingkah laku yang selama ini ia biasa kerjakan.

Segala bentuk keburukan hendaknya ia harus tinggalkan, bila tidak ia hanya mendapat haus dan lapar dari puasanya. Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa yang tidak dapat meninggalkan ucapan kebohongan dan amalan dusta, serta kejahilan/ tindakan pandir yang tidak berdasar kebenaran, maka Allah tidak butuh atas puasanya dari makan dan minumnya".

Oleh karena itu disaat sekaranglah kita harus merubah sikap-sikap kita yang jahil dan berusaha menuju kesempurnaan islam secara kafah. Semoga kita diberikan taufik dan hidayah-Nya dalam menjalankan rukun islam ini. Amin

Jumat, 21 Juni 2013

MENYAMBUT SYAHRUSH SHAUM ROMADLON

Kaum muslimin hendaknya menyambut bulan muliya ini dengan penuh semangat kegembiraan tentunya, karena bulan ini adalah penuh ghonimah/ kebahagiaan/ bulan yg penuh ampunan/ kemuliyaan/ perlombaan dalam kebaikan, yang tujuannya adalah meraih ketaqwaan. Sehingga sebagian salaf berkata, "Aku menangis karena orang-orang berpuasa karena Allah, sholat karena Allah, sedang aku bukan termasuk mereka".

Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Bila datang Ramadhon, maka dibukalah pintu-pintu surga". Dalam riwayat lain, "Dibuka pintu-pintu Rahmat, dan ditutup pintu-pintu neraka". Maka barangsiapa menghendaki kebahagiaan abadi, hendaknya berpegang erat dengan ubudiyah(penghambaan diri kepada Allah). Dan hendaknya dilakukan dengan penuh ikhlas dan tulus mencari wajah Allah.

Dan diantara bentuk ubudiyah seorang mukmin adalah Qiyamul-Lail, Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Dan sebaik-baik sholat setelah sholat fardhu adalah sholat malam".

Allah jadikan sholat malam sebagai perangai orang sholih. Allah berfirman, "Dahulu mereka sedikit berbaring di malam hari"(QS.Adz Dzariyaat: 17). Berkata Hasan Al-Basry, "Tidaklah seorang mukmin meninggalkan sholat malam, melainkan lantaran dosa yang ia lakukan di siang harinya".

Kamis, 20 Juni 2013

SALAF DAN KHOUF

Allah Ta'ala berfirman, "Sungguh, orang-orang yang takut akan(adzab) Tuhannya, mereka berhati-hati. Dan mereka yang beriman dengan ayat-ayat Tuhannya. Dan mereka tidak mempersekutukan Tuhannya. Dan mereka yang bersedekah dengan hati penuh rasa takut (karena tahu) bahwa mereka akan kembali kepada Tuhannya. Mereka itu bersegera dalam kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang orang pertama menempuhnya". (QS.AlMukminun: 57-61).

'Aisyah suatu hari menanyakan ayat ini kepada Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam, "Apakah mereka itu para peminum khomer, para pezina, para pencuri?" Maka dijawab, "Bukan itu wahai putri As-Sidik. Akan tetapi mereka orang-orang yg senantiasa puasa, menegakkan sholat, bersedekah, dan khawatir amal mereka tidak diterima, dengan itu mereka terus menerus berlomba dan bersegera dalam kebajikan". (HR.Tirmidzy).

Orang yang senantiasa takut kepada Allah adalah orang yang paling kenal terhadap Tuhannya. Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Demi Allah sesungguhnya aku adalah manusia yang paling kenal kepada Allah dan paling khosyah(takut) kepada-Nya". (HR.Bukhary-Muslim).

Berkata Imam Syafi'i, "Sesungguhnya manusia yang 'alim adalah yang paling khosyah(takut) kepada Allah Azza wa Jalla. Kemudian membaca firman Allah: "Sesungguhnya hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya hanyalah para Ulama". (QS.Al-Fathir: 28)

Berkata 'Aisyah, bahwa Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bila mendengar hembusan angin kencang dan berubahnya cuaca, beliau khawatir dan masuk-keluar kamar karena takut akan adzab Allah turun. (HR.Bukhary-Muslim).

Diceritakan bahwa Sahabat Abu Bakar radhiyallahu 'anhu bila berdiri sholat tak bergerak seolah bongkahan kayu, dikarenakan khosyah kepada Allah. Diceritakan bahwa Sahabat Umar radhiyallahu 'anhu tatkala berdiri sholat membaca surat At-Thuur beliau menangis hinga sakit dan dijengguk para sahabat. Diceritakan Bahwa Sahabat Utsman radhiyallahu 'anhu bila ia berdiri dalam acara penguburan beliau menangis hingga membasahi jengotnya.

Rabu, 19 Juni 2013

ROJA' ATAU BERHARAP

Roja' artinya berharapnya hati untuk menanti apa yang dicintai disisinya. Jikalau harapan tersebut tanpa sebab musabab, maka berarti ia sedang tertipu, dan kepandiran lebih tepat untuknya. Sebagaimana dalam ungkapan sya'ir, "Engkau berharap tercapainya keberhasilan sedang dirimu tidak menjalani sebab-sebabnya. Sesungguhnya suatu bahtera tidak akan berlayar di pasir yang kering".

Demikian juga, jikalau sesuatu yang diharapkan tersebut dipastikan terjadi, maka ini bukanlah harapan, sebagaimana ucapan seseorang, "Aku berharap terbitnya matahari". Akan tetapi ucapan yang tepat, "Aku berharap hujan turun". Ia katakan disaat ia melihat mendung di langit.

Allah Ta'ala berfirman, "Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, merekalah orang-orang yang sesungguhnya berharap kepada rahmat Allah, dan Allah adalah Dzat Yang Maha Pengampun lagi Maha Peyayang". (QS.Al Baqoroh: 218)

Sesungguhnya mereka-merekalah yang berharap rahmat Allah. Dan barangsiapa yang harapannya membawa ketaatan dan menjauh dari maksiyat, maka harapan tersebut adalah benar, dan sebaliknya jika mengiring kearah maksiyat, menjauh dari ketaatan maka harapan tersebut adalah tipuan belaka.

Sabtu, 15 Juni 2013

RIDHO TERHADAP MUSIBAH

Seorang hamba yang beriman tatkala tertimpa musibah, baginya ada dua keadaan:
Δ Pertama, ridho terhadap musibah, dan ini yang paling tinggi derajatnya dan paling sempurna.
Δ Kedua, sabar terhadap musibah, dan ini kewajiban seorang mukmin. Orang yang ridho pada cobaan dan ujian, mereka memandang hikmah dibalik ujian tersebut, dan kandungan yang ada di dalamnya. Di lain sisi mereka memandang keagungan Dzat Yang Memberikan cobaan, yaitu Allah Ta'ala Yang Maha Mulia dan Sempurna, yang menjanjikan pahala dan surga.

Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya Allah Ta'ala apabila mencintai suatu kaum maka memberikan ujian kepadanya, barangsiapa yang ridho dengan ujian tersebut, maka ia meraih keridhoan Allah, dan barangsiapa yang murka (menggerutu/tidak ridho), maka baginya murka Allah". (HR.Tirmidzy).

Berkata Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu, "Sesungguhnya Allah dengan pengetahuan dan Adil-Nya, menjadikan kelapangan dan kebahagiaan terletak pada ridho dan yakin. Dan menjadikan kesedihan dan kesusahan terletak pada keraguan dan kemurkaan".

Berkata Alqomah, menafsirkan firman Allah Ta'ala, "Dan barangsiapa yang beriman dengan Allah(atas suatu musibah) niscaya Allah akan memberi petunjuk kepada hatinya". (QS.At-Taghabun: 11). Yaitu, suatu musibah yang menimpa seorang hamba, maka ia menyadari bahwa musibah tersebut datang dari Allah dan senantiasa ridho atas apa yang menimpa padanya.

Berkata Abu Mua'wiyah Al-Aswar, menafsirkan firman Allah Ta'ala, "Maka Kami pasti akan memberikan kepadanya kehidupan yang baik". (QS.An-Nahl: 97). Yaitu; Ridho dan Qona'ah.

Suatu hari Aly melihat Ady ibn Ha'tim bersedih. Maka Aly berkata, "Apa yang membuat dirimu gelisah?" Maka Ady menjawab: "Bagaimana aku tidak murung, anakku telah meninggal, sedang mataku buta". Maka Aly ibn Abi Tholib berkata, "Wahai Ady, barang siapa yang ridho terhadap apa yang terjadi,maka baginya pahala. Barang siapa yang tidak ridho atas apa yang terjadi maka amalnya sia-sia dan gugur". Berkata Abdul Wahid ibn Zaid, "Ridho merupakan pintu Allah yang paling agung, Surga dunia dan Pelapang dada bagi ahli-ahli ibadah ".

TAWAKKAL

Tawakal adalah kejujuran dalam bersandarnya hati kepada Allah Ta'ala di dalam meraih kebaikan dan menghindar keburukan di dalam urusan dunia dan akhirat. Allah Ta'ala berfirman, "Dan barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya". (QS.At-Talaq: 3).

Diriwayatkan dari sahabat Umar radhiyallahu 'anhu, dari NabI shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Jika sekiranya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar tawakal, niscaya kalian akan diberi rizki sebagaimana para burung, mereka meninggalkan sarang dalam keadaan lapar, kembali dalam keadaan kenyang makanan". (HR.Tirmidzy).

Berkata Said ibnu Jubair, "Tawakal adalah kumpulan dari keimanan". Tawakal tidaklah meniadakan dan bersebarangan dengan menjalankan sebab-musabab yang ditakdirkan Allah yang telah digariskan dalam sunah-Nya pada para makluk. Sesungguhnya Allah memerintahkan para makluk agar menempuh sebab-sebab dan juga memerintahkan tawakal. Singkat kata, menempuh sebab musabab adalah ibadah, dan tawakal hati adalah ibadah dan keimanan.

Berkata Salaf, "Mencela usaha(menempuh sebab musabab) maka sungguh ia mencela sunnah Allah, dan barang siapa mencela tawakal maka ia mencela keimanan". Dikatakan pula, "Barangsiapa tidak menempuh sebab-akibat, maka sungguh ia melecehkan syariat, dan barang siapa yang hanya bergantung dengan sebab-akibat maka ia melecehkan tauhid".

Jumat, 14 Juni 2013

KABAR GEMBIRA

Allah Ta'ala berfirman dalam Al Qur'an Surat Al-Hajj: 34-35, yang artinya, "Dan sampaikanlah (wahai Muhammad) kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah). (Yaitu) Orang-orang yang apabila disebut nama Allah hati mereka bergetar, orang-orang yang sabar atas apa yang menimpa mereka, dan orang-orang yang menegakkan sholat dan orang-orang yang menginfakkan sebagian rezeki yang Kami karuniakan kepada mereka".

Al-Imam As-Syinkity rahimahullah berkata di dalam tafsirnya, "Allah Ta'ala memerintahkan kepada Nabi-Nya shalallahu 'alaihi wa sallam agar menyampaikan kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk dan patuh, mereka rendah diri kepada Allah, senantiasa tenang kepada-Nya, yang dari sifat mereka apabila disebut nama Allah hati mereka bergetar takut kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, demikian pula orang-orang yangg sabar atas apa yang menimpa mereka, yang mana Allah berikan kabar gembira atas pahala dan surga Nya. Merekalah orang-orang yang benar-benar beriman secara hak, sehingga pantas memasuki surga Allah Azza wa Jalla.

Allah berfirman, "Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar. Yaitu apabila mereka ditimpa musibah mereka mengatakan" Inna lillahi wa inna ilaihi roji'un". Mereka mendapat ampunan dan rahmat dan mendapat petunjuk". (Al-Baqoroh: 155-157.)

Kamis, 13 Juni 2013

CINTA DUNIA

Penyakit yang menggelayuti kebanyakan umat islam sebagaimana yang diisyaratkan dalam riwayat yang masyhur adalah 'Al WAHN', yaitu cinta dunia dan takut mati.

Dunia merupakan sumber ketergelinciran. Sedangkan harta mengandung banyak penyakit, paling tidak ia akan menjadikan seseorang sombong dan takabur, minimal, menyibukkan dari mengingat Allah dan ayat-ayat-Nya. Sedang orang yang lalai, ia adalah orang yang merugi. Bila ia jauh dari mengingat Allah, ia akan terkuasai syaiton dan syaiton akan menghiasi keburukan-keburukan seolah-olah kebaikan.

Seseorang yang mabuk dunia keadaannya lebih parah dari mabuk arak, orang tersebut tidak akan pernah sadar dan siuman kecuali bila telah merasakan sempit dan gelapnya liang lahat. Berkata Yahya ibnu Mu'adz, "Dunia merupakan araknya syaithon, barang siapa yang mabuk, ia tidak akan sadar hingga merasakan hadirnya kematian dan ia tergolong dari orang-orang yg menyesal selamanya".

Diriwayatkan oleh Anas, bahwa Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa yang Akhirat memenuhi keinginan hatinya, maka Allah jadikan rasa kaya berada di hatinya dan dikumpulkan baginya perbendaharaan harta, datang kepadanya isi dunia, sedang ia merasa tidak butuh padanya. Dan barangsiapa dunia memenuhi isi hatinya, maka Allah jadikan kefakiran melekat di hadapan matanya, dan menjauh darinya perbendaharaan harta, dan gemerlap dunia menjauh darinya kecuali apa yg ditaqdirkan baginya". (HR.Tirmidy)

SALAF DAN SYUKUR

Imam Ahmad meriwayatkan di dalam kitab Musnadnya bahwa Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam berpesan kepada Mu'adz seraya bersabda, "Demi Allah, Aku mencintaimu, Aku bepesan kepadamu agar kamu tidak melupakan di setiap akhir sholatmu do'a: 'Ya Allah mudahkan untukku agar senantiasa mengingat-Mu dan bersyukur kepada-Mu dan beribadah kepada-Mu dengan baik". (HR.Ahmad dan Tirmidzy).

Syukur adalah pengikat dan sebab yang menjadikan bertambahnya suatu nikmat. Berkata Umar bin Abdul Aziz rahimahullah, "Ikatlah suatu nikmat agar terus menerus turun dengan banyak besyukur kepada Allah.

Berkata Ali bin Abi Tholib radhiyallahu 'anhu, "Sesungguhnya suatu nikmat akan terus bersambung dengan bersyukur, dan syukur pula yang akan menjadikan nikmat bertambah, dan keduanya terikat dalam satu ikatan, bertambahnya nikmat tidak akan putus selagi hamba senantiasa bersyukur".

Abul-Mughiroh bila ditanya, Bagaimana keadaanmu pagi ini? Ia menjawab, "Pagi ini kami penuh dengan kenikmatan, akan tetapi tidak pandai untuk mensyukurinya". Dikatakan kepada Abu Hazim: bagaimana bersyukurnya mata? Ia menjawab: "Bila kamu melihat kebaikan maka kamu ceritakan, dan bila melihat keburukan maka kamu menutupinya". Bagaimana bersyukurnya telinga? Ia menjawab, "Bila engkau mendengar kebaikan maka kamu hafalkan, dan jika mendengar keburukan maka engkau tinggalkan". Bagaimana bersyukurnya tangan? Ia menjawab, "Jangan engkau mengambil yang bukan hak kamu, dan jangan kamu menahan hak Allah yang telah dititipkan kepadamu."

Kamis, 06 Juni 2013

BUJUKAN NAFSU

Jiwa bilamana penuh dengan bujukan, maka jiwa tersebut adalah jiwa yang tercela. Ia tidak akan bisa terbebas kecuali bila mendapat taufiq dari Allah Ta'ala.

Allah menceritakaan keadaan jiwa dalam firman-Nya, "Dan aku tidak menyatakan diriku bebas dari kesalahan, karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rohmat oleh Tuhanku". (QS.Yusuf: 53).

Allah berfirman: "Kalau bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu, niscaya tidak seorangpun diantara kamu bersih dari perbuatan keji dan mungkar selama-lamanya, akan tetapi Allah membersihkan siapa yang Dia kehendaki ". (QS.An-Nur :21).

Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam mengajari umatnya dalam khutbah hajah, "Dan kami berlindung kepada Allah dari keburukan jiwa kami, dan keburukan amal-amal kami". (HR.Abu Dawud dan Ibnu Majah).

Di dalam sabda tersebut dikabarkan bahwa keburukan senantiasa ada dan melekat di dalam jiwa dan mengakibatkan munculnya amal-amal buruk, jika Allah tidak memberi taufiq niscaya ia akan terjerumus dalam keburukan.

Marilah kita berlindung kepada Àllah Ta'ala agar dijauhkan dari jiwa yang buruk dan keji.

BERTANYA KEPADA PARA SAKSI

Allah Ta'ala berfirman dalam Ayat-Nya, "Dan mereka bertanya kepada kulit mereka, mengapa kamu menjadi saksi terhadap kami ?!" Kulit mereka menjawab, "Allah yang menjadikan segala sesuatu untuk bisa bicara, yang menjadikan kami bisa bicara juga". (QS.Al Fushilat: 21).

Mari kita cermati ayat di atas. Adalah sesuatu yang konyol bila kita bertanya kepada indera kita, kepada anggota badan kita, kepada kulit kita! Kenapa konyol? Ya, karena kita hampir-hampir dilempar ke neraka. Pertanyaan itu dikatakan sudah terlambat untuk kita tanyakan. Kalau mau tanya sekarang, mumpung kita masih hidup.

Betapa congkak dan sombongnya diri kita. Bisa jadi makanan yang kita makan adalah makanan haram, pakaian yang kita kenakan adalah hasil haram, rumah yang kita berteduh padanya adalah rumah haram, mobil yang kita gunakan adalah haram bukan hak kita, perkara yang kita lakukan adalah perkara yang haram, mendholimi, mengunjing, memaki, menghardik,.... Sedang hati kita bisa jadi hati yang busuk, hasad, dengki , iri, naudzubillah min dzalik.....

Bahwasanya Allah akan menerima kita hanya dalam wujud yang selamat dalam segala hal sebagaimana firman-Nya, "Kecuali orang-orang yang datang kepada Allah dengan hati yang selamat". (QS. As-Syua'ro: 89)

Selasa, 04 Juni 2013

SEBAIK-BAIK CITA-CITA

Allah Ta'ala berfirman dalam kitab-Nya: "Harta dan anak adalah perhiasan kehidupan dunia, tetapi amal kebajikan yang terus menerus adalah lebih baik pahalanya disisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan dan cita-cita". (QS.Al-Kahfi: 46)

Kandungan Ayat Muliya di atas, memberikan peringatan agar banyak beramal shalih, dan tidak bersibuk dengan perhiasan dan gemerlapnya dunia dari harta benda dan keluarga, sehingga melalaikan dari apa yang lebih kekal di akhirat yang jauh lebih berharga.

Allah Ta'ala telah sebutkan gemerlap dunia di dalam Ayat QS.Al-Imran: 14-15 dan Allah beritahukan apa yang lebih berharga dalam Firman-Nya: "Katakanlah; 'Maukah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian?' Bagi orang-orang yang bertaqwa tersedia di sisi Tuhan mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya, dan pasangan-pasangan yang suci serta ridha Allah. Dan Allah Maha Melihat hamba-hamba-Nya".

Berkata para ulama tentang ayat di atas, semua bersepakat pada satu perkara, yaitu Amal yang mendatangkan Ridho Allah diantaranya berupa menjaga Sholat Lima Waktu, sebagaimana diriwayatkan para salaf diantaranya Ibn Abbas, Said ibn Jubair, Abu Maisaroh, dan Amr ibn Syarahbil.

- Adwa'ul Bayan 562-