Minggu, 31 Maret 2013

SEORANG MUKMIN DI HADAPAN ALLAH

Allah Ta'ala adalah Dzat yang Maha kasih lagi sayang kepada para hambanya yang mukmin, Allah adalah walinya, mencintai dan melindunginya dari mara bahaya, menerima amalnya, melipat gandakan amal perbuatannya, melimpahkan karunia kepadanya, meliput dan mengampuni dosa-dosanya, menutup kesalahannya, dan memberikan perlindungan disaat hidup dan setelah matinya.

Bisa jadi seorang mukmin yang tidur lelap dipembaringannya, sedang para malaikat menjaga dan melindunginya dari mara bahaya dan memanjatkan ampunan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

 Allah Ta'ala berfirman yang artinya: "Para Malaikat yang memikul 'Arsy dan malaikat sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta mereka memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengatakan); 'Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliput segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksa neraka yang menyala-nyala". (QS.Al-Mukmin: 7).

KEDUDUKAN HATI

Allah Ta'ala berfirman dalam ayat-Nya: "Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya". (QS. Al-Isra': 36).

Sesungguhnya hati memiliki kedudukan mulia dalam anggota badan. Ia sebagai pengatur, asal dari segala perintah, menggerakkan badan sesuai kehendaknya, semua dibawah kendalinya, disana pula isyarat untuk istiqomah dalam kebenaran atau keluar dari ketaatan. Semua tergantung apa yang diyakini sang hati dan dikehendakinya. Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Ketahuilah, sesungguhnya di dalam anggota badan terdapat segumpal darah, bila ia baik maka seluruh anggota badannya akan berperilaku baik, bila ia buruk, maka anggota badannya akan berperilaku buruk". (HR.Bukhari-Muslim).

Singkat kata, Hati adalah raja dan penguasa, anggota badan bergerak karenanya, dan tidak akan melahirkan pahala di akhirat kelak melainkan bila niat yang di dalam hati lurus. Oleh karena hati yang kelak akan dilihat Allah dan diminta pertanggungjawaban maka perhatian akan bersihnya hati dan terhindar dari noda-noda yang akan merusaknya serta mengobati hati yang berpenyakit, lebih utama untuk kita bersibuk dari amalan selainnya.

Sabtu, 30 Maret 2013

MAHABBAH KEPADA ALLAH

Ibrohim bin Adham berkata: "Andaikata manusia mengetahui nikmatnya cinta kepada Allah, niscaya mereka akan mengurangi makan, minum dan angan-angan dunia. Lihatlah para malaikat yang cinta dan tunduk kepada Allah, hingga mereka merasa cukup dengan berdzikir kepada-Nya dan tidak memerlukan yang lainya".

-- Hilyatul-Auliya' 10/81--

Jumat, 29 Maret 2013

KEUTAMAAN SAHABAT

Manhaj Ahlussunnah wal jama'ah adalah mencintai, berwala' dan loyal kepada para sahabat radhiyallahu 'anhum. Tidak memperbincangkan apa yang mereka berselisih dan berperang diantara mereka. Akan tetapi menahan diri dan menahan lisan atas mereka. Sebagaimana Allah Ta'ala terangkan bagaimana umat terdahulu dari kalangan para Tabi'in bilamana disebutkan para sahabat: "Dan Orang-orang yang datang setelah mereka (para sahabat dari kaum Muhajirin dan Anshor), mereka berdo'a: 'Ya Tuhan Kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan jangan Engkau tanamkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman' ". (QS.Al-Hasyr: 10).

Jasa para sahabat dimasa Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam sangatlah amat besar sekali, mereka beribadah di malam hari, berjihad dan berjuang di siang hari. Harta mereka habiskan di jalan Allah, berlomba dalam segala jalan kebajikan tidak kenal lelah. Nabi shalallahu 'alaihi sallam bersabda: "Sebaik-baik manusia adalah zamanku, kemudian setelahnya, kemudian setelahnya". (HR Bukhari dan Muslim).

Dari sini kita mengetahui keutamaan para sahabat dan keutamaan umat ini dari umat lainnya. Dan tidak tertipu dengan para rofidhoh yang mendekatkan diri kepada Allah dengan mencela, mencerca para Sahabat radhiyallahu 'anhum. Para rofidhoh di zaman sekarang ini telah menyebar dan berkembang, meski demikian mereka tidak punya nyali menampakkan wujud mereka, hingga dengan mudah mengacaukan barisan kaum muslimin. Allahul Musta'an.

Kamis, 28 Maret 2013

ILMU DAN KEUTAMAANNYA

Allah Ta'ala berfirman:"Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman diantara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu dengan beberapa derajat". (QS. Al-Mujadalah: 11).

Allah Ta'ala berfirman: "Katakanlah (wahai Muhammad), Apakah sama antara orang-orang yang memiliki ilmu dan orang-orang yang tidak memiliki ilmu?" (QS. Az-Zumar: 9)

Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barang siapa yang Allah kehendaki baginya kebaikan, niscaya Allah fahamkan baginya agamanya". (HR. Bukhari Muslim).

Ilmu senantiasa membimbing pemiliknya pada jalan menuju surga dan akan menerangi dan menunjuki pada hidayah dan menjauhkan pada jalan kegelapan dan kesesatan. Berkata Al-Hasan: "Ilmu ada dua jenis, Ilmu secara lisan dan ini adalah hujjah bagi anak cucu Adam, sebagaimana terdapat dalam hadist yang berbunyi: 'Al-Qur'an hujjah yang akan menguatkan dirimu atau akan membinasakanmu'. (HR Muslim). Dan ilmu jenis yang kedua adalah ilmu yang akan menguatkan hati, dan ini adalah ilmu yang bermanfaat. Yaitu ilmu tentang Allah dan nama serta sifat-sifat-Nya, yang akan mendatangkan khosyah, mahabbah, tawakal dan seterusnya. Berkata Ubadah ibnus Shomith radhiyallahu'anhu: 'Ilmu yang akan pertama kali terangkat dari manuasia adalah khusyuk dan khosyah'. Bilamana ilmu yang berada di hati terangkat, maka tinggallah ilmu yang berada di lisan. Selagi manusia tidak mengamalkan ilmu lisan ini dan tidak memperhatikannya maka hilanglah ilmu secara keseluruhannya, dan tinggallah seburuk-buruk manusia dan dengannya tegak hari kiamat.

-- AL ILMU/ 26 --

MENJELANG KEMATIAN

Disunnahkan bagi yang hadir dihadapan orang yang sakit menjelang perpisahan antara ruh dan jasad agar melakukan hal diantaranya mentalqin (menuntun orang yang sakit ) kalimat Tauhid "LAA ILAAHA ILLALLAH".

Diriwayatkan dari Muadz bin Jabal, bersabda Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam: "Barang siapa yang akhir ucapannya kalimat LAA ILAAHA ILLALLAH ia akan masuk surga". (HR. Abu Dawud).

Dari Utsman bahwa Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa meninggal sedangkan ia mengetahui bahwa tiada sesembahan yang berhak untuk disembah melainkan hanya Allah semata, ia akan masuk surga". (HR Muslim).

Waktu memberikan talqin ini adalah sebelum ajal menjemput. Adapun setelah wafat maka tidak disyariatkan lagi.

Rabu, 27 Maret 2013

ILMU IMAM DARI AMAL

Ilmu merupakan imam dari suatu amalan, pemimpinnya dan pengarahnya. Sedang amal berada dibelakangnya dan selalu mengikuti ilmu. Setiap amal yang tidak didasari ilmu dan mengikuti ilmu, maka amal tersebut tidak bermanfaat bagi orangnya. Bahkan membahayakannya, sebagaimana ungkapan para salaf: "Barang siapa beribadah kepada Allah tanpa ilmu, maka kerusakan dan keburukan lebih dominan daripada mendatangkan kebajikan ".

Sesungguhnya diterima dan ditolaknya amal tergantung sejauh mana keilmuan dia terhadap amal tersebut. Selagi sesuai ilmu maka akan diterima, dan selagi berseberangan dengan ilmu maka akan tertolak. Ilmu merupakan neraca dan timbangan, sebagaimana firman Allah Ta'ala: "Dia-lah yang menciptakan kematian dan kehidupan agar menguji kalian manakah diantara kalian yang paling baik amalnya, Dia-lah Dzat Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun". (QS. Al Mulk: 2)

Berkata Fudhail ibn Iyadh, "Yang paling ikhlas dan benar". Tidak mungkin meraih dua perkara diatas kecuali dengan jalan ILMU. Sekiranya ia tidak mengetahui ilmu yang diajarkan dalam sunnah Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam maka ia tidak dapat meraih derajat ikhlas dan mencocoki kebenaran. Maka ILMU merupakan dalil atas ikhlas dan dalil dari mengikuti kebenaran. -- ILMU/ 93 --

EMPAT INDUK KEBAIKAN

Allah Ta'ala berfirman dalam Surat Al-'Asr, yang artinya: "Demi waktu 'Asr. Sesungguhnya manusia benar-benar merugi. Kecuali orang-orang yg beriman dan beramal sholih dan saling nasihat-menasihati dalam kebenaran dan dalam kesabaran".

Imam Syafi'i rahimahullah berkata, "Sekiranya manusia semuanya merenungi ayat ini, niscaya mereka akan tercukupi (dalam urusan kebajikan). Penjelasannya, bahwa martabat kesempurnaan ada empat tingkatan, dengan menyempurnakan keempat ini niscaya manusia akan meraih kesempurnaan kebajikan, diantaranya:
* Mengetahui jalan kebenaran.
* Mengamalkan jalan kebenaran.
* Mengajarkan kpd orang yg belum mengetahui jalan kebenaran.
* Sabar dlm mempelajari dan mengamalkan dan mengajarkan jalan kebenaran.

Disebutkan dalam ayat di atas empat martabat ini, dan Allah bersumpah di dalam surat ini pula dengan salah satu ciptaan-Nya yaitu waktu/ masa, yang mana manusia terancam merugi, kecuali:
* Orang yg beriman, yaitu yg mengetahui al-hak/ jalan kebenaran dan meyakini nya.
* Orang yg beramal saleh, yaitu yang senantiasa mengamalkan apa yang diketahui dari kebenaran.
* Saling Menasihati, yaitu mengajarkan dan menyebarkan kebenaran.
* Saling menasihati dalam kesabaran tatkala meniti jalan kebenaran dan mengajak pada keteguhan. Dan ini merupakan puncak kesempurnaan, dikarenakan yang dinamakan kesempurnaan, bilamana seseorang telah sempurna dalam dirinya, ia menyempurnakan untuk orang-orang disekitarnya. Kesempurnaannya dengan ia berjuang dengan ilmu dan amal. Adapun kunci kekuatan ilmu, terletak pada iman. Dan kunci kekuatan amal, terletak didalam kesholihan. Baik ia menyempurnakan untuk dirinya/ untuk orang lain dengan saling menasihati di dalam kebenaran/ kesabaran.

- Al-Ilmu Fadhluhu wa Syarofuhu 42 -

NIAT DAN KEUTAMAANNYA

Niat bukanlah sekedar lantunan lisan dengan menyatakan ungkapan "Aku niat ". Akan tetapi niat adalah gerakan hati yang berjalan yang dibukakan oleh Allah Ta'ala, yang terkadang mudah dan ringan, dan terkadang diwaktu lain susah dan sulit. Adapun bagi orang-orang yang hatinya dipenuhi urusan akhirat, niscaya mudah baginya untuk menghadirkan niat yang lurus. Dan barang siapa yang hatinya dipenuhi perkara dunia, niscaya berat baginya niatan yang lurus, walaupun dalam perkara yang mengarah kepada kewajiban yang telah Allah bebankan kepadanya.

Nabi shalalllahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya amal tergantung pada suatu niat, dan sesungguhnya manusia akan mendapat balasan kelak bedasar niat yang telah ia niatkan". (HR. Bukhary Muslim).

Perlu diperhatikan bahwa niat tidak bisa merubah amal buruk menjadi suatu kebajikan. Seperti ibaratnya seseorang mengelola hartanya dengan riba/ merampok, ia niatkan hasil riba dan rampokan untuk di gunakan sedekah, menyantuni para yatim, dan membangun tempat ibadah seperti masjid. Akan tetapi niat hanya berperan dalam perkara yang mengandung ketaatan dan perkara mubah. Bilamana niatan seseorang tulus dan ikhlas dalam mengerjakan ketaatan dan perkara mubah, maka akan mendulang pahala besar yang berlipat ganda, sesuai ketulusan niat.

Kamis, 21 Maret 2013

KETIKA MUSIBAH DATANG

Tatkala musibah kematian datang menimpa anak adam, seorang hamba wajib bersabar dan mengharapkan pahala dari Allah Ta'ala sebagaimana ketika datang musibah yang lainnya. Hendaknya ia mengucapkan sekaligus memaknai dan meyakini akan kandungan kalimat istirja': "INNA LILLAHI WA INNA ILAIHI RO'JIUN". Artinya: "Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya kepadan-Nya kami kembali".

Dan hendaknya tidak melupakan do'a yg di ajarkan Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam: "ALLAHÙMMA AJURNI FI MUSIBATI WAKHLUFLI KHOIRON MINHA". Yang artinya : "Ya Allah berilah pahala kepadaku dalam musibahku ini dan gantikanlah untukku dengan yang lebih baik dari musibahku ini".

Ketika Ummu salamah ditimpa musibah meninggalnya suaminya yaitu Abu Salamah, lantas ia mengucapkan do'a ini, maka pada saat masa iddahnya selesai, Ummu salamah dikejutkan dengan pinangan Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam lantas menikahinya , hingga ia menjadi salah satu Ummahatul Mukminin. (HR. Muslim). Allah benar-benar mengantikan untuk Ummu Salamah dengan apa yang lebih baik dari musibah yang menimpanya dikarenakan kesabaran, keyakinan atas do'a yang ia panjatkan.


Rabu, 20 Maret 2013

COBAAN

Ujian dan cobaan yang menghampiri manusia beragam macam bentuknya, bisa berupa kekurangan harta, hilangnya tempat tinggal, hilangnya nyawa, kelaparan dan sebagainya....

Allah Ta'ala berfirman: "Dan sungguh kami akan berikan cobaan kepada kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah buahan. Dan berikan kabar gembira kepada orang-orang yang sabar". (QS. Al Baqoroh: 155).

Bila musibah terjadi maka manusia terbagi menjadi dua, orang yang sabar dan orang yang berkeluh kesah. Orang yang berkeluh kesah menimpa padanya 2 musibah , yaitu hilangnya sesuatu yang ia cintai dengan musibah yang datang tersebut dan luputnya pahala dari sisi Allah Ta'ala. Adapun orang yang diberi taufik Allah Ta'ala maka ia akan menahan apa yang dimurkai Tuhannya dari segala perbuatan dan ucapan. Ia berharap pahala yang besar dari musibah yang menimpanya.

Selasa, 19 Maret 2013

MENGHUKUMI ORANG LAIN

Tidak boleh seseorang mefungsikan dirinya sebagai penentu terhadap orang lain (menghakimi), dengan melupakan dirinya sendiri, bahkan seharusnya seseorang hendaknya memperhatikan aib dirinya terlebih dahulu sebelum memperhatikan aib orang lain. Akan tetapi bila seorang muslim mefungsikan dirinya sebagai pemberi nasihat bagi saudara-saudaranya, menyuruh kepada yang baik, mencegah dari yang mungkar, maka ini baik dan dibolehkan. Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Agama adalah nasihat". Kamipun bertanya, "Untuk siapa?" Beliau menjawab, "Untuk Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya, para pemimpin kaum muslimin, dan untuk kaum muslimin seluruhnya".(HR. Muslim).

Tidak diragukan lagi, bahwa memberi ketetapan bagi manusia (menghukumi) memerlukan ketelitian dan kajian yang mendalam. Karena seseorang tidak boleh berpedoman pada dugaan dan prasangka.

Allah Ta'ala berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan jangan kamu cari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kalian menggunjing yang lainnya".
(QS. Al-Hujurat: 12).

Allah Ta'ala berfirman: "Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahuinya, sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semua itu kelak akan dimintai pertanggungjawaban atasnya". (QS. Al-Isra': 36).

Minggu, 17 Maret 2013

MEMBACA AL-QUR'AN

Dianjurkan bagi seorang mukmin dan mukminah agar memperbanyak membaca Kitabullah disertai dengan tadabur dan pemahaman tafsir secara benar.

Allah Ta'ala berfirman yang artinya: "Inilah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka mentadaburi/ memperhatikan ayat-ayat-Nya dan supaya mendapat pelajaran sekiranya ia tergolong orang-orang yang memiliki akal ".(QS. Ash Shad: 29)

Nabi shalallahu 'alaihi wa salam bersabda: "Bacalah Al-Qur'an karena ia akan datang di hari kiamat sebagai penolong bagi orang-orang yang membacanya ".(HR Muslim).

Hendaknya kita memperbanyak membaca kitab Allah dengan mentadaburi, memahami dan ikhlas karena Allah, serta dibarengi tujuan untuk mendapatkan faidah ilmu.

Kamis, 14 Maret 2013

IKHLAS

Ibadah adalah urusan yang sakral dan syarat diterima ibadah tersebut adalah ikhlas dan mutaba'ah. Para ulama menjabarkan makna ikhlas diantaranya:
* Memurnikan niat hanya mendekatkan diri kepada Allah Ta'ala dan menjauhi dari segala kotoran yang melumurinya.
* Mengesakan Allah Ta'ala dalam meniatkan segala ketaatan.
* Melupakan pandangan para makhluk dengan senantiasa melihat Allah.

Segala bentuk bagian dunia senantiasa mengoda jiwa, hati condong padanya, entah disadari atau tidak, sedikit atau banyak. Tatkala manusia tergerak untuk beramal, niscaya banyak godaan hingga menghilangkan keikhlasan. Oleh karenanya para salaf mengatakan, "Barang siapa yang selamat sesaat dalam umurnya untuk ikhlas karena wajah Allah sungguh ia akan beruntung". Betapa tidak? Ikhlas sangatlah berat dan sukar, dikarenakan berbolak-baliknya hati.

Singkat kata, ikhlas adalah membersihkan hati dari segala noda kotoran semuanya, sedikit dan banyaknya, hingga hati tersebut hanya semata berupaya mendekatkan diri kepada Allah, hingga tiada niaatan lain. Perkara ini tidaklah timbul melainkan hanya orang yang cinta Allah dan mengharap perjumpaan akhirat, hingga tidak tersisa untuknya perkara dunia di dalam hatinya.

Allah Ta'ala berfirman: "Katakanlah (wahai Muhammad) Apakah perlu Kami beritahukan kepadamu tentang orang yang paling rugi perbuatannya? Merekalah orang yang sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia, sedangkan mereka mengira telah berbuat sebaik-baiknya".(QS. Al-Kahfi: 103-104).

HATI YANG BERSIH

Allah Ta'ala menurunkan Al-Kitab dan Mengutus Para Rusul, tidak lain dan bukan dalam rangka membersihkan jiwa dan hati para manusia, sebagaimana halnya diutusnya Nabi Muhammad shalallahu 'alaih wa salam, disebutkan dalam firman-Nya:
"Dialah Allah Yang mengutus seorang Rasul kepada kaum yg ummi, dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan Ayat-ayat-Nya, mensucikan jiwa mereka, mengajarkan Al-Kitab dan Hikmah, meski sebelumnya mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata".(QS. Al-Jumu'ah: 2).

Allah Ta'ala kaitkan keberuntungan hamba dengan kesucian jiwa dan hati, bahkan Allah bersumpah berturut-turut karenanya. "Demi matahari dan sinarnya di pagi hari. Demi bulan bila mengiringinya. Demi siang bila menampakkannya. Demi malam bila menutupinya. Demi langit dan susunannya. Demi bumi serta hamparannya. Demi jiwa dan kesempurnaan ciptaan-Nya. Maka jiwa tersebut diilhami jalan kejahatan dan ketaqwaan. Maka sungguh beruntung orang yang mensucikan jiwanya. Dan sungguh rugi orang yang mengotorinya". (QS. Asy-Syams: 1-10).

Mensucikan jiwa artinya membersihkan dari segala noda hati yang mengotorinya, baik itu berupa keinginan-keinginan yang buruk, ambisi yang kotor, kedengkian dan kroni-kroninya. Sebagaimana sedekah harta juga dinamakan pembersih harta, karena dengan sedekah berarti ia telah menyalurkan hak Allah kepada orang yang membutuhkannya.

Rabu, 13 Maret 2013

MENAHAN PANDANGAN

Mata dan Hati satu sama yang lain saling berhubungan. Jika salah satu baik maka akan baik pula yang lainnya. Menjaga mata merupakan sesuatu yang mesti dilakukan agar hati terjaga pula.

Imam Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah menulis manfaat dari menjaga pandangan mata diantaranya:
* Dengan menahan pandangan mata berarti ia telah berpegang dengan perintah Allah Ta'ala: "Katakanlah kepada laki-laki beriman, agar mereka menjaga pandangannya". (QS. An-Nuur: 30). Menjalankan perintah Allah merupakan puncak kebahagiaan bagi hamba dalam kehidupannya dunia dan akhirat.
* Menahan pandangan akan mencegah sampainya pengaruh panah beracun kedalam hati seorang hamba.
* Menahan pandangan akan mewariskan kedekatan hamba dengan Allah Ta'ala.
* Menjaga pandangan akan menguatkan hati dan mewariskan ketenangan jiwa.
* Menahan pandangan akan menghasilkan cahaya bagi hati. Allah Ta'ala berfirman: "Allah pemberi cahaya kepada langit dan bumi ". (QS. An-Nuur: 35).
* Menahan pandangan akan mewariskan firasat yang benar yang dengannya ia akan mampu membedakan antara yang benar dan yang bathil, antara yang jujur dan yang dusta.

Ibnu syujja' Al-Kirmani rahimahullah berkata," Barang siapa yang memakmurkan dhohirnya dengan mengikuti sunnah dan memakmurkan bathinnya dengan muroqobah, menahan pandangannya dari perkara yang diharamkan, menahan jiwanya dari syubhat dan makan dari hasil yg halal, maka firasatnya tidak akan salah".

- Ad-Da'u wad Dawa' 277 -

HATI YANG BUSUK

Agama Islam bukanlah sekedar slogan dan retorika serta pandai membikin kata-kata, namun Islam adalah agama yang selamat dan menghantarkan pada keselamatan dalam semua sisi. Bahkan kelak di akhirat, yang akan memasuki surga merekalah yang memiliki 'hati yang salim' dari segala unsur-unsur keburukan. Bagaimana tidak? Karena ia selalu membaca dan mentadaburi Kalam Allah. Dan sungguh Allah berfirman:  "Katakanlah, Al-Qur'an adalah petunjuk dan penyembuh bagi orang-orang yang beriman?".
(QS.Fushilat: 44)

Hati yang kotor bisa saja menimpa semua orang, bahkan tidak sedikit aktivis dakwah dan penyandang ilmu agama yang terasuki penyakit hati kotor ini. Hingga dalam berdakwah dan ceramah maupun lembaran tulisan-tulisan mereka tidak diniatkan murni dan ikhlas kepada Allah Ta'ala. Allah Ta'ala berfirman: "Ingatlah! Hanya milik Allah agama yang murni dari syirik ". (QS. Az-Zumar: 3).

Allah Ta'ala juga berfirman: "Katakanlah! Sesungguhnya aku diperintahkan agar menyembah Allah dengan penuh ketaatan kepada-Nya ". (QS. Az-Zumar: 11).

Perlu kita ingat bahwa harta, tahta, jabatan, ketersohoran, aneka barang yang kita miliki, semua akan kita tinggal begitu saja tatkala ajal menjemput kita. Allah Ta'ala berfirman, "Semua yang ada di bumi itu akan binasa". (QS Ar-Rahman: 26).

Minggu, 10 Maret 2013

JAGALAH ALLAH

Abu Hazim berkata," Tidaklah seorang hamba memperbaiki hubungannya dengan Allah, niscaya Allah akan memperbaiki hubungannya dengan para makhluknya yang lain. Dan tidaklah seorang hamba merusak hubungannya dengan Allah, melainkan Allah akan merusak hubungannya dengan makhluk lainnya. Sungguh mengambil muka untuk satu orang lebih mudah dari pada mengambil muka semua orang. Jika anda hanya mengambil pilihan segalanya untuk Allah, niscaya semua orang akan berpihak kepada anda. Dan jika anda merusak hubungan dengan Allah, niscaya semua orang akan benci kepada anda". Sumber: Hilyatul-Auliya' 3/239.

DAKWAH DENGAN TELADAN

Sahl bin Abdillah pernah ditanya seseorang, "Hai Abu Muhammad, siapakah yang menurut anda layak aku bergaul dengannya?". Ia menjawab, "Bergabunglah dengan orang yang berbicara dengan anggota tubuhnya dan bukan dengan lidahnya". Abdullah bin Bisyr berkata, "Ada seseorang yang sesekali duduk dengan Ayyub As-Sakhtiyani, lalu ketika ia melihat perilaku Ayyub, maka ia semakin mantab kemauannya untuk mengikuti ucapan yang ia dengar".

Sabtu, 09 Maret 2013

PENGHALANG DOA

Doa merupakan senjata bagi seorang muslim, dengannya segala yang kita impikan akan terwujud. Dan ini merupakan hubungan yang erat antara makhluk yang lemah dengan Robb Pencipta Alam semesta. Di sana ada kemungkinan sebab tidak terkabulnya suatu doa hingga apa yang ia minta tidak dikabulkan, diantaranya adalah:
*  Tidak menghadap sepenuhnya kepada Allah Ta'ala tatkala memanjatkan doa.
* Mengandung dosa/ keburukan, sehingga Allah tidak meridhoi permohonannya.
* Memakan harta haram, pakaian haram, sehingga membuat lemah jiwa sang pemanjat do'a.
 * Tidak yakin atas doa yang ia panjatkan, bisa dikarenakan lalai, aniaya, banyaknya dosa atas hati hingga Allah menutupnya.
* Terburu-buru dlm mendapatkan pengkabulan dari Allah. Dikarenakan Allah Maha Hikmah mengetahui kapan mengabulkan doa yang tepat. Dan bisa jadi Allah gantikan permohonannya dengan sesuatu yang lebih baik untuknya di akhirat atau dengan doa yang ia panjatkan ia terselamatkan dari keburukan, sehingga dengan ini kita tidak boleh tergesa-gesa atas terkabulkannya do'a.

KEHIDUPAN

Siang dan malam saling berdampingan, sedangkan seorang mukmin senantiasa khawatir dalam 2 perkara:
1. Waktu yg telah berlalu, yang ia tidak tahu apa yang akan Allah berikan balasan padanya.
2. Waktu yang akan datang, apakah Allah akan membimbingnya diatas Taufiq dan Hidayah-Nya?

Berkata Al-Hasan, "Sesungguhnya manusia yang paling ringan hisabnya di akhirat adalah orang-orang yang memperhitungkan amalnya tatkala di dunia, jika ia mengetahui keinginannya untuk beramal adalah karena Allah maka ia teruskan. Jika keinginannya untuk berbuat bukan karena Allah, ia segera menahan".

Hakikat kehidupan tidak lain hanyalah umur dan ajal. Hakikat umur tidak lain adalah tahun-bulan-pekan-hari-jam-menit-detik....yang itu merupakan hembusan nafas yang akan segera berhenti. Betapa banyak gunung yang menjulang ke langit akhirnya meletus, bangunan yang kokoh menjadi hancur, lautan yang dalam mengering...
Nabi shalallahu 'alaihi wa salam bersabda, "Tidaklah dunia bila dibanding akhirat melainkan hanya sekedar tetesan air laut yg menempel di salah satu jari seseorang diantara kalian,maka hendaknya kalian melihat apa yang tersisa". HR Muslim.

MENJAGA AMALAN

Manusia hidup di dunia untuk beramal, hingga terlihat di mata Allah mana yang amalannya paling mulia. Tentu orang-orang berlomba dalam beramal, dengan cita-cita dapat memetik hasil dari amal tersebut. Ibaratnya ia bercocok tanam dengan harapan menuai dan memetik jerih payah dari tanaman yang ia tanam.

Akan tetapi setelah susah payah beramal dia lupa bahwa amal bisa rusak, hancur, bahkan sirna, hingga ia tidak mendapat balasan di akhirat kelak sebagaimana pula tanaman akan rusak karena hama yang menyerang, banjir, badai angin dst....

Diantara dalil yang menunjukkan bahwa amalan bisa batal, hancur dan tidak akan memperoleh balasan di akhirat, diantaranya adalah:
Allah berfirman: "Dan sungguh telah diwahyukan kepadamu wahai Muhammad, dan kepada Nabi-Nabi sebelummu: 'Sungguh, jika engkau menyekutukan Allah, niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah engkau termasuk orang yang rugi".

Lihatlah, bagaimana Allah memperingatkan Nabi shalallahu 'alaihi wa salam- yang tidak mungkin terjerumus dalam pembatal amal- dengan ancaman yang sedemikian rupa dasyatnya, hingga ini merupakan pelajaran bagi umat ini, agar dapat menjaga amal, hingga ia tidak merugi di Akhirat kelak.

Jumat, 08 Maret 2013

DITERIMANYA AMAL

Allah Ta'ala berfirman: "Barangsiapa mengharap pertemuan dengan Tuhan nya maka hendaklah ia mengerjakan kebajikan dan janganlah ia mempersekutukan dengan sesuatu pun dalam beribadah kepada Tuhannya". (QS. Al-Kahfi: 110).

Berkata al Imam Ibnul Qayyim rahimahullah: "Ini adalah suatu amal yang diterima, yaitu hendaknya sesuai dengan As-Sunnah dan diniatkan hanya kepada Allah semata. Dan tidak dapat dua hal ini dicapai melainkan dengan Ilmu, dikarenakan bila ia tidak mengilmui apa yang diajarkan Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam. Ia tidak dapat meraih ikhlas karena ia tidak mengenal Tuhannya. Dan sekiranya tanpa ilmu niscaya amalnya tdk diterima.

Maka bisa disimpulkan Ilmu adalah petunjuk yg mengarahkan pada keikhlasan dan petunjuk yang membawa kepada mengikuti Nabi shalallahu 'alaihi was salam. Diantara doa yang dipanjatkan Umar bin Khothob adalah: "Allahummaj'al amali kullahu solihan, waj'al hu liwajhika kholison, walaa taj'al li ahadin fihi syai'an ". (HR. Ahmad)

FIKIH DOA

Doa disyariatkan di setiap waktu, dianjurkan di setiap saat, dan Allah tidak membatasi dengan waktu dan zaman. Allah Ta'ala berfirman: "Dan berkata Tuhanmu, 'berdoalah kepada-Ku niscaya akan Aku kabulkan, sesungguhnya orang yang sombong dari berdoa kepada-Ku akan masuk neraka jahanam dalam keadaan hina". (QS. Ghofir: 60).

Doa ada dua jenis :
1. Doa yg berupa pujian, yaitu dengan menyebut nama dan sifat Allah dalam rangka meraih kebaikan dan menolak keburukan. Ini merupakan ibadah yg mulia.
2. Doa permintaan, yaitu menyeru kepada Allah dalam rangka meminta, yang ini adalah juga bagian ibadah.

Allah berkisah tentang Nabi Yunus 'alaihis salam dalam firman-Nya: "Dan ingatlah kisah Zun Nun (Yunus) tatkala ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mampu menyulitkannya, maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap (di dalam perut ikan di dalam laut di malam hari), 'Bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau ya Allah, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang yang dzalim (aniaya)'. Maka Kami kabulkan permintaannya dan Kami selamatkan dari kesulitan". (QS. Al-Anbiya': 87-88)

DOA YANG DIPANJATKAN

Allah Ta'ala memerintahkan kita agar memohon dan meminta segala sesuatu dari kebaikan dunia dan akhirat, dan sebaik-baik apa yang dipanjatkan seorang hamba adalah permohonan hidayah menuju jalan yang lurus dan permohonan bantuan utk menuju keridhoan Allah.

Ketika memohon doa, maka hendaknya kita melakukan pembukaan dengan memberikan puji-pujian, sanjungan, pujaan dan menetapkan atas kesempurnaan pengesaan tauhid dan ibadah kepada-Nya. Sebagaimana terabadikan dalam suatu surat yang senantiasa terulang bacaannya, yaitu firman Allah Ta'ala: "Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta Alam. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Yang menguasai hari pembalasan. Hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada Engkau kami memohon pertolongan. Tunjukkanlah kepada kami jalan yg lurus. ...". (QS. Al-Fatihah: 1-6)

DOA YANG TERLARANG

Manusia (seringkali) berdo'a untuk keburukan sebagaimana (biasanya) ia berdo'a untuk kebaikan. "Dan memang manusia memiliki sifat tergesa-gesa". (QS. Al-Isra' :11).

Berkata Al-Imam Muhammad Al-Amin dalam tafsirnya: "Makna firman diatas adalah sering kali manusia berdoa keburukan untuk dirinya atau orang lain tatkala dalam kondisi bersedih, seperti mengatakan: 'Ya Allah, matikanlah aku', ia berdo'a keburukan atas dirinya. Atau berdoa keburukan untuk orang lain tatkala marah, seperti 'Ya Allah matikanlah anak ini'. ia memanjatkan doa keburukan yang ia berharap agar dikabulkan seperti halnya berdoa kebaikan, seperti ia tatkala sakit ia berdoa kesembuhan.

Kalau seandainya do'a keburukan tersebut Allah kabulkan niscaya ia akan binasa dan sangat merugi sekali. Allah berfirman: "Dan sekiranya Allah menyegerakan keburukan atas apa yang diminta para manusia atas dasar ketergesaan mereka seperti dalam kebaikan niscaya ajal mereka akan merenggutnya (mereka akan segera mati)". (QS. Yunus: 11)

DOA YANG UTAMA


Seutama-utama doa bilamana terkumpul padanya dua keadaan, yaitu berendah diri dan suara yg lembut. Suara yang lembut dan pelan lebih dekat dengan kesempurnaan dan keikhlasan. Lebih membawa pada rendah diri dan rasa takut, dan lebih beradab, santun dan memuliakan Allah Ta'ala , yang akan lebih ingin untuk mengulang-ulang doa tersebut, tidak mengakibatkan jemu atau bosan. Adapun Melembutkan suara, ini menunjukkan kedekatannya dengan Robb.
Allah Ta'ala berfirman: "Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas". (QS Al-A'raf : 55).
Sumber: Fikih Do'a dlm mausuah fikih jild 2/8

KETENANGAN JIWA

Allah Ta'ala berfirman; "Dan Dia (Allah) memberi petunjuk kepada orang yang bertaubat kepada-Nya, (yaitu) orang-orang yg beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram". ( QS Ar-ra'du : 27-28 ).

Ibnu Qoyyim berkata: "Tentramnya jiwa yaitu tenangnya hati, dan tidak merasa goncang, sebagaimana disabdakan Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam : "Kebajikan adalah sesuatu yg menentramkan jiwa". (HR Ahmad).

Para ulama menyebutkan makna dzikir disini ada dua pendapat;
1). Yaitu dzikirnya seorang hamba kepada Allah Ta'ala, maka ini akan menenangkan dan menentramkan jiwa. Maka apabila seorang merasa sempit, gundah, guncang jiwa dan hatinya, tidak ada jalan utk menenagkannya kecuali mengingat Allah Ta'ala.
 2). Maksud dzikir adalah Al-Qur'an yang Allah turunkan kepada Nabi saw. Ringkas kata, sesungguhnya jiwa ini tidak akan merasa tenang kecuali dengan iman dan yakin kepada Allah. Dan keduanya ini tidak mungkin ditempuh melainkan dengan berdzikir dan membaca Al-Qur'an. Sebagaimana firman Allah Ta'ala: "Dan barangsiapa yang berpaling dari mengingat Ar-Rahman (Al-Qur'an) maka kami biarkan setan mengodanya (menyesatkannya) dan ia menjadi teman karibnya." (Bada'iut-Tafsir 2/497 )

DIANTARA ILMU DAN HARTA

Banyak di antara manusia berandai dan berangan utk mendapat harta yg melimpah, dengan itu ia dapat beramal saleh, namun tatkala harta tersebut Allah berikan dlm rangka ujian, tdk sedikit yg berubah mnjd congkak, sombong, dan lupa daratan, lupa akan keadaan sebelumnya. Allah  Ta'ala berfirman, ''Harta & anak2 adalah perhiasan kehidupan dunia, tetapi amal kebajikan yang istiqomah adalah lebih baik pahalanya diisisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan ". (QS Al-Kahfi : 46)

Imam Muhammad Al-Amin di dalam tafsirnya menerangkan, ''Ayat ini memberikan peringatan kpd manusia utk beramal saleh, agar tidakk sibuk dg hiasan dunia, dan dari apa yg jauh lebihh baik utk akhiratnya, yg berupa amal salih". Dan diantara amal salih adalah ilmu yg bermanfaat yg dpt dijadikan harapan di masa yang akan datang.

Diantara keutamaan ilmu atas harta adalah:
* Ilmu adalah warisan para Nabi, sedang harta merupakan tinggalan raja dan orang kaya.
* Ilmu yg manfaat akan menjaga pemiliknya dari aneka keburukan, sedangkan harta, sebaliknya akan membawa pd aneka kemurkaan.
* Ilmu akan bertambah bila digunakan, sedang harta tdk demikian.
* Ilmu yg bermanfaat akan turut serta menemani pemiliknya di alam kubur bahkan ke akherat, sedang harta, tatkala pemiliknya wafat, tdk akan ikut masuk ke liang kubur.
* Ilmu dibutuhkan oleh siapa saja tak kenal batas, sedang harta hanya dibutuhkan orang yg fakir/ miskin/ rakus/ paling tidak miskin hati dan perasaan.
* Jiwa akan mulia dg terkumpulnya Ilmu, berbeda dg harta, semakin terkumpul bisa jd semakin rakus dan bakhil.
* Ilmu akan mjdkn seseorang menghambakan diri kpd Allah, sedang harta banyak manusia diperbudak olehnya. "Celaka hamba dinar, hamba dirham...." HR Bukhary.



Jumat, 01 Maret 2013

ETIKA MENCARI ILMU

Sufyan berkata: " Dahulu apabila seseorang ingin menulis hadist, maka terlebih dahulu ia akan memperbaiki etika dan ibadahnya selama 20 tahun".                                         

Sufyan Ats-Tsaury jg berkata: " Kami pernah mendatangi seorang ulama, lalu kami lebih suka mempelajari etika dan akhlaknya dari pada ilmu nya".                                       

Imam Malik berkata: " Orang yg mencari ilmu harus memiliki sopan santun, ketenangan, rasa takut dan mempunyai keinginan kuat untuk meniti jejak para pendahulunya". 
Hilyatul-Auliya' 6/324.