Sabtu, 11 Mei 2013

BEKAL BAGI SEORANG YANG DIBERI UJIAN SAKIT

1. Hendaknya tatkala seseorang yang Allah berikan ujian sakit agar ridho terhadap takdir yang Allah putuskan & bersabar serta berbaik sangka kepada Allah atas apa yangg menimpanya. Diriwayatkan dari Sahabat Syuhaib, bersabda Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam, "Mengherankan perkara seorang mukmin, segala apa yang ada padanya mendatangkan kebaikan. Hal ini tidak akan ada kecuali bagi seorang yang mukmin. Jika ia mendapat kesenangan ia bersyukur, maka ini yang terbaik untuknya. Jika ditimpa sesuatu petaka ia sabar. Ini yang terbaik baginya". (HR.Muslim).

2. Hendaknya ia diantara rasa berharap rahmat Allah dan magfiroh-Nya & takut kepada Allah atas dosa-dosanya. Dari Anas radhiyallu 'anhu, bahwa NabI shalallahu 'alaihi wa sallam mendatangi pemuda yang sedang sakit menjelang kematian, maka Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bertanya, "Bagaimana keadaanmu?" Ia menjawab, "Aku berharap rahmat Allah & khawatir atas dosa-dosaku." Maka Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Tidaklah dua perkara ini terkumpul pada seorang hamba dlm keadaan seperti ini kecuali Allah berikan harapannya dan diberikan keamanan dari yg ia khawatirkan". (HR.Tirmidzy & Ibnu Majah).

3. Tidak dibolehkan mengharap kematian, walau penyakitnya sangat kronis. Dikisahkan oleh ummu Fadl, bahwa Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam tatkala mendatangi pamannya Abbas radhiyallahua disaat sakit keras sedangkan ia merintih mengharap datangnya kematian, maka Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Wahai pamanku, jangan sekali-kali mengharap kematian, jikalau sekiranya engkau seorang yang baik dan diberikan panjang umur, maka kebaikanmu semakin banyak. Akan tetapi sekiranya engkau seorang yang buruk, maka umur panjangmu bisa kau gunakan untuk bertaubat dari keburukanmu, maka ini lebih baik bagimu". (HR.Ahmad). Jikalau sangat terpaksa sekali maka hendaknya ia mengucapkan doa ini: 'Ya Allah hidupkanlah aku selagi hidup membawa kebaikan padaku, dan wafatkanlah aku sekiranya kematian akan mendatangkan kebaikan untuku'." (HR.Bukhary-Muslim)

4. Memperbanyak Taubat & Istigfar dari dosa yang dikerjakan.

5. Menunaikan hak yang belum tertunaikan kepada para pemilik hak tersebut. Paling tidak memberikan wasiat kepada kerabat agar menunaikan hak tersebut. Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Barang siapa melakukan kedholiman kepada saudaranya, maka hendaknya ia meminta halal(dimaafkan) dari saudaranya ". (HR.Bukhary.)

Kamis, 09 Mei 2013

JIWA YANG MUTHMAINNAH

Apabila jiwa seseorang merasa tenang tatkala kembali dan ingat akan Allah Ta'ala, sejuk disaat menyebut-Nya, rindu akan bertemu dengan-Nya, bahagia dan ridho disaat berhadapan dengan-Nya, maka jiwa ini adalah jiwa yang Muthmainnah.

Allah Ta'ala berfirman, "Wahai jiwa yang muthmainnah (tenang), kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridho dan diridhoi-Nya. Masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku. Dan masuklah ke dalam surga-Ku." (QS.Al-Fajr: 27-30). Berkata Ibnu Abbas, "Muthmainnah artinya jiwa yang senantiasa jujur terhadap Tuhannya".

Berkata Qotadah, "Muthmainnah adalah jiwa seorang mukmin yang senantiasa merasa tenang terhadap apa yang Allah janjikan kelak, dan senantiasa bahagia mengenal nama dan sifat-sifat-Nya yang dikabarkan oleh-Nya dan oleh rasul-Nya, senantiasa yakin akan datangnya perkara setelah kematian dari alam barzah dan kejadian kiamat, dan beriman akan taqdir Allah bahkan pasrah dan ridho, hingga tidak berkeluh kesah, tidak terpengaruh apa yang datang dan terlewatkan, memahami betul kandungan dari firman Allah Ta'ala: "Tidaklah suatu musibah yang menimpa hamba kecuali atas ijin Allah, dan barang siapa beriman kepada Allah atas musibah tersebut niscaya hatinya akan mendapat petunjuk." (QS.At-Taghobun: 11)

Minggu, 05 Mei 2013

BERSHOLAWAT

Nabi sallallahu alaihi ws sallam bersabda, " Pertama kali yg akan di putuskan perkara seorang anak cucu adam adalah urusan darah ".Diriwayatkan oleh sahabat muliya, Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, bahwa Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Barang siapa mengucapkan sholawat kepadaku sekali, niscaya Allah Ta'ala mendoakan kepada orang tersebut sepuluh kali." (HR.Muslim).

Berkata Ibnul Aroby, Sesungguhnya Allah Ta'ala telah berfirman, "Barang siapa yang datang membawa satu kebajikan maka baginya sepuluh kali lipat semisalnya." (QS.Al-'An'am: 160). Di dalam ayat muliya ini diterangkan, bahwa siapa saja yang berbuat kebaikan sekali, ia akan mendapat sepuluh kali lipat balasan dari Allah Ta'ala. Demikian pula mengucapkan Sholawat untuk Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam sekali maka baginya mendapat sholawat atau do'a dari Allah Azza wa Jalla sepuluh kali. Dan do'a dari Allah adalah jauh lebih baik dan muliya dari hanya sekedar satu pahala kebajikan.

Diriwayatkan dari sahabat Abdullah Ibnu Mas'ud radhiyallahu'anhu, dari Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya Allah memiliki para malaikat yang betebaran di muka bumi yang menyampaikan salam kepadaku dari para umatku." (HR.Ahmad dan Nasa'i).

Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Hari terbaik bagi kalian adalah hari Jum'ah, hari tersebut diciptakan Adam, di hari itu ia diwafatkan, di hari itu ditiup sangkakala, dan manusia dibangkitkan, maka perbanyaklah bersholawat kepadaku, sesungguhnya sholawat kalian dihantarkan kehadapanku". Para sahabat bertanya, "Bagaimana dihantarkan ke hadapanmu sedang engkau sudah menjadi tanah?" Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla mengharamkan tanah untuk memakan jasad para Nabi." (HR.Ahmad, Abu Dawud dan Ibnu Majah)

Rabu, 01 Mei 2013

BERDZIKIR

Hati sangat membutuhkan siraman dzikir, berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah, "Berdzikir untuk hati manusia ibarat air tawar bagi ikan yang hidup di perairan, bagaimanakah keberadaan ikan tersebut jika sekiranya airnya mengering atau loncat ke daratan?" Berdzikir adalah makanan bagi hati dan ruh manusia, jika tanpanya ibarat jasad tanpa arwah atau jasad tanpa makan.

Faidah dari berdzikir diantaranya mampu menjaga diri dari tipudaya syaithon, bahkan mampu mengusirnya. Dan sebaliknya berdzikir akan mendatangkan ridho Ar-Rahman Yang Maha Perkasa, mampu menghilangkan keresahan hati, mendatangkan ketentraman dan ketenangan jiwa, mendatangkan cahaya hati dan wajah, dan memperolih manisnya iman dan kecintaan Allah Azza wa Jalla.

Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa mengucap kalimat: "Laa ilaaha illallahu wahdahu laa syarikalahu lahul mulku walahul hamdu wahuwa 'ala kulli syai'in qodir" sehari seratus kali, maka baginya mengimbangi pahala membebaskan sepuluh budak, ditulis baginya seratus kebajikan, dihapus baginya seratus keburukan, ia mendapat penjagaan dari godaan syaithon dari paginya hingga sore dan tiada yang mampu menandinginya kecuali seseorang yang beramal lebih banyak darinya." (HR.Bukhari dan Muslim).

Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Barang siapa mengucapkan kalimat: 'Subhanallahu wabihamdihi', ia akan ditanamkan baginya satu pohon kurma di Surga." (HR.Tirmidzy). Berkata Ibnu Mas'ud radhiyallahu'anhu, "Aku lebih suka bertasbih kepada Allah Ta'ala dari pada berinfak sejumlah beberapa dinar dijalan Allah Azza Wa Jalla."