Kamis, 31 Juli 2014

BAGAIMANA SETELAH RAMADHAN

Tidak diragukan lagi setiap orang yang berpuasa dan menghidupkan malam ramadhon pasti berharap dan memanjatkan doa agar semua amal shalehnya diterima dan mendapat pahala.

Diterimanya amal memiliki ciri-ciri dan sifat yang dapat diharapkan, diantaranya: Menjumpai dirinya terdapat kebaikan dan istiqomah dalam ketaatan setelah sepeninggal bulan ramadhon dan lebih baik dari sebelum-sebelumnya. Senantiasa mementingkan ibadah, dengan suka dan cita, menjaga amalan-amalan faridhoh atau kewajiban, seperti senantiasa menjaga sholat lima waktu di masjid dengan tetap berjamaah, cinta kema'rufan, mengamalkan dan mengajaknya, membenci munkar, menjauhi dan melarangnya.

Adapun jika seseorang tersebut setelah bulan ramadhon keadaannya sama seperti sebelumnya, bahkan lebih buruk, terus menerus dalam kobangan dosa dan kesesatan, malas dalam menjalankan kewajiban, tertawan dalam jeratan maksyiat, maka semacam ini adalah alamat kesengsaraan dan tidak menggapai keuntungan. Ia tidak mampu menggunakan kesempatan emas yang sangat berharga dikarenakan tidak meminta kepada Allah magfiroh dan menjalani sebab-sebab magfiroh di bulan nan penuh keridhoan. Maka alangkah meruginya ia dan betapa besar musibah yang ia tanggung.

Ramadhon yang penuh berkah merupakan musim untuk membiasakan diri menjalankan ketaatan dan berjuang dalam ibadah dan berlomba dalam kebaikan. Dan sangatlah mengecewakan bagi seorang muslim meninggalkan ibadah selepas perginya bulan ramadhon, yang mana ia tak kenal ibadah kecuali di bulan itu saja, dan seperti mereka itu pantas untuk dikatakan: "Wahai orang yang kenal kepada Allah di bulan ramadhon, kenapa kaliyan lupa terhadap Tuhan sepeninggal ramadhon ?! Wahai orang-orang yang mengetahui Allah memfardhukan sholat lima waktu di bulan ramadhon, kenapa kalian berubah setelah romadhon pergi ?! Wahai orang-orang yang sadar bahwa Allah mengharamkan maksyiat di bulan ramadhon, kenapa kalian berpura-pura lupa setelah ramadhon?! Wahai orang-orang yang sadar disana ada neraka dan surga di bulan ramadhon, apa sebabnya kalian berpura-pura tidak ingat setelah ramadhon?! Maka alangkah mengherankan manusia-manusia tidak kenal agama kecuali di bulan puasa saja. Dan sebagian salaf mencela orang semacam ini seraya berkata, "Celaka suatu kaum yang tidak kenal Allah kecuali di bulan ramadhon saja".

Sesungguhnya yang menjadi Tuhan baik di bulan ramadhon, syawal, atau sya'ban hakikatnya sama. Sebaiknya seorang muslim menjalankan ibadah, menjauhi maksyiat adalah di setiap waktu. Allah Ta'ala memerintahkan para hamba dalam firman-Nya: "Dan beribadahlah kalian kepada Tuhanmu hingga datang pada kalian Yakin". (QS Al Hijr: 99). Yaitu, terus meneruslah beribadah dan berinabah kepada Allah diseluruh kehidupanmu hingga ajal menjemputmu. Karena kehidupan manusia semata-mata milik Allah dan Allah menghendaki kalian agar menghabiskan umur dalam ketaatan. Allah berfirman: "Katakanlah, 'Sesungguhnya sholatku, berkorbanku, hidupku, matiku hanyalah milik Allah Robb Semesta Alam". (QS. Al an'am: 162). Allah Ta'ala berfirman,"Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kalian kepada Allah dan jangan sekali-kali mati kecuali kalian islam berserah diri". (QS Al Imron: 102).

Berkata Ibnu Katsir, "Yaitu jagalah diri kalian di atas ajaran islam di waktu sehat kalian agar ketika wafat kalian tetap dalam kondisi islam, sesungguhnya Allah akan membalas sesuai apa yang ada padanya. Dan barangsiapa hidup dalam keadaan tertentu, pasti ia mati dalam keadaan tersebut, dan barangsiapa mati dalam keadaan tertentu, ia akan dibangkitkan padanya, maka kita berlindung dari menyelisihi islam".

Diantara doa yang mencakup segala kebaikan adalah ucapan Nabi Yusuf 'alaihissalam, "Wahai Allah, Engkau adalah pelindungku di dunia dan akhirat, wafatkan aku dalam keadaan islam dan pertemukan aku dengan orang-orang shalih". (QS. Yusuf: 101).

Sesungguhnya tiada kebaikan dan ketentraman di dunia dan akhirat kecuali dengan cara istiqomah terhadap agama dan syariatnya, bahkan baiknya perkara dunia tergantung pada baiknya urusan agama. Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam berdoa, "Ya Allah, perbaiki untukku perkara Agamaku, yang menjadi tonggak segala urusanku, dan perbaikilah urusan duniaku, yang menjadi ladang kehidupanku, dan dan perbaikilah perkara akhirotku yang menjadi tempat kembaliku, jadikanlah dunia sebagai bekal bagiku disetiap kebaikan, dan jadikan matiku peristirahatan dari segala keburukan". (HR Muslim).

Maka barang siapa berkehendak hidup dengan kenyamanan di seluruh sisa umurnya wajib baginya agar berpegang teguh dengan islam dan iman, menjauh dari syirik, kufur, bid'ah dan maksiyat. Allah Ta'ala berfirman, "Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan Tuhanku adalah Allah kemudian ia istiqomah, maka para malaikat turun menghampirinya seraya berkata, 'Janganlah kalian takut dan bersedih, bergembiralah dengan surga yang dijanjikan untuk kalian. Kami adalah kekasih kalian di dunia dan di akhirat,....". (QS Fushilat: 30-33).

Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam berpesan, "Barangsiapa menginginkan agar dijauhkan dari neraka dan dimasukkan surga, maka hendaknya di saat kematian menjemputnya, ia dalam keadaan beriman kepada Allah dan hari akhir, dan memperlakukan manusia dengan apa yang ia sukai untuk dirinya diperlakukan". (HR.muslim).

Kita memohon agar dihidupkan istiqomah diatas islam, dan diwafatkan dalam keadaan iman, dan diberi istiqomah dalam kebenaran dan petunjuk hingga kita diwafatkan.

~ disarikan dari tulisan Syaikh Abdurrozaq hafidzahullah di www.al-badr. net ~

Kamis, 24 Juli 2014

TAUBAT

Alhamdulillah, was sholatu was salamu ala Rosulillah, wa ba`du;

Bulan ramadhan merupakan karunia Allah Ta`ala kepada para hamba, yang seyogyanya di penghujung bulan nan suci ini kita banyak banyak bertaubat dan inabah  dari segala kekurangan yang kita lakukan di permulaan, karena manusia tentu tidak luput dari kekurangan dan kealpaan, sungguh Allah Ta`ala telah menganjurkan kepada kita agar banyak beristighfar dan bertaubat, sebagai mana di firman kan, " Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat ". (QS. Hud 3).

Allah Ta`ala berfirman, "Katakanlah: "Bahwasanya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu, diwahyukan kepadaku bahwasanya Tuhan kamu adalah Tuhan yang Maha Esa, maka tetaplah pada jalan yang lurus menuju kepada-Nya dan mohonlah ampun kepada-Nya. Dan kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang mempersekutukan-Nya ". (QS. Fushilat 6).

Allah Ta`ala berfirman, " Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai ". (QS. At Tahrim 8).

Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda, " Wahai para manusia, bertaubatlah kalian dan beristigfar kepada Allah, sesungguhnya aku bertaubat dalam sehari seratus kali". ( HR. Muslim ).

Taubat adalah kembali dari berbuat maksiat menuju kepada ketaatan Allah, karena Allah merupakan Dzat Yang Maha di ibadahi, dan hakekat ibadah adalah khudhu` dan merendahan diri kepada Allah dengan penuh kecintaan dan pengagunggan, jikalau seorang hamba terlepas dari ketaatan maka kewajiban nya adalah kembali dengan merendahkan diri serta takut berada di hadapan Allah Ta`ala.

Taubat harus dilakukan dengan segera tanpa ada penundaan dan mengakhirkan, dikarenakan seorang hamba tidak mengetahui jikalau menunda dari taubat, bisa jadi ajal menjemput nya sehingga ia tidak dapat bertaubat.

Demikian pula, terus menerus dalam dosa akan mengakibatkan kerasnya hati bahkan menjadi kan matinya hati dan lemah nya iman, karena maksiat akan menggerus iman, bahkan menghantarkan kepada kekafiran, sedikit demi sedikit  dosa tersebut akan meningkat hingga mengelincirkan agama seseorang.

Taubat nasuha memiliki beberapa syarat, diantaranya adalah :

» Hendaknya ikhlas kepada Allah Ta`ala, niatnya hanya karena cinta kepada Allah, mengagungkan Nya, mengharapkan pahala Nya, dan takut akan siksa Nya.

» Hendaknya ia menyesali perbuatannya, merasa malu dihadapan Allah Ta`ala, karena dirinya telah mengikuti bujukan nafsu yang mengajak kepada keburukan, sehingga taubat yang ia lakukan diatas ilmu dan bashiroh.

» Hendaknya ia berhenti dari perbuatan maksiat yang ia lakukan, jikalau maksiat nya adalah melakukan perkara yang haram, maka hendaknya berhenti, dan jikalau maksiat yang ia lakukan adalah meninggalkan kewajiban, maka segera ia tunaikan, maka tidak ada taubat yang dibarengi dengan terus menerus dalam kobangan maksiat.

Sebagai contoh seseorang yang bertaubat dari riba, sedangkan ia terus menerus berinteraksi dengan riba, maka taubat seperti ini hanya sekedar bercanda, bermain main, tidak menambah kecuali semakin jauh dari Allah Ta`ala.

» Hendaknya ia berazam dan berniat kuat untuk tidak mengulang perbuatan dosa di waktu kedepannya, karena hal ini merupakan bukti jujurnya ia bertaubat, dan jikalau ia mengulang perbuatan dosa nya, maka menunjukkan ia tidak membenci maksiat tersebut.

» Hendaknya melakukan taubat sebelum habis waktu bertaubat, yaitu sebelum matahari terbit dari barat, sebagai mana di firman kan, " Yang mereka nanti-nanti tidak lain hanyalah kedatangan malaikat kepada mereka (untuk mencabut nyawa mereka) atau kedatangan (siksa) Tuhanmu atau kedatangan beberapa ayat Tuhanmu. Pada hari datangnya ayat dari Tuhanmu, tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang kepada dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya. Katakanlah: "Tunggulah olehmu sesungguhnya Kamipun menunggu (pula)". (QS. Al An am 158).

Para ulama mengatakan tentang kedatangan beberapa ayat Tuhanmu adalah terbitnya matahari dari barat, berdasarkan sabda Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam, " Senantiasa taubat seseorang akan diterima hingga terbitnya matahari dari timur, jikalau telah terbit dari timur, maka setiap hati manusia akan di tutup dengan amalan yang ia lakukan ". (Berkata ibnu katsir : sanad nya bagus).

Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda, " Barangsiapa yang bertaubat sebelum matahari terbit dari timur, maka Allah akan menerima taubat nya ". (HR. Muslim).

Demikian pula waktu bertaubat berakhir jikalau seseorang dalam keadaan berhadapan dengan malaikat pencabut nyawa, ia berada di penghujung kematian.

Allah Ta`ala berfirman, " Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan: "Sesungguhnya saya bertaubat sekarang". Dan tidak (pula diterima taubat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih ". (QS An Nisa` 18).

Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda, " Sesungguhnya Allah akan menerima taubat seseorang hamba selagi ia belum sakarat (penghujung kematian) ". (HR. Ahmad dan Tirmidzi).

Selagi prasyarat di atas dipenuhi, niscaya Allah akan menerima taubat.

Allah Ta`ala berfirman," Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang ". (QS. Az Zumar 53).

Semoga Allah memberikan kita semua taufik untuk bertaubat nasuha, yang akan menghapus segala dosa dan kesalahan serta kealpaan, dan digantikan dengan pahala yang melimpah, hingga kita dimasukkan ke dalam surga.

Rabu, 23 Juli 2014

PERANGAI PENDUDUK NERAKA

Alhamdulillah, was sholatu was salamu ala Rosulillah, wa ba`du;

Neraka merupakan ciptaan Allah yang diperuntukkan bagi iblis dan bala tentaranya dari para jin dan manusia.

Seseorang dapat terjerumus dalam neraka dikarenakan mengikuti bujukan syaitan dan hawa nafsu, karena neraka dipenuhi dengan hal hal yang terlihat indah dan menarik.
Diantara perbuatan yang dapat mengantarkan ke dalam neraka sangat banyak, antara lain sebagai berikut ;

» Perbuatan kemusyrikan mengeluarkan pelakunya dari iman, baik itu berbuat syirik dalam rububiyah Allah, `uluhiyah, maupun dalam asma` dan sifat. Maka barang siapa yang menjadikan sekutu dan tandingan bagi Allah sungguh ia telah berbuat syirik besar yang mengakibatkan pelakunya kekal di dalam neraka.
Allah Ta`ala berfirman,"Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun". (QS. Al Ma`idah: 72).

» Perbuatan kufur kepada Allah Ta`ala, malaikat, kitab-kitab, para rasul, hari akhir, maupun kufur terhadap takdir. Allah Ta`ala berfirman, "Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud memperbedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan: "Kami beriman kepada yang sebahagian dan kami kafir terhadap sebahagian (yang lain)", serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir). Merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir itu siksaan yang menghinakan". (QS. An Nisaa`: 150-151).

Allah Ta`ala berfirman, "Sesungguhnya Allah melaknati orang-orang kafir dan menyediakan bagi mereka api yang menyala-nyala (neraka). Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; mereka tidak memperoleh seorang pelindungpun dan tidak (pula) seorang penolong". (QS. Al Ahzab: 64~65).

» Ingkar terhadap kewajiban dalam rukun islam yang lima, sebagai mana jikalau mengingkari ajaran tauhid, atau sholat lima waktu, atau zakat.

Demikian pula jikalau seseorang ingkar terhadap haramnya dosa dosa besar sehingga menghalalkan zina, liwath, membunuh, arak, riba, dan seterusnya dari perkara yang diketahui bersama secara terang dalam agama islam, hal itu dinyatakan kafir karena ia telah mendustakan Allah Ta`ala dan Rasul-Nya.

» Memperolok dan memberikan ejekan kepada Allah Ta`ala atau Rasul Nya atau agama islam serta menghina ajaran syariat islam.

Allah Ta`ala berfirman, " Orang-orang yang munafik itu takut akan diturunkan terhadap mereka sesuatu surat yang menerangkan apa yang tersembunyi dalam hati mereka. Katakanlah kepada mereka: "Teruskanlah ejekan-ejekanmu (terhadap Allah dan rasul-Nya)". Sesungguhnya Allah akan menyatakan apa yang kamu takuti itu. Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan manjawab, "Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja". Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?.Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. Jika Kami memaafkan segolongan kamu (lantaran mereka taubat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa". (QS. At Taubah: 64~66).

» Memaki dan mencerca Allah Ta`ala, agama dan rasul-Nya.
Syaikh Islam Ibnu Taimiyah berkata, "Barangsiapa yang mencerca Allah atau Rasul-Nya maka ia telah kafir secara dhohir dan bathin, baik ia meyakini ucapannya atau tidak, baik ia mengganggap itu haram atau halal, baik itu sengaja ataupun bergurau".

» Berhukum dengan selain apa yang Allah Ta`ala turunkan, atau meyakini bahwa diluar agama islam terdapat hukum yang lebih baik atau setara atau lebih membawa manfaat dan maslahat, atau beranggapan hukum islam tidak layak untuk diamalkan pada zaman sekarang ini.

Allah Ta`ala berfirman, "Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir". (QS. Al Ma`idah: 44).

» Perbuatan nifak, yaitu memendam kekafiran di dalam hatinya dan menampakkan dihadapan manusia seolah-olah dirinya adalah muslim. Allah Ta`ala berfirman, "Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka". (QS. An Nisaa`: 145).

Allah Ta`ala berfirman, "Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian," pada hal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar.  Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta. Dan bila dikatakan kepada mereka: "Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi". Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan".  Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar. Apabila dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah beriman". Mereka menjawab: "Akan berimankah kami sebagaimana orang-orang yang bodoh itu telah beriman?" Ingatlah, sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh; tetapi mereka tidak tahu. Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: "Kami telah beriman". Dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan: "Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok". Allah akan (membalas) olok-olokan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan mereka". (QS Al Baqarah: 8~15).

Diantara ciri perbuatan nifaq sangat banyak, diantaranya ragu terhadap apa yang telah Allah Ta`ala turun kan kepada para hamba dari Al Qur`an dan As Sunnah, ataupun enggan berhukum dengan hukum Allah, tidak suka jika islam nampak dipermukaan bumi atau menang dan dhohir di penjuru dunia, atau gemar memecah belah islam dan kaum muslimin, atau cinta terhadap musuh islam dan muslimin, atau mencela dan mencerca syiar islam, atau berat menjalankan syariat islam bahkan enggan mengamalkannya, atau sengaja meninggalkan sholat dan bermalas malasan. Allah Ta`ala berfirman, "Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali". (QS. An Nisaa`: 142).

» Di antara perbuatan yang menjerumuskan kedalam neraka adalah berbuat durhaka kepada orang tua. Allah Ta`ala telah memerintahkan kepada kita agar berbuat baik kepada orang tua, Allah Ta`ala berfirman, "Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil". (QS. Al Isra`: 23~24).

» Memutuskan tali silaturahmi.
Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Tidaklah masuk surga orang yang gemar memutuskan silaturahmi". (HR. Bukhari dan Muslim).

» Memakan harta anak yatim.
Allah Ta`ala berfirman, "Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka)". (QS. An Nisaa`: 10).

Semoga Allah menjauhkan diri kita semua dari perbuatan yang dapat menghantarkan ke dalam neraka, dan membimbing kita untuk melakukan amalan ahli surga, dan semoga kita di berikan kekuatan dan taufik untuk menggapai ridho Allah Ta`ala dipenghujung bulan nan suci ini.

Selasa, 22 Juli 2014

NERAKA DAN SIFATNYA

Alhamdulillah, was sholatu was salamu ala Rosulillah, wa ba`du;

Allah Ta`ala telah memberikan peringatan kepada para hamba dari siksa neraka yang merupakan tempat yang penuh dengan adzab yang diperuntukkan bagi orang kafir.

Allah Ta`ala, berfirman, "Maka peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir". (QS Al Baqarah: 24).

Allah Ta`ala berfirman, "Sesungguhnya Kami menyediakan bagi orang-orang kafir rantai, belenggu dan neraka yang menyala-nyala". (QS Al Insan: 4).

Allah Ta`ala berfirman, "Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek".(QS Al Kahfi: 29).

Allah Ta`ala berfirman, "Dan orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, memperoleh azab Jahannam. Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali. Apabila mereka dilemparkan ke dalamnya mereka mendengar suara neraka yang mengerikan.  sedang neraka itu menggelegak.  hampir-hampir (neraka) itu terpecah-pecah lantaran marah. Setiap kali dilemparkan ke dalamnya sekumpulan (orang-orang kafir), penjaga-penjaga (neraka itu) bertanya kepada mereka: "Apakah belum pernah datang kepada kamu (di dunia) seorang pemberi peringatan?". (QS Al Mulk: 6-8).

Allah Ta`ala berfirman, "Dan golongan kiri, siapakah golongan kiri itu?. Dalam (siksaan) angin yang amat panas, dan air panas yang mendidih.  dan dalam naungan asap yang hitam. Tidak sejuk dan tidak menyenangkan ".(QS Al Waqiah: 41-44).

Allah Ta`ala berfirman, "Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan". (QS At Tahrim: 6).

Allah Ta`ala berfirman, "Sesungguhnya orang-orang yang berdosa kekal di dalam azab neraka Jahannam. Tidak diringankan azab itu dari mereka dan mereka di dalamnya berputus asa.  Dan tidaklah Kami menganiaya mereka tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. Mereka berseru: "Hai Malik biarlah Tuhanmu membunuh kami saja". Dia menjawab: "Kamu akan tetap tinggal (di neraka ini)". (QS Az Zukhruf: 74-77).

Allah Ta`ala berfirman, "Sesungguhnya pohon zaqqum itu. makanan orang yang banyak berdosa.  (Ia) sebagai kotoran minyak yang mendidih di dalam perut.  seperti mendidihnya air yang amat panas. Peganglah dia kemudian seretlah dia ke tengah-tengah neraka. Kemudian tuangkanlah di atas kepalanya siksaan (dari) air yang amat panas. (QS Ad Dukhan: 43-48).

Dan di dalam hadits-hadits dijelaskan pula tentang sifat-sifat neraka, diantaranya adalah sebagai berikut;

° Dari Ibnu Mas’ud radhiallahu’anhu ia berkata: Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Pada hari kiamat Neraka Jahannam itu akan didatangkan dengan tujuh puluh ribu kendali, tiap-tiap kendali ditarik oleh tujuh puluh ribu malaikat.” (HR. Muslim).

° Dan diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, “Dan setiap kalian merasa bahwa Nerakan Jahannam penuh. Adapun Neraka Jahannam tidak akan penuh sampai Allah Subhanahu wata’ala meletakkan kedua kakinya hingga Neraka berkata, “Cukup, cukup, cukup” Ketika itu penuhlah Neraka dan sebagian darinya menyempit dan penuhlah dia.” (HR. Muslim).

° Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, ia berkata: “Kami bersama-sama Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam, tiba-tiba terdengar suara gemuruh. Beliau bertanya : “Apakah kamu tahu, bunyi apakah itu?” Kami menjawab: “Allah Subhanahu wata’ala dan Rasul-Nya-lah yang lebih tahu.” Beliau bersabda: “Ini adalah suara batu yang dilemparkan ke dalam Neraka sejak tujuh puluh tahun yang lalu. Batu itu sekarang baru sampai ke dasar Neraka, maka kalian mendengar suara gemuruhnya.“ (HR. Muslim).

° Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, “Neraka mengadu kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala tentang panasnya. Neraka berkata, ‘Yaa Allah, sebagian dari diriku telah memakan sebagian yang lain karena panasnya, maka berikanlah kesempatan kepadaku untuk bernafas’. Maka diberikan ijin untuk Neraka Jahannam untuk bernafas dengan dua kali nafas. Nafas di waktu dingin dan nafas di musim panas. Maka pada saat musim panas saat yang paling panas itulah panasnya api Neraka dan di saat musim dingin yang paling dinginnya yang menusuk itulah dinginnya dari api Neraka.” (HR. Bukhari dan Muslim).

° Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, Nabi shallallahu’alaihi wasallam bersabda, “(Panasnya) api yang kalian (Bani Adam) nyalakan di dunia ini merupakan sebagian dari tujuh puluh bagian panasnya api Neraka Jahannam. ”Para sahabat bertanya: “Demi Allah! Apakah itu sudah cukup wahai Rasulullah?” Beliau Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “(Belum), sesungguhnya panasnya sebagian yang satu melebihi sebagian yang lainnya sebanyak enam puluh kali lipat.” (HR. Muslim ).

° Dari Abdullah bin Khaliq bin Jundub Al Jabili dia berkata, nabi shallallahu’alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya di Neraka ada enam ular bagaikan leher-leher unta yang menyengat seorang di antara penghuni Neraka tersebut maka ia mendapatkan panasnya selama tujuh puluh tahun. Dan di dalam Neraka tersebut ada kalajangking-kalajengking yang besarnya bagaikan keledai dan salah satu di antaranya kalajengkng tersebut menyengat seorang dari penghuni Neraka maka ia mendapatkan pedihnya sengatan tersebut selama empat puluh tahun.” ( HR. Ahmad, Ibnu Hibban, Baihaki).

° Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, “Sesunggunya antara dua bahu orang kafir di dalam Neraka jaraknya perjalanan selama tiga hari bagi orang yang melakukan perjalanan cepat.“ (HR. Bukhari, Muslim dan Ahmad).

° Dari Abu Hurairah radhiyallahu`anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya gigi geraham (dalam riwayat lain: gigi taring) orang kafir besarnya seperti gunung Uhud dan tebal kulitnya perjalanan selama tiga hari.” ( HR. Muslim).

° Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya air mendidih dalam Neraka itu akan dituangkan di atas kepala-kepala mereka kemudian air tersebut akan menembus mereka sampai masuk ke dalam lambung mereka kemudian akan masuk ke dalamnya secara perlahan-lahan supaya merasakan siksaan, masuk secara perlahan-lahan ke dalam lambungnya kemudian iapun membuat kuah di dalamnya, membuat kuah yang mengalir di kakinya dan itulah As Sahr. Setiap kali ia mendapat kuah tersebut dikembalikan lagi dan mendapat siksaan tersebut.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi).

Kita berlindung kepada Allah Ta`ala dari siksa neraka dan semoga di jauhkan darinya, dan dari perbuatan perbuatan yang mendekatkan pada neraka, sesungguhnya Allah adalah Dzat Yang Maha Pengasih lagi Maha Pengampun.

Senin, 21 Juli 2014

PERANGAI AHLI SURGA

Alhamdulillah, was sholatu was salamu ala Rosulillah, wa ba`du;

Surga merupakan tempat yang kekal abadi yang penuh kenikmatan, untuk menggapai nya disana terdapat amalan amalan sholeh yang menuntun kedalam surga.

Allah Ta`ala berfirman, "Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.  Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui ". (QS Ali Imran: 133-135).

Diantara perangai ahli surga adalah:

» Bertakwa, yaitu senantiasa menjauhkan diri dari siksa neraka dengan menjalankan ketaatan hanya mengharapkan pahala Allah Ta`ala semata, dan menjauhi larangan di karenakan takut akan siksa Allah Ta`ala.

» Menginfakkan harta dalam keadaan lapang dan sempit, baik zakat wajib, sodakoh, di jalan Allah dan jalan kebaikan, tidak terjerembab kepada cinta harta sehingga ia terjauhkan dari sifat kikir dan bakhil.

» Menahan amarah, sehingga tidak berbuat melampaui batas dan berbuat aniaya terhadap orang lain.

» Memberikan maaf kepada orang lain atas kedzaliman dan perbuatan aniaya, sehingga tidak memiliki dendam, walaupun sesungguhnya ia mampu untuk menuntut balasan.

» Jikalau berbuat keburukan dan aniaya, ia segera ingat Allah dan meminta ampunan kepada-Nya.

» Tidak terus menerus dalam kubangan dosa, yaitu tidak mengulang ulang perbuatan dosa, ia sadar dan tau bahwa perbuatan yang ia lakukan adalah keburukan, sehingga timbul rasa penyesalan dan berniat untuk tidak melakukan kembali.

Didalam ayat yang lain Allah Ta`ala mensifati perangai ahli surga yaitu dalam firman-Nya, "Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman. (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya. Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna. Dan orang-orang yang menunaikan zakat. Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya. Kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya. Dan  orang-orang yang memelihara sembahyangnya. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi.  (yakni) yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya. (QS Al Mukminun: 1-11).

Didalam ayat mulia ini Allah terangkan para penghuni surga, mereka adalah :

° Orang yang beriman, yaitu iman kepada Allah, malaikat, kitab, Rosul, hari akhir dan iman kepada takdir.

° Orang yang khusyu` dalam mengerjakan sholat, tenang dan memahami isi bacaan sholat dan menyadari bahwa ia sedang berhadapan dengan Allah Ta`ala.

° Orang yang berpaling dari perbuatan sia sia, yaitu segala perbuatan yang tidak memiliki manfaat dan kebaikan.

° Orang yang senantiasa menunaikan zakat hingga mensucikan hati dan hartanya.

° Orang yang senantiasa menjaga kemaluan dari perbuatan zina dan liwath, termasuk di dalamnya larangan melakukan onani.

° Orang yang senantiasa menjaga amanah, baik amat berbentuk ucapan, perbuatan, dan barang yang di amanatkan kepadanya.

° Orang yang senantiasa menjaga sholat, mengerjakan dengan baik dan tepat waktu dan memenuhi syarat wajib, rukun, dan sunnah sunnah nya.

Dan didalam hadits banyak dijumpai amalan dan perangai ahli surga, diantaranya:

* Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda, " Barangsiapa yang berjalan menyusuri jalan jalan ilmu, niscaya Allah akan mudah kan jalan menuju surga ".(HR Muslim).

* Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa yang membangun satu rumah Allah (masjid) maka niscaya Allah bangun kan rumah di surga". (HR Bukhari dan Muslim).

* Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Tidaklah seorang muslim menjalankan sholat tathowu` bukan sholat wajib, setiap hari dua belas rakaat untuk Allah, niscaya Allah bangun kan untuk nya rumah di surga". (HR Muslim).

* Suatu hari Nabi sallallahu alaihi wa sallam ditanya tentang perbuatan yang paling banyak menghantarkan kedalaman surga, maka Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Takwa kepada Allah dan akhlak mulia". (HR Tirmidzi dan Ibnu Hibban).

Semoga Allah memberikan taufik dan kemudahan dalam beramal sholeh, dan kita dikaruniai ikhlas dan mutabaah, dan semoga kita di berikan ampunan atas segala dosa dan di golongkan sebagai penduduk surga.

Minggu, 20 Juli 2014

SURGA DAN SIFATNYA

Alhamdulillah, was sholatu was salamu `ala Rosulillah, wa ba`du;

Allah Ta`ala berfirman, "Perumpamaan surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang takwa ialah (seperti taman); mengalir sungai-sungai di dalamnya; buahnya tak henti-henti sedang naungannya (demikian pula). Itulah tempat kesudahan bagi orang-orang yang bertakwa". (QS Ar Ra`d: 35).

Allah Ta`ala berfirman, "(Apakah) perumpamaan (penghuni) jannah yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring; dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb mereka". (QS Muhammad: 15).

Allah Ta`ala berfirman, "Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan: "Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu". Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya". (QS Al Baqarah: 25).

Allah Ta`ala berfirman, "Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabaran mereka (dengan) surga dan (pakaian) sutra. Di dalamnya mereka duduk bertelakan di atas dipan, mereka tidak merasakan di dalamnya (teriknya) matahari dan tidak pula dingin yang bersangatan. Dan naungan (pohon-pohon surga itu) dekat di atas mereka dan buahnya dimudahkan memetiknya semudah-mudahnya. Dan diedarkan kepada mereka bejana-bejana dari perak dan piala-piala yang bening laksana kaca.
(yaitu) kaca-kaca (yang terbuat) dari perak yang telah diukur mereka dengan sebaik-baiknya. Di dalam surga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang campurannya adalah jahe. (Yang didatangkan dari) sebuah mata air surga yang dinamakan salsabil. Dan mereka dikelilingi oleh pelayan-pelayan muda yang tetap muda. Apabila kamu melihat mereka, kamu akan mengira mereka, mutiara yang bertaburan.
Dan apabila kamu melihat di sana (surga), niscaya kamu akan melihat berbagai macam kenikmatan dan kerajaan yang besar. Mereka memakai pakaian sutera halus yang hijau dan sutera tebal dan dipakaikan kepada mereka gelang terbuat dari perak, dan Tuhan memberikan kepada mereka minuman yang bersih. Sesungguhnya ini adalah balasan untukmu, dan usahamu adalah disyukuri (diberi balasan)". (QS Al Insan: 12-22).

Allah Ta`ala berfirman, "Hai hamba-hamba-Ku, tiada kekhawatiran terhadapmu pada hari ini dan tidak pula kamu bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami dan adalah mereka dahulu orang-orang yang berserah diri. Masuklah kamu ke dalam surga, kamu dan isteri-isteri kamu digembirakan". Diedarkan kepada mereka piring-piring dari emas, dan piala-piala dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya". Dan itulah surga yang diwariskan kepada kamu disebabkan amal-amal yang dahulu kamu kerjakan. Di dalam surga itu ada buah-buahan yang banyak untukmu yang sebahagiannya kamu makan". (QS Az Zukhruf: 68-73).

Dari Abu Hurairah radiyallahu‘anhu ia berkata, bahwa Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya orang yang pertama kali masuk Surga laksana bulan di malam pertama. Orang yang masuk setelah mereka laksana bintang yang sangat terang di langit yang cerah. Mereka tidak buang air kecil, tidak buang air besar, tidak beringus, dan tidak meludah. Sisir mereka terbuat dari emas. Keringat mereka adalah minyak kesturi. Tempat BUKHUR (PEWANGI RUANGAN DAN TUBUH) mereka adalah batang kayu gaharu. Isteri-isteri merreka semuanya adalah bidadari,bentuk tubuh mereka semuanya sama yaitu seperti bentuk tubuh bapak mereka Adam: tingginya enam puluh hasta di langit”. (HR Bukhari dan Muslim).

Dari Anas bin Malik radiyallahu ‘anhu berkata, bahwa Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ”Berangkat pagi-pagi atau siang hari di jalan Allah lebih baik daripada dunia dan seisinya. Sungguh tempat satu hasta kalian di Surga lebih baik daripada dunia dan seisinya. Kalaulah seorang wanita penduduk Surga menampakkan dirinya kepada penduduk dunia, niscaya dia akan menerangi antara keduanya dan bumi akan penuh dengan wewangian. Sungguh, penutup kepalanya lebih baik daripada dunia dan seisinya”. (HR Bukhari).

Dari Anas bin Malik radiyallahu ‘anhu berkata, bahwa Nabi bersabda: “Aku masuk ke Surga, ternyata di sana ada sungai yang di pinggirnya ada kemah-kemah yang terbuat dari mutiara. Maka aku memukulkan tanganku ke air yang mengalir itu, ternyata airnya adalah minyak kesturi yang sangat harum, lalu akau bertanya: "Apa ini, Wahai Jibril?" Jibril menjawab: "Ini adalh kautsar yang diberikan Allah kepadamu.” (Shahiihul Jaami’ no.3260).

Dari Anas bin Malik radiyallahu ‘anhu berkata, bahwa Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ”Di Surga ada sebuah pasar yang diadakan hanya pada hari Jum’at. Maka ketika itu angin berhembus dari utara kemudian menerpa wajah-wajah mereka hingga menjadikannya semakin indah, merekapun kembali kepada isteri-isteri mereka dalam keadaan yang semakin bagus dan tampan, maka isteri-isteri mereka berkata: ‘Demi Allah, kalian semakin bagus dan tampan setelah meninggalkan kami.’Mereka juga berkata: ‘Kalian juga semakin bagus dan cantik setekah kami tinggalkan”. (HR Muslim).

Dari Shuhaib bin Sinan ia berkata, bahawa Rasulullah bersabda : “Bila penduduk Surga telah masuk Surga dan penduduk Neraka telah masuk Neraka, maka ada yang berseru: "Wahai penduduk Surga, sesungguhnya kalian memiliki janji di sisi Allah yang ingin Dia tunaikan kepada kalian", maka mereka bertanya: "Apakah itu?".bukankah Allah telah memberatkan timbangan amal kebaikan kami, memasukkan kami ke Surga dan menyelamatkan kami dari Neraka?’ Maka disingkaplah tirai, merekapun melihat kepada Allah. Demi Allah, Allah tidak pernah memberikan sesuatu yang paling mereka cintai dan yang paling menyejukkan pandangan mereka dai pada melihat-Nya.” (Shahiihul Jaami’ no.535).

Dari al-Mughirah bin Syu’bah ia berkata, bahwa Rasulullah bersabda: “Musa bertanya kepada Rabbnya: ‘Siapa penduduk Surga yang paling rendah tingkatannya?’ Allah menjawab: ‘Seseorang yang datang setelah seluruh penduduk Surga masuk ke Surga.’ Maka dikatakan kepadanya : ‘Masuklah ke dalam Surga.’ Orang itu berkata : ‘Bagaimana caranya,Wahai Rabbku? semuanya telah menempati tempatnya dan mengambil bagiannya’ maka dikatakan kepadanya : ‘Apakah kamu rela bila memiliki kerajaan seperti milik seorang raja di dunia?’ Orang itu menjawab : ‘Tentu..aku rela wahai Rabbku.’ Allah berkata kepadanya : ‘Inilah bagianmu dan yang semisalnya, semisalnya dan semisalnya lagi. Pada yang kelima kalinya dia berkata :‘Tentu..aku rela wahai Rabbku.’ Selanjutnya Allah berkata : ‘Ini adalh bagianmu dan sepuluh kali lipatnya. Bagimu pula segala apa yang diingini oleh jiwamu dan yang menyenangkan pandanganmu.’ Maka dia berkata : ‘Aku rela wahai Rabbku, siapa yang paling tinggi derajatnya?’ Mereka orang-orang yang aku pilih. Aku menanam kemuliaan mereka dengan tangan-Ku sendiri dan Aku tutup dengannya. Kenikmatan itu tidak pernah dilihat oleh mata, didengar oleh telinga, dan tidak pernah terlintas dalam hati manusia.” (HR. Muslim).

Semoga Allah Ta`ala menjadi kan kita tergolong kelompok yang dibebaskan dari api neraka serta di masukkan kedalam surga-Nya yang kekal abadi.

Sabtu, 19 Juli 2014

LAILATUL QADAR

» hari kedua puluh satu «

Alhamdulillah, was sholatu was salamu `ala Rosulillah, wa ba`du;

Di akhir bulan ramadhan ini Allah Ta`ala memulihkan dengan malam yang penuh berkah yaitu malam Lailatul Qadar, yang dikhususkan untuk umat ini.

Allah Ta`ala berfirman, "Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah. (yaitu) urusan yang besar dari sisi Kami. Sesungguhnya Kami adalah Yang mengutus rasul-rasul. sebagai rahmat dari Tuhanmu. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui". (QS Ad Dukhon: 3-6).

Allah Ta`ala telah memberikan sifat pada malam Lailatul Qadar dengan malam yang penuh berkah dikarenakan banyaknya kebaikan dan keutamaan, dan diantara keberkahan malam itu adalah diturunkannya Al Qur`an, dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah, yaitu merinci dari Lauhil Mahfudz, perkara-perkara yang Allah tetapkan pada setahun dari segala rizki, umur, kebaikan, keburukan, dan segala urusan yang telah di putuskan Allah Ta`ala.

Allah Ta`ala berfirman, "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar". (QS Al Qadr: 1-5).

Arti dari Al Qodr adalah kemuliaan, keagungan, dan bermakna takdir dan keputusan, dikarenakan malam itu adalah malam yang penuh berkah dan kemuliaan yang Allah putuskan perkara-perkara setahun.
Malam Lailatul Qadar merupakan malam kesejahteraan bagi orang yang beriman dikarenakan banyaknya yang dibebaskan dari ancaman siksa neraka hingga selamat darinya.

Dan Lailatul Qadar berakhir dengan terbitnya fajar sebagai mana itu merupakan tanda bergantinya malam dengan siang hari.
Di dalam surat ini terdapat banyak faidah, diantaranya:

» Allah Ta`ala menurunkan Al Qur`an sebagai petunjuk dan jalan yang membimbing kebahagiaan dunia dan akhirat.

» Di dalamnya mengandung kebaikan lebih dari seribu bulan.

» Malaikat turun dengan membawa rahmat, kebaikan dan keberkahan.

» Malam itu merupakan malam kesejahteraan dan pembebasan dari adzab, dikarenakan perbuatan hamba dalam ketaatan kepada Allah Ta`ala.

» Allah Ta`ala menurunkan surat Al Qadar yang di baca hingga kelak hari kiamat.

Keutamaan malam Lailatul Qadar disebutkan dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu`anhu bahwa Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa yang mendirikan sholat pada malam Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala, niscaya ia akan mendapatkan ampunan dosa-dosanya yang terdahulu". (HR Bukhari dan Muslim).

Malam Lailatul Qadar terdapat dalam malam yang ganjil di sepuluh terakhir bulan ramadhan.
Nabi sallallahu `alaihi wa sallam bersabda, "Carilah (malam Lailatul Qadar) pada sepuluh terakhir, jikalau sekiranya merasa berat maka jangan kurang dari tujuh hari terakhir". (HR Muslim).

Nabi sallallahu `alaihi wa sallam bersabda, "Carilah malam Lailatul Qadar pada hari ganjil dalam sepuluh hari terakhir bulan ramadhan". (HR Bukhari).

Hikmah dari tidak diberitahukannya malam Lailatul Qadar secara pasti dalam suatu malam oleh Allah Ta`ala dalam rangka kasih sayang Allah pada para hamba, hingga seorang hamba dapat memperbanyak amalan dan menjadi giat dan semangat dalam mendekatkan diri kepada Allah Ta`ala.

Semoga Allah Ta`ala menjadikan kita tergolong kelompok yang berlomba dalam kebaikan, bersyukur atas karunia dan nikmat, beribadah kepada Allah Ta`ala dengan baik hingga datang ajal menjemput kita dalam keadaan khusnul khotimah.

Jumat, 18 Juli 2014

KEUTAMAAN SEPULUH HARI AKHIR BULAN RAMADHAN

» hari kedua puluh «

Alhamdulillah, was sholatu was salamu `ala Rasulillah, wa ba`du;

Segera menghampiri kita sepuluh hari terakhir bulan ramadhan ini, di dalamnya terdapat banyak keutamaan dan kekhususan, di antaranya:
» Bahwasanya Rasulullah sallallahu `alaihi wa sallam lebih bersemangat dan bersungguh sungguh dalam ibadah dan beramal.

Ummul Mukminin `Aisyah radhiyallahu`anha berkata, "Sesungguhnya Nabi sallallahu `alaihi wa sallam tatkala memasuki sepuluh hari terakhir bulan ramadhan bersungguh sungguh dalam ibadah tidak seperti di hari lainnya". (HR Muslim).

Dalam riwayat lain beliau radhiyallahu`anha berkata, "Dahulu Nabi sallallahu `alaihi wa sallam apabila memasuki sepuluh hari terakhir bulan ramadhan beliau mengencangkan ikat pinggangnya dan menghidupkan malamnya serta membangunkan keluarganya". (HR Bukhari dan Muslim).

Dalam riwayat lain beliau radhiyallahu`anha berkata, "Dahulu Nabi sallallahu `alaihi wa sallam pada malam dua puluh hari pertama mengerjakan sholat dan tidur untuk beristirahat, akan tetapi jikalau memasuki sepuluh hari terakhir bulan ramadhan beliau begadang dan mengencangkan ikat pinggangnya". (HR Ahmad)·

Dalam hadits di atas menunjukkan keutamaan sepuluh hari terakhir bulan ramadhan, karena Nabi sallallahu `alaihi wa sallam bersungguh-sungguh tidak seperti hari-hari bisa, beliau meningkatkan amalan ibadah dari sholat, tilawah, dzikir, doa, sedekah dan sebagainya, serta mengencangkan ikat pinggangnya yaitu menjauhi istri-istrinya.

Nabi sallallahu alaihi wa sallam menghidupkan malam-malamnya untuk ibadah baik ibadah hati, lisan, anggota badan dalam rangka menggapai malam Lailatul Qadar, yang barang siapa beribadah malamnya dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang terdahulu.

`Aisyah radhiyallahu`anha berkata, "Aku tidak pernah melihat Nabi sallallahu alaihi wa sallam menghidupkan malamnya hingga subuh kecuali hanya di sepuluh hari terakhir bulan ramadhan". (HR Muslim).

» Di antara keutamaan sepuluh hari terakhir bulan ramadhan, bahwasanya Rasulullah sallallahu `alaihi wa sallam membangunkan keluarganya untuk ibadah sholat dan dzikir dalam rangka menggunakan kesempatan yang penuh berkah ini, yang hanya sesaat dalam setahun, maka suatu kebahagiaan bagi yang diberikan taufiq pada malam tersebut.
Sebagai manusia melewatkan malam-malam tersebut hanya dengan sia-sia, ini merupakan bentuk keburukan dan keteledoran yang sepantasnya dihindari oleh setiap muslim.

» Di antara keutamaan sepuluh hari terakhir bulan ramadhan, bahwasanya Rasulullah sallallahu `alaihi wa sallam melakukan ibadah i`tikaf yaitu menggunakan waktu khusus untuk ibadah dan berbuat ketaatan.

Diriwayatkan dari sahabat Abu Said Al Hudriy radhiyallahu`anhu, bahwasanya Rasulullah sallallahu `alaihi wa sallam mengerjakan i`tikaf di sepuluh hari terakhir bulan ramadhan, dan bersabda, "Barangsiapa diantara kalian yang berkehendak untuk beri`tikaf maka beri`tikaflah". (HR Muslim).

Dari Ummul Mukminin `Aisyah radhiyallahu`anha berkata, "Dahulu Nabi sallallahu alaihi wa sallam mengerjakan i`tikaf di sepuluh hari terakhir bulan ramadhan pada setiap tahunnya hingga beliau wafat, kemudian para istri-istri Nabi melakukan i`tikaf sepeninggal beliau sallallahu alaihi wa sallam".(HR Bukhari dan Muslim).

Tujuan melakukan ibadah i`tikaf yaitu agar dapat berkonsentrasi mengerjakan ketaatan di dalam masjid dalam rangka menggapai keutamaan malam Lailatul Qadar dengan aneka ibadah seperti sholat, tilawah, dzikir, doa, serta menjauhi perkara yang tidak membawa manfaat dari urusan dunia.

Semoga Allah Ta`ala memberikan taufik untuk mengerjakan ketaatan, dan diberikan khusnul khotimah kepada kita, serta diberikan ampunan atas segala dosa-dosa kita dan orang yang telah mendahului kita.

Kamis, 17 Juli 2014

FATHU MAKKAH

» hari ke sembilan belas «

Alhamdulillah, was sholatu was salamu ala Rosulillah, wa ba`du;

Sebagai mana pada bulan yang penuh berkah ini Allah Ta`ala memberikan kemenangan kepada kaum muslimin dalam pertempuran Badr, Allah Ta`ala juga telah memberikan kemenangan dalam fathu Makkah pada tahun delapan hijriyah, sehingga kota Makkah menjadi negri islam yang bertauhid dan terbebas dari kesyirikan.

Sebab terjadinya fathu Makkah adalah tatkala terjadi kesepakatan dan perundingan antara Nabi sallallahu alaihi wa sallam dan kaum kafir Quraish pada Sulhu Hudaibiyah pada tahun keenam hijriyah, maka diantara kabilah arab dari kelompok Khuza`ah memberikan pembelaannya kepada Nabi sallallahu alaihi wa sallam, sedangkan ada pula kabilah arab dari kelompok Bani Bakar memberikan pembelaannya kepada kaum Quraish, dan diantara dua kelompok ini memiliki sejarah panjang yang berlumuran darah.

Dalam kesempatan ini bani Bakr melancarkan penyerangan terhadap bani Khuza`ah yang kemudian di ikuti oleh suku Quraish, maka Bani Khuza`ah menyampaikan kejadian ini kepada Nabi sallallahu alaihi wa sallam, sehingga beliau berkata, " Niscaya aku akan menolong kalian sebagai mana aku menyelamatkan diri ku ".

Adapun bangsa Quraish dengan perbuatan mereka, telah melanggar perjanjian dengan kaum muslimin, sehingga mereka mengutus abu Sufyan untuk menemui Rosulullah sallallahu alaihi wa sallam untuk memperbarui dan memperpanjang masa perundingan dan perdamaian, tatkala menghadap Nabi sallallahu alaihi wa sallam, maka Nabi sallallahu alaihi wa sallam diam tidak menanggapi, kemudian menemui Abu Bakar dan Umar agar menolong untuk berbicara dengan Nabi sallallahu alaihi wa sallam, akan tetapi tidak membuahkan hasil, kemudian menemui Aly dan tidak merubah keadaan, sehingga Abu Sufyan pun kembali pulang ke Makkah.

Rosulullah sallallahu alaihi wa sallam kemudian memerintahkan agar menyiapkan pasukan perang dan mengumandangkan kepada seluruh kabilah sekitarnya agar turut mempersiapkan diri, kemudian berjalan meninggalkan kota madinah dengan kekuatan pasukan lebih dari sepuluh ribu, dan memerintahkan sahabat Abdullah bin Ummi Makhtum agar menjaga kota Madinah.

Hingga perjalanan sampai di Juhfah bertemu pamannya Al~ Abbas beserta keluarga nya hijrah dan masuk agama islam.

Dan tatkala sampai pada suatu tempat yang bernama Al~Abwa` bertemu dengan pamannya Abu Sufyan dan Abdullah ibnu Abi Umayah yang keduanya merupakan musuh yang paling kejam akan tetapi keduanya menghampiri dan menyatakan masuk ke agama islam, dan di terima oleh Nabi sallallahu alaihi wa sallam keislaman keduanya.

Ketika sampai pada suatu tempat yang bernama Murru Dzohron dekat kota Makkah Nabi sallallahu alaihi wa sallam memerintahkan agar menyalakan obor sejumlah sepuluh ribu dan menugaskan Umar ibnul Khottob untuk memimpin sekaligus berjaga, dan menugaskan Al~Abbas mengendarai keledai milik Nabi sallallahu alaihi wa sallam menuju penduduk Quraish agar menyampaikan pesan kepada mereka supaya keluar rumah meminta aman kepada Nabi sallallahu alaihi wa sallam hingga tidak diperangi.

Kemudian Nabi sallallahu alaihi wa sallam memerintahkan Al~Abbas untuk mengajak Abu Sufyan agar berdiri di persimpangan lembah disebelah bukit hingga pasukan muslimin lewat.

Satu persatu pasukan kabilah kaum muslimin melewati dan orang orang Quraish bertanya kepada Al~Abbas dan di berikan jawaban bahwa mereka adalah kaum Anshor diantara nya terdapat Sa`ad ibnu Ubadah, hingga Sa`ad datang menghampiri dan berkata dengan lantang, " Wahai Abu Sufyan, hari ini adalah hari kesengsaraan, hari ini Ka`bah tidak lagi menjadi tanah haram ".

Pasukan terus berdatangan hingga lewatlah rombongan didalamnya Rosulullah dan para sahabat beserta Zubair ibnu Awwam.

Tatkala Abu Sufyan berjumpa dengan Nabi sallallahu alaihi wa sallam maka bertanya tentang apa yang telah dikatakan oleh Sa`ad, maka Nabi berkata, " Sa`ad telah berbuat kesalahan dan alpa, hari ini adalah hari di agungkannya Ka`bah, di mulyakan  nya Ka`bah ".

Kemudian memerintahkan peralihan tugas pembawa panji kabilah dari Sa`ad kepada putra nya Qois.

Nabi muhammad sallallahu alaihi wa sallam memasuki kota Makkah dengan kemenangan dan rasa tawadhu` rendah diri kepada Allah sambil menundukkan kepala seraya membaca firman Allah Ta`ala, " Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata ". (QS Al Fath 1 ).

Nabi sallallahu alaihi wa sallam menugaskan Khalid bin Walid dan Zubair ibnu Awwam untuk berada di dua penjuru sebelah kanan dan kiri.

Kemudian Nabi sallallahu alaihi wa sallam berkata dengan lantang, " Barangsiapa yang masuk ke dalam masjid maka ia akan aman, Barangsiapa yang masuk rumah Abu Sufyan maka ia aman, dan barang siapa masuk ke dalam rumah nya serta menutup pintu maka ia aman ".

Kemudian Nabi sallallahu alaihi wa sallam mendatangi masjid dan tawaf ke Ka`bah dengan tunggangan nya, dan di jumpai disekitar Ka`bah terdapat tiga ratus enam puluh berhala, maka Nabi merobohkan berhala berhala tersebut dengan busur panah yang beliau bawa serta membaca firman Allah Ta`ala, " Dan telah datang kebenaran dan kebathilan akan sirna, sesungguhnya segala sesuatu yang bathil pasti lenyap ".

Berhala berhala berjatuhan satu persatu, dan Nabi sallallahu alaihi wa sallam memasuki dalam Ka`bah dan menjumpai didalam nya terdapat gambar seraya memerintahkan agar dihapus, kemudian mengerjakan sholat di dalam Ka`bah, kemudian berdiri di pintu Ka`bah sedangkan orang orang Quraish berada di sekitar Ka`bah , maka Nabi sallallahu alaihi wa sallam berkata," Tidak ada sesembahan yang hak kecuali hanya Allah, tiada sekutu bagi Nya, bagi Nya kekuasaan dan bagi Nya pujian dan Dia Maha Mampu atas segala sesuatu, telah benar janji Nya, telah memenangkan hamba Nya, telah menghancurkan musuh musuh Nya, wahai bangsa Quraish, Allah Ta`ala telah mengentaskan kalian dari masa jahiliyah yang di agung kan moyang kalian, ketahuilah bahwa manusia terlahir dari Adam, dan Adam di ciptakan dari tanah, Allah berfirman, " Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal ". (QS Al Hujurot 13).

" Wahai bangsa Quraish, apakah yang kalian sangka yang akan aku perbuat terhadap kalian?".
Mereka menjawab:" Pasti Engkau akan memperlakukan kita dengan baik, engkau adalah seorang yang mulia dan keturunan orang orang mulia ".

Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda, " Aku akan memperlakukan kalian sebagai mana Nabi Yusuf kepada saudaranya, sebagai mana di firman kan Allah, "Dia (Yusuf) berkata: "Pada hari ini tak ada cercaan terhadap kamu, mudah-mudahan Allah mengampuni (kamu), dan Dia adalah Maha Penyayang diantara para penyayang". (QS Yusuf 92).

" Pergilah kalian, sesungguhnya kalian aku bebaskan ".

Pada hari berikutnya Nabi sallallahu alaihi wa sallam berdiri seraya berkhutbah, setelah memuja dan memuji Allah Ta`ala, " Wahai para manusia, sesungguhnya Allah Ta`ala telah mengharamkan kota Makkah, maka tidaklah halal bagi seorang yang beriman kepada Allah dan hari akhir untuk menumpahkan  darah, mencabut sebuah pohon, sekiranya di jadikan halal niscaya itu diberikan untuk Rasul Nya, dan telah dihalalkan untuk Rasul Nya Muhammad sesaat waktu siang hari, dan sekarang telah kembali haram seperti sebelumnya, maka hendaknya yang hadir menjadi saksi dan menyampaikan kepada yang tidak hadir ".

Waktu yang dihalalkan tersebut adalah pada hari pembukaan kota Makkah dari terbitnya matahari hingga waktu ashar.

Nabi sallallahu alaihi wa sallam menginap di Makkah selama sembilan belas hari dan mengkosor sholat, mengokohkan tauhid dan iman kepada para manusia.

Dengan terbuka nya kota Makkah berarti telah sempurna kemenangan kaum muslimin, dan para manusia masuk ke agama islam secara berbondong bondong, sehingga menjadi lah kota Makkah kota islam yang menegakkan panji tauhid, menjalankan kitab Allah dan menjadi negri islam dan segala puji hanya milik Allah semata.

Semoga kita diberikan rasa syukur atas limpahan rahmat dan karunia dan dapat meneruskan kemenangan bagi islam dan muslimin.

Rabu, 16 Juli 2014

PERANG BADAR

» hari kedepan belas «

Alhamdulillah, was sholatu was salamu `ala Rosulillah, wa ba`du;

Dalam bulan yang suci penuh berkah ini Allah Ta`ala telah memberikan kemenangan kepada kaum muslimin dalam pertempuran Badr Kubro melawan musuh kafir dari kalangan musyrikin, yang kemudian dikenal dengan yaumul furqon, dimana Allah Ta`ala telah memisahkan antara kebenaran dan kebathilan, menolong Rasul-Nya dan kaum mukminin, dan menghinakan kafir musyrikin, dan peperangan tersebut terjadi pada bulan Ramadhan tahun kedua hijrah.

Sebab terjadinya peperangan ini dikarenakan Rosulullah sallallahu `alaihi wa sallam mendengar kabar bahwa Abu Sufyan beserta kafilah dagang perjalanan pulang dari negeri Syam menuju Makkah, maka Nabi sallallahu `alaihi wa sallam mengajak para sahabat untuk menghadang dan merampas kafilah tersebut, karena tidak ada perjanjian dan perdamaian antara mereka, dan sebelumnya telah dikeluarkan dari rumah dan tempat kelahiran serta merampas harta harta kaum muslimin dan memerangi dakwah islam.

Maka Nabi beserta para sahabat yang berjumlah 313 bermaksud untuk menghadang kafilah bukan bertujuan perang, akan tetapi Allah Ta`ala berkehendak lain, kaum muslimin dipertemukan dengan pasukan perang Quraish.
Dikarenakan Abu Sufyan mengetahui rencana kaum muslimin sehingga meminta bantuan kepada Quraish agar mendatangkan pasukan perang dan rombongan kafilah berputar arah berjalan menyusuri tepian pantai sehingga tidak bertemu dengan kaum muslimin.

Adapun kafir quraish mempersiapkan pasukan sekitar seribu kekuatan dengan seratus penunggang kuda dan tujuh ratus penunggang onta.

Tatkala rombongan kafilah selamat dari penghadangan kaum muslimin, Abu Sufyan memerintahkan agar pasukan perang kembali dan mengurungkan niat untuk memberikan pengamanan. Akan tetapi abu jahal enggan untuk kembali, dan bertekad menuju Badr dan melakukan tiga aksi, menyembelih onta, berpesta bersama pasukan perang dan minum arak, agar seluruh bangsa arab mengetahui kekuatan Quraish dan senantiasa ditakuti.

Nabi sallallahu `alaihi wa sallam mengetahui keberadaan pasukan perang Quraish dan bermusyawarah dengan para sahabat, "Allah Ta`ala telah menjanjikan antara dua pilihan kelompok, antara kafilah dagang atau pasukan perang !?". Kemudian seorang sahabat Miqdad Bin Al-Aswad lalu berdiri dan berkata : “Ya Rasulullah, teruskanlah apa yang Allah telah perintahkan padamu, Maka kita senantiasa bersamamu. Demi Allah, kita tidak akan berkata kepadamu seperti perkataan kaum Bani Israil kepada Nabi Musa pada zaman dahulu, “Pergilah engkau bersama Tuhanmu, maka berperanglah engkau berdua.  Kita sesungguhnya akan duduk termenung saja”.  Akan tetapi kita berkata kepadamu, Wahai Rasulullah, sekarang “Pergilah engkau bersama Tuhanmu Dan berperanglah, kita sesungguhnya bersertamu ikut berperang.  Demi Allah, jikalau engkau berjalan dengan kita sampai ke desa Barkul Ghamad, niscaya kita berjuang bersamamu, Kita akan berperang bersamamu dari sebelah kanan dan kiri, depan dan belakang".
Ketika itu Rasulullah juga ingin kepastian dari kaum Anshar.  Melihat keadaan itu, Sa’ad Bin Muaz lalu berdiri dan berkata dengan kata-kata yang memberi keyakinan pada Rasulullah sama seperti kaum Muhajirin. Di ikuti pula oleh seluruh Ansor.

Setelah mendengar ungkapan para sahabat, bercahayalah muka Nabi seraya tertampak kegirangannya.  Pada saat itu juga Allah menurunkan wahyunya yang tercatat di Surah Al-Anfal ayat 5-7:
"Sebagaimana Tuhanmu menyuruhmu pergi dan rumahmu dengan kebenaran, padahal sesungguhnya sebagian dari orang-orang yang beriman itu tidak menyukainya.
Mereka membantahmu tentang kebenaran sesudah nyata (bahwa mereka pasti menang), seolah-olah mereka dihalau kepada kematian, sedang mereka melihat (sebab-sebab kematian itu). Dan (ingatlah), ketika Allah menjanjikan kepadamu bahwa salah satu dari dua golongan (yang kamu hadapi) adalah untukmu, sedang kamu menginginkan bahwa yang tidak mempunyai kekekuatan senjatalah yang untukmu, dan Allah menghendaki untuk membenarkan yang benar dengan ayat-ayat-Nya dan memusnahkan orang-orang kafir".
     
Setelah itu, Nabi sallallahu `alaihi wa sallam bersabda pada seluruh sahabat, “Berjalanlah kamu dan bergiranglah kerana sesungguhnya Allah telah memberi janji kepadaku salah satu daripada dua golongan (yaitu Al-Ier dan An-Nafier).  Demi Allah, sungguh aku seakan-akan sekarang ini melihat tempat kebinasaan kaum Quraisy".
Mendengar perintah Rasulullah yang sedemikian itu, segenap kaum muslimin melakukan perjalanan dengan tulus ikhlas dan berangkatlah mereka menuju ke tempat yang dituju oleh Nabi.
Maka tatkala sampai pada suatu tempat maka Nabi sallallahu `alaihi wa sallam berhenti, kemudian sahabat Khobab ibnu Mundzir bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah ini wahyu yang telah di perintahkan atau ini hanya sekedar pendapat yang dapat diubah dan dimusyawarahkan?" Maka Nabi mengatakan bahwa ini hanya sebuah gagasan. Maka Khobab menyarankan agar lebih mendekati sumur Badr.

Kemudian pada malam harinya turun hujan sangat lebat hingga dipihak Quraish menjadikan tempat mereka berlumpur sehingga menyebabkan sulit untuk melakukan persiapan perang. Adapun bagi muslimin menjadikan pasir-pasir memadat hingga mengokohkan kaki-kaki mereka.
Di malam itu Rasulullah tidak henti-henti memanjatkan do’a kepada Allah memohon pertolongan. Untuk menebalkan iman tentaranya dan meneguhkan semangat barisannya, Rasulullah menghadapkan mukanya kepada sahabat sambil memohon kepada Allah, "Ya Allah, kaum quraish telah datang dengan kesombongannya, mereka mendustakan-Mu dan Rasul-Mu, Ya Allah pertolongan-Mu yang telah Engkau janjikan, berikanlah kepada kami kemenangan, sekiranya kami terkalahkan niscaya Engkau tidak lagi diibadahi".
Diriwayatkan di waktu itu, Nabi berulang-ulang memohon kepada Allah sehingga Abu Bakar yang senantiasa berada disisinya telah memegang selendang dan bahu Nabi sambil berkata bahwa Allah akan mengabulkan permintaannya sebagai mana yang telah Allah janjikan.

Allah Ta`ala menurunkan ayat-Nya, "(Ingatlah), ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkan (pendirian) orang-orang yang telah beriman". Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka. (Ketentuan) yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka menentang Allah dan Rasul-Nya; dan barangsiapa menentang Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya Allah amat keras siksaan-Nya. Itulah (hukum dunia yang ditimpakan atasmu), maka rasakanlah hukuman itu. Sesungguhnya bagi orang-orang yang kafir itu ada (lagi) azab neraka". (QS Al Anfal: 12-14).

Selanjutnya, sebagai kebiasaan bangsa Arab, sebelum berperang maka diantara pahlawan-pahlawannya lebih dulu bertanding dan beradu kekuatan dengan pahlawan musuh. Dipihak kaum Quraisy, tiga pahlawan yang keluar adalah, Utbah Bin Rabi’ah, Syaibah Bin Rabi’ah dan Walid Bin Utbah.  Dan dari tentera Islam ialah, Auf bin Al-Harits, Mu’adz bin Harts dan Abdullah bin Rawahah. Mereka bertiga adalah dari kaum Anshar.

Tetapi kerana kesombongan kaum Quraisy yang merasakan bangsanya lebih baik, tidak mau menerima kaum Anshar, dan meminta Rasulullah mengeluarkan tiga orang pahlawan dari kaum Quraish sendiri. Maka Rasulullah mengeluarkan, Hamzah Bin Abdul Muthalib, Ali Bin Abi Thalib dan ‘Ubadah Bin Al-Harits. Mereka berenam beradu tenaga sehingga akhirnya tentera Quraisy jatuh ketiga-tiganya dan tentera Islam hanya ‘Ubaidah Bin Al-Harits yang syahid. 

Kemudian bertemulah dua pasukan perang saling bertempur dengan sengit, sedangkan Nabi sallallahu `alaihi wa sallam ditemani Abu Bakar dan Saad ibnu Muadz, memberikan semangat kepada para sahabat seraya berkata, "Demi yang jiwaku berada di Tangan-Nya, tidaklah seorang pun yang berperang di hari ini kemudian terbunuh dengan sabar dan tidak meninggalkan medan pertempuran kecuali ia akan mendapatkan surga".

Nabi sallallahu alaihi wa sallam mengambil segenggam tanah dan menebarkannya kearah pasukan musuh hingga mengenai mata mata mereka sementara perang berkecamuk berpuluh-puluh tentara musyrikin menghembuskan nafasnya, melayang jiwanya meninggalkan badannya bergelimpangan di atas tanah bermandikan darah.

Rasulullah pula tidak henti-henti memanjatkan do’a pada Allah memohon kemenangan kaum muslimin.

Pasukan musuh Quraish porak poranda dan sebanyak 70 orang kaum Quraish terbunuh dan 70 yang lain tertawan.  sementara menimpa kaum muslimin 14 sahabat syahid (6 dari Muhajirin dan 8 dari Anshar). Umat Islam mendapat kemenangan dari sebab keteguhan dan ketabahan hati mereka. Bangkai-bangkai kaum musyrikin dilempar dan dikuburkan di dalam sebuah sumur di Badr.

Nabi sallallahu `alaihi wa sallam menghampiri sumur tersebut seraya berkata dengan lantang memanggil nama nama mereka, "Wahai fulan ibnu fulan, bagaimana sekiranya kalian taat kepada Allah dan Rasul Nya?? Bukankah sekarang kalian merasakan janji Allah kepada kalian adalah benar adanya??", maka umar bertanya, "Bukankah mereka telah mati wahai Rasulullah?", maka Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Demi yang jiwaku berada di Tangan-Nya, sungguh mereka lebih mendengar dari pada kalian!!".

Rasulullah kemudian bermusyawarah dengan para sahabat tentang nasib tawanan Badar.  Maka umar menyatakan agar dibunuh, kerana mereka telah ingkar dengan Allah dan mengusir kaum Muhajirin dari Makkah.
Abu Bakar mengisyaratkan agar menerima tebusan dengan harapan mudah-mudahan mereka akan insaf dan tertarik dengan Islam.  Setelah berbincang, mereka akhirnya mengambil keputusan untuk melepaskan mereka dengan mengenakan tebusan sekadar yang sepatutnya melihat keadaan masing-masing. Antara 4000 dirham dan 1000 dirham.  Bagi yang miskin tetapi memiliki pengetahuan membaca dan menulis maka diperintahkan supaya mengajar sepuluh orang anak-anak dari kaum muslimin. Mereka semua dibebaskan apabila tebusan telah dibayar atau kanak-kanak itu telah pandai. Dan sebagian diberikan hukuman mati dikarenakan gangguannya pada kaum muslimin sangat banyak dan dahsyat.

Pelajaran yang kita petik dari peperangan ini adalah kemenangan kelompok yang sedikit melawan musuh kafir yang jumlahnya berlipat, kemenangan tersebut diraih karena tegar di atas agama dan berjuang untuk Islam, maka jikalau kita menghendaki suatu kemenangan dan kejayaan sepantasnya kita berpegang teguh dengan agama islam nan suci ini.

Semoga Allah memberikan kemenangan kepada kaum muslimin diseluruh penjuru dunia dan menjadikan kita bersatu di atas agama islam yang murni dan menyatukan hati-hati kaum muslimin untuk meninggikan kalimat Allah sehingga tetap berjaya.

Selasa, 15 Juli 2014

PENERIMA ZAKAT

» hari ketujuh belas «

Alhamdulillah, was sholatu was salamu `ala Rosulillah, wa ba`du;

Allah Ta`ala berfirman, "Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana". (QS At Taubah: 60).

Di dalam ayat mulia ini Allah Ta`ala jelaskan tentang orang-orang yang berhak menerima zakat yang sesuai ketentuan dan keputusan yang penuh dengan hikmah dan keadilan serta rahmat-Nya.

» Yang pertama dan kedua, mereka adalah kaum fakir dan miskin yaitu yang tidak memiliki kecukupan dirinya beserta keluarganya, maka diberikan zakat yang mencukupi kebutuhan makanannya selama satu tahun. Demikian pula dengan orang yang memiliki penghasilan tetapi tidak mencukupi untuk keluarganya, maka ia diberikan zakat agar mencukupi kebutuhan makanannya, karena semacam ini tergolong orang yang memiliki hajat.

Adapun orang yang mampu maka tidak dibolehkan untuk menerima zakat, jikalau ia meminta maka hendaknya ia dinasehati agar tidak meminta sesuatu yang tidak halal baginya. Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa yang meminta minta manusia dalam rangka memperbanyak harta maka sesungguhnya ia adalah meminta bara api neraka". (HR muslim).

» Yang ketiga, adalah Amil, yaitu seseorang yang diberikan tugas oleh pemerintah atau penguasa untuk menarik zakat dan menyimpannya serta membagikannya, maka ia diberikan setimpal dengan tugasnya, adapun para perwakilan penyaluran zakat perorangan maupun individu maka ia tidak berhak untuk menerima zakat, jikalau melihat maslahat maka diusahakan dari luar zakat.

» Yang keempat, mualaf, yaitu orang yang lemah iman ataupun orang yang dikhawatirkan keburukan dan kejahatannya, maka mereka diberikan zakat sesuai dengan maslahat yang ada.

» Yang kelima, budak dan Muslim yang tertawan dan tersandra, maka diberikan zakat hingga dapat membebaskan diri.

» Yang keenam, orang yang terlilit hutang, maka ia diberikan zakat agar terbebas dari hutangnya, demikian pula orang yang sedang menanggung beban dalam suatu pertikaian dan perselisihan, seperti beban jaminan dalam perdamaian antara kelompok yang bertikai.

» Yang ketujuh, Fi Sabilillah, yaitu jihad di jalan Allah Ta`ala yang bertujuan menegakkan kalimat Allah, bukan fanatik kelompok atau golongan atau bangsa. maka mereka diberikan zakat untuk kebutuhan perang dari perbekalan makan dan senjata hingga kalimat Allah menjadi berkibar.

» Yang kedelapan, Ibnu Sabil, yaitu seseorang musafir yang kehabisan perbekalan, maka diberikan zakat hingga mencukupi kebutuhannya dan kembali ke asalnya.

Tidak boleh zakat diberikan kepada orang kafir non muslim, kecuali jika dalam keadaan ta`lif kulub (mualaf), demikian pula tidak boleh memberikan zakat kepada orang kaya kecuali jika ia sebagai amil atau sebagai mujahidin yang berperang di jalan Allah.

Tidak boleh memberikan zakat kepada orang yang menjadi tanggungjawab nafkahnya, seperti tamunya, istrinya, orang tuanya, kerabat yang menjadi tanggungjawabnya.

Adapun seseorang yang bukan merupakan tanggung jawabnya maka dibolehkan, seperti seorang istri memberikan zakat kepada suaminya, kepada kerabat yang bukan tanggung jawabnya.

Semoga Allah memberikan taufiq dan hidayah-Nya kepada kita semua dan melipatgandakan zakat, sedekah, serta amalan sholeh kita di bulan suci ini.

Senin, 14 Juli 2014

ZAKAT

» hari keenam belas «

Alhamdulillah, was sholatu was salamu ala Rosulillah, wa ba`du;

Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang menjadi pondasi agama serta sebagai pendamping ibadah sholat.

Allah Ta`ala telah fardhukan di dalam kitab-Nya, "Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus". (QS Al Bayyinah: 5).

Allah Ta`ala berfirman, "Maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". (QS. Al Muzzammil: 20).

Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Dibangun agama islam di atas lima perkara, mengesakan Allah Ta`ala, menegakkan sholat, menunaikan zakat, mengerjakan puasa bulan ramadhan, dan melakukan ibadah haji".(HR Bukhari dan Muslim).

Para ulama telah berijma` tentang fardhunya zakat, dan barang siapa yang mengingkarinya maka ia telah kafir keluar dari ajaran islam.

Zakat adalah wajib untuk di tunaikan dalam empat jenis:

1. Sesuatu yang tumbuh dari bumi yang bersifat biji-bijian yang merupakan makanan pokok yang dapat disimpan dan tahan lama seperti, gandum, jagung, beras, kurma, zabib dan sebagainya.
Tidak wajib pada buah-buahan juga sayuran.

Allah Ta`ala berfirman, "Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji". (QS Al Baqarah: 267).

Allah Ta`ala berfirman, "Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan". (QS Al An am: 141).

Batasan ukuran mengeluarkan zakat jikalau telah melebihi nisob zakat yaitu 5 wasak.
Sedangkan satu wasak adalah seberat timbangan yang di pikulkan pada hewan onta, yaitu kurang lebih totalnya adalah 612 kilogram.
» Sedangkan zakat yang harus ditunaikan adalah 10 persennya jikalau usaha pengairannya tidak melakukan biaya, hanya bersandar pada pengairan hujan atau sungai yang tidak mengeluarkan biaya.
» Jikalau pengairan menggunakan biaya maka zakatnya adalah 5 persennya.

2. Zakat hewan ternak semisal onta, sapi, kambing yang diternak dan dikembangbiakan dengan digembala. Batasan minimal nisob hewan onta adalah 5 ekor, sapi 30 ekor, kambing 40 ekor.

3. Emas dan perak. Baik yang berbentuk lempengan atau diolah berbentuk cincin atau gelang atau kalung dan sebagainya. Allah Ta`ala berfirman, "Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih". (QS Al Taubah: 34).

» Batasan minimal nisob emas adalah 20 dinar yang setara dengan 80 gram.
» Adapun perak nisobnya adalah 200 dirham setara dengan 595 gram.
Sedangkan zakat yang wajib di keluarkan adalah dua setengah persennya.

4. Barang dagangan dari berbagai bentuk, dan ini merupakan zakat yang paling luas cakupannya, masuk didalamnya jenis apapun yang diperjualbelikan, karena yang diinginkan adalah semata-mata keuntungannya.

Syarat dalam zakat jenis ini adalah: » Memilikinya dengan cara yang sah.
» Diniatkan untuk perdagangan.
» Telah sampai pada nisob emas atau perak.
» Telah berjalan selama satu tahun.

Adapun barang barang yang di gunakan untuk kebutuhan keseharian seperti rumah, mobil, pakaian dan sebagainya maka tidak wajib untuk dikeluarkan zakatnya.

Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Tidaklah seorang muslim yang memiliki budak dan kuda tunggangannya untuk dituntut sedekah". (HR Bukhari dan Muslim). 

Semoga Allah Ta`ala memberikan kemudahan dalam menunaikan zakat harta yang kita miliki, dan diberikan keberkahan dan manfaat yang berlipat, sesungguhnya Allah Ta`ala adalah Dzat Yang Maha Hikmah lagi Bijaksana.

Sabtu, 12 Juli 2014

PEMBATAL PUASA

» hari keempat belas «

Alhamdulillah, was sholatu was salamu `ala Rosulillah, wa ba`du;

Allah Ta`ala berfirman, "Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi maaf kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri'tikaf dalam mesjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa". (QS Al Baqarah 187).

Di dalam ayat mulia ini Allah Ta`ala jelaskan tentang pokok dari pembatal puasa, diantaranya sebagai berikut:

~ Melakukan hubungan badan, dan ini merupakan pembatal puasa yang paling mendatangkan dosa, jika dilakukan pada siang hari bulan ramadhan maka ia wajib mengganti puasa dan menunaikan kafaroh yang berupa membebaskan budak mukminah, jika tidak sanggup maka berpuasa selama dua bulan berturut turut, jika tidak sanggup maka memberikan makanan sejumlah enam puluh miskin.

~ Mengeluarkan mani secara sengaja dengan syahwat, sebagai mana dicantumkan dalam hadits qudsi, "la meninggalkan makan, minum dan syahwatnya karena Aku". (HR Bukhari).

~ Makan dan minum, dan dilarang pula berlebih-lebihan dalam membersihkan hidung tatkala berwudhu. Demikian pula infus transfusi darah maupun infus cairan yang bersifat pengganti makan dan minum. Adapun suntikan yang tidak bersifat pengganti makan maka tidak membatalkan puasa.

~ Melakukan bekam yang mengeluarkan darah. Termasuk pula melakukan donor darah.

~ Mengeluarkan darah haid atau nifas bagi wanita. Sebagai mana Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Bukankah seorang wanita jikalau haid dan nifas tidak mengerjakan sholat dan puasa".

Semoga kita di berikan kesempatan untuk menunaikan ibadah ini dengan sempurna, dan diberikan limpahan rahmat dan magfiroh hingga menghantarkan ke dalam surga yang kekal abadi.

PEMBATAL PUASA 2

» hari kelima belas «

Alhamdulillah, was sholatu was salamu ala Rosulillah wa ba`du;

Pembahasan tentang pembatal puasa yang terdahulu dari melakukan hubungan badan, makan dan minum, dan semisalnya, tidak membatalkan jikalau tidak terpenuhi syarat yang tiga, yaitu mengetahui, sadar dan suka rela. Jikalau seorang makan dikarenakan ia bodoh maka tidak membatalkan puasa.

Allah Ta`ala berfirman, "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah". (QS Al Baqarah: 286)

Sebagai contoh adalah jikalau seseorang makan atau minum mengira waktu fajar belum datang sedangkan kenyataannya fajar telah muncul, atau seseorang mengira waktu maghrib telah datang akan tetapi kenyataannya belum terbenam matahari, semisal ini tidak menjadikan puasanya batal.

Diriwayatkan oleh sahabat Asma` binti Abu Bakar radhiyallahu`anha, bahwasanya dahulu para sahabat berbuka puasa pada hari yang mendung, kemudian muncul matahari, maka tidak diperintahkan oleh Nabi untuk menganti puasa".(HR Bukhari).

Syarat kedua adalah mengerjakan dalam keadaan sadar, sekiranya seseorang makan atau minum dalam keadaan tidak sadar seperti lupa, maka puasanya tidak batal.

Diriwayatkan oleh sahabat Abu Hurairah radhiyallahu`anhu bahwa Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa yang lupa di saat berpuasa kemudian ia makan atau minum maka hendaknya ia meneruskan puasanya, sesungguhnya Allah memberikan makan atau minum kepadanya". (HR Bukhari dan Muslim).

Jikalau seorang lupa makan, maka tatkala ia teringat segera berhenti dan meninggalkan makanan tersebut, dan ia melanjutkan puasanya.

Syarat ketiga, adalah melakukan dengan suka rela tanpa ada paksaan, jikalau sekiranya ada yang memaksakan diri untuk makan atau minum dan diberikan ancaman dibunuh, sebagai misal, maka jika ia makan maka tidak membatalkan puasanya.

Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya Allah telah mengangkat dosa umatku dari ketidaksengajaan, lupa dan terpaksa". (HR Ibnu Majah dan Al Baihaqi).

~ Adapun memakai celak pada mata, ataupun meneteskan obat pada mata maka ini tidak membatalkan puasa.

~ Tidak membatalkan puasa ketika seorang mencicipi masakan, selagi tidak menelannya.

~ Demikian pula mencium aroma buhur ataupun wewangian, karena hal itu bukan termasuk kategori makan atau minum.

~ Bersiwak termasuk perkara yang di bolehkan bagi orang yang berpuasa, dan tidak membatalkan nya.

~ Dibolehkan juga bagi yang merasa panas yang sangat untuk mendinginkan badan dengan air, baik dengan menyiramkan air pada kepala ataupun semisalnya.

Semoga kita diberikan keteguhan dan istiqomah, dan digolongkan dalam hamba-hamba yang dibebaskan dari api neraka serta di masukkan ke dalam surga-Nya.

Jumat, 11 Juli 2014

ADAB TILAWAH Al QUR`AN

» hari ketiga belas «

Alhamdulillah, was sholatu was salamu `ala Rosulillah, wa ba`du;

Sesungguhnya Al Qur`an merupakan Kalam Ilahi yang menjadi Siroth Mustaqim, sebagai dzikir, dan cahaya yang terang bagi umat islam.

Allah Ta`ala berfirman dalam QS Al-Baqarah: 185, "(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)".

Allah Ta`ala berfirman dalam QS  Al-'Isrā': 9, "Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar".

Allah Ta`ala berfirman dalam QS Tahā: 2-4, "Kami tidak menurunkan Al Quran ini kepadamu agar kamu menjadi susah. Tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah). Yaitu diturunkan dari Allah yang menciptakan bumi dan langit yang tinggi".

Allah Ta`ala berfirman dalam QS Fushilat: 44, "Dan jikalau Kami jadikan Al Quran itu suatu bacaan dalam bahasa selain Arab, tentulah mereka mengatakan: "Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?" Apakah (patut Al Quran) dalam bahasa asing sedang (rasul adalah orang) Arab? Katakanlah: "Al Quran itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang mukmin. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, sedang Al Quran itu suatu kegelapan bagi mereka. Mereka itu adalah (seperti) yang dipanggil dari tempat yang jauh".

Allah Ta`ala berfirman dalam QS  Fushilat: 40-42, "Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari ayat-ayat Kami, mereka tidak tersembunyi dari Kami. Maka apakah orang-orang yang dilemparkan ke dalam neraka lebih baik, ataukah orang-orang yang datang dengan aman sentosa pada hari Kiamat? Perbuatlah apa yang kamu kehendaki; Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.
Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari Al Quran ketika Al Quran itu datang kepada mereka, (mereka itu pasti akan celaka), dan sesungguhnya Al Quran itu adalah kitab yang mulia. Yang tidak datang kepadanya (Al Quran) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Rabb Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji".

Ayat-ayat diatas merupakan sifat sifat yang agung yang menunjukkan wajibnya kita agar memuliakan serta mengagungkan Al Qur`an. Diantara adab adab tilawah adalah:

° Ikhlas dalam meniatkan Tilawah Al Qur`an, Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Bacalah Al Qur`an dan niatkanlah hanya mencari wajah Allah Azza wa Jalla". (HR Ahmad)

° Hendaknya hati dalam keadaan hadir dan khusyu` di saat membaca Al Qur`an, mentadaburi, memahami makna-makna yang terkandung di dalamnya, karena Al Qur`an merupakan Kalam Allah Ta`ala.

° Hendaknya membaca dalam keadaan thoharoh dan suci, tidak dalam keadaan jinabah hingga ia bersuci terlebih dahulu.

° Tidak membaca di tempat-tempat yang kotor dan najis, karena ini merupakan penghinaan terhadap ayat-ayat yang suci.

° Berta`awudz (membaca istiadzah/ berlindung dari godaan syaitan) sebelum membaca Al Qur`an, sebagai mana difirmankan, "Dan apabila kalian hendak membaca Al Qur`an maka berlindunglah kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk".

° Membaca dengan suara yang indah dan tartil sebagaimana difirmankan, "Dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan". (QS Al Muzzammil: 4).

Ini sebagian adab yang penting untuk kita amalkan, semoga Allah memberikan kekuatan iman dan taqwa hingga membimbing kita sampai kedalaman surga-Nya.

Kamis, 10 Juli 2014

MEMAHAMI AL QUR`AN

» hari kedua belas «

Alhamdulillah, was sholatu was salamu `ala Rasulillah, wa ba` du;

Dalam bahasan yang terdahulu telah kita uraikan Tilawah secara harfiah, yaitu dengan membaca surat-suratnya, dan ayat-ayatnya.
Di bagian kedua ini akan kita bahas tentang Tilawah secara makna dan hukum yang berupa mengimani dan membenarkan berita berita di dalamnya, mengikuti hukum-hukumnya, menjalankan perintah-perintahnya serta menjauhi larangan-larangannya.
Bahasan ini merupakan sangat penting dikarenakan tujuan yang utama dari diturunkannya Al-Qur`an.

Allah Ta`ala berfirman, "Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran". (QS sad 29).

Oleh karena itu para salaf ridwanallahu `alaihim senantiasa mempelajari Al Qur`an, memahami kandungannya serta mempraktekkan hukum-hukum yang ada di dalamnya. Abu Abdurrahman As Sulamy berkata, "Para sahabat yang dahulu mengajarkan Al Qur`an seperti `Utsman ibnu `Affan, Abdullah ibnu Mas`ud dan selain mereka telah bercerita kepada kami, bahwasanya dahulu mereka apa bila mempelajari sepuluh ayat dari Al Qur`an maka mereka tidak menambahnya hingga selesai mempelajari ilmu dan mengamalkannya, dan mereka berkata: "Kami mempelajari Al Qur`an secara ilmu dan mengamalkannya". Tilawah jenis ini adalah yang akan memberikan keselamatan dan kebahagiaan serta menjaga dari kebiasaan dan kesengsaraan.

Allah Ta`ala berfirman, "Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta". Berkatalah ia: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?" Allah berfirman: "Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamupun dilupakan". Dan demikianlah Kami membalas orang yang melampaui batas dan tidak percaya kepada ayat-ayat Tuhannya. Dan sesungguhnya azab di akhirat itu lebih berat dan lebih kekal". (QS Taha: 123-127)·

Semoga Allah Ta`ala memberikan taufik kepada kita, sehingga diberikan kekuatan untuk membaca dan tilawah Al Qur`an dengan sebenarnya, dan kita dapat meraih keberuntungan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Rabu, 09 Juli 2014

ADAB ORANG YANG BERPUASA

» hari kesebelas «

Puasa ramadhan adalah suatu ibadah yang agung dan mulia, disana dituntut untuk melakukan perkara perkara yang wajib dan ada pula perkara yang mustahab, diantaranya adalah:

Makan sahur, yaitu di akhir malam, sebagaimana sabda Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam, "Makan sahurlah, Sesungguhnya di dalam sahur terdapat keberkahan". (HR Bukhari dan Muslim). Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Perbedaan antara puasa kita dan puasa orang ahli kitab adalah makan sahur". (HR Muslim)

Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Makan sahur adalah keberkahan, maka jangan engkau tinggalkan walaupun seteguk air, karena para malaikat mendoakan orang orang yang melakukan sahur". (HR Ahmad)

Seyogyanya orang yang menjalankan sahur meniatkan untuk merealisasikan perintah dan perbuatan Nabi sallallahu alaihi wa sallam, agar amalan sahurnya memiliki nilai ibadah dan mendapatkan pahala.

Waktu yang paling tepat untuk melakukan sahur adalah dilakukan pada waktu mendekati munculnya fajar yaitu akhir malam.

Suatu saat sahabat Anas radhiyallahu`anhu ditanya antara selesai sahur Nabi sallallahu alaihi wa sallam dengan waktu dikumandangkan adzan? maka dijawab, "Sekitar bacaan lima puluh ayat". (HR Bukhari)

Diantara adab orang yang berpuasa adalah bersegera untuk melakukan berbuka puasa jikalau matahari telah terbenam, sebagaimana diriwayatkan dari sahabat Sahl ibnu Sa`ad radhiyallahu`anhu bahwa Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Umat ini akan senantiasa berada dalam kebaikan selagi menyegerakan berbuka puasa". (HR Bukhari dan Muslim)

Dan seyogyanya berdoa tatkala berbuka, Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Orang yang berpuasa memiliki doa yang tidak akan tertolak di waktu berbuka puasa". (HR Ibnu Majah)

Diantara adab orang yang menjalankan ibadah puasa adalah banyak membaca Al Qur`an, berdzikir, berdoa, sholat, dan sedekah. Diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu`anhu, suatu hari Nabi sallallahu alaihi wa sallam bertanya, "Siapa diantara kalian yang pagi ini berpuasa?" Abu Bakar menjawab, "Saya wahai Rasulullah", Nabi bertanya, "Siapa diantara kalian yang pagi ini telah pergi mengantar jenazah?" Abu Bakar menjawab: "Saya wahai Rasulullah", Nabi sallallahu alaihi wa sallam  bertanya, "Siapa diantara kalian yang telah memberikan makanan kepada kaum miskin?" Abu Bakar menjawab: "Saya wahai Rasulullah", Nabi bertanya, "Siapa diantara kalian yang telah menjenguk orang sakit?" Abu Bakar menjawab, "Saya wahai Rasulullah", maka Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Tidaklah perbuatan perbuatan ini terkumpul dalam seseorang kecuali akan menghantarkannya ke surga". (HR Muslim)

Diantara adab orang yang menjalankan puasa adalah menyadari dan merasakan betapa banyak karunia Allah Ta`ala yang telah dilimpahkan ke pada dirinya, dimana ia telah diberikan taufiq hingga ia dapat menjalankan ibadah puasa ini dengan baik, betapa banyak diantara manusia yang diharamkan oleh Allah Ta`ala hingga tidak bisa berpuasa dan berpaling dari ibadah mulia ini, sehingga dengan puasa ini kita bisa diampuni dosa-dosa kita dan diangkat derajat kita menuju surga yang penuh kenikmatan.

Semoga Allah memberikan kita ikhlas dan husnu amal, dan di berikan taufiq hingga mampu menjalankan adab-adab mulia dan dihindarkan dari kelalaian dan kesengsaraan.

Selasa, 08 Juli 2014

PERANGAI YANG WAJIB DI JAGA BAGI SEORANG YANG BERPUASA

» hari kesepuluh «

Alhamdulillah, was sholatu was salamu ala Rosulillah, wa ba`du;

Sesungguhnya orang yang berpuasa memiliki adab dan etika yang sangat banyak, yang bersifat wajib dan mustahab yang seyogyanya setiap kita menjalankan serta menjaganya.

Diantara adab yang wajib untuk dikerjakan bagi orang yang menjalankan ibadah puasa adalah mengerjakan serta menjaga sholat wajib lima waktu dan menunaikannya secara berjamaah di masjid. Sholat lima waktu merupakan rukun islam yang kedua yang lebih didahulukan daripada mengerjakan puasa bulan ramadhan. Meninggalkan sholat jamaah di masjid mendapatkan ancaman yang keras, bahkan di serupakan dengan orang munafik.

Di dalam Shahih Bukhari dan Muslim dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu`anhu, bahwasanya Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Seberat berat sholat bagi orang munafik adalah sholat `Isya dan Shubuh, jikalau sekiranya mereka tahu keutamaan keduanya niscaya mereka akan mendatanginya walaupun merangkak, sungguh aku berkeinginan untuk memerintahkan agar ditegakkan sholat dan aku memerintahkan seseorang agar memimpinnya dan beberapa orang ikut bersamaku berkeliling siapa saja yang tidak mendatangi sholat jamaah maka akan aku bakar rumah rumah mereka".

Di dalam sohih Muslim dari sahabat Ibnu Mas`ud radhiyallahu`anhu berkata, "Barangsiapa yang berkehendak untuk berjumpa dengan Tuhannya (dalam keadaan diridhoi) maka hendaknya ia menjaga sholat lima waktu tatkala diserukan kumandang adzan, Sesungguhnya Allah telah mensyariatkan petunjuk-petunjuk sunnah kepada Nabi-Nya, dan tidak seorangpun yang meninggalkan sholat jamaah kecuali ia adalah seorang munafik yang jelas nifaqnya".

Diantara orang yang berpuasa dijumpai ia tertidur dari mendirikan sholat, dan ini merupakan kemungkaran yang amat besar, maka seyogyanya kita tidak lalai dari mendirikan sholat lima waktu ini.

Diantara adab yang wajib untuk dikerjakan bagi orang yang menjalankan ibadah puasa adalah menjauhi perkataan dan perbuatan dusta, yaitu mengkhabarkan berita yang tidak sesuai dengan kenyataan, dan dusta yang paling berat adalah mengatakan halal dan haram atas nama Allah Ta`ala dan Rosul-Nya.

Allah Ta`ala berfirman, "Dan janganlah engkau mengatakan dusta dengan lisanmu, ini halal, itu haram, untuk mengatasnamakan kepada Allah suatu kedustaan, Sesungguhnya orang yang berdusta atas nama Allah ia tidak akan beruntung. Kesenangan yang amat sedikit, kemudian baginya adzab yang pedih".

Diantara adab yang wajib untuk di hindari saat berpuasa adalah menjauhi perbuatan ghibah, yaitu membicarakan saudaranya dengan sesuatu yang dibenci.

Allah Ta`ala berfirman dalam surat Al-Ĥujurāt ayat 12, "Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah".

Diantara adab yang wajib untuk dihindari adalah menjauhi perbuatan namimah, yaitu membicarakan saudaranya dengan niat untuk merusak hubungan sesama muslim, dan perbuatan ini termasuk dosa besar.

Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda tatkala melewati sebuah kuburan, "Sesungguhnya dua orang yang berada di dalam kubur ini sedang mendapatkan siksa, dan keduanya disiksa bukan karena perkara yang besar, salah satunya dikarenakan ia tidak membersihkan dari air kencingnya, dan yang satunya ia berjalan dengan menebar namimah". (HR Bukhari dan Muslim).

Diantara adab yang wajib untuk dijaga oleh orang-orang berpuasa adalah meninggalkan perbuatan curang, karena curang adalah dosa besar.

Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa yang mengerjakan kecurangan maka bukan dari golongan kita". (HR Muslim).

Diantara adab yang wajib untuk dijaga oleh orang yang berpuasa adalah menjauhi perbuatan sia sia atau laghwi, seperti bermain alat-alat musik, menyanyi, terlebih jikalau dapat membangkitkan syahwat. Allah Ta`ala berfirman dalam surat lukman ayat 6, "Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan".

Berkata sahabat Ibnu Mas`ud, Ibnu Abbas, Ibnu Umar, Jabir ibnu Abdillah dan yang lainnya, "Ayat ini turun mengharamkan nyanyian dan musik".

Semoga Allah memberikan perlindungan dan penjagaan kepada kita semua dan dijauhkan dari kebiasaan dan keburukan, semoga kita di berikan kekuatan untuk menjaga agama islam ini secara murni, Sesungguhnya Allah Ta`ala adalah Dzat Yang Maha Mampu atas segala sesuatu.

Senin, 07 Juli 2014

HIKMAH BERPUASA

» hari kesembilan «

Alhamdulillah, was sholatu was salamu ala Rosulillah, wa ba`du;

Allah Ta`ala adalah Dzat Yang Maha Hikmah, baik di dalam syariat-Nya, dan di dalam penciptaan makhluk-Nya, tidak ada syariat dan ciptaan yang sia sia, semua memiliki hikmah yang sangat dalam, akan tetapi hanya diketahui oleh orang yang berilmu, dan tidak diketahui oleh orang yang jahil, dan jikalau sekiranya kita tidak dapat menemukan suatu hikmah, bukan berarti di sana tidak terdapat  hikmah, dikarenakan pengetahuan kita sangat terbatas.

Diantara hikmah berpuasa adalah mendekatkan diri kepada Allah Ta`ala dengan meninggalkan kebutuhannya yang berupa makanan dan minuman dan sebagainya dalam rangka menggapai kejujuran iman dan kesempurnaan `ubudiyah kepada Allah, dan rasa cinta kepada-Nya, oleh karena itu, sekiranya seorang yang mukmin diancam, disiksa, dipenjara, dipukul untuk meninggalkan ibadah puasa sehari di bulan ramadhan niscaya ia tidak akan menuruti permintaan tersebut, ia akan teguh dan istiqomah berpuasa.

Diantara hikmah berpuasa adalah sarana untuk menggapai taqwa, sebagaimana Allah firmankan dalam QS Al Baqarah: 183, "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa".

Dikarenakan orang yang berpuasa dituntut untuk melakukan perintah perintah dan menjauhi larangan larangan.

Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan bohong dan amalan kebohongan serta perbuatan bodoh maka, Allah tidak butuh akan usaha dia meninggalkan makan dan minum nya". (HR Bukhari).

Diantara hikmah berpuasa adalah menjadikan hati dan pikiran senantiasa bergantung kepada Allah Ta`ala, karena sebaliknya tatkala perut penuh dengan makanan akan menjadikan hati keras dan lalai. Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Tidaklah seorang anak Adam yang lebih buruk daripada memenuhi perutnya, cukup bagi anak Adam beberapa suap untuk menegakkan tulang punggungnya, jikalau terpaksa maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya, dan sepertiganya untuk nafasnya". (HR Ahmad, Nasa`i dan Ibnu Majah).

Diantara hikmah berpuasa adalah seorang yang memiliki kelebihan harta dapat merasakan nilai karunia nikmat yang telah Allah Ta`ala berikan kepadanya, disana banyak di antara hamba Allah yang berada dalam kekurangan dan keterbatasan, dengan demikian sepantasnya ia bersyukur kepada Allah Ta`ala hingga banyak memberikan sedekah kepada kaum fakir miskin sebagai mana yang dilakukan oleh Nabi sallallahu alaihi wa sallam.

Diantara hikmah berpuasa adalah membiasakan untuk menahan diri dan nafsu hingga membawanya kejalan kebaikan, karena jiwa senantiasa mengajak kepada keburukan dan kejelekan, kecuali jiwa yang diselamatkan oleh Allah Ta`ala.

Diantara hikmah berpuasa adalah mengekang syahwat hingga tunduk kepada kebenaran dan mudah  diatur dan diarahkan, dan orang yang terjaga adalah seorang yang diberikan perlindungan dan penjagaan oleh Allah Ta`ala.

Diantara hikmah berpuasa adalah menyempitnya jalan darah yang menjadi sempitnya gerak gerik syaitan dalam tubuh manusia, dan terbebas dari bujukan serta rayuan syaitan, sebagai mana anjuran Nabi sallallahu `alaihi wa sallam kepada orang yang berhasrat menikah akan tetapi tidak memiliki kemampuan harta maka diberikan arahan agar berpuasa karena disana terdapat penawar.
Diantara hikmah berpuasa adalah mendapatkan kesehatan jasmani dan rohani tatkala mempersedikit makan dan minum, dimana lambung akan lebih optimal dalam bekerja, dan menghilangkan racun racun yang ada dalam tubuh manusia.

Semoga kita di golongkan sebagai hamba Allah yang senantiasa memperdalam ilmu agama, memahami syariat-Nya, dan di berikan perlindungan dari segala macam bahaya di dunia dan di akhirat.