Selasa, 23 September 2014

BERKURBAN DI TEMPAT LAIN

oleh : Samahatus Syaikh Muhammad bin sholih Al Utsaimin, rohimahullahu.

Alhamdulillah hamdan katsiron toyyiban muba`rokan fihi, wa asyhadu an la ilaha illallahu wahdahu la syarikalah wa asyhadu anna muhammadan abduhu wa rosuluhu, sallallahu alaihi wa ala a`lihi wa ashabihi wa man tabiahum ila yaumiddin, wa ba`du;

Wahai kaum muslimin, Sesungguhnya beribadah kepada Allah Ta`ala dengan menunaikan kurban merupakan amalan yang utama dan mulia yang dapat mendekatkan diri kepada Allah Ta`ala, dan Allah gabungkan ibadah nahr (berkurban) dengan ibadah sholat, Allah Ta`ala berfirman, " Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah ". (QS Al Kautsar 2 ).
Allah Ta`ala berfirman, " Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam ". (QS Al An`am 162).

Maka menyembelih hewan kurban merupakan suatu ibadah yang mendekatkan diri kepada Allah Ta`ala, dimana seseorang melakukan sendiri penyembelihan hewan ternak dengan niat ibadah kepada Allah semata, sehingga memiliki banyak larangan yang hendaknya dihindari oleh orang yang hendak berkurban.

Wahai kaum muslimin, sebagian saudara kita yang cinta kebaikan mengira bahwa maksud dari berkurban adalah memberikan manfaat kepada kaum fakir dari daging daging nya, sehingga kita jumpai pada kesempatan seperti ini, menyebarkan banyak proposal yang mengajak manusia agar menyerahkan hewan sembelihan agar dikirimkan ke negara afganistan atau negara lain yang fakir yang membutuhkan, dan aku tidak menyangka bahwa mereka melakukan itu kecuali karena mereka cinta kepada kebaikan, dan berijtihad akan tetapi ijtihad mereka ini salah, akan tetapi hendaknya setiap siapa saja yang memiliki niatan baik agar dibangun diatas kaidah kaidah syariat sehingga tidak sesat dan menyesatkan.

Sesungguhnya agama islam tidak dibangun diatas perasaan juga hawa nafsu, Allah Ta`ala berfirman, " Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya. Sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan (Al Quran) akan tetapi mereka berpaling dari kebanggaan itu ". (QS Al Mukminun 71).

Sesungguhnya agama islam dibangun diatas kaidah yang agung yang kuat, yaitu sesuai dengan Al Kitab dan As Sunnah, dan sesungguhnya dakwah, bahkan seruan ini mengakibatkan hilangnya maksud dari menunaikan ibadah kurban, oleh karena nya aku nasihatkan kepada kaum muslimin agar tidak menoleh pada seruan ini, dan tidak mengirimkan uang mereka agar dibelikan di afghanistan atau negara lain akan tetapi hendaknya menyembelih hewan kurban mereka ditempat nya masing masing di negeri mereka, dan apabila hendak bertabarru` (sedekah) dinegeri tersebut maka sesungguhnya pintu sedekah terbuka lebar, dan berbuat sedekah untuk mereka terbuka bagi mereka dan hendaknya bersedekah dengan sesuai kehendak nya, adapun syiar agama maka hendaknya terjaga dan tetap diagungkan.

Sesungguhnya memindahkan hewan kurban ketempat lain disana mengakibatkan hilangnya banyak maslahat :

1). Menghilangkan penampakan syiar dari syiar syiar Allah Ta`ala, yaitu penyembelihan hewan kurban di setiap rumah menjadi tidak ada, bahkan tidak di jumpai di banyak rumah penduduk dari syiar ini, sebagai mana diketahui bahwa menyembelih kurban adalah syiar islam, bukan semata mata mendapatkan manfaat dari daging nya, sebagai mana Allah Ta`ala berfirman, " Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik ".(QS Al Hajj 37).

Nabi sallallahu alaihi wa sallam membedakan antara ibadah kurban dengan manfaat daging nya dalam sabda nya, " Barangsiapa yang mengerjakan shalat (ied) sebagai mana sholat kita dan melakukan penyembelihan hewan sebagai mana kita menyembelih, sungguh ia telah sesuai ibadah nusuk (berkurban) kita, dan barangsiapa yang menyembelih sebelum melakukan sholat (ied) maka itu merupakan sembelihan yang hanya mendapatkan daging nya saja ". (HR. Bukhari dan Muslim).

Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda, " Barangsiapa yang menyembelih setelah mengerjakan sholat sungguh telah sempurna ibadah kurban nya, dan ia bertepatan dengan sunnah kaum muslimin ". (HR. Bukhari dan Muslim).

Renungkanlah bagaimana Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda, " ia bertepatan dengan sunnah nya kaum muslimin ", hal ini guna membedakan bahwa ini merupakan jalan nya kaum muslimin yaitu agar melakukan penyembelihan hewan kurban dan ini merupakan salah satu dari syiar islam.

Dari hadits ini menunjukkan dalil yang gamblang bahwasanya bukan maksud dari berkurban semata mata mendapatkan manfaat dari daging nya, jikalau demikian adanya, maka apa alasan membedakan antara menyembelih hewan kurban sebelum dan sesudah sholat, dan apa alasan dikhususkan menyembelih hewan ternak tertentu dari onta, sapi dan kambing, dan diberikan batasan umur tertentu, dan terbebas dari aib dan cacat dan dilakukan pada waktu tertentu, jikalau semata mata mendapatkan manfaat dari daging nya niscaya dibolehkan semua bintang untuk disembelih seperti ayam dan semisal nya.

Ibadah berkurban memiliki kedudukan yang tinggi dalam agama islam, sehingga bagi yang berkehendak menyembelih hewan kurban untuk menjauhi dari mencukur rambut, memotong kuku, mengelupas kulitnya, karena Nabi sallallahu alaihi wa sallam telah melarang dari perkara tersebut, jikalau sekiranya hanya sekedar memanfaatkan dagingnya niscaya tidak di larang akan hal ini, dikarenakan jika seseorang hendak bersedekah dengan jutaan hewan kambing atau sapi atau onta, sesungguhnya ia tidak diharamkan bagi nya untuk mencukur rambut dan memotong kuku nya.

Dari sini kita faham bahwa berkurban merupakan suatu ibadah yang dimaksudkan secara tertentu, yaitu mendekatkan diri kepada Allah Ta`ala.
Dan disini aku ingatkan, jikalau seseorang berniat untuk melakukan ibadah kurban maka hendaknya ia tidak mencukur rambut dan memotong kukunya atau kulitnya, adapun keluarga nya maka dibolehkan untuk melakukan hal itu, karena konteks hadits hanya melarang bagi orang yang hendak berkurban saja.

2). Menghilangkan maslahat untuk menyembelih secara langsung bagi pemiliknya, dikarenakan didalam sunnah dianjurkan agar masing masing menyembelih hewan kurban nya dengan niat mendekatkan diri kepada Allah Ta`ala dan meniru perbuatan Nabi sallallahu alaihi wa sallam, dimana telah menyembelih hewan kurban nya sendiri.
Dan berkata para ahli ilmu," Jikalau pemilik hewan kurban tidak bisa menyembelih sendiri hendaknya ia ikut serta datang untuk menyaksikan nya ".

3). Hilangnya perasaan melakukan ibadah kepada Allah dengan tidak menyembelih sendiri, karena menyembelih hewan secara langsung sendiri merupakan suatu ibadah yang agung sebagai mana ibadah sholat, sebagai mana firman Allah Ta`ala, " Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah ". (QS Al Kautsar 2).

Maka ibadah apa yang ia dapatkan ketika seseorang memindahkan hewan kurban ketempat lain yang ia tidak dapat langsung menyembelih dengan tangan nya dan tidak pula menyaksikan nya??.
Ibadah apa yang dirasakan hatinya jikalau sembelihan yang ia kurban kan di sembelih di ujung timur atau barat??...

4). Hilangnya maslahat melantunkan dzikir kepada Allah Ta`ala bagi orang yang hendak berkurban terhadap hewan kurban nya, sebagaimana Allah Ta`ala berfirman, " Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah) . (yaitu) orang-orang yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, orang-orang yang sabar terhadap apa yang menimpa mereka, orang-orang yang mendirikan sembahyang dan orang-orang yang menafkahkan sebagian dari apa yang telah Kami rezekikan kepada mereka. Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebahagian dari syi'ar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya, maka sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam keadaan berdiri (dan telah terikat). Kemudian apabila telah roboh (mati), maka makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah Kami telah menundukkan untua-unta itu kepada kamu, mudah-mudahan kamu bersyukur.  Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik ". (QS. Al Hajj 34~37).

Dari sini menunjukkan kepada kita suatu dalil bahwa menyembelih hewan kurban dan menyebut nama Allah Ta`ala merupakan rangkaian ibadah yang utuh yang dimaksudkan secara dzat pelaksanaan nya, dan ini merupakan bentuk pengesaan kepada Allah Ta`ala dan bentuk  kesempurnaan berserah diri kepada Allah Ta`ala, dan hal ini jauh jauh lebih berharga daripada sekedar berbagi daging hewan kurbannya kepada kaum fakir.

Dan apabila kita cermati secara seksama hal ini tidak di dapatkan bagi mereka yang mengirimkan hewan kurban ketempat lainnya suatu wujud perasaan kesempurnaan tauhid dan berserah diri kepada Allah Ta`ala.

5). Hilangnya maslahat memakan sebagian dari daging sembelihan yang ia sembelih. Dikarenakan di sunnahkan bagi yang berkurban untuk memakan dari hewan sembelihannya, bahkan sebagian ulama berpendapat wajib, dan berdasarkan ayat Al Qur`an disana terdapat anjuran  agar memakan daging hewan kurban sebelum memberikan kepada kaum fakir miskin, sebagaimana firman Allah Ta`ala, "  Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezeki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir ". (QS Al Hajj 28).

Allah Ta`ala berfirman, " Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebahagian dari syi'ar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya, maka sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam keadaan berdiri (dan telah terikat). Kemudian apabila telah roboh (mati), maka makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah Kami telah menundukkan untua-unta itu kepada kamu, mudah-mudahan kamu bersyukur ". (QS Al Hajj 36).

Dan sebagai mana diketahui bahwa menyembelih ditempat lain mengakibatkan tidak bisanya seseorang untuk memakan daging yang ia kurbankan, sehingga perkara ini menyelisihi perintah Allah Ta`ala sehingga ia berdosa menurut pendapat ulama dan ahli ilmu yang mengatakan wajib untuk memakan daging hewan kurban nya.

Dan jika sekiranya kurban tersebut merupakan wasiat, maka memindahkan hewan kurban ketempat lain mengakibatkan hilangnya maksud orang yang memberikan wasiat, karena tatkala orang tersebut berwasiat maka dalam benaknya ia berpikir bahwa kerabat nya akan melakukan sendiri tanpa mewakilkan wasiatnya dan kerabatnya akan dapat menikmati dagingnya, dan tidak pernah berpikiran jikalau wasiatnya dikerjakan oleh orang lain di luar tempat ia bertinggal, sehingga dengan demikian ia menyelisihi perintah orang yang berwasiat.

Disamping itu terdapat mafsadat yang besar, yaitu orang akan berpandangan bahwa ibadah yang bersifat materi hanyalah mengacu pada kebutuhan ekonomi saja, atau ibadah yang terbatas, yaitu hanya sekedar merasa berbuat ihsan dan kebaikan kepada orang lain, walaupun sebenarnya ibadah materi ini adalah mendekatkan diri kepada Allah Ta`ala dan mencari ridho Nya, dimana seseorang dapat merasakan kedekatan dirinya kepada Allah Ta`ala, bukan sekedar berbuat baik kepada saudaranya yang lain, dikarenakan ibadah materi memiliki dua sisi, yaitu mendekatkan diri kepada Allah Ta`ala dan berbuat ihsan kepada orang lain, sedangkan sisi pertama lebih tinggi dan berharga dari sisi yang kedua.

Dengan demikian memindahkan hewan kurban ketempat lain mengakibatkan hilangnya maksud ibadah ini dari enam bentuk, yaitu : menghilangkan syiar berkurban ditempat ia bertinggal, terhalang nya seseorang untuk menyembelih hewan kurban nya  secara langsung atau menyaksikan nya langsung, hilangnya perasaan ibadah kepada Allah dengan tidak menyembelih sendiri secara langsung, hilangnya maksud dari menyebut nama Allah Ta`ala pada hewan kurban tatkala menyembelih, hilangnya kesempatan untuk menikmati daging sembelihan yang hendaknya didahulukan sebelum membagikan nya kepada kaum fakir, dan jika kurban tersebut adalah wasiat maka hilangnya maksud dan tujuan dari orang yang telah memberikan wasiat, terlebih orang orang akan berpandangan negatif terhadap ritual kurban, karena hanya semata mata melakukan ibadah materi yang bertujuan untuk faktor ekonomi kemsyarakatan saja, dan dengan demikian akan menghilangkan nilai luhur suatu ibadah yaitu mendekatkan diri kepada Allah Ta`ala.

Wahai para hamba Allah, aku wasiatkan agar kita bertakwa kepada Allah Ta`ala, dan tidak melakukan suatu perkara kecuali berasaskan Al Kitab dan As sunnah, sehingga kita berada diatas bashiroh dan bayinah dan burhan.

Dan aku katakan sekali lagi, jangan kalian menyembelih di afghanistan atau tempat lain, akan tetapi berkurbanlah di negeri kalian tempat kalian berada, dengan disaksikan oleh keluarga kalian, sembelihlah untuk pribadi kalian dan keluarga kalian, adapun tempat lain yang membutuhkan bantuan seperti afghanistan atau negara lain maka aku anjurkan kalian agar membantu mereka dengan kemampuan kalian, Sesungguhnya bantuan memiliki nilai tersendiri dan ibadah kurban memiliki porsi sendiri, sehingga sepantasnya seseorang tidak menggampangkan ibadah ini.

Aku memohon kepada Allah Ta`ala agar kita semua digolongkan sebagai hamba yang beribadah kepada Allah Ta`ala dengan bashiroh dan menyeru diatas jalan Nya dengan bashiroh.

Sumber: www.binothaimeen.com

Minggu, 14 September 2014

COBAAN & UJIAN

Alhamdulillah, was sholatu was salamu ala Rosulillah, wa ba`du;

Allah Ta`ala telah menciptakan makhluk nya dan menentukan takdir nya, menuliskan amalan amalan dan karunia rizkinya, dan menciptakan kehidupan dan kematian dalam rangka menguji para makhluk nya agar diketahui mana diantara mereka yang paling baik amalan nya.

Iman terhadap takdir merupakan salah satu rukun iman, dan segala urusan yang terjadi di muka bumi merupakan kehendak Allah Ta`ala yang memiliki hikmah yang sangat dalam bagi yang mau merenungi nya.

Allah Ta`ala berfirman , " Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun". Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk ".(QS. Al Baqarah 155~157).

Allah Ta`ala memberikan ujian dan cobaan kapada para hamba agar mengetahui siapa diantara mereka yang jujur dan yang pendusta.
Allah Ta`ala berfirman, " Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?. Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.  Ataukah orang-orang yang mengerjakan kejahatan itu mengira bahwa mereka akan luput (dari azab) Kami? Amatlah buruk apa yang mereka tetapkan itu. Barangsiapa yang mengharap pertemuan dengan Allah, maka sesungguhnya waktu (yang dijanjikan) Allah itu, pasti datang. Dan Dialah Yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.  Dan barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam ". (QS. Al Ankabut 2~6).

Jiwa manusia senantiasa akan meraih derajat tinggi dan tidak akan menjadi suci kecuali bila ia diuji dan diberikan cobaan, dan bagaimana pun keadaan seorang manusia ia pasti memperoleh cobaan, baik ia beriman maupun kafir, dan tiada seorangpun terbebas dari ujian.
Imam Ibnul Jauzy berkata, " Barangsiapa yang menginginkan keselamatan dan terbebas dari ujian selama nya, maka hendaknya ia menjadi orang yang tidak mukalaf atau tidak hidup ".

Manusia merasakan kenikmatan dan cobaan silih berganti, terkadang menyongsong kebahagiaan dengan berkorban aneka pengorbanan, dan mendapatkan cobaan yang membuahkan suatu ketentraman dan kebahagiaan, dan Allah Ta`ala memberikan cobaan kapada seseorang Mukminin untuk mensucikan dari dosa, bukan suatu adzab kepada nya, dan suatu cobaan bisa berbentuk menyenangkan ataupun suatu kesulitan yang tidak menyenangkan.

Allah Ta`ala berfirman, "Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran) ". (QS. Al A`rof 168).

Allah Ta`ala berfirman, " Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui ". (QS. Al Baqarah 216).

Seorang mukmin yang kuat adalah tegar dalam menghadapi cobaan dan ujian, pendiriannya kokoh tidak goyah, lisan nya terkunci dari berkeluh kesah, senantiasa memandang kepada janji Allah Ta`ala yang disediakan bagi orang yang bersabar, sesungguhnya cobaan niscaya cepat berlalu, dan kesabaran merupakan pintu kemenangan.
Allah Ta`ala berfirman, " Mereka memperoleh apa yang mereka kehendaki pada sisi Tuhan mereka. Demikianlah balasan orang-orang yang berbuat baik. Agar Allah akan menutupi (mengampuni) bagi mereka perbuatan yang paling buruk yang mereka kerjakan dan membalas mereka dengan upah yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan ". (QS. Az Zumar 34~35).

Sahabat Sa`ad ibnu Abi Waqos rodhiyallahu anhu, ia bertanya kepada Nabi sallallahu alaihi wa sallam tentang siapa yang paling dahsyat cobaan dan ujian nya dari para manusia? Maka Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda, " Para Nabi, kemudian orang orang soleh, kemudian dibawahnya, kemudian dibawahnya, seseorang diberikan ujian sesuai kadar agama nya, jikalau agama seseorang semakin kuat maka semakin berat ujian yang ia dapatkan, dan sekiranya lemah agama nya maka semakin ringan, dan senantiasa cobaan dan ujian menimpa kepada seorang hamba yang beriman, hingga ia berjalan dimuka bumi dengan tidak memiliki suatu dosa sedikit pun ". (HR. Bukhari).

Para Nabi memiliki cobaan yang sangat besar dan berat, Nabi Ibrahim diuji dengan dilempar ke dalam api yang menyala nyala, dan diperintahkan agar menyembelih semata wayangnya Ismail, Nabi Yunus diuji dengan dilempar ke lautan dan ditelan oleh ikan paus dalam waktu yang cukup lama, Nabi Yusuf dipisahkan oleh saudara saudaranya dari ayahnya dan dimasukkan ke dalam sumur hingga diperjualbelikan sebagai budak yang berakhir dengan hidup dalam penjara, dan Nabi Muhammad sallallahu alaihi wa sallam diberikan aneka cobaan dan ujian dengan kaum musyrikin Quraish, dan kalian sebagai seorang muslim yang taat kepada Allah Ta`ala pasti mendapatkan cobaan dan ujian.

Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda, " Barangsiapa yang Allah Ta`ala kehendaki kepada nya suatu kebaikan, niscaya ia akan diberikan cobaan ". (HR. Bukhari).

Berkata para Ulama, " Barangsiapa yang Allah Ta`ala ciptakan untuk tinggal di dalam surga, niscaya ia merasakan perkara perkara makruh yang silih berganti mendatangi nya".

Sekiranya cobaan menghampiri kita, maka sesungguhnya segala puji hanya milik Allah Ta`ala semata, dan hendaknya tidak mengeluh kecuali hanya dihadapan Allah Ta`ala, dan berharap hanya kepada Allah semata dalam mengentaskan kesulitan dan kesusahan.

Allah Ta`ala berfirman, " Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah disamping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati(Nya). Atau siapakah yang memimpin kamu dalam kegelapan di dataran dan lautan dan siapa (pula)kah yang mendatangkan angin sebagai kabar gembira sebelum (kedatangan) rahmat-Nya? Apakah disamping Allah ada tuhan (yang lain)? Maha Tinggi Allah terhadap apa yang mereka persekutukan (dengan-Nya) ". (QS. An Naml 62~63).

Allah Ta`ala berfirman, " Katakanlah: "Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal". (QS. At Taubah 51).

Syuraih Al~Qo`dhi berkata, " Tidaklah seorang hamba berikan ujian dan cobaan kapada nya kecuali didalamnya terdapat tiga karunia, yang pertama: ujian tersebut tidak menimpa dalam agama nya, yang kedua: ia tidak mendapatkan ujian yang lebih berat dan besar dari apa yang ia terima, dan yang ketiga: bahwasanya Allah Ta`ala memberikan kesabaran kepada diri nya tatkala ia bersabar".

Kamis, 11 September 2014

SIFAT SYAITAN

Alhamdulillah, was sholatu was salamu ala Rosulillah, wa ba`du;

Allah Ta`ala menciptakan bangsa jin dari api yang menyala jauh jauh hari sebelum diciptakannya manusia, mereka hidup sebagaimana kita hidup, dan hidup bersama kita, akan tetapi tidak terlihat oleh manusia, hikmah diciptakan nya mereka adalah untuk beribadah kepada Allah Ta`ala, barangsiapa yang taat, akan masuk surga, dan barangsiapa yang durhaka maka masuk ke dalam neraka.

Allah Ta`ala berfirman, "Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.  Aku tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan.  Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezeki Yang mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh ". (QS. Ad Dzariyat 56~58).

Bangsa jin memiliki banyak keragaman, diantaranya mereka ada yang istiqomah, ada pula menyeru kepada dholalah, ada yang muslimun sholihun, ada pula yang fasikun, ada yang menyeru dan berdakwah kepada iman terhadap Allah Ta`ala dan kitab suci Al Qur`an.

Allah Ta`ala berfirman, " Dan (ingatlah) ketika Kami hadapkan serombongan jin kepadamu yang mendengarkan Al Quran, maka tatkala mereka menghadiri pembacaan(nya) lalu mereka berkata: "Diamlah kamu (untuk mendengarkannya)". Ketika pembacaan telah selesai mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan.  Mereka berkata: "Hai kaum kami, sesungguhnya kami telah mendengarkan kitab (Al Quran) yang telah diturunkan sesudah Musa yang membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya lagi memimpin kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus.  Hai kaum kami, terimalah (seruan) orang yang menyeru kepada Allah dan berimanlah kepada-Nya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa kamu dan melepaskan kamu dari azab yang pedih.  Dan orang yang tidak menerima (seruan) orang yang menyeru kepada Allah maka dia tidak akan melepaskan diri dari azab Allah di muka bumi dan tidak ada baginya pelindung selain Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata". (QS. Al Ahqof 29~32).

Iblis merupakan bapak moyang dari bangsa jin, ia diberikan Allah Ta`ala umur panjang hingga hari kiamat, iblis memiliki singgasana diatas lautan, ia mengendalikan bala tentaranya untuk menggoda dan mengganggu para manusia dengan aneka keburukan dan fitnah.

Syaitan merupakan makhluk yang buruk, bentuk yang keji, apabila seekor keledai melihatnya, niscaya akan meringkik.
Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda, " Jikalau kalian mendengar suara ringkikkan keledai maka berlindunglah kepada Allah Ta`ala dari syaitan, karena sesungguhnya ia melihat syaitan ". (HR. Bukhari dan Muslim).

Syaitan memiliki hati, mata, telinga, suara, liur, jemari, dan matahari terbit diantara dua tanduk syaitan, makan dan minum dengan tangan kiri, mereka tinggal ditempat kotor dan najis, gemar duduk diantara tempat teduh dan terik sinar matahari, dan senantiasa mengikuti langkah para wanita jikalau keluar rumah.

Syaitan tertawa jikalau anak cucu Adam menguap dengan bersuara, dan menangis jikalau membaca ayat ayat yang terdapat perintah untuk sujud kemudian melakukan sujud, ia mengencingi telinga seorang hamba jikalau tidur hingga tidak mendengar adzan subuh.

Barangsiapa yang masuk rumah dan tidak berdzikir kepada Allah Ta`ala, niscaya syaitan ikut bersamanya masuk ke dalam rumah dan bersarang di lobang hidung anak cucu Adam.

Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda, " Jika salah seorang di antara kalian bangun dari tidur maka hendaknya berwudhu, dan beristintsar (membersihkan hidung nya) tiga kali, karena syaitan bermalam di dalam lobang hidung nya ". (HR. Bukhari dan Muslim).

Syaitan senantiasa mengajak manusia agar melakukan keburukan dan kemungkaran, serta menghalangi dari kebajikan, memerintahkan berbuat bakhil dan kikir, menghiasi ajakan jahat dan keji seolah olah memberikan suatu nasihat yang suci, selalu berusaha menjerumuskan anak Adam agar masuk ke dalam neraka.

Allah Ta`ala berfirman, " Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada para malaikat: "Bersujudlah kamu kepada Adam", maka merekapun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud.  Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah".  Allah berfirman: "Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka keluarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina".  Iblis menjawab: "Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan".  Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh".  Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus.   kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).  Allah berfirman: "Keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang terhina lagi terusir. Sesungguhnya barangsiapa di antara mereka mengikuti kamu, benar-benar Aku akan mengisi neraka Jahannam dengan kamu semuanya".  (Dan Allah berfirman): "Hai Adam bertempat tinggallah kamu dan isterimu di surga serta makanlah olehmu berdua (buah-buahan) di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu berdua termasuk orang-orang yang zalim".  Maka syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan syaitan berkata: "Tuhan kamu tidak melarangmu dan mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal (dalam surga)".  Dan dia (syaitan) bersumpah kepada keduanya. "Sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang memberi nasehat kepada kamu berdua". (QS. Al A`raf 11~22).

Syaitan senantiasa memberikan gangguan kepada anak cucu Adam, tidak luput dari gangguan nya seorang bayi yang terlahir didunia ini kecuali syaitan menganggu nya hingga menangis kecuali maryam binti Imran dan putra nya Isa ibnu Maryam karena Allah Ta`ala mengabulkan panjatan doa orang tua nya seorang pasangan suami istri yang soleh.

Allah Ta`ala berfirman, " (Ingatlah), ketika isteri 'Imran berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu terimalah (nazar) itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui".  Maka tatkala isteri 'Imran melahirkan anaknya, diapun berkata: "Ya Tuhanku, sesunguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk". Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik ...". (QS. Ali Imran 35~37).

Pada hari kiamat syaitan akan berlepas diri dari pengikutnya tatkala dihadapkan dihadapan api neraka yang menyala nyala.

Allah Ta`ala berfirman, " Dan mereka semuanya (di padang Mahsyar) akan berkumpul menghadap ke hadirat Allah, lalu berkatalah orang-orang yang lemah kepada orang-orang yang sombong: "Sesungguhnya kami dahulu adalah pengikut-pengikutmu, maka dapatkah kamu menghindarkan daripada kami azab Allah (walaupun) sedikit saja? Mereka menjawab: "Seandainya Allah memberi petunjuk kepada kami, niscaya kami dapat memberi petunjuk kepadamu. Sama saja bagi kita, apakah kita mengeluh ataukah bersabar. Sekali-kali kita tidak mempunyai tempat untuk melarikan diri". Dan berkatalah syaitan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: "Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku akan tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamupun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu". Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih ". (QS. Ibrahim 21~22).

Sesungguhnya jalan keselamatan dan penjagaan dari tipu daya syaitan adalah iltija` dan kembali kepada Allah Ta`ala dengan banyak berdzikir serta bermujahadah melawan syaitan dan bala tentaranya.

Imam Muja`hid rohimahullahu berkata, " Tidak ada suatu kalimat yang lebih dahsyat untuk menghancurkan tipu daya iblis dari kalimat " LHA ILAHA ILLALLAH ".

Memperbanyak tilawah Al Qur`an terlebih surat Al Baqarah, yang didalamnya terdapat ayat Kursi, dirumah tempat tinggal kita, dengan banyak membaca kitab Allah Ta`ala niscaya para malaikat akan turun dengan penjagaan dan menerangi serta meliputi dengan rahmat dan sakinah didalam rumah kita.

Selasa, 02 September 2014

BERDZIKIR KEPADA ALLAH

Alhamdulillah, was sholatu was salamu ala Rosulillah, wa ba`du;

Allah Ta`ala telah berfirman dalam ayat yang mulia, " Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang ".(QS. Al Ahzab 41~42).

Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda kepada seseorang yang minta agar diberikan suatu wasiat, " Hendaknya lisanmu senantiasa basah dari berdzikir kepada Allah ".
Nabi sallallahu alaihi wa sallam dalam kehidupannya sehari hari senantiasa banyak berdzikir kepada Allah Ta`ala, dan segala ucapannya tidak keluar dari berdzikir, banyak melantunkan pujaan, pujian, sanjungan, tahlil, tahmid, dan doa kepada Allah Ta`ala, baik dalam keadaan berdiri, duduk, berbaring, berkendara, baik dalam keadaan mukim dan safar, dan seluruh aktivitasnya dari bangun tidur, hingga menjelang tidur.

Sesungguhnya hati tidak pernah lepas dari kelalaian dan kealpaan, serta ajakan dan bujukan nafsu, oleh karena nya sangat membutuhkan untuk penerang dan pembersih hati, dan menghilangkan kotoran dan penyakit hati, dengan banyak melantunkan dzikir kepada Allah Ta`ala dalam setiap waktu agar menggapai kesuksesan.

Allah Ta`ala berfirman, "Maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung ".(QS Al Anfal 45).

Ketika iman seseorang lemah, jiwa terasa sempit dan gundah, akan tetapi jikalau ia menyibukkan diri dengan berdzikir, niscaya kesedihan akan berganti dengan kebahagiaan, ketentraman, serta nyaman dalam naungan Allah Ta`ala.

Allah Ta`ala berfirman, " (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram ".(QS. Ar Ra`d 28).

Dikisahkan bahwa Nabi Yunus alaihi salam tatkala ditimpa petaka, Allah Ta`ala senantiasa mendengar lantunan dzikir yang ia panjatkan, hingga ia selamat dari ujian yang ia hadapi.

Allah Ta`ala berfirman, "Sesungguhnya Yunus benar-benar salah seorang rasul.  (ingatlah) ketika ia lari, ke kapal yang penuh muatan.  kemudian ia ikut berundi lalu dia termasuk orang-orang yang kalah dalam undian.   Maka ia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela.  Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah.  niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit.  Kemudian Kami lemparkan dia ke daerah yang tandus, sedang ia dalam keadaan sakit.  Dan Kami tumbuhkan untuk dia sebatang pohon dari jenis labu.  Dan Kami utus dia kepada seratus ribu orang atau lebih.  Lalu mereka beriman, karena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu yang tertentu ". (QS. As Soffat 139~148).

Berdzikir mendatangkan kegembiraan, ketentraman, luasnya rizki, mendatangkan kecintaan, mendekatkan diri kepada Allah, turunnya para malaikat, diliputi oleh rahmat, dan malaikat senantiasa menyanjung dan memuji nya dihadapan Allah Ta`ala, dan Allah berbangga kepada nya dihadapan para malaikat Nya, serta menghantarkan kepada keselamatan dunia dan akhirat.

Nabi sallallahu alaihi wa sallam suatu hari pergi bersama rombongan para sahabat, dan menjumpai sekelompok sahabat berduduk duduk, hingga Nabi sallallahu alaihi wa sallam menyapa mereka seraya berkata, " Apa yang membikin kalian berduduk duduk disini?, maka mereka menjawab: kita duduk disini untuk berdzikir kepada Allah Ta`ala dan memuji Nya atas limpahan karunia yang diberikan kepada kita hingga merasakan nikmatnya islam. Nabi sallallahu alaihi wa sallam berkata, kalian duduk kecuali hanya untuk itu?, sungguh malaikat Jibril telah datang memberitahu kepadaku bahwa Allah Ta`ala berbangga kepada kalian dihadapan para malaikat Nya ".

Sebaliknya ketika seseorang lalai dari berdzikir kepada Allah Ta`ala, maka ia akan banyak menjumpai kesulitan dan terancam banyak bahaya, dan syaitan dapat menguasai dirinya.

Betapa banyak orang terkena sihir lantaran ia lalai melantunkan dzikir?

Betapa banyak orang yang terganggu syaitan karena ia tidak berdzikir pada waktu pagi dan petang?

Betapa banyak orang yang hidupnya terasa tidak berarti dan tidak bermanfaat karena ia sibuk dengan urusan duniawi dan meninggalkan dzikir kepada Allah Ta`ala?

Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda, " Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Allah Ta`ala dan orang yang tidak berdzikir sebagaimana perumpamaan orang yang hidup dan bangkai yang berjalan ".

Bahkan dzikir sangat berguna sekali bagi seseorang yang dalam keadaan sekarat, ketika nyawa dipenghujung kematian.

Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda, " Ajarkan kepada orang orang yang hendak mati diantara kalian dengan kalimat " LHA ILAHA ILLALLAHU ".

Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda, " Barangsiapa yang akhir ucapannya kalimat " LHA ILAHA ILLALLAHU " sungguh ia pasti masuk surga ".

Senin, 01 September 2014

TARBIYAH TERHADAP ANAK

Alhamdulillah, was sholatu was salamu ala Rosulillah, wa ba`du;

Agama islam memiliki perhatian untuk membangun masyarakat islami yang kuat iman yang selamat dari segala penyelewengan tauhid dan akidah serta ibadah, dan senantiasa bertujuan untuk menggapai rumah tangga yang diridhoi, penuh barokah, mawadah dan rohmah.

Oleh karena itu merupakan kewajiban suatu pasangan suami istri agar memperhatikan tarbiyah kepada para anak, mengajarkan kepada mereka iman dan taqwa, sebagaimana baiknya keturunan merupakan perhatian para Nabi dan Rasul, bahkan menjadikan panjatan doa bagi mereka.

Nabi Zakaria memanjatkan doa kepada Allah Ta`ala, agar diberikan keturunan yang soleh, dan diabadikan dalam firman Nya, " Di sanalah Zakariya mendoa kepada Tuhannya seraya berkata: "Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa". Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakariya, sedang ia tengah berdiri melakukan shalat di mihrab (katanya): "Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang puteramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang Nabi termasuk keturunan orang-orang saleh".
(QS Al Imran 38~39).

Nabi Ibrahim memanjatkan doa kepada Allah Ta`ala agar diberikan putra yang soleh, sebagaimana dikisahkan dalam firman Allah Ta`ala, " Dan Ibrahim berkata: "Sesungguhnya aku pergi menghadap kepada Tuhanku, dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku.  Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh.  Maka Kami beri dia khabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar ".(QS As Soffat 99~101).

Di antara panjatan doa orang orang soleh kepada Allah Ta`ala yang diabadikan dalam Al Qur`an adalah, " Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa ". (QS Al Furqon 74).

Allah Ta`ala berfirman, " ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri". (QS Al Ahqof 15).

Seorang ayah memiliki kewajiban agar mengajarkan ilmu kepada para anak segala yang mendatangkan manfaat dari ilmu akidah, ibadah, akhlak, maupun perkara duniawi yang dibutuhkan bagi anak.

Dan bagi seorang ibu hendaknya memberikan tarbiyah secara bertahap dari perangai kebaikan agar menjadi bekal bagi anak dimasa mendatang.

Imam Ahmad dahulu memiliki seorang ibu yang senantiasa membangunkan di waktu sepertiga malam terakhir, menyimpan air dan menyuruh agar mengajarkan sholat malam, dan apabila datang waktu subuh, sang ibu menggandeng tangan putra nya menuju masjid hingga memasuki nya dan menunggu hingga usai maka mengantarkan hingga masuk ke dalam rumah.

Allahu Ta`ala berfirman, "Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan ".(QS At Tahrim 6).

Banyak dijumpai dalil dari Al Qur`an dan As Sunnah yang menganjurkan agar berbuat ihsan kepada anak, menunaikan hak mereka, serta ancaman bagi yang tidak memberikan perhatian kepada mereka dalam urusan agama, bahkan urusan duniawi.

Allahu Ta`ala berfirman, " Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar ".(QS An Nisa` 9).

Wahai para orang tua, janganlah merusak fitrah seorang anak, akan tetapi tanamkan dalam jiwa anak akidah yang lurus, perangai yang terpuji, akhlak yang mulia, dan kembalilah kepada agama Allah dan syariat Nya, niscaya ini merupakan solusi bagi segala permasalahan moral pada masa sekarang ini.

Sesungguhnya nikmat keturunan ini, memiliki tanggung jawab besar di hadapan Allah Ta`ala, karena seorang anak yang soleh merupakan sebaik baiknya warisan dan peninggalan.

Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda, " Jika seseorang anak Adam wafat, maka terputus amalan nya kecuali tiga perkara, sodakoh yang mengalir, ilmu yang bermanfaat yang diajarkan, dan anak soleh yang senantiasa mendoakan nya ".