Senin, 30 Juni 2014

KEUTAMAAN PUASA

» Hari kedua ramadhan «

Alhamdulillah, wassholatu wassalamu `ala Rosulillah, wa ba`du;

Puasa merupakan ibadah yang paling utama, ketaatan yang paling mulia, hingga Allah Ta`ala memfardhukan ibadah ini pada setiap umat sebelum kita, sebagai mana difirmankan, dalam QS Al-Baqarah: 183, "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa".

Sekiranya ibadah ini tidak memiliki nilai niscaya tidak diwajibkan pada setiap umat, akan tetapi dikarenakan puasa adalah ibadah yang agung hingga setiap orang merasa butuh dan di fardhukan bagi mereka.

Di antara keutamaan puasa adalah menghapus dosa-dosa dan keburukan, sebagai mana diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu`anhu, bahwa Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa berpuasa ramadhan dengan penuh keimanan dan mencari pahala maka akan di hapus dosa-dosanya yang terdahulu". (HR Bukhari dan Muslim).

Maksud hadits ini adalah jika seseorang berpuasa dalam rangka beriman dan ridho akan fardhunya puasa, ia hanya meniatkan untuk mencari pahala dan ganjaran semata, tidak merasa benci dan ragu atas pahala yang dijanjikan maka ia akan dihapus dosa-dosanya yang terdahulu.

Sebagaimana pula dalam sabda Rasulullah sallallahu `alaihi wa sallam, "Sholat lima waktu, Jum`at sampai Jum`at berikutnya, ramadhan hingga ramadhan berikutnya akan menghapuskan dosa dosa jika ia menjauhi dosa besar". (HR Muslim).

Di antara keutamaan puasa adalah akan diberikan balasan yang tidak terhingga, sebagai mana diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu`anhu bahwa Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda, Allah Ta`ala berfirman, "Setiap amalan anak cucu Adam akan kembali pada dirinya, kecuali ibadah puasa, maka sesungguhnya puasa itu untuk-Ku, dan Aku akan memberikan balasannya, puasa adalah perisai, jikalau kalian berpuasa maka jangan berbuat sia sia, berbuat aniaya, jikalau kalian menjumpai seorang yang mencela atau hendak membunuh maka katakan kepadanya bahwa aku berpuasa, demi yang jiwaku berada di tangan-Nya sungguh aroma mulut orang yang berpuasa lebih wangi dari pada aroma kasturi, dan bagi yang berpuasa ia menjumpai dua kebahagiaan, jika ia berbuka puasa maka ia akan merasa bahagia dan juga kelak berjumpa dengan Tuhannya". (HR Bukhari dan Muslim).

Dari hadits ini terdapat banyak keutamaan berpuasa, di antara nya:

» Amalan puasa merupakan amalan khusus yang dipersembahkan untuk Allah Ta`ala, dikarenakan di sana mengandung rasa ikhlas dan rahasia antara ia dan Allah Ta`ala semata, memungkinkan bagi yang berpuasa ia makan dan minum di tempat tersembunyi, akan tetapi ia meninggalkan ini semata karena Allah dan mengharapkan pahala, sehingga Allah bersyukur kepadanya atas keihlasan yang ia lakukan. Di dalam hadits dikatakan "Ia meninggalkan syahwat dan makan karena Aku".
Berkata Sufyan ibnu Uyainah rohimahullahu, "Jika nanti hari kiamat Allah akan menghisap amalan para hamba dan di balasannya semua kezaliman kezaliman dari perbuatannya hingga tidak tersisa dari amalannya kecuali puasa maka Allah akan menanggung apa yang tersisa dari kezaliman dan ia pun di masukkan ke dalam surga dengan puasa tersebut".

» Allah Ta`ala berjanji, "Sesungguhnya Aku akan membalasinya". Dalam hadits ini dikatakan setiap amalan kebaikan akan diberikan balasan berlipat ganda sepuluh kali lipat hingga tujuh ratus kali lipat dan lebih, adapun puasa maka Allah menyandarkan pahala kepada diri-Nya Ta`ala, tanpa perhitungan kelipatan, sedangkan Allah adalah Dzat Yang Maha Pengasih lagi Maha Pemurah, sehingga pahala puasa memiliki pahala besar dan banyak karena puasa merupakan ketaatan dan kesabaran terhadap   perkara yang dilarang dan sabar dari menjalankan ketaatan, dan sabar dari takdir yg terasa berat dari menahan lapar dan haus dan lemah nya badan, hingga terkumpul tiga jenis kesabaran.

» Sesungguhnya puasa merupakan perisai yang membentengi diri dari perbuatan sia sia dan aniaya, sebagai mana di sebutkan dalam hadits di atas, dan membentengi diri dari api neraka, sebagai mana dalam riwayat Imam Ahmad dari sahabat Jabir bin Abdillah, "Puasa adalah perisai yang menjaga seorang hamba dari api neraka".

» Aroma mulut orang yang berpuasa lebih wangi dari pada aroma misik kasturi di hadapan Allah Ta`ala, karena aroma tersebut merupakan dampak dari amalan puasa hingga itupun dicintai Allah, dan ini merupakan agungnya amalan puasa, walaupun itu terlihat tidak disukai oleh para manusia akan tetapi di hadapan Allah menjadi memiliki nilai yang berharga karena muncul dari jejak perbuatan taat yaitu berpuasa.

» Orang yang berpuasa akan mendapatkan rasa bahagia dan senang disaat berbuka puasa dan disaat berjumpa dengan Tuhannya. Ia merasa bahagia karena ia telah mampu menyelesaikan ibadah puasa yang Allah perintahkan. Adapun di waktu berjumpa Allah maka ia akan bahagia melihat balasan yang dijanjikan disaat itu, tatkala setiap orang merasa butuh akan bantuan dan pertolongan, hingga di katakan, "Mana orang orang yang berpuasa, hendaknya ia masuk ke dalam surga dengan pintu Royyan yang tidak di boleh kan selainnya untuk memasukinya".

Dan di dalam hadits ini terdapat anjuran, apabila ada seseorang yang mencela atau memerangi maka hendaknya ia tidak membalasinya dengan perbuatan yang serupa hingga tidak timbul perlawanan yang lebih sengit, akan tetapi hendaknya mengkabarkan bahwa ia sedang berpuasa, tidak berbuat serupa dalam rangka menjaga puasanya, bukan dikarenakan lemah, sebagai mana difirmankan dalam QS Fushilat: 34- 35, "Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar".

» Diantara keutamaan puasa adalah akan di berikan syafaat kepada orang yang rajin berpuasa, sebagai mana diriwayatkan dari Abdullah ibnu Umar radhiyallahu`anhuma, bahwa Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya puasa dan Al Qur`an akan memberikan syafaat kepada para hamba di hari kiamat, berkata puasa, "Wahai Robb~Ku, aku telah mencegahnya dari makan dan syahwat maka berikan aku syafaat untuknya", dan berkata Al Qur`an, "Wahai Robb~Ku aku telah mencegahnya dari tidur malam hari, maka berikan kepadaku syafaat untuknya, maka keduanya memberikan syafaat".

Ikhwani, keutamaan puasa sangat banyak sekali tidak mampu diliputi semuanya, maka berusahalah sekuat tenaga untuk menjaga batasan batasannya, dan banyak lah bertaubat atas segala kekurangan, semoga Allah memberikan perlindungan dan penjagaan kepada kita semua dan semoga Allah memberikan syafaat kepada kita melalui ibadah puasa yang kita lakukan, dan semoga kita, orang tua kita, dan kaum muslimin di berikan ampunan atas segala dosa.

Minggu, 29 Juni 2014

HARI PERTAMA RAMADHAN

Disadur dari majalis syahru ramadhan karya As syeikh: Muhammad ibnu Solih Ibnu  Utsaimin rohimahullahu.

Alhamdulillah, washolatu wassalamu ala` rasulullah, wa ba`du;

Ikhwati, telah menghampiri kita bulan yang di penuhi kemuliaan, bulan yang agung yang Allah Ta`ala lipat ganda kan pahala, di buka pintu pintu kebaikan, diturunkan keberkahan, bulan yang di turunkan Al Qur`an sebagai petunjuk dan hidayah bagi para manusia, bulan yang di liputi rahmat dan ampunan dan pembebasan dari api neraka.
Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Apabila datang bulan ramadhan maka di buka pintu pintu surga dan di tutup pintu pintu neraka dan dibelenggu para syaitan". (HR Bukhari dan Muslim).

Di buka pintu surga di bulan mulia ini di karenakan banyaknya amalan-amalan kebaikan yang salih di lakukan sebagai pendorong bagi orang-orang yang hendak beramal, dan ditutup pintu neraka dikarenakan sedikitnya maksiat yang dilakukan oleh orang-orang yang beriman, demikian pula di borgolnya syaitan sehingga tidak bebas seperti hari-hari lainnya.

Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Abu Hurairah radhiyallahu`anhu bahwa Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Umatku di berikan lima perangai pada bulan ramadhan, yang tidak diberikan kepada para umat sebelumnya, aroma mulut orang yang berpuasa lebih wangi di sisi Allah dari pada aroma kasturi, dan para malaikat meminta kan ampunan hingga berbuka puasa, dan Allah menghiasi surga-Nya setiap hari dan berfirman, "Hampir para hamba-Ku yang sholih terbebas dari beban dan gangguan dan segera menuju kepadamu (surga), dan diborgol para syaitan hingga tidak bebas seperti hari-hari biasa, dan akan diberikan ampunan pada setiap akhir malam". Para sahabat bertanya, "Apakah itu pada malam Lailatul Qadar?" maka di jawab, "Bukan, akan tetapi bagi setiap muslim yang beramal ia akan mendapatkan balasannya, jika ia telah selesai beramal".

Kelima perangai ini Allah janjikan dan dikhususkan untuk umat Nabi Muhammad sallallahu alaihi wa sallam, yang tidak pernah diberikan kepada umat manusia sebelumnya, sebagai mana pula banyak limpahan rahmat dan karunia yang di berikan kepada umat ini yang tidak terhingga.

» Aroma mulut orang yang berpuasa, dikarenakan kosongnya lambung, bisanya berbau tidak sedap, akan tetapi kelak di sisi Allah Ta`ala akan berubah menjadi lebih wangi dari pada aroma misik atau kasturi, hal ini terjadi dikarenakan aroma tersebut timbul tatkala melakukan ibadah dan ketaatan, dan setiap yang timbul dari ketaatan maka akan di cintai Allah dan diberikan imbalan yang lebih baik, sebagai mana pula orang yang mati syahid dalam peperangan di jalan Allah, ia akan datang pada hari kiamat, luka-luka dan darah yang menetes memiliki aroma wangi kasturi, demikian pula orang orang yang menunaikan ibadah haji, Allah akan berbangga di hadapan para malaikat-Nya.

» Sesungguhnya para malaikat memintakan ampunan bagi setiap orang yang berpuasa hingga berbuka, sebagai mana kita ketahui bersama bahwa malaikat adalah hamba yang tidak pernah melakukan maksiat, hingga bisa dikatakan pasti doa mereka akan di kabulkan Allah, dan jika mereka para malaikat beristigfar maka ini menunjukkan keutamaan orang yang berpuasa, sedangkan arti istighfar adalah memohon kan ampunan dan pembebasan dosa di dunia dan akhirat.

» Allah Ta`ala setiap hari menghiasi dan memperindah surga dan berkata, "Hampir-hampir para hamba-Ku terbebas dari beban dan gangguan dan segera menuju surga". Yaitu para hamba segera berpindah dari dunia yang merupakan lahan ujian dan cobaan dan segala keletihan dan kepayahan dan diberikan tempat yang kekal abadi penuh kenikmatan, kemuliaan, dan keselamatan yaitu surga.

» Para syaitan jahat mereka dibelenggu dan diborgol hingga tidak bebas melakukan gangguan kepada orang yang beriman yang sholih, dan ini merupakan pertolongan Allah atas musuhnya, hingga kita menyaksikan bahwa kebaikan kebaikan banyak di lakukan dan keburukan keburukan banyak di tinggalkan.

» Allah memberikan ampunan kepada umat islam pada setiap akhir malam, sehingga seyogyanya kita menggunakan kesempatan ini untuk berpuasa dan menegakkan sholat pada setiap malamnya, agar meraih ampunan-Nya.

Dalam kesempatan ini Allah Ta`ala memberikan limpahan karunia kepada para hamba dalam tiga  keadaan:

» Allah Ta`ala telah mensyariatkan berbagi amalan sholeh yang menjadi sebab terampuni dosa dosa para hamba, dan diangkat derajat mereka, jika sekiranya ini tidak ada, maka tidak pula dilakukan ibadah-ibadah ini.

» Allah Ta`ala memberikan taufik kepada para hamba hingga mereka mampu menjalankan amalan sholeh, betapa banyak orang yang tidak di berikan perlindungan dan taufik sehingga ia tidak dapat menjalankan ibadah ibadah ini.

» Allah Ta`ala memberikan lipatan paha yang banyak, satu kebaikan akan di berikan lipatan ganda sepuluh kali lipat hingga tujuh ratus kali lipat lebih, dengan demikian betapa banyak limpahan rahmat Allah kepada kita semua.

Ikhwani, menginjak bulan ramadhan adalah suatu karunia yang agung, maka berbahagialah orang orang yang menunaikan hak hak bulan ramadhan, serta ia kembali ke jalan Allah Ta`ala dengan menjalankan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan, dan alangkah indahnya ungkapan berikut ini :

Wahai orang yang tidak berhenti berbuat dosa di bulan rojab # Hingga ia bermaksiyat kepada Tuhannya di bulan sya`ban . 
Telah menghampiri kalian bulan puasa setelah dua bulan sebelum nya # Maka jangan engkau jadikan bulan ini bulan kemaksiatan .
Bacalah Al Qur`an dan bertasbihlah dengan sungguh sungguh # Sesungguhnya bulan ini adalah bulan bertasbih dan bulan Al Qur`an. Betapa banyak orang yang dahulu berpuasa bersama mu # Di antara para tetangga dan para saudara . Mereka di pisahkan dengan kematian dan menyisakan diri mu # hingga hidup dan alangkah dekat nya diri mu dari kematian.

Semoga Allah Ta`ala membangun kan kita dari kelalaian, dan memberikan kepada kita taufik hingga dapat menggunakan kesempatan ini untuk melakukan ketaatan, dan semoga Allah Ta`ala memberikan limpahan ampunan kepada kita semua, orang orang tua kita dan seluruh kaum muslimin.

Jumat, 27 Juni 2014

PERSIAPAN ROMADHON

« PERSIAPAN ROMDHON »

Syeikh Abdurrozzak Al Badr.

Di riwayat kan dari sahabat Jabir bin Abdillah rodhiyallahu anhuma," Apabila kalian berpuasa maka hendaknya pendengaran, penglihatan, dan lisan mu juga ikut serta berpuasa dari berbuat dusta, dosa, dan hindari dari mengganggu pembantu mu, dan seyogyanya engkau berperangai tenang, santun, di hari puasa mu, dan jangan engkau sama kan antara hari puasa mu dan hari berbuka mu ". ( Riwayat Ibnu Abi Syaibah dalam kitab Al Mushonaf 8973 ).

Riwayat di atas merupakan gambaran yang sangat indah dalam menyambut kedatangan bulan ramadhan, di karena kan bulan puasa disyariatkan dalam rangka mendidik jiwa dan membersihkan hati serta merealisasikan takwa, di lain pihak kita juga di tuntut untuk menjauhi dosa dan memperbaiki hati, lisan, dan anggota badan. Maka alangkah indahnya bagi setiap muslim menjumpai bulan yang penuh barokah ini dengan mempersiapkan diri hingga menggapai kesuksesan di dalam nya.

Bulan ramadhan adalah bulan yang penuh berkah yang merupakan kesempatan emas yang Allah karunia kan agar kita dapat membersihkan hati dan lisan dari segala penyakit dan kotoran, bukan lah bagian terpenting dalam berpuasa hanyalah sekedar menahan makan dan minum, sedangkan hati nya di penuhi dengan iri, dengki, kebencian, terhadap para hamba Allah, atau pun lisan tidak tercegah dari berbuat ghibah, namimah, kecurangan, dusta, mencela, mencerca, jikalau demikian keadaan nya maka ia tidak memperoleh dalam puasa nya kecuali hanya sekedar menahan lapar dan haus.

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu`anhu secara marfu kepada Nabi sallallahu alaihi wa sallam," Bisa jadi seorang yang berpuasa ia hanya mendapatkan rasa lapar dan haus, dan bisa jadi seorang yang sholat malam hanyalah mendapatkan rasa letih dalam begadang ". HR Ahmad.

Maka seyogyanya kita menggunakan kesempatan bulan yang penuh kebaikan ini untuk memperbaiki hati dan lisan, semoga kita sukses di bulan ini dan meraih ke ridhoan~Nya.

Rabu, 25 Juni 2014

SHOLAT TASBIH

Hadits Rasulullah sallallahu `alaihi wa sallam kepada pamannya Abbas bin Abdul Muthallib radhiyallahu`anhu yang berbunyi, “Wahai Abbas pamanku, Aku ingin memberikan padamu, aku benar-benar mencintaimu, aku ingin engkau melakukan -sepuluh sifat- jika engkau melakukannya Allah akan mengampuni dosamu, baik yang pertama dan terakhir, yang terdahulu dan yang baru, yang tidak sengaja maupun yang disengaja, yang kecil maupun yang besar, yang tersembunyi maupun yang terang-terangan. Sepuluh sifat adalah: Engkau melaksanakan sholat empat rakaat; engkau baca dalam setiap rakaat Al-Fatihah dan surat, apabila engkau selesai membacanya di rakaat pertama dan engkau masih berdiri, mka ucapkanlah: Subhanallah Walhamdulillah Wa laa Ilaaha Ilallah Wallahu Akbar 15 kali, Kemudian ruku’lah dan bacalah do’a tersebut 10 kali ketika sedang ruku`, kemudian sujudlah dan bacalah do’a tersebut 10 kali ketika sujud, kemudian bangkitlah dari sujud dan bacalah 10 kali kemudian sujudlah dan bacalah 10 kali kemudian bangkitlah dari sujud dan bacalah 10 kali. Itulah 75 kali dalam setiap rakaat, dan lakukanlah hal tersebut pada empat rakaat. Jika engkau sanggup untuk melakukannya satu kali dalam setiap hari, maka lakukanlah, jika tidak, maka lakukanlah satu kali seminggu, jika tidak maka lakukanlah sebulan sekali, jika tidak maka lakukanlah sekali dalam setahun dan jika tidak maka lakukanlah sekali dalam seumur hidupmu” (HR Abu Dawud 1297, Ibnu Majah 1386/1387, Ibnu Khuzaimah 1216, di dalam shohihnya, dan berkata: "Jika riwayat ini benar, maka terdapat sesuatu yang terbalik dalam isnadnya).

Para ulama berbeda pendapat dalam pengesahan hadits ini serta pengamalannya. Diantara mereka ada yang mengesahkannya, ada juga yang melemahkannya, dan ada juga yang menghukuminya dengan hadits palsu.

Ibnu Jauzy berkata, "Hadits-hadits yang diriwayatkan tentang sholat tasbih semua jalannya lemah dan telah aku kupas dan terangkan di dalam kitab Al Maudhu`at".

Imam At Tirmidzi berkata, "Diriwayatkan dari Nabi shalallahu `alaihi wa sallam hadits tentang sholat tasbih dan tidak ada yang shohih kebanyakannya.

Dinukil dari Imam An Nawawi dari Al Ukaili berkata, "Riwayat dalam sholat tasbih tidak ada satupun yang sah, demikian juga dikatakan oleh Ibnul Aroby dan yang lainnya bahwa tidak ada riwayat yang shohih juga hasan".

Imam An Nawawi berkata, "Di dalam pensunnahan sholat tasbih perlu dikaji ulang, karena haditsnya lemah, dan di dalamnya terdapat perubahan tata cara shalat yang telah di ketahui bersama, maka seyogyanya tidak dilakukan dengan tanpa dalil, sedangkan dalil yang digunakan tidak kuat". (Disebut kan di dalam syarah al muhadzab).

Di nukil dari imam Suyuthy dari Ibnu Hajar berkata, "Pendapat yang benar, bahwa semua riwayat sholat tasbih adalah lemah, sedangkan hadits Ibnu Abbas mendekati prasyarat hasan, akan tetapi terdapat sudzudz (menyelisihi riwayat lain) dan tidak dijumpai mutabi` (pendamping yang menguatkan riwayatnya) dan di dalamnya pula menyelisihi gerakan sholat yang telah di ketahui bersama".

Hadits ini juga di riwayatkan oleh Imam Ahmad, dan ia berkata, "Hadits ini tidak sah, dan di katakan pula dusta, serta di makruhkan melakukannya, dan tidak seorangpun imam menyatakan amalan mustahab".

Berkata Fakihuz Zaman Al Allamah Al Fakih Muhammad bin Sholih Al Utsaimin rohimahullahu, "Pendapat yang rojih (benar) menurutku, bahwa sholat tasbih bukanlah sunnah, dan hadits yang menyebutkannya adalah lemah, dan di antara sebab yang melemahkannya sebagai berikut:
» Asal muasal ibadah adalah di larang dan tidak di lakukan, hingga di jumpai dalil yang kuat yang menetapkan pensyariatannya.
» Hadits yang menyebutkan tentang tata cara sholat tasbih semuanya muthorib (lemah tidak ada riwayat yang sama antara satu dengan lainnya) .
» Tidak seorangpun imam menyatakan tentang sunnahnya sholat tasbih, sebagai mana di sebutkan oleh Imam Ahmad, Ibnu Taimiyah.
» Jikalau amalan ini disyariatkan niscaya telah dinukil oleh para ulama secara mutawatir dan masyhur di antara mereka, karena gerakan sholat yang diriwayatkan menyelisihi gerakan yang populer dalam ibadah sholat. Sebagai mana pula di dalamnya terdapat pilihan untuk melakukannya, setiap hari sekali, atau setiap pekan sekali, atau setiap bulan sekali, atau setiap tahun sekali, ataupun seumur hidup sekali, jika di banding dengan keutamaannya. Pensyariatan semacam ini tidak di jumpai dalam agama islam, bahkan tidak memiliki asal muasalnya yang serupa.

~ Fatawa Fikih jus 14 hal 324 no : 896 ~

Senin, 23 Juni 2014

DOA PERLINDUNGAN DARI KESESATAN

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنتَ ٱلْوَهَّابُ

Rabbanaa laa tuzigh quluubanaa ba'da idz hadaitanaa wahab lanaa min ladunka rahmatan innaka antal wahhaabu

"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau berikan petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu; Sesungguhnya Engkau Maha Pemberi (karunia)"
(QS. Ali-Imran: 8)

Penjelasan:
Ayat ini merupakan doa saat kita menghadapi segala soal di dalam hidup ini. Selama petunjuk Allah Ta`ala telah membimbing kita akan selamatlah kita. Jangan kita berani berjalan dengan kemauan sendiri, memperturutkan kehendak hawa-nafsu, niscaya kita akan sesat. Semoga Allah Ta`ala akan menjauhkan kita dari kesesatan itu. Tidaklah hidup di dunia yang paling sengsara daripada sesat sesudah petunjuk, atau kepadaman suluh di tengah jalan. Teringat kepada nikmat iman yang pernah dirasai, sekarang telah hilang dan payah buat kembali ke sana. Orang lain kelihatan maju terus menuju ridha Allah Ta`ala, sedang diri sendiri telah terbenam ke dalam lumpur kesesatan. Itu sebabnya selalu kita hendaknya memohonkan rahmat yang datang Iangsung dari Allah Ta`ala, rahmat ke dalam hati dan sikap hidup, yang memancar kepada amal dan perbuatan. Sampai kelak kita meninggal dunia dengan khusnul khatimah.
Berkata Imam Ibnu Katsir rohimahullah ," Doa ini adalah permohonan kepada Allah Ta`ala agar tidak di berikan kesesatan setelah mendapatkan hidayah, sehingga tidak menyerupai orang-orang yang di dalam hati nya condong kepada kesesatan, yang mereka mengikuti mutasyabih di dalam Al Quran, akan tetapi memohon agar di berikan keteguhan di atas jalan yang benar lagi lurus.

Di dalam As Sunnah di ajarkan agar memperbanyak mengucapkan doa berikut ini ;

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ، ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِيْنِكَ

Yaa Muqallibal Quluub, Tsabbit Qalbiy ‘ala Diinik

Artinya: “Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkan hatiku di atas agama-Mu.” (HR. Ahmad dan at Tirmidzi)

اللَّهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ

Allaahumma Musharrifal Quluub, Sharrif Quluubanaa ‘Alaa Thaa’atik

Artinya: “Ya Allah yang mengarahkan hati, arahkanlah hati-hati kami untuk taat kepadamu.” (HR. Muslim)

SHOLAT JAMA`AH

Allah Ta`ala berfirman dalam Surah Al-Baqarah 43, "Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku".

Ayat mulia ini memerintahkan kepada kaum muslimin agar mengerjakan sholat dengan berjamaah, bahkan dalam keadaan genting sekalipun diperintahkan agar tetap berjamaah, seperti dalam kondisi perang dimana musuh dalam keadaan berhadapan, dan tidak pula diberikan ijin bagi seseorang yang buta yang tidak memiliki pendamping untuk tidak mendatangi jamaah di masjid selagi mendengar kumandang adzan, sebagaimana diriwayatkan dalam hadist sahih.

Hikmah dari mengerjakan sholat dengan berjamaah adalah memberikan pendidikan dan pembelajaran bagi orang orang yang belum mengerjakan sholat dengan baik dan benar sehingga mereka dapat mencontoh, meneladani gerakan yang benar seperti yang telah diajarkan oleh Nabi shallallahu `alaihi wa salam, dan agar saling mengingatkan serta nasihat menasehati diantara mereka hingga timbul barisan yang kuat dan kokoh di dalam tubuh kaum muslimin.

Diantara hikmah mendatangi sholat jamaah adalah mendapatkan keselamatan dari siksa dan adzab kelak di akhirat. Abu Hurairah radhiyallahu`anhu berkata, "Sekiranya telinga kamu di tuangkan padanya cairan timah yang mendidih niscaya lebih baik dari pada engkau mendengar suara adzan kemudian tidak mendatanginya".

Diantara hikmah mendatangi sholat jamaah adalah mendapatkan janji pahala yang besar kelak di akhirat, sebagaimana yang telah disebutkan dalam sunnah, "Barangsiapa yang mendatangi sholat isya berjamaah seakan-akan ia melakukan separuh malam untuk sholat malam, dan barang siapa mengerjakan sholat subuh dengan berjamaah maka seakan akan ia telah mengerjakan sholat malam semalam suntuk, dan barang siapa yang berjalan menuju masjid maka Allah berikan ganjaran surga baginya. Barangsiapa menyempurnakan wudhu dan melangkahkan kaki menuju masjid, serta menunggu sampai sholat ditegakkan akan mendapatkan pahala perjuangan di medan perang yang akan menghapuskan kesalahan dan meninggikan derajat, dan setiap langkah kaki merupakan pahala sedekah".

Seorang ayah yang baik adalah mengajak anak-anaknya agar ikut berpartisipasi menuju masjid, mengiringi dan mendampingi bersamanya, berlomba menuju ridho dan rahmat Allah Ta`ala.

Minggu, 22 Juni 2014

SEJERNIH KACA

Alhamdulillah, wa sholatu wa salamu `ala Rasulillah, wa ba'du;

Manusia berharkat dan bermartabat jika ia mampu menjaga hati dan lisan, karena hati diibaratkan sebagai pengembala terhadap anggota badan lainnya yang diibaratkan sebagai peliharaan yang harus dijaga, jika ia baik maka seluruh gembalaannya akan baik. Demikian lisan, jika hati dan lisannya baik, ia akan menjadi manusia yang paling baik, dan sebaliknya jika hati dan lisannya buruk maka menjadilah ia manusia yang paling buruk dan keji.

Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam suatu hari ditanya, siapakah manusia yg paling baik? Maka bersabda Nabi shalallahu `alaihi wa sallam, "Manusia yang paling baik adalah manusia yang berhati bersih dan lisan yang jujur". Kemudian ditanya, bagaimana hati yg bersih itu? Maka dijawab," Yaitu hati yang bertakwa lagi suci, yang tidak melakukan dosa, kedengkian dan hasad". (HR Ibnu Majah dan Baihaki, sohih Ja'mik no 3291).

Dikisahkan dari Ko'lid Ar-Rabi'iy, "Lukman dahulu adalah seorang hamba sahaya dari Habasyah, tatkala majikannya memerintahkan agar menyembelih seekor domba maka ia pun menyembelihnya, maka majikannya meminta agar menyuguhkan dua bagian yang paling istimewa dari daging domba tersebut, maka diberikanlah hati dan lisan dari domba tersebut, dan dalam beberapa waktu yg cukup lama majikannya memerintahkan lagi utk menyembelih seekor domba, dan meminta agar menyisihkan bagian dari sembelihannya bagian yang paling buruk yang tidak pantas untuk dimakan, maka ia pun memnyisihkan hati dan lisan dari sembelihan tersebut, maka majikan bertanya, "Kemarin aku perintahkan agar memberikan bagian dari hewan sembelihan yang paling baik maka engkau memberikan hati dan lisannya, sekarang aku perintahkan agar menyisihkan bagian yang paling tidak layak maka engkau menyisihkan hati dan lisan, bagaimana dengan ini?", maka Lukman berkata, "Sesungguhnya tiada bagian yang paling baik dari tubuhnya melainkan keduanya -hati dan lisan- jika ia baik, dan tiada bagian yang paling buruk melainkan keduanya -hati dan lisan- jika ia buruk". (Tafsir At-Tobary 21/ 67_68).

Sesungguhnya bahagia dan sengsaranya seorang hamba dalam masa kehidupan dan setelah kematiannya, terletak pada hati manusia, sebagaimana Nabi shallallahu `alaihi wa sallam bersabda, "Ketahuilah, di dalam tubuh manusia terdapat segumpal darah, jika baik maka seluruh badannya baik, dan jika ia buruk, maka seluruh tubuhnya buruk, ketahuilah ia adalah hati". (HR Bukhary dan Muslim).

Hati merupakan pusat kendali bagi amal, karena disana tersimpan niat manusia, jika niatnya tidak baik, niscaya Allah tidak akan menerima amalnya. Nabi sallallahu `alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya amal manusia bersandar kepada niatnya, dan seseorang akan mendapat sesuai yang ia niatkan". (HR Bukhary dan Muslim).

Hati merupakan pusat pandangan Allah terhadap para hamba-Nya, Nabi shallallahu `alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya Allah tidak melihat pada tampang rupa dan harta kalian, akan tetapi melihat pada hati dan amal kalian". (HR Muslim).

Hati merupakan sarang besemayamnya ketakwaan, Nabi shalallahu alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya takwa berada disini", sambil memberikan isyarat ke dadanya tiga kali. (HR Muslim).

Hati yang bersih adalah takwa, Nabi shalallahu alaihi wa sallam bersabda, "Hati yang bening  adalah yang bertakwa lagi bersih yang tdk menyimpan dosa, dengki, iri, kedhaliman dan hasad". (HR Baihaki dan  Ibnu majjah).

Sabtu, 21 Juni 2014

MENGAPAI BENING HATI

Alhamdulillah, washolatu wassalamu `ala Rosulillah, wa ba'du;

Nabi shalallahu `alaihi wa sallam bersabda, "Dihamparkan beraneka ragam fitnah dihadapan hati selayaknya hamparan tikar sehelai demi sehelai, mk hati mana saja yg condong padanya niscaya tertitik dg titik hitam, dan hati mana saja yg menghindarinya niscaya tertitik dg setitik cahaya, hingga hanya tersisa dua golongan, hati bening sejernih kaca, yg terlindungi dari aneka fitnah selagi tegak langit dan bumi, adapun hati yg hitam kelam yg tdk mengetahui ma`ruf dan menghindar dari mungkar kecuali apa yg dikehendaki hawa nafsu nya". (HR Muslim).

Hati akan meraih kejernihan dan kebeningan jika ia beriman dg sepenuh kejujuran terhadap akidah yg lurus, iman kepada Allah, malaikat, kitab, Rasul, takdir, dan hari akhir.

Allah Ta'ala berfirman, "Dan barang siapa yang beriman kepada Allah niscaya ia akan diberikan petunjuk pada hatinya, dan Allah Maha Mengetahui atas segala sesuatu". (QS.At-Taghabun: 11).

Hati akan mengapai kebeningan jika ia rujuk dan kembali kepada Kitab Allah Al-Qur'an Al-Karim, ia membaca, merenungi, mentadaburi dan menghafalkannya. Allah Ta'ala berfirman, "Wahai para manusia telah datang kepada kalian mauidzoh (peringatan) dari Tuhanmu dan penawar terhadap apa yg ada di dalam hati serta petunjuk dan rahmah bagi orang-orang yg mau beriman". (QS.Yunus: 57).

Allah Ta'ala berfirman, "Dan Kami turunkan dari Al-Qur'an apa yang di dalamnya terkandung obat dan penawar serta rahmat bagi kaum mukminin". (QS.Al-Isra: 82).
Allah Ta'ala berfirman, "Dan orang-orang yang beriman dan orang yang hatinya tentram dengan berdzikir kepada Allah, dan ketahuilah dengan ingat kepada Allah akan menentramkan hati". (QS Ar-Ro'd: 28).

Diantara upaya utk menggapai beningnya hati adalah do'a, bersimpuh di hadapan Allah dg panjatan doa dari lubuk hati agar diberikan kejernihan hati, sebagaimana firman-Nya, "Ya Rob kami janganlah Engkau gelincirkan hati kami setelah Engkau karuniai hidayah, dan karuniailah rahmat dari sisi-Mu, Sesungguhnya Engkau adalah dzat Yang Maha Memberi". (QS.Ali-Imran: 8)
Diantara doa yg diajarkan oleh Nabi sallallahu alaihi wa salam ;

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ عَبْدُكَ، ابْنُ عَبْدِكَ، ابْنُ أَمَتِكَ، نَاصِيَتِيْ

بِيَدِكَ، مَاضٍ فِيَّ حُكْمُكَ، عَدْلٌ فِيَّ قَضَاؤُكَ

أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ، سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ، أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِيْ كِتَابِكَ،

أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ أَوِ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِيْ عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ،

أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ رَبِيْعَ قَلْبِيْ، وَنُوْرَ صَدْرِيْ وَجَلاَءَ حُزْنِيْ وَذَهَابَ هَمِّيْ

“Ya Allah! Sesungguhnya aku adalah hambaMu, anak hambaMu (Adam) dan anak hamba perempuanMu (Hawa). Ubun-ubunku di tanganMu, keputusan-Mu berlaku padaku, qadhaMu kepadaku adalah adil. Aku mohon kepadaMu dengan setiap nama (baik) yang telah Engkau gunakan untuk diriMu, yang Engkau turunkan dalam kitabMu, Engkau ajarkan kepada seseorang dari makhlukMu atau yang Engkau khususkan untuk diriMu dalam ilmu ghaib di sisiMu, hendaknya Engkau jadikan Al-Qur’an sebagai penenteram hatiku, cahaya di dadaku, pelenyap duka dan kesedihanku.”
(HR. Ahmad 1/391)

Rabu, 04 Juni 2014

BULAN RAMADHON SEGERA DATANG

Asy Syaikh Abdurrozaq Al-Badr hafidzahullah

Alhamdulillah, wa sholatu was salamu 'ala Rasulillah, wa ba'du;

Sesungguhnya umat islam seluruhnya sebentar lagi dalam beberapa hari ke depan akan menyambut kedatangan tamu istimewa yg mulia, yg setiap jiwa merasa rindu padanya, tamu yg didambakan dan disegani dalam setiap hati manusia, semua berharap dapat meraihnya, mendapatkan keberkahan, kebaikan yg terkandung di dalamnya, yaitu bulan yg penuh dihiasi dg ketaatan, mendekatkan diri pada Allah, bulan ampunan dan permohonan ampun, bulan tilawah Al-Qur'an, bulan berpuasa, bulan mendirikan sholat malam, bulan yg dipenuhi dzikir, do'a, istigfar, bulan kasih dan sayang dan kebaikan, terkandung di dalamnya barokah dan keberuntungan, yaitu bulan yg suci penuh berkah yg Allah khususkan dg aneka ibadah yg memiliki banyak kelebihan dari bulan-bulan lainnya.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dahulu senantiasa memberikan kabar gembira dengan kedatangan bulan mulia ini, menjelaskan keutamaan dan fadhilah di dalamnya, serta menganjurkan agar bersungguh-sungguh dan ijtihad melakukan ketaatan kepada Allah Ta'ala, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya dg sanad yg jayyid, dari sahabat Anas ibnu Malik radhiyallahu 'anhu, sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Ini adalah bulan Ramadhon telah datang kepada kalian, dibukakan pintu-pintu surga dan ditutup pintu-pintu neraka dan para syetan dibelenggu". Di dalam sunan Tirmidzi dan lainnya, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Jika datang hari pertama dari bulan ramadhan maka dibelenggu para syetan dan jin-jin durhaka dan ditutup pintu-pintu neraka dan tidak terbuka satu pintupun, dan dibuka pintu-pintu surga maka tidak tertutup satu pun, dan diseru dg suara lantang, 'Wahai pelaku-pelaku kebaikan, datanglah, wahai pelaku-pelaku keburukan, berhentilah', dan Allah membebaskan hamba-hamba-Nya dari siksa neraka, han hal itu pada setiap malamnya". Dan hadist-hadist yg menunjukkan keutamaan bulan Ramadhon sangatlah banyak tidak terhitung, maka wajib bagi kita untuk menyambutnya dg gembira dan mempersiapakan dg sebaiknya, Allah Ta'ala berfirman, "Katakanlah, 'Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira, karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yg mereka kumpulkan". (QS Yunus: 58).

Hendaknya kita menyadari keagungan bulan suci ini, berusaha agar menjaganya, memuliyakan dan menjalankan sebagaimana semestinya. Dengan demikian kita terdorong untuk  berijtihad dan bersungguh-sungguh, dan seseorang yang menyia-nyiakan bulan ini tidak lain karena ia bodoh atas keutamaan bulan ini, seandainya ia mengetahui niscaya ia akan bersungguh-sungguh dan mempersiapkan diri utk menyambutnya, bersemangat kuat utk menjalankan aneka ibadah dan ketaatan dalam rangka mencari ridho Allah Tabaroka wa Ta'ala.

Yang menjadi pertanyaan bagi kita sekarang adalah, bagaimana kita menyambut kedatangan bulan suci ini? Apa persiapan kita untuknya? Apa yg harus kita lakukan untuk bulan penuh barokah ini? Kita menyambutnya bukan dg cara saling bertukar kiriman karangan bunga, tidak dg melantunkan nasyid, tidak dg menyiapkan aneka makanan, minuman, akan tetapi kita mempersiapkan bulan mulia ini dg persiapan melakukan ketaatan, ibadah dan menghadap kepada Allah dg sepenuh hati dan bertaubat nasuha dari segala kesalahan dan kealpaan.

Sesungguhnya musim Ramadhon merupakan kesempatan untuk kembali dan bertaubat dari dosa, jika kita merenung maka kita menjumpai bahwa kekurangan yg melekat pada diri kita sangat banyak, sebagaimana sabda Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam, "Setiap anak Adam memilki kesalahan, dan sebaik-baik orang yg berbuat kesalahan adalah bertaubat". Dosa kita sangat banyak, sedang kealpaan dan kekurangan kita juga ada, dan dihadapan kita musim yg agung seyogyanya kita bertaubat kepada Allah Ta'ala. Jika hati kita tdk tergerak utk bertaubat pada musim ini maka kapan lagi kita akan melakukannya!!!, sebagaimana diriwayatkan dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, "Amatlah buruk bagi seseorang ia memasuki bulan ramadhan dan ia meninggalkannya sedang dosa-dosanya tidak terampuni". (HR Tirmidy dan Ahmad). Hal ini dikarenakan bulan suci ini merupakan musim utk bertaubat, 'inabah, menghadap Allah dg aneka ketaatan dan ibadah.

Diantara amal yg kita lakukan utk menyambut bulan suci ini adalah memanjatkan do'a dan mendekat kepada Allah agar diberikan kekuatan untuk beramal ketaatan, karena seorang hamba tdk mampu menjalankan ketaatan tanpa bimbingan dan taufiq dari Allah Ta'ala, sebagaimana dikatakan, "Jika bukan karena Allah niscaya kita tdk mampu berpuasa dan sholat". Oleh karenanya agar kita menghadap kepada Allah dg penuh doa, harapan, supaya diberikan kekuatan hingga dimudahkan berpuasa dan mendirikan sholat malam, dan diberikan lipatan kebaikan dan barokah serta digolongkan dalam hamba-hamba yg dibebaskn dari siksa neraka, dan tiada daya dan kekuatan kecuali datang dari Allah, apa yg dikehendaki pasti terjadi dan apa yg tdk di inginkan tdk terjadi.

Diantara upaya utk menyambut bulan ini adalah mempelajari dan merenungkan keutamaan bulan ini agar mampu mengambil manfaat dan faidah. Diantara keutamaannya adalah yg diriwayatkan dalam Shohih Bukhory dan Muslim, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Barang siapa yg berpuasa bulan ramadhan dg penuh keimanan dan mencari pahala maka akan diampuni dosa dosa masa lalunya, dan barang siapa bangun (sholat) dimalam lailatul kodar dg rasa iman dan mengharap pahala maka akan diampuni dosa-dosa masa lalunya".

Dan diantara upaya untuk menyambut bulan romadhon adalah berusaha untuk memperbaiki hati dan jiwa dg membuang rasa dengki, hasud, dendam, Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda , ''Puasa satu bulan pada bulan kesabaran dan puasa tiga hari dalam setiap bulan akan menghilangkan kotoran hati yaitu pada setiap manusia di dalam hatinya memiliki kedengkian, kotoran, maka pada musim ramadhon ini merupakan kesempatan untuk membersihkan dan mensucikan hati dan jiwa, Nabi sallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ''Janganlah saling hasad, janganlah saling curang, janganlah saling benci, janganlah saling bermusuhan, janganlah saling merusak perdagangan antar saudaranya, akan tetapi jadilah kalian semua hamba Allah yg saling bersaudara ''.

Sesungguhnya bulan suci ini merupakan kesempatan untuk membenahi jiwa, mensucikannya, dan bersatu serta berkumpul dalam menjalankan ketaatan dan ibadah dan menjauhi segala yang dilarang dan dimurkai Allah Subhanahu wa Ta'ala. aku memohon kepada Allah agar kita diberikan kesempatan menjumpai bulan Ramadhon dan diberikan pertolongan dan kekuatan utk melaksanakan puasa dan sholat malam, dan dipersatukan hati hati kita serta semoga Allah memberikan hidayah jalan keselamatan dan mengentaskan kita dari kesesatan menuju hidayah cahaya, dan menjadikan kita sebagai hamba yg muttaqin yg menjadi auliya Mukorobin yg terbebas dari rasa cemas dan sedih.