Kamis, 30 Juli 2015

HUSNUL KHULUK

Alhamdulillah, was sholaatu was salaamu ala Rosulillah, wa ba'du :

Sesungguhnya suatu amalan yang paling utama dan agung yang dianjurkan dalam syariat agama islam adalah husnul khuluk, dan ini merupakan karunia Allah Ta'ala yang paling afdal kepada seorang hamba.

Allah Ta'ala berfirman tentang Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam,

وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ

" Dan sesungguhnya kamu (wahai Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung." (Q.S.68 Al Qolam :4)

Allah Ta'ala berfirman,

خُذِ ٱلْعَفْوَ وَأْمُرْ بِٱلْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ ٱلْجَٰهِلِينَ

" Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh." (Q.S.7 Al-A'raaf :199)

Diriwayatkan oleh Al-Imam At-Tirmidzy dalam kitab Sunannya dari sahabat Abu Darda' radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam,

ما شيء أثقل عند الله في ميزان المؤمن يوم القيامة من خلق حسن وإن الله لييبغض الفاخش البذيء

" Tidaklah sesuatu yang paling berat timbangan seorang mukmin di hadapan Allah Ta'ala kelak pada hari kiamat daripada budi pekerti yang baik, dan sesungguhnya Allah Ta'ala sangat membenci orang yang keji lagi ber moral kotor ".

Husnul khuluk memiliki berbagai macam sisi dalam kehidupan seorang muslim, baik dalam perkataan, perbuatan, ibadah kepada Allah Ta'ala serta sesama manusia .

Allah Ta'ala berfirman,

وَقُل لِّعِبَادِى يَقُولُوا۟ ٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ ٱلشَّيْطَٰنَ يَنزَغُ بَيْنَهُمْ ۚ إِنَّ ٱلشَّيْطَٰنَ كَانَ لِلْإِنسَٰنِ عَدُوًّا مُّبِينًا

" Dan katakanlah kepada hamha-hamba-Ku: "Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia." (Q.S.17 Al Isra ' :53)

Allah Ta'ala berfirman,

وَإِذْ أَخَذْنَا مِيثَٰقَ بَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ لَا تَعْبُدُونَ إِلَّا ٱللَّهَ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَانًا وَذِى ٱلْقُرْبَىٰ وَٱلْيَتَٰمَىٰ وَٱلْمَسَٰكِينِ وَقُولُوا۟ لِلنَّاسِ حُسْنًا وَأَقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ ثُمَّ تَوَلَّيْتُمْ إِلَّا قَلِيلًا مِّنكُمْ وَأَنتُم مُّعْرِضُونَ

" Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling."
(Q.S.2 Al-Baqorah :83)

Allah Ta'ala berfirman,

وَلَا تَسْتَوِى ٱلْحَسَنَةُ وَلَا ٱلسَّيِّئَةُ ۚ ٱدْفَعْ بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ فَإِذَا ٱلَّذِى بَيْنَكَ وَبَيْنَهُۥ عَدَٰوَةٌ كَأَنَّهُۥ وَلِىٌّ حَمِيمٌ ﴿٣٤﴾ 
وَمَا يُلَقَّىٰهَآ إِلَّا ٱلَّذِينَ صَبَرُوا۟ وَمَا يُلَقَّىٰهَآ إِلَّا ذُو حَظٍّ عَظِيمٍ ﴿٣٥﴾

" Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia." " Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar."
(Q.S.41 Al Fushilat :34-35)

Abdullah bin Abbas Radhiyallahu Anhuma berkata, "  Allah Ta'ala memerintahkan kepada para hamba Nya yang beriman agar bersabar ketika menjumpai orang yang marah dan murka, santun ketika menjumpai orang yang bodoh, memberikan maaf kepada orang yang bersalah, jika mereka mampu mengerjakan perkara ini niscaya Allah Ta'ala memberikan penjagaan dan Allah taklukkan musuh musuh bagi nya ".

Diantara wasiat Rosulillah shallallahu alaihi wa sallam kepada dua sahabat yang mulia Abu Dzaar dan Mu'adz ibnu Jabal radhiyallahu anhuma ,

اتقوا الله حيثما كنت  و اتبع السيئة الحسنة تمحها  وخالق الناس بخلق حسن 

" Bertakwalah engkau kepada Allah Ta'ala dimana saja kalian berada, dan ikutilah suatu perbuatan jelek dengan perbuatan baik niscaya akan menghapus nya, dan bergaul lah dengan para manusia dengan perangai yang mulia ". ( HR At-Tirmidzi )

Al - Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata, " Didalam hadist ini dikumpulkan antara takwa kepada Allah Ta'ala dengan akhlak yang mulia, karena dengan ketakwaan kepada Allah Ta'ala niscaya akan memperbaiki hubungan antara seorang hamba dengan Robb Subhaanahu Wa Ta'ala, dan dengan husnul khuluk niscaya akan menjadikan baik hubungan dengan sesama makhluk, maka dengan takwa akan meraih ridho Allah Ta'ala dan dengan husnul khuluk akan mendapatkan kecintaan dari para manusia kepada dirinya ".

Tatkala Nabi shallallahu alaihi wa sallam ditanya tentang perangai manusia yang paling banyak menghantarkan kedalam surga, maka Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

تقوى الله  و حسن الخلق

" Bertakwa kepada Allah Ta'ala dan perangai yang mulia ". ( HR At-Tirmidzi )

Dan tidak akan sempurna iman seseorang hamba jika tanpa husnul khuluk, sebagaimana diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwasanya Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

أكمل المؤمنين إيماناً احسنهم خلقاً  و خياركم خياركم لنساءهم  خلقاً

" Paling sempurna iman seseorang mukmin adalah mereka yang memiliki perangai yang mulia, dan sebaik baik nya kalian adalah orang yang paling baik akhlaknya terhadap istri istri mereka ". ( HR At-Tirmidzi )

Para Salaf berkata, " Husnul khuluk memiliki dua bentuk, yang pertama adalah husnul khuluk kepada Allah Ta'ala, yaitu agar engkau mengetahui bahwasanya setiap sesuatu yang datang dari diri mu, senantiasa membutuhkan udzur (permohonan maaf dan ampunan) , dan segala sesuatu yang datang dari Allah Ta'ala senantiasa membutuhkan syukur. Adapun husnul khuluk kepada sesama manusia terkumpul dalam dua pondasi, yaitu menebar kebajikan baik dengan ucapan ataupun perbuatan dan mencegah keburukan secara ucapan dan perbuatan ".

Diriwayatkan oleh Al-Imam Abu Dawud dalam Sunannya dari Ummul Mukminin A'isyah radhiyallahu anhuma, bahwasanya Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

أن المؤمن ليدرك بحسن خلقه درجة الصائم القائم

" Sesungguhnya seseorang mukmin ia meraih derajat orang-orang yang rajin beribadah puasa dan sholat dengan akhlak mulia yang ia miliki ".

Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam merupakan sosok manusia yang paling agung akhlaknya, maka barangsiapa yang menghendaki untuk mencari teladan, hendaklah mengikuti akhlak Nabi shallallahu alaihi wa sallam.

Diriwayatkan oleh Al-Imam At-Tirmidzy dalam kitab Sunannya dari sahabat Anas radhiyallahu anhu berkata,

خدمت النبي صلى الله عليه وسلم عشر سنين فما قال لي : اف قط ، وما قال لشيء صنعته : لما صنعته ؟ ، ولا لشيء تركته : لما تركته ؟

" Aku menjadi pembantu rumah Nabi shallallahu alaihi wa sallam selama sepuluh tahun, tidak pernah mengatakan sekali pun kepada diriku, " Ah apa ini !! ", dan tidak pernah berkata kepada diri ku tatkala aku mengerjakan sesuatu, " kenapa engkau melakukan ini !!, dan tidak pernah pula mengatakan kepada saya tatkala aku meninggalkan sesuatu, kemudian berkata, " kenapa engkau tidak melakukan ini !! ".

Diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhary dari hadist Atho' ibnu Yasar ia berkata, Aku berjumpa dengan Abdullah ibnu Amrin Ibnul Asyh' radhiyallahu anhu,   Aku bertanya kepada nya tentang sifat-sifat Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam yang di jumpai di dalam Kitab Taurat ? Maka ia berkata, " Ya, tentu, sungguh demi Allah, telah disebutkan di dalam kitab Taurat seperti yang dicantumkan dalam Al-Qur'an,
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّبِىُّ إِنَّآ أَرْسَلْنَٰكَ شَٰهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيرًا

" Hai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk menjadi saksi, dan pembawa kabar gemgira dan pemberi peringatan ". (Q.S.33 Al-Ahzaab :45)

Engkau diutus wahai Muhammad sebagai pelindung dari kaum ummi (yang tidak mengenal baca dan tulis), Engkau adalah hamba-Ku dan utusan-Ku, Aku berikan nama dirimu dengan Al-Mutawakkil, tidak bersifat keras dan berhati kasar, tidak berbuat kegaduhan dan tidak membalasi keburukan dengan keburukan serupa, akan tetapi memberikan maaf dan ampunan, dan Allah Ta'ala tidak akan mewafatkanya hingga ia menegakkan millah LHA ILAHA ILLALLAH, yang membuka mata yang buta, telinga yang tuli dan hati yang terkunci ".

Husnul khuluk sebagai mana yang dikatakan oleh Al-Imam Abdullah ibnu Muba'rok adalah, " Berwajah ceria dan santun, menebar kebajikan dan menahan gangguan serta sabar terhadap perbuatan orang lain ".

Diriwayatkan oleh Al-Imam Ahmad dari Ummul Mukminin A'isyah radhiyallahu anhuma, dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

إنه من أعطي حظه من الرفق فقد أعطي من خير الدنيا والآخرة ، و صلة الرحم  و حسن الخلق  و حسن الجوار يعمران الديار ويزيدان في الأعمار

" Sesungguhnya barangsiapa yang diberikan kepada nya sikap kelembutan maka sungguh dia telah diberikan kepada dirinya kebaikan dunia dan akhirat, sedangkan menyambung tali persaudaraan dan husnul khuluk serta bergaul dengan baik niscaya akan memakmurkan kehidupan dan memperpanjang umur ".

Kehidupan dunia ini banyak dijumpai aneka ragam warna warni yang berbeda antara satu dengan lainnya, maka seorang muslim sepantasnya mengarungi kehidupan ini dengan menjunjung tinggi sifat husnul khuluk, jika tidak maka niscaya ia akan menjumpai kegelisahan yang tidak berkesudahan.

Diantara kaidah umum dalam husnul khuluk adalah tidak terburu buru melontarkan kesalahan dan cercaan kepada pihak lain, menuntut agar dipenuhi hak-hak dirinya, akan tetapi seyogyanya mengedepankan sikap prasangka husnu dzon dan memberikan udzur kepada orang lain, dan sebaliknya, jangan sekali kali engkau berucap dan  berkata atau berbuat dan berperilaku yang esok hari engkau menyesal dan meminta maaf atas nya, sebagaimana diriwayatkan oleh sahabat Anas ibnu Ma'lik radhiyallahu berkata, bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

إياك وكل أمر يعتذر منه

" Jauhilah dari segala perkara yang engkau akan meminta untuk di berikan udzur atas nya ".

Berkata seorang penyair :

" Sesungguhnya suatu umat akan senantiasa dikenang jika mulia akhlak mereka  -  Akan tetapi jika lenyap akhlaknya, niscaya akan lenyap pula dari kenangan ".

Rabu, 29 Juli 2015

TAUFIQ

Alhamdulillah, was sholaatu was salaamu ala Rosulillah, wa ba'du :

Sesungguhnya taufik yang datang dari Allah Ta'ala senantiasa dibutuhkan oleh seorang hamba, baik ketika di dunia atau di akhirat, sebagaimana firman Allah Ta'ala,

۞ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَتَّبِعُوا۟ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيْطَٰنِ ۚ وَمَن يَتَّبِعْ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيْطَٰنِ فَإِنَّهُۥ يَأْمُرُ بِٱلْفَحْشَآءِ وَٱلْمُنكَرِ ۚ وَلَوْلَا فَضْلُ ٱللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُۥ مَا زَكَىٰ مِنكُم مِّنْ أَحَدٍ أَبَدًا وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ يُزَكِّى مَن يَشَآءُ ۗ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

" Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah syaitan, maka sesungguhnya syaitan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (Q.S.24 An-Nuur : 21)

Sesungguhnya seseorang tatkala diberikan taufik Allah Ta'ala untuk mensucikan dirinya maka ini merupakan keberuntungan dan kesuksesan, sebagaimana firman Allah Ta'ala,

قَدْ أَفْلَحَ مَن تَزَكَّىٰ

" Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman) ".(Q.S.87 Al-A'laa :14)

Sesungguhnya derajat taufik dari Allah Ta'ala yang paling utama dan agung kepada seorang hamba adalah diberikan taufik untuk beriman dan cinta kepada kebajikan dan ketaatan, serta benci terhadap kekufuran dan kemaksiyatan, sebagaimana hal ini telah diraih oleh para generasi sahabat radhiyallahu anhum ajmaiin, sebagaimana firman Allah Ta'ala,

وَٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّ فِيكُمْ رَسُولَ ٱللَّهِ ۚ لَوْ يُطِيعُكُمْ فِى كَثِيرٍ مِّنَ ٱلْأَمْرِ لَعَنِتُّمْ وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ ٱلْإِيمَٰنَ وَزَيَّنَهُۥ فِى قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ ٱلْكُفْرَ وَٱلْفُسُوقَ وَٱلْعِصْيَانَ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلرَّٰشِدُونَ

" Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalanganmu ada Rasulullah. Kalau ia menuruti kemauanmu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu mendapat kesusahan, tetapi Allah menjadikan kamu "cinta" kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus". (Q.S.49 Al-Hujuraat :7)

Al - Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata, "  Allah Ta'ala berdiskusi dengan hamba hamba Nya yang beriman, seraya berfirman, " Sekiranya bukan karena taufik -Ku kepada kalian, niscaya kalian tidak akan beriman dan berbuat ketaatan, dan taufik tersebut bukan datang dari diri diri kalian, akan tetapi Aku yang menanamkan kecintaan terhadap keimaman dan menjadi indah didalam hati hati kalian, dan benci terhadap lawan dari keduanya yaitu kekufuran dan kefasikan ".

Taufik merupakan sesuatu yang tidak dapat diminta kecuali hanya kepada Allah Ta'ala semata, bukan kepada selain Nya, maka barangsiapa yang mencarinya kepada selain Allah Ta'ala sesungguhnya ia telah terharamkan .

Allah Ta'ala berfirman,

إِنَّكَ لَا تَهْدِى مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ يَهْدِى مَن يَشَآءُ ۚ وَهُوَ أَعْلَمُ بِٱلْمُهْتَدِينَ

" Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk."
(Q.S.28 Al-Qoshosh :56)

Hidayah yang tersebut diatas merupakan hidayah taufik sebagaimanayang diterangkan oleh para ulama , Allah Ta'ala berfirman tentang Nabi Syu’aib,
قَالَ يَٰقَوْمِ أَرَءَيْتُمْ إِن كُنتُ عَلَىٰ بَيِّنَةٍ مِّن رَّبِّى وَرَزَقَنِى مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا ۚ وَمَآ أُرِيدُ أَنْ أُخَالِفَكُمْ إِلَىٰ مَآ أَنْهَىٰكُمْ عَنْهُ ۚ إِنْ أُرِيدُ إِلَّا ٱلْإِصْلَٰحَ مَا ٱسْتَطَعْتُ ۚ وَمَا تَوْفِيقِىٓ إِلَّا بِٱللَّهِ ۚ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُ

" Syu'aib berkata: "Hai kaumku, bagaimana pikiranmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan dianugerahi-Nya aku dari pada-Nya rezeki yang baik (patutkah aku menyalahi perintah-Nya)? Dan aku tidak berkehendak menyalahi kamu (dengan mengerjakan) apa yang aku larang. Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali." (Q.S.11 Huud :88)

Al - Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata, " Para ulama telah sepakat bahwasanya taufik adalah Allah Ta'ala tidak menyadarkan segala urusan kepada diri sendiri, dan sebaliknya, kebinasaan adalah tatkala Allah Ta'ala menyadarkan urusan kepada diri sendiri ".

Oleh karena nya, sebagaimana terdapat dalam hadist yang shohih, dari Abu Bakrah dari NabiShallallahu alaihi wa sallam bersabda tentang do'a orang yang sedang di timpa kesedihan dan kesusahan, 

اللهم رحمتك ارجو فلا تكلني إلي نفسي طرفة عين و أصلح لي شأن كله لا إله إلا أنت

" Allahumma rahmataka arjuu, falaa takilnii ilaa nafsii tharfata aynin, wa ashlih lii sya’nii kulluh, laa ilaahailla anta. "

“Ya Allah, rahmat-Mu yang kuharapkan. Jangan biarkan aku sekejap mata pun, dan perbaikilah urusanku semuanya, tiada Tuhan selain Engkau.” (HR. Abu Daud, Ibnu Hibban, dan Ibnu Sunni)

Diantara kesalahan yang terjadi pada kebanyakan manusia, mereka tertipu dengan anggapan tatkala ia diberikan limpahan harta, jabatan, kekuasaan, dan segala pernik pernik dunia ia merasa mendapat taufik, dan sesungguhnya ini anggapan yang salah, karena dunia diberikan oleh Allah Ta'ala kepada siapa saja yang dicintai Allah dan yang tidak dicintai, sebagaimana firman Allah Ta'ala,

فَأَمَّا ٱلْإِنسَٰنُ إِذَا مَا ٱبْتَلَىٰهُ رَبُّهُۥ فَأَكْرَمَهُۥ وَنَعَّمَهُۥ فَيَقُولُ رَبِّىٓ أَكْرَمَنِ ﴿١٥﴾  وَأَمَّآ إِذَا مَا ٱبْتَلَىٰهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهُۥ فَيَقُولُ رَبِّىٓ أَهَٰنَنِ ﴿١٦﴾

" Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia akan berkata: "Tuhanku telah memuliakanku". "Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezekinya maka dia berkata: "Tuhanku menghinakanku". (Q.S.89 Al-Fajr :15 -16)

Adapun yang benar adalah tatkala seseorang telah Allah Ta'ala berikan harta, jabatan, kedudukan, ia menggunakan nya di jalan Allah dan keridhaan-Nya, untuk menolong agama, membantu sesama, dan membelanjakan kedalam ketaatan, dan merupakan hikmah Allah Ta'ala adalah memberikan ujian dan cobaan, dan orang-orang yang mendapatkan taufik adalah tatkala diberikan kelonggaran maka ia bersyukur, dan orang-orang yang sengsara adalah tatkala diberikan kelonggaran ia kufur dan berbuat aniaya.

Allah Ta'ala berfirman,

كَلَّآ إِنَّ ٱلْإِنسَٰنَ لَيَطْغَىٰٓ ﴿٦﴾  أَن رَّءَاهُ ٱسْتَغْنَىٰٓ ﴿٧﴾

" Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya serba cukup." (Q.S.96 Al Alaq :7-8)

Allah Ta'ala berfirman,

ۥ قَالَ هَٰذَا مِن فَضْلِ رَبِّى لِيَبْلُوَنِىٓ ءَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ ۖ وَمَن شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِۦ ۖ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّى غَنِىٌّ كَرِيمٌ 

" Iapun berkata: "Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia". (Q.S.27 An-Naml :40)

Diantara bentuk taufik Allah Ta'ala kepada seorang hamba adalah menutup usia seseorang dengan berbuat ketaatan. 

Diriwayatkan oleh imam Al-Bukhary dan Imam Ahmad dari sahabat Anas radhiyallahu anhu berkata, " Dahulu Rosulillah shallallahu alaihi wa sallam memiliki seorang pembantu yahudi, dan kemudian ia sakit parah, maka Nabi shallallahu alaihi wa sallam datang berkunjung kerumahnya dan mengajaknya untuk masuk dalam agama islam , maka pemuda tersebut menoleh kepada ayahnya, seraya sang ayah memerintahkan agar menuruti ajakan Nabi shallallahu alaihi wa sallam, sehingga ia mengucapkan Syahadat dan masuk islam dan setelah itu ia meninggal, maka Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, " Alhamdulillah ia terselamatkan dari siksa neraka ". 

Sabtu, 25 Juli 2015

AMAL YANG SALEH

Prof DR Abdurrozak Al-Badr hafidhohullahu Ta'ala.

Alhamdulillah, was sholaatu was salaamu ala Rosulillah, wa ba'du :

Sesungguhnya amalan saleh merupakan perniagaan yang menguntungkan serta bekal yang membawa keberuntungan, sebagaimana firman Allah Ta'ala,

إِنَّ ٱلَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَٰبَ ٱللَّهِ وَأَقَامُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَأَنفَقُوا۟ مِمَّا رَزَقْنَٰهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَٰرَةً لَّن تَبُورَ ﴿٢٩﴾  
لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُم مِّن فَضْلِهِۦٓ ۚ إِنَّهُۥ غَفُورٌ شَكُورٌ ﴿٣٠﴾

" Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi," "Agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri." (Q.S.35 Fa'thir : 29-30)

Amal saleh senantiasa mendatangkan kebahagiaan dan menjauhkan dari kesengsaraan, sebagaimana firman Allah Ta'ala,

مَنْ عَمِلَ صَٰلِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُۥ حَيَوٰةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ

" Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." (Q.S.16 An-Nahl :97)

Amal saleh merupakan harapan yang pasti dah simpanan yang istimewa, sebagaimana firman Allah Ta'ala,

مَن كَفَرَ فَعَلَيْهِ كُفْرُهُۥ ۖ وَمَنْ عَمِلَ صَٰلِحًا فَلِأَنفُسِهِمْ يَمْهَدُونَ ﴿٤٤﴾  لِيَجْزِىَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ مِن فَضْلِهِۦٓ ۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلْكَٰفِرِينَ ﴿٤٥﴾

"Barangsiapa yang kafir maka dia sendirilah yang menanggung (akibat) kekafirannya itu; dan barangsiapa yang beramal saleh maka untuk diri mereka sendirilah mereka menyiapkan (tempat yang menyenangkan). " Agar Allah memberi pahala kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh dari karunia-Nya. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang ingkar." (Q.S.30 Ar-Ruum :44-45)

Amal saleh merupakan sarana untuk menggapai surga dan ridho Ar-Rahman, sebagaimana firman Allah Ta'ala,

إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ أُو۟لَٰٓئِكَ هُمْ خَيْرُ ٱلْبَرِيَّةِ ﴿٧﴾
جَزَآؤُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ جَنَّٰتُ عَدْنٍ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدًا ۖ رَّضِىَ ٱللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا۟ عَنْهُ ۚ ذَٰلِكَ لِمَنْ خَشِىَ رَبَّهُۥ ﴿٨﴾

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk." " Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya." (Q.S.98 Al-Bayyinah:7-8)

Sesungguhnya amal saleh dan hati merupakan barometer yang akan dipandang oleh Allah Ta'ala dan dari sana seseorang akan mendapatkan balasan yang setimpal, sebagaimana diriwayatkan dari hadist Abu Hurairah radhiyallahu anhu bersabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam,

((إِنَّ اللهَ لَا يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ، وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ))

" Sesungguhnya Allah Ta'ala tidak melihat kepada rupa-rupa kalian dan harta kalian, akan tetapi Allah Ta'ala melihat kepada hati - hati dan amal - amal kalian ". (HR. Muslim )

Amal saleh merupakan pendamping yang setia dan senantiasa menyertai setiap orang, sebagaimana diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu bahwasanya Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

((يَتْبَعُ المَيِّتَ ثَلاَثَةٌ ، فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى وَاحِدٌ ؛ يَتْبَعُهُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ، فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ ، وَيَبْقَى عَمَلُهُ))

" Sesungguhnya akan mengikuti setiap orang yang telah wafat tiga perkara, dan dua diantaranya akan kembali, dan tersisa satu perkara, keluarganya, hartanya, dan amalnya, dan keluarga serta hartanya akan kembali dan amalnya akan senantiasa mendampinginya ". (HR. Al-Bukhary dan Muslim )

Dikatakan kepada ahli hikmah, siapakah pendamping yang setia?  Maka dijawab, " Amal saleh ".

Hendaknya setiap dari kita merenungkan tentang pendamping nya kelak tatkala ia terbaring di alam kubur, sebagaimana diriwayatkan oleh sahabat Baro' ibnu A'zib radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam dalam hadist yang panjang tentang kematian, tatkala seorang mukmin di cabut nyawanya dan dimasukkan ke dalam kubur,

(( وَيَأْتِيهِ رَجُلٌ حَسَنُ الْوَجْهِ حَسَنُ الثِّيَابِ طَيِّبُ الرِّيحِ فَيَقُولُ : أَبْشِرْ بِالَّذِي يَسُرُّكَ ؛ هَذَا يَوْمُكَ الَّذِي كُنْتَ تُوعَدُ ، فَيَقُولُ لَهُ مَنْ أَنْتَ ؟ فَوَجْهُكَ الْوَجْهُ يَجِيءُ بِالْخَيْرِ ؛ فَيَقُولُ أَنَا عَمَلُكَ الصَّالِحُ))

" Dan datang seseorang yang berwujud rupawan dan berpakaian indah dan beraroma wangi semerbak, dan ia berkata, " Berbahagialah dengan kesenangan ini, di hari yang telah di janjikan ini, maka orang yang meninggal tersebut bertanya, siapakah gerangan dirimu, ....wajahmu berseri-seri  penuh dengan kebaikan. ..? Maka ia menjawab, “  Aku adalah amal saleh mu ". ( HR. Ahmad )

Alangkah bahagianya orang tersebut, dipertemukan dengan amal ibadah saleh nya, sungguh beruntung dan mengharukan, di hari merugi orang yang malas dan menyesal orang yang tidak beramal.

Ini semua, dikatakan suatu amalan menjadi saleh jika terpenuhi dua syarat yaitu ikhlas dan mengikuti sunnah, sebagaimana firman Allah Ta'ala,

ٌ ۖ فَمَن كَانَ يَرْجُوا۟ لِقَآءَ رَبِّهِۦ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَٰلِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِۦٓ أَحَدًۢا

" Maka barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya"." (Q.S.18: Al-Kahfi : 110)

Allah Ta'ala berfirman,

لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا

" Untuk menguji, mana diantara kalian yang paling baik amalnya ". ( Q.S. Al-Mulk 2)

قال الفضيل ابن عياض رحمه الله تعالى : «أخلصه وأصوبه» ، قيل يا أبا علي وما أخلصه وأصوبه ؟ قال : «إن العمل إذا كان خالصًا ولم يكن صوابًا لم يُقبل ، وإذا كان صوابًا ولم يكن خالصا لم يُقبل ؛ حتى يكون خالصًا صوابا ، والخالص : ما كان لله ، والصواب : ما كان على السنة» .

Berkata Al-Fudhail ibnu Iyadh rahimahullah, tentang ayat ini, yaitu yang ikhlas dan mengikuti sunnah, dikarenakan sesuatu amalan jika ia ikhlas akan tetapi tidak benar sesuai sunnah maka ia tertolak. Dan jika benar sesuai dengan sunnah akan tetapi tidak ikhlas maka tidak diterima. Sehingga suatu amalan tersebut ikhlas dan sesuai dengan sunnah, ikhlas jika ia hanya berniat karena Allah Ta'ala semata, dan benar sesuai dengan sunnah jika ia mencontoh perbuatan Nabi shallallahu alaihi wa sallam ".

اللهم اجعل أعمالنا كلها لك خالصة ، ولسنة نبيك صلى الله عليه وسلم موافقة ، ولا تجعل لأحدٍ فيها شيئا .

Semoga Allah Ta'ala menjadikan amalan amalan kita ikhlas semata-mata karena Allah Ta'ala, dan sesuai dengan perbuatan yang di contohkan oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam, dan semoga tidak dijadikan untuk suatu makhluk sedikit pun.

Kamis, 16 Juli 2015

APA YANG DIPETIK DARI IBADAH PUASA DAN SHOLAT MALAM. .?

Asy-Syaikh Prof DR Muhammad bin Muhammad  Al -Mukhtar As-Syinkhity hafidhohullahu Ta'ala.

Alhamdulillah, was sholaatu was salaamu ala Rosulillah, wa ba'du :

Wahai saudaraku sekalian, kami tidak bermaksud untuk mengambil waktu dari kalian, yang mana berada di baitullah, mendengarkan lantunan ayat - ayat Allah, sesungguhnya tidak ada muidzhoh dan nasihat setelah mendengar ayat ayat Allah, di dalam hari hari ini yang penuh berkah, dan waktu yang baik, kita merenung sejenak, dimana telah lewat hari demi hari berturut turut, dan malam demi malam kita tunaikan, kita sejenak merenung, untuk mempertanyakan dua pertanyaan, yang pertama, tentang ibadah puasa yang kita lakukan, dan pertanyaan kedua, tentang ibadah sholat malam yang senantiasa kita kerjakan.

Adapun tentang puasa, kita bertanya, apakah yang di kehendaki oleh Allah Ta'ala dari ibadah puasa ini, tatkala lambung kita kosong, kita merasa lapar, apa yang sesungguhnya di kehendaki oleh Allah Ta'ala dari ibadah puasa, yang telah di fardhukan kepada orang islam, dan untuk menjawab pertanyaan ini, maka hendaklah seorang muslim merenungkan tentang ibadah ini, maka tentu dibalik ibadah ini mengandung banyak hikmah dan rahasia, apa yang dapat dicerna oleh akal, dan apa yang bisa di petik dari seorang muslim, dan apa yang di peroleh dari seorang mukmin, dengan puasa ramadan ini, yang terbesar adalah mengesakan Allah Ta'ala, dan yang paling agung adalah Mentauhidkan Allah Ta'ala dalam ibadah dan ikhlas menghadapkan diri kepada Allah Ta'ala, selama 29 atau 30 hari Allah Ta'ala memberikan pendidikan kepada muslim agar berbuat ikhlas kepada Allah Ta'ala, dan semata berharap hanya kepada Nya, agar ucapan ucapan yang ia ucapkan semata mata karena Allah Ta'ala, amalan amalan semata mata karena Allah Ta'ala, dhohir dan batin nya semata mata karena Allah Ta'ala, dan bersih dari riya '  dan sum'ah, selama 29 atau 30 hari ia di paksaan untuk mengusir riya ' dan sum'ah serta mencari pujian dan hanya menghadapkan diri kepada Allah Ta'ala.

Seseorang yang berpuasa, ia dapat makan dan minum secara sembunyi sembunyi, dan tidak diketahui oleh siapa pun, kecuali hanya Allah Ta'ala, dan ia mengekang nafsu untuk berbuat semacam ini dalam jangka waktu yang sekian lama, karena  ia merasa yakin bahwa Allah Ta'ala melihat kepada dirinya, dan ini adalah ikhlas, yang karenanya Allah Ta'ala ciptakan langit dan bumi, dan dengan nya akan hadir hari kiamat, hisab, mizan dan surga atau neraka, sesungguhnya ini merupakan ikhlas yang dengannya tegak agama islam, yang dengannya seseorang tidak akan diterima agama nya kecuali memiliki ikhlas, yaitu beribadah semata karena Allah Ta'ala .
Allah Ta'ala berfirman,

إِنَّآ أَنزَلْنَآ إِلَيْكَ ٱلْكِتَٰبَ بِٱلْحَقِّ فَٱعْبُدِ ٱللَّهَ مُخْلِصًا لَّهُ ٱلدِّينَ
أَلَا لِلَّهِ ٱلدِّينُ ٱلْخَالِصُ ۚ

" Sesunguhnya Kami menurunkan kepadamu Kitab (Al Quran) dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya." Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih  ( dari kesyirikan ). (Q.S.39 Azzumar : 2)

Adapun pertanyaan kedua, yaitu berkaitan dengan ibadah sholat malam yang kita kerjakan di malam malam bulan ramadan, yang dibacakan ayat ayat Al-Qur'an, dan segala pujian bagi Allah yang telah mengumpulkan kita dalam ibadah yang agung, yang menyatukan umat islam untuk menghadapkan diri kepada Allah Ta'ala, mengarahkan ke kiblat yang satu yaitu ibadah sholat, yang menjadi hubungan antara seorang hamba dengan Robb Subhaanahu Wa Ta'ala, yang mengatakan iman seseorang, yang menjauhkan dari perkara fahsya dan munkar, menunjukkan kejalan yang lurus bercahaya, yang merupakan perkara yang pertama kali akan di hisab kelak hari kiamat,  dimana seorang keluar dari rumahnya dalam keadaan sakit, sedih, meskipun banyak membawa banyak beban yang berat dari urusan rumah tangga, perniagaan, perhutangan, pekerjaan, kemudian ia memenuhi panggilan iman, dan tatkala ia telah memasuki rumah Allah Ta'ala, menghadapkan diri kepada Allah Ta'ala,  ia mendapatkan rasa aman, tenteram, segala bentuk kesedihan akan hilang dan tatkala ia mengucapkan Allahu Akbar, dibukalah pintu-pintu rahmat Allah Ta'ala untuk nya, dan Maha Suci Allah Ta'ala Yang telah berfirman, " Dan ketahuilah, sesungguhnya dengan berdzikir kepada Allah niscaya akan menentramkan hati ".

Dengan hadirnya bulan ramadan sehingga Allah Ta'ala menurunkan kitab Nya, mengutus Rasul Nya, Shallallahu alaihi wa sallam.
Sesungguhnya bulan ramadan adalah bulan Al-Qur'an, dengan hadirnya bulan ramadan kita mendengar lantunan ayat ayat Al-Qur'an, dan mendengarkan mauidhzoh, sehingga mengetarkan hati hati orang mukmin, dan orang-orang yang paling banyak pahala nya adalah orang-orang yang banyak melangkahkan kaki ke masjid, bersemangat menunaikan ibadah sholat, khusyuk dalam hati nya, meneteskan air mata karena Allah Ta'ala, dan orang-orang yang paling banyak mendapatkan pahala dalam menuaikan sholat malam adalah yang mendengarkan lantunan ayat suci Al-Qur'an dan mentadaburi nya dan menjalankan perintah perintah nya serta menjauhi larangan larangan nya, dan ia keluar untuk semata ibadah, khusyuk, walaupun tatkala ia memasuki masjid dengan memiliki banyak beban kehidupan, kekurangan, dosa dan  akan tetapi tatkala ia menyelesaikan salam terasa seolah ia terlahirkan baru ke dunia.

Kapan semacam ini terjadi...? Jika ia ikhlas karena Allah Ta'ala, kapan terwujud. ...? Jika ia mentadaburi Al-Qur'an serta merenungkan kandungan kandungan isi nya, dan semata ikhlas karena Allah Ta'ala.

اللَّهُمَّ إنَّا نَسْتَعِينُكَ، وَنَسْتَغْفِرُكَ، وَلاَ نَكْفُرُكَ، وَنُؤْمِنُ بِكَ، وَنَخْلَعُ مَنْ يَفْجُرُكَ؛ اللَّهُمَّ إيَّاكَ نعبدُ، ولَكَ نُصلي وَنَسْجُد، وَإِلَيْكَ نَسْعَى وَنحْفِدُ، نَرْجُو رَحْمَتَكَ وَنَخْشَى عَذَابَكَ، إنَّ عَذَابَكَ الْجِدَّ بالكُفَّارِ مُلْحِقٌ. اللَّهُمَّ عَذّبِ الكَفَرَةَ الَّذِينَ يَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِكَ، ويُكَذِّبُونَ رُسُلَكَ، وَيُقاتِلُونَ أوْلِيَاءَكَ. اللَّهُمَّ اغْفِرْ للْمُؤْمِنِينَ والمؤمنات والمسلمين والمُسْلِماتِ، وأصْلِح ذَاتَ بَيْنِهِمْ، وأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ، وَاجْعَلْ فِي قُلُوبِهِم الإِيمَانَ وَالحِكْمَةَ، وَثَبِّتْهُمْ على مِلَّةِ رسولِك صلى الله عليه وسلم، وَأَوْزِعْهُمْ أنْ يُوفُوا بِعَهْدِكَ الَّذي عاهَدْتَهُمْ عَلَيْهِ، وَانْصُرْهُمْ على عَدُّوَكَ وَعَدُوِّهِمْ، يا القوي يا العزيز.

HARI RAYA IEDUL FITRI

AS-SYAIKH PROF DR ABDURROZAK AL-BADR HAFIDHOHULLAHU TA'ALA.

Alhamdulillah, was sholaatu was salaamu ala Rosulillah, wa ba'du :

Pada pagi yang berbahagia ini, kita dalam merayakan hari raya iedul fitri yang penuh barokah, hari yang dipenuhi kegembiraan dan keberuntungan dan hati yang dipenuhi dengan suka cita, para manusia keluar dari rumah - rumah mereka dengan melantunkan pujian dan pujaan kepada Allah Ta'ala, melangkahkan kaki mereka dari rumah menuju tempat sholat dengan berbondong - bondong, rasa syukur atas nikmat yang agung dikarenakan telah menyelesaikan ibadah puasa dan sholat malam, dengan harapan mendapatkan kebaikan dan mendulang limpahan pahala yang berlipat ganda dan dihapuskan segala dosa-dosa dan menjumpai ied di tahun tahun mendatang dengan sepenuh ketaatan dan penuh kebajikan.

Sepatutnya kita didalam hari yang penuh kebahagiaan di hari ied dengan menyempurnakan ibadah puasa dan sholat malam, untuk mengingat beberapa perkara yang sepantasnya tidak dilupakan di hari yang penuh berkah ini.

Hendaknya kita di hari yang penuh barokah ini  mengingat kepada sebagian saudara-saudara kita yang telah mendahului kita dan menghadap Allah Ta'ala sehingga tidak bersama dengan kita di hari ini, mereka berada di kubur kubur telah berbaring, dan dengan amalan amalan mereka mendapatkan balasan, telah usai waktu amal mereka, dan yakinlah bahwasanya kita semua segera menjadi  mereka dan mereka mendahului sedang kita menyusul, sehingga jangan lupakan untuk memanjatkan doa kepada Allah Ta'ala untuk mereka agar Allah Ta'ala berkenan atas amalan amalan mereka dan mengampuni segala dosa mereka .

Hendaknya kita di hari yang penuh kebahagiaan ini ingat akan limpahan karunia Allah Ta'ala kepada diri diri kita dari berbagai macam kesehatan dan afiah, dimana sebahagian saudara-saudara kita dalam kondisi sakit berbaring di rumah rumah sakit, sebahagian telah terbaring sebulan lebih, sebahagian berbaring satu pekan, dengan penuh rasa sakit dan penderitaan yang mereka alami, sedangkan kalian semua dalam kondisi sehat walafiat, sepantasnya kalian memuji kepada Allah Ta'ala dan jangan lupa mendoakan untuk mereka agar Allah Ta'ala berkenan memberikan limpahan kesehatan dan kesembuhan dan menghilangkan sakit sakit mereka dan mengentaskan segala kesusahan dan kesulitan yang mereka dapatkan.

Hendaknya kita di hari yang penuh kebahagiaan ini ingat akan limpahan nikmat aman dan ketenangan serta ketenteraman, dimana sebahagian saudara-saudara kita dalam kondisi darurat perang, kondisi tidak aman, keadaan yang mencekam, diliputi perasan takut dan khawatir akan nyawa dan darah yang terancam, para wanita menjadi janda, anak anak menjadi yatim, hartanya dirampas, rumah dihancurkan, sepantasnya kita bersyukur kepada Allah Ta'ala atas limpahan nikmat aman, dan janganlah melupakan untuk memanjatkan doa kepada Allah Ta'ala agar saudara-saudara kita diberikan ketenteraman dan keamanan serta dihilangkan dari kesulitan dan kesusahan dan dimenangkan dari musuh musuh agama islam.

Hendaknya kita di hari yang penuh barokah yang memakai pakaian yang baru beraneka corak warna warni yang indah, sedangkan saudara-saudara kami berpakaian compang camping terlindas kefakiran, hajat hajat mereka terabaikan, kebutuhan kebutuhan mereka tersia siakan, sehingga mereka hampir tidak berpakaian, tidak bertempat tinggal, bahkan untuk kebutuhan makanan mereka harus mencari sisa sisa makanan, perut mereka membusung karena kelaparan dan kehausan, dikarenakan tempat mereka dilanda kekeringan yang berkepanjangan dan keadaan darurat perang.
Maka nemujilah kepada Allah Ta'ala yang telah memberikan limpahan nikmat dan karunia, dan janganlah lupa memanjatkan doa kepada Allah Ta'ala agar saudara-saudara kita diberikan kekayaan kepada mereka yang fakir, memberikan limpahan rizki kepada mereka yang dalam kondisi keterbatasan, dan memberikan kecukupan dan kesejahteraan, juga jangan lupakan mendoakan bagi mereka yang telah membatu, menyisihkan sebagian hartanya untuk mereka kaum fakir, sebagaimana firman Allah Ta'ala,

۞ ً وَمَا تُقَدِّمُوا۟ لِأَنفُسِكُم مِّنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِندَ ٱللَّهِ هُوَ خَيْرًا وَأَعْظَمَ أَجْرًا ۚ وَٱسْتَغْفِرُوا۟ ٱللَّهَ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌۢ

" Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Q.S.73 Al Muzammil :20)

Hendaknya kita di hari yang penuh kebahagiaan ini ingat akan limpahan karunia Allah Ta'ala kepada kita yang telah menyelesaikan bulan ramadan dengan ibadah yang maksimal dan beraneka ragam, sebahagian saudara-saudara kita dari umat islam tidak diberikan taufik dan hidayah, sehingga bergelimang dengan dosa dan maksiat, adapun orang yang beriman dengan sepenuh keimanan niscaya berlomba-lomba dalam kebijakan dan ketaatan, sedangkan mereka senantiasa melakukan perbuatan yang sia-sia lagi munkar dan dosa, waktu yang mulia terlewatkan dengan acuh tak pernah menggetarkan hati dan menggerakkan iman dalam hati, maka sepantasnya kita bersyukur kepada Allah Ta'ala atas hidayah dan taufik untuk mendulang pahala dan ampunan serta jangan lupa untuk memohon kepada Allah Ta'ala agar diberikan istiqomah diatas petunjuk jalan yang lurus, serta berdoa kepada Allah Ta'ala agar memberikan limpahan hidayah kepada saudara saudara kaum muslimin dan mengembalikan mereka kepada jalan yang benar dan lurus .

Hendaknya kita di hari yang penuh barokah dan keberuntungan ini akan limpahan nikmat Allah Ta'ala yang menjadikan bulan ramadan mengekang para setan sehingga tidak dapat bebas menggoda manusia, dan waktu ini ramadan telah selesai, sehingga setan siap menggoda kembali kepada para manusia dengan aneka bujuk rayu yang menggelincirkan kepada keburukan, sebagaimana firman Allah Ta'ala,

إِنَّ ٱلشَّيْطَٰنَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَٱتَّخِذُوهُ عَدُوًّا ۚ إِنَّمَا يَدْعُوا۟ حِزْبَهُۥ لِيَكُونُوا۟ مِنْ أَصْحَٰبِ ٱلسَّعِيرِ

" Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala" (Q.S.35 Fa'thir : 6)

Tiada jalan untuk bebas dari tipu daya setan kecuali dengan berdzikir kepada Allah Ta'ala dan berbuat baik dan ketaatan.

Allah Ta'ala berfirman,

وَقُل رَّبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ هَمَزَٰتِ ٱلشَّيَٰطِينِ ﴿٩٧﴾  وَأَعُوذُ بِكَ رَبِّ أَن يَحْضُرُونِ ﴿٩٨﴾

" Dan katakanlah: "Ya Tuhanku aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan syaitan."
" Dan aku berlindung (pula) kepada Engkau ya Tuhanku, dari kedatangan mereka kepadaku"."
(Q.S Al Mu'minun : 97-98)

Hendaknya kita di hari yang penuh kebahagiaan dan barokah ini mengingat tentang bulan ramadan yang penuh semangat ibadah dan bersungguh-sungguh dalam menjalankan ketaatan bahkan sebagai madrasah pendidikan keimanan yang kita dapat memetik pelajaran yang sangat besar, manfaat yang banyak, diantaranya adalah meningkatkan iman, menambah keyakinan, ringan menunaikan ibadah dengan aneka ragam ketaatan,  maka sungguh alangkah buruknya tatkala seseorang telah terbiasa menunaikan ibadah kemudian ia meninggalkan dengan begitu saja tanpa kesadaran selepas bulan ramadan sebagaimana yang dijumpai sebagian dari kaum muslimin, yang tidak kenal ibadah kecuali hanya di bulan ramadan...!!  Ketahuilah bahwa kalian memiliki Tuhan di bulan ramadan, maka atas dasar apa melupakan di luar bulan ramadan. ..??  Kalian mengetahui bahwa Allah Ta'ala mewajibkan sholat lima waktu dalam sehari ditunaikan di masjid-masjid, akan tetapi kalian melupakannya setelah bulan ramadan. ..??  Kalian mengetahui bahwa kalian berlomba-lomba untuk meraih surga dan berlindung dari neraka, akan tetapi setelah usai ramadan kalian melupakannya. ..??  Wahai kaum muslimin yang di bulan ramadan memenuhi masjid-masjid dan rajin tilawah Al-Qur'an, akan tetapi setelah ramadan kalian meninggalkan nya. ...??   Para generasi Salaf terdahulu tatkala ditanya tentang keadaan orang-orangyang semacam ini maka mengatakan,

 بئس القوم لا يعرفون الله إلا في رمضان " .

" Alangkah buruknya suatu kaum yang tidak mengenal Allah Ta'ala kecuali hanya di bulan ramadan ".

Sepantasnya bagi setiap muslim meyakini bahwa Robb Subhaanahu Wa Ta'ala dibulan ramadan adalah Robb Subhaanahu Wa Ta'ala di bulan syawal, sya'ban dan seluruh bulan, dan kewajiban seorang muslim agar senantiasa beribadah kepada Allah Ta'ala dan berbuat ketaatan sepanjang waktu dan menjauhi maksiat dan larangan sepanjang masa. 
Allah Ta'ala berfirman,

وَٱعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأْتِيَكَ ٱلْيَقِينُ

" Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal)." (Q.S.15 Al Hijr :99)

تقبل الله منا ومنكم الصيام والقيام ، ورزقنا وإياكم حُسن الختام ، وجعلنا وإياكم من أهل الجنة دار السلام ، وأعاد علينا وعليكم هذا العيد السعيد أعواماً عديدة وأزمنةً مديدة ونحن في أمنٍ وأمان ، وبرٍ وإيمان ، وطاعة إحسان .

Semoga Allah Ta'ala berkenan menerima amalan ibadah puasa dan sholat malam kita dan kalian semua, dan memberikan limpahan karunia kepada kita dan kalian dari pungkasan kebajikan, dan menjadikan kita semua sebagai penduduk surga tempat yang penuh kenikmatan-kenikmatan, dan memberikan kesempatan kepada kita semua untuk menjumpai ied di masa masa mendatang waktu waktu yang panjang dan kita dalam lindungan dan keamanan, kebajikan dan iman, berbuat taat dan ihsan.

وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين ، وصلى الله وسلم وبارك وأنعم على عبد الله ورسوله نبينا محمد وعلى آله وأصحابه أجمعين .

Selasa, 14 Juli 2015

SURGA & PENGHUNINYA

Alhamdulillah, wassholatu wassalamu ala Rosulillah, wa ba'du;

Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam telah meneranglan sifat-sifat Surga yang dijanjikan Allah kepada orang-orang yang bertaqwa dengan keterangan mendalam, detail, dan gambling.

Keterangan ini membuat tenteram hati orang-orang yang beriman. Orang-orang yang shalih merasakan kenikmatan dengan mengetahuinya, sementara orang-orang yang bertaubat merasakan kesenangan dengan mengingatnya.

1.Orang yang Pertama Kali Masuk Surga

Dari Annas bin Malik radiyallahu ‘anhu, ia berkata bawa Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Pada hari Kiamat nanti, aku akan mendatangi pintu Surga, kemudian aku meminta untuk dibukakan (pintunya), maka penjaganya bertanya : ‘Siapa Anda?’ Aku menjawab : ‘Muhammad’. Selanjutnya dia berkata : ‘Hanya untukmu aku diperintahkan agar membuka pintu ini dan dilarang bagi seorangpun sebelummu”. (HR. Muslim no. 188).

Dari Hudzaifah radiyallahu ‘anhu, ia berkata bawa Rasulullah bersabda : “Semua anak adam berada di bawah panjiku pada hari Kiamat, dan aku orang pertama yang dibukakan pintu Surga”. (lihat Shahiihul Jaami’ no. 6995).

2.Sifat Rombongan Pertama yang masuk Surga

Dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu ia berkata, bahwa Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya orangyang pertama kali masuk Surga laksana bulan di malam pertama. Orang yang masuk setelah mereka laksana bintang yang sangat terang di langit yang cerah. Mereka tidak buang air kecil, tidak buang air besar, tidak beringus, dan tidak meludah. Sisir mereka terbuat dari emas. Keringat mereka adalah minyak kesturi. Tempat BUKHUR (PEWANGI RUANGAN DAN TUBUH) mereka adalh batang kayu gaharu. Isteri-isteri merreka semuanya adalah bidadari,bentuk tubuh mereka semuanya sama yaitu seperti bentuk tubuh bapak mereka Adam : tingginya enam puluh hasta di langit”. (Muttafaq ‘alaih_Bukhari no.3327 dan Muslim no.2834).

3.Pintu-Pintu Surga

Dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu ia berkata, bahwa Rasulullah bersabda : “Barangsiapa menginfakkan sepasang hartanya (emas, perak dan lain-lain) di jalan Allah, maka dia akan dipanggil dari pintu-pintu Surga: ‘Wahai hamba Allah, ini baik’. Barangsiapa yang termasuk ahli shalat,dia akan dipanggil dari pintu ahli shalat. Siapa yang termasuk ahli jihad, akan dipanggil dari pintu jihad. Siapa yang termasuk ahli puasa akan dipanggil dari pintu ‘ar-Rayyan ‘. Siapa yang termasuk ahli sedekah akan dipanggil dari pintu sedekah. Abu Bakar radiyallahu ‘anhu berkata: ‘Ayah ibuku menjadi tebusanmu Wahai Rasulullah, tidak mengherankan orang-orang itu masing-masing dipanggil dari pintu tersebut, tetapi apakah ada yang dipanggil dari seluruh pintu tersebut?’ Beliau menjawab: ‘Ya, semoga engkau termasuk dari mereka’”. (Muttafaq ‘alaih_Bukhari no.1897 dan Muslim no.1027).

Dari Sahl bin Sa,ad ia berkata, Rasulullah bersabda : “Di dalam surga ada delapan pintu, diantaranya ada yang bernama ‘ar-Rayyan’. Pintu itu tidak dimasuki kecuali hanya oleh orang-orang yang berpuasa”. (HR. Al-Bukhari no.3257)

4.Tidak Ada Kematian dalam Surga

Dari Abu Sa’id dan Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu, Rasulullah bersabda : “Jika penduduk Surga sudah masuk ke Surga, maka ada yang berseru: ‘Sesungguhnya kalian akan hidup dan tidak akan mati, kalian akan tetap sehat dan tidak akan sakit, kalian aka tetap muda tidak akan tua, kalian juga akan selalu hidup senang dan tidak akan mendapat kesusahan”. (HR. Muslim no.2837 diriwayatkan oleh Ahmad no.11905 dan at-Tirmidzi no.3246)

5.Kedudukan Penghuni Surga dan Tingkatan-Tingkatan Surga

Dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu ia berkata, bahwa Rasulullah bersabda : “Sipa yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, mendirikan shalat dan berpuasa di bulan Ramadhan, maka wajib bagi Allah untuk memasukkannya ke Surga, baik dia hijrah di jalan Allah atau tetap tinggal di tanah airnya. Para sahabat berkata: ‘Wahai Rasulullah, bolehkah kita memberitahukan ini kepada orang banyak?’ Beliau berkata: ‘Sesungguhnya di Surga ada seratus tingkatan yang telah disediakan oleh Allah bagi para Mujahidin fii Sabilillah, setiap dua tingkatan seperti jarak antara langit dan bumi, maka jika kalin memohon kepada Allah, mohonlah Surga ‘Firdaus’ yang tinggi, karena Surga Firdaus itu ada di tengah-tengah Surga dan paling atas, dan di atsnya terdapat ‘Arsy ar-Rahman. Dari san sungai-sungai mengalir’ “. (HR. Al-Bukhari no.7423_lihat juga Shahiihul Jaami’ no.7873)

Jihad yang dimaksud adalah sebenar-benarnya jihad, bukab jihad menurut pemahaman mereka yang membuat kerusakan di muka bumi dengan menggunakan bom (kecuali bom tersebut diledakkan di daerah orang-orang kafir dalam peperangan yang benar-benar memerangi islam secara nyata, seperti di Palestina dan negara-negara lain dan juga di negara kita ini). Ironisnya peristiwa yang ter jadi di negara kita ini, mereka (pelaku bom) bangga dengan apa yang mereka lakukan. Mereka beranggapan perbuatan mereka adalah Jihad fii Sabilillah. Allahu ‘alam itu adalah urusan mereka dengan Allah.

6.Sifat-Sifat Penduduk Surga

Dari Mu’adz bin Jabal radiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Penghuni Surga akan masuk Surga dengan tubuh dan wajah yang tidak berbulu dan bercelak, mereka berumur 30 tahun atau 33 tahun.” (Shahiihul Jaami’ no.7928).

Dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu ia berkata, bahwa Rasulullah bersabda : “Akan masuk Surga sekelompok kaum yang hati mereka seperti burung (yaitu dari isi kelembutan, ketakutan dan kehormatan)”. (Shahiihul Jaami’ no.7924).

Dari Anas bin Malik, dari Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda :”Orang mukmin di Surga akan diberi kekuatan sekian dan sekian dalam urusan jima’ (bersetubuh). Ada sahabat bertanya: ‘Wahai Rasulullah, apakah dia mampu untuk itu?’ Nabi menjawab: ‘Dia akan diberi seratus kekuatan’”. (Shahiihul Jamii’ no.7962).

Dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu ia berkata, bahwa Rasulullah bersabda : “Siapa yang masuk Surga akan hidup senang dan tidak akan mengalami kesussahan, pakaiannya tidak akan lusuh dan masa mudanya tidak akan sirna.” (HR. Muslim no.2836_dikeluarkan juga oleh Ahmad no.8835,9290).

7.Wanita-Wanita Penduduk Surga

Dari Anas bin Malik radiyallahu ‘anhu berkata, bahwa Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda :”Berangkat pagi-pagi atau siang hari di jalan Allah lebih baik daripada dunia dan seisinya. Sungguh tempat satu hasta kalian di Surga lebih baik daripada dunia dan seisinya. Kalaulah seorang wanita penduduk Surga menampakkan dirinya kepada penduduk dunia, niscaya dia akan menerangi antara keduanya dan bumi akan penuh dengan wewangian. Sungguh, penutup kepalanya lebih baik daripada dunia dan seisinya”. (HR. Al-Bukhari).

Dari Abdullah bin Umar radiyallahu ‘anhu, Rasulullah bersabda: “Ssungguhnya para isteri penghuni Surga bernyanyi untuk suami-suami mereka dengan suara yang sangat merdu, yang tidak pernah di dengar oleh siapapun. Diantara bait yang mereka dendangkan :

Kami adalah wanita-wanita yang cantik jelita

Kami para isteri kaum yang mulia

Kami melihat dengan mata yang indah

Demikian juga di antara bait yang mereka dendangkan adalah :

Kami adalah wanita-wanita abadi

yang tidak akan mati

kami adalah wanita-eanita yang merasa aman

tidak merasa takut

kami adalah wanita-wanita yang menetap

tidak akan berpindah.”

(Shahiihul Jaami’ no.1557)

8.Makanan dan Minuman Penghuni Surga

Dari Jabir radiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah bersabda : “Para penduduk Surga akan makan dan minum di dalamnya, mereka tidak buang air besar, tidak beringus dan tidak buang air kecil. Akan tetapi makanan mereka menghasilkan sendawa yang wanginya sewangi minyak kesturi. Mereka diberikan insting untuk bertasbih dan bertahmid seperti kalian diberi insting untuk bernafas.” (HR. Muslim no.2835_diriwayatkan oleh Ahmad no.14408, Abu Dawud no.4741).

Dari Muawiyah bin Haidah ia berkata, Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya di Surga ada lautan Air, lautan madu, lautan susu, lautan khamr, kemudian darinya sungai-sungai mengalir.” (Shahiihul Jaami’ no.2118).

Dari Anas ia berkata, Rasulullah bersabda : “Apakah kalian tahi apa ‘al-Kautsar’ itu? al-Kutsar adalah sungai yang diberikan kepadaku dari Rabbku di Surga. Dia memiliki banyak kebaikan, ummatku akan mendatanginya pada hari kiamat, jumlah bejananya sebanyak jumlah binyang di langit. Ada seorang hamba yang dicegah bergabung dengan mereka, maka akupun memprotes : ‘Wahai Rabbku, dia adalah bagian dari ummatku’, lalu aka dijawab: ‘Engkau tidk tahu apa yang mereka lakukan setelah engkau meninggal’”. (Shahiihul Jaami’ no.6904).

9.Pemandangan di Surga

taman-2Di Surga ada kenikmatan yang abadi, kebaikan yang merata, dan Rahmat dari Allah ar-Rahman dan ar-Rahim (Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang). Di sana ada dipan-dipan tinggi yang terlihat bersih dan suci, ada gelas-gelas yang tertata rapi yang disediakan untuk minum, tidak perlu diminta dan dipersiapkan. Ada bantal-bantal dan tilam-tilam untuk beralaskan di waktu santai. Di sana terhampar karpet-karpet dan sajadah-sajadah untuk perhiasan dan bersuka ria.

Semua nikmat yang disebutkan dalam Kitabullah atau Sunnah Nabi-Nya, namanya sama dengan yang dilihat di dunia. Tetapi…, ketika benda-benda ini disebut namanya, hanyalah sebagai penamaan saja agar bisa dipahami penduduk dunia. Adapun yang sebenarnya dan hakekat kesenangan-kesenangan tersebut diserahkan kepada Allah yang Mahaagung, Mahabijaksana, lagu Yang menegakkan seluruh langit dan bumi. Adapun karakter kenikmatan Surga diserahkan kepada cita rasa kenikmatan di sana, sesuai dengan cita rasa orang-orang yang Allah berikan cita rasa tersebut kepada mereka.

Kehidupan penduduk Surga di sana semua berisi kesejahteraan, diliputi dan diliputi kemakmuran. Para Malaikat mengucapkan salam sejahtera kepada penduduk Surga dalam keadaan yang sentosa, mereka saling mengucapkan salam satu dengan yang lainnya, dan mereka dikirimi salam oleh ar-Rahman. Suasananya seluruhnya mencerminkan kedamaian.

a. Kamar-Kamar di Surga

Dari Abu Sa’id al-Kuhudri radiyallahu ‘anhu, Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya para penduduk Surga berusaha untuk melihat penhuni-penghuni kamar yang ada di atas mereka, sebagaimana kalian berusaha melihat bintang yang bergemerlapan cahanya di langit sebelah timur atau barat karena perbedaan keutamaan di antara mereka. Para sahabat bertanya : “‘Wahai Rasulullah, apakah itu kedudukan para Nabi yang tidak mungkin dapat dicapai oleh selain mereka?’ Beliau menjawab: ‘Tentu, demi jiwaku yang ada di tangan-Nya, mereka adalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan membenarkan para Rasul”. (HR. Bukhari dan Muslim).

Dari Abu Malik al-Asy’ari, bahwa Nabi bersabda: “Di Surga ada kamar-kamar yang bagian luarnya bisa dilihat dari dalam dan sebagian dalamnya bisa dilihat dari luar. Itu disediakan Allah bagi orang yang memberikan makanan, melembutkan ucapan, selalu berpuasa dan shalat di waktu malam ketika manusia sedang terlelap tidur”. (Shahiihul Jaami’ no.2119).

b.Kemah-Kemah, Taman-Taman dan Tanah Surga

taman1 Dari Abu Musa al-Asy’ari radiyallahu ‘anhu, Rasulullah  bersabda: “Bagi orang mukmin di Surga ada sebuah kemah dari mutiara yang berlubang. Panjangnya enam puluh mil, di dalamnya orang-orang mukmin diberi isteri-isteri yang apabila ia menggilir mereka, masing-masing tidak melihat yang lainnya”. (Muttafaq ‘alaih).

c.Pohon di Surga

Dari Abu Sa’id al-Kuhudri radiyallahu ‘anhu, Rasulullah bersabda : “Di Surga ada dua pohon yang apabila orang melintasinya dengan naik kuda yang terlatih dan cepat selama seratus tahun, niscaya tidak akan selesai melewatinya.” (Muttafaq ‘alaih).

Dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu ia berkata, bahwa Rasulullah bersabda :

ﻣﺎ ﻓﻲﺍﻟْﺠﻨﺔِ ﺷﺠﺮَﺓٌ ﺇﻻَّ ﻮَﺳﺎ ﻗﻬﺎ ﻣﻦْ ﺬَﮪﺏ

“Tidak ada sebuah pohonpun di Surga, melainkan batangnya terbuat dari emas”. (Shahiihul Jaami’ no.5523).

d.Pasar di Surga

Dari Anas bin Malik radiyallahu ‘anhu berkata, bahwa Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :” Di Surga ada sebuah pasar yang diadakn hanya pada hari jum’at. Maka keika itu angin berhembus dari utara kemudian menerpa wajah-wajah mereka hingga menjadikannya semakin indah, merekapun kembali kepada isteri-isteri mereka dalam keadaan yang semakin bagus dan tampan, maka isteri-isteri mereka berkata: ‘Demi Allah, kalian semakin bagus dan tampan setelah meninggalkan kami.’Mereka juga berkata: ‘Kalian juga semakin bagus dan cantik setekah kami tinggalkan”. (HR. Muslim).

e. Istana-Istananya

Dari Jabir bin ‘Abdullah radiyallahu ‘anhu, Nabi bersabda : “Aku masuk Surga, ternyata di sana ada sebuah istana dari emas, maka aku bertanya: ‘Milik siapa istana ini?’ mereka berkata: ‘Milik seorang pria Quraisy’. Aku mengira orang itu adalah diriku, maka aku bertanya: ‘Siapa dia?’ mereka menjawab: ‘Umar bin al-Khathab’. Ketika itu tidak ada yang menghalangiku untuk memasukinya, melainkan aku tahu rasa cemburumu. ‘Umar berkata: ‘Apakah pantas aku cemburu kepadamu, wahai Rasulullah?”. (Muttafaq ‘alaih).

f.Sungai-Sungainya

Dari Anas bin Malik radiyallahu ‘anhu berkata, bahwa Nabi bersabda : “Aku masuk ke Surga, ternyata di sana ada sungai yang di pinggirnya ada kemah-kemah yang terbuat dari mutiara. Maka aku memukulkan tanganku ke air yang mengalir itu, ternyata airnya adalah minyak kesturi yang sangat harum, lalu akau bertanya : ‘Apa ini, Wahai Jibril?’ Jibril menjawab: ‘Ini adalh kautsar yang diberikan Allah kepadamu.” (Shahiihul Jaami’ no.3260).

10.Kenikmatan Penghuni Surga yang Paling Agung

Dari Shuhaib bin Sinan ia berkata, bahawa Rasulullah bersabda : “Bila penduduk Surga telah masuk Surga dan penduduk Neraka telah masuk Neraka, maka ada yang berseru : ‘Wahai penduduk Surga, sesungguhnya kalian memiliki janji di sisi Allah yang ingin Dia tunaikan kepada kalian’, maka mereka bertanya : ‘Apakah itu?’ bukankah Allah telah memberatkan timbangan amal kebaikan kami, memasukkan kami ke Surga dan menyelamatkan kami dari Neraka?’ Maka disingkaplah tirai, merekapun melihat kepada Allah. Demi Allah, Allah tidak pernah memberikan sesuatu yang paling mereka cintai dan yang paling menyejukkan pandangan mereka dai pada melihat-Nya.” (Shahiihul Jaami’ no.535_lihat juga Syarhul ‘Aqidah ath-Thahaawiyyah, hal.144 dan Mawaariduzh-Zham-aan “IV/131-136″).

11.Penduduk Surga yang Paling Rendah dan Paling TinggiDerajatnya

Dari al-Mughirah bin Syu’bah ia berkata, bahwa Rasulullah bersabda : “Musa bertanya kepada Rabbnya : ‘Siapa penduduk Surga yang paling rendah tingkatannya?’ Allah menjawab : ‘Seseorang yang datang setelah seluruh penduduk Surga masuk ke Surga.’ Maka dikatakan kepadanya : ‘Masuklah ke dalam Surga.’ Orang itu berkata : ‘Bagaimana caranya,Wahai Rabbku? semuanya telah menempati tempatnya dan mengambil bagiannya’ maka dikatakan kepadanya : ‘Apakah kamu rela bila memiliki kerajaan seperti milik seorang raja di dunia?’ Orang itu menjawab : ‘Tentu..aku rela wahai Rabbku.’ Allah berkata kepadanya : ‘Inilah bagianmu dan yang semisalnya, semisalnya dan semisalnya lagi. Pada yang kelima kalinya dia berkata :‘Tentu..aku rela wahai Rabbku.’ Selanjutnya Allah berkata : ‘Ini adalh bagianmu dan sepuluh kali lipatnya. Bagimu pula segala apa yang diingini oleh jiwamu dan yang menyenangkan pandanganmu.’ Maka dia berkata : ‘Aku rela wahai Rabbku, siapa yang paling tinggi derajatnya?’ Mereka orang-orang yang aku pilih. Aku menanam kemuliaan mereka dengan tangan-Ku sendiri dan Aku tutup dengannya. Kenikmatan itu tidak pernah dilihat oleh mata, didengar oleh telinga, dan tidak pernah terlintas dalam hati manusia.” (HR. Muslim).

Mudah-mudahan dari keterangan singkat di atas akan menambah ketaatan kita kepada Allah dan mengamalkan Sunnah-Sunnah Rasulullah.

Selasa, 07 Juli 2015

SEPULUH HARI TERAKHIR BULAN RAMADAN

Alhamdulillah, was sholaatu was salaamu ala Rosulillah, wa ba'du :

Sesungguhnya merupakan petunjuk Nabi shallallahu alaihi wa sallam di sepuluh hari  terakhir bulan ramadan adalah bersungguh sungguh dalam beribadah tidak seperti hari hari sebelumnya, sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim dari hadist Ummul Mukminin  A'isyah radhiyallahu anhuma berkata,

كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يجتهد في العشر الأواخر من رمضان ما

لا يجتهد في غيره 

" Dahulu Rosulillah shallallahu alaihi wa sallam bersungguh sungguh dalam sepuluh hari terakhir bulan ramadan tidak seperti pada hari-hari sebelum nya ".

Diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhary dan Muslim dalam shohih mereka dari Ummul Mukminin A'isyah radhiyallahu anhuma berkata,

أن النبي صلى الله عليه وسلم كان إذا دخل العشر – أي العشر الأخير من

رمضان –أحيا الليل و جد و شد مئزره وأيقظ أهله .

“Adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila memasuki sepuluh terakhir Ramadhan, beliau bersungguh sungguh dan mengencangkan tali sarungnya (yakni meningkat amaliah ibadah beliau), menghidupkan malam-malamnya, dan membangunkan istri-istrinya.” Muttafaqun ‘alaihi

Dalam hadist ini maksud dari menghidupkan malam-malamnya yaitu dengan menggunakan sholat malam, berdzikir, ber do'a, dan maksud membangunkan istri-istrinya adalah membangunkan dari tidur nya agar bersungguh sungguh dalam beribadah seperti menunaikan sholat, berdzikir, ber munajat kepada Allah Ta'ala , dan amalan sunnah seperti ini jarang sekali yang mengerjakan nya diantara kaum muslimin.

Allah Ta'ala berfirman,

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ قُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلْحِجَارَةُ عَلَيْهَا

مَلَٰٓئِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ ٱللَّهَ مَآ أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

" Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."
(Q.S.66 At-Tahriim : 6)

Adapun maksud dari mengencangkan tali sarungnya sebagaimana dikatakan oleh kebanyakan Ahli Ilmu adalah kinayah dari menjauhi istrinya guna bersungguh sungguh dalam ibadah , oleh karenanya Nabi shallallahu alaihi wa sallam melakukan ibadah i'tikaf didalam masjid dan memutuskan dari segala urusan dunia dan menyendiri menghadapkan diri kepada Allah Ta'ala untuk berdzikir, ber do'a, ber munajat.

I'tikaf merupakan suatu ibadah yang paling bermanfaat bagi diri guna memperbaiki jiwa dan hatinya serta berlepas diri dari segala bentuk kekurangan, dan barangsiapa yang mencobanya niscaya akan merasakan nya.

Diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhary dan Muslim dalam shohih mereka, dari Ummul Mukminin A'isyah radhiyallahu anhuma berkata,

أن النبي صلى الله عليه وسلم كان يعتكف في العشر الأواخر من رمضان

حتى توفاه الله ، ثم اعتكف أزواجه من بعده

" Bahwasanya Nabi shallallahu alaihi wa sallam dahulu melakukan ibadah i'tikaf didalam sepuluh terakhir bulan ramadan hingga beliau wafat, kemudian istri istri beliau melakukan ibadah i'tikaf sepeninggal beliau ".

Jika seseorang bertanya, apakah hikmah dibalik Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersungguh sungguh dalam beribadah di sepuluh terakhir bulan ramadan tidak seperti sebelumnya?

Maka jawabannya adalah bahwasanya dalam sepuluh hari terakhir bulan ramadan terdapat malam lailatul Qodar.

Di antara nikmat dan karunia Allah subhanahu wa ta’ala terhadap umat Islam, dianugerahkannya kepada mereka satu malam yang mulia dan mempunyai banyak keutamaan. Suatu keutamaan yang tidak pernah didapati pada malam-malam selainnya. Tahukah anda, malam apakah itu? Dia adalah malam “Lailatul Qadr”. Suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan, sebagaimana firman Allah Ta'ala ,

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ * وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ * لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ

شَهْرٍ * تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ * سَلَامٌ هِيَ حَتَّى

مَطْلَعِ الْفَجْرِ *

“ Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur’an) pada malam kemuliaan (Lailatul Qadr). Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan (Lailatul Qadr) itu? Malam kemuliaan itu (Lailatul Qadr) lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Rabbnya untuk mengatur segala urusan. Malam itu penuh kesejahteraan sampai terbit fajar ”. (Al-Qadr: 1-5)

Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan hafizhahullah berkata: “Bahwasanya (pahala) amalan pada malam yang barakah itu setara dengan pahala amalan yang dikerjakan selama seribu bulan yang tidak ada padanya Lailatul Qadr. Seribu bulan itu sama dengan delapan puluh tiga tahun lebih. Itulah di antara keutamaan malam yang mulia tersebut. Maka dari itu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berusaha untuk meraihnya, dan beliau bersabda:

مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِإِيْمَاناًوَاحْتِسَاباً،غُفِرَلَهُ مَاتَقَدَّمُ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa menegakkan shalat pada malam Lailatul Qadr atas dorongan iman dan mengharap balasan (dari Allah), diampunilah dosa-dosanya yang telah lalu”. (HR Al Bukhari, An-Nasa’i dan Ahmad)

Demikian pula Allah subhanahu wa ta’ala beritakan bahwa pada malam tersebut para malaikat dan malaikat Jibril turun. Hal ini menunjukkan betapa mulia dan pentingnya malam tersebut, karena tidaklah para malaikat itu turun kecuali karena perkara yang besar. Kemudian Allah subhanahu wa ta’ala mensifati malam tersebut dengan firman-Nya:

سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ

Malam itu penuh kesejahteraan sampai terbit fajar

Allah subhanahu wa ta’ala mensifati bahwa di malam itu penuh kesejahteraan, dan ini merupakan bukti tentang kemuliaan, kebaikan, dan barakahnya. Barangsiapa terhalangi dari kebaikan yang ada padanya, maka ia telah terhalangi dari kebaikan yang besar”.

Wahai hamba-hamba Allah, adakah hati yang tergugah untuk menghidupkan malam tersebut dengan ibadah …?!, adakah hati yang terketuk untuk meraih malam yang lebih baik dari seribu bulan ini …?! Betapa meruginya orang-orang yang menghabiskan malamnya dengan perbuatan yang sia-sia, apalagi dengan kemaksiatan kepada Allah.

Mengapa Disebut Malam “Lailatul Qadr”?

Para ulama menyebutkan beberapa sebab penamaan Lailatul Qadr, di antaranya:

1. Pada malam tersebut Allah subhanahu wa ta’ala menetapkan secara rinci takdir segala sesuatu selama 1 tahun (dari Lailatul Qadr tahun tersebut hingga Lailatul Qadr tahun yang akan datang), sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala :

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ * فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ *

“Sesungguhnya Kami telah menurukan Al-Qur`an pada malam penuh barakah (yakni Lailatul Qadr). Pada malam itu dirinci segala urusan (takdir) yang penuh hikmah”. (Ad Dukhan: 4)

2. Karena besarnya kedudukan dan kemuliaan malam tersebut di sisi Allah subhanahu wa ta’ala.

3. Ketaatan pada malam tersebut mempunyai kedudukan yang besar dan pahala yang banyak lagi mengalir.

Kapan Terjadinya Lailatul Qadr?

Malam “Lailatul Qadr” terjadi pada bulan Ramadhan.

Pada tanggal berapakah? Dia terjadi pada salah satu dari malam-malam ganjil sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِفِي الْوِتْرِمِنَ الْعَشْرِالْأَوَاخِرِمِنْ رَمَضَانَ

“Carilah Lailatul Qadr itu pada malam-malam ganjil dari sepuluh hari terakhir (bulan Ramadhan)”. (HR Al Bukhari)

Lailatul Qadr terjadi pada setiap tahun. Ia berpindah-pindah di antara malam-malam ganjil sepuluh hari terakhir (bulan Ramadhan) tersebut sesuai dengan kehendak Allah Yang  Maha Kuasa.

Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin rahimahullah berkata: “Sesungguhnya Lailatul Qadr itu (dapat) berpindah-pindah. Terkadang terjadi pada malam ke-27, dan terkadang terjadi pada malam selainnya, sebagaimana terdapat dalam hadits-hadits yang banyak jumlahnya tentang masalah ini. Sungguh telah diriwayatkan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Bahwa beliau pada suatu tahun diperlihatkan Lailatul Qadr, dan ternyata ia terjadi pada malam ke-21″.

Asy-Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz dan Asy-Syaikh ‘Abdullah bin Qu’ud rahimahumallahu berkata: “Adapun pengkhususan (memastikan) malam tertentu dari bulan Ramadhan sebagai Lailatul Qadr, maka butuh terhadap dalil. Akan tetapi pada malam-malam ganjil dari 10 hari terakhir Ramadhan itulah dimungkinkan terjadinya Lailatul Qadr, dan lebih dimungkinkan lagi terjadi pada malam ke-27 karena telah ada hadits-hadits yang menunjukkannya”.

Di antaranya adalah hadits yang diriwayatkan shahabat Mu’awiyah bin Abi Sufyan ,

عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم أَنَّهُ إِذَا قَالَ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ: لَيْلَةُ سَبْع وَعِشْرِيْنَ

Dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwasanya apabila beliau menjelaskan tentang Lailatul Qadr maka beliau mengatakan : “(Dia adalah) Malam ke-27″. (HR Abu Dawud)

Kemungkinan paling besar adalah pada malam ke-27 Ramadhan. Hal ini didukung penegasan shahabat Ubay bin Ka’b radhiyallahu ‘anhu :

عن أبي بن كعب قال : قال أبي في ليلة القدر : والله إني لأعلمها وأكثر

علمي هي الليلة التي أمرنا رسول الله صلى الله عليه وسلم بقيامها هي

ليلة سبع وعشرين

Demi Allah, sungguh aku mengetahui malam (Lailatul Qadr) tersebut. Puncak ilmuku bahwa malam tersebut adalah malam yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kami untuk menegakkan shalat padanya, yaitu malam ke-27. (HR. Muslim)

Tanda-tanda Lailatul Qadr

Pagi harinya matahari terbit dalam keadaan tidak menyilaukan, seperti halnya bejana (yang terbuat dari kuningan). (HR Muslim)

Lailatul Qadr adalah malam yang tenang dan sejuk (tidak panas dan tidak dingin) serta sinar matahari di pagi harinya tidak menyilaukan. (HR Ibnu Khuzaimah dan Al Bazzar)

Dengan apakah menghidupkan sepuluh  terakhir Ramadhan dan Lailatul Qadr?

Asy-Syaikh ‘Abdul Aziz bin Baz dan Asy Syaikh Abdullah bin Qu’ud rahimahumallahu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih bersungguh-sungguh beribadah pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan untuk mengerjakan shalat (malam), membaca Al-Qur’an, dan berdo’a daripada malam-malam selainnya”.

Demikianlah hendaknya seorang muslim dan muslimah, menghidupkan malam-malamnya pada sepuluh terakhir di bulan Ramadhan dengan meningkatkan ibadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala; shalat tarawih dengan penuh iman dan harapan pahala dari Allah Ta'ala semata, membaca Al-Qur’an dengan berusaha memahami maknanya, bersedekah, ber munajat,  membaca buku-buku yang bermanfaat, dan bersungguh-sungguh dalam berdo’a serta memperbanyak dzikrullah.

Di antara bacaan do’a atau dzikir yang paling afdhal untuk dibaca pada malam (yang diperkirakan sebagai Lailatul Qadr) adalah sebagaimana yang ditanyakan Ummul Mukminin ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Wahai Rasulullah jika aku mendapati Lailatul Qadr, do’a apakah yang aku baca pada malam tersebut?

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Bacalah:

اللهم إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

“Ya Allah sesungguhnya Engkau adalah Dzat Yang Maha Pemberi Maaf, Engkau suka pemberian maaf, maka maafkanlah aku”. (HR At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Maka hendaknya pada malam tersebut memperbanyak do’a, dzikir, dan istighfar.

Apakah pahala Lailatul Qadr dapat diraih oleh seseorang yang tidak mengetahuinya?

Ada dua pendapat dalam masalah ini:

Pendapat Pertama: Bahwa pahala tersebut khusus bagi yang mengetahuinya.

Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata: “Ini adalah pendapat kebanyakan para ulama. Yang menunjukkan hal ini adalah riwayat yang terdapat pada Shahih Muslim dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dengan lafazh:

مَنْ يَقُمْ لَيْلَةَ الْقَدْرِفَيُوَافِقُهَا

“Barangsiapa yang menegakkan shalat pada malam Lailatul Qadr dan menepatinya.”

kalimat  فيوافقها di sini diartikan: " mengetahuinya "

Menurut pandanganku pendapat inilah yang benar, walaupun aku tidak mengingkari adanya pahala yang tercurahkan kepada seseorang yang mendirikan shalat pada malam Lailatul Qadr dalam rangka mencari Lailatul Qadr dalam keadaan ia tidak mengetahui bahwa itu adalah malam Lailatul Qadr”.

Pendapat Kedua: Didapatkannya pahala (yang dijanjikan) tersebut walaupun dalam keadaan tidak mengetahuinya. Ini merupakan pendapat Ath-Thabari, Al-Muhallab, Ibnul ‘Arabi, dan sejumlah dari ulama.

Asy-Syaikh Al -‘Utsaimin rahimahullah merajihkan pendapat ini, sebagaimana yang beliau sebutkan dalam kitabnya Asy-Syarhul Mumti’:

“Adapun pendapat sebagian ulama bahwa tidak didapatinya pahala Lailatul Qadr kecuali bagi yang mengetahuinya, maka itu adalah pendapat yang lemah karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِإِيْمَاناًوَاحْتِسَاباً،غُفِرَلَهُ مَاتَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa menegakkan shalat pada malam Lailatul Qadr dalam keadaan iman dan mengharap balasan dari Allah Ta'ala  diampunilah dosa-dosanya yang telah lalu”. (HR Al Bukhari)

Rasulullah tidak mengatakan: “Dalam keadaan mengetahui Lailatul Qadr”. Jika hal itu merupakan syarat untuk mendapatkan pahala tersebut, niscaya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan pada umatnya. Adapun pendalilan mereka dengan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam :

مَنْ يَقُمْ لَيْلَةَ الْقَدْرِفَيُوَافِقُهَا

“Barangsiapa yang menegakkan shalat pada malam Lailatul Qadr dan menepatinya.”

Maka makna   فيوافقها   di sini adalah: bertepatan dengan terjadinya Lailatul Qadr tersebut, walaupun ia tidak mengetahuinya”.

Semoga anugerah Lailatul Qadr ini dapat kita raih bersama, sehingga mendapatkan keutamaan pahala yang setara (bahkan) melebihi amalan seribu  bulan.

Semoga Allah Ta'ala memberikan taufik dan inayah kepada kita semua sehingga di hari hari terakhir bulan ramadan ini kita dapat mendulang amalan ibadah dan ampunan dari segala dosa dosa kita dan dapat menggapai surga Allah Ta'ala dan di bebaskan dari siksa api neraka.