Senin, 28 September 2015

IBADAH HAJI & IMAN

As-Syaikh Prof DR Abdurrozak Al-Badr hafidhohullahu Ta'ala.

Alhamdulillah, was sholaatu was salaamu ala Rosulillah, wa ba'du :

Sesungguhnya ibadah haji merupakan sarana untuk menggapai kesucian jiwa, membersihkan hati dan menambah keimanan, betapa banyak dalam rangkaian ibadah haji menyimpan aneka pelajaran yang menyentuh hati, menjadikan hati seseorang senantiasa ber inabah, mendatangkan roghbah dan rohbah serta khouf dan roja' hanya kepada Allah Ta'ala semata, betapa banyak orang-orang yang memiliki hati yang keras meneteskan air mata, orang-orang yang bertaubat diterima, orang-orang yang berdosa terhapus dosa-dosa nya, orang-orang yang berdo'a terkabulkan, orang-orang yang memohon dibebaskan dari neraka terijabahi.

Jika kita merenungkan tentang dalil-dalil ibadah haji dari Al-Qur'an dan As-Sunnah maka kita jumpai disana terdapat aturan-aturan yang jelas, kaidah yang agung untuk membersihkan hati dan jiwa.
Allah Ta'ala berfirman,

ٱلْحَجُّ أَشْهُرٌ مَّعْلُومَٰتٌ ۚ فَمَن فَرَضَ فِيهِنَّ ٱلْحَجَّ فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوقَ وَلَا جِدَالَ فِى ٱلْحَجِّ ۗ وَمَا تَفْعَلُوا۟ مِنْ خَيْرٍ يَعْلَمْهُ ٱللَّهُ ۗ وَتَزَوَّدُوا۟ فَإِنَّ خَيْرَ ٱلزَّادِ ٱلتَّقْوَىٰ ۚ وَٱتَّقُونِ يَٰٓأُو۟لِى ٱلْأَلْبَٰبِ

" (Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal." (Q.S . Al-Baqorah :197)

Didalam ayat ini terkandung larangan untuk berbuat rafats atau sia-sia, berbuat fasik, berbantah-bantahan dan semisalnya dari aneka keburukan dan kejelekan yang condong kepada hawa nafsu dan syahwat.
Didalam nya pula terkandung anjuran agar berbuat kebajikan berupa bersegera dalam berbuat ibadah dan ketaatan yang senantiasa Allah Ta'ala mengetahui nya dan sebaik-baik bekal adalah takwa, ibarat seseorang yang menempuh perjalanan panjang yaitu kehidupan akhirat .

Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata, " Manusia semenjak diciptakan maka ia tergolong musafir yang menempuh perjalanan panjang yang tiada tujuan akhir kecuali antara surga atau neraka, adapun orang yang berakal mengetahui bahwa suatu perjalanan ditempuh dengan tunggangan dan banyak rintangan yang melintang dan merupakan suatu yang mustahil adalah ketika menempuh perjalanan seseorang berleha-leha dan bersantai serta mengharapkan aneka kenikmatan dan kesenangan, sesungguhnya hal tersebut dicapai setelah seseorang sampai tujuan ".

Sesungguhnya seseorang dalam mengarungi kehidupan ini banyak mendapati rintangan, cobaan dan hambatan yang melalaikan dari tujuan hidup di akhirat, bahkan Nabi shallallahu alaihi wa sallam mengabarkan bahwa iman seseorang akan berkurang, bahkan rusak, lusuh, dan lenyap ibarat pakaian.
Diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Hakim dan Al-Imam At-Thobrony dari sahabat Abdullah bin Amrin Ibnul Asyh radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

(( إنَّ الإيمانَ لَيَخلَقُ في جوف أحدكم كما يَخلَقُ الثوبُ، فاسألوا الله أن يُجدِّدَ الإيمانَ في قلوبكم ))

" Sesungguhnya iman yang berada dalam hati kalian akan lusuh dan rusak sebagaimana pakaian, maka memohon lah kepada Allah Ta'ala agar memberikan pembaharuan iman dalam hati kalian ".

Dalam hadist ini dikabarkan bahwa iman seseorang akan lusuh, rusak, berkurang bahkan lenyap dan hilang dikarenakan ber interaksi dengan fitnah dan godaan dari berbagai maksiat dan dosa, sehingga dibutuhkan penjagaan dan memohon pertolongan kepada Allah Ta'ala adalah diberikan istiqomah dan pembaharuan iman.

Allah Ta'ala berfirman,

وَٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّ فِيكُمْ رَسُولَ ٱللَّهِ ۚ لَوْ يُطِيعُكُمْ فِى كَثِيرٍ مِّنَ ٱلْأَمْرِ لَعَنِتُّمْ وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ ٱلْإِيمَٰنَ وَزَيَّنَهُۥ فِى قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ ٱلْكُفْرَ وَٱلْفُسُوقَ وَٱلْعِصْيَانَ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلرَّٰشِدُونَ

" Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalanganmu ada Rasulullah. Kalau ia menuruti kemauanmu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu mendapat kesusahan, tetapi Allah menjadikan kamu "cinta" kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus ". (Q.S . Al-Hujuraat:7)

Dan diantara kebajikan adalah seseorang menjaga iman yang ia miliki yang merupakan modal utama untuk meraih kehidupan akhirat dan bekal tatkala menghadap kepada Tuhannya.

Diantara sebab-sebab untuk meningkatkan iman adalah menunaikan ibadah haji yang dapat menghapus dosa-dosa sebelumnya, dan haji yang mabrur tidak ada balasan bagi nya kecuali surga, dan barangsiapa yang menunaikan haji dengan menjauhi rafats, berbuat fasik dan jidal maka ia seolah terlahirkan ke dunia kembali, sebagaimana telah sah riwayat dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam tentang hal itu.

Betapa banyak tatkala seseorang menunaikan ibadah haji yang menjadi titik awal perubahan bagi seseorang, yang tadinya tergolong orang yang buruk maka berubah menjadi baik, dan tadinya baik maka ia menjadi lebih baik, dan realita menjadi saksi atas perkara ini.

Betapa banyak orang-orang yang menunaikan ibadah haji memanjatkan doa dan mengangkat tangan mereka di waktu dan tempat yang mustajab dengan sepenuh hati dan khusyuk agar diberikan keteguhan iman dan limpahan istiqomah serta dijauhkan dari segala bentuk fitnah yang nampak ataupun tersembunyi, dan diberikan keberkahan dan kebaikan dalam urusan dunia dan akhirat nya senantiasa hatinya dihiasi dengan iman dan takwa dan memohon agar tergolong sebagai pemimpin orang-orang yang diberikan petunjuk.
Dan Allah Ta'ala senantiasa memberikan ijabah dan menerima do'a dari para hamba, sebagaimana firman Allah Ta'ala,

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِى عَنِّى فَإِنِّى قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا۟ لِى وَلْيُؤْمِنُوا۟ بِى لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." (Q.S . Al-Baqorah:186)

Telah sah riwayat dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

(( الحُجَّاجُّ والعُمََّّار وفدُ الله، دعاهم فأجابوه، وسألوه فأعطاهم ))

" Sesungguhnya para jamah haji dan umrah mereka adalah tamu Allah, Allah menyeru mereka dan mereka datang, dan mereka memanjatkan permohonan kepada Allah maka Allah mengabulkan peminta nya ". ( HR. Al-Bazzar ).

Maka sepantasnya bagi setiap siapa saja yang diberikan kesempatan untuk menunaikan ibadah haji ini hendaknya menjadikan amalan ini sebagai bentuk ketundukan dan kepatuhan kepada Allah Ta'ala semata, mengharapkan ampunan dan rahmat-Nya, takut akan adzab dan siksa Nya, bertaubat dari segala perbuatan-perbuatan dan kesalahan yang pernah dilakukannya, memperbanyak ibadah dzikir, do'a dan istigfar, agar menjadi sosok manusia yang kembali suci diatas petunjuk dan fitrah yang benar, memolai dengan lembaran kehidupan yang baru, dengan penuh ketaatan dan ibadah, kebaikan dan istiqomah, dipenuhi ketenteraman dan ketenangan hati dan jiwa, diberikan kekuatan iman dan istiqomah diatas nya dan terbebas dari jeratan fitnah yang nyata.

Bukankah sepantasnya seorang yang menunaikan ibadah haji agar menyadari akan perkara yang agung ini, sehingga mendapatkan limpahan pahala dan manfaat yang berharga, terlebih jika kita melihat disana banyak fitnah dan godaan yang mampu melemahkan iman, sehingga dengan ini dapat membentengi diri dan menjaga keimanan, dikarenakan haji adalah bagian dari iman, dan segala sesuatu yang menyempurnakan nya merupakan kesempurnaan iman dan melengkapi nya.

Seorang hamba yang mendapatkan taufik senantiasa memperhatikan dua perkara yang agung ini :

●  Merealisasikan iman dan berbagai cabangnya secara ilmu dan amalan.

●  Menjaga dan memelihara dari segala yang berseberangan dengan iman dari berbagai fitnah dan godaan yang nampak ataupun tersembunyi, dan memperbaiki dengan cara bertaubat nasuha sepenuh hati sebelum hilangnya kesempatan.

Dua perkara ini dipetik dari firman Allah Ta'ala,

{فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوقَ وَلَا جِدَالَ فِي الْحَجِّ وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ يَعْلَمْهُ اللَّهُ وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ}

Didalam ayat ini terkandung dua pondasi utama yaitu menolak keburukan  dan sesuatu yang melemahkan iman, serta berusaha untuk menunaikan kebajikan dan segala bentuk kesempurnaan.

نسأل الله جلَّ وعلا أن يُصلحَ لنا جميعاً ديننا الذي هو عصمة أمرنا، وأن يُصلح لنا دنيانا التي فيها معاشنا، وأن يُصلح لنا آخرتنا التي فيها معادنا، وأن يجعل الحياة زيادة لنا في كلِّ خير، والموت راحة لنا من كلِّ شرٍّ، وأن يزيننا بزينة الإيمان، وأن يجعلنا هُداةً مهتدين غير ضالِّين ولا مُضلِّين، إنََّّه سبحانه سميع الدعاء، وهو أهل الرجاء، وهو حسبنا ونعم الوكيل.

Jumat, 18 September 2015

WASIAT KEPADA PARA PEMUDA

As-Syaikh Prof DR Abdurrozak Al-Badr hafidhohullahu Ta'ala.

Alhamdulillah, was sholaatu was salaamu ala Rosulillah, wa ba'du :

Wahai para pemuda yang semoga mendapatkan limpahan taufik Allah Ta'ala, dibawah ini ada beberapa wasiat yang aku persembahan kepada kalian dalam rangka bentuk kasih sayang, sekiranya kalian mengamalkan nya, maka niscaya itu merupakan jalan keberuntungan, kebahagiaan, keselamatan untuk dunia dan akhirat.

●  Hendaknya kalian wahai para pemuda, menjaga diri dan beramal untuk menyelamatkan diri dari berbagai kerusakan dan keburukan dan segala bentuk nya dengan memohon pertolongan kepada Allah Ta'ala dan tawakal kepada-Nya, maka segala pintu-pintu kejelekan dan berdampak buruk, berusahalah untuk menghindari dan menjauhi nya.

●  Hendaknya kalian wahai para pemuda berusaha untuk menunaikan kewajiban dan sesuatu yang telah di fardhukan kepada kalian dalam agama islam, terlebih sholat, karena sholat akan membentengi diri kalian dan menjaga agar tidak terjerumus dalam lembah keburukan dan kebathilan. 

●  Hendaknya kalian wahai para pemuda agar senantiasa menunaikan hak-hak para hamba yang telah diwajibkan Allah Ta'ala kepada kalian semua, diantaranya hak yang paling agung adalah orang tua, sesungguhnya hal ini merupakan kewajiban utama dan hak yang diutamakan.

●  Hendaknya kalian wahai para pemuda, senantiasa mendekati para ahli ilmu dan ulama, agar dapat mendengarkan nasihat dan petuah, mengkaji mutiara hikmah, serta mendapatkan pelajaran dan mauidhzoh hasanah, dan bertanya dan meminta fatwa dari perkara yang tidak diketahui.

●  Hendaknya kalian wahai para pemuda agar senantiasa menjaga diri dan membentengi jiwa dengan lantunan dzikir dan doa, seperti dzikir pagi dan petang, dzikir seusai sholat lima waktu, do'a masuk dan keluar rumah, do'a berkendara dan safar, dan sebagainya, dikarenakan do'a dan dzikir merupakan penjagaan dan benteng agar terhindar dari godaan dan tipu daya setan dan perlindungan dari keburukan dan petaka.

●  Hendaknya kalian wahai para pemuda memiliki rutinitas wirid setiap keseharian nya, dengan tilawah Al-Qur'an yang dapat melembutkan dan menentramkan hati, membawa kepada kebahagiaan dunia dan akhirat, sebagaimana firman Allah Ta'ala,

ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ ٱللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ

" (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram." (Q.S. Ar-Ra'du : 28)

●  Hendaknya kalian wahai para pemuda agar memperbanyak memanjatkan do'a kepada Allah Ta'ala agar diberikan keteguhan dan istiqomah diatas petunjuk dan kebenaran, dan dihindarkan serta dijauhkan dari segala keburukan dan kesesatan, karena doa merupakan pintu kebaikan untuk dunia dan akhirat.

●  Hendaknya kalian wahai para pemuda berusaha mencari teman dan kawan yang baik dan saleh serta menghindari dan menjauhi dari pergaulan dengan orang yang tidak bermoral dan beretika, karena berhubungan dengan mereka akan mendatangkan bencana.

●  Hendaknya kalian wahai para pemuda agar menjaga diri dari aneka sarana yang sekarang ini banyak berkembang dan berbagai jenis media sosial dan dunia maya, yang akan menjerumuskan kedalam lembah keburukan. Dengan menghindari kejelekan dan menggapai keselamatan merupakan sesuatu yang tidak ternilai harganya selama nya.

●  Hendaknya kalian wahai para pemuda agar senantiasa mengingat bahwa kelak kalian pasti ditanya dihadapan Al-Ka'liq Subhaanahu Wa Ta'ala  tentang masa muda kalian, untuk apakah ia gunakan, ia habiskan, ia lalui. ...? 

Allah Ta'ala berfirman,

وَأَقْبَلَ بَعْضُهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ يَتَسَآءَلُونَ ﴿٢٥﴾ قَالُوٓا۟ إِنَّا كُنَّا قَبْلُ فِىٓ أَهْلِنَا مُشْفِقِينَ ﴿٢٦﴾ فَمَنَّ ٱللَّهُ عَلَيْنَا وَوَقَىٰنَا عَذَابَ ٱلسَّمُومِ ﴿٢٧﴾

"Dan sebahagian mereka menghadap kepada sebahagian yang lain saling tanya-menanya.
"Mereka berkata: "Sesungguhnya kami dahulu, sewaktu berada di tengah-tengah keluarga kami merasa takut (akan diazab)"."
"Maka Allah memberikan karunia kepada kami dan memelihara kami dari azab neraka." (Q.S.Ath-Thuur :25-27)

Aku memohon kepada Allah Ta'ala agar kalian diberikan penjagaan oleh Allah Ta'ala sebagaimana penjagaan yang diberikan kepada orang-orang saleh .

Jumat, 04 September 2015

BAHAGIA

 

Alhamdulillah, was sholaatu was salaamu ala Rosulillah, wa ba'du : 

Sesungguhnya setiap manusia yang hidup di dunia fana ini bertujuan untuk menggapai kebahagiaan, karena hal ini menjadi tujuan bagi setiap orang mukmin atau kafir, orang saleh atau toleh, orang baik atau jahat, semua sepakat untuk mendapatkan dan merasakan kebahagiaan, namun beragam cara diantara mereka untuk menggapai nya, sebahagian berpendapat meraih kebahagiaan dengan mengumpulkan harta, memiliki rumah mewah, mendapatkan jabatan yang terpandang, titel yang tinggi dan semisalnya, namun yang benar, bahwasanya ini merupakan sebahagian kecil dari kebahagiaan yang terasa, bila telah bergeser waktu, pastilah harta tersebut menjadi habis, rumah tersebut akan berpindah tangan, jabatan akan segera ditinggalkan, titel tersebut menjadi tidak berguna. 

Allah Ta'ala berfirman, 

فَلَا تُعْجِبْكَ أَمْوَٰلُهُمْ وَلَآ أَوْلَٰدُهُمْ ۚ إِنَّمَا يُرِيدُ ٱللَّهُ لِيُعَذِّبَهُم بِهَا فِى ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا وَتَزْهَقَ أَنفُسُهُمْ وَهُمْ كَٰفِرُونَ 

 " Maka janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki dengan (memberi) harta benda dan anak-anak itu untuk menyiksa mereka dalam kehidupan di dunia dan kelak akan melayang nyawa mereka, sedang mereka dalam keadaan kafir." (Q.S.At-Taubah:55)

Berkata Penyair :

Aku tidak melihat kebahagiaan tatkala mengumpulkan harta benda  ♢  Akan tetapi kebahagiaan adalah diraih dengan ketakwaan. 

Bukanlah orang yang bahagia adalah bahagia dengan dunia yang dimiliki  ♢  Akan tetapi bahagia hakiki adalah selamat dari siksa api.

Allah Ta'ala berfirman, 

كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ ٱلْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ ۖ فَمَن زُحْزِحَ عَنِ ٱلنَّارِ وَأُدْخِلَ ٱلْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَآ إِلَّا مَتَٰعُ ٱلْغُرُورِ 

" Setiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan." ( Q.S. Al-Imran:185)

Diriwayatkan oleh Al-Imam Ibnu Hibban dalam shohihnya,dari sahabat Saad radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda, 

أربع من  السعادة : المرأة الصالحة ، المسكن الواسع ، الجار الصالح ، المركب الهنيء   

" Empat perkara yang mendatangkan kebahagiaan : Wanita yang solihah, tempat tinggal yang luas, tetangga yang baik dan kendaraan yang menyenangkan ". 

Diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim dari sahabat Abdullah bin Amrin radhiyallahu anhuma dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, 

الدنيا متاع , وخير متاع الدنيا المرأة الصالحة 

" Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita yang solihah ". 

Diriwayatkan oleh Al-Imam Ahmad dalam Musnadnya, menerangkan tentang keadaan wanita solihah, dari hadist sahabat Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam ditanya tentang keadaan wanita yang solihah, maka menjawab, 

التي تسره إذا نظر ، تطيعه اذا أمر ، ولا تخالفه فيما يكره في نفسها وماله 

" Yaitu menyenangkan jika dipandang, mentaati jika diperintah, dan tidak menyelisihi dalam sesuatu yang dibenci untuk dirinya dan hartanya ". 

 Al-Imam As-Sa'di rahimahullah menyebutkan tentang sarana untuk menggapai kebahagiaan diantara nya : 

●  Beriman kepada Allah Ta'ala dan beramal saleh, sebagaimana firman Allah Ta'ala, 

مَنْ عَمِلَ صَٰلِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُۥ حَيَوٰةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ 

" Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." (Q.S . An-Nahl 97)

Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma berkata, " Hayatan thoyyibah atau kehidupan yang baik adalah kehidupan yang bahagia, dan kebahagiaan ini Allah Ta'ala letakkan didalam hati seorang hamba yang saleh, walaupun keadaan mereka terbatas dan sempit di dunia. 

Ibnul Qoyyim rahimahullah bercerita tentang keadaan gurunya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah, "  Walaupun beliau berada dibalik sempitnya penjara namun demikian, beliau merupakan sosok manusia yang paling longgar dadanya, bahagia kehidupannya, gembira hatinya, terlihat bersinar dan berseri-seri wajahnya, dan dahulu jika kita mendapatkan kegundahan dan kesusahan, maka tatkala kita berkunjung menemui nya dan melihat keadaan nya serta mendengarkan ucapan ucapan nya, sehingga kita merasakan kegembiraan dan memperoleh semangat dan motivasi, dan Maha Suci Allah Ta'ala yang telah mempersaksikan surga dunia kepada hamba Nya sebelum surga akhirat Nya ". 

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, " Sesungguhnya didunia ini terdapat surga, barangsiapa yang tidak memasuki nya maka ia tidak akan masuk surga akhirat ". 

●  Diantara sebab yang mendatangkan kebahagiaan adalah beriman kepada takdir dan putusan Allah Ta'ala, sehingga tatkala seseorang yakin akan garis yang telah digariskan untuk nya niscaya ia akan merasakan ketenteraman dan ketenangan terhadap apa yang ia timpa walaupun keadaan yang tidak menyenangkan menghampirinya. 

Diriwayatkan dari Ibnu ad-Dailimi, ia berkata, “Aku mendatangi Ubay bin Ka’ab dan aku katakan kepadanya, ‘Terlintas dalam pikiranku sesuatu tentang masalah takdir. Lalu sampaikanlah suatu perkataan kepadaku mudah-mudahan Allah menghilangkan keraguan dalam hatiku.’ Dia berkata,

لَوْ أَنَّ اللَّهَ عَذَّبَ أَهْلَ سَمَوَاتِهِ وَأَهْلَ أَرْضِهِ عَذَّبَهُمْ وَهُوَ غَيْرُ ظَالِمٍ لَهُمْ وَلَوْ رَحِمَهُمْ كَانَتْ رَحْمَتُهُ خَيْرًا لَهُمْ مِنْ أَعْمَالِهِمْ وَلَوْ أَنْفَقْتَ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا فِى سَبِيلِ اللَّهِ مَا قَبِلَهُ اللَّهُ مِنْكَ حَتَّى تُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ وَتَعْلَمَ أَنَّ مَا أَصَابَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُخْطِئَكَ وَأَنَّ مَا أَخْطَأَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُصِيبَكَ وَلَوْ مُتَّ عَلَى غَيْرِ هَذَا لَدَخَلْتَ النَّارَ 

“Seandainya Allah mengadzab seluruh penduduk langit dan bumi niscaya dia mengadzab mereka tanpa berbuat dzalim kepada mereka. Dan seandainya Allah merahmati mereka niscaya rahmat-Nya itu lebih baik bagi mereka dari amal-amal mereka. Dan ketahuilah seandainya engkau menginfakkan emas sebesar gunung Uhud di jalan Allah niscaya Allah tidak akan menerima darimu hingga engkau beriman kepada takdir. Dan engkau meyakini bahwasanya apa yang ditakdirkan menimpamu pasti tidak akan meleset darimu. Dan apa yang ditakdirkan meleset darimu niscaya tidak akan menimpamu. Jika engkau mati di atas keyakinan selain keyakinan ini niscaya engkau masuk Neraka.” 

Ibnu ad-Dailimi berkata, “Lalu akupun mendatangi Abdullah bin Mas’ud dan dia mengatakan hal yang sama. Kemudian aku mendatangi Hudzaifah bin Yaman dan dia juga mengatakan hal yang sama. Lalu aku mendatangi Zaid bin Tsabit dan dia menyampaikan kepadaku dari Nabi perkataan yang sama.” (HR. Abu Dawud)

عن أبي العباس عبدالله بن عباس رضي الله عنهما قال: كنت خلف النبي صلى الله عليه وسلم يوماً، فقال لي: “يا غلام، إنّي أعلمك كلماتٍ: احفظ الله يحفظك، احفظ الله تجده تجاهك، إذا سألت فاسأل اللهَ، وإذا استعنت فاستعن بالله، واعلم أن الأمة لو اجتمعت على أن ينفعوك بشيء لم ينفعوك إلا بشيء قد كتبه الله لك، وإن اجتمعوا على أن يضرّوك بشيء لم يضروك إلا بشيء قد كتبه الله عليك، رفعت الأقلام وجفت الصحف”، رواه الترمذي وقال: حديث حسن صحيح. وفي رواية غير الترمذي: “احفظ الله تجده أمامك، تعرّف إلى الله في الرخاء يعرفك في الشدة، واعلم أن ما أخطأك لم يكن ليصيبَك، وما أصابك لم يكن ليخطئَك، واعلم أن النصر مع الصبر، وأن الفَرَج مع الكرب، وأنّ مع العسر يسراً”.

Dari Abul ‘Abbas ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu ‘anhu dia 

berkata: “Suatu hari (ketika) saya (dibonceng Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) di belakang (hewan tunggangan) Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau bersabda kepadaku: “Wahai anak kecil, sungguh aku akan mengajarkan beberapa kalimat (nasehat penting) kepadamu, (maka dengarkanlah baik-baik!): “Jagalah (batasan-batasan syariat) Allah, maka Allah akan menjagamu, jagalah (batasan-batasan syariat) Allah, maka kamu akan mendapati Allah di hadapanmu (selalu bersamamu dan menolongmu), jika kamu (ingin) meminta (sesuatu), maka mintalah (hanya) kepada Allah, dan jika kamu (ingin) memohon pertolongan, maka mohon pertolonganlah (hanya) kepada Allah, dan ketahuilah, bahwa seluruh makhluk (di dunia ini), seandainya pun mereka bersatu untuk memberikan manfaat (kebaikan) bagimu, maka mereka tidak mampu melakukannya, kecuali dengan suatu (kebaikan) yang telah Allah tuliskan (takdirkan) bagimu, dan seandainya pun mereka bersatu untuk mencelakakanmu, maka mereka tidak mampu melakukannya, kecuali dengan suatu (keburukan) yang telah Allah tuliskan (takdirkan) akan menimpamu, pena (penulisan takdir) telah diangkat dan lembaran-lembarannya telah kering.”( H.R. At-Tirmidzi  )

●  Diantara sebab yang dapat mendatangkan kebahagiaan adalah memperbanyak berdzikir kepada Allah Ta'ala, sebagaimana firman Allah Ta'ala, 

ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ ٱللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ 

" (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram." (Q.S. Ar-Ra'du :28)

Memanjatkan doa kepada Allah Ta'ala diantara nya sebagai berikut : 

اَللّهُمَّ اِنَّا نَسْأَلُكَ سَلاَمَةً فِى الدِّيْنِ وَعَافِيَةً فِى الْجَسَدِ وَزِيَادَةً فِى الْعِلْمِ وَبَرَكَةً فِى الرِّزْقِ وَتَوْبَةً قَبْلَ الْمَوْتِ وَرَحْمَةً عِنْدَ الْمَوْتِ وَمَغْفِرَةً بَعْدَ الْمَوْتِ

“Ya Alloh, kami memohon keselamatan agama, dan kesejahteraan badan, dan penambahan ilmu, berkat rizki
serta taubat sebelum mati, dan rahmat di waktu mati,
dan ampunan setelah mati.”

» اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لِي دِينِيَ الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِي وَأَصْلِحْ لِي  دُنْيَايَ الَّتِي فِيْهَا مَعَاشِي، وَأَصْلِحْ لِي آخِرَتِيَ الَّتِي إِلَيْهَا مَعَادِي وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لِي فِي كُلِّ خَيْرٍ، وَالْمَوْتَ رَاحَةً لِي مِنْ كُلِّ شَرٍّ « [رواه مسلم

“Ya Allah, perbaikilah bagiku agamaku yang merupakan 

pelindung perkaraku, perbaikilah bagiku duniaku yang merupakan tempat kehidupanku, perbaikilah akhiratku yang disana tempat kembaliku, jadikanlah kehidupan ini sebagai sarana bagiku untuk menambah kebaikan, dan kematianku sebagai tempat istirahat dari segala keburukan”. (H.R Muslim)

اللَّهُمَّ رَحْمَتَكَ أَرْجُو فَلاَ تَكِلْنِي إِلَى نَفْسِي طَرْفَةَ عَيْنٍ وَأَصْلِحْ لِي شَأْنِي كُلَّهُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ « [رواه أبو داود بإسناد صحيح

Ya Allah, rahmat-Mu aku harapkan, maka janganlah Engkau serahkan (urusan)-ku kepada diriku walau sekejap mata, perbaikilah semua urusanku, tiada ilah selain Engkau” (H.R.Abu Dawud)

●  Diantara sebab yang mendatangkan kebahagiaan adalah qona'ah terhadap pemberian Allah Ta'ala.

Diriwayatkan dari Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

قَدْ أَفْلَحَ مَنْ أَسْلَمَ وَرُزِقَ كَفَافًا وَقَنَّعَهُ اللَّهُ بِمَا آتَاهُ

“Sungguh sangat beruntung seorang yang masuk Islam, kemudian mendapatkan rizki yang secukupnya dan Allah menganugrahkan kepadanya sifat qana’ah (merasa cukup dan puas) dengan rezki yang Allah berikan kepadanya”. (HR Muslim)

Hadits yang mulia menunjukkan besarnya keutamaan seorang muslim yang memiliki sifat qana’ah, karena dengan itu semua dia akan meraih kebaikan dan keutamaan di dunia dan akhirat.

●  Merasa yakin bahwa kehidupan dunia adalah sementara dan kehidupan yang kekal abadi dan kebahagiaan hakiki adalah di akhirat. 

Allah Ta'ala berfirman, 

لَقَدْ خَلَقْنَا ٱلْإِنسَٰنَ فِى كَبَدٍ 

" Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah." (Q.S.Al-Balad:4)

Allah Ta'ala berfirman, 

وَقَالُوا۟ ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ ٱلَّذِىٓ أَذْهَبَ عَنَّا ٱلْحَزَنَ ۖ إِنَّ رَبَّنَا لَغَفُورٌ شَكُورٌ .  ٱلَّذِىٓ أَحَلَّنَا دَارَ ٱلْمُقَامَةِ مِن فَضْلِهِۦ لَا يَمَسُّنَا فِيهَا نَصَبٌ وَلَا يَمَسُّنَا فِيهَا لُغُوبٌ 

Dan mereka berkata: "Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan duka cita dari kami. Sesungguhnya Tuhan kami benar-benar Maha Pengampum lagi Maha Mensyukuri. "Yang menempatkan kami dalam tempat yang kekal (surga) dari karunia-Nya; didalamnya kami tiada merasa lelah dan tiada pula merasa lesu"."(Q.S. Fa'thir :35)

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda,

الدُّنْيَا سِجْنُ الْمُؤْمِنِ وَجَنَّةُ الْكَافِرِ

"Dunia adalah penjara seorang mukmin, dan surga orang kafir.”
(HR.Muslim)