Minggu, 19 Maret 2017

PILAR - PILAR AQIDAH ISLAM

Ma'aliy As-Saikh DR. Shalih ibnu Fauzan Al-Fauzan hafidhohullah Ta'ala.

Alhamdulilla, wassholatu wassalamu ala Rosulillah, wa ba'du : 

Kaum muslimin, semoga Allah Ta'ala senantiasa memberikan taufiq kepada kita semua, perlu diketahui bahwasanya pilar-pilar aqidah islam yaitu aqidah kelompok yang selamat, ahli sunnah wal Jama’ah adalah : Iman kepada Allah Ta'ala, malaikat-malaikat Nya, kitab-kitab Nya, para Rasul Nya, hari akhir dan iman kepada takdir yang baik dan yang buruk. 

Pokok keimanan ini berdasarkan dalil dari Al-Qur'an Al-Karim dan As-Sunnah An-Nabawiyah, demikian juga para Ulama sepakat dalam perkara ini. 

Allah Ta'ala berfirman : 

 ۞ لَّيْسَ ٱلْبِرَّ أَن تُوَلُّوا۟ وُجُوهَكُمْ قِبَلَ ٱلْمَشْرِقِ وَٱلْمَغْرِبِ وَلَٰكِنَّ ٱلْبِرَّ مَنْ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ وَٱلْمَلَٰٓئِكَةِ وَٱلْكِتَٰبِ وَٱلنَّبِيِّ

"Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi... (Q.S. Al-Baqorah :177)

Allah Ta'ala berfirman : 

ءَامَنَ ٱلرَّسُولُ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيْهِ مِن رَّبِّهِۦ وَٱلْمُؤْمِنُونَ ۚ كُلٌّ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَمَلَٰٓئِكَتِهِۦ وَكُتُبِهِۦ وَرُسُلِهِۦ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِّن رُّسُلِهِۦ ۚ وَقَالُوا۟ سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۖ غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ ٱلْمَصِيرُ ﴿٢٨٥﴾

" Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat". (Mereka berdoa): "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali ". (Q.S. Al-Baqorah :285)

Allah Ta'ala berfirman : 

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ ءَامِنُوا۟ بِٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَٱلْكِتَٰبِ ٱلَّذِى نَزَّلَ عَلَىٰ رَسُولِهِۦ وَٱلْكِتَٰبِ ٱلَّذِىٓ أَنزَلَ مِن قَبْلُ ۚ وَمَن يَكْفُرْ بِٱللَّهِ وَمَلَٰٓئِكَتِهِۦ وَكُتُبِهِۦ وَرُسُلِهِۦ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَٰلًۢا بَعِيدًا ﴿١٣٦﴾

" Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya." (Q.S. An-Nisaa :136)

Allah Ta'ala berfirman : 

إِنَّا كُلَّ شَىْءٍ خَلَقْنَٰهُ بِقَدَرٍ ﴿٤٩﴾

"Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran."
(Q.S. Al-Qomar :49)

Dalam hadits Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda : 

 الإيمان أن تؤمن بالله وملائكته وكتبه ورسله واليوم الآخر وان تؤمن بالقدر خيره وشره

" Iman adalah engkau beriman kepada Allah Ta'ala dan malaikat-malaikat-Nya dan kitab-kitab Nya dan para Rasul Nya dan hari akhir serta engkau beriman terhadap takdir yang baik dan yang buruk ".  ( HR. Muslim ) 

Pondasi keimanan yang agung ini dinamakan sebagai rukun-rukun Iman yang dimana seluruh Rasul dan syariat yang mereka emban adalah sama, demikian juga kitab kitab suci yang mereka sampaikan memiliki misi yang sama, dan tidak seorangpun yang mengingkari nya kecuali ia telah keluar dari iman dan tergolong menjadi orang kafir. 

Allah Ta'ala berfirman : 

إِنَّ ٱلَّذِينَ يَكْفُرُونَ بِٱللَّهِ وَرُسُلِهِۦ وَيُرِيدُونَ أَن يُفَرِّقُوا۟ بَيْنَ ٱللَّهِ وَرُسُلِهِۦ وَيَقُولُونَ نُؤْمِنُ بِبَعْضٍ وَنَكْفُرُ بِبَعْضٍ وَيُرِيدُونَ أَن يَتَّخِذُوا۟ بَيْنَ ذَٰلِكَ سَبِيلًا ﴿١٥٠﴾ أُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْكَٰفِرُونَ حَقًّا ۚ وَأَعْتَدْنَا لِلْكَٰفِرِينَ عَذَابًا مُّهِينًا ﴿١٥١﴾  وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ بِٱللَّهِ وَرُسُلِهِۦ وَلَمْ يُفَرِّقُوا۟ بَيْنَ أَحَدٍ مِّنْهُمْ أُو۟لَٰٓئِكَ سَوْفَ يُؤْتِيهِمْ أُجُورَهُمْ ۗ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا ﴿١٥٢﴾

" Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud memperbedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan: "Kami beriman kepada yang sebahagian dan kami kafir terhadap sebahagian (yang lain)", serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir)".
"merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir itu siksaan yang menghinakan."

"Orang-orang yang beriman kepada Allah dan para rasul-Nya dan tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka, kelak Allah akan memberikan kepada mereka pahalanya. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Q.S. An-Nisaa :150-152)

  IMAN KEPADA ALLAH

Iman kepada Allah Ta'ala merupakan pondasi dan pokok aqidah, yaitu berkeyakinan kuat bahwasanya Allah Ta'ala adalah Robb semesta alam, yang menciptakan, memiliki, merajai, mengatur segala makhluk-Nya dan yang berhak untuk di ibadahi tiada sekutu bagi-Nya, dan bahwasanya segala yang disembah selain Allah Ta'ala adalah bathil. 

Allah Ta'ala berfirman : 

ذَٰلِكَ بِأَنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلْحَقُّ وَأَنَّ مَا يَدْعُونَ مِن دُونِهِۦ هُوَ ٱلْبَٰطِلُ وَأَنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلْعَلِىُّ ٱلْكَبِيرُ ﴿٦٢﴾

"62. (Kuasa Allah) yang demikian itu, adalah karena sesungguhnya Allah, Dialah (Tuhan) Yang Haq dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari Allah, itulah yang batil, dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar."
(Q.S. Al-Hajj :62)

Dan Allah Ta'ala memiliki sifat sifat  yang sempurna dan Maha Suci dari sifat sifat yang mengandung aib dan tidak sempurna. 

Dalam pokok Iman ini terkandung tiga macam Tauhid, yaitu Tauhid Rububiyah, Tauhid Uluhiyah dan Tauhid Asma dan Sifat. 

TAUHID RUBUBIYAH 

Tauhid Rububiyah adalah : Menetapkan bahwasanya Allah Ta'ala adalah Dzat Yang Maha Pencipta, Dzat Yang Maha Mengatur, Dzat Yang Menghidupkan dan Mematikan, Dzat Yang Maha Memberi Rizki lagi Dzat Yang Maha Kuat dan Agung. 

Menetapkan tauhid ini adalah sejalan dengan fitrah dan hampir tidak ada yang menentang dari umat-umat zaman dahulu. 

Allah Ta'ala berfirman : 

وَلَئِن سَأَلْتَهُم مَّنْ خَلَقَهُمْ لَيَقُولُنَّ ٱللَّهُ ۖ فَأَنَّىٰ يُؤْفَكُونَ ﴿٨٧﴾

"87. Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan mereka, niscaya mereka menjawab: "Allah", maka bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari menyembah Allah)?,"
(Q.S. Az-Zukhruf :87)

Allah Ta'ala berfirman : 

وَلَئِن سَأَلْتَهُم مَّنْ خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ لَيَقُولُنَّ خَلَقَهُنَّ ٱلْعَزِيزُ ٱلْعَلِيمُ ﴿٩﴾

"9. Dan sungguh jika kamu tanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?", niscaya mereka akan menjawab: "Semuanya diciptakan oleh Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui"."
(Q.S. Az-Zukhruf :9)

Allah Ta'ala berfirman : 

قُلْ مَن رَّبُّ ٱلسَّمَٰوَٰتِ ٱلسَّبْعِ وَرَبُّ ٱلْعَرْشِ ٱلْعَظِيمِ ﴿٨٦﴾  سَيَقُولُونَ لِلَّهِ ۚ قُلْ أَفَلَا تَتَّقُونَ 

"86. Katakanlah: "Siapakah Yang Empunya langit yang tujuh dan Yang Empunya 'Arsy yang besar?"
87. Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah". Katakanlah: "Maka apakah kamu tidak bertakwa?"

(Q.S. Al - Mukminun :86)

Dan ayat - ayat didalam Al-Qur'an yang serupa dengan ini sangat banyak, bahwasanya Allah Ta'ala mengisahkan tentang kaum musyrikin bahwa mereka mengakui Rububiyah Allah Ta'ala Yang Maha Esa dalam menciptakan para makhluk Nya, dalam memberikan rizki, dalam menghidupkan dan mematikan. 

Tidak ada yang menyeleweng dari kalangan manusia tentang Tauhid Rububiyah kecuali mereka adalah orang-orang yang kelainan, menampakkan sikap ingkar namun hati-hati mereka mengakui dan menetapkan, hanya sifat kesombongan dan congkak menguasai jiwa mereka,  sebagaimana yang terjadi pada Firaun, Allah Ta'ala berfirman : 

وَقَالَ فِرْعَوْنُ يَٰٓأَيُّهَا ٱلْمَلَأُ مَا عَلِمْتُ لَكُم مِّنْ إِلَٰهٍ غَيْرِى فَأَوْقِدْ لِى يَٰهَٰمَٰنُ عَلَى ٱلطِّينِ فَٱجْعَل لِّى صَرْحًا لَّعَلِّىٓ أَطَّلِعُ إِلَىٰٓ إِلَٰهِ مُوسَىٰ وَإِنِّى لَأَظُنُّهُۥ مِنَ ٱلْكَٰذِبِينَ ﴿٣٨﴾

"Dan berkata Fir'aun: "Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah hai Haman untukku tanah liat kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa, dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta"."
(Q.S. Al - Qashash :38)

Kemudian Nabi Musa alaihi sallam memberikan jawaban yang diabadikan dalam firman-Nya : 

قَالَ لَقَدْ عَلِمْتَ مَآ أَنزَلَ هَٰٓؤُلَآءِ إِلَّا رَبُّ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ بَصَآئِرَ وَإِنِّى لَأَظُنُّكَ يَٰفِرْعَوْنُ مَثْبُورًا ﴿١٠٢﴾

"Musa menjawab: "Sesungguhnya kamu telah mengetahui, bahwa tiada yang menurunkan mukjizat-mukjizat itu kecuali Tuhan Yang memelihara langit dan bumi sebagai bukti-bukti yang nyata; dan sesungguhnya aku mengira kamu, hai Fir'aun, seorang yang akan binasa"."
(Q.S. Al-Israa :102)

Allah Ta'ala berfirman : 

وَجَحَدُوا۟ بِهَا وَٱسْتَيْقَنَتْهَآ أَنفُسُهُمْ ظُلْمًا وَعُلُوًّا ۚ فَٱنظُرْ كَيْفَ كَانَ عَٰقِبَةُ ٱلْمُفْسِدِينَ ﴿١٤﴾

"Dan mereka mengingkarinya karena kezaliman dan kesombongan (mereka) padahal hati mereka meyakini (kebenaran)nya. Maka perhatikanlah betapa kesudahan orang-orang yang berbuat kebinasaan."
(Q.S. An-Naml :14)

Mereka menampakkan ingkar namun tidak bersandar kepada hujjah, sekedar kesombongan dan kecongkakan. 

Allah Ta'ala berfirman : 

وَأَمَّا ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓا۟ أَفَلَمْ تَكُنْ ءَايَٰتِى تُتْلَىٰ عَلَيْكُمْ فَٱسْتَكْبَرْتُمْ وَكُنتُمْ قَوْمًا مُّجْرِمِينَ ﴿٣١﴾

"Dan adapun orang-orang yang kafir (kepada mereka dikatakan): "Maka apakah belum ada ayat-ayat-Ku yang dibacakan kepadamu lalu kamu menyombongkan diri dan kamu jadi kaum yang berbuat dosa?""
(Q.S. Al-Jaatsiyah :31)

Merdeka ingkar tidak berdasarkan atas ilmu, atau akal atau fitrah. 

Sebagaimana alam semesta ini nyata dan apa yang terjadi pada nya merupakan bukti atas ke Esaan Allah Ta'ala dan Rububiyah Nya, dikarenakan tiada makhluk tercipta kecuali disana ada Sang Pencipta, dan apa-apa yang terjadi, tentulah disana terdapat Dzat Yang Menciptakan. 

Allah Ta'ala berfirman : 

أَمْ خُلِقُوا۟ مِنْ غَيْرِ شَىْءٍ أَمْ هُمُ ٱلْخَٰلِقُونَ ﴿٣٥﴾  أَمْ خَلَقُوا۟ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ ۚ بَل لَّا يُوقِنُونَ ﴿٣٦﴾

"Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)?"
"Ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi itu?; sebenarnya mereka tidak meyakini (apa yang mereka katakan)." (Q.S. At-Thuur:35 - 36)

Berkata seorang ahli sya'ir : 

وفي كل شيء له آية        تدل على أنه واحد 

 " Dan didalam segala sesuatu disana terdapat tanda    ♢♢♢   Yang menunjukkan bahwa Dia adalah Maha Esa ".

Ketika orang-orang yang ingkar memberikan jawaban tentang pencipta alam semesta, mereka tidak satu kata dan beragam jawaban, diantaranya : 

●  Alam semesta ini terwujud lantaran lazim terjadi secara alami, ibarat sebuah tumbuhan, hewan-hewan, benda-benda yang menurut mereka kemunculanya alami dengan sendirinya. 

●  Alam semesta ini tercipta ibarat dari sifat-sifat tertentu dan kekhususan - kekhususan tertentu, seperti panas dan dingin, basah dan kering, lembut dan kasar, dan sesuatu yang bergerak seperti diam dan bergerak dan berkembang dan berpasangan dan ber keturunan, sifat sifat ini dan pergerakan ini menurut mereka adalah alami dan ini yang telah menjadikan tercipta nya sesuatu. 

Dan perkataan yang demikian adalah perkataan bathil, karena kejadian alami seperti pendapat pertama melazimkan keberadaan - makhluk ciptaan yang dianggap pencipta menciptakan makhluk yang sama ; sehingga bumi menciptakan bumi lainnya, langit menciptakan langit lainnya, dan begitu seterusnya, maka ini adalah mustahil .

Dan jika munculnya ciptaan dari kejadian alami adalah mustahil, maka menurut pendapat yang kedua lebih mustahil lagi, jika suatu makhluk mustahil menciptakan makhluk serupa, maka sifat dari makhluk lebih mustahil untuk menciptakan suatu makhluk, karena sifat merupakan bagian dari dzat, jika dzat tidak mampu maka sifat lebih tidak mampu untuk menciptakan.......

●  Diantara orang-orang yang ingkar mengatakan : sesungguhnya alam semesta ini tercipta dengan sekonyong konyong, terbentuk oleh molekul dan bagian nya tanpa sengaja yang mengakibatkan tercipta nya makhluk dan kehidupan tanpa ada ada takdir dari Sang Pencipta  Allah Ta'ala. 

Ini merupakan ucapan yang bathil yang tertolak oleh akal dan fitroh. 

Jika kita melihat alam semesta ini yang teratur, dari gugusan galaksi bintang, langit, bumi dan gerakan makhluk yang ada secara teratur dan indah ini yang begitu menakjubkan, maka hal ini tidak mungkin terjadi kecuali merupakan ciptaan Dzat Pencipta Yang Maha Hikmah. 

Al-Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata : " Katakanlah kepada mereka orang-orang yang ingkar dan orang-orang yang menentang :  Apa pendapatmu jika terdapat lemari yang memanjang di dekat sungai, dimana sangat sempurna bentuk nya dan susunan nya sangat indah yang  terbuat dari bahan yang sangat bagus yang diletakkan di sebuah kebun yang sangat luas yang terdapat banyak aneka buah-buahan dan tumbuhan, dan pengairan kebun tersebut sangat rapi dan pengaturan letaknya yang sangat elok, serta kondisinya sangat terpelihara dan terjaga dan terawat dengan baik dan tidak ada celah kekurangan sedikit pun, tidak ada buah yang tercecer berserakan terjatuh, namun semua buah yang masak tertata rapi dalam suatu tempat khusus dalam lemari tersebut.  Apakah keberadaan kebun yang sangat indah nan rapi ini terjadi secara alami begitu saja tanpa pemilik, tanpa pengatur dan tanpa penjaga yang bekerja merapikan. ...?  Keberadaan lemari dan kebun yang tersusun indah ini secara sekonyong konyong tanpa ada yang merancang dan mengatur nya. ...? Apa yang engkau lihat, dan apa yang dikatakan oleh akal mu, memang terjadi demikian  . ...?  Siapa yang membisikkan pendapat seperti itu. ..?  Siapa yang mengajari mu untuk mengatakan yang demikian. ....? 

Namun, diantara hikmah Allah Ta'ala Dzat Yang Maha Perkasa lagi Maha Hikmah, menciptakan hati yang kelam yang tidak dapat melihat kebenaran, sehingga tidak dapat melihat tanda-tanda keagungan ciptaan yang sangat menakjubkan ini kecuali seperti pandangan mata hewan ternak, sebagaimana menciptakan mata namun tidak dapat melihat kebenaran ".