Rabu, 06 Maret 2024

SYIRIK


SYIRIK 



بسم الله الرحمن الرحيم
شرح كتاب الأربعين في حقوق رب العالمين

Syarah Kitab Arba’in Fi Huquuq Rabb al-‘Alaamiin.
Disampaikan oleh Syaikh Abdul Aziz Muhammad Habib al-Kamaly hafizhahullah.


التعريف بالشرك:

Definisi Syirik

يقابل التوحيد الشرك، وبمعرفته تزداد معرفة التوحيد.

Lawan dari Tauhid adalah syirik, dan dengan mengetahui syirik akan bertambah pula pengetahuan tentang tauhid.

عن حذيفة قال: (كان الناس يسألون رسول الله ﷺ عن الخير وكنت أسأله عن الشر مخافة أن يدركني) أخرجاه.

Dari Hudzaifah, Beliau berkata, “Orang-orang senantiasa bertanya kepada Nabi ﷺ tentang kebaikan, dan aku selalu bertanya kepada beliau ﷺ tentang kejelekan karena aku khawatir bisa menimpaku.” (HR. al-Bukhari no. 3606  dan Muslim no. 1847)


وعن عمر قال: (لقد علمت متى هلاك العرب، إذا ولي عليهم من لم يصحب رسول الله ﷺ ولم يعرف أمر الجاهلية) أخرجه الحاكم في مستدركه وقال الذهبي صحيح. 

Dari Umar radhiallahu’anhu, “Aku telah mengetahui kapan kehancuran arab,  jika yang memimpin mereka adalah orang-orang yang tidak pernah mengikuti Sunnah Rasulullah ﷺ dan tidak mengetahui perkara jahiliyah” (Dikeluarkan oleh Al-Hakim dalam mustadrak nya dan berkata adz-Dzahabi, ini adalah Shohih.)

الشرك لغة: يرجع لمعنى الخلط والضم، وشرعا: هو تسوية غير الله بالله فيما هو من خصائص الله تعالى، فمن جعل شيئا من خصائص الله في ألوهيته أو ربوبيته أو أسمائه وصفاته لغيره فهو مشرك ولو عبد الله ووحده في باقي الأمور.

Syirik secara bahasa:
Dikembalikan kepada makna pencampuran dan penggabungan
Syirik secara Syar’i, artinya menyamakan selain Allah dengan Allah dalam apa yang menjadi salah satu sifat khusus Allah Ta’ala.  Barangsiapa yang menjadikan sesuatu dari kekhususan Allah dalam Uluhiyah, Rububiyah, atau Asma wa shifat (nama-nama Allah dan sifat-Sifat Allah) kepada selain Allah maka dia adalah seorang musyrik walapun dia beribadah kepada Allah dan mengesakan Allah di perkara-perkara lainnya. 


قال تعالى حكاية عن قول المشركين: {تالله إن كنا لفي ضلال مبين إذ نسويكم برب العالمين}.
وقال: {ثم الذين كفروا بربهم يعدلون}.

Allah berfirman tentang perkataan Musyrikin: 
 "demi Allah: sungguh kita dahulu (di dunia) dalam kesesatan yang nyata, (QS. Asy-Syu’araa: 97).
Allah Ta’ala berfirman:
namun orang-orang yang kafir mempersekutukan (sesuatu) dengan Tuhan mereka. (QS. Al-An’aam: 1).

وعن ابن مسعود أن رسول الله ﷺ قال في جواب من سأله أي الذنب أعظم عند الله؟ قال: (أن تجعل لله ندا وهو خلقك) أخرجاه.

Dan dari Ibnu Mas’ud radhiallahu’anhu, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda berkaitan dengan jawaban terhadap orang yang bertanya tentang dosa yang paling besar di sisi Allah? Beliau ﷺ bersabda: “Engkau menjadikan bagi Allah tandingan dan Allahlah yang telah menciptakanmu.) (HR. Al-Bukhari no. 6811 dan Muslim no. 86).

وبتعلم التوحيد يعرف ما هو خاص بالله عز وجل وما ليس خاصا، فمثلا من أفعال الله الخاصة: الخلق وإنزال المطر وإدراك المسموعات والمرئيات من بعيد، ومن صفاته المشتركة الكلام، فهو يتكلم والمخلوق يتكلم، لكن كلامه على وجه كمال يليق به سبحانه، ومن الأفعال ما يكون عبادة أو غير عبادة بحسب الحال كالخوف، فإن العبد يخاف من الله، ويجوز أن يخاف من المخلوق إذا كان خوفا طبيعيا، وسيأتي تفصيل الكلام على ذلك، ومنها ما لا يكون إلا عبادة فلا يصرف لغير الله كالذبح والنذر.


Dengan mempelajari tauhid, seseorang muslim akan mengetahui apa yang khusus bagi Allah dan apa yang tidak khusus bagi Allah, maka contohnya dari perbuatan Allah yang khusus, yaitu: Penciptaan, Menurunkan hujan, mengetahui apa yang didengar dan apa yang dilihat dari kejauhan. Termasuk sifat musytarakah (sifat yang dimiliki oleh Al-Khaliq dan Makhluk) yaitu al-Kalam (bicara). Allah berfirman dan makhluk juga berbicara, namun perkataan Allah adalah menurut sisi kesempurnaan yang layak hanya bagi Allah Dzat Yang Maha Suci. Diantara amalannya ada yang ibadah atau non ibadah, tergantung situasi, seperti rasa takut, maka seorang hamba hendaknya harus senantiasa takut kepada Allah, dan boleh saja takut terhadap makhluk jika itu ketakutan yang natural, dan akan ada pembahasannya secara mendalam. diantaranya adalah amalan yang hanya bersifat ibadah dan tidak dapat ditujukan kepada selain Allah, seperti penyembelihan dan nadzar. 
مما يوضح معنى الشرك ويعين على فهمه: معرفة حال كفار قريش وموقفهم من أقسام التوحيد الثلاثة:

Yang memperjelas pengertian musyrik dan membantu memahaminya: mengetahui kondisi kaum kafir Quraisy dan kedudukannya terhadap tiga macam tauhid:

فأما توحيد الربوبية فقد كانوا يؤمنون بجنسه وغالبه، ويدل على ذلك وجوه كثيرة:

Sedangkan Tauhid Rububiyah maka mereka beriman dengan jenisnya dan secara umumnya, dan hal ini ditunjukkan pada beberapa aspek:
 
مخاطبة الله لهم بذلك وإلزامهم بالربوبية على الألوهية. قال تعالى: {قل من يرزقكم من السماء والأرض أمن يملك السمع والأبصار ومن يخرج الحي من الميت ويخرج الميت من الحي ومن يدبر الأمر فسيقولون الله فقل أفلا تتقون}، 

Allah menyikapi mereka dengan hal ini dan mewajibkan mereka setelah meyakini Tauhid Rububiyah untuk meyakini pula Tauhid Uluhiyah, Allah Ta’ala berfirman:
Katakanlah: "Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?" Maka mereka akan menjawab: "Allah". Maka katakanlah "Mangapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya)?" (QS. Yunus: 31).

وقال: {ولئن سألتهم من خلق السماوات والأرض وسخر الشمس والقمر ليقولن الله قل الحمد لله بل أكثرهم لا يعقلون}، 
Allah Ta’ala berfirman: Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menjadikan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan?" Tentu mereka akan menjawab: "Allah", maka betapakah mereka (dapat) dipalingkan (dari jalan yang benar). (QS. Al-ankabuut: 61).

وقال: {  أَمَّنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَأَنزَلَ لَكُم مِّنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَنبَتْنَا بِهِ حَدَائِقَ ذَاتَ بَهْجَةٍ مَّا كَانَ لَكُمْ أَن تُنبِتُوا شَجَرَهَا ۗ أَإِلَٰهٌ مَّعَ اللَّهِ ۚ بَلْ هُمْ قَوْمٌ يَعْدِلُونَ }، وغيرها من الآيات.

Allah Ta’ala berfirman:
Atau siapakah yang telah menciptakan langit dan bumi dan yang menurunkan air untukmu dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu kebun-kebun yang berpemandangan indah, yang kamu sekali-kali tidak mampu menumbuhkan pohon-pohonnya? Apakah disamping Allah ada tuhan (yang lain)? Bahkan (sebenarnya) mereka adalah orang-orang yang menyimpang (dari kebenaran). (QS. An-Naml: 60), dan ayat lainnya.

 وعن ابن عباس في تفسير الآية: {ولئن سألتهم …} أنه قال: (تسألهم من خلقهم ومن خلق السموات والأرض، فيقولون: الله، فذلك إيمانهم وهم يعبدون غيره) رواه ابن أبي حاتم.

Dari Ibnu Abbas dalam tafsir ayat: (Dan jika engkau bertanya kepada mereka…) (QS. Az-Zumar: 38) dan beliau berkata: (engkau bertanya kepada mereka siapa yang menciptakan mereka dan siap yang menciptakan langit dan bumi maka merekapun berkata: Allah maka yang demikian adalah imannya mereka dan mereka beribadah kepada selain Allah) Riwayat Ibnu Abi Hatim. 

أنهم ما كانوا يتوجهون بالعبادة لآلهتهم إلا لاعتقادهم أنها كانت تقربهم إلى الله عز وجل وأنها شافعة لهم، ولم يكونوا يعتقدون أنها هي التي تحيي وتميت وترزق، كما قال تعالى: {ما نعبدهم إلا ليقربونا إلى الله زلفى}، ولذلك كانوا يتوجهون في الشدائد إلى الله وحده لاعتقادهم أن بيده التصرف والنفع والضر، {فإذا ركبوا في الفلك دعوا الله مخلصين له الدين}.

Mereka menyembah tuhan-tuhannya semata-mata karena mereka yakin bahwa tuhan-tuhan itu akan mendekatkan mereka kepada Allah Azza wa Jalla  dan para tuhan tersebut memberi syafaat bagi mereka dan mereka tidak menyakini bahwa tuhan-tuhan itu adalah pemberi kehidupan, kematian, dan rezeki. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman: "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya". (QS. Az-Zumar: 3). Oleh karena mereka itu ketika dalam keadaan susah maka mereka mengarahkan ibadah mereka kepada Allah karena keyakinan mereka bahwa ditangan Allah yang bisa menyimpangkan, memberikan kemanfaatan dan kemudhoran. Allah Ta’ala berfirman: 
Maka apabila mereka naik kapal mereka mendoa kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya; (QS. Al-Ankabut; 65)

أن نصوص الكتاب والسنة تدعو لتوحيد الألوهية، قال تعالى: {يا أيها الناس اعبدوا ربكم} وليس فيها أمر بالتوحيد في الربوبية وذلك لأنه متقرر عند الجميع.

Sesungguhnya berbagai nash dari al-Qur’an dan as-Sunnah menyeru kepada Tauhid Uluhiyah, Allah Ta’ala berfirman:
Hai manusia, sembahlah Rabbmu (QS. Al-Baqarah: 21).  Dan didalamnya tidak ada perintah dengan tauhid dalam rububiyah dan yang demikian karena telah ditetapkan bagi semuanya.  

وإيمانهم كان بجنس توحيد الربوبية لا به كاملا، فقد كانوا ينكرون المعاد والبعث والحساب وغير ذلك.

Keimanan mereka hanya pada jenis tauhid Rububiyah, bukan tauhid yang sepenuhnya, mereka mengingkari hari kiamat, kebangkitan, hari penghisaban, dan lain-lain.

وأما توحيد الأسماء والصفات فإنهم أقروا بالأسماء كلها إلا ما جاء عن بعضهم من إنكار اسم الرحمن خاصة، وهو إنكار جحود وتكبر؛ لأنه وجد في أشعارهم تسمية الله بالرحمن، ولا يعرف أنهم أنكروا غيره؛ لأنه لو كان لاعترضوا على النبي ﷺ كما اعترضوا عليه في اسم الرحمن، وأما الصفات فلا يعرف أنهم أنكروا منها شيئا.

Sedangkan Tauhid Asma wa shifat maka mereka mengakui semua nama-nama Allah kecuali sebagian dari mereka ada yang mengingkari nama ar-Rahman secara khusus, dan hal tersebut adalah pengingkaran sebagai bentuk pengeyelan dan takabbur (kesombongan). Karena telah ada pada symbol-simbol yang dipakai mereka penamaan Allah dengan ar-Rahman, dan tidak diketahui bahwa mereka mengingkari selain nama ar-Rahman. Karena jika mereka melakukan hal tersebut, tentu mereka akan keberatan dengan Nabi ﷺ, sebagaimana mereka keberatan dengan nama Ar-Rahman, dan sedangkan berkaitan dengan sifat-sifat Allah, tidak diketahui bahwa mereka (orang yang mengingkari nama-nama Allah) mengingkari sesuatupun dari sifat-sifat Allah.

وأما توحيد الألوهية فهو الذي خالفوا فيه، وقالوا: {أجعل الآلهة إلها واحدا إن هذا لشيء عجاب}، وهم مع ذلك كانوا يعبدون الله ويوحدونه أحيانا، ومن ذلك أنهم:

Sedangkan tauhid Uluhiyah, maka itulah tauhid yang mereka selisihi, mereka berkata, “ 
Mengapa ia menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan Yang Satu saja? Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan. (QS. Shod: 5) dan mereka dalam hal demikian senantiasa beribadah kepada Allah dan terkadang mengesakan-Nya,   dan termasuk yang demikian antara lain:

كانوا يعتكفون لله في المساجد، فعن عمر بن الخطاب رضي الله تعالى عنه أنه قال: يا رسول الله، نذرت في الجاهلية أن أعتكف ليلة في المسجد؟ قال: (وف بنذرك) أخرجاه. وهو نذر طاعة لله لأن النبي ﷺ أمره بالوفاء.

Mereka beritikaf di masjid-masjid, maka dari Umar bin al-Khaththaab radhiallahu’anhu, bahwa Beliau berkata: wahai Rasulullah ﷺ : “Wahai Rasulullah ﷺ aku bernadzar di dalam Jahiliyah agar aku bisa itikaf malam hari di masjid? Beliau bersabda: “Penuhilah nadzarmu” (HR. Al-Bukhari no. 2032 dan Muslim no. 1656) 

وكانوا يصومون لله، فعن عائشة رضي الله عنها أنها قالت: عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ كَانَ يَوْمُ عَاشُورَاءَ تَصُومُهُ قُرَيْشٌ فِي الْجَاهِلِيَّةِ

Dari ‘Aisyah radhiallahu’anha, Beliau berkata, “Dahulu hari 'Asyura adalah hari yang orang-orang Quraisy pergunakan pada masa jahiliah untuk berpuasa. “ (HR. Al-Bukhari no. 4505 dan Muslim no. 1125)

وكانوا يذكرون الله كثيرا، فالنبي ﷺ عندما ذهب لحراء يتعبد الله لم يستغرب العرب، وكانوا يقومون بسقاية الحاج وعمارة المسجد الحرام، وكان منهم أناس معروفون بالعبادة.

Mereka senantiasa banyak berdzikir kepada Allah, Nabi ﷺ ketika pergi menuju Gua Hira dalam rangka beribadah kepada Allah, dan tidak heran orang arab saat itu, bahwa Mereka biasa menyediakan air untuk para peziarah dan memelihara Masjidil Haram, dan di antara mereka. mereka adalah orang-orang yang terkenal karena ibadahnya.

وكانوا يحبون الله، قال تعالى: {ومن الناس من يتخذ من دون الله أندادا يحبونهم كحب الله والذين آمنوا أشد حبا لله}.

Mereka mencintai Allah, sebagaimana firman Allah:
Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. (QS. Al-Baqarah : 165) 

بل كانوا يخلصون الدعاء لله في الشدائد، قال تعالى: {فإذا ركبوا في الفلك دعوا الله مخلصين له الدين}.

Bahkan mereka mengikhlaskan doa hanya kepada Allah ketika dalam keadaan berkesulitan, Allah Ta’ala berfirman: 
Maka apabila mereka naik kapal mereka mendoa kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya;  (QS. Al-Ankabuut:  65)

وهذا كله يؤكد أن الشرك تسوية لغير الله بالله في شيء من خصائص الله، فلا يشترط أن تكون التسوية في كل شيء، بل من أشرك بالله في نوع من أنواع التوحيد فهو مشرك ولو وحد في الأنواع الأخرى.

Dan ini semuanya tidak menguatkan bahwa syirik itu penyetaraan Allah kepada selainnya dalam sesuatu yang itu termasuk kekhususan Allah. Maka tidak disyaratkan untuk sama dalam setiap segala sesuatu.  Bahkan orang yang mensyirikan Allah dalam satu macam dari macam-macam tauhid, maka dia termasuk musyrik walaupun dia mengesakan Allah dalam macam lainnya.




بسم الله الرحمن الرحيم
شرح كتاب الأربعين في حقوق رب العالمين

Syarah Kitab Arba’in Fi Huquuq Rabb al-‘Alaamiin.
Disampaikan oleh Syaikh Abdul Aziz Muhammad Habib al-Kamaly hafizhahullah.

شرك المتأخرين أشد من شرك الأولين، وذلك من أوجه:

Kemusyrikan generasi selanjutnya lebih parah dibandingkan kemusyrikan generasi awal, hal itu dilihat dari aspek sebagai berikut:

1. أن المشركين الأولين يشركون في الرخاء دون الشدة، قال تعالى: {فإذا ركبوا في الفلك دعوا الله مخلصين له الدين فلما نجاهم إلى البر إذا هم يشركون}، وأما المتأخرون فيشركون في الرخاء والشدة، بل يزدادون شركا في الشدة.

1.   Orang-orang musyrik generasi awal dahulu mengasosiasikan kesyirikan dengan kemudahan bukan kesulitan. Allah Ta’ala berfirman: {Dan jika mereka menaiki kapal, mereka berseru kepada Allah dengan ikhlas dalam agamanya kepada-Nya. Namun apabila Dia menyerahkan mereka kepada kebenaran, sesungguhnya mereka mempersekutukan.} (QS. Al-Ankabut: 65). Adapun orang-orang musyrik generasi belakangan, mereka mengasosiasikan kemudahan dan kesulitan, bahkan mereka memperbanyak kemusyrikan dengan kesulitan.

2. أن المشركين المتأخرين يشركون حتى بالطالحين والفاسدين كالبدوي، فإنه لا يعلم عنه في سيرته إلا أنه دخل المسجد يوم الجمعة فبال فيه ثم خرج ولم يصل.

2. Orang-orang musyrik generasi belakangan  mereka senantiasa melakukan kesyirikan, bahkan kesyirikan dengan menjadikan orang-orang yang buruk dan rusak seperti al-Badawi, maka diapun (yang melakukan kesyirikan) tidak mengetahui biografi al-Badawi kecuali dia ini adalah orang yang pernah masuk ke masjid  pada hari jum’at dan kencing di dalamnya kemudian keluar dari masjid dan tidak melakukan sholat. 

3. أن المشركين المتأخرين لا يعرفون معنى لا إله إلا الله بخلاف الأولين، لذا لما عرف معناها الأولون أبوا أن يقولوها بخلاف المتأخرين يخالفونها ويقولونها لجهلهم بمعناها.
3. Sesungguhnya orang -orang musyrik generasi belakangan tidak mengetahui makna La Ilaaha Illa Allah berbeda dengan orang-orang musyrik generasi awal,  oleh karena itu  orang musyrik generasi awal itu mengetahui makna kalimat tersebut dan enggan untuk mengatakannya berbeda dengan orang musyrik generasi belakangan yang mudah mengucapkannya karena kejahilannya terhadap makna La ilaaha Illa Allah.

4. أن من المشركين المتأخرين من يشرك في توحيد الربوبية كغلاة الصوفية والرافضة بخلاف المشركين الأولين فقد كانوا يقرون بتوحيد الربوبية في الجملة إلا البعث والنشور.

4.  Orang-orang musyrik generasi belakangan adalah orang yang melakukan kesyirikan dalam hal tauhid Rububiyah seperti para pembesar sufi dan syiah rafidhoh, berbeda dengan orang musyrik generasi awal, mereka meyakininya dengan tauhid rububiyah secara garis umumnya kecuali masalah kebangkitan dan pengumpulan.

5. أن المشركين الأولين يقرون بالأسماء كلها إلا اسم الرحمن ويقرون بالصفات كلها، بخلاف المشركين المتأخرين فمنهم من أنكر الأسماء كلها ومنهم من أنكر الصفات كلها أو بعضها.

5. Orang-orang musyrik generasi awal mengakui dengan semua nama-nama Allah kecuali nama ar-Rahman, dan mereka mengakui semua sifat Allah, berbeda dengan kaum musyrikin generasi belakangan mereka ada yang mengingkari semua nama-nama Allah dan dari mereka ada yang mengingkari semua nama-nama Allah dan ada dari mereka yang mengingkari sifat-sifat Allah  seluruhnya atau sebagiannya.

وليس معنى هذا أن الأولين خير من المتأخرين مطلقا، وإنما الكلام بالنسبة للشرك الواقع من كل طائفة، فإن المتأخرين قد لا يكفرون إذا كانوا جهالا فإنهم ينتسبون إلى الإسلام ويدينون به بخلاف الأولين.

Hal ini tidak berarti bahwa golongan musyrik awal  lebih baik dari golongan musyrik yang belakangan secara mutlak, namun yang dibicarakan adalah kesyirikan yang dilakukan oleh setiap golongan, dan  orang-orang yang melakukan kesyirikan pada generasi belakangan tidak boleh dianggap kafir jika mereka bodoh, karena mereka menisbatkan diri kepada Islam (mengaku Islam). dan mematuhinya, tidak seperti yang kaum musyrikin pada generasi awal.

أقسام الشرك:
Pembagian Syirik
الشرك قسمان:
Syirik ada dua macam:
شرك أكبر، وقد تقدم تعريفه.

Syirik besar, telah berlalu definisinya.

شرك أصغر، وهو: كل ما أطلقت عليه الشريعة شركا ولم يكن فيه تنديد كامل، وما كان في معناه كاتخاذ الأسباب الوهمية مثل التمائم -وسيأتي شرحها-.

Syirik kecil, yaitu: Setiap apa saja yang dimutlakkan menurut syari’at sebagai kesyirikan dan tidak menjadikan tandingan bagi Allah secara sempurna, dan berlaku pula pada apa yang semakna seperti mengambil sebab yang tidak jelas contohnya Tamimah (akan ada penjelasannya).

عن شداد بن أوس رضي الله عنه: (كنا نعد الرياء على عهد رسول الله ﷺ الشرك الأصغر) رواه البزار. 

Dari Syadad bin Aus radhiallahu’anhu: “Kami menganggap riya pada zaman Rasulullah ﷺ adalah syirik kecil” (HR. Al-Bazaar, lihat Shohih at-Targhib no. 32).

الفرق بين الشرك الأكبر والأصغر:
Perbedaan antara Syirik Besar dan Kecil:

1. أن الشرك والكفر الأكبر لا يجتمعان مع الإيمان المنجي من النار بخلاف الأصغر، قال تعالى: {لئن أشركت ليحبطن عملك}، وأما الأصغر فيحبط ما قارنه من الأعمال دون غيرها.

1. Sesungguhnya  syirik dan kufur besar tidak akan bersatu bersama iman yang bisa menyelamatkan dari api neraka, berbeda dengan syirik kecil. Allah Ta’ala berfirman:
"Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalmu.” (QS. Az-Zumar: 65). Sedangkan syirik kecil maka akan batal amalan-amalan yang dibandingkan (yang mengandung syirik) tanpa membatalkan amalan selainnya.

2. أن الشرك والكفر الأكبر موجبان للخلود في النار بخلاف الأصغر، قال تعالى: {إنه من يشرك بالله فقد حرم الله عليه الجنة ومأواه النار}.

2. Syirik dan kufur akbar (besar) membawa kekekalan dalam neraka, berbeda dengan syirik kecil, Allah Ta’ala berfirman: Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka. (QS. Al-Maidah: 72).

3. أن صاحب الشرك والكفر الأكبر تجري عليه أحكام الكفر في الدنيا بخلاف الأصغر.

3. Pelaku syirik dan kufur besar maka dia dikenakan hukum kafir di dunia, berbeda dengan syirik kecil.
ضابط التمييز بينهما:
Patokan untuk membedakan keduanya:

1. أما الشرك الأكبر فضابطه أن كل عبادة صرفت لغير الله من وثن أو صنم أو ملائكة أو جن أو أولياء فهي شرك أكبر.

1.  Syirik besar patokannya adalah berlaku untuk setiap ibadah yang diselewengkan kepada selain Allah baik berupa berhala, atau patung atau malaikat atau jin atau wali-wali maka itu adalah syirik besar. 
2. وأما الشرك الأصغر فيعرف بما يلي:

2.  Sedangkan syirik kecil bisa dikenali dengan apa ada pada poin berikut ini:

a. أن يأتي ذلك صريحا في النصوص كما في قول شداد بن أوس وقد سبق.

a. Bahwa hal ini terdapat secara tegas dalam berbagai nash, seperti dalam perkataan Shaddad bin Aus radhiallahu’anhu yang telah disebutkan sebelumnya.

b. فهم الصحابة كما جاء عن ابن مسعود، قال: قال رسول الله ﷺ: (الطِّيَرَةُ شرك)، وما منا إلا، ولكن الله يذهبه بالتوكل. فقوله: (وما منا إلا... ولكن الله يذهبه بالتوكل) من كلام ابن مسعود وهو دليل على أنه شرك أصغر، فالتوكل يذهب الشرك الأصغر.

b.  Para sahabat memahaminya sebagaimana tercantum dalam riwayat Ibnu Mas’ud radhiallahu’anhu, Beliau berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: (Thiyarah  (anggapan sial tanpa sebab yang syar’i) itu adalah syirik), dan tidak ada seorang pun di antara kami yang melakukan apa pun selain itu, kecuali Allah menghilangkannya dengan tawakal. Sabdanya: (Dan tidak ada seorang pun di antara kita yang kecuali…tetapi Allah menghilangkannya dengan tawakal) berasal dari perkataan Ibnu Mas’ud, dan itu adalah bukti bahwa itu adalah syirik kecil, maka tawakal itu bisa  menghilangkan syirik kecil.

c. إجماع العلماء على أنه شرك أصغر أو كفر أصغر.

c. Kesepakatan ulama bahwa itu adalah perbuatan syirik kecil atau kufur kecil.

d. أن يأتي الشرك الأصغر منكراً غير معرّف، فإن جاء معرّفاً بـ(ال) دلّ على أن المقصود به الشرك المخرج من الملة، قال ابن مسعود رضي الله عنه: (إن الرقى والتمائم والتولة شرك) والمراد به الأصغر، لكن هذا القيد أغلبي؛ لأنه قد يأتي في النصوص معرفا ولا يراد به الكفر الأكبر كقول الصحابية للرسول: (يا رسول الله، ثابت بن قيس، ما أعتب عليه في خلق ولا دين، ولكني أكره الكفر في الإسلام)، والمراد به هنا كفران العشير.

d.  Syirik kecil itu datang dengan membawa redaksional nakirah (redaksional umum)  bukan yang definitive (dengan AL) ini menunjukkan bahwa yang dimaksudkan adalah syirik yang mengeluarkan seseorang muslim dari agamanya. Ibnu Mas’ud berkata: “Sesungguhnya Ruqyah, Tamimah, Tiwalah (jimat) adalah syirik).  Dan yang diinginkan disini adalah syirik kecil, namun ini adalah pembatasan yang sangat umum, karena terkadang ada nash-nash yang ada alif lamnya  dan tidak diinginkan padanya kekufuran yang besar seperti perkataan shahabat Ibnu Abbas radhillah kepada Rasulullah ﷺ, “Wahai Rasulullah ﷺ, tidaklah aku mencela Tsabit bin Qais atas agama atau pun akhlaknya, akan tetapi aku khawatir kekufuran dalam Islam." Dan yang diinginkan dengannya adalah kufrun ‘ashir (kufur terhadap pasangan).


HADITS PERTAMA:

عَنْ مُعَادٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : كُنْتُ رِدْفَ النَّبِيِّ ﷺ عَلَى حِمَارٍ يُقَالُ لَهُ عُفَيْرٌ، فَقَالَ : يَا مُعَاذُ هَلْ تَدْرِي حَقَّ اللَّهِ عَلَى عِبَادِهِ وَمَا حَقُّ الْعِبَادِ عَلَى اللَّهِ؟ قُلْتُ : اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ، قَالَ : فَإِنَّ حَقَّ اللَّهِ عَلَى الْعِبَادِ أَنْ يَعْبُدُوهُ وَلَا يُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَحَقَّ الْعِبَادِ عَلَى اللهِ أَنْ لَا يُعَذِّبَ مَنْ لَا يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا، فَقُلْتُ : يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَلَا أُبَشِّرُ بِهِ النَّاسَ ؟ قَالَ : لَا تُبَشِّرْهُمْ فَيَتَّكِلُوا . متفق عليه.

Dari Mu'adz ia berkata, "Aku pernah dibonceng Nabi di atas seekor keledai yang bernama 'Ufair. Lalu beliau bertanya: 'Wahai Mu'adz, tahukah kamu apa hak Allah atas para hamba-Nya dan apa hak para hamba atas Allah?" Aku jawab: 'Allah dan rasul-Nya yang lebih tahu.' Beliau bersabda: 'Sesungguhnya hak Allah atas para hamba-Nya adalah hendaknya mereka beribadah hanya kepada-Nya dan tidak menyekutukan- Nya dengan sesuatu apapun. Dan hak para hamba atas Allah adalah Allah tidak akan mengadzab seorang hamba pun yang tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Lalu aku berkata: 'Wahai Rasulullah, apakah boleh aku menyampaikan kabar gembira ini kepada manusia?" Beliau menjawab: Jangan kamu beritahukan mereka sebab nanti mereka akan berpasrah saja (tidak mau beramal)..." Muttafaqun alaihi (HR. Bukhari no. 2856 dan Muslim no. 40)

هذا الحديث في وجوب التوحيد، وبيان منزلته في الدين، فالتوحيد أوجب الواجبات وأعظمها وأولها، ويظهر ذلك من وجوه، منها أنه:

Hadits ini tentang wajibnya tauhid, dan penjelasan kedudukannya dalam agama, Tauhid merupakan kewajiban yang paling wajib, terbesar, dan pertama, dan hal ini tampak dalam banyak hal, antara lain:

1. الغاية من خلق الثقلين.
قال الله تعالى: { وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ }، فالغاية من خلق الثقلين هي العبادة، والعبادة في إطلاق الشرع هي التوحيد كما سبق.

1. Tujuan dari penciptaan Jin dan Manusia.
Allah Ta’ala berfirman: {Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku} (QS. Adz-Dzariyat: 56), maka tujuan diciptakannya dua makhluk jin dan manusia itu adalah ibadah, dan ibadah dalam arti syar’inya secara mutlak adalah tauhid, sebagaimana telah disebutkan sebelumnya.

2. الغاية من إرسال الرسل، ومقصود دعوتهم كلهم.
قال تعالى: { وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ }.
وقال: { وَمَا أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ }.
وعن أبي هريرة عن النبي ﷺ قال: (أَنَا أَوْلَى النَّاسِ بِعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ فِي الْأُولَى وَالْآخِرَةِ. قَالُوا: كَيْفَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: الْأَنْبِيَاءُ إِخْوَةٌ مِنْ عَلَّاتٍ، وَأُمَّهَاتُهُمْ شَتَّى وَدِينُهُمْ وَاحِدٌ، فَلَيْسَ بَيْنَنَا نَبِيٌّ) أخرجاه واللفظ لمسلم.

2. Tujuan Pengutusan para Rasul, dan Tauhid adalah tujuan dakwah mereka semua.
Allah Ta’ala berfirman: { Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu.”} (QS. An-Nahl: 36).
Dan Allah Ta’ala berfirman: { Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku"..} (QS. Al-Anbiyaa: 25)
Dari  Abu Hurairah radhiallahu’anhu, dari Rasulullah ﷺ, bersabda, "Aku lebih berhak atas diri Isa putra Maryam dari semua manusia di dunia dan di akhirat, " para sahabat bertanya, "Bagaimana hal itu wahai Rasulullah?" beliau bersabda, "Para Nabi adalah satu ayah (adam), ibu mereka berbeda-beda namun agama mereka satu, dan antara aku dengan Isa tidak ada Nabi."  (HR. Al-Bukhari no.  3443 dan Muslim no. 2365)

ولما خلق الله آدم لم يبعث بعده رسولا مدة عشر قرون كما قال ابن عباس: (كان بين آدم ونوح عشرة قرون كلهم على شريعة من الحق، فلما اختلفوا بعث الله النبيين والمرسلين، وأنزل كتابه، فكانوا أمة واحدة)

“Ketika Allah menciptakan Adam ‘alaihissalam, dan tidak mengutus setelah nya seorang rasul selama 10 abad, semuanya diatas syari’at kebenaran, maka tatkala mereka berselisih Allah mengutus para nabi dan para rasul, menurunkan kitab-Nya, maka mereka adalah umat yang satu.” (Dikeluarkan oleh Al-Hakim dalam al-Mustadrak no. 3654, ini sesuai dengan syarat al-Bukhari namun Beliau tidak mengeluarkan di dalam kitab shohihnya, lihat Silsilah Ahaadits as-Shohihah 7/854).
 
، والأمة الواحدة هي الجماعة تجتمع على دين واحد، فبالرغم من وجود معاص كثيرة كالقتل والحسد وغيرها، فلما وقع الشرك في قوم نوح أرسله الله للدعوة إلى التوحيد.

Umat yang satu itu adalah jama’ah yang berkumpul diatas agama yang satu, walaupun terdapat banyak dosa seperti membunuh, iri hati, dan lain-lain, namun ketika terjadi kesyirikan di kalangan umat Nuh, Allah mengutusnya untuk menyerukan tauhid.

3. أول ما يأمر الله ورسوله والأنبياء به، وضده أول ما ينهى الله ورسوله والأنبياء عنه، فهو أول واجب إجماعا (ابن تيمية)، وأول ما يدعى إليه.

3.  Hal pertama yang diperintahkan Allah, Rasul-Nya, dan para Nabi (adalah tauhid), dan kebalikannya (syirik) adalah hal pertama yang dilarang oleh Allah, Rasul-Nya, dan Para Nabi, sehingga merupakan kewajiban yang pertama secara ijma’ (Ibnu Taimiyyah), dan  (tauhid) adalah hal pertama yang diserukan. 

قال تعالى: { وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚ } وهذا ضمن ثماني عشرة مسألة من الحكمة التي أوحى الله بها، بدأها بالتوحيد وختمها به فقال: { وَلَا تَجْعَلْ مَعَ اللَّهِ إِلَٰهًا آخَرَ }.

Allah Ta’ala berfirman: “ Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya “ (QS. Al-Isra’: 23) dan Ini termasuk di antara delapan belas persoalan hikmah yang diturunkan Allah, yang diawali dengan tauhid dan diakhiri dengan itu, Allah Ta’ala berfirman: { Dan janganlah kamu mengadakan tuhan yang lain di samping Allah } (QS. Al-Israa’: 39).

وقال: {  وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ } وهذه تسمى بآية الحقوق العشرة، بدأها بالتوحيد.

Allah Ta’ala berfirman: “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. “ (QS. An-Nisaa: 36)  Ini disebut Ayat Sepuluh Hak, dan diawali dengan tauhid.

وقال: { قُلْ تَعَالَوْا أَتْلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمْ عَلَيْكُمْ ۖ أَلَّا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۖ } وهذه تسمى بآية الوصايا العشرة، وسماها ابن عباس بالمحكمات، بدأها بالتوحيد وختمها بالنهي عن الشرك.
Allah Ta’ala berfirman: Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, (QS. Al-An’aam: 151). Dan ini dinamakan ayat wasiat yang sepuluh. Ibnu Abbas radhiallahu’anhuma menamakan dengan Al-Muhkamat, diawali dengan tauhid dan diakhiri dengan larangan syirik.

والنبي ﷺ بقي في مكة يدعو إلى التوحيد ثلاثة عشر سنة، وختم حياته بالتحذير من الشرك ووسائله لما حذر من البناء على القبور.

Nabi ﷺ tinggal di Mekah menyerukan tauhid selama tiga belas tahun, dan mengakhiri hidupnya dengan memperingatkan terhadap kesyirikan dan segala dampaknya ketika beliau memperingatkan agar tidak membangun di atas kuburan.


والأنبياء جميعا يقولون في ابتداء دعوتهم: { اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ }.

Para Nabi seluruhnya mereka berkata di dalam awal dakwahnya, Allah Ta’ala berfirman: “Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Rabb bagimu selain-Nya" (QS. Al-A’raaf: 59).

وقال ﷺ لمعاذ لما بعثه لليمن: (فليكن أول ما تدعوهم إليه شهادة أن لا إله إلا الله) أخرجاه، وفي رواية: (إلى أن يوحدوا الله).

Rasulullah ﷺ bersabda kepada Muadz radhiallahu’anhu ketika Beliau mengutusnya ke Yaman, “ Maka pertama kali yang engkau serukan kepada mereka adalah syahadat (persaksian) An laa Ilahaa iallah.) (HR. Al-Bukhari no. 1458 dan Muslim no 19) dalam Riwayat lainnya (Sampai mereka mentauhidkan Allah) (HR. Al-Bukhari no. 7372 dan Muslim no. 19)

وقيل أول واجب النظر أو القصد إلى النظر (المعتزلة والأشاعرة)، وهو قول باطل لمخالفته النصوص والإجماع، إلا أنه قد يكون ذلك في حق من لا يحصل له الإيمان إلا به، وليس لجميع الناس، وهذا هو الموافق للنصوص الآمرة بالنظر (ابن تيمية).

Dikatakan bahwa wajib mempelajari terlebih dahulu atau niat untuk mempelajari (Mu'tazilah dan Asy’ariyah), dan ini adalah pernyataan yang batil karena bertentangan dengan nash dan ijma’, kecuali mungkin berlaku bagi mereka yang tidak dapat memperoleh keimanan. kecuali dengan (mempelajari terlebih dahulu), dan bukan pada seluruh manusia, dan hal ini sesuai dengan nash yang memerintahkan untuk mempelajari (Ibnu Taimiyah).

4. حق الله على العباد.
4. Tauhid adalah Hak Allah (yang wajib dipenuhi) atas seluruh hamba-Nya
عَنْ مُعَاذٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ كُنْتُ رِدْفَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى حِمَارٍ يُقَالُ لَهُ عُفَيْرٌ فَقَالَ يَا مُعَاذُ هَلْ تَدْرِي حَقَّ اللَّهِ عَلَى عِبَادِهِ وَمَا حَقُّ الْعِبَادِ عَلَى اللَّهِ قُلْتُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ فَإِنَّ حَقَّ اللَّهِ عَلَى الْعِبَادِ أَنْ يَعْبُدُوهُ وَلَا يُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَحَقَّ الْعِبَادِ عَلَى اللَّهِ أَنْ لَا يُعَذِّبَ مَنْ لَا يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَلَا أُبَشِّرُ بِهِ النَّاسَ قَالَ لَا تُبَشِّرْهُمْ فَيَتَّكِلُوا. أخرجاه.

Dari Mu'adz radhiallahu'anhu berkata, "Aku pernah membonceng di belakang Nabi ﷺ di atas seekor keledai yang diberi nama 'Ufair lalu beliau bertanya, "Wahai Mu'adz, tahukah kamu apa hak Allah atas para hamba-Nya dan apa hak para hamba atas Allah?" Aku jawab, "Allah dan rasul-Nya yang lebih tahu." Beliau bersabda, "Sesungguhnya hak Allah atas para hamba-Nya adalah hendaknya beribadah kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun dan hak para hamba-Nya atas Allah adalah seorang hamba tidak akan disiksa selama dia tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun." Lalu aku berkata, "Wahai Rasulullah, apakah boleh aku menyampaikan kabar gembira ini kepada manusia?" Beliau menjawab, "Jangan kamu beritahukan mereka sebab nanti mereka akan berpasrah saja". (HR. Al-Bukhari no. 2856 dan Muslim no. 30)

5. شرط لقبول العمل.
قال تعالى: { فَمَن كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا }.
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ ابْنُ جُدْعَانَ كَانَ فِي الْجَاهِلِيَّةِ يَصِلُ الرَّحِمَ وَيُطْعِمُ الْمِسْكِينَ فَهَلْ ذَاكَ نَافِعُهُ قَالَ لَا يَنْفَعُهُ إِنَّهُ لَمْ يَقُلْ يَوْمًا رَبِّ اغْفِرْ لِي خَطِيئَتِي يَوْمَ الدِّينِ) رواه مسلم.

5.  Tauhid adalah Syarat Diterimanya Amal
Allah Ta’ala berfirman: “Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabbnya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Rabbnya". (QS. Al-Kahfi: 110).
dari Aisyah radhiallahu’anha beliau berkata, Aku berkata, 'Wahai Rasulullah, Ibnu Jud'an pada masa jahiliyyah selalu bersilaturrahim dan memberi makan orang miskin. Apakah itu memberikan manfaat untuknya?’ Beliau menjawab, 'Tidak, sebab dia belum mengucapkan, 'Rabb-ku ampunilah kesalahanku pada hari pembalasan.'"  (HR. Muslim no. 214)

6. القرآن كله في التوحيد.
كل آية فيه إما أن تكون خبرا عن الله، وهذا توحيد علمي، أو دعوة إلى عبادته، وهذا توحيد إرادي طلبي، أو أمرا ونهيا، وهذه حقوق التوحيد ومكملاته، أو خبرا عن كرامة الله لأهل توحيده أو عذابه لأهل الشرك وهذا في حكم من خرج عن توحيده

6. Al-Qur’an seluruhnya adalah tauhid
Setiap ayat di dalamnya bisa berupa berita tentang Allah, dan ini adalah tauhid ilmiah, atau seruan untuk beribadah kepada-Nya, dan ini adalah tauhid yang sukarela dan menuntut, atau perintah dan larangan, dan inilah hak dan pelengkap tauhid, atau berita tentang Kemuliaan Allah bagi kaum tauhid atau azab-Nya bagi kaum musyrik, dan itu hukumnya bagi orang yang menyimpang tauhidnya.

Berlanjut.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar