Jumat, 07 Desember 2018

SHOLAT DALAM AGAMA ISLAM

Alhamdulillah, wassholatu wassalamu ala Rosulillah, wa ba'du : 

Allah Ta'ala telah memberikan kepada kita syariat syariat yang mudah di amalkan, mudah di kerjakan, memberikan ganjaran pahala yang sangat besar dan dijadikan sebagai tonggak dan pondasi agama, dengan melaksanakan nya agama menjadi tegak, dan dengan meninggalkan nya agama menjadi hancur dan roboh, itulah syariat sholat yang menjadi pendamping syahadat, rukun kedua dalam agama islam.

Allah Ta'ala telah memerintahkan kepada para nabi dan rasul sebelum Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam, agar mereka mengerjakan dan menegakkan ibadah sholat. 

Allah Ta'ala berfirman kepada Nabi Musa alaihi salam : 

إِنَّنِىٓ أَنَا ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنَا۠ فَٱعْبُدْنِى وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ لِذِكْرِىٓ ﴿١٤﴾

"Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah sholat untuk mengingat Aku."
(Q.S. : 20, Thaahaa:14)

Allah Ta'ala berfirman tentang permohonan Nabi Ibrahim alaihi salam  untuk dirinya dan keturunan nya : 

رَبِّ ٱجْعَلْنِى مُقِيمَ ٱلصَّلَوٰةِ وَمِن ذُرِّيَّتِى ۚ رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَآءِ ﴿٤٠﴾

"Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan sholat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku."
(Q.S. : 14,  Ibrahim :40)

Allah Ta'ala berfirman memberikan pujian kepada Nabi Ismail alaihi salam : 

وَكَانَ يَأْمُرُ أَهْلَهُۥ بِٱلصَّلَوٰةِ وَٱلزَّكَوٰةِ وَكَانَ عِندَ رَبِّهِۦ مَرْضِيًّا ﴿٥٥﴾

"Dan ia menyuruh ahlinya untuk bersembahyang dan menunaikan zakat, dan ia adalah seorang yang diridhai di sisi Tuhannya."
(Q.S. : 19,  Maryam :55)

Allah Ta'ala berfirman kepada Nabi Isa alaihi salam : 

وَجَعَلَنِى مُبَارَكًا أَيْنَ مَا كُنتُ وَأَوْصَٰنِى بِٱلصَّلَوٰةِ وَٱلزَّكَوٰةِ مَا دُمْتُ حَيًّا ﴿٣١﴾

"dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) sholat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup;"
(Q.S. :19, Maryam  :31)

Allah Ta'ala berfirman mengisahkan tentang seorang hamba sholih yang memberikan wasiat kepada keturunan nya : 

يَٰبُنَىَّ أَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ وَأْمُرْ بِٱلْمَعْرُوفِ وَٱنْهَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ وَٱصْبِرْ عَلَىٰ مَآ أَصَابَكَ ۖ إِنَّ ذَٰلِكَ مِنْ عَزْمِ ٱلْأُمُورِ ﴿١٧﴾

"Hai anakku, dirikanlah sholat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)."
(Q.S. : 31,  Lukman :17)

Allah Ta'ala berfirman kepada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam : 

أَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ لِدُلُوكِ ٱلشَّمْسِ إِلَىٰ غَسَقِ ٱلَّيْلِ وَقُرْءَانَ ٱلْفَجْرِ ۖ إِنَّ قُرْءَانَ ٱلْفَجْرِ كَانَ مَشْهُودًا ﴿٧٨﴾

"Dirikanlah sholat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula sholat) subuh. Sesungguhnya sholat subuh itu disaksikan (oleh malaikat)."
(Q.S. : 17,  Al-Israa :78)

Allah Ta'ala berfirman kepada kaum mukminin untuk menunaikan sholat : 

وَأَقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ وَٱرْكَعُوا۟ مَعَ ٱلرَّٰكِعِينَ ﴿٤٣﴾

"Dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'."
(Q.S. : 2,  Al-Baqorah :43)

Ibadah sholat merupakan pilar dan pondasi agama, barangsiapa yang menegakkan nya, sungguh ia telah menegakkan agama, dan barangsiapa yang meninggalkan nya, sungguh ia meninggalkan agama nya. 

Nabi Sallallahu alaihi wa sallam bersabda : 

رَأْسُ الأَمْرِ الإِسْلاَمُ وَعَمُودُهُ الصَّلاَةُ وَذِرْوَةُ سَنَامِهِ الْجِهَادُ

"Pokok perkara adalah Islam, tiangnya adalah shalat, dan puncak perkaranya adalah jihad”. (HR. At-Tirmidzi)

Sholat merupakan amalan yang pertama kali di hisab pada hari kiamat, sebagaimana Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda : 

إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ فَإِنْ صَلَحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسَرَ فَإِنِ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيْضَتِهِ شَيْءٌ قَالَ الرَّبُّ تَبَارَكَ وَتَعَالَى : انَظَرُوْا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ ؟ فَيُكْمَلُ بِهَا مَا انْتَقَصَ مِنَ الفَرِيْضَةِ ثُمَّ يَكُوْنُ سَائِرُ عَمَلِهِ عَلَى ذَلِكَ ” . وَفِي رِوَايَةٍ : ” ثُمَّ الزَّكَاةُ مِثْلُ ذَلِكَ ثُمَّ تُؤْخَذُ الأَعْمَالُ حَسَبَ ذَلِكَ ” .

“Sesungguhnya amal hamba yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat adalah sholatnya. Apabila sholatnya baik, dia akan mendapatkan keberuntungan dan keselamatan. Apabila sholatnya rusak, dia akan menyesal dan merugi. Jika ada yang kurang dari sholat wajibnya, Allah Tabaroka wa Ta’ala  mengatakan, ’Lihatlah apakah pada hamba tersebut memiliki amalan sholat sunnah?’ Maka sholat sunnah tersebut akan menyempurnakan sholat wajibnya yang kurang. Begitu juga amalan lainnya seperti itu.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud) 

Sholat merupakan amalan yang paling terakhir ditingalkan manusia dalam agama islam, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda : 

لَيُنْقَضَنَّ عُرَى الإِسْلاَمِ عُرْوَةً عُرْوَةً فَكُلَّمَا انْتَقَضَتْ عُرْوَةٌ تَشَبَّثَ النَّاسُ بِالَّتِى تَلِيهَا وَأَوَّلُهُنَّ نَقْضاً الْحُكْمُ وَآخِرُهُنَّ الصَّلاَةُ

"Tali ikatan Islam akan putus seutas demi seutas. Setiap kali terputus, manusia bergantung pada tali berikutnya. Yang paling awal terputus adalah berhukum  (kepada selain hukum Allah Ta'ala), dan yang terakhir adalah sholat.” (HR. Ahmad)

Nabi Sallallahu alaihi wa sallam bersabda : 

أَوَّلُ مَا يَرْفَعُ مِنَ النَّاسِ الأَمَانَةُ وَ آخِرُ مَا يَبْقَى مِنْ دِيْنِهِمْ الصَّلاَةُ

“Yang pertama kali diangkat dari diri seseorang adalah amanat dan yang terakhir tersisa adalah sholat.” (HR. Al Hakim At Tirmidzi ) 

Sholat merupakan wasiat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang terakhir kepada umat ini sebelum beliau Shallallahu alaihi wa sallam meninggal dunia, Nabi Sallallahu alaihi wa sallam bersabda : 

الصَّلاَةَ الصَّلاَةَ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ

“Jagalah sholat, jagalah sholat dan budak-budak yang kalian miliki”. (HR. Ahmad)

Sholat memiliki hubungan erat dengan turunnya wahyu, dan dapat menyingkirkan perbuatan buruk dan keji, sebagaimana firman Allah Ta'ala : 

ٱتْلُ مَآ أُوحِىَ إِلَيْكَ مِنَ ٱلْكِتَٰبِ وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ ۖ إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ تَنْهَىٰ عَنِ ٱلْفَحْشَآءِ وَٱلْمُنكَرِ ۗ وَلَذِكْرُ ٱللَّهِ أَكْبَرُ ۗ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ ﴿٤٥﴾

"Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan."
(Q.S. : 29,  Al-Ankabut : 45)

Barangsiapa yang menjaga sholat lima waktu niscaya akan mendapatkan jaminan masuk surga, sebagaimana Nabi Sallallahu alaihi wa sallam bersabda : 

خَمْسُ صَلَوَاتٍ كَتَبَهُنَّ اللَّهُ عَلَى الْعِبَادِ، فَمَنْ جَاءَ بِهِنَّ لَمْ يُضَيِّعْ مِنْهُنَّ شَيْئًا اسْتِخْفَافًا بِحَقِّهِنَّ، كَانَ لَهُ عِنْدَ اللَّهِ عَهْدٌ أَنْ يُدْخِلَهُ الْجَنَّةَ، وَمَنْ لَمْ يَأْتِ بِهِنَّ فَلَيْسَ لَهُ عِنْدَ اللَّهِ عَهْدٌ، إِنْ شَاءَ عَذَّبَهُ، وَإِنْ شَاءَ أَدْخَلَهُ الْجَنَّةَ

“Lima sholat yang telah Allah Ta’ala wajibkan kepada para hamba-Nya. Siapa saja yang mendirikannya dan tidak menyia-nyiakan sedikit pun darinya dan tidak meremehkan haknya, maka dia memiliki perjanjian dengan Allah Ta’ala untuk memasukkannya ke dalam surga. Sedangkan siapa saja yang tidak mendirikannya, dia tidak memiliki perjanjian dengan Allah Ta’ala. Jika Allah menghendaki, Dia akan menyiksanya. Dan jika Allah menghendaki, Allah akan memasukkan ke dalam surga.” (HR. Abu Dawud, An-Nasa’i dan Ibnu Majah)

Sholat merupakan cahaya yang menerangi hati dan pandangan seorang hamba hingga menghilangkan kegelapan kesesatan dan kebathilan dan membawa kepada petunjuk dan kebenaran, sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : 

مَنْ حَافَظَ عَلَيْهَا كَانَتْ لَهُ نُورًا، وَبُرْهَانًا، وَنَجَاةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ لَمْ يُحَافِظْ عَلَيْهَا لَمْ يَكُنْ لَهُ نُورٌ، وَلَا بُرْهَانٌ، وَلَا نَجَاةٌ ، وَكَانَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَعَ قَارُونَ، وَفِرْعَوْنَ، وَهَامَانَ، وَأُبَيِّ بْنِ خَلَفٍ

“Barangsiapa yang menjaga sholat maka dia akan mendapatkan cahaya, petunjuk dan keselamatan pada hari kiamat. Dan barangsiapa  yang tidak menjaga sholat, dia tidak akan mendapatkan cahaya, petunjuk dan keselamatan. Dan pada hari kiamat kelak dia akan dikumpulkan bersama dengan Qorun, Fir’aun, Haman, dan Ubay bin Khalaf.” (HR. Ahmad)

Sholat dapat menghapus dosa dan kesalahan yang dilakukan oleh seorang hamba, sebagaimana Nabi Sallallahu alaihi wa sallam bersabda : 

ما من امريءٍ مسلم تحضر صلاة مكتوبة  فيحسن وضوءها وخشوعها وركوعها إلا كانت كفارة لما قبلها من الذنوب مالم تؤتي كبيرة  وذالك الدهر كله 

" Tidaklah seorang muslim yang mendatangi sholat lima waktu yang ia memperbaiki wudhunya dan khusyunya dan rukuknya, niscaya akan menghapuskan dosa dosa-dosa lalu nya selama ia tidak menerjang dosa-dosa besar, dan semacam ini berlaku hingga waktu selama nya ". (HR. Muslim)

Sholat merupakan hubungan dan munajat antara seorang hamba dengan Tuhan nya, Nabi Sallallahu alaihi wa sallam bersabda : 

أقرب ما يكون العبد من ربه وهو ساجد 

" Paling dekatnya keadaan seorang hamba dengan Tuhan nya adalah ketika ia sujud ". (HR. Muslim) 

Sholat merupakan amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta'ala, sebagaimana dalam hadist Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu anhu : 

سألت رسول الله صلى الله عليه وسلم أي الأعمال أحب إلي الله؟  قال : الصَّلاَةَ  لوقتها ؛ قلت ثم أي؟  قَالَ : بر الوالدين؛ قلت ثم أي ؟ قَالَ : الجهاد في سبيل الله 

" Aku bertanya kepada Rosulullah Sallallahu alaihi wa sallam tentang amalan apa yang paling di cintai oleh Allah Ta'ala ? Beliau bersabda :  Sholat pada waktunya, kemudian aku bertanya, apa setelah itu ? Beliau bersabda : Berbuat baik kepada kedua orang tua, kemudian aku bertanya , apa setelah itu?  Beliau bersabda : Berjihad di jalan Allah Ta'ala ". (HR. Muslim) 

Sahabat Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu anhu berkata : 

من سره أن يلق الله غدا مسلما فليحافظ على هؤلاء الصلوات الخمس حيث ينادى بهن فإن الله شرع لنبيكم سنن الهدى وانهن من سنن الهدى

" Barangsiapa yang menghendaki berjumpa dengan Allah Ta'ala kelak dalam keadaan muslim yang berserah diri, maka hendaklah ia menjaga sholat lima waktu tatkala diserukan kepada nya, sesungguhnya Allah Ta'ala telah menurunkan kepada Nabi kalian jalan-jalan yang membawa kepada petunjuk kebaikan, dan menunaikan sholat termasuk jalan kebaikan ". 

Mendirikan sholat dengan khusyuk dan menjaga waktu - waktunya merupakan sifat orang yang beriman yang berhak mewarisi surga Firdaus kelak pada hari kiamat. 

Allah Ta’ala berfirman : 

قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ (1) الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ (2) وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ (3) وَالَّذِينَ هُمْ لِلزَّكَاةِ فَاعِلُونَ (4) وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ (5) إِلَّا عَلَى أَزْوَاجِهِمْ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ (6) فَمَنِ ابْتَغَى وَرَاءَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْعَادُونَ (7) وَالَّذِينَ هُمْ لِأَمَانَاتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُونَ (8) وَالَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلَوَاتِهِمْ يُحَافِظُونَ (9) أُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْوَٰرِثُونَ ﴿10﴾ ٱلَّذِينَ يَرِثُونَ ٱلْفِرْدَوْسَ هُمْ فِيهَا خَٰلِدُونَ ﴿11﴾

“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam sholatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada terceIa. Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya. Dan orang-orang yang memelihara sholatnya.” 

Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi," (yakni) yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya." (Q.S. : 23,  Al-Mu’minun  :1-11)

Sesungguhnya musibah yang paling besar dan keburukan yang paling berdosa adalah meningalkan sholat fardhu secara sengaja, Nabi Sallallahu alaihi wa sallam bersabda : 

بين الرجل وبين الكفر والشرك ترك الصلاة 

 "Antara seseorang dan kekufuran dan kesyirikan adalah meninggalkan sholat". ( HR. Muslim ) 

Sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu anhu berkata : 

لأن تمتليء أذن إبن ادام رصاصا مذابا خير له من أن يسمع : حي على الصلاة، حي على الفلاح،  ثم لم يجب 

" Sekiranya telinga anak cucu Adam dipenuhi oleh cairan tembaga mendidih,  niscaya lebih baik dari pada ia mendengar seruan : " Mari menuju sholat, Mari menju keberuntungan ", namun kemudian ia tidak memenuhinya ".

Al-Imam Ibnu Qoyyim rahimahullah berkata : 

لا يختلف المسلمون أن ترك الصلاة المفروضة عمدا من أعظم الذنوب وأكبر الكبائر،  وأن اثمه عند الله أعظم من إثم قتل النفس و أخذ الأموال،  ومن إثم الزنا والسرقة وشرب الخمر، وأنه متعرض لعقوبة الله وسخطه وخزيه في الدنيا والآخرة 

 " Tidak ada perbedaan pendapat dari kalangan kaum muslimin bahwasanya meninggalkan sholat fardhu secara sengaja merupakan dosa yang paling besar dan sebesar besarnya dosa besar, dan dosanya disisi Allah Ta'ala lebih besar dari dosa membunuh nyawa dan merampas harta, dan lebih buruk dari dosa zina dan mencuri dan minum arak, dan sesungguhnya ia terancam mendapatkan hukuman,kemurkaan dan siksa Allah Ta'ala di dunia dan akhirat ".

Allah Ta'ala berfirman : 

كُلُّ نَفْسٍۭ بِمَا كَسَبَتْ رَهِينَةٌ ﴿٣٨﴾ إِلَّآ أَصْحَٰبَ ٱلْيَمِينِ ﴿٣٩﴾ فِى جَنَّٰتٍ يَتَسَآءَلُونَ ﴿٤٠﴾ عَنِ ٱلْمُجْرِمِينَ ﴿٤١﴾ مَا سَلَكَكُمْ فِى سَقَرَ ﴿٤٢﴾ قَالُوا۟ لَمْ نَكُ مِنَ ٱلْمُصَلِّينَ ﴿٤٣﴾ وَكُنَّا نَخُوضُ مَعَ ٱلْخَآئِضِينَ ﴿٤٥﴾ وَكُنَّا نُكَذِّبُ بِيَوْمِ ٱلدِّينِ ﴿٤٦﴾ حَتَّىٰٓ أَتَىٰنَا ٱلْيَقِينُ ﴿٤٧﴾ فَمَا تَنفَعُهُمْ شَفَٰعَةُ ٱلشَّٰفِعِينَ ﴿٤٨﴾

"Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya,"
"Kecuali golongan kanan,"
"Berada di dalam surga, mereka tanya menanya,"

"Tentang (keadaan) orang-orang yang berdosa,"

"Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?""

"Mereka menjawab: "Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan sholat,"

"Dan adalah kami membicarakan yang bathil, bersama dengan orang-orang yang membicarakannya,"

"Dan adalah kami mendustakan hari pembalasan,"

"Hingga datang kepada kami kematian"."

"Maka tidak berguna lagi bagi mereka syafa'at dari orang-orang yang memberikan syafa'at." ( Q.S. : 56, Al-Muddatsir : 38 - 48 )


Selasa, 20 November 2018

PERAYAAN MAULID


| هل أَحتفلُ بالمولد النبوي ؟ |

APAKAH AKU AKAN MERAYAKAN HARI KELAHIRAN NABI shallallahu alaihi wa sallam  ??

بسم الله الرحمن الرحيم

سأكون أول من يحتفل بالمولد النبوي لو ظفرت بحديث فيه حث منه صلى الله عليه وسلم على تخصيص يوم الثاني عشر من ربيع الأول بميزة عن غيره.

Aku akan menjadi orang yang pertama kali merayakan kelahiran nabi shallallahu alaihi wa sallam jika aku mendapatkan satu hadist yang nabi menganjurkan untuk melakukan perayaan secara khusus pada tanggal 12 robiul awal yang menjadi perbedaan dengan hari hari lainnya.

سأكون أول من يحتفل بالمولد النبوي لو وجدت عنه صلى الله عليه وسلم حضا على الاحتفال به أو بشارة، ولو تلميحا.

Aku akan menjadi orang yang pertama kali yang merayakan hari kelahiran nabi shallallahu alaihi wa sallam jika terdapat anjuran atau kabar gembira walaupun secara tersirat dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam.

سأكون أول من يحتفل بالمولد النبوي لو كنت لا أعتقد أنه بلغ البلاغ المبين، وأنه يمكن أن يكون ثمة خير لم يحضنا عليه.

Aku akan menjadi orang yang pertama merayakan hari maulid Nabi shallallahu alaihi wa sallam jika aku tidak meyakini bahwa beliau menyampaikan secara nyata dan disana terdapat kemungkinan kebaikan yang tidak beliau sampaikan.

سأكون أول من يحتفل بالمولد النبوي لو ظفرت بأثر عن أبي بكر رضي الله عنه أنه أقام وليمة ليلة المولد.

Aku akan menjadi orang yang pertama merayakan maulid Nabi shallallahu alaihi wa sallam jika aku menjumpai atsar dari sahabat dan Kholifah Abu Bakar radhiyallahu anhu bahwa beliau mengadakan perayaan malam kelahiran nabi shallallahu alaihi wa sallam.

أو أن عمر رضي الله عنه جعل هذا اليوم يوم عطلة ولعب.

Atau atsar dari sahabat dan Kholifah Umar radhiyallahu anhu yang menjadikan hari kelahiran menjadi hari libur atau perayaan.

أو عن عثمان رضي الله عنه أنه حث في ذاك اليوم على الصدقة أو الصوم.

Atau terdapat atsar dari sahabat dan Kholifah Utsman radhiyallahu anhu yang menganjurkan pada hari maulid untuk melakukan sedekah atau berpuasa.

أو عن علي رضي الله عنه أنه أقام حلقة لمدارسة السيرة.

Atau medapati dari Kholifah dan keponakan Nabi yaitu sahabat Ali radhiyallahu anhu mengadakan halakoh pengajian untuk membaca siroh Nabi shallallahu alaihi wa sallam.

سأكون أول من يحتفل بالمولد النبوي لو علمت أن بلالا أو ابن عباس أو أي أحد من الصحابة -رضي الله عنهم- خصوا يوم المولد بأي شيء؛ ديني أو دنيوي.

Aku akan menjadi orang yang pertama merayakan kelahiran nabi shallallahu alaihi wa sallam jika aku mengetahui bahwa sahabat dan muadzin Nabi  Bilal radhiyallahu anhu atau sahabat dan keponakan Nabi, Ibnu Abbas radhiyallohu anhuma atau siapa saja dari sahabat radhiyallahu anhum ajmaiin memberikan pengkhususan pada hari maulid perayaan apa pun yang berbasis agama atau duniawi.

سأكون أول من يحتفل بالمولد النبوي لو كنت لا أعتقد أن الصحابة أشد مني تعظيما ومحبة له -عليه الصلاة والسلام- وأعلم مني بقدره العلي.

Aku akan menjadi orang yang pertama merayakan hari kelahiran nabi shallallahu alaihi wa sallam jika aku tidak yakin bahwa para sahabat lebih mengagungkan dan lebih cinta kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam daripada diriku sendiri, dan lebih tau tentang kedudukan Nabi shallallahu alaihi wa sallam yang sangat tinggi.

سأكون أول من يحتفل بالمولد النبوي لو ظفرت بأثر عن أحد من التابعين -من آل البيت أو غيرهم- فيه الحض على قراءة المدائح النبوية يوم المولد.

Aku akan menjadi orang yang pertama kali merayakan hari kelahiran nabi shallallahu alaihi wa sallam jika aku mengetahui atsar dari salah satu Tabi’in atau Ahlil Bait Nabi shallallahu alaihi wa sallam atau pun siapa saja  (dari para Salafus-Sholih) yang menganjurkan untuk membaca puji-pujian untuk Nabi shallallahu alaihi wa sallam ketika hari maulid.

سأكون أول من يحتفل بالمولد النبوي لو ظفرت بكلمة عن واحد من الأئمة الأربعة في الحث على الاحتفاء بيوم المولد.

Aku akan menjadi orang yang pertama kali merayakan hari maulid Nabi shallallahu alaihi wa sallam jika aku mendapatkan salah satu dari imam empat madzhab  (Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi'i dan Imam Ahmad) untuk melakukan perayaan maulid pada hari kelahiran Nabi shallallahu alaihi wa sallam.

أو خبرٍ عن واحد منهم أنه اجتمع ليلته مع مجتمعين؛ فأنشدوا وتمايلوا!

Atau terdapat berita dari salah satu dari imam empat madzhab untuk berkumpul  bersama masyarakat pada malam kelahiran kemudian melantunkan nasyid sambil ber joget ria. 

سأكون أول من يحتفل بالمولد النبوي لو كنت أعتقد أن هؤلاء الأئمة ومن سبقهم جفاة غلاظ لا يعرفون قدر نبيهم صلى الله عليه وسلم وحرمته ولا رفيع منزلته.

Aku akan menjadi orang yang pertama kali megadakan maulid jika aku yakin bahwa mereka para imam empat madzhab dan pendahulunya adalah orang-orang yang kaku, keras, tidak mengetahui kedudukan Nabi shallallahu alaihi wa sallam juga tidak kenal keagungan dan kemuliaan shallallahu alaihi wa sallam.

سأكون أول من يحتفل بـالمولد النبوي لو كنت أعتقد أن الأمة لم تكن تعرف كيف تعبر عن حبها لنبيها صلى الله عليه وسلم أكثر من ثلاثمائة عام -من نشأنها-؛ حيث لم يقم خلالها مولد واحد!

Aku akan menjadi orang yang pertama merayakan hari kelahiran nabi shallallahu alaihi wa sallam jika aku meyakini bahwa para imam imam terdahulu tidak mengetahui bagaimana cara mengungkapkan rasa cinta terhadap Nabi shallallahu alaihi wa sallam yang telah berlangsung lebih dari tiga ratus tahun dari lahir nya Nabi shallallahu alaihi wa sallam, dan tidak satu pun dari mereka merayakan walaupun sekali saja !

أخيرا .. سأكون أول من يحتفل بـالمولد النبوي لو كنت أعتقد أن السبيل الأهدى: ابتداع المتأخرين، لا اتباع الأسلاف الصالحين.

Terakhir. .....aku akan menjadi orang yang pertama kali merayakan maulid Nabi shallallahu alaihi wa sallam jika aku meyakini bahwa jalan yang paling  benar adalah : " MENGIKUTI BID'AH ORANG-ORANG AKHIR ZAMAN  dan TIDAK MENGIKUTI ORANG-ORANG TERDAHULU DARI SALAFUS SHOLIH.

والحمد لله رب العالمين، وصلى الله وسلم على عبده ورسوله وخليله نبينا محمد، وعلى آله وصحبه أجمعين.

ا--------------------------ا

📌وكتبه: أ.د. صالح بن عبد العزيز سندي

http://www.salehs.net/mk28.htm

ا═•═📚═•═ا
قناة فوائد الشيخ أ.د.صالح سندي.
t.me/Drsalehs

TAFSIR SURAT AL - ZALZALAH


TAFSIR SURAT AL-ZALZALAH  

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

إِذَا زُلْزِلَتِ الْأَرْضُ زِلْزَالَهَا (1) وَأَخْرَجَتِ الْأَرْضُ أَثْقَالَهَا (2) وَقَالَ الْإِنْسَانُ مَا لَهَا (3) يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ أَخْبَارَهَا (4) بِأَنَّ رَبَّكَ أَوْحَى لَهَا (5) يَوْمَئِذٍ يَصْدُرُ النَّاسُ أَشْتَاتًا لِيُرَوْا أَعْمَالَهُمْ (6) فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ (7) وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ (8)

Artinya:

Apabila bumi diguncangkan dengan guncangan (yang dahsyat).
Dan bumi Telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya.
Dan manusia bertanya: “Mengapa bumi (menjadi begini)?”.
Pada hari itu bumi menceritakan beritanya.
Karena Sesungguhnya Tuhanmu Telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya.
Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka balasan perbuatan mereka.
Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat balasan nya.
Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah pun, niscaya dia akan melihat balasan nya pula.

Surat ini tergolong surat Makkiyah menurut pendapat Sahabat Ibnu Abbas radhiyallohu anhuma dan Mujahid dan Atho' rahimahullah. 

Adapun Qotadah dan Muqotil rahimahullah berpendapat bahwa surat ini tergolong surat Madaniyah. 

Surat ini terdiri dari delapan ayat yang memiliki kandungan makna bahwa pada hari kiamat seluruh amalan manusia akan di ungkap dan dinampakkan, hingga mereka menjadi dua golongan yaitu kelompok  menjumpai balasan kebaikan dan kelompok menerima balasan keburukan.

Tatkala disebutkan dalam surat Al-Bayyinah golongan orang-orang ahli kitab dan musyrikin mereka penghuni neraka dan orang-orang yang beriman dan beramal saleh sebagai penghuni surga, dan menyisakan pertanyaan : "kapan hal itu terjadi. ..? ", maka dalam surat ini dijelaskan tentang kejadian tersebut akan berlangsung ketika hari kiamat tatkala bumi di goncang dengan goncangan yang dahsyat saat sangkakala ditiup oleh malaikat. 

Diriwayatkan oleh Al-Imam At-Tirmidzi rahimahullah, dari sahabat Anas radhiyallahu anhu berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda : " Barangsiapa yang membaca " Idzaa' zulzilat. ..." maka mengimbangi membaca setengah Al-Qur'an ". ( HR. At-Tirmidzi ) 

Hadits ini lemah sebagai mana di ungkapkan oleh Al-Imam At-Tirmidzi : "Hadits ini ghoriib (lemah), kami tidak mengetahui tentang hadist ini kecuali dari perowi : Al-Hasan ibnu salmin ibnu sholih Al-Ijliy ", dan Al-Imam Ibnu Hajar rahimahullah berkata tentang Al Hasan ibnu Salmin adalah perowi yang majhul tidak diketahui kestiqohan nya. 

Diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bazzaar rahimahullah melalui jalur yang sama yaitu Al-Hasan ibnu Salmin ibnu sholih Al-Ijliy, dari sahabat Anas radhiyallahu anhu berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda : "  Kul Huwallahu Ahad mengimbangi sepertiga Al-Qur'an dan Idzaa' Zulzilatil mengimbangi seperempat Al-Qur'an ". ( HR. Al-Bazzaar ). 

Diriwayatkan dari Sahabat Abdullah ibnu Amrin radhiyallahu anhuma berkata : " Tatkala turun surat  Zalzalah, maka Abu Bakar As-Siddik radhiyallahu anhu menangis, maka Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda : " Sekiranya kalian tidak berbuat salah dan dosa hingga Allah Ta'ala memberikan ampunan, niscaya Allah Ta'ala akan menciptakan umat yang akan berbuat salah dan dosa kemudian memberikan ampunan kepada mereka, karena Allah Ta'ala adalah Dzat Yang Maha Mengampuni lagi Maha Penyayang ". ( HR. At-Thobrony )

Allah Ta’ala berfirman : 

 إِذَا زُلْزِلَتِ الْأَرْضُ زِلْزَالَهَا

"Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat)". 

Al-Imam Al-Alusy rahimahumullah berkata : "Yaitu, digoncangkan karena terjadi gempa yang sangat kuat secara terus-menerus tidak berhenti, puncak gempa yang maha dahsyat yang dikehendaki Allah Ta'ala, yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan jika dibandingkan dengan kejadian gempa lainnya maka selainnya seolah tidak terasa seperti terjadi gempa, karena sungguh sangat luar biasa,  tidak ada yang sanggup mengukur nya kecuali hanya Dzat Yang Maha Kuasa ".

Al-Imam Ibrahim ibnu Umar Al-Biqo'iy rahimahullah berkata : " Bumi bergerak secara merata keseluh penjuru dengan gempa yang dahsyat untuk hari kebangkitan tatkala ditiupkan sangkakala kedua dimana gempa tersebut terjadi di seluruh belahan bumi, tidak seperti sebelumnya yang terjadi di sebahagian tanpa sebahagian lainnya, dan gempa ini membangkitkan seluruh manusia yang telah mati hingga berlarian keluar dari kubur ketempat padang mahsyar ".

Allah Ta'ala berfirman : 

يَوْمَ تَرْجُفُ ٱلرَّاجِفَةُ ﴿٦﴾ تَتْبَعُهَا ٱلرَّادِفَةُ ﴿٧﴾ قُلُوبٌ يَوْمَئِذٍ وَاجِفَةٌ ﴿٨﴾ أَبْصَٰرُهَا خَٰشِعَةٌ ﴿٩﴾ يَقُولُونَ أَءِنَّا لَمَرْدُودُونَ فِى ٱلْحَافِرَةِ ﴿١٠﴾ أَءِذَا كُنَّا عِظَٰمًا نَّخِرَةً ﴿١١﴾ قَالُوا۟ تِلْكَ إِذًا كَرَّةٌ خَاسِرَةٌ ﴿١٢﴾ فَإِذَا هُم بِٱلسَّاهِرَةِ ﴿١٤﴾

"(Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan) pada hari ketika tiupan pertama menggoncang alam,"
"tiupan pertama itu diiringi oleh tiupan kedua."

"Hati manusia pada waktu itu sangat takut,"

"Pandangannya tunduk."

"(Orang-orang kafir) berkata: "Apakah sesungguhnya kami benar-benar dikembalikan kepada kehidupan semula?"

"Apakah (akan dibangkitkan juga) apabila kami telah menjadi tulang belulang yang hancur lumat?""
"Mereka berkata: "Kalau demikian, itu adalah suatu pengembalian yang merugikan"."
"maka dengan serta merta mereka hidup kembali di permukaan bumi."
(Q.S. An-Naaziat : 6-14)

Allah Ta'ala berfirman : 

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱتَّقُوا۟ رَبَّكُمْ ۚ إِنَّ زَلْزَلَةَ ٱلسَّاعَةِ شَىْءٌ عَظِيمٌ ﴿١﴾ يَوْمَ تَرَوْنَهَا تَذْهَلُ كُلُّ مُرْضِعَةٍ عَمَّآ أَرْضَعَتْ وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ حَمْلٍ حَمْلَهَا وَتَرَى ٱلنَّاسَ سُكَٰرَىٰ وَمَا هُم بِسُكَٰرَىٰ وَلَٰكِنَّ عَذَابَ ٱللَّهِ شَدِيدٌ ﴿٢﴾

"Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat)."
"(Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat kerasnya." (Q.S. Al-Hajj : 1-2)

Allah Ta'ala berfirman : 

وَيَوْمَ يُنفَخُ فِى ٱلصُّورِ فَفَزِعَ مَن فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَن فِى ٱلْأَرْضِ إِلَّا مَن شَآءَ ٱللَّهُ ۚ وَكُلٌّ أَتَوْهُ دَٰخِرِينَ ﴿٨٧﴾وَتَرَى ٱلْجِبَالَ تَحْسَبُهَا جَامِدَةً وَهِىَ تَمُرُّ مَرَّ ٱلسَّحَابِ ۚ صُنْعَ ٱللَّهِ ٱلَّذِىٓ أَتْقَنَ كُلَّ شَىْءٍ ۚ إِنَّهُۥ خَبِيرٌۢ بِمَا تَفْعَلُونَ ﴿٨٨﴾

"Dan (ingatlah) hari (ketika) ditiup sangkakala, maka terkejutlah segala yang di langit dan segala yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Dan semua mereka datang menghadap-Nya dengan merendahkan diri."
"Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."
(Q.S. An-Naml : 87-88)

 

Allah Ta'ala berfirman : 

 وَأَخْرَجَتِ الْأَرْضُ أَثْقَالَهَا

" Dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung) nya ".

Al-Imam Burhanuddin Abul Hasan Ibrahim Al-Biqo'iy rahimahullah berkata : " Tatkala terjadi gempa yang sangat dahsyat maka mengakibatkan tersingkap nya apa yang tersembunyi di dalam perut bumi yang terkubur di dalam nya dari orang-orang yang telah mati dan termasuk perbendaharaan bumi dari segala perhiasannya yang urusan tersebut merupakan suatu beban berat bagi setiap manusia, dan kejadian ini berlangsung ketika mereka dibangkitkan merupakan efek dari gempa dahsyat sebagaimana perumpamaan efek tembikar tatkala dihempaskan hingga keluar segala kotoran dan debu dan sebagainya, dan segala yang terkandung dalam bumi merupakan beban-beban berat dan Allah Ta'ala berikan kemampuan bagi bumi untuk memuntahkan segala isinya sebagaimana diberikan kemampuan untuk menumbuhkan segala biji yang bertaburan diatas nya, membelah menjadi dua dan menumbuhkan batang, ranting, dedaunan dan buah yang semua itu terjadi karena kehendak Allah Ta'ala. 

Dan yang mampu melakukan demikian adalah Allah Ta'ala, juga mampu mengembalikan orang-orang yang telah mati menjadi tulang belulang dan tanah untuk kembali hidup ".

Al-Imam Syihabuddin As-Sayyid Mahmud Al-Alusy rahimahullah berkata: " Diriwayatkan dari para ahli tafsir, bahwa keluarnya perbendaharaan bumi dari harta karun ini menurut pemahaman ayat diatas  bukanlah harta karun yang keluar di saat munculnya dajjal sebagaimana yang terdapat dalam banyak hadist, dan sebagian berpendapat bahwa akan keluar sebahagian nya di kemunculan dajjal dan sebahagian nya tatkala hari kebangkitan, dan tidaklah mustahil jika setelah kemunculan dajjal terdapat harta karun dan akan keluar pula apa yang tersisa sebelumnya, dan menurut pendapat yang lain mengatakan, bahwa ini terjadi ketika tiupan sangkakala yang pertama, dan keluar nya apa yang tersimpan di dalam perut bumi dari segala perhiasannya dan makhluk yang terkubur didalam nya dan kejadian ini terus berlangsung hingga tiupan sangkakala yang kedua, dan sebahagian juga mengatakan bahwa dikeluarkan nya seluruh manusia yang terkubur terjadi sebagaimana dikeluarkan nya perut bumi dari segala perhiasannya pada tiupan sangkakala yang pertama. 

Dan keluarnya segala perbendaharaan bumi dari perhiasannya pada saat hari kiamat agar dinampakkan kepada orang-orang yang bangkit dari kubur hingga menjadikan pelaku maksiat melihat kepada nya dan timbul penyesalan yang sangat besar, sebagaimana terdapat dalam hadits :

 عَنْ أَبِي هُرَيرة قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "تَقيء الْأَرْضُ أَفْلَاذَ كَبِدِهَا أَمْثَالَ الْأُسْطُوَانِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ، فَيَجِيءُ الْقَاتِلُ فَيَقُولُ: فِي هَذَا قَتَلْتُ، وَيَجِيءُ الْقَاطِعُ فَيَقُولُ: فِي هَذَا قَطَعتُ رَحِمِي، وَيَجِيءُ السَّارِقُ فَيَقُولُ: فِي هَذَا قُطِعت يَدِي، ثُمَّ يَدَعُونه فَلَا يَأْخُذُونَ مِنْهُ شَيْئًا"

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda : " Bumi mengeluarkan semua isi perutnya seperti bejana-bejana emas dan perak. Maka datanglah pembunuh, lalu ia mengatakan, "Karena inilah aku membunuh.” Dan datanglah orang yang memutuskan persaudaraan, lalu ia berkata, "Karena inilah aku memutuskan hubungan persaudaraan.” Dan datanglah pencuri, lalu berkata, "Karena inilah tanganku terpotong.” Kemudian mereka membiarkannya dan tidak mengambil sesuatu pun darinya ". ( HR. Muslim ) 

Allah Ta’ala berfirman : 

وَقَالَ الْإِنْسَانُ مَا لَهَا

"Dan manusia bertanya, “Mengapa bumi (menjadi begini) ?”

Yaitu setiap manusia merasa sangat terkejut dan panik menyaksikan dahsyat nya gempa yang memporak-porandakan bumi seolah-olah bumi berganti dengan bumi yang lainnya dan dimuntahkan nya seluruh isi bumi sertagunung-gunung yang berhamburan terbang ibarat kapas yang sangat ringan.

Al-Imam Al-Hafiz Ibnu Katsir rahimahullah berkata : " Maksud ayat ini adalah bahwasannya orang-orang menjadi heran dengan keadaan ini, dikarenakan kondisi bumi sebelumnya dalam keadaan tidak bergerak, tenang, dan kokoh, dan mereka tinggal dengan tenang di atas permukaannya. Namun secara tiba-tiba keadaan bumi menjadi berubah, saat itu bumi bergerak dan mengalami gempa yang maha dahsyat. Telah datang perintah Allah Ta'ala yang telah ditakdirkan untuk nya agar  berguncang dengan hebatnya, yang berupa gempa yang dahsyat yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kemudian bumi mengeluarkan semua orang-orang pertama hingga terakhir yang mati  terkubur yang  terkandung di dalam perutnya. Saat itulah manusia merasa heran dengan keadaan bumi, karena bumi telah diganti dengan bumi yang lain, begitu pula langitnya; lalu mereka digiring untuk menghadap kepada Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa ".

Allah Ta'ala berfirman : 

يَوْمَ تُبَدَّلُ ٱلْأَرْضُ غَيْرَ ٱلْأَرْضِ وَٱلسَّمَٰوَٰتُ ۖ وَبَرَزُوا۟ لِلَّهِ ٱلْوَٰحِدِ ٱلْقَهَّارِ ﴿٤٨﴾ 

"(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit, dan meraka semuanya (di padang Mahsyar) berkumpul menghadap ke hadirat Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa." ( Q.S. Ibrahim : 48 )

Allah Ta'ala berfirman : 

وَنُفِخَ فِى ٱلصُّورِ فَإِذَا هُم مِّنَ ٱلْأَجْدَاثِ إِلَىٰ رَبِّهِمْ يَنسِلُونَ ﴿٥١﴾  
قَالُوا۟ يَٰوَيْلَنَا مَنۢ بَعَثَنَا مِن مَّرْقَدِنَا ۜ ۗ هَٰذَا مَا وَعَدَ ٱلرَّحْمَٰنُ وَصَدَقَ ٱلْمُرْسَلُونَ ﴿٥٢﴾ إِن كَانَتْ إِلَّا صَيْحَةً وَٰحِدَةً فَإِذَا هُمْ جَمِيعٌ لَّدَيْنَا مُحْضَرُونَ ﴿٥٣﴾ فَٱلْيَوْمَ لَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْـًٔا وَلَا تُجْزَوْنَ إِلَّا مَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ ﴿٥٤﴾

"Dan ditiuplah sangkalala, maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka."
"Mereka berkata: "Aduhai celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat-tidur kami (kubur)?". Inilah yang dijanjikan (Tuhan) Yang Maha Pemurah dan benarlah Rasul-rasul(Nya)."
"Tidaklah teriakan itu selain sekali teriakan saja, maka tiba-tiba mereka semua dikumpulkan kepada Kami."

"Maka pada hari itu seseorang tidak akan dirugikan sedikitpun dan kamu tidak dibalasi, kecuali dengan apa yang telah kamu kerjakan." (Q.S. Yasiin : 51-54)

 Allah Ta'ala berfirman : 

يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ أَخْبَارَهَا

" Pada hari itu bumi menceritakan beritanya ".

Al-Imam Al-Hafiz Ibnu Katsir rahimahullah berkata : "Yaitu menceritakan tentang semua apa yang telah diperbuat oleh orang-orang yang menghuni permukaannya".

 عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَرَأَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَذِهِ الْآيَةَ: {يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ أَخْبَارَهَا} قَالَ: "أَتَدْرُونَ مَا أَخْبَارُهَا؟ ". قَالُوا: اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ. قَالَ: "فَإِنَّ أَخْبَارَهَا أَنَّ تَشْهَدَ عَلَى كُلِّ عَبْدٍ وَأَمَةٍ بِمَا عَمِل عَلَى ظَهْرِهَا، أَنْ تَقُولَ: عَمِلَ كَذَا وَكَذَا، يَوْمَ كَذَا وَكَذَا، فَهَذِهِ أَخْبَارُهَا"

Diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah radiyallahu anhu berkata, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam  membaca ayat : "Pada hari itu bumi menceritakan beritanya". Lalu Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam  bertanya : "Tahukah kamu apakah yang dimaksud dengan beritanya?" Mereka menjawab: "Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui." Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda : "Sesungguhnya berita bumi ialah bila ia mengemukakan persaksian terhadap setiap hamba laki-laki dan perempuan tentang apa yang telah dikerjakannya di atas permukaannya. Bumi mengatakan bahwa Fulan telah mengerjakan ini dan itu di hari ini dan ini. Demikianlah yang dimaksud dengan beritanya". (HR. Ahmad dan At-Tirmidzi)

 أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "تَحَفَّظُوا مِنَ الْأَرْضِ، فَإِنَّهَا أُمُّكُمْ، وَإِنَّهُ لَيْسَ مِنْ أَحَدٍ عَامِلٌ عَلَيْهَا خَيْرًا أَوْ شَرًّا، إِلَّا وَهِيَ مُخبرة"

Diriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda : "Hati-hatilah kalian terhadap bumi, karena sesungguhnya bumi adalah ibu kalian, dan sesungguhnya tiada seorang manusia pun yang melakukan suatu perbuatan di atasnya, apakah amal baik atau amal jahat, melainkan ia pasti akan menceritakannya". ( HR. At-Thobrony, dan Al-Imam Al-Hafiz Al-Haitsamy : Didalam perowi hadist ini terdapat Ibnu Lahiah dan ia lemah) 

Al-Imam Al-Alusy rahimahumullah berkata : " Pada hari itu menceritakan berita-beritanya, yaitu bumi, dan maksud dari " hari itu ", adalah yaitu hari kiamat yang terjadi gempa maha dahsyat dan bumi memutahkan segala isinya dan para manusia yang kafir terkejut bertanya-tanya apa yang terjadi saat itu, dikarenakan bumi menjadi hidup hakiki yang mampu berbicara dan bersaksi atas amal perbuatan manusia dari ketaatan dan kemaksiatan, sebagaimana yang diterangkan oleh sahabat mulia Ibnu Mas’ud radhiyallahu anhu dan Al-Imam Ats-Tsauri rahimahullah ".

Allah Ta'ala berfirman : 

يَوْمَئِذٍ يَصْدُرُ النَّاسُ أَشْتَاتًا لِيُرَوْا أَعْمَالَهُمْ 

Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka balasan perbuatan mereka.

Al-Imam Al-Alusy rahimahumullah berkata : " Yaitu pada hari bangkit nya para manusia dari kubur mereka menuju tempat hisab yaitu padang mahsyar dalam bentuk keadaan yang beragam sesuai derajat iman mereka, ada yang bermuka bersinar dengan keadaan yang tenang dan ada pula yang berwajah hitam dalam keadaan ketakutan, dan ada yang berkendara, ada pula yang berjalan bahkan ada yang terborgol, ada yang bahagia bahkan sangat bahagia dan ada pula yang sengsara bahkan sangat sengsara, orang-orang yang beriman dalam satu kelompok dan orang-orang yang kafir dalam kelompok lainnya, dan diperlihatkan balasan-balasan amal mereka yang baik maupun buruk ".

Al-Imam Al-Qurthuby rahimahullah berkata : " Yaitu para manusia berkelompok di sebelah kanan arah surga dan kelompok di sebelah kiri arah neraka sebagaimana firman Allah Ta'ala : 

وَيَوْمَ تَقُومُ ٱلسَّاعَةُ يَوْمَئِذٍ يَتَفَرَّقُونَ ﴿١٤﴾

"Dan pada hari terjadinya kiamat, di hari itu mereka (manusia) bergolong-golongan." (Q.S. Ar-Ruum :14)

Allah Ta'ala berfirman : 

فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ ٱلْقَيِّمِ مِن قَبْلِ أَن يَأْتِىَ يَوْمٌ لَّا مَرَدَّ لَهُۥ مِنَ ٱللَّهِ ۖ يَوْمَئِذٍ يَصَّدَّعُونَ ﴿٤٣﴾

"Oleh karena itu, hadapkanlah wajahmu kepada agama yang lurus (Islam) sebelum datang dari Allah suatu hari yang tidak dapat ditolak (kedatangannya): pada hari itu mereka terpisah-pisah." (Q.S. Ar-Ruum :43)

Allah Ta’ala berfirman : 

 فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ   وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ

"Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya".
"Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula".

 Al-Imam Al-Qurthuby rahimahullah berkata : " Didalam ayat ini sahabat mulia Ibnu Abbas radhiyallohu anhuma menafsirkan : " Orang-orang kafir jika mereka beramal kebaikan walaupun sekecil biji sawi, maka ia akan melihat balasannya ketika di dunia dan tidak mendapatkan pahala (balasan) di akhirat  (karena mereka tidak beriman tentang kehidupan akhirat), dan barangsiapa jika orang-orang kafir tersebut berbuat keburukan walaupun sekecil biji sawi, maka ia akan mendapat siksa di akhirat bersama dosa syirik mereka. 

Dan orang-orang yang beriman jika berbuat keburukan walaupun seberat dzarroh atau sekecil biji sawi, maka ia akan melihat balasannya di dunia dan tidak di siksa ketika di akhirat jika ia mati, dan bisa jadi dosa nya diampuni, dan jika orang-orang yang beriman berbuat kebajikan walaupun seberat dzarroh atau sekecil biji sawi, maka kebaikan nya diterima dan dilipat gandakan di akhirat ".

Dan para ahli bahasa mengatakan : " Arti dari dzarroh adalah  jika seseorang menyentuhkan telapak tangan nya ke tanah kemudian ia mengangkat kembali telapak tangan tersebut, maka apa yang tersisa dari tanah yang menempel telapak tersebut adalah dzarroh ".

Al-Imam Muhammad ibnu Ka'ab Al-Qurodziy rahimahullah berkata : " Barangsiapa yang beramal walaupun sekecil dzarroh kebaikan dari orang-orang yang kafir, maka ia akan melihat balasannya ketika didunia, yang kembali kepada dirinya atau hartanya atau keluarga nya atau anak-anak nya, hingga ia keluar dari dunia dan ia tidak memiliki disisi Allah balasan kebaikan. 

Dan barangsiapa yang mengerjakan keburukan dari orang-orang yang beriman, maka ia akan mendapat hukumannya di dunia, menimpa dirinya, hartanya, anak nya dan keluarganya, hingga ia keluar dari dunia dalam keadaan tidak lagi memiliki dosa keburukan ".

Diriwayatkan oleh sahabat Anas radhiyallahu anhu, bahwasanya ayat ini turun kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan Abu Bakar sedang makan kemudian berhenti seraya berkata : "Wahai Rasulullah, apakah kita akan diperlihatkan tentang amal kebaikan dan keburukan yang telah kita lakukan?, Kemudian Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda : " Apa yang kalian jumpai dari sesuatu yang tidak menyenangkan, maka itu merupakan balasan dari amalan keburukan dan akan disimpan pahala kebajikan sekecil apapun hingga diberikan ketika hari kiamat ". ( HR. At-Thobrony dengan sanad yang lemah )

Al-Imam Al-Alusy rahimahullah berkata:" Kalimat : " Barangsiapa " dalam ayat diatas secara dhohir umum berlaku kepada setiap mukmin dan kafir, dan menetapkan bagi orang-orang kafir mendapatkan balasan kebaikan di akhirat, sedangkan hakikat nya amalan mereka gugur tidak berbekas. 

Sebagaimana firman Allah Ta'ala : 

وَقَدِمْنَآ إِلَىٰ مَا عَمِلُوا۟ مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَٰهُ هَبَآءً مَّنثُورًا ﴿٢٣﴾

"Dan kami datangkan segala amal yang mereka (orang-orang yang kafir)  kerjakan, lalu kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan."
(Q.S. Al-Furqon :23)

Allah Ta'ala berfirman : 

مَن كَانَ يُرِيدُ ٱلْحَيَوٰةَ ٱلدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَٰلَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ ﴿١٥﴾  أُو۟لَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِى ٱلاخِرَةِ إِلَّا ٱلنَّارُ ۖ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا۟ فِيهَا وَبَٰطِلٌ مَّا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ ﴿١٦﴾

"Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan."
"Itulah orang-orang (yang kafir) yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan." (Q.S.  Huud :15-16)

Allah Ta'ala berfirman : 

مَّثَلُ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ بِرَبِّهِمْ ۖ أَعْمَٰلُهُمْ كَرَمَادٍ ٱشْتَدَّتْ بِهِ ٱلرِّيحُ فِى يَوْمٍ عَاصِفٍ ۖ لَّا يَقْدِرُونَ مِمَّا كَسَبُوا۟ عَلَىٰ شَىْءٍ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ ٱلضَّلَٰلُ ٱلْبَعِيدُ ﴿١٨﴾

"Orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, amalan-amalan mereka adalah seperti abu yang ditiup angin dengan keras pada suatu hari yang berangin kencang. Mereka tidak dapat mengambil manfaat sedikitpun dari apa yang telah mereka usahakan (di dunia). Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh." (Q.S. Ibrahim :18)

Al-Imam Muhammad Jamaluddin Al-Qo'simiy rahimahullah berkata : berkata Al-Imam : " Sesungguhnya barangsiapa yang beramal kebajikan sekecil apapun maka ia pasti akan mendapatkan balasannya, tidak ada perbedaan antara mukmin dan kafir, namun pada akhirnya, bahwasannya kebaikan - kebaikan  orang kafir yang menentang (Allah Ta'ala) tidak bisa membawa manfaat  lagi menyelamatkan diri dari adzab kekufuran, dikarenakan mereka kekal didalam kebinasaan siksa neraka. 

Sebagaimana banyak dijumpai ayat - ayat yang menerangkan tentang tidak berbekas nya amalan mereka dan tidak mememberikan manfaat, dalam kata lain seluruh amal kebaikan mereka tidak berimbang dengan adzab dosa kekufuran, jikalau sekiranya mereka mendapatkan keringanan adzab atas sebagian dosa yang mereka lakukan, namun adzab dari dosa kekufuran tidak akan mendapat keringanan sedikit pun".

Allah Ta'ala berfirman : 

وَنَضَعُ ٱلْمَوَٰزِينَ ٱلْقِسْطَ لِيَوْمِ ٱلْقِيَٰمَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْـًٔا ۖ وَإِن كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا ۗ وَكَفَىٰ بِنَا حَٰسِبِينَ ﴿٤٧﴾

"Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan."
(Q.S. Al-Anbiya : 47)

Didalam dua ayat ini terkandung targib atau penyemangat melakukan kebajikan sedikit ataupun banyak dan demikian pula terkandung tahdzir atau peringatan dari melakukan keburukan sekecil apapun atau sebesar apapun.

Diriwayatkan oleh Al-Imam Abdurrozak rahimahullah bahwasannya Sahabat Ibnu Mas’ud radhiyallahu anhu berkata : "  Ayat ini merupakan ayat yang paling ahkam (menegakkan keadilan) didalam ayat - ayat Al-Qur'an ".

Diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhary dari Sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menamakan ayat ini dengan ayat al-ja'miah al-fa'dzah  (Yang meliput segala kebaikan Yang membawa manfaat)

Sebab turunnya ayat ini sebagaimana yang diriwayatkan oleh Al-Imam Ibnu Abi Ha'tim rahimahullah dari Sahabat Said ibnu Jubair radhiyallahu anhuma, tatkala turun ayat : 

وَيُطْعِمُونَ ٱلطَّعَامَ عَلَىٰ حُبِّهِۦ مِسْكِينًا وَيَتِيمًا وَأَسِيرًا ﴿٨﴾

"Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan."
(Q.S. Al - Insan  :8)

Dahulu kaum muslimin tidak saling berbagi pada sesuatu yang sedikit dan sederhana, karena mereka beranggapan bahwa pahala didapatkan jika memberi sesuatu yang banyak lagi mereka sukai. Sehingga suatu hari datang seorang miskin mendatangi rumah mereka meminta sebutir kurma atau sesuap makan namun mereka menolak memberikan nya seraya berkata : Ini sangat sederhana dan tidak berarti, jika kami memberi sesuatu, pasti memberikan sesuatu yang berharga lagi layak dan yang kami senangi agar kami mendapatkan pahala.

Dan lainnya memiliki kebiasaan menganggap remeh suatu dosa seperti ucapan kebohongan yang sederhana atau ucapan gibah dan semisalnya, dan meyakini bahwa dosa yang mendatangkan siksa adalah dosa-dosa besar saja. Hingga diturunkan ayat ini sebagai pendorong melakukan Kebaikan sederhana walaupun sekecil apapun dan peringatan agar menjauhi keburukan sekecil mungkin karena hakikat nya mereka akan mendapatkan balasan nya.

Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda :

  اِتَّقُوْا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ، فَمَنْ لَمْ يَجِدْ فَبِكَلِمَة طيبة 

“Berlindunglah kalian dari api neraka walaupun dengan separuh kurma. Barangsiapa tidak memilikinya maka hendaklah dengan kata-kata yang baik” ( HR. Al-Bukhari dan Muslim ) 

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam  bersabda :

مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلاَّ سَيُكَلِّمُهُ رَبُّهُ لَيْسَ بَيْنَهُ وَبَيْنَهُ تُرْجُمَانُ. فَيَنْظُرُ أَيْمَنَ مِنْهُ فَلَا يَرَى إِلَّا مَا قَدَّمَ، وَيَنْظُرُ أَشْأَمَ مِنْهُ فَلَا يَرَى إِلَّا مَا قَدَّمَ،  وَيَنْظُرُ بَيْنَ يَدَيْهِ فَلَا يَرَى إِلاَّ النَّارَ تِلْقَاءَ وَجْهِهِ، فَاتَّقُوْا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ، فَمَنْ لَمْ يَجِدْ فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ

“Setiap kalian pasti akan diajak bicara oleh Allah Ta'ala di akhirat kelak, dimana tidak ada penterjemah antara dia dengan Allah Ta'ala . Lalu dia melihat ke sebelah kanannya, dan yang terlihat hanyalah apa yang telah dikerjakannya dahulu di dunia. Dia pun melihat ke sebelah kiri, dan yang terlihat hanyalah apa yang telah dikerjakannya dahulu di dunia. Lalu dia melihat ke depan, dan yang ia lihat hanya ada neraka di hadapannya. Karena itu, berlindunglah kalian dari api neraka walaupun dengan separuh kurma, barang siapa yang tidak mampu  maka hendaklah berucap dengan kata-kata yang baik”. ( HR. Al-Bukhari dan Muslim )