Keutamaan Qiyamullail (Salat Malam)
Segala puji bagi Allah yang kemuliaan-Nya terukir pada semua makhluk-Nya dengan tanda-tanda keberadaan-Nya. Dia menyempurnakan ciptaan-Nya dengan keindahan dan menghiasi mereka dengan kebijaksanaan-Nya. Setiap mata yang melihat-Nya akan terpukau, dan akal akan terhenti memahami kebesaran-Nya. Tidak ada yang dapat meliputi esensi-Nya dan sifat-sifat-Nya, sehingga akal orang-orang yang beriman pun lemah untuk menyelami rahasia-Nya. Eksistensi-Nya nyata, tetapi akal tidak bisa sepenuhnya memahami-Nya.
Itu semua karena Dia adalah Tuhan yang Mahatinggi dari kebohongan orang-orang yang sesat, dan Mahasuci dari anggapan orang-orang yang menutup hati. Dia telah mengancam mereka yang menentang perintah-Nya dengan azab yang pedih dan siksa yang berat.
Dia adalah Raja Yang Mahaagung, Penguasa yang memiliki kerajaan dan kekuasaan mutlak. Dia memiliki kebesaran dan keperkasaan, serta keabadian yang tak pernah berakhir. Dia tidak binasa dan tidak berubah, serta tetap dalam kemuliaan yang tiada tara.
Dia adalah Yang Maha Perkasa, yang menundukkan orang-orang yang sombong, serta Maha Pengasih yang menghancurkan kezaliman dengan kasih sayang-Nya. Dia menyempurnakan ciptaan-Nya dengan kebijaksanaan, mengalahkan orang-orang yang menentang-Nya dengan keadilan-Nya, dan memberikan petunjuk kepada mereka yang berusaha memahami hakikat Ilahi. Cahaya-Nya tidak bisa digapai oleh makhluk, dan kebesaran-Nya tidak dapat diselami oleh akal yang lemah. Dia adalah tempat tujuan bagi hati yang ingin meraih ilmu dan kebahagiaan hakiki.
Wahai jiwa yang rindu, bersiaplah untuk meraih kasih sayang-Nya dengan mendekatkan diri kepada-Nya. Bangunlah di malam hari untuk berbicara dengan-Nya dan bermunajat dalam kesunyian. Bukankah itu cukup bagi orang-orang yang merindukan-Nya? Beribadahlah dengan penuh kecintaan dan bersujud di hadapan-Nya dalam keheningan malam, hingga engkau benar-benar dekat dengan-Nya.
Wahai hamba yang lalai, bermunajatlah kepada-Nya dengan kerendahan hati, berbicaralah kepada-Nya dengan penuh kelembutan. Janganlah engkau termasuk golongan orang-orang munafik yang berpaling, atau mereka yang acuh tak acuh terhadap-Nya. Dekatkanlah dirimu kepada-Nya dengan cinta, dan bersimpuhlah di hadapan-Nya dengan penuh harapan.
Tuhanmu akan menolongmu jika engkau taat kepada-Nya, dan Dia akan melindungimu jika engkau berlindung kepada-Nya. Jika engkau memanggil-Nya, Dia akan menjawabmu, dan jika engkau bersabar dalam beribadah kepada-Nya serta mencari keridhaan-Nya, maka Dia akan menempatkanmu bersama hamba-hamba pilihan-Nya.
Allah membagi manusia dalam ciptaan-Nya: di antara mereka ada yang kafir dan ada yang beriman, ada yang taat dan ada yang durhaka, ada yang mendapatkan anugerah istimewa dari-Nya karena mencintai-Nya.
Allah berfirman: "Dan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal." (Al-A‘la: 17).
Dia memberikan pahala yang besar bagi orang-orang yang mencari keridhaan-Nya dan menyediakan bagi mereka balasan yang tiada terhingga.
Aku memuji dan bersyukur kepada Allah atas nikmat-Nya yang tidak dapat dihitung secara keseluruhan maupun secara rinci. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dia senantiasa ada tanpa pernah lenyap, dan kuasa atas segala sesuatu. Aku juga bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, kekasih dan utusan-Nya, yang paling mulia di antara para pendahulu dan yang terakhir. Beliau adalah rahmat bagi seluruh alam. Semoga Allah senantiasa mencurahkan rahmat dan keselamatan kepada beliau, keluarganya, serta para sahabatnya.
Allah Ta'ala berfirman:
"Lambung mereka jauh dari tempat tidur mereka; mereka berdoa kepada Tuhan mereka dengan rasa takut dan harap, serta mereka menginfakkan rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Maka tidak ada seorang pun yang mengetahui apa yang disembunyikan bagi mereka berupa kebahagiaan sebagai balasan atas apa yang mereka lakukan." (QS. As-Sajdah: 16-17)
Allah juga berfirman:
"Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam." (QS. Adz-Dzariyat: 17)
Dan Allah berfirman:
"Dan di sebagian malam, maka bertahajudlah dengannya sebagai ibadah tambahan bagimu; semoga Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji." (QS. Al-Isra': 79)
Ini adalah pujian dari Allah Ta’ala kepada orang-orang yang bangun malam, serta dorongan untuk mendirikan shalat malam untuk berzikir, berdoa, memohon ampun, dan bermunajat kepada-Nya. Ini adalah pujian yang paling indah bagi mereka dan peringatan agar manusia tidak kehilangan pahala besar dari bangun malam ini.
Rasulullah ﷺ bersabda kepada Mu'adz bin Jabal:
"Shalat seorang hamba di sebagian malam dapat menghapus dosa-dosa." Kemudian beliau membaca ayat: "Lambung mereka jauh dari tempat tidur mereka..."
Diriwayatkan bahwa orang-orang yang bertahajud akan masuk surga tanpa hisab.
Dari Asma' binti Yazid, dari Nabi ﷺ, beliau bersabda:
"Apabila Allah mengumpulkan orang-orang terdahulu dan yang kemudian pada hari kiamat, maka seorang penyeru akan datang dengan suara yang terdengar oleh semua makhluk: ‘Akan mengetahui orang-orang yang pertama kali mendapatkan kemuliaan!’ Kemudian penyeru itu kembali memanggil: ‘Di manakah orang-orang yang dahulu tidak disibukkan oleh perniagaan dan jual beli dari mengingat Allah?’ Maka mereka pun bangkit, dan jumlah mereka sedikit. Kemudian penyeru itu kembali memanggil: ‘Di manakah orang-orang yang senantiasa memuji Allah dalam keadaan senang maupun susah?’ Maka mereka pun bangkit, dan jumlah mereka sedikit. Setelah itu, manusia lainnya dihisab."
Hadis ini diriwayatkan oleh Ibn Abi al-Dunya.
Al-Bayhaqi juga meriwayatkan hadis serupa dari Abu Nu'aim bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
"Manusia akan dikumpulkan di satu tanah lapang pada hari kiamat, lalu seorang penyeru menyeru: ‘Di manakah orang-orang yang lambungnya jauh dari tempat tidur mereka (yaitu orang-orang yang bertahajud)?’ Maka mereka pun bangkit, dan jumlah mereka sedikit. Kemudian mereka masuk surga tanpa hisab."
Dari Aisyah radhiyallahuanha, beliau berkata:
"Dahulu Rasulullah ﷺ bangun di malam hari untuk salat hingga kakinya bengkak. Maka aku berkata kepada beliau: ‘Mengapa engkau melakukan ini, padahal Allah telah mengampuni dosa-dosamu yang telah lalu dan yang akan datang?’ Maka beliau menjawab: ‘Tidakkah aku ingin menjadi hamba yang bersyukur?’”
(Hadis ini disepakati oleh Al Bukhari dan Muslim).
Dari Abu Ubaidah berkata: Abdullah berkata: "Sesungguhnya hal ini tertulis dalam Taurat:
'Sungguh Allah telah menyiapkan bagi orang-orang yang menjauhi tempat tidur mereka dari tempat peraduan mereka sesuatu yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga, dan tidak pernah terlintas di hati manusia. Tidak ada malaikat yang dekat mengetahuinya, dan tidak ada nabi yang diutus mengetahuinya.' Dia berkata: 'Maka tak seorang pun mengetahui apa yang disembunyikan bagi mereka sebagai penyejuk mata mereka.'" Hadis ini disahihkan oleh Al-Hakim.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas dari Nabi ﷺ, beliau bersabda: "Barang siapa bermalam dalam keadaan suci dari hadas kecil, dalam keadaan berzikir kepada Allah, lalu ia bangun dan berdoa kepada Allah, maka matanya akan dikelilingi oleh para bidadari hingga pagi hari."
Ibnu Majah meriwayatkan dari Jabir bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: "Barang siapa yang memperbanyak shalat di malam hari, maka wajahnya akan tampak indah di siang hari."
Qabisah bin Uqbah berkata: "Aku melihat Sufyan Ats-Tsauri dalam mimpi setelah wafatnya, lalu aku bertanya kepadanya: 'Apa yang Allah lakukan kepadamu?' Maka dia menjawab:
"Aku memandang kepada Tuhanku secara langsung, lalu Dia berkata kepadaku:
'Sungguh, engkau dahulu adalah seorang yang tekun berdiri (salat) ketika malam telah gelap.
Maka sekarang Aku ampuni dosamu, pilihlah istana mana saja yang engkau inginkan.'
Berbahagialah dengan keridaan-Ku terhadapmu, wahai Ibnu Sa‘id,
dengan jubah kehormatan yang dihiasi dan hati yang penuh cinta.
Bebanmu telah Aku angkat, maka kini ia tidak lagi membebanimu dari kejauhan."
Nabi ﷺ selalu menjaga kebiasaan dalam shalat malam, dan beliau tidak pernah meninggalkannya, baik dalam keadaan mukim maupun safar.
Beliau memiliki empat puluh rakaat yang selalu beliau jaga, baik di malam maupun siang hari, dan beliau tidak pernah meninggalkannya.
Kadang-kadang beliau menambah sesuai kehendak Allah.
Beliau mendirikan tujuh belas rakaat shalat fardhu, sebelas rakaat shalat malam secara terus-menerus,
Sepuluh rakaat shalat sunnah rawatib, atau terkadang beliau menjadikannya dua belas rakaat.
Selain itu, beliau juga melakukan shalat dhuha, tahiyatul masjid, dan sejenisnya.
Oleh karena itu, seorang hamba hendaknya selalu menjaga wirid ibadah ini hingga wafat.
Sebab, semakin cepat seseorang merespon panggilan dan segera membuka pintu bagi jiwanya untuk beribadah,
maka setiap hari dan malamnya ia akan mendapatkan empat puluh rakaat.
Ketika Nabi ﷺ memasuki sepuluh malam terakhir bulan Ramadan, beliau membangunkan keluarganya dan mengencangkan ikat pinggangnya,
artinya beliau bersungguh-sungguh dalam ibadah lebih dari biasanya.
Penjelasan yang lebih tepat adalah bahwa beliau menjauhi istri-istrinya dan tidak mendekati mereka sampai berakhirnya Ramadan.
Dalam hadits Anas disebutkan: "Beliau menggulung tempat tidurnya dan menjauhi wanita."
Dan Nabi ﷺ sering melakukan i'tikaf pada sepuluh hari terakhir (Ramadhan).
Orang yang beri'tikaf dilarang mendekati wanita dengan sentuhan atau hubungan (suami istri). Allah Ta’ala berfirman:
"Dan janganlah kamu campuri mereka sedang kamu beri'tikaf dalam masjid" (Al-Baqarah: 187).
Namun, beliau ﷺ tetap mendatangi keluarganya di awal sepuluh hari pertama, kemudian menjauhi mereka dan fokus mencari malam Lailatul Qadr di sepuluh hari terakhir.
Beliau biasa mengetuk pintu rumah Fatimah dan Ali serta berkata kepada mereka: "Tidakkah kalian bangun untuk shalat?"
Beliau juga membangunkan Aisyah pada malam hari jika telah selesai dari tahajudnya dan ingin membangunkannya.
Dianjurkan agar pasangan suami istri saling membangunkan untuk shalat. Jika salah satu enggan bangun, dianjurkan untuk memercikkan air ke wajahnya.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata: Rasulullah (ﷺ) bersabda:
"Semoga Allah merahmati seorang laki-laki yang bangun malam lalu salat, kemudian membangunkan istrinya. Jika istrinya enggan, ia memercikkan air ke wajahnya. Dan semoga Allah merahmati seorang wanita yang bangun malam lalu salat, kemudian membangunkan suaminya. Jika suaminya enggan, ia memercikkan air ke wajahnya."
(Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan selainnya).
Dalam riwayat lain dari Nabi (ﷺ):
"Jika seorang laki-laki membangunkan keluarganya di malam hari lalu mereka salat dua rakaat bersama, maka mereka akan dicatat sebagai orang-orang yang banyak berdzikir kepada Allah."
Allah Ta'ala berfirman: "Dan bertolong-tolonganlah dalam kebaikan dan ketakwaan."
Nabi (ﷺ) juga bersabda: "Orang-orang yang mulia di antara umatku adalah para penghafal Al-Qur'an."
Dalam kitab "Al-Muwatta’" disebutkan bahwa Umar bin Khattab radhiyallahu anhu selalu salat malam selama yang Allah kehendaki. Ketika telah mencapai pertengahan malam, ia membangunkan keluarganya untuk salat dan berkata kepada mereka: "Shalat! Shalat!"
Lalu ia membaca ayat ini:
"Dan perintahkanlah keluargamu untuk salat, dan bersabarlah dalam mengerjakannya."
Ada seorang wanita yang sangat mencintai Abu Muhammad. Suatu malam ia berkata kepadanya, "Malam telah berlalu, perjalanan kita masih jauh, perbekalan kita sedikit, dan orang-orang saleh telah melangkah lebih dulu. Sementara kita masih tertinggal."
Wahai orang yang tidur di malam hari, sampai kapan kau akan tidur?
Ambillah dari malam dan waktu-waktunya (yakni manfaatkanlah waktu malam).
Barang siapa tidur hingga malam berlalu begitu saja,
Dia tidak akan mendapatkan rumah (tempat tujuan) meskipun bersungguh-sungguh.
Bangunlah, wahai kekasihku, telah dekat waktu yang dijanjikan,
Ambillah minuman jika kantuk telah lenyap.
Sungguh, hanya sekejap pandangan (di akhirat) adalah janji bagi kalian.
Fasal;
Allah Ta’ala berfirman:
"Sesungguhnya orang-orang yang berbuat baik akan mendapat kenikmatan, mereka melihat (wajah) Tuhan mereka." (Al-Mutaffifin: 22-23)
Muslim dan lainnya meriwayatkan dari Shuhaib, dari Nabi ﷺ bahwa beliau bersabda:
"Apabila penghuni surga telah masuk ke dalamnya, Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman: ‘Apakah kalian menginginkan sesuatu tambahan?’ Mereka menjawab: ‘Bukankah Engkau telah memutihkan wajah kami? Bukankah Engkau telah memasukkan kami ke dalam surga dan menyelamatkan kami dari neraka?’ Kemudian Allah menyingkapkan hijab-Nya, maka mereka tidak diberikan sesuatu yang lebih mereka cintai daripada memandang Tuhan mereka."
Kemudian beliau membaca ayat:
"Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya." (Yunus: 26)
At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan lainnya meriwayatkan dari Abu Hurairah dengan sanad yang terpercaya, ia berkata:
"Sesungguhnya para sahabat bertanya, ‘Wahai Rasulullah! Apakah kita akan melihat Tuhan kita pada hari kiamat?’ Rasulullah ﷺ menjawab: ‘Apakah kalian merasa sulit melihat bulan di malam purnama?’ Mereka menjawab: ‘Tidak.’ Beliau bersabda: ‘Demikian pula kalian akan melihat Tuhan kalian."
Penghuni surga apabila mereka masuk ke dalamnya berdasarkan amal perbuatan mereka, mereka akan diberi izin pada hari Jumat untuk mengunjungi Allah. Mereka akan melihat-Nya di sebuah lembah di surga. Tempat itu akan dipenuhi oleh mimbar-mimbar dari cahaya, mutiara, yaqut, emas, dan perak. Orang yang paling rendah kedudukannya (di antara mereka) akan duduk di atas gundukan kesturi dan kafur. Mereka tidak akan melihat orang yang berada di tempat lebih tinggi sebagai orang yang lebih utama daripada mereka.
Abu Hurairah berkata: Aku berkata, "Wahai Rasulullah, apakah kita akan melihat Tuhan kita?" Beliau bersabda, "Ya." Aku bertanya, "Apakah kalian ragu dalam melihat matahari dan bulan saat malam purnama?" Kami menjawab, "Tidak." Beliau bersabda, "Begitu pula kalian tidak akan ragu dalam melihat Tuhan kalian."
Beliau melanjutkan, "Tidak ada seorang pun yang tinggal di majelis itu kecuali Allah akan berbicara dengannya secara langsung, hingga Dia berkata kepada seseorang, 'Wahai Fulan, ingatkah engkau ketika melakukan ini dan itu?' Ia akan mengakui sebagian kesalahannya di dunia, lalu berkata, 'Wahai Tuhanku, tidakkah Engkau mengampuniku?' Allah berfirman, 'Tentu, dengan ampunan-Ku engkau mencapai kedudukan ini.'"
Kemudian, Allah menampakkan kepada mereka kemuliaan-Nya, dan awan yang membawa wewangian akan menaungi mereka dengan aroma yang belum pernah mereka cium sebelumnya. Lalu Tuhan kita, Tabaraka wa Ta'ala, berfirman, "Bangkitlah menuju apa yang telah Aku persiapkan untuk kalian dari kemuliaan. Ambillah apa yang kalian inginkan."
Maka mereka pergi ke pasar yang telah dipenuhi oleh para malaikat, di mana terdapat sesuatu yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga, dan tidak pernah terlintas di dalam hati manusia. Mereka mengambilnya sesuai keinginan mereka, lalu kembali kepada keluarga mereka dalam keadaan dengan rupa yang lebih indah daripada sebelumnya.
Maka keluarga mereka berkata, "Demi Allah, kalian kembali dalam keadaan lebih tampan dan bercahaya." Mereka menjawab, "Itu karena kami telah bertemu dengan Tuhan kami yang Maha Mulia. Dan di pasar itu, para penghuni surga saling bertemu satu sama lain. Maka datanglah seseorang yang memiliki kedudukan tinggi dan bertemu dengan yang lebih rendah darinya. Namun, tidak ada di antara mereka sesuatu yang hina—melainkan hanya kemuliaan—karena tidak ada yang melihat dirinya lebih baik dari orang lain. Mereka tidak berhenti dari percakapan mereka sampai mereka melihat pakaian yang paling indah dikenakan kepadanya. Dan hal itu agar tidak ada yang merasa sedih di dalamnya (surga). Kemudian kami kembali ke tempat tinggal kami, lalu istri-istri kami menyambut kami dengan bahagia dan berkata: "Sungguh, engkau telah bertambah keelokan dan keharuman setelah kepergianmu!"
Maka mereka menjawab: "Hari ini kami telah duduk bersama Tuhan Yang Maha Agung, maka Dia telah memberikan anugerah kepada diri kami dengan keadaan yang lebih baik daripada sebelumnya."
Wahai saudara-saudaraku! Betapa mulianya anugerah yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Pemurah, dan betapa agungnya pujian-Nya di dalam firman-Nya yang mulia!
Tidak ada kebahagiaan yang lebih besar selain diberikan kemuliaan dan pengagungan oleh-Nya, dan tidak ada kedekatan yang lebih utama daripada diutamakan dan didahulukan.
Dan tidak ada kemuliaan yang lebih besar dari pujian-Nya, sebagaimana firman-Nya:
"Sesungguhnya pahala (kebaikan) itu untuk orang-orang yang bertakwa di sisi Tuhan mereka."
Beramallah di dunia ini dengan ikhlas dan ketaatan, dan beruntunglah pada hari kiamat dengan meraih keuntungan dalam kebersamaan. Tinggalkan kelalaian dan kemalasan, serta jauhi kecerobohan dan ketidaksungguhan. Kenakan pakaian ketakwaan dan perbekalannya, serta biasakan diri untuk berjaga dan berjuang di dunia ini dengan kesungguhan dan ketabahan. Karena mereka akan bangga jika telah datang kepada mereka berbagai kehormatan.
"Sesungguhnya orang-orang yang berbakti akan berada dalam kenikmatan." (Al-Infitar: 13)
Beramallah di dunia dengan kesendirian dan khalwat (menyendiri dalam ibadah), serta bergantunglah kepada istikharah (memohon petunjuk Allah) dalam setiap keputusan. Berhati-hatilah dari hal-hal yang menjauhkan dan menghambat (dari jalan Allah), karena sesungguhnya mereka yang terpilih adalah orang-orang yang selalu dekat dengan kejujuran, kejernihan, dan kesabaran.
"Sesungguhnya orang-orang yang berbakti akan berada dalam kenikmatan." (Al-Infitar: 13)
Mereka terus-menerus berada di antara lapar dan begadang, dan hati mereka menjauhi kelalaian dan kesenangan berlebih. Mereka menutup pendengaran mereka dari perkataan sia-sia dan penglihatan mereka dari pandangan yang tidak baik. Mereka menjauhi segala sesuatu yang dilarang oleh Tuan mereka, dan mereka menjalankan segala yang diperintahkan. Mereka menerima ketentuan-Nya dengan pendengaran dan penglihatan mereka, serta menimbangnya dengan perkataan dan hati mereka. Mereka menyiapkan bekal yang dapat memperbaiki urusan mereka di waktu sahur.
Mereka menangis karena takut (kepada Allah), dan air mata mereka mengalir saat beribadah di keheningan malam, sementara ketenangan dan keteguhan tetap ada dalam hati mereka.
Istana mereka berada di surga yang tinggi, tempat tinggal mereka di istana yang megah. Mereka berada dalam pengampunan yang menyeluruh dan hidup dalam kenikmatan abadi. Pepohonan yang rindang menaungi mereka, dan buah-buahan dari berbagai jenis selalu tersedia untuk mereka. Lantai di bawah mereka terbuat dari kesturi yang harum, dan cahaya matahari tidak menyengat mereka, karena kesejukan dan kenyamanan melingkupi kehidupan mereka. Mereka memiliki kerajaan yang agung.
"Sungguh, orang-orang yang berbakti berada dalam kenikmatan yang besar." (Al-Mutaffifin: 22)
Di dunia, mereka bersungguh-sungguh dalam ibadah, mereka berjaga di malam hari untuk beribadah, dan mereka berpuasa di siang hari. Mereka memberi makan orang lain meskipun mereka sendiri membutuhkannya. Mereka berlomba-lomba dalam amal yang diridai Tuhan mereka, dan mereka berusaha sekuat tenaga untuk memperoleh pahala yang besar.
Wajah mereka tampak elok, anak-anak kecil melayani mereka dengan penuh penghormatan, dan di antara mereka ada yang saling bersalaman dengan penuh kasih. Mereka dulu di dunia merasa takut kepada Allah, tetapi kini mereka berada di antara bidadari yang berdiam di kemah-kemah mutiara, duduk di atas singgasana emas dan perak, serta mengenakan pakaian sutra yang mewah.
Mereka adalah orang-orang yang Allah firmankan tentang mereka:
"Di atas dipan-dipan, mereka memandang." (Al-Mutaffifin: 23)
Mereka dahulu menanggung beban perjuangan dan kelelahan di dunia. Mereka bangun di malam hari dan berusaha keras dalam ibadah, meninggalkan kesenangan dunia karena mereka tahu bahwa dunia hanyalah sementara dan fana. Mereka menyucikan amal mereka dari segala noda riya dan keinginan duniawi, sehingga mereka layak mendapatkan tempat yang tinggi di surga.
Nikmat terbesar bagi mereka adalah ketika Allah menampakkan diri-Nya kepada mereka dan berkata: "Salam sejahtera bagi kalian, wahai para penghuni surga!" Maka mereka pun bersukacita dengan perjumpaan itu.
"Di atas dipan-dipan, mereka memandang." (Al-Mutaffifin: 23)
Sisi-sisi tubuh mereka menjauhi tempat tidur, dan air mata mengalir di pipi mereka. Mereka berada di antara berdiri, bersujud, dan rukuk. Maka beruntunglah mereka, dan Aku menyaksikan serta mendengar mereka. Lalu Aku memberi balasan kepada mereka, demi perjuangan mereka, dengan taman yang penuh kebahagiaan.
Hati-hati yang telah diobati oleh nasihat-nasihat Al-Qur’an. Wajah-wajah yang sering dicuci oleh air mata kesedihan. Wajah-wajah yang telah berubah oleh kobaran kegelisahan. Wajah-wajah yang mengungkapkan isi hati lebih dari kata-kata. Mereka memanfaatkan waktu dengan berjaga, menjaga zaman mereka, menyibukkan mata dengan tangisan, dan lisan dengan Al-Qur'an. Maka ketika engkau melihat mereka pada hari pembalasan, engkau akan melihat kemenangan yang besar.
Wajah-wajah mereka tidak pernah berpaling kepada selainku, mereka tidak meminta kepada selainku, dan hati mereka hanya bergantung kepadaku. Tangisan mereka bukan karena kehilangan sesuatu selain mengingatanku. Andaikan mata orang-orang lalai melihat apa yang telah Aku persiapkan untuk mereka, niscaya mereka akan bersaing dalam meraihnya dan berusaha mendapatkan keutamaan yang agung serta kerajaan yang besar.
Wahai orang yang lalai! Kaum itu telah memperoleh kemenangan, sementara engkau merugi. Mereka bergegas menuju kekasih mereka dengan segera, tetapi engkau lamban. Mereka berpegang teguh pada perintah dan menjauhi larangan, sementara engkau terlena oleh hawa nafsu. Dunia telah menipu dirimu, sehingga engkau tertipu. Sedangkan mereka telah mendapatkan kehormatan dan kebahagiaan, sehingga mereka kini berada dalam kenikmatan yang abadi.
Mereka bersuka cita di wajah mereka, dalam kenikmatan yang abadi. (QS. Al-Mutaffifin: 24)
Ya Allah, wahai Dzat yang Maha Pemurah dan Maha Mulia, wahai Dzat yang memiliki pemberian yang besar, wahai Dzat yang memiliki kebaikan yang abadi yang menyelimuti seluruh makhluk. Kami memohon kepada-Mu agar menjadikan kami termasuk golongan yang mendapatkan ridha-Mu, yang Engkau masukkan ke dalam surga-Mu dan Engkau jauhkan dari siksa neraka-Mu. Sesungguhnya Engkau adalah Dzat yang Maha Dermawan, Maha Pemurah, Maha Penyayang.
Ya Allah, rahmatilah kami pada hari kebangkitan para saksi, dan berilah kami keamanan dari ketakutan pada hari kiamat. Teguhkan kami dengan amalan-amalan yang membuat kami bahagia di tempat keabadian. Janganlah Engkau hinakan kami pada hari kiamat, sesungguhnya Engkau tidak pernah mengingkari janji.
Ya Allah, ampunilah kami, orang tua kami, dan seluruh kaum Muslimin, baik yang masih hidup maupun yang telah wafat, dengan rahmat-Mu, wahai Dzat yang Maha Penyayang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar