Ramadan, Bulan Doa
Diriwayatkan dalam Sunan dari An-Nu’man bin Basyir radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
"Doa adalah ibadah."
Kemudian beliau membaca firman Allah:
"Dan Tuhanmu berfirman: Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina." (QS. Ghafir: 60)
Doa adalah salah satu ibadah yang paling agung dan utama. Ia adalah hak Allah ﷻ yang tidak boleh diberikan kepada selain-Nya dalam keadaan apa pun. Doa memiliki kedudukan yang tinggi dalam agama karena ia mencerminkan ketundukan, kelemahan, dan kebutuhan seorang hamba kepada Allah. Semakin hadir dan khusyuk hati dalam ibadah, semakin baik dan sempurna ibadah tersebut. Dan doa adalah ibadah yang paling memungkinkan terwujudnya kondisi ini.
Doa juga menunjukkan ketergantungan seorang hamba kepada Allah serta kepercayaannya kepada-Nya dalam memperoleh kebaikan dan menolak keburukan. Banyak sekali dalil yang menunjukkan keutamaan doa.
Keistimewaan Doa di Bulan Ramadan
Bulan Ramadan memiliki keistimewaan khusus dalam hal doa. Rasulullah ﷺ bersabda:
"Ada tiga doa yang tidak akan ditolak: doa orang yang berpuasa, doa orang yang terzalimi, dan doa orang yang sedang bepergian." (HR. Thabrani dan Baihaqi)
Dalam hadis lain, beliau ﷺ bersabda:
"Tiga doa yang tidak akan tertolak: doa orang tua untuk anaknya, doa orang yang berpuasa, dan doa orang yang bepergian." (HR. Baihaqi)
Keistimewaan doa dalam bulan Ramadan juga terlihat dalam susunan ayat-ayat di dalam Al-Qur'an. Dalam Surat Al-Baqarah, Allah berfirman:
"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan doa orang yang berdoa apabila ia berdoa kepada-Ku. Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka memperoleh kebenaran." (QS. Al-Baqarah: 186)
Ayat ini berada di antara ayat-ayat tentang puasa. Sebelumnya Allah berfirman: "Bulan Ramadan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an", dan setelahnya Allah berfirman: "Dihalalkan bagi kalian pada malam puasa untuk bercampur dengan istri-istri kalian."
Penempatan ayat tentang doa di antara ayat-ayat puasa menunjukkan bahwa doa memiliki kedudukan istimewa di bulan Ramadan. Seorang hamba di bulan ini penuh harapan agar Allah membimbingnya dalam menjalankan ibadah dengan sempurna. Tidak ada jalan lain untuk mencapai itu kecuali dengan memohon kepada Allah melalui doa.
Selain itu, seorang Muslim banyak melakukan ibadah dan amal saleh di bulan ini dan berharap agar diterima oleh Allah. Tidak ada cara lain untuk memastikan penerimaan amal tersebut selain dengan berdoa dan merendahkan diri di hadapan-Nya. Seorang hamba juga mungkin telah melakukan dosa sebelum Ramadan atau melakukan kesalahan saat berpuasa. Dia ingin Allah mengampuninya, dan tidak ada jalan lain untuk itu selain doa.
Pentingnya Doa dalam Islam
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:
"Dasar dari segala kebaikan adalah mengetahui bahwa apa yang Allah kehendaki pasti terjadi, dan apa yang tidak Dia kehendaki tidak akan terjadi. Maka, jika seorang hamba yakin bahwa kebaikan berasal dari nikmat Allah, ia akan bersyukur kepada-Nya dan berdoa agar nikmat tersebut terus berlanjut. Jika dia yakin bahwa keburukan adalah akibat dari kehinaan dan hukuman dari Allah, dia akan bersungguh-sungguh memohon perlindungan kepada-Nya. Para ulama sepakat bahwa segala kebaikan bersumber dari taufik Allah, dan segala keburukan bersumber dari kelemahan dan kehinaan hamba itu sendiri. Maka kunci taufik adalah doa, perasaan butuh kepada Allah, serta ketulusan dalam berharap dan takut kepada-Nya." (Al-Fawaid, 127-128)
Doa memiliki kedudukan yang sangat tinggi dalam Islam. Ia adalah ibadah yang paling agung, ketaatan yang paling utama, dan pendekatan diri yang paling bermanfaat. Oleh karena itu, banyak ayat dan hadis yang menjelaskan keutamaan doa serta menganjurkan untuk melakukannya.
Bahkan, Allah membuka dan menutup Al-Qur'an dengan doa. Surat Al-Fatihah, yang merupakan pembuka Al-Qur'an, berisi doa kepada Allah dengan permintaan terbaik dan tujuan paling sempurna, yaitu memohon hidayah ke jalan yang lurus serta bantuan dalam beribadah kepada-Nya.
Di akhir Al-Qur'an, dalam Surat An-Nas, Allah mengajarkan doa perlindungan dari kejahatan setan yang membisikkan godaan ke dalam hati manusia.
Doa sebagai Esensi Ibadah
Allah menyebut doa sebagai ibadah dalam banyak ayat, seperti firman-Nya:
"Dan Tuhanmu berfirman: Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina." (QS. Ghafir: 60)
Allah juga menyebut doa sebagai agama dalam ayat:
"Maka berdoalah kepada-Nya dengan ikhlas dalam beragama." (QS. Ghafir: 65)
Semua ini menunjukkan bahwa doa adalah inti dari ibadah, lambang ketundukan, dan bukti ketergantungan kepada Allah. Oleh karena itu, Allah sangat menganjurkan doa dalam banyak ayat, seperti:
"Berdoalah kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan suara yang lembut. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas." (QS. Al-A'raf: 55)
Allah juga mengabarkan bahwa Dia dekat dengan hamba-hamba-Nya, menjawab doa mereka, dan memenuhi kebutuhan mereka:
"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan doa orang yang berdoa apabila ia berdoa kepada-Ku." (QS. Al-Baqarah: 186)
"Siapakah yang mengabulkan doa orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan, serta yang menjadikan kalian sebagai khalifah di bumi?" (QS. An-Naml: 62)
Semakin kuat hubungan seorang hamba dengan Allah, semakin ia banyak berdoa dan semakin ia merendahkan diri di hadapan-Nya. Oleh karena itu, para nabi dan rasul adalah orang-orang yang paling banyak berdoa dalam semua keadaan mereka. Allah memuji mereka dalam firman-Nya:
"Sesungguhnya mereka selalu bersegera dalam mengerjakan kebaikan dan mereka berdoa kepada Kami dengan penuh harap dan takut, dan mereka adalah orang-orang yang khusyuk kepada Kami." (QS. Al-Anbiya: 90)
Kesimpulan
Seorang Muslim hendaknya memanfaatkan bulan Ramadan dengan memperbanyak doa, bersungguh-sungguh dalam beribadah, dan memohon kepada Allah dengan penuh harap dan takut. Dengan begitu, ia bisa menjadi bagian dari mereka yang memperoleh keberuntungan dan keselamatan dari api neraka.
"Ya Allah, terimalah puasa, salat, dan doa kami. Anugerahkanlah kepada kami kebebasan dari neraka, wahai Tuhan yang Maha Hidup dan Maha Mengatur!"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar