كلمة الشيخ صالح العصيمي البارحة بعد التراويح
............
21/ 9/ 1434
أما بعد أيها المؤمنون
Amma ba'du; wahai para kaum mukminin. ..
إن من آيات الله المبصرة، وشواهد قدرته المظهرة آية الليل، قال الله تعالى: ( إن في خلق السماوات والأرض واختلاف الليل والنهار لآيات لأولي الألباب )
Sesungguhnya merupakan sebagian tanda kebesaran Allah Ta'ala yang sangat terang, bukti keagungan Allah Ta'ala yang sangat jelas, adalah diciptakan nya malam hari, sebagaimana firman Allah Ta'ala :
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal". (Q.S. Ali-Imran :190)
Allah Ta'ala berfirman :
وَءَايَةٌ لَّهُمُ ٱلَّيْلُ نَسْلَخُ مِنْهُ ٱلنَّهَارَ فَإِذَا هُم مُّظْلِمُونَ ﴿٣٧﴾
"Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah malam; Kami tanggalkan siang dari malam itu, maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan." (Q.S. Yaa'siin :37)
Sesungguhnya Allah Ta'ala tatkala mengkhususkan suatu malam dari malam yang lainnya, yaitu malam yang penuh berkah, yang diturunkan pada nya kitab suci Al-Qur'an, sebagaimana firman Allah Ta'ala :
إِنَّآ أَنزَلْنَٰهُ فِى لَيْلَةٍ مُّبَٰرَكَةٍ ۚ إِنَّا كُنَّا مُنذِرِينَ ﴿٣﴾
"sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan." (Q.S. Ad-Dhukhaan :3)
Dan dijadikan malam yang penuh berkah ini senantiasa kekal sebagaimana turunnya malam lailatul qodar pada umat ini.
Allah Ta'ala berfirman :
إِنَّآ أَنزَلْنَٰهُ فِى لَيْلَةِ ٱلْقَدْرِ ﴿١﴾ وَمَآ أَدْرَىٰكَ مَا لَيْلَةُ ٱلْقَدْرِ ﴿٢﴾
"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan."
"Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?" (Q.S. Al-Qodr :1-2)
Dan Allah Ta'ala tidak memberikan berita tentang hakikat kejadian dan kenyataan nya, namun telah memberitakan tentang keutamaan nya.
Allah Ta'ala berfirman :
لَيْلَةُ ٱلْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ ﴿٣﴾
"Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan." (Q.S. Al-Qodr :3)
Makna ayat ini bahwasanya ibadah yang dikerjakan pada malam tersebut lebih utama daripada beribadah seribu bulan pada malam selainnya.
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam telah memberitahukan waktu kedatangan malam lailatul qodar, sebagaimana telah sah riwayat dari Al-Imam Al-Bukhary dan Muslim bahwasannya beliau bersabda : “ Carilah (lailatul qodar) pada sepuluh hari terakhir bulan ramadan ".
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda :
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ اْلأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ.
“Carilah lailatul Qadr pada (bilangan) ganjil dari sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan.” ( HR. Al-Bukhari )
Sesungguhnya malam yang Allah Ta'ala berikan kekhususan dengan kemuliaan yang agung ini, Allah Ta'ala menjadikan amalan yang paling utama dalam malam tersebut adalah dengan mendirikan shalat, diberikan ganjaran yang sangat agung yaitu berupa ampunan dosa-dosa yang terdahulu, sebagaimana sabda Nabi Sallallahu alaihi wa sallam :
من قام ليلة القدر إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه
" Barangsiapa yang menghidupkan (dengan mendirikan sholat) malam lailatul qodar dengan penuh iman dan semata-mata mencari pahala niscaya ia akan diampuni dosa-dosanya yang terdahulu ". ( HR. Al-Bukhari dan Muslim )
Dalam hadits ini Nabi Sallallahu alaihi wa sallam menyebutkan satu amalan dan disebutkan pula syarat serta balasan dari amalan tersebut.
Adapun amalan yaitu mendirikan shalat malam, dan syarat nya adalah penuh dengan iman dan menjalankan ketaatan tersebut hanya mencari pahala Allah Ta'ala, dan balasannya adalah diberikan ampunan atas dosa-dosa yang terdahulu.
Dan amalan yang khusus pada malam tersebut adalah menghidupkan nya, dengan mendirikan sholat malam.
Dan keadaan manusia tatkala mendirikan sholat malam terdapat beberapa kondisi, diantaranya :
● Mengerjakan sholat malam semalam suntuk, dan ini yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam ketika pertama kali diperintahkan mengerjakan sholat malam pada bulan ramadan, kemudian beliau meninggalkan nya. Beliau mengerjakan sholat di hampir semalaman hingga beliau khawatir terhadap para sahabat kehilangan waktu sahur.
Dan di syariat kan pula bagi yang hendak menghidupkan malam lailatul qodar untuk menggunakan sholat sepenuhnya jika ia mampu, namun hal ini tentunya sangat berat bagi kebanyakan manusia, sehingga jika sekiranya ia mengerjakan sholat malam di awal malam dan di akhir malam, kemudian ia menjumpai waktu longgar sehingga melanjutkan sholat malam sendirian, ini lebih utama daripada ia duduk dan membaca Al-Qur'an.
Oleh karenanya jika seseorang sholat berjamaah bersama imam di awal malam, dan ia akan melanjutkan di akhir malam bersama imam pula, maka disyari’atkan pula ia agar memanfaatkan waktu kosong antara keduanya untuk melakukan sholat dalam rangka memperbanyak sholat pada malam tersebut.
● Mengerjakan sholat malam di awal dan akhir malam, dan ini yang menjadi kebiasaan manusia dan sesuai fatwa (para ulama), karena kebanyakan manusia tidak mampu untuk mendirikan sholat di sepanjang malam, sehingga mengerjakan sholat malam diawal malam dengan sholat tarwih kemudian mengerjakan sholat di akhir malam dengan sholat tahajud dan keduanya termasuk menghidupkan malam ramadan, dan tidak terdapat perbedaan dalam keduanya, sebagaimana telah sah riwayat dari Umar radhiyallahu anhu yang telah memerintahkan kepada para sahabat yang mengerjakan sholat malam di awal waktu, beliau berkata : “ Waktu yang kalian gunakan untuk tidur adalah waktu yang lebih utama daripada waktu yang kalian gunakan untuk sholat ".
Maksudnya adalah : menggabungkan sholat malam di akhir malam dan di awal malam adalah lebih utama daripada sekedar mengerjakan sholat malam di waktu awal malam.
● Membatasi sholat malam di waktu akhir malam jika ia tidak mampu menggabungkan dengan awal malam, karena akhir malam adalah waktu yang disaksikan oleh para malaikat.
● Mengerjakan sholat malam di awal malam, jika tidak mampu mengerjakannya di akhir malam.
Adapun orang-orang yang tidak mengerjakan sholat malam, tidak di waktu awal atau akhir, maka sesungguhnya ia kehilangan keutamaan yang telah disabdakan oleh Nabi Sallallahu alaihi wa sallam :
من قام ليلة القدر إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه
" Barangsiapa yang menghidupkan malam lailatul qodar dengan penuh iman dan semata-mata mencari pahala niscaya ia akan diampuni dosa-dosanya yang terdahulu ". ( HR. Al-Bukhari dan Muslim )
Sesungguhnya malam malam yang terbatas ini yaitu yang sepuluh hari terakhir bulan ramadan, terdapat malam lailatul qodar yang lebih utama daripada seribu bulan, maka sepantasnya setiap kita untuk bersungguh-sungguh dalam memakmurkan malam tersebut denganmengerjakan sholat malam, dan ini merupakan amalan yang disyari’atkan untuk dikerjakan dan di perbanyak.
Jika digabungkan dengan amalan sholih lainnya seperti tilawah Al-Qur'an, berdzikir dan berdoa, maka disana terdapat tambahan ganjaran dan pahala.
Semoga kita diberikan kekuatan dan limpahan taufiq dan hidayah untuk memakmurkan hari hari yang tersisa di bulan suci ini.