Senin, 13 Juni 2022

TAKUT KEPADA ALLAH TA`ALA MERUPAKAN IBADAH




Alhamdulilah, Was Sholatu was Salamu ala' Rosulillah,  wa ba' du ;

Sesungguhnya amalan hati merupakan amalan yang sangat agung, pahala nya merupakan pahala yang sangat besar, sedangkan amalan lahiriyah mengikuti amal hati manusia dan berkedudukan sebagai penjelas dari amalan amalan hati, sehingga dikatakan: '' Hati adalah raja seluruh badan manusia, anggota tubuh merupakan prajurit nya ''. 

Diriwayatkan dari sahabat Anas radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:  

«لا يستقيمُ إيمانُ عبدٍ حتى يستقيمَ قلبُه»؛ رواه أحمد.

Tidak akan pernah lurus iman seseorang hamba sehingga lurus hati nya ". (HR Ahmad)

Arti dari lurus nya hati seorang hamba adalah mentauhidkan Allah Ta'ala didalam hati nya, mengagungkan, mencintai, berharap dan takut kepada Allah Ta'ala, gemar melakukan ibadah ketaatan dan membenci kemaksiatan. 

Diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim dalam shohih nya dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

«إن الله لا ينظر إلى صوركم وأموالكم، ولكن ينظر إلى قلوبكم وأعمالكم».

" Sesungguhnya Allah Ta'ala tidak melihat kepada rupa-rupa kalian dan harta-harta kalian, akan tetapi Allah Ta'ala melihat kepada hati-hati dan amal-amal kalian ". (HR Muslim).

وقال الحسن لرجلٍ: "داوِ قلبك؛ فإن حاجة الله إلى العباد صلاحُ قلوبهم".

Dan Al Imam Al Hasan rahimahullah berkata kepada seseorang: " Perbaiki lah hati mu, sesungguhnya apa yang diperlukan Allah Ta'ala kepada seorang hamba adalah baiknya hati hati mereka ".

Sesungguhnya diantara amalan hati yang dapat membangkitkan berbuat amalan ketaatan kepada Allah Ta'ala dan menghidupkan rasa gemar berbuat untuk kampung akhirat serta membentengi diri dari kemaksiatan dan zuhud untuk dunia dan pengekang jiwa dari nafsu adalah rasa takut kepada Allah Ta'ala. 

Rasa takut kepada Allah Ta'ala merupakan pengendali hati manusia untuk selalu berbuat baik dan ketaatan kepada Allah Ta'ala serta sebagai benteng diri dari berbuat maksiat dan durhaka dan menggiring kepada kebaikan dan perbaikan jiwa manusia. 

Rasa takut kepada Allah Ta'ala merupakan salah satu cabang dari cabang cabang keimanan, yang hendaklah ditujukan hanya kepada Allah Ta'ala semata, jikalau sekiranya diselewengkan kepada selain Nya maka ini merupakan bentuk kesyirikan. 

Dan sungguh Allah Ta'ala memerintahkan kepada para hamba agar hanya takut kepada Allah Ta'ala dan melarang dari takut kepada selain Nya. 

Allah Ta'ala berfirman: 

إِنَّمَا ذَٰلِكُمُ ٱلشَّيْطَٰنُ يُخَوِّفُ أَوْلِيَآءَهُۥ فَلَا تَخَافُوهُمْ وَخَافُونِ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ ﴿١٧٥﴾

"Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy), karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-benar orang yang beriman." (Q.S.3:175)

Allah Ta'ala berfirman:  

 ۚ فَلَا تَخْشَوُا۟ ٱلنَّاسَ   

Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku(Q.S.5:44)

Allah Ta'ala berfirman: 

 وَإِيَّٰىَ فَٱرْهَبُونِ ﴿٤٠﴾

"dan hanya kepada-Ku-lah kamu harus takut (tunduk)." (Q.S.2:40)

وعن أنس - رضي الله عنه - قال: خطبَنا رسول الله - صلى الله عليه وسلم - فقال: «لو تعلمون ما أعلم لضحِكتم قليلاً، ولبكيتُم كثيرًا»، فغطَّى أصحاب رسول الله - صلى الله عليه وسلم - وجوهَهم ولهم خَنين - أي: لهم صوتٌ من البكاء -؛ رواه البخاري ومسلم.

Diriwayatkan oleh sahabat Anas radhiyallahu anhu berkata: " Suatu hari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berkhutbah dihadapan kami seraya bersabda: " Sekiranya kalian mengetahui apa yang aku ketahui niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis ".

Maka para sahabat menutupi wajah wajah mereka dan terdengar suara isak tangis ".

(HR Al Bukhari dan Muslim)

Rasa takut yang dimaksudkan adalah bergetar nya hati dan khawatir dari tertimpa nya petaka dan adzab Allah Ta'ala ketika meninggalkan kewajiban atau menerjang suatu larangan atau melalaikan suatu mustahab atau bergelimang dengan makruhat atau takut sekiranya amal amal nya tidak diterima oleh Allah Ta'ala sehingga ia berusaha sekuat tenaga melakukan kebajikan dan menjauhi seluruh keburukan. 

Sesungguhnya rasa khosyah, wajal, Rohbah, Haibah, merupakan lafadz yang maknanya berdekatan, namun bukan satu arti dengan khouf yang berarti rasa takut, karena sesungguhnya arti dari khosyah adalah rasa takut kepada Allah Ta'ala yang lebih khusus, karena  dibarengi dengan mengilmui terhadap sifat sifat Allah Ta'ala. 

Allah Ta'ala berfirman: 

 ۗ إِنَّمَا يَخْشَى ٱللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ ٱلْعُلَمَٰٓؤُا۟ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ ﴿٢٨﴾

Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun." (Q.S.35:28)


Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:  

«أمَا إني أخشاكم لله وأتقاكم لله».

" Adapun aku merupakan seseorang yang paling khosyah (takut kepada Allah Ta'ala) diantara kalian dan aku adalah seseorang yang paling bertakwa kepada Allah diantara kalian ".

Al Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata: " al khouf merupakan rasa takut yang menimpa kaum muslimin secara umum dan sedangkan al Khosyah merupakan rasa takut yang dimiliki para ulama yang mengetahui ilmu. 

Dan Allah Ta’ala telah memberikan janji kepada orang-orang yang takut kepada Nya, hingga rasa takut tersebut membentengi diri dari segala pintu keburukan syahwat dan menggiring kepada kebaikan dan ketaatan, hingga Allah Ta'ala berikan imbalan yang sangat agung sebagaimana firman Nya: 

وَلِمَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِۦ جَنَّتَانِ ﴿٤٦﴾

"Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua surga." (Q.S.55:46)

Allah Ta'ala berfirman:  

وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِۦ وَنَهَى ٱلنَّفْسَ عَنِ ٱلْهَوَىٰ ﴿٤٠﴾  فَإِنَّ ٱلْجَنَّةَ هِىَ ٱلْمَأْوَىٰ ﴿٤١﴾

"Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya,"

"maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya)."
(Q.S.79:40-41)

Allah Ta'ala berfirman: 

قَالُوٓا۟ إِنَّا كُنَّا قَبْلُ فِىٓ أَهْلِنَا مُشْفِقِينَ ﴿٢٦﴾  فَمَنَّ ٱللَّهُ عَلَيْنَا وَوَقَىٰنَا عَذَابَ ٱلسَّمُومِ ﴿٢٧﴾

"Mereka berkata: "Sesungguhnya kami dahulu, sewaktu berada di tengah-tengah keluarga kami merasa takut (akan diazab)"."

"Maka Allah memberikan karunia kepada kami dan memelihara kami dari azab neraka." (Q.S.52:26-27)

روى ابن أبي حاتم عن عبد العزيز - يعني: ابن أبي رواد -قال: بلغني أن رسول الله - صلى الله عليه وسلم - تلا هذه الآية: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ [التحريم: 6] وعنده بعض أصحابه، وفيهم شيخٌ، فقال الشيخ: يا رسول الله! حجارةُ جهنَّم كحجارة الدنيا؟ فقال النبي - صلى الله عليه وسلم -: «والذي نفسي بيده؛ لصخرةٌ من جهنم أعظمُ من جبال الدنيا كلها»، قال: فوقع الشيخُ مغشيًّا عليه، ووضع النبي - صلى الله عليه وسلم - يدَه على فؤاده فإذا هو حيٌّ، فناداه قال: «يا شيخُ! قل: لا إله إلا الله»، فقالها، فبشَّره النبي - صلى الله عليه وسلم - بالجنة، فقال بعض أصحابه: يا رسول الله! أمن بيننا؟ قال: «نعم، يقول الله تعالى: ذَلِكَ لِمَنْ خَافَ مَقَامِي وَخَافَ وَعِيدِ [إبراهيم: 14]».

Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim rahimahullah dari Abdul Aziz ibnu Abi Rowwad rahimahullah berkata telah sampai dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bahwasanya beliau membaca firman Allah Ta'ala:  

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ قُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلْحِجَارَةُ .... ﴿٦﴾

"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; .....  (Q.S.66:6)

Dan disekeliling Nabi Shallallahu alaihi wa sallam terdapat banyak sahabat dan diantara nya seseorang yang sudah berumur, dan bertanya, wahai Rasulullah, bebatuan neraka jahanam apakah seperti bebatuan didunia? ....

Maka Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda: " Demi yang jiwaku berada dalam genggaman Nya , sungguh bebatuan di neraka jahanam lebih besar daripada seluruh gunung gunung di dunia ". 

Maka orang tua tersebut terjatuh pingsan, maka Nabi shallallahu alaihi wa sallam memeriksa nya dan meletakkan tangan nya di dada orang tersebut dan ternyata ia masih hidup, dan Nabi pun berkata kepada nya, wahai orang tua, ucapkan LA ILAHA ILLALLAHU , Maka dia pun mengucapkan nya hingga Nabi Shallallahu alaihi wa sallam memberikan kabar gembira bahwa ia masuk surga. 

Maka sebagian para sahabat bertanya, wahai Rasulullah, apakah hal tersebut juga berlaku bagi kita semua?

Maka Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Ya benar. 

Allah Ta'ala berfirman; 

 ۚ ذَٰلِكَ لِمَنْ خَافَ مَقَامِى وَخَافَ وَعِيدِ ﴿١٤﴾

"Yang demikian itu (adalah untuk) orang-orang yang takut (akan menghadap) kehadirat-Ku dan yang takut kepada ancaman-Ku"." (Q.S.14:14)

Dahulu para generasi salaf terdominasi perasaan mereka takut kepada Allah Ta'ala hingga mereka tekun dalam beramal ibadah dan rajin berharap kepada Allah Ta'ala hingga keadaan mereka menjadi baik dan akhir kehidupan mereka harum. 

وقال أمير المؤمنين علي - رضي الله عنه - وقد سلَّم من صلاة الفجر وقد علاه كآبة، وهو يُقلِّبُ يدَه -: "لقد رأيتُ أصحاب محمدٍ - صلى الله عليه وسلم - فلم أر اليوم شيئًا يُشبِههم، لقد كانوا يُصبِحون شُعثًا صُفرًا غُبرًا، بين أعينهم أمثالُ رُكَب المِعزَى، قد باتوا لله سُجَّدًا وقيامًا، يتلون كتابَ الله، يُراوِحون بين جِباههم وأقدامهم، فإذا أصبَحوا ذكروا الله فمادُوا كما يميدُ الشجر في يوم الريح، وهمَلت أعينهم بالدموع حتى تبُلّ ثيابهم".

Amirul mukmin Aly radhiyallahu anhu telah salam dari Sholat subuh dan sakitnya telah memuncak, dan membalikkan tangan beliau seraya berkata: " Aku dahulu melihat para sahabat sahabat Nabi Shallallahu alaihi wa sallam namun sekarang ia tidak lagi melihat orang orang yang serupa dengan mereka, dahulu mereka para sahabat diwaktu subuh wajah wajah mereka layu mengurus dan menguning dan dihadapan mereka seolah rombongan perang padahal semalam suntuk mereka berdiri dan sujud membaca ayat ayat Allah Ta'ala, mereka bersandar dengan kaki kaki mereka dan kening kening mereka(sujud), dan apabila diwaktu pagi mereka banyak berdzikir kepada Allah Ta'ala tegak penuh khusyuk bak layaknya sebuah pohon yang teguh menjulang tatkala diterpa angin dan mata mata mereka berkaca kaca mengalirkan tetesan hingga membasahi baju baju mereka ".

ففي الحديث القدسي: "وعزتي وجلالي لا أجمع على عبدي أمنين، ولا أجمع عليه خوفين؛ إن أمنني في الدنيا أخفته في الآخرة، وإن خافني في الدنيا أمنته يوم القيامة".

Disebutkan dalam hadits Qudsi, Allah Ta'ala berfirman: " Demi keagungan Ku dan kemuliaan Ku , tidak akan Aku kumpulkan  pada seseorang hamba dua rasa aman dan dua rasa takut,  jika seseorang hamba mendapatkan rasa aman tatkala ia didunia maka sungguh aku akan beri ketakutan ketika di akhirat , dan sekiranya ia merasa takut Kepada Ku didunia maka niscaya Aku akan berikan rasa aman ketika di akhirat ". 

قال أبو حفص عمر بن مسلمة الحداد النيسابوري: الخوف سراج في القلب، به يبصر ما فيه من الخير والشر، وكل أحد إذا خفته هربت منه، إلا الله عز وجل فإنك إذا خفته هربت إليه. فالخائف من ربه هارب إليه.

وقال أبو سليمان: ما فارق الخوف قلباً إلا خرب

وقال إبراهيم بن سفيان: إذا سكن الخوف القلوب أحرق مواضع الشهوات منها، وطرد الدنيا عنه

وقال ذو النون: الناس على الطريق ما لم يَزُلْ عنهم الخوف؛ فإذا زال الخوف ضلّوا الطريق.

Abu Hafs Umar ibnu Salamah Al Haddad An Naisabury rahimahullah berkata: " rasa takut kepada Allah Ta'ala merupakan pelita dan cahaya di dalam hati manusia,  dengan nya seseorang dapat melihat dan membedakan antara kebaikan dan keburukan, dan seseorang apabila merasa takut niscaya ia akan lari menjauh darinya kecuali takut kepada Allah engkau akan lari mendekat Nya, maka seseorang yang takut kepada Tuhannya ia akan mendekat Nya ". 

Berkata Abu Sulaiman rahimahullah: " Tidaklah rasa takut yang meninggalkan dari hati manusia kecuali akan merusak hati tersebut ". 

Ibrahim  ibnu Sufyan rahimahullah berkata: " Jika sekiranya rasa takut kepada Allah Ta'ala berada dalam hati manusia maka niscaya akan menyingkirkan syahwat dalam hati nya dan akan mengusir cinta dunia dalam hati nya ".

Dzun Nun rahimahullah berkata: " Sesungguhnya para manusia senantiasa berada pada jalan yang lurus selagi memiliki rasa takut kepada Allah Ta'ala, jika sekiranya tercabut rasa takut tersebut niscaya akan tersesat dari jalan yang benar ".

📓📓📓📗📓📓📓