Jumat, 14 Oktober 2022

KEBENARAN & KEJUJURAN


Alhamdulillah, Was Sholatu was Salamu ala Rosulillah, wa ba'du;

Sesungguhnya agama islam telah menganjurkan dan memerintahkan agar kita senantiasa berbuat kejujuran dan kebenaran dalam seluruh aspek kehidupan dan memberikan perhatian yang besar hingga banyak sekali dijumpai dalil dalil di dalam Al Qur’an dan As Sunnah agar kita berperangai dengan nya. 

Di jumpai dalam Al Qur'an lafadz As Sidku (kejujuran) terulang sebanyak 153 kali di berbagai ayat. 

Kejujuran dan kebenaran merupakan sifat dari sifat sifat yang Allah Ta'ala miliki. 

Allah Ta'ala berfirman; 

قُلْ صَدَقَ ٱللَّهُ ۗ فَٱتَّبِعُوا۟ مِلَّةَ إِبْرَٰهِيمَ حَنِيفًا وَمَا كَانَ مِنَ ٱلْمُشْرِكِينَ ﴿٩٥﴾

"Katakanlah: "Benarlah (apa yang difirmankan) Allah". Maka ikutilah agama Ibrahim yang lurus, dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang musyrik."

(Q.S.3:95)

Allah Ta'ala berfirman; 

ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۚ لَيَجْمَعَنَّكُمْ إِلَىٰ يَوْمِ ٱلْقِيَٰمَةِ لَا رَيْبَ فِيهِ ۗ وَمَنْ أَصْدَقُ مِنَ ٱللَّهِ حَدِيثًا ﴿٨٧﴾

"Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Sesungguhnya Dia akan mengumpulkan kamu di hari kiamat, yang tidak ada keraguan terjadinya. Dan siapakah orang yang lebih benar perkataan(nya) dari pada Allah?"

(Q.S.4:87)

Allah Ta'ala berfirman; 

وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ سَنُدْخِلُهُمْ جَنَّٰتٍ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدًا ۖ وَعْدَ ٱللَّهِ حَقًّا ۚ وَمَنْ أَصْدَقُ مِنَ ٱللَّهِ قِيلًا ﴿١٢٢﴾

"Orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan saleh, kelak akan Kami masukkan ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah telah membuat suatu janji yang benar. Dan siapakah yang lebih benar perkataannya dari pada Allah?"

(Q.S.4:122)

Kejujuran dan kebenaran juga merupakan sifat yang di miliki oleh para nabi dan rasul,  

Allah Ta'ala berfirman;

قَالُوا۟ يَٰوَيْلَنَا مَنۢ بَعَثَنَا مِن مَّرْقَدِنَا ۜ ۗ هَٰذَا مَا وَعَدَ ٱلرَّحْمَٰنُ وَصَدَقَ ٱلْمُرْسَلُونَ ﴿٥٢﴾

"Mereka berkata: "Aduhai celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat-tidur kami (kubur)?". Inilah yang dijanjikan (Tuhan) Yang Maha Pemurah dan benarlah Rasul-rasul(Nya)."

(Q.S.36:52)

Allah Ta'ala berfirman tentang nabiyullah Ibrahim alaihi salam;

رَبِّ هَبْ لِى حُكْمًا وَأَلْحِقْنِى بِٱلصَّٰلِحِينَ ﴿٨٣﴾ وَٱجْعَل لِّى لِسَانَ صِدْقٍ فِى ٱلاخِرِينَ ﴿٨٤﴾

"(Ibrahim berdoa): "Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh,"

"Dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian,"

(Q.S.26:83-84)

Allah Ta'ala berfirman;

وَٱذْكُرْ فِى ٱلْكِتَٰبِ إِبْرَٰهِيمَ ۚ إِنَّهُۥ كَانَ صِدِّيقًا نَّبِيًّا ﴿٤١﴾

"Ceritakanlah (Hai Muhammad) kisah Ibrahim di dalam Al Kitab (Al Quran) ini. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan lagi seorang Nabi."

(Q.S.19:41)

Allah Ta'ala berfirman tentang nabiyullah Ismail alaihi salam;

وَٱذْكُرْ فِى ٱلْكِتَٰبِ إِسْمَٰعِيلَ ۚ إِنَّهُۥ كَانَ صَادِقَ ٱلْوَعْدِ وَكَانَ رَسُولًا نَّبِيًّا ﴿٥٤﴾

"Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di dalam Al Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia adalah seorang rasul dan nabi."

(Q.S.19:54)

Allah Ta'ala berfirman tentang nabiyullah Ishak dan Ya'qub alaihima salam;

فَلَمَّا ٱعْتَزَلَهُمْ وَمَا يَعْبُدُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ وَهَبْنَا لَهُۥٓ إِسْحَٰقَ وَيَعْقُوبَ ۖ وَكُلًّا جَعَلْنَا نَبِيًّا ﴿٤٩﴾ وَوَهَبْنَا لَهُم مِّن رَّحْمَتِنَا وَجَعَلْنَا لَهُمْ لِسَانَ صِدْقٍ عَلِيًّا ﴿٥٠﴾

"Maka ketika Ibrahim sudah menjauhkan diri dari mereka dan dari apa yang mereka sembah selain Allah, Kami anugerahkan kepadanya Ishak, dan Ya'qub. Dan masing-masingnya Kami angkat menjadi nabi."

"Dan Kami anugerahkan kepada mereka sebagian dari rahmat Kami dan Kami jadikan mereka buah tutur yang baik lagi tinggi."

(Q.S.19:49-50)

Allah Ta'ala berfirman tentang nabiyullah Yusuf alaihi salam;

يُوسُفُ أَيُّهَا ٱلصِّدِّيقُ أَفْتِنَا فِى سَبْعِ بَقَرَٰتٍ سِمَانٍ يَأْكُلُهُنَّ سَبْعٌ عِجَافٌ وَسَبْعِ سُنۢبُلَٰتٍ خُضْرٍ وَأُخَرَ يَابِسَٰتٍ لَّعَلِّىٓ أَرْجِعُ إِلَى ٱلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَعْلَمُونَ ﴿٤٦﴾

"(Setelah pelayan itu berjumpa dengan Yusuf dia berseru): "Yusuf, hai orang yang amat dipercaya, terangkanlah kepada kami tentang tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk yang dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh bulir (gandum) yang hijau dan (tujuh) lainnya yang kering agar aku kembali kepada orang-orang itu, agar mereka mengetahuinya"."

(Q.S.12:46)

Allah Ta'ala senantiasa memerintahkan kepada nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam agar selalu berdoa dan memohon kepada Allah Ta'ala diberikan jalan pintu masuk yang benar dan jalan  pintu keluar yang benar.

Allah Ta'ala berfirman;

وَقُل رَّبِّ أَدْخِلْنِى مُدْخَلَ صِدْقٍ وَأَخْرِجْنِى مُخْرَجَ صِدْقٍ وَٱجْعَل لِّى مِن لَّدُنكَ سُلْطَٰنًا نَّصِيرًا ﴿٨٠﴾

"Dan katakanlah: "Ya Tuhan-ku, masukkanlah aku secara masuk yang benar dan keluarkanlah (pula) aku secara keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong."

(Q.S.17:80)

Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam dahulu terkenal pada kaum nya dengan julukan   بالصادق الأمين
  ORANG YANG JUJUR LAGI TERPERCAYA disaat sebelum diutus sebagai nabi dan setelah diutus sebagai nabi dan rasul terkenal di kalangan para sahabat dengan julukan 

الصّادق المصدوق».

ORANG YANG BENAR LAGI DIBENARKAN .

Allah Ta'ala memerintahkan kepada para hamba agar berpegang teguh dengan sifat jujur dan benar.

Allah Ta'ala berfirman;

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَكُونُوا۟ مَعَ ٱلصَّٰدِقِينَ ﴿١١٩﴾

"Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar."

(Q.S.9:119)

Perangai kejujuran dan kebenaran dibutuhkan oleh setiap hamba dalam tiga keadaan yaitu : 

1) Jujur dan benar bersama Allah Ta'ala. 

Kejujuran dan kebenaran seorang hamba bersama Allah Ta'ala tercerminkan dalam keimanan, ketaatan dan akhlak kepada Allah Ta'ala, iman bukan sekadar impian dan angan semata, namun seseorang yang jujur keimanan nya ia akan sentiasa merealisasikan sesuai apa yang dikehendaki Allah Ta'ala yang mencakup jujur dalam keyakinan, jujur dalam niat, jujur dalam rasa takut kepada Allah Ta'ala, sehingga tidak setiap amalan ketaatan kepada Allah Ta'ala seseorang jujur di dalamnya, sampai amalan dhohir dan bathin seiring dan menyatu bersamaan.

Allah Ta'ala berfirman; 

۞ لَّيْسَ ٱلْبِرَّ أَن تُوَلُّوا۟ وُجُوهَكُمْ قِبَلَ ٱلْمَشْرِقِ وَٱلْمَغْرِبِ وَلَٰكِنَّ ٱلْبِرَّ مَنْ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ وَٱلْمَلَٰٓئِكَةِ وَٱلْكِتَٰبِ وَٱلنَّبِيِّۦنَ وَءَاتَى ٱلْمَالَ عَلَىٰ حُبِّهِۦ ذَوِى ٱلْقُرْبَىٰ وَٱلْيَتَٰمَىٰ وَٱلْمَسَٰكِينَ وَٱبْنَ ٱلسَّبِيلِ وَٱلسَّآئِلِينَ وَفِى ٱلرِّقَابِ وَأَقَامَ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَى ٱلزَّكَوٰةَ وَٱلْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَٰهَدُوا۟ ۖ وَٱلصَّٰبِرِينَ فِى ٱلْبَأْسَآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَحِينَ ٱلْبَأْسِ ۗ أُو۟لَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ صَدَقُوا۟ ۖ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُتَّقُونَ ﴿١٧٧﴾

"Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa."

(Q.S.2:177)  


عن أنس بن مالك رضي الله عنه قال: ((عمِّي أنس بن النضر - سُمِّيتُ به - لم يشهد بدرًا مع رسول الله صلى الله عليه وسلم، فكبُرَ عليه، فقال: أول مشهد قد شهِده رسول الله صلى الله عليه وسلم غِبْتُ عنه، أما والله لئن أراني الله مشهدًا مع رسول الله صلى الله عليه وسلم لَيَرَيَنَّ الله ما أصنع، قال: فهاب أن يقول غيرها، فشهِدَ مع رسول الله صلى الله عليه وسلم يوم أُحُدٍ من العام المقبل، فاستقبله سعد بن معاذ، فقال له أنس: يا أبا عمرو، إلى أين؟ قال: واهًا لريح الجنة! أجدُها دون أُحُدٍ، فقاتل حتى قُتِل، فوُجد في جسده بضعٌ وثمانون من بين ضربة وطعنة ورمية، قالت عمتي الربيع بنت النضر: فما عرفت أخي إلا ببنانه، ونزلت هذه الآية: ﴿ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ رِجَالٌ صَدَقُوا مَا عَاهَدُوا اللَّهَ عَلَيْهِ فَمِنْهُمْ مَنْ قَضَى نَحْبَهُ وَمِنْهُمْ مَنْ يَنْتَظِرُ وَمَا بَدَّلُوا تَبْدِيلًا ﴾ 

Diriwayatkan dari Anas radhiyallahu anhu ia berkata, Pamanku Anas bin An Nadar tidak ikut serta di dalam perang Badar. Kemudian ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, Aku tidak sempat bergabung dalam peperangan pertama melawan orang-orang musyrik. Sekiranya Allah memberi kesempatan kepadaku untuk melawan orang-orang musyrik, tentu Allah Maha Melihat apa yang aku perbuat dalam perang itu.’

Ketika peperangan Uhud berlangsung dan umat Islam nampak cerai berai dalam peperangan itu, ia berkata, ‘Ya Allah, Aku mohon ampunan kepadamu atas apa yang dilakukan kawan-kawanku.’ Yaitu mereka yang melarikan diri dari peperangan, ‘Aku pun berlepas diri dari perbuatan yang dilakukan orang-orang musyrik.’

Ia lalu bangkit dan berpapasan dengan Sa’ad bin Mu’adz sambil berkata, ‘Wahai Mu’adz, lihatlah, di depanmu ada Surga dan alangkah indahnya! Sungguh aku telah mencium bau wanginya dari bawah gunung Uhud.’

Selanjutnya Sa’ad mengomentari apa yang telah dilakukan oleh Anas bin an-Nadhar, ‘Wahai Rasulullah, Aku tidak bisa mencapainya apa yang telah ia lakukan.’

Anas berkata, “Kami dapati dalam tubuhnya lebih dari 80 tusukan pedang dan tombak serta kami dapati ia telah mati. Orang musyriklah yang menghancurkannya sehingga tidak ada seorang pun yang mengenali jenazah beliau selain adik perempuannya, ia mengetahui ciri-cirinya melalui jari-jari tangannya.”

Anas berkata, “Kami berpendapat bahwa ayat,

مِّنَ ٱلْمُؤْمِنِينَ رِجَالٌ صَدَقُوا۟ مَا عَٰهَدُوا۟ ٱللَّهَ عَلَيْهِ ۖ فَمِنْهُم مَّن قَضَىٰ نَحْبَهُۥ وَمِنْهُم مَّن يَنتَظِرُ ۖ وَمَا بَدَّلُوا۟ تَبْدِيلًا ﴿٢٣﴾

"Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka tidak merubah (janjinya),"

(Q.S.33:23)

Diturunkan berkenaan dengan Anas bin an-Nadhar dan orang yang sepertinya.” (HR  Al Bukhari dan Muslim)

2) Jujur kepada diri sendiri. 

Diantara jenis kejujuran adalah jujur kepada diri pribadi sendiri dan tidak menipu diri dan tenggelam dalam  angan angan dan hawa nafsu, menerjang perkara perkara haram, betapa banyak kita menyaksikan orang orang bergantung kehidupan nya dengan riba dengan berdalih terpaksa, atau berdalih transaksi masa kini dan fenomenal lagi modern. 

Seseorang bergelimang dengan maksiat dan meninggalkan kewajiban kemudian ia berdalih, bahwa keimanan adalah apa yang tersimpan di dalam hati dan dada. 

Seseorang meninggalkan shalat jama’ah dan shalat jum'at dan kewajiban kewajiban syariat kemudian ia berkata, pada waktunya kita akan bertaubat dan Allah Ta'ala Maha Pengampun.....

Ini semua adalah palsu lagi dusta, tidak jujur kepada diri sendiri yang akan berakibat buruk dan petaka bagi dirinya. 

Al Imam Qotadah rahimahullah berkata dalam firman Allah Ta'ala; 

 ۖ وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُۥ عَن ذِكْرِنَا وَٱتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُۥ فُرُطًا ﴿٢٨﴾

Dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas."

(Q.S.18:28)

Yaitu mereka menelanartarkan dirinya lupa diri lagi melampaui batas. 

3) Jujur kepada orang lain. 

Kejujuran kepada manusia mencakup jujur dalam ucapan lisan, jujur dalam perbuatan dan jujur dan keadaan. 

Kejujuran merupakan tanda dari keimanan dan sebaliknya dusta merupakan tanda kemunafikan.

Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda;  

 ((أربعٌ إذا كُنَّ فيك، فلا عليك ما فاتك من الدنيا: حفظ أمانةٍ، وحُسْنُ خليقةٍ، وصدق حديثٍ، وعفة في طعمةٍ))

" Empat perkara jika terdapat pada dirimu maka tidak berpengaruh walaupun tidak memperoleh keuntungan duniawi; menjaga amanah, dan berperangai mulia, dan berkata jujur serta menjaga diri dalam makanan ".  


 فعن عبد الله بن عمرو -رضي الله عنهما- قال: قيل لرسول الله -صلى الله عليه وسلم-: (أيُّ الناسِ أفضلُ؟ قال: كلُّ مخمومِ القلبِ صدوقِ اللسانِ، قالوا: صدوقُ اللسانِ نعرفُه فما مخمومُ القلبِ؟ قال: هو التقيُّ النقيُّ لا إثمَ فيه ولا بغيَ ولا غِلَّ ولا حسدَ).

Diriwayatkan dari sahabat Abdullah bin Amrin radhiyallahu anhuma berkata, dikatakan kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam  : " Siapakah manusia yang paling utama? Maka Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda : " Setiap hamba yang berjiwa lembut lagi bertutur kata jujur ". 

Dikatakan, wahai Rasulullah, bertutur kata jujur kami mengetahuinya, bagaimana dengan berjiwa lembut?

Nabi bersabda : " Dia adalah orang yang bertakwa dan berhati bersih, tidak melakukan dosa dan tidak berbuat melampaui batas dan tidak terdapat kedengkian dan rasa hasad atau iri ". 

Al Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah memberikan isyarat bahwa kejujuran disebutkan di dalam Al Qur’an di sandarkan dalam 5 perkara ;

* lisanu sidkin ( lisan yang jujur dan benar)

* Madkhola sidkin (tempat masuk yang benar)

* mukhroja sidkin (tempat keluar yang benar)

* qodama sidkin (langkah dan pijakan kebenaran)

* mak' adi sidkin (kedudukan yang jujur dan benar)

Allah Ta'ala berfirman; 

وَٱجْعَل لِّى لِسَانَ صِدْقٍ فِى ٱلاخِرِينَ ﴿٨٤﴾

"dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian,"

(Q.S.26:84)

Allah Ta'ala berfirman: 

وَقُل رَّبِّ أَدْخِلْنِى مُدْخَلَ صِدْقٍ وَأَخْرِجْنِى مُخْرَجَ صِدْقٍ وَٱجْعَل لِّى مِن لَّدُنكَ سُلْطَٰنًا نَّصِيرًا ﴿٨٠﴾

"Dan katakanlah: "Ya Tuhan-ku, masukkanlah aku secara masuk yang benar dan keluarkanlah (pula) aku secara keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong."

(Q.S.17:80)

Allah Ta'ala berfirman; 

 وَبَشِّرِ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَنَّ لَهُمْ قَدَمَ صِدْقٍ عِندَ رَبِّهِمْ ۗ  ﴿٢﴾

"Berilah peringatan kepada manusia dan gembirakanlah orang-orang beriman bahwa mereka mempunyai kedudukan yang tinggi di sisi Tuhan mereka".

(Q.S.10:2)

Allah Ta'ala berfirman;

إِنَّ ٱلْمُتَّقِينَ فِى جَنَّٰتٍ وَنَهَرٍ ﴿٥٤﴾  فِى مَقْعَدِ صِدْقٍ عِندَ مَلِيكٍ مُّقْتَدِرٍۭ ﴿٥٥﴾


"Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu di dalam taman-taman dan sungai-sungai,"

" Di tempat yang disenangi di sisi Tuhan Yang Berkuasa."

(Q.S.54:54-55)

Dan sebaliknya bahwa dusta merupakan wujud dari kekufuran dan keburukan. 

Allah Ta'ala berfirman; 

إِنَّمَا يَفْتَرِى ٱلْكَذِبَ ٱلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِـَٔايَٰتِ ٱللَّهِ ۖ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْكَٰذِبُونَ ﴿١٠٥﴾

"Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta."

(Q.S.16:105)

Allah Ta'ala berfirman; 

 ۖ فَٱجْتَنِبُوا۟ ٱلرِّجْسَ مِنَ ٱلْأَوْثَٰنِ وَٱجْتَنِبُوا۟ قَوْلَ ٱلزُّورِ ﴿٣٠﴾

" Maka jauhilah olehmu berhala-berhala yang najis itu dan jauhilah perkataan-perkataan dusta."

(Q.S.22:30)

Buah kejujuran : 

1) Kejujuran merupakan induk kebaikan dan kebajikan dan lawan nya kedustaan merupakan sarang keburukan dan kejahatan.

Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda :

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِى إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِى إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِى إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِى إِلَى النَّارِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا

" Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan mengantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Hati-hatilah kalian dari berbuat dusta, karena sesungguhnya dusta akan mengantarkan kepada kejahatan dan kejahatan akan mengantarkan pada neraka. Jika seseorang sukanya berdusta dan berupaya untuk berdusta, maka ia akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta. (HR. Muslim)

2. Terhindar dari sifat munafik. 
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: آيَةُ المُنَافِقِ ثَلاَثٌ: إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ، وإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ، وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda, tanda-tanda orang Munafik ada tiga, jika berbicara dia berdusta, jika berjanji dia mengingkari janjinya, dan jika diberi amanah (diberi kepecayaan) dia berkhianat. (HR Muslim)

3. Menggapai surga Allah Ta'ala. 
Allah Ta'ala berfirman; 

قَالَ ٱللَّهُ هَٰذَا يَوْمُ يَنفَعُ ٱلصَّٰدِقِينَ صِدْقُهُمْ ۚ لَهُمْ جَنَّٰتٌ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدًا ۚ رَّضِىَ ٱللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا۟ عَنْهُ ۚ ذَٰلِكَ ٱلْفَوْزُ ٱلْعَظِيمُ ﴿١١٩﴾

"Allah berfirman: "Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar kebenaran mereka. Bagi mereka surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; Allah ridha terhadap-Nya. Itulah keberuntungan yang paling besar"."
(Q.S.5:119)

📔📔📘📗📔📔