Kamis, 25 April 2024

RENDAH HATI



Bagian Kelima
Pembahasan Kitab Hilyah Tholibil Ilmi

Syaikh Prof. Dr. Ziyad al-Abbadiy hafizhahullah mengatakan dalam penjelasan kitab Hilyah Tholibil Ilmi:

Bagian Kelima
خفض الجناح ونبذ الخيلاء والكبرياء:
تحل بآداب النفس، من العفاف، والحلم، والصبر، والتواضع للحق، وسكون الطائر، من الوقار والرزانة، وخفض الجناح، متحملاً ذل التعلم لعزة العلم، ذليلا للحق.

5. Rendah Hati, Menghancurkan Sifat Takabur dan Angkuh 
Hiasilah dirimu dengan adab-adab hati, seperti kehormatan, kebijaksanaan, kesabaran, rendah hati terhadap kebenaran, bersikap tenang, berwibawa dan sanggup menahan semua derita saat belajar untuk kemuliaan ilmu serta tunduk pada kebenaran.

Syaikh hafizhahullah menjelaskan:
Ucapan Syaikh Bakr, "Hiasilalı dirimu dengan adab-adab hati. seperti kehormatan, kebijaksanaan, kesabaran, rendah hati ter hadap kebenaran", karena memang keadaan mengharuskan demikian. Hendaklah ketika menuntut ilmu menumbuhkan sikap iffah (menahan diri) terhadap apa yang ada di tangan manusia dan iffah dari memandang hal yang diharamkan. Sementara kebijaksanaan berarti tidak bersegera menjatuhkan hukuntan terhadap seseorang yang berbuat buruk kepadanya, sabur terhadap gangguan yang dia dengar dari manusia secara untum, maupun dari rekan-rekannya seperjuangannya sendiri, atau mungkin dari gurunya sendiri. Bersabarlah. Kemudian bersikap rendah hati terhadap kebenaran dan juga terhadap makhluk.
Rendah hati terhadap kebenaran, berarti kapan pun kebenaran sudah tampak jelas baginya, maka ia akan tunduk dan tidak mencari sesuatu yang lain sebagai gantinya. Demikian pula rendah hati terhadap makhluk, berapa banyak murid yang justeru membuka jalan pengetahuan bagi gurunya, padahal sebelumnya sang guru tidak menyadarinya, karena itu, janganlah memandang remeh sesuatu apa pun.
Perkataan berikutnya, "bersikap tenang, berwibawa dan rendah hati.” Seorang penuntut ilmu wajib menjauhkan diri dari hal-hal yang menghancurkan harga dirinya, baik dalam cara berjalan, atau dalam interaksinya dengan manusia. Selain itu, juga tidak banyak tertawa keras yang mematikan hati dan menghilangkan wibawa", akarı tetapi ia tetap bersikap tenang, tawadhu dan beretika yang sesuai dengan etika seorang penuntut ilmu.
Menderita untuk belajar, artinya kamu mencari kemuliaan dengan ilmu. Semua penderitaan saat belajar sesungguhnya akan membuahkan hasil yang baik,
Syaikh hafizhahullah menambahkan penjelasan:

ينبغي أن يكون الإنسان متحليا بأداب النفس من ذلك جميعا،  لأن المقام يقتضي عند طالب العلم أن يكون عفيفا
 عفة عما في ايدي الناس،  وعفة عن النظر إلى الحرام،  وحلم لا يعاجل بالعقوبة إذا أساء إليه أحد
 وصبر على ما يحصل له من الأذى،  هذه الصفات صفات طالب العلم. أما أن يكون غضوبا جهولا إذا تكلم معه بكلمة يقوم ويسب ويشتم ويمد يده  هذا ليس بطالب العلم

Hendaknya seseorang mempunyai akhlak yang baik dalam semua itu, sebab kedudukan seorang penuntut ilmu mengharuskannya menjaga diri dari akhlak yang jelek.   Pantang (berharap) terhadap apa yang ada ditangan manusia, pantang melihat apa yang diharamkan, dan sabar yaitu tidak terburu-buru memberikan hukuman apabila ada yang menyinggung perasaannya.
  Dan bersabarlah terhadap musibah yang menimpanya. Inilah ciri-ciri orang yang mencari ilmu. Adapun dia yang marah dan cuek, jika ada perkataan yang diucapkan kepadanya berdiri, menghina, memaki, dan mengulurkan tangannya. Ini bukanlah  akhlak orang yang mencari ilmu.

وعليه، فاحذر نواقض هذه الآداب، فإنها مع الإثم تقيم على نفسك شاهداً على أن في العقل علة، وعلى حرمان من العلم والعمل به، فإياك والخيلاء، فإنه نفاق وكبرياء، وقد بلغ من شدة التوقي منه عند السلف مبلغاً.
ومن دقيقه ما أسنده الذهبي في ترجمة عمرو بن الأسود العنسي المُتوفى في خلافة عبد الملك بن مروان رحمه الله تعالى: أنه كان إذا خرج من المسجد قبض بيمينه على شماله، فسئل عن ذلك؟ فقال: مخافة أن تنافق يدي.
قلت: يمسكها خوفاً من أن يخطر بيده في مشيته، فإن ذلك من الخيلاء (1) اهـ

Dengan demikian, hati-hatilah terhadap hal yang bisa menghancurkan etika ini. Karena hal itu akan membawa dosa dalam dirimu dan menunjukkan adanya kecacatan dalam akalmu serta membuatmu terhalang dari ilmu dan amal. Hindarilah sikap angkuh, karena ia adalah sifat mu nafik dan takabur. Dan para ulama salaf telah memberi kan contoh perjuangan menghindari hal-hal demikian.
Syaikh hafizhahullah menjelaskan:
الخيلاء (sombong) ini bisa terjadi pada seseorang yang tengah menuntut ilmu, orang yang banyak kekayaannya dan orang yang cerdas pemikirannya. Demikian pula dalam se tiap nikmat yang dianugerahkan Allah kepada hamba, mungkin tumbuh dalam dirinya sifat sombong. Sombong adalah merasa kagum terhadap diri sendiri dengan ditampakkan melalui anggota badan, sebagaimana dalam hadits, "barangsiapa yang mengulurkan pakaiannya karena rasa sombong. Jika ujub hanya terjadi di dalam hati saja, maka الخيلاء (sombong) sudah ditampak efeknya melalui anggota badan.
Perkatan Syaikh Bakr rahimahullah, "karena hal itu termasuk munafik dan takabbur, sangat jelas. Adapun disebut munafik karena manusia itu menampilkan penampilan yang jauh lebih besar daripada ukuran yang sebenarnya. Demikianlah orang munafik, ia akan menampilkan dirinya sebagai seorang yang tulus, padahal tidak seperti itu.
Untuk memahami lebih dalam, lihatlah riwayat Al-Dzahabi mengenai perjalanan hidup Amru bin Aswad al-Unsi yang wafat pada masa pemerintahan Abdul Malik bin Marwan -rahimahullah-bahwasanya ia jika keluar dari masjid, ia selalu menekan tangan kirinya dengan tangan kanan. Lalu ia ditanya mengenai hal itu, dan ia menjawab, "Aku takut tanganku berbuat munafik."
Allahu Akbar, siapakah yang berbicara Al-Dzahabi rahimahullah.
Aku berkata: ia memegangnya karena takut tangannya bergerak saat berjalan, karena hal itu termasuk sikap sombong
Penjelasan
Yang dimaksud tangannya bergerak adalah membuat gerakan tertentu yang menunjukkan si empunya memiliki sifat sombong. Karena itu, ia memegang tangan kiri dengan tangan tangan kanannya agar tidak bergerak.
Syaikh hafizhahullah menambahkan penjelasan:

لا مانع أن يضحك  ويبتسم ولكن باعتدال وكل شيء يزيد عن حده ينقلب إلى ضده،  كما قال ما كان رسول الله يكثر c  ورفع الصوت في ذلك

Tidak ada salahnya dia tertawa dan tersenyum, namun secukupnya saja, dan segala sesuatu yang melebihi batasnya menjadi kebalikannya, sebagaimana beliau bersabda: Rasulullah  ﷺ tidak sering meninggikan suaranya dalam hal itu.
 
‌‌واحذر داء الجبابرة: (الكبر) ، فإن الكبر والحرص والحسد أول ذنب عصى لله به  ، فتطاولك على معلمك كبرياء، واستنكافك عمن يفيدك ممن هو دونك كبرياء، وتقصيرك عن العمل بالعلم حمأة كبر، وعنوان حرمان.
العلم حرب للفتى المعالي … ... كالسيل حرب للمكان العالي

Berhati-hatilah kalian dengan racun ketakabburan, karena sesungguhnya sikap takabbur, tamak dan iri dengki adalah dosa pertama yang diperbuat makhluk terhadap Allah.
Perdebatan dengan gurumu adalah takabbur, keengganan- mu meraih manfaat dari orang yang lebih rendah darimu adalah takabbur, dan kekuranganmu dalam mengamalkan ilmu adalah kesombongan dan tanda diharamkannya ilmu itu darimu.
Ilmu adalah musuh bagi pemuda yang tinggi hati Sebagaimana aliran air adalah musuh bagi tempat yang tinggi.

Bersambung inSya Allah


Tidak ada komentar:

Posting Komentar