Rabu, 31 Juli 2013

SETAN TERBELENGGU DI RAMADHON

Salah satu keistimewaan bulan suci Ramadhon adalah dibelengunya para setan dan jin durhaka. Diriwayatkan dari Abu Huroiroh radhiyallahu'anhu dari Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Bila telah masuk bulan puasa maka dibuka pintu-pintu surga dan ditutup pintu neraka dan dibelengu para setan". (HR.Bukhary dan Muslim). Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Ini bulan Ramadhon telah datang, dibuka pintu-pintu surga, ditutup pintu-pintu neraka dan setan-setan dibelenggu". (HR.Ahmad dan Nasa'i).

Berkata Syaikhul Islam, "Makna dari dibelenggu para setan yaitu hingga melemah kekuatan mereka serta perbuatan mereka lantaran terborgol, maka tidak bergerak bebas di bulan puasa seperti di waktu lain. Tidak dikatakan 'para setan mati atau terbunuh'. Akan tetapi 'dibelenggu', yaitu bahwa setan menganggu akan tetapi lebih ringan di bulan ini bila di banding bulan lainnya, maka dari sini tergantung kekuatan orang yang puasa itu sendiri, semakin sempurna maka gangguan ringan tidak seperti yang nilai puasanya kurang.

Di zaman sekarang ini banyak manusia tidak mengenal tipu daya setan, atau melupakannya, hingga tidak kenal sejauh mana bahaya permusuhannya dengan anak cucu adam, yang senantiasa ingin menjerumuskan ke dalam kemurkaan Allah dan menjauhkan dari rahmat Allah.

Allah Ta'ala berfirman, "Sesungguhnya setan adalah musuh bagi kalian, maka jadikanlah mereka musuh bagimu, sesungguhnya mereka menyeru para pengikutnya agar menjadi penghuni neraka". (QS Fathir: 6). Permusuhan dengan mereka kekal hingga hari kiamat, maka barangsiapa yang senantiasa bersibuk di bulan suci ini dengan tidak menjalankan ketaatan, bahkan dengan maksyiat, perbuatan sia-sia, banyak bicara, maka sungguh ia terjerumus dalam godaan setan, dan godaan mereka tidak pernah berhenti.

Ibnul Qoyyim berkata, "Diantara tipu daya setan adalah menghiasi keburukan menjadi terlihat baik, kemudian baru menampakkan buruknya, dan mencampakkannya dan menertawakannya, menghiasi perbuatan mencuri, membunuh, berzina, kemudian mencampakkannya seorang diri, sebagaimana firman Allah Ta'ala, "Dan ingatlah ketika setan menjadikan terasa indah bagi mereka perbuatan dosa, mereka mengatakan, 'Tidak ada yang dapat mengalahkan kamu pada hari ini, dan sungguh, aku adalah penolongmu'. Maka ketika kedua pasukan itu telah saling berhadapan, setan berbalik ke belakang seraya berkata, 'Sesungguhnya aku berlepas diri dari kalian, aku melihat apa yang kalian tidak lihat (melihat malaikat menolong pasukan mukmin) sesungguhnya aku takut pada Allah, Allah sangatlah keras siksa-Nya". (QS. Al Anfal: 48).

Dikisahkan pasukan musyrikin melihat setan menuju Badar dalam wujud manusia yang bernama Suroqoh ibnu Malik seraya berkata, "Aku penolong kalian". Akan tetapi tatkala melihat pasukan Allah dari kalangan malaikat maka setan lari terbirit-birit. Demikian pula perlakuan setan kepada rohib yang digoda sampai berbuat mabuk, berzina, dan membunuh, kemudian mengancam jika enggan sujud padanya maka akan menyebarkan perbuatannya kepada manusia, maka tatkala dia sujud kepada setan maka setan pun mencampakkannya, di dalamnya Allah turunkan firman-Nya, "Seperti bujukan setan ketika ia berkata pada manusia, 'Kafirlah kamu' maka tatkala manusia itu menjadi kafir ia berkata 'Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu, karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan semesta alam' ". (QS Al Hasyr: 16). Hal ini umum bagi siapa saja yang mentaati setan dalam urusannya, kemudian setan pun berlepas diri seraya menertawakannya.

Allah Ta'ala kisahkan, "Tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan sekedar aku membujukmu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu jangan kamu mencerca aku akan tetapi cercalah dirimu, aku tidak dapat menolongmu dan kamupun tidak dapat menolongku, sesungguhnya aku mengingkari perbuatanmu mempersekutukan aku dengan Allah sejak dahulu". (QS.Ibrohim: 22).

Berkata sebagian salaf tentang tipu daya setan, "Tidaklah Allah memerintahkan suatu perkara kecuali setan memiliki celah untuk menggelincirkan pelakunya; baik dengan cara meremehkan atau berlebih-lebihan, maka setan tidak peduli jeratan mana yang ia dapat".

Maka masing masing kita hendaknya muhasabah dalam perbuatannya, adakah dirinya telah terjaring jeratan setan maka agar segera sadar dan bertaubat kepada Allah tidak mengulangnya lagi dan menyerukan perang terhadap musuh nyata ini. Ataukah selama ini Allah telah menjaga darinya maka hendaknya bersukur dan memohon keteguhan dan berusaha menambah perbuatan sholih.

Dan dahulu Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam senantiasa banyak berlindung kepada Allah dari godaan setan, dan mengajarkannya kepada para sahabat. Allah Ta'ala berfirman: "Katakanlah, 'Ya Tuhanku aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan setan. Dan aku berlindung pula kepada Engkau Ya Tuhan ku, agar mereka para setan tidak mendekatiku". (QS.Al Mukminun: 97-98). Ya Allah kami berlindung kepada-Mu dari godaan setan yang terkutuk dari bisikannya dan bujukannya.

~ disarikan dari tulisan Asy Syaikh Abdurrozaq hafidzahullah di www.al-badr.net ~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar