Jumat, 27 November 2015

PENGARUH DOSA


Alhamdulillah, wassholatu wassalamu ala Rosulillah, wa ba'du; 

Sesungguhnya dosa dan maksiat memiliki dampak buruk bagi individu pribadi dan masyarakat, menghancurkan tumbuhan dan kehidupan, terhalangi nya barokah dan rizki dari langit.

Allah Ta'ala berfirman, 

وَلَقَدْ أَخَذْنَآ ءَالَ فِرْعَوْنَ بِٱلسِّنِينَ وَنَقْصٍ مِّنَ ٱلثَّمَرَٰتِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ 

" Dan sesungguhnya Kami telah menghukum (Fir'aun dan) kaumnya dengan (mendatangkan) musim kemarau yang panjang dan kekurangan buah-buahan, supaya mereka mengambil pelajaran." (Q.S. Al-A'raaf :130)

Apa yang menimpa pada umat zaman dahulu dari aneka bencana dan adzab kecuali disebabkan karena dosa dan kekufuran. 

Allah Ta'ala berfirman, 

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ ٱلْقُرَىٰٓ ءَامَنُوا۟ وَٱتَّقَوْا۟ لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَٰتٍ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلْأَرْضِ وَلَٰكِن كَذَّبُوا۟ فَأَخَذْنَٰهُم بِمَا كَانُوا۟ يَكْسِبُونَ 

" Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka 

disebabkan perbuatannya." (Q.S. Al-A'raaf 96)

Betapa banyak umat manusia yang binasa lantaran dosa....? Berapa negri yang telah hancur. ..? 

Allah Ta'ala berfirman, 

وَكَمْ قَصَمْنَا مِن قَرْيَةٍ كَانَتْ ظَالِمَةً وَأَنشَأْنَا بَعْدَهَا قَوْمًا ءَاخَرِينَ 

" Dan berapa banyaknya (penduduk) negeri yang zalim yang teIah Kami binasakan, dan Kami adakan sesudah mereka itu kaum yang lain (sebagai penggantinya)." (Q.S . Al-Anbiya :11)

Al-Imam Mujahid berkata, " Sesungguhnya binatang ternak senantiasa melaknati anak cucu Adam yang melakukan maksiat  jika datang musim paceklik dan kering, seraya berkata, " Ini merupakan dampak keburukan maksiat anak cucu Adam ".

Nabi Sallallahu alaihi wa sallam bersabda, 

وان العبد الفاجر اذا مات، يستريح منه العباد و البلاد والشجر والدواب 

" Sesungguhnya jika terdapat seorang yang berbuat dosa telah mati, maka para manusia, negri, tumbuhan dan bintang merasa terbebas dari keburukan orang tersebut ".  (HR. Muslim)

Sesungguhnya keburukan dan petaka yang turun ke bumi ini tidak lain lantaran dosa dan maksiat. 

Allah Ta'ala berfirman, 

فَكُلًّا أَخَذْنَا بِذَنۢبِهِۦ ۖ فَمِنْهُم مَّنْ أَرْسَلْنَا عَلَيْهِ حَاصِبًا وَمِنْهُم مَّنْ أَخَذَتْهُ ٱلصَّيْحَةُ وَمِنْهُم مَّنْ خَسَفْنَا بِهِ ٱلْأَرْضَ وَمِنْهُم مَّنْ أَغْرَقْنَا ۚ وَمَا كَانَ ٱللَّهُ لِيَظْلِمَهُمْ وَلَٰكِن كَانُوٓا۟ أَنفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ 

" Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri." (Q.S. Al-Ankabut :40)

Allah Ta'ala berfirman, 

فَلَمَّا جَآءَ أَمْرُنَا جَعَلْنَا عَٰلِيَهَا سَافِلَهَا وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهَا حِجَارَةً مِّن سِجِّيلٍ مَّنضُودٍ 

" Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi ". ( Q.S. Huud 82)

Sesungguhnya dosa dan maksiat jika merasuki hati manusia kecuali akan menjadikannya buta, akan menganggap ringan dosa-dosa lainnya, mematikan hati, menggerogoti amalan ketaatan, menutup pintu kebajikan, merubah sesuatu yang ridho menjadi kemurkaan. 

Betapa banyak kemungkaran merajalela di masyarakat.....Bagaimana kaum muslimin menegakkan sholat jamaah lima waktu. ....Bagaimana kondisi orang-orang yang diberikan kelebihan harta tatkala menunaikan zakat. ....sedekah. ....bantuan kepada orang-orang yang membutuhkan..... .....Bagaimana orang-orang muslim tatkala dihadapkan dengan riba. ....Bagaimana orang-orang islam dengan sumpah-sumpah palsu. ....Bagaimana kondisi kaum muslimin yang telah menyimpang dari fitrah. ....

Dan Allah Ta'ala berfirman, 

لَهُۥ مُعَقِّبَٰتٌ مِّنۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِۦ يَحْفَظُونَهُۥ مِنْ أَمْرِ ٱللَّهِ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا۟ مَا بِأَنفُسِهِمْ ۗ وَإِذَآ أَرَادَ ٱللَّهُ بِقَوْمٍ سُوٓءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُۥ ۚ وَمَا لَهُم مِّن دُونِهِۦ مِن وَالٍ 

"  Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia."

(Q.S . Ar-Ra'du :11)

Tiada penawar dari turunnya bencana dan adzab kecuali ucapan istigfar yang bersumber dari dalam lubuk hati dan dibarengi dengan amalan yang saleh. 

Allah Ta'ala berfirman, 

وَمَا كَانَ ٱللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنتَ فِيهِمْ ۚ وَمَا كَانَ ٱللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ 

" Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun". (Q.S. Al-Anfaal :33)

Allah Ta'ala berfirman, 

 لَوْلَا تَسْتَغْفِرُونَ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ 

" Hendaklah kamu meminta ampun kepada Allah, agar kamu mendapat rahmat". (Q.S. An-Naml :46)

Allah Ta'ala berfirman, 

وَأَنِ ٱسْتَغْفِرُوا۟ رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوٓا۟ إِلَيْهِ يُمَتِّعْكُم مَّتَٰعًا حَسَنًا إِلَىٰٓ أَجَلٍ مُّسَمًّى وَيُؤْتِ كُلَّ ذِى فَضْلٍ فَضْلَهُۥ ۖ وَإِن تَوَلَّوْا۟ فَإِنِّىٓ أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ كَبِيرٍ 

" Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat." (Q.S. Huud :3)

Allah Ta'ala berfirman, 

فَقُلْتُ ٱسْتَغْفِرُوا۟ رَبَّكُمْ إِنَّهُۥ كَانَ غَفَّارًا ﴿١٠﴾

يُرْسِلِ ٱلسَّمَآءَ عَلَيْكُم مِّدْرَارًا ﴿١١﴾

وَيُمْدِدْكُم بِأَمْوَٰلٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَل لَّكُمْ جَنَّٰتٍ وَيَجْعَل لَّكُمْ أَنْهَٰرًا 

" Maka aku katakan kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-,"

niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat".

Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai."
(Q.S.Nuuh :9-12)

Selasa, 24 November 2015

MAJALIS DZIKRI

Oleh : As-Saikh Prof.DR Abdurrozak Al-Badr hafidhohullah Ta'ala.

Alhamdulillah, was sholaatu was salaamu ala Rosulillah, wa ba'du;

Sesungguhnya majalis dzikri merupakan majlis yang sangat utama, agung, mulia dan memiliki kedudukan tinggi disisi Allah Ta'ala, karena majlis tersebut menghidupkan hati, menumbuhkan iman, mensucikan jiwa, menghantar kepada kebahagiaan dan ketentraman serta keberuntungan didunia dan akhirat.
Dan banyak riwayat di dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah yang menunjukkan tentang keutamaan dan anjuran agar mendatanginya, yang menunjukkan akan kemuliaan, keagungan, keutamaan dan pentingnya majlis ini.

Sesungguhnya majlis dzikir merupakan taman surga, sebagaimana diriwayatkan,

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِي اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا مَرَرْتُمْ بِرِيَاضِ الْجَنَّةِ فَارْتَعُوا قَالُوا وَمَا رِيَاضُ الْجَنَّةِ قَالَ حِلَقُ الذِّكْرِ

Dari Anas bin Malik Radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,”Jika kamu melewati taman-taman surga, maka singgahlah dengan senang.” Para sahabat bertanya,”Apakah taman-taman surga itu?” Beliau menjawab," kelompok-kelompok dzikir.” ( HR Ahmad dan At-Tirmidzi )

Diriwayatkan dari Ibnu Abi-Dunya dan selainnya,

  من حديث جابر بن عبد الله رضي الله عنه قال : خرج علينا رسول الله صلى الله عليه وسلم فقال : (( يا أيها الناس ارتعوا في رياض الجنة )) ، قلنا يا رسول الله وما رياض الجنة ؟ قال : ((مجالس الذكر))

Dari hadist Ja ' bir bin Abdillah radhiyallahu anhu berkata, " Suatu hari Rosulullah shalallahu alaihi wa sallam menemui kita seraya bersabda, " Wahai para manusia, singgahlah ketaman-taman surga! Kemudian kita bertanya, “ Wahai Rosulullah, apakah taman surga tersebut? Maka dijawab, " Majalis dzikir ". ( HR Al-Hakim )

Dan diriwayatkan pula semisalnya dari hadist Ibnu Abbas dan Abu Hurairah dan Ibnu Umar radhiyallahu anhum, dengan berbagai jalur secara keseluruhan menunjukkan kepada derajat yang hasan, maka barangsiapa yang menghendaki untuk berkunjung ke taman surga di dunia ini hendaknya menghadiri majalis dzikir, sesungguhnya ia merupakan taman surga.

Majalis dzikir merupakan tempat berkumpul nya para malaikat, tidaklah suatu tempat yang disana di disebut Nama Allah Ta'ala, kecuali didatangi oleh malaikat, sebagaimana diriwayatkan,

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ لِلَّهِ مَلَائِكَةً يَطُوفُونَ فِي الطُّرُقِ يَلْتَمِسُونَ أَهْلَ الذِّكْرِ فَإِذَا وَجَدُوا قَوْمًا يَذْكُرُونَ اللَّهَ تَنَادَوْا هَلُمُّوا إِلَى حَاجَتِكُمْ قَالَ فَيَحُفُّونَهُمْ بِأَجْنِحَتِهِمْ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا قَالَ فَيَسْأَلُهُمْ رَبُّهُمْ وَهُوَ أَعْلَمُ مِنْهُمْ مَا يَقُولُ عِبَادِي قَالُوا يَقُولُونَ يُسَبِّحُونَكَ وَيُكَبِّرُونَكَ وَيَحْمَدُونَكَ وَيُمَجِّدُونَكَ قَالَ فَيَقُولُ هَلْ رَأَوْنِي قَالَ فَيَقُولُونَ لَا وَاللَّهِ مَا رَأَوْكَ قَالَ فَيَقُولُ وَكَيْفَ لَوْ رَأَوْنِي قَالَ يَقُولُونَ لَوْ رَأَوْكَ كَانُوا أَشَدَّ لَكَ عِبَادَةً وَأَشَدَّ لَكَ تَمْجِيدًا وَتَحْمِيدًا وَأَكْثَرَ لَكَ تَسْبِيحًا قَالَ يَقُولُ فَمَا يَسْأَلُونِي قَالَ يَسْأَلُونَكَ الْجَنَّةَ قَالَ يَقُولُ وَهَلْ رَأَوْهَا قَالَ يَقُولُونَ لَا وَاللَّهِ يَا رَبِّ مَا رَأَوْهَا قَالَ يَقُولُ فَكَيْفَ لَوْ أَنَّهُمْ رَأَوْهَا قَالَ يَقُولُونَ لَوْ أَنَّهُمْ رَأَوْهَا كَانُوا أَشَدَّ عَلَيْهَا حِرْصًا وَأَشَدَّ لَهَا طَلَبًا وَأَعْظَمَ فِيهَا رَغْبَةً قَالَ فَمِمَّ يَتَعَوَّذُونَ قَالَ يَقُولُونَ مِنَ النَّارِ قَالَ يَقُولُ وَهَلْ رَأَوْهَا قَالَ يَقُولُونَ لَا وَاللَّهِ يَا رَبِّ مَا رَأَوْهَا قَالَ يَقُولُ فَكَيْفَ لَوْ رَأَوْهَا قَالَ يَقُولُونَ لَوْ رَأَوْهَا كَانُوا أَشَدَّ مِنْهَا فِرَارًا وَأَشَدَّ لَهَا مَخَافَةً قَالَ فَيَقُولُ فَأُشْهِدُكُمْ أَنِّي قَدْ غَفَرْتُ لَهُمْ قَالَ يَقُولُ مَلَكٌ مِنَ الْمَلَائِكَةِ فِيهِمْ فُلَانٌ لَيْسَ مِنْهُمْ إِنَّمَا جَاءَ لِحَاجَةٍ قَالَ هُمُ الْجُلَسَاءُ لَا يَشْقَى بِهِمْ جَلِيسُهُمْ

Dari Abu Hurairah, dia berkata, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ”Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta'ala memiliki malaikat-malaikat yang berkelana di jalan-jalan mencari ahli dzikir, Jika mereka telah mendapatkan sekelompok orang yang berdzikir kepada Allah, mereka duduk bersama dengan orang-orang yang berdzikir. Mereka saling mengajak: ‘Kemarilah kepada hajat kamu’. Maka para malaikat mengelilingi orang-orang yang berdzikir dengan sayap mereka sehingga langit dunia. Kemudian Allah Azza wa Jalla bertanya kepada mereka, sedangkan Dia lebih mengetahui daripada mereka, ’Apa yang diucapkan oleh hamba-hambaKu?’ Para malaikat menjawab, ’Mereka mensucikan-Mu (mengucapkan tasbih: Subhanallah), mereka membesarkanMu (mengucapkan takbir: Allah Akbar), mereka memujiMu (mengucapkan Alhamdulillah), mereka mengagungkan-Mu’ . Allah bertanya, ’Apakah mereka melihatKu?’ Mereka menjawab,’Tidak, demi Alah, mereka tidak melihatMu’. Allah berkata,’Bagaimana seandainya mereka melihatKu?’ Mereka menjawab,’Seandainya mereka melihatMu, tentulah ibadah mereka menjadi lebih kuat kepadaMu, lebih mengagungkan kepadaMu, lebih mensucikan kepadaMu’. Allah berkata,’Lalu, apakah yang mereka minta kepadaKu?’ Mereka menjawab, ’Mereka minta surga kepadaMu’.

Allah bertanya, ’Apakah mereka melihatnya?’ Mereka menjawab,’Tidak, demi Alah, Wahai Rabb, mereka tidak melihatnya’. Allah berkata,’Bagaimana seandainya mereka melihatnya?’ Mereka menjawab,’Seandainya mereka melihatnya, tentulah mereka menjadi lebih semangat dan lebih banyak meminta serta lebih besar keinginan’.”

Allah berkata: “Lalu, dari apakah mereka minta perlindungan kepadaKu?” Mereka menjawab,”Mereka minta perlindungan dari neraka kepadaMu.” Allah bertanya,”Apakah mereka melihatnya?” Mereka menjawab,”Tidak, demi Allah, wahai Rabb. Mereka tidak melihatnya.” Allah berkata, ”Bagaimana seandainya mereka melihatnya?” Mereka menjawab,”Seandainya mereka melihatnya, tentulah mereka menjadi lebih menjauhi dan lebih besar rasa takut (terhadap neraka).” Allah berkata, ”Aku mempersaksikan kamu, bahwa Aku telah mengampuni mereka.” Seorang malaikat diantara para malaikat berkata,”Di antara mereka ada Si Fulan. Dia tidak termasuk mereka. Sesungguhnya dia datang hanyalah karena satu keperluan.” Allah berkata,”Mereka adalah orang-orang yang duduk. Teman duduk mereka tidak akan celaka (dengan sebab mereka).” ( HR Al-Bukhary dan Muslim )

Sesungguhnya majlis dzikir merupakan tempat yang dihadiri oleh para malaikat, berbeda dengan perkumpulan yang disana terdapat canda tawa, bergurau dan lalai yang ini merupakan tempat hadirnya para setan, sebagaimana firman Allah Ta'ala,

وَمَن يَعْشُ عَن ذِكْرِ ٱلرَّحْمَٰنِ نُقَيِّضْ لَهُۥ شَيْطَٰنًا فَهُوَ لَهُۥ قَرِينٌ

" Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al Quran), kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya." (Q.S. Az-Zukhruf :36)

Sesungguhnya majlis dzikir memberikan jaminan kelak pada hari kiamat dari segala bentuk kerugian, kesengsaraan dan penyesalan, berbeda dengan majlis yang disana sendau gurau dan tidak bermanfaat, kelak akan memetik penyesalan dan kerugian pada hari kiamat.

Sebagaimana telah diriwayatkan,

فعن أبي هريرة رضي الله عنه عن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : ((مَنْ قَعَدَ مَقْعَدًا لَمْ يَذْكُرْ اللَّهَ فِيهِ كَانَتْ عَلَيْهِ مِنْ اللَّهِ تِرَةٌ ، وَمَنْ اضْطَجَعَ مَضْجَعًا لَا يَذْكُرُ اللَّهَ فِيهِ كَانَتْ عَلَيْهِ مِنْ اللَّهِ تِرَةٌ))

Dari Sahabat Abu Hurairah radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, " Barangsiapa yang duduk dalam suatu majlis yang tidak disebutkan disana Nama Allah Ta'ala maka akan mendapatkan kerugian, dan barangsiapa yang berbaring dalam suatu pembaringan yang tidak menyebut nama Allah Ta’ala niscaya ia akan menjumpai kerugian ". ( HR Abu Dawud )

Diantara keutamaan dan keagungan majlis dzikir, bahwasanya Allah Ta'ala berbangga kepada mereka dihadapan para malaikat, sebagaimana telah diriwayatkan,

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ خَرَجَ مُعَاوِيَةُ عَلَى حَلْقَةٍ فِي الْمَسْجِدِ فَقَالَ مَا أَجْلَسَكُمْ قَالُوا جَلَسْنَا نَذْكُرُ اللَّهَ قَالَ آللَّهِ مَا أَجْلَسَكُمْ إِلَّا ذَاكَ قَالُوا وَاللَّهِ مَا أَجْلَسَنَا إِلَّا ذَاكَ قَالَ أَمَا إِنِّي لَمْ أَسْتَحْلِفْكُمْ تُهْمَةً لَكُمْ وَمَا كَانَ أَحَدٌ بِمَنْزِلَتِي مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَقَلَّ عَنْهُ حَدِيثًا مِنِّي وَإِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ عَلَى حَلْقَةٍ مِنْ أَصْحَابِهِ فَقَالَ مَا أَجْلَسَكُمْ قَالُوا جَلَسْنَا نَذْكُرُ اللَّهَ وَنَحْمَدُهُ عَلَى مَا هَدَانَا لِلْإِسْلَامِ وَمَنَّ بِهِ عَلَيْنَا قَالَ آللَّهِ مَا أَجْلَسَكُمْ إِلَّا ذَاكَ قَالُوا وَاللَّهِ مَا أَجْلَسَنَا إِلَّا ذَاكَ قَالَ أَمَا إِنِّي لَمْ أَسْتَحْلِفْكُمْ تُهْمَةً لَكُمْ وَلَكِنَّهُ أَتَانِي جِبْرِيلُ فَأَخْبَرَنِي أَنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يُبَاهِي بِكُمُ الْمَلَائِكَةَ

Dari Abu Sa’id Al Khudri, dia berkata: Mu’awiyah keluar menemui satu halaqah di dalam masjid, lalu dia bertanya,”Apa yang menyebabkan engkau duduk?” Mereka menjawab,”Kami duduk berdzikir kepada Allah.” Dia bertanya lagi,”Demi, Allah. Tidak ada yang menyebabkan engkau duduk, kecuali hanya itu?” Mereka menjawab,”Demi, Allah. Tidak ada yang menyebabkan kami duduk, kecuali hanya itu?” Dia berkata,”Sesungguhnya aku tidaklah meminta engkau bersumpah karena sangkaan kepadamu. Tidaklah ada seorangpun yang memiliki kedudukan seperti aku dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, lebih sedikit haditsnya dariku. Dan sesungguhnya, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah keluar menemui satu halaqah dari para sahabat beliau. Kemudian beliau bertanya,’Apa yang menyebabkan engkau duduk?’.” Mereka menjawab,”Kami duduk berdzikir kepada Allah.” Beliau bertanya lagi,”Demi, Allah. Tidak ada yang menyebabkan engkau duduk, kecuali hanya itu?” Mereka menjawab,”Demi, Allah. Tidak ada yang menyebabkan kami duduk, kecuali hanya itu?” Beliau bersabda,”Sesungguhnya, aku tidaklah meminta engkau bersumpah karena sangkaan kepadamu. Akan tetapi Jibril telah mendatangiku, lalu memberitahukan kepadaku, bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala membanggakanmu kepada para malaikat.” (HR Muslim)

Majalis dzikir merupakan sebab terbesar dari terjaga nya lisan seseorang dari berkata ghibah, namimah, dusta, mencerca, berkata keji, dan bathil. Dikarenakan setiap orang pasti berbicara dan di ciptakan nya lisan guna berbicara, jikalau lisan ini tidak digunakan dan disibukkan untuk berdzikir kepada Allah Ta'ala atau menjalankan perintah Nya yaitu kebajikan, maka niscaya ia akan menggunakan untuk suatu kebathilan dan haram atau mendekati nya, maka barangsiapa yang membiaskan lisan nya guna berdzikir kepada Allah maka niscaya akan terjaga dari ucapan yang bathil dan sia-sia, dan sebaliknya, jika tidak menggunakan lisan nya untuk kebaikan, maka ia akan terjerumus ke dalam ucapan kebathilan, kelalaian dan kekejian.

Dan yang menjadi perlu diperhatikan oleh setiap muslim dalam perkara ini, bahwasanya dzikir kepada Allah Ta'ala tidak hanya terbatas mengadakan majlis yang menyebutkan nama Allah Ta'ala dengan mengucapkan Tasbih, Takbir, Tahmid dan semisalnya saja, akan tetapi mencakup menjalankan segala yang diperintahkan oleh syariat dan menjauhi segala larangan, dan mencakup mempelajari halal haram Nya, dan apa yang dicintai dan diridhoi Allah Ta'ala, dan bisa jadi ini merupakan lebih membawa manfaat, dikarenakan mempelajari halal haram merupakan suatu kewajiban secara garis besar bagi setiap individu muslim sesuai yang dibutuhkan, sedangkan berdzikir dengan lisan adalah perkara sunnah dan bisa jadi wajib seperti melantunkan dzikir ketika membaca bacaan dzikir sholat fardhu. Sedangkan mengetahui halal dan haram atau perkara yang dicintai dan diridhoi dan apa yang di benci maka adalah wajib bagi setiap muslim.

Oleh karena itulah sahabat Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu anhu tatkala disebutkan ucapan Nabi Sallallahu alaihi wa sallam tentang taman surga yaitu majlis dzikir, maka ia memberikan pernyataan, " Adapun saya menjelaskan bahwa yang dimaksud dalam hadist tersebut adalah orang-orang yang pandai bercerita, akan tetapi mereka adalah orang yang duduk mendalami ilmu agama ".

Dan diriwayatkan semisalnya dari sahabat Anas radhiyallahu anhu.

Berkata Atho' Al-Khurosa'ni, " Majalis dzikir adalah majlis yang mempelajari tentang halal dan haram, bagaimana seorang muslim berdagang yang benar, menjual dan membeli, bagaimana cara sholat, puasa, menikah, bercerai dengan benar menurut syariat dan semisalnya ".

Berkata Yahya ibnu Abi Katsir tentang majlis dzikir, yaitu : " Pelajaran mengenai fikih sholat ".
Suatu hari Abu Sawwaar Al Adawy bersama murid murid nya mempelajari ilmu, dan disana terdapat seorang pemuda lantas berkata, " Berdzikirlah dengan berucap, Subhanallah, Alhamdulillah,...".Maka Abu Sawwaar pun marah, dan berkata, " Celaka engkau, menurut mu kita sedang apa. .? ".

Dan atsar tentang perkara yang serupa dengan ini sangat banyak.

Oleh karena itulah, sesungguhnya tempat menimba ilmu dan muasasah syar'iyah serupa Universitas Islam Madinah dan Ma'had Ilmu Diniyah dan yang serupa, yang memberikan perhatian bagi masyarakat tentang pendidikan agama dan memperdalam ilmu syariat dan mengajarkan tentang halal dan haram, membedakan antara  kebenaran dan kebathilan serta hawa dan kesesatan yang di ajarkan didalam nya ayat ayat Al-Qur'an dan As-Sunnah An-Nabawiyah dan menyebarkan ilmu agama, maka tidak diragukan lagi, bahwasanya ini tergolong dalam majlis dzikir yang dianjurkan dalam syariat untuk kita duduk dan mengambil manfaat dari nya.

                      *********

Rabu, 18 November 2015

ANCAMAN BAGI PEMIMPIN DZALIM

Alhamdulillah, wassholatu wassalamu ala Rosulillah, wa ba'du; 

Allah Ta’ala  telah berfirman,

إِنَّمَا السَّبِيلُ عَلَى الَّذِينَ يَظْلِمُونَ النَّاسَ وَيَبْغُونَ فِي الأرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ أُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

"Sesungguhnya dosa itu atas orang-orang yang berbuat dhalim kepada manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat ‘adzab yang pedih” . (QS. Asy-Syuuraa : 42)

Diriwayatkan oleh Abu Bakar Ibnu Abi Syaibah dengan sanadnya yang sohih dari Muhammad Ibnu Wa'si' berkata, aku datang ke kota Makkah, dan bertemu dengan Marwan Ibnul Muhallab seorang gubernur Bashrah, kemudian bertanya, apa hajatmu wahai Abu Abdullah? Kemudian dijawab, Aku hanya ingin engkau seperti apa yang dikatakan oleh saudara dari Bani Ady. Kemudian bertanya, siapakah saudara Bani Ady? Kemudian dijawab, Al-Ala' Ibnu Ziyad, tatkala ia mempekerjakan saudara nya lantas berpesan, " Jikalau engkau mampu bermalam dengan beban yang ringan, perut yang tipis, dan tanganmu bersih dari lumuran darah kaum muslimin dan harta-harta mereka maka lakukanlah, jika berhasil maka engkau terbebas dari dosa dan adzab. Kemudian membaca ayat, 

إِنَّمَا السَّبِيلُ عَلَى الَّذِينَ يَظْلِمُونَ النَّاسَ وَيَبْغُونَ فِي الأرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ أُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

"Sesungguhnya dosa itu atas orang-orang yang berbuat dhalim kepada manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat ‘adzab yang pedih” . (QS. Asy-Syuura 42)

Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda,

كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

"Setiap orang di antara kalian adalah pemimpin, dan setiap orang di antara kamu akan dimintai pertanggungan jawab atas apa yang dipimpinnya...” ( HR Al-Bukhary dan Muslim ) 

Nabi Sallallahu alaihi wa sallam bersabda, 

مَنْ غَشَّنَا فَلَيْسَ مِنَّا.

"Barangsiapa yang menipu kami, maka ia bukan termasuk golongan kami”. (HR Muslim ) 

Nabi Sallallahu alaihi wa sallam bersabda, 

الظُّلْمُ، ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ.

"Kedhaliman itu merupakan kegelapan di hari kiamat”. (HR Al-Bukhary dan Muslim)

Nabi Sallallahu alaihi wa sallam bersabda, 

أَيُّمَا رَاعٍ غَشَّ رَعِيَّتَهُ فَهُوَ فِي النَّارِ.

"Pemimpin mana saja yang menipu rakyatnya, maka tempatnya di neraka”. (HR Ahmad)

Nabi Sallallahu alaihi wa sallam bersabda, 

مَنِ اسْتَرْعَاهُ اللهُ رَعِيَّةً ثُمَّ لَمْ يُحِطْهَا بِنُصْحٍ إِلَّا حَرَّمَ اللهُ عَلَيْهِ الجَنَّةَ. متفق عليه. وفي لفظ : يَمُوتُ حِينَ يَمُوتُ وَهُوَ غَاسِ لِرَعِيَّتِهِ إِلَّا حَرَّمَ اللهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ.

”Barangsiapa yang diangkat oleh Allah untuk memimpin rakyatnya, kemudian ia tidak mencurahkan kesetiaannya, maka Allah haramkan baginya surga”

 Dalam lafadh yang lain disebutkan : ”Ia mati dimana ketika matinya itu ia dalam keadaan menipu rakyatnya, maka Allah haramkan baginya surga”. ( HR Al-Bukhary dan Muslim ) 

Nabi Sallallahu alaihi wa sallam bersabda, 

مَا مِنْ أَمِيْرِ عَشْرَةٍ إِلَّا يُؤْتَى بِهِ مَغْلُولَةً يَدَهُ إِلَى عُنُقِهِ، أطْلَقَهُ عَدْلُهُ أَوْ أوْبَقَهُ جَورُ

"Tidaklah ada seorang pun yang memimpin sepuluh orang, kecuali ia didatangkan dengannya pada hari kiamat dalam keadaan tangannya terbelenggu di lehernya. Entah keadilannya akan membebaskannya ataukah justru kemaksiatannya (kedhalimannya) akan melemparkanya (ke neraka)”. ( HR Al Bazar )

Nabi Sallallahu alaihi wa sallam bersabda, 

اللَّهُمَّ مَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ هَذِهِ أُمَّتِي شَيْئاً فَرَفَقَ بِهِمْ، فَارْفُقْ بِهِ. وَمَنْ شَقَّ عَلَيْهَا فَاشْفُقْ عَلَيْهِ. 

"Ya Allah, siapa saja yang mengurus urusan umatku ini, yang kemudian ia menyayangi mereka, maka sayangilah ia. Dan siapa saja yang menyusahkan mereka, maka susahkanlah ia” . ( HR Muslim ) 

Nabi Sallallahu alaihi wa sallam bersabda, 

سَيَكُونُ أُمَرَاءُ فَسَقَةٌ جَوَرَةٌ، فَمَنْ صَدَّقَهُمْ بِكَذِبَهُمْ، وَأَعَانَهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ فَلَيْسَ مِنِّي وَلَسْتُ مِنهُ، وَلَنْ يَرِدَ عَلَيَّ الْحَوْضَ.

”Akan ada nanti para pemimpin yang fasiq lagi jahat. Barangsiapa yang membenarkan kedustaan mereka dan menolong kedhalimannya (atas rakyatnya), maka ia bukan termasuk golonganku dan aku bukan termasuk golongannya. Ia tidak akan selamar sampai pada telaga”. ( HR Abu Dawud dan At-Tirmidzi ) 

Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, bersabda,

صِنْفَانِ مِنْ أُمَّتِيْ لَا تنَالُهُمَا شَفَاعَتِيْ : سُلْطَانٌ ظَلُوْمٌ غَشَوْمٌ، وَغَالٍ فِي الدِّيْنِ، يَشْهَدُ عَلَيْهِمْ وَيَبْرَأُ مِنْهُمْ

“Ada dua golongan dari umatku yang tidak akan disentuh oleh syafa’atku, yaitu seorang pemimpin yang dhalim lagi penipu, dan orang yang berlebih-lebihan dalam agama (ghulluw) yang bersaksi atas (kepemimpinan) mereka namun berlepas diri dari mereka”.( HR Ibnu Abi A'shim dan At-Thobrony )

Telah berkata Muhammad bin Juhaadah dari ‘Athiyyah dari Abu Sa’iid Al-Khudriy secara marfuu’ ,

أَشَدُّ النَّاسِ عَذَابًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِمَامٌ جَائِرٌ

“Orang yang paling pedih/keras siksanya pada hari kiamat adalah pemimpin/imam yang dhalim”. (HR Ahmad dan At-Tirmidzi dengan sanad yang lemah)

Nabi  shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ لَا يَرْحَمُ لَا يُرْحَمُ

"Barangsiapa yang tidak menyayangi (saudaranya), maka ia tidak akan disayangi (oleh Allah)”. (HR Al-Bukhary dan Muslim)

Nabi Sallallahu alaihi wa sallam bersabda, 

لَا يَرْحَمُ اللهُ مَنْ لا يَرْحَمُ النَّاسَ

"Allah tidak akan menyayangi orang yang tidak menyayangi manusia”. (HR Al-Bukhary)

Nabi Sallallahu alaihi wa sallam bersabda, 

مَا مِنْ أَمِيْرٍ يَلِي أُمُورَ الْمُسْلِمِيْنَ لَا يَجْهَدُ لَهُمْ وَيَنصَحُ لَهُمْ؛ إِلَّا لَمْ يَدْخُلْ مَعَهُمُ الْجَنَّةَ

"Tidak ada seorang pemimpin atau penguasa yang diserahi urusan kaum muslimin kemudian ia tidak bersungguh-sungguh mengurusi mereka dan menasihati mereka, melainkan ia tidak akan masuk surga bersama mereka”. ( HR Ahmad ) 

Nabi Sallallahu alaihi wa sallam bersabda, 

مَنْ وَلَّاهُ اللهُ شَيئًا مِنْ أُمُوْرِ الْمُسْلِمِيْنَ فَاحْتَجَبَ دُونَ حَاجَتِهِمْ وَخَلَّتِهِمْ وَفَقْرِهِمْ احْتَجَبَ اللهُ دُونَ حَاجَتِهِ وَفَقْرِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

"Barangsiapa yang diserahi kepemimpinan terhadap urusan kaum muslimin namun ia menutup diri tidak mau tahu kebutuhan mereka dan kefakiran mereka, niscaya Allah tidak akan memperhatikan kebutuhannya dan kefakirannya di hari kiamat”. ( Abu Dawud dan At-Tirmidzi )

Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, 

الْإِمَامُ الْعَادِلُ يُظِلُّهُ اللهُ فِي ظِلِّهِ

“Imam yang ‘adil akan dinaungi oleh Allah (pada hari kiamat) di bawah naungan-Nya”. ( HR At-Tirmidzi dan An-Nasa'i )

Nabi Sallallahu alaihi wa sallam bersabda, 

الْمُقْسِطُونَ عَلَى مَنَابِرَ مِنْ نُورٍ، الَّذِيْنَ يَعْدِلُونَ فِي حُكْمِهِمْ وَأَهْلِيْهِمْ وَمَا وَلُوا

“Orang-orang yang ‘adil berada di mimbar-mimbar yang terbuat dari cahaya, dimana mereka berbuat ‘adil dalam hukum mereka, keluarga mereka, dan siapa saja yang berada di bawah kepemimpinan mereka”. ( HR Ahmad ) 

Nabi Sallallahu alaihiwa sallam bersabda, 

شِرَارُ أَئِمَّتِكُمُ الَّذِيْنَ تَبْغُضُوْنَهُمْ وَيُبْغِضُوْنَكُمْ، وَتَلْعَنُونَهُمْ وَيَلْعَنُونَكُمْ. قالوا : يا رسول الله ! أفلا ننابذهم ؟ قال : لَا، مَا أَقَامُوا فِيْكُمُ الصَّلَاةَ

"Seburuk-buruk pemimpin kalian adalah (orang) yang kalian membencinya dan mereka pun membenci kalian, kalian melaknatnya dan mereka pun melaknat kalian”. Para shahabat bertanya : “Wahai Rasulullah, tidakkah kita boleh menyingkirkannya ?”. Beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Tidak, selama mereka mendirikan shalat di tengah-tengah kalian”. ( HR Muslim ) 

Nabi Sallallahu alaihi wa sallam bersabda, 

إِنَّ اللهَ لَيُمْلِي لِلظَّالِمِ حَتَّى إِذَا أَخَذَهُ لَمْ يُفْلِتْهُ، ثُمَّ قَرَأَ : وَكَذَلِكَ أَخْذُ رَبِّكَ إِذَا أَخَذَ الْقُرَى وَهِيَ ظَالِمَةٌ إِنَّ أَخْذَهُ أَلِيمٌ شَدِيدٌ 

"Sesungguhnya Allah benar-benar mengulur waktu bagi orang yang dhaalim hingga jika Ia mematikannya, Ia tidak akan meluputkannya”. Kemudian beliau membaca ayat, “Dan begitulah azab Tuhanmu, apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat zalim. Sesungguhnya azab-Nya itu adalah sangat pedih lagi keras”. ( HR Al-Bukhary dan Muslim ) 

Nabi Sallallahu alaihi wa sallam bersabda, 

إِنَّ شَرَّ الرِّعَاءِ الْخُطَمَةُ.

"Sesungguhnya seburuk-buruk penguasa adalah penguasa yang dhalim”. ( HR Al-Bukhary dan Muslim ) 

Nabi Sallallahu alaihi wa sallam bersabda, 

ثَلَاثٌ لَا يُكَلِّمُهُمُ اللهُ....... فذكر منهم الملك الكذاب

"Ada tiga golongan yang tidaka akan diajak bicara oleh Allah………Dan disebutkan diantara nya adalah penguasa yang pendusta …”.( HR Al-Bukhary ) 

Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda , 

إِنَّكُمْ سَتَحْرِصُوْنَ عَلَى الْإِمَارَةِ، وَسَتَكُوْنُ نَدَامَةَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ. 

"Sesungguhnya kalian akan sangat menginginkan kekuasaan (‘imarah) padahal kelak ia akan menjadi penyesalan di hari kiamat”.  ( HR Al-Bukhary ) 

Nabi Sallallahu alaihi wa sallam bersabda, 

إِنَّا وَاللهِ لَا نُوَلِّي هَذَا الْعَمَلَ أَحَدًا سَأَلَهُ، أَوْ أَحَدًا حَرَصَ عَلَيْهِ. 

"Sesungguhnya kami – demi Allah – tidak akan menyerahkan pekerjaan (yaitu jabatan) ini kepada orang yang memintanya atau orang yang berambisi kepadanya”. ( HR Al-Bukhari dan Muslim)

Nabi Sallallahu alaihi wa sallam bersabda, 

يَا كَعْبَ بْنِ عُجْرَةََ ! أَعَاذَكَ اللهُ مِنْ إِمَارَةِ السُّفَهَاء؛ أُمَرَاءُ يَكُونُونَ مِنْ بَعْدِيْ وَلَا يَهْتَدُونَ بِهَدْيِيْ، وَلَا يَسْتَنُّونَ بِسُنَّتِيْ. 

“Wahai Ka’ab bin ‘Ujrah ! Semoga Allah melindungimu dari kepemimpinan orang-orang yang bodoh. Para pemimpin yang muncul setelahku dimana mereka tidak mengambil petunjuk dengan petunjukku dan mengambil sunnah dengan sunnahku”. (HR Al-Hakim)

Allah Ta’ala berfirman,

وَكَذَلِكَ نُوَلِّي بَعْضَ الظَّالِمِينَ بَعْضًا بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

“Dan demikianlah kami jadikan sebagian orang yang zalim sebagai pemimpin bagi sebagian yang lain disebabkan amal yang mereka lakukan.” (QS  Al An’am: 129)

Tentang makna ‘ نولي '  yang ada dalam ayat di atas, para ulama tafsir menafsirkan dengan berbagai ungkapan, diantaranya :

● Kami jadikan sebagian orang yang zalim sebagai kekasih bagi sebagian yang lain. 

● Sebagian orang yang zalim itu kami jadikan mengiringi yang lain di neraka disebabkan amal yang mereka lakukan. 

● Kami jadikan orang yang zalim sebagai penguasa bagi yang lain. 

● Kami pasrahkan sebagian orang yang zalim kepada yang lain dalam artian tidak kami tolong. 

Al Imam Ibnu ‘Asyur mengatakan dalam tafsirnya; “Ayat tersebut bisa dipahami mencakup seluruh orang yang zalim. Sehingga ayat tersebut menunjukkan bahwa Allah akan menjadikan seorang yang zalim akan dikuasai dan dizalimi oleh orang selainnya. 

Rabu, 11 November 2015

SEHARI MEMBAWA KEBERUNTUNGAN DUNIA DAN AKHIRAT


Alhamdulilah, wassholatu wassalamu ala Rosulillah, wa ba'du; 

Tidaklah seorang yang pada suatu hari ia tanpa sengaja mengambil gangguan yang melintang di tengah jalan mengira bahwa amalan tersebut merupakan suatu amalan yang sangat berharga sekali tatkala ia berada di akhirat, karena Allah Ta'ala telah mengampuni segala dosa-dosa nya lantaran amalan tersebut. 

Tidaklah seorang perempuan pezina mengira segala dosa-dosa nya terampuni tatkala ia memberikan seteguk air kepada se ekor anjing yang sangat kehausan hingga menyelamatkan nyawa anjing tersebut, hingga Allah Ta'ala bersyukur kepada nya, dan menjadikan hari tersebut merupakan hari yang paling membawa keberuntungan pada diri nya tatkala ia berada di akhirat. 

Dan hari yang paling berbahagia bagi Nabi Yusuf alaihissalam adalah hari yang ketika itu ia berhasil terbebas dari jeratan godaan sang istri raja seraya berkata, " Aku berlindung kepada Allah", hingga dengan ungkapan ini Allah Ta'ala berfirman, 

  إِنَّهُۥ مِنْ عِبَادِنَا ٱلْمُخْلَصِينَ 

Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih."

(Q.S. Yusuf :24)

Para sahabat yang menyaksikan perang Badar, Allah Ta'ala berkata kepada mereka, 

اعملوا ما شئتم فقد غفرت لكم

" Berbuatlah sesuka kalian, sungguh Aku telah mengampuni kalian ".

Sahabat Muliya Talhah radhiyallahu anhu tatkala memberikan punggungnya kepada Nabi Sallallahu alaihi wa sallam untuk di injak dengan kaki beliau yang mulia Sallallahu alaihi wa sallam, maka Nabi bersabda, 

أوجب طلحة ، أي الجنة

" Sungguh ia, Talhah, mendapatkan surga ".

Sesungguhnya setiap jiwa mukmin bisa jadi memiliki suatu amalan yang istimewa, dan berharga untuk kehidupan dunia dan akhirat nya,  dengan nya ia menggapai ridho Allah Ta'ala dan mendapatkan ampunan-Nya, tatkala Allah Ta'ala melihat kepada catatan amalan nya, mendapati hati yang memiliki cahaya iman, hingga menyinari lembaran amal nya, di hari perhitungan amal.  

Adakah dirimu memiliki satu amalan yang istimewa, dengan nya menghapuskan dosa-dosa. ..? 

Atau belum datang kesempatan tersebut untuk diri mu...? 

Adakah tetesan air mata di waktu sunyi telah menghapus dosa-dosamu. ..? 

Pernah kah usapan tangan mu kepada kepala anak yatim yang membutuhkan belas dan iba telah menghantarkan kepada ridho Allah Ta'ala. ...? 

Sudahkah uluran tangan mu kepada seorang muslim membuat dosa-dosa terampuni dan Allah bersyukur kepada diri mu. ..? 

Apakah suatu perkataan yang hak yang engkau sampaikan ke khalayak umum membuat dosa-dosa mu terhapus dari catatan lembar amalan. ...? 

Tahukah bahwasanya engkau menutupi aurat dan kekurangan seorang muslim telah menjadikan Allah Ta'ala ridho akan perbuatan mu. ...? 

Sadarkah tatkala engkau memberikan makanan kepada fakir miskin telah menjadikan dirimu terbebas dari sentuhan api neraka. ..? 

Kita semua tidak mengetahui, apakah kita mendapatkan taufik dan inayah dari Allah Ta'ala sehingga melakukan amalan yang sederhana yang menghantarkan kepada ridho Allah Ta'ala atau belum datang waktunya. ...?

Wahai saudaraku yang semoga Allah memberikan limpahan Taufik. .....

Seyogyanya setiap hari engkau memiliki suatu amalan yang engkau niatkan dapat menghapus dosa-dosamu dan menghantarkan kepada keberuntungan kekal abadi dan menyelamatkan diri dari siksa api neraka.  

Jumat, 06 November 2015

ALLAH TA'ALA MAHA DEKAT


Alhamdulillah, wassholatu wassalamu ala Rosulillah, wa ba'du; 

Allah Ta'ala berfirman,

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِى عَنِّى فَإِنِّى قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا۟ لِى وَلْيُؤْمِنُوا۟ بِى لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ ﴿١٨٦﴾

" Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." (Q.S. Al-Baqarah:186)

Allah Ta'ala berfirman, 

۞ وَإِلَىٰ ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَٰلِحًا ۚ قَالَ يَٰقَوْمِ ٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُۥ ۖ هُوَ أَنشَأَكُم مِّنَ ٱلْأَرْضِ وَٱسْتَعْمَرَكُمْ فِيهَا فَٱسْتَغْفِرُوهُ ثُمَّ تُوبُوٓا۟ إِلَيْهِ ۚ إِنَّ رَبِّى قَرِيبٌ مُّجِيبٌ ﴿٦١﴾

"Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)".
(Q.S . Huud :61)

Allah Ta'ala berfirman, 

قُلْ إِن ضَلَلْتُ فَإِنَّمَآ أَضِلُّ عَلَىٰ نَفْسِى ۖ وَإِنِ ٱهْتَدَيْتُ فَبِمَا يُوحِىٓ إِلَىَّ رَبِّىٓ ۚ إِنَّهُۥ سَمِيعٌ قَرِيبٌ ﴿٥٠﴾

" Katakanlah: "Jika aku sesat maka sesungguhnya aku sesat atas kemudharatan diriku sendiri; dan jika aku mendapat petunjuk maka itu adalah disebabkan apa yang diwahyukan Tuhanku kepadaku. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Dekat". (Q.S. Saba' :50)

Diriwayatkan oleh Sahabat Abu Musa Al-Asy’ari bahwasanya Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam dalam suatu peperangan bersama para sahabat, tatkala menuruni atau menaiki suatu lembah kecuali para sahabat bertakbir dengan suara yang keras, kemudian Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, 

أيها الناس، اربعوا على أنفسكم، إنكم لا تدعون أصم ولا غائبا،  إنما تدعون سميعا بصيرا، إن الذي تدعون أقرب إلي أحدكم من راحلته
 
 " Wahai kalian semua, pelankanlah suara kalian, Sesungguhnya kalian tidak berdoa kepada yang tuli dan gaib, sesungguhnya kalian berdoa kepada Allah Ta'ala Dzat Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat, sesungguhnya Allah Ta'ala yang kalian seru lebih dekat kepada kalian dari leher binatang tunggangan kalian ". (HR Al-Bukhary dan Muslim)

Nabi Sallallahu alaihi wa sallam bersabda, 

أقرب ما يكون العبد من ربه وهو ساجد، فأكثروا الدعاء

" Keadaan yang paling dekat antara seorang hamba dengan Robb nya adalah ketika dalam keadaan sujud, maka perbanyaklah berdoa saat itu ". ( HR. Muslim ) 

Nabi Sallallahu alaihi wa sallam bersabda, 

أقرب ما يكون الرب من العبد في جوف الليل الاخر، فإن استطعت ان تكون ممن يذكر الله في تلك الساعة فكن

" Keadaan yang paling dekat antara Robb dan hamba Nya adalah ketika sepertiga malam terakhir, jika kalian mampu berdzikir kepada Allah pada saat tersebut, maka kerjakanlah ". (HR. At-Tirmidzi ) 

Nabi Sallallahu alaihi wa sallam bersabda, 

ينزل ربنا تبارك وتعالى كل ليلة الي السماء الدنيا حين يبقى ثلث الليل الآخر فيقول : من يدعوني فاستجيب له، ومن يسألني فاعطيه،  ومن يستغفرني فاغفر له

" Allah Ta'ala turun pada setiap malam menuju langit dunia ketika sepertiga malam terakhir, kemudian berfirman, " Barangsiapa berdoa kepada Ku niscaya akan Aku kabulkan, dan barangsiapa yang meminta kepada Ku niscaya akan Aku berikan, dan barangsiapa yang meminta ampun kepada Ku niscaya akan Aku berikan ampunan ". ( HR Al-Bukhary dan Muslim ) 

Kedekatan Allah Ta'ala kepada para hamba-Nya memiliki dua pengertian, yaitu : 

● Dekat secara umum yang mencakup ilmu dan pengetahuan serta meliput seluruh hamba-Nya, dimana kedekatan ini berhubungan dengan sifat Rububiyah Allah Ta'ala yang mencakup makna, menciptakan, memiliki, dan mengatur para makhluk dan gerakan mereka. 

● Dekat secara khusus kepada hamba-Nya yang beriman yang mengandung penjagaan, memberikan kemenangan dan pertolongan, mengabulkan permintaan dan doa serta limpahan taufik dan inayah kepada orang-orang yang beriman. 

Kedekatan Allah Ta'ala kepada hamba tidak di maknai bahwa Allah Ta'ala menyatu dengan para makhluk Nya, Sebagaimana ini merupakan pemahaman yang menyimpang dari ajaran Al-Qur'an Al-Karim dan As-Sunnah An-Nabawiyah. 

Allah Ta'ala berfirman, 

أَلَمْ تَرَ أَنَّ ٱللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۖ مَا يَكُونُ مِن نَّجْوَىٰ ثَلَٰثَةٍ إِلَّا هُوَ رَابِعُهُمْ وَلَا خَمْسَةٍ إِلَّا هُوَ سَادِسُهُمْ وَلَآ أَدْنَىٰ مِن ذَٰلِكَ وَلَآ أَكْثَرَ إِلَّا هُوَ مَعَهُمْ أَيْنَ مَا كَانُوا۟ ۖ ثُمَّ يُنَبِّئُهُم بِمَا عَمِلُوا۟ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ ﴿٧﴾

 " Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi? Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dialah keempatnya. Dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dialah keenamnya. Dan tiada (pula) pembicaraan antara jumlah yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia berada bersama mereka di manapun mereka berada. Kemudian Dia akan memberitahukan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu." (Q.S. Al-Mujadilah : 7)

Allah Ta'ala berfirman, 

هُوَ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ فِى سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ ٱسْتَوَىٰ عَلَى ٱلْعَرْشِ ۚ يَعْلَمُ مَا يَلِجُ فِى ٱلْأَرْضِ وَمَا يَخْرُجُ مِنْهَا وَمَا يَنزِلُ مِنَ ٱلسَّمَآءِ وَمَا يَعْرُجُ فِيهَا ۖ وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنتُمْ ۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ ﴿٤﴾

" Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa: Kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan". (Q.S. Al-Hadid : 4)

Selasa, 03 November 2015

HARI PEMBALASAN PASTI DATANG


Alhamdulillah , wassholatu wassalamu ala Rosulillah, wa ba'du;

Orang yang paling merugi dan menyesal adalah orang-orang yang pernah mendzalimi orang muslim atau mukmin serta menerjang hak-hak mereka, dan kelak ia akan dituntut untuk mengembalikan hak tersebut dan akan dihinakan pada hari kiamat.
Ia akan membayar hak-hak tersebut dengan amalan kebajikan, padahal hari kiamat setiap manusia butuh akan amalan kebaikan untuk menjadi bekal dihadapan Al-Ka'liq Subhaanahu Wa Ta'ala.

Diriwayatkan oleh sahabat Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwasanya Rosulillah Sallallahu alaihiwa sallam bersabda, " Barang siapa yang memiliki tanggungan hak milik saudara nya, baik berupa suatu kehormatan yang ia tumpahkan atau selainnya, maka hendaknya ia meminta agar dihalalkan baginya pada hari ini, sebelum datang suatu hari nanti yang tidak akan bermanfaat lempengan dinar atau dirham, jika ia memiliki amalan saleh, maka akan diambil amalan saleh tersebut sebagai tebusannya, hingga seluruh amalan saleh nya habis tidak tersisa, maka akan diambil kejelekan orang-orang yang dahulu pernah didzalimi, dan dipikulkan kepada dirinya ". ( HR Muslim )

Nabi Sallallahu alaihi wa sallam bersabda, " Tahukah kalian siapa orang yang bangkrut ? Para sahabat menjawab, “ Orang yang bangkrut diantara kita adalah orang yang tidak lagi memiliki uang dinar atau dirham ". Kemudian Nabi Sallallahu alaihi wa sallam bersabda, " Orang-orang yang bangkrut dari umat ku dihari kiamat adalah orang yang ketika hari kiamat datang dengan membawa banyak pahala amal ibadah sholat, puasa dan zakat, akan tetapi ketika didunia ia pernah mencaci maki orang lain, menuduh orang lain, memakan harta orang lain, menerjang kehormatan orang lain, memukul orang lain,  menumpahkan darah orang lain, maka orang ini diberikan pahala kebaikan ini, dan orang itu diberikan pahala amal kebaikan itu, hingga apabila pahala amal kebaikan nya telah habis digunakan untuk tebusan, dan masih tersisa orang-orang yang belum terlunasi hak-hak mereka, maka kejelekan orang-orang yang di dzalimi akan diambil dan ditimpakan kepada nya, hingga akhirnya ia di masukkan ke dalam neraka ". ( HR Muslim )

Bayangkanlah, bagaimana pahala amal kebaikan anda diambil di depan mata, sedangkan diri anda tidak sanggup mencegahnya, dan pada hari tersebut anda sangat membutuhkan sekali pahala amal kebaikan guna menambah berat timbangan amalan anda.

Dan sebaliknya, anda membayangkan, bagaimana orang-orang melemparkan dosa amalan keburukan kepada anda di depan mata kepala anda, sedangkan anda tidak sanggup mencegahnya, dan anda tidak pernah melakukan keburukan tersebut, sementara anda juga sangat membutuhkan sesuatu untuk menghapus dosa-dosa anda dari catatan amal kejelekan anda, dalam kata lain, anda memerlukan orang lain yang mau memikul dosa-dosa anda.

Bentuk keadilan dan hak-hak manusia yang harus dikembalikan diantara nya adalah darah, atau melayangkan nyawa orang lain dengan tanpa hak.

Sahabat Abdullah ibnu Mas'ud radhiyallahu anhu berkata, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, " Pertama kali yang akan diadili pada saat hari kiamat diantara sesama manusia adalah masalah darah ". ( HR Al-Bukhary )

Orang-orang yang terbunuh kelak hari kiamat akan mencari pembunuh nya dan berkata dihadapan Allah Ta'ala, "  Wahai Rabbku, ambilkanlah hak-ku dari orang yang telah membunuh ku ".

Diantara keadilan yang akan dituntut pada saat hari kiamat adalah urusan harta, walaupun satu dirham atau lebih kecil dari itu, orang yang memiliki hak akan menuntut dihadapan Allah Ta'ala tentang harta tersebut, dan tidak ada ganti tebusannya kecuali pahala amal kebaikan.

Kemudian diantara keadilan yang akan di tegakkan pada hari kiamat adalah tentang ucapan atau hasil dari buah lisan, yang berupa ghibah, namimah, fitnah, tuduhan, cacian, cercaan.

Betapa banyak orang memberikan cacian, tuduhan, fitnah, sedangkan orang yang dibicarakan tidak dihadapan nya dan tidak mengetahuinya. Sekiranya mengetahui niscaya akan memberikan hak jawab, konfirmasi, membela diri, atas tuduhan, fitnah, cacian atau makan tersebut.

Akan tetapi Allah Ta'ala Maha Mengetahui dan kelak hari kiamat akan membalaskan dan mengembalikan hak serta kehormatan atau harga diri orang yang terdzalimi. Maha Suci Allah yang tidak ada sedikitpun perbuatan atau ucapan terabaikan di sisi-Nya, Maha Suci Allah Yang Maha Mengetahui terhadap kedipan mata yang khianat dan apa yang tersembunyi di dalam setiap dada manusia.

Allah Ta'ala berfirman,

يَوْمَ يَبْعَثُهُمُ ٱللَّهُ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُهُم بِمَا عَمِلُوٓا۟ ۚ أَحْصَىٰهُ ٱللَّهُ وَنَسُوهُ ۚ وَٱللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ شَهِيدٌ ﴿٦﴾

" Pada hari ketika mereka dibangkitkan Allah semuanya, lalu diberitakan-Nya kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Allah mengumpulkan (mencatat) amal perbuatan itu, padahal mereka telah melupakannya. Dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu." (Q.S  Al Mujadalah: 6)

Manusia niscaya akan terkejut tatkala mengetahui betapa detail nya timbangan dan hisab Allah Ta'ala di hari kiamat, bahkan sesuatu yang di anggap remeh atau tidak berharga akan tercatat secara rinci.

Allah Ta'ala berfirman,

وَوُضِعَ ٱلْكِتَٰبُ فَتَرَى ٱلْمُجْرِمِينَ مُشْفِقِينَ مِمَّا فِيهِ وَيَقُولُونَ يَٰوَيْلَتَنَا مَالِ هَٰذَا ٱلْكِتَٰبِ لَا يُغَادِرُ صَغِيرَةً وَلَا كَبِيرَةً إِلَّآ أَحْصَىٰهَا ۚ وَوَجَدُوا۟ مَا عَمِلُوا۟ حَاضِرًا ۗ وَلَا يَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا ﴿٤٩﴾

" Dan diletakkanlah kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: "Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang juapun". (Q.S. Al-Kahfi :49)

Allah Ta'ala berfirman,

يَٰبُنَىَّ إِنَّهَآ إِن تَكُ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ فَتَكُن فِى صَخْرَةٍ أَوْ فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ أَوْ فِى ٱلْأَرْضِ يَأْتِ بِهَا ٱللَّهُ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَطِيفٌ خَبِيرٌ ﴿١٦﴾

" (Luqman berkata): "Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui." (Q.S. Luqman:16)

Demikianlah ditempat yang penuh keadilan ini yaitu hari kiamat, mahkamah keadilan akan mengambil setiap hak-hak dan akan ditunaikan atau dibayarkan, termasuk memindahkan kejelekan kepada lembaran catatan amal orang lain yang terdzalimi.

Dan Allah Ta'ala juga akan mendamaikan pihak yang bertikai hingga keadilan tegak dengan sempurna, hingga tidak ada lagi hak seseorang berada di tangan orang lain.