Minggu, 08 Maret 2020

RIDHO ALLAH TA`ALA

Khutbah Jum`at masjid Nabawy

oleh : As-Syaikh  DR. Abdul Muhsin ibn Muhammad Al-Qo`sim, hafidhohullahu Ta`ala.

(  Jum`at : 5 Safar 1441 H  )

Khutbah Pertama:

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.

Amma ba`du : 

Wahai para hamba, bertaqwalah kalian kepada Allah dengan sebenar taqwa, dan berpeganglah dengan agama Islam dengan genggaman yang kuat.

Wahai kaum muslimin...

Sesungguhnya Allah Ta`ala memiliki nama-nama yang indah dan sifat-sifat yang agung, dan setiap dari nama dan sifat tersebut merupakan permisalan yang sangat agung, dan beriman dengannya merupakan rukun Tauhid dan menjadikan suatu amalan menjadi baik dan diterima. 

Diantara sifat Allah Ta`ala yang ditetapkan dalam al-Qur`an dan as-Sunnah adalah sifat Ridho, dan Allah ridho dan murka tidak seperti makhluknya para manusia, dan para generasi salaf telah menetapkannya dari para sahabat dan tabi´in dan seterusnya.

Menggapai ridho Allah Ta`ala semata merupakan tujuan dari perjuangan para Nabi, kekasih Allah dan orang-orang shaleh. 

Allah Ta`ala berfirman : 

وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَشْرِى نَفْسَهُ ٱبْتِغَآءَ مَرْضَاتِ ٱللَّهِ ۗ وَٱللَّهُ رَءُوفٌۢ بِٱلْعِبَادِ ﴿٢٠٧﴾

"Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya." (Q.S. 2: 207)

Allah Ta`ala memberikan pujian dan sanjungan kepada nabiyullah Ismail ´alahissalam karena telah menggapai ridho-Nya . 

Allah Ta`ala berfirman: 

وَٱذْكُرْ فِى ٱلْكِتَٰبِ إِسْمَٰعِيلَ ۚ إِنَّهُۥ كَانَ صَادِقَ ٱلْوَعْدِ وَكَانَ رَسُولًا نَّبِيًّا ﴿٥٤﴾  وَكَانَ يَأْمُرُ أَهْلَهُۥ بِٱلصَّلَوٰةِ وَٱلزَّكَوٰةِ وَكَانَ عِندَ رَبِّهِۦ مَرْضِيًّا ﴿٥٥﴾

"Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di dalam Al Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia adalah seorang rasul dan nabi. Dan ia menyuruh ahlinya untuk bersembahyang dan menunaikan zakat, dan ia adalah seorang yang diridhai di sisi Tuhannya."  (Q.S. 19: 54-55)

Allah Ta`ala berkisah tentang nabi Musa  ´alaihissalam menggapai ridho dengan bersegera mendatangi bukit Thurisina setelah dipetintahkan kepadanya .

Allah Ta`ala berfirman : 

۞ وَمَآ أَعْجَلَكَ عَن قَوْمِكَ يَٰمُوسَىٰ ﴿٨٣﴾  قَالَ هُمْ أُو۟لَآءِ عَلَىٰٓ أَثَرِى وَعَجِلْتُ إِلَيْكَ رَبِّ لِتَرْضَىٰ ﴿٨٤﴾

"Mengapa kamu datang lebih cepat daripada kaummu, hai Musa?" Berkata, Musa: "Itulah mereka sedang menyusuli aku dan aku bersegera kepada-Mu. Ya Tuhanku, agar supaya Engkau ridha (kepadaku)". (Q.S. 20: 83-84)

Nabiyullah Sulaiman ´alahissalam berdoa memohon kepada Allah Ta`ala agar dikaruniai kepadanya amal shaleh yang dapat menggapai ridho-Nya. 

Allah Ta`ala berfirman : 

 وَقَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِىٓ أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ ٱلَّتِىٓ أَنْعَمْتَ عَلَىَّ وَعَلَىٰ وَٰلِدَىَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَٰلِحًا تَرْضَىٰهُ وَأَدْخِلْنِى بِرَحْمَتِكَ فِى عِبَادِكَ ٱلصَّٰلِحِينَ ﴿١٩﴾

"Dan dia (sulaiman) berdoa: "Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh". (Q.S. 27: 19)

Nabiyullah Zakaria ´alaihissalam berdoa memohon kepada Allah agar diberikan keturunan yang senantiasa diridhoi.

Allah Ta`ala berfirman : 

يَرِثُنِى وَيَرِثُ مِنْ ءَالِ يَعْقُوبَ ۖ وَٱجْعَلْهُ رَبِّ رَضِيًّا ﴿٦﴾

"Yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebagian keluarga Ya'qub; dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang diridhai". (Q.S. 19: 6)

Allah Ta`ala mengkisahkan nabi kita Muhammad Shallallahu ´alaihi wa sallam dan para sahabatnya yang senantiasa berbuat ihsan dan beramal saleh untuk menggapai ridho-Nya.

Allah Ta`ala berfirman: 

مُّحَمَّدٌ رَّسُولُ ٱللَّهِ ۚ وَٱلَّذِينَ مَعَهُۥٓ أَشِدَّآءُ عَلَى ٱلْكُفَّارِ رُحَمَآءُ بَيْنَهُمْ ۖ تَراهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِّنَ ٱللَّهِ وَرِضْوَٰنًا ۖ﴿٢٩﴾

"Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya". (Q.S. 48: 29)

Dalam rangka menggapai ridho Allah Ta`ala, kaum Muhajirin rela hijrah meninggalkan rumah dan harta benda mereka .

Allah Ta`ala berfirman : 

لِلْفُقَرَآءِ ٱلْمُهَٰجِرِينَ ٱلَّذِينَ أُخْرِجُوا۟ مِن دِيَٰرِهِمْ وَأَمْوَٰلِهِمْ يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِّنَ ٱللَّهِ وَرِضْوَٰنًا  ﴿٨﴾

"(Juga) bagi orang fakir yang berhijrah yang diusir dari kampung halaman dan dari harta benda mereka (karena) mencari karunia dari Allah dan keridhaan-Nya ." (Q.S. 59: 8)

Dan seorang yang beriman bertawasul dalam doanya dengan ridho Allah Ta`ala dari murka-Nya, sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi kita Muhammad Shallallahu ´alaihi wa sallam dalam doanya:   

اللَّهُمَّ انی أَعُوذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ وَبِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوبَتِكَ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْكَ لاَ أُحْصِى ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ

"Allohumma inni a’uudzu biridlooka min sakhotik, wa bimu’aafaatika min ‘uquubatik, wa a’uudzubika minka laa uhshii tsanaa-an ‘alaika anta kamaa atsnaita ‘alaa nafsik".

"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dengan keridhaanMu (agar selamat) dari kebencianMu, dan dengan keselamatanMu (agar terhindar) dari siksaanMu. Dan aku berlindung kepadaMu dariMu, Aku tidak membatasi pujian kepadaMu. Engkau (dengan kebesaran dan keagunganMu) adalah sebagaimana pujianMu kepada diriMu.”

Dan barometer baiknya suatu amalan dan diterimanya tergantung pada keikhasan seorang hamba dan berharap akan ridho-Nya .

Allah Ta`ala berfirman: 

۞ لَّا خَيْرَ فِى كَثِيرٍ مِّن نَّجْوَىٰهُمْ إِلَّا مَنْ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوْ مَعْرُوفٍ أَوْ إِصْلَٰحٍۭ بَيْنَ ٱلنَّاسِ ۚ وَمَن يَفْعَلْ ذَٰلِكَ ٱبْتِغَآءَ مَرْضَاتِ ٱللَّهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا ﴿١١٤﴾

"Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar." (Q.S. 4: 114)

Nafkah yang diberikan untuk anak dan keluarga akan diberikan ganjaran dan keberkahan jika nafkah tersebut diniatkan untuk mencari ridho Allah Ta`ala.

Allah Ta`ala berfirman : 

وَمَثَلُ ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَٰلَهُمُ ٱبْتِغَآءَ مَرْضَاتِ ٱللَّهِ وَتَثْبِيتًا مِّنْ أَنفُسِهِمْ كَمَثَلِ جَنَّةٍۭ بِرَبْوَةٍ أَصَابَهَا وَابِلٌ فَـَٔاتَتْ أُكُلَهَا ضِعْفَيْنِ فَإِن لَّمْ يُصِبْهَا وَابِلٌ فَطَلٌّ ۗ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ ﴿٢٦٥﴾
"Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat." (Q.S. 2: 265)

Allah Ta`ala mengagungkan orang orang yang menunaikan ibadah haji menuju baitullah yang mencari ridho-Nya .

Allah Ta`ala berfirman : 

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تُحِلُّوا۟ شَعَٰٓئِرَ ٱللَّهِ وَلَا ٱلشَّهْرَ ٱلْحَرَامَ وَلَا ٱلْهَدْىَ وَلَا ٱلْقَلَٰٓئِدَ وَلَآ ءَآمِّينَ ٱلْبَيْتَ ٱلْحَرَامَ يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِّن رَّبِّهِمْ وَرِضْوَٰنًا ۚ  ﴿٢﴾

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang hadya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keridhaan dari Tuhannya."  (Q.S. 5: 2)

Seorang muslim dituntut untuk senantiasa menggapai ridho Allah Ta`ala dimanapun ia berada, baik ketika mukim (berdiam dirumah) ataupun musafir bepergian dari rumahnya, dalam keadaan suka maupun berduka, dan dalam semua keadaannya.

Dalam bersafar diajarkan melantunkan doa agar senantiasa menggapai ridho-Nya : 

سُبْحَانَ الَّذِيْ سَخَّرَ لَنَا هَـٰذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِيْنَ. وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُوْن  اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ فِيْ سَفَرِنَا هَـٰذَا الْبِرَّ وَالتَّقْوَى، وَمِنَ الْعَمَلِ مَا تَرْضَى

"Subhanal-ladzii sakh-khoro lanaa haadzaa wa maa kunnaa lahu muqriniin. 
Wa innaa ilaa robbinaa lamunqolibuun, 
Allaahumma innaa nas-aluka fii safarinaa haadzal birro wat-taqwaa, wa minal 'amali maa tardho"

Maha Suci Tuhan yang menundukkan kendaraan ini untuk kami, padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya. Dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami (di hari Kiamat).
Ya Allah sesungguhnya kami memohon kebaikan dan taqwa dalam bepergian ini, kami mohon perbuatan yang meridhokan-Mu."

Jika seorang muslim dilanda musibah maka seyogyanya tidak berucap kecuali apa yang diridhoi oleh Allah Ta`ala, sebagaimana Rasulullah Shallallahu ´alaihi wa sallam tatkala mendapati musibah wafatnya putra beliau Ibrahim, beliau berkata:

إنَّ العَيْنَ تَدْمَعُ والقَلب يَحْزنُ ، وَلاَ نَقُولُ إِلاَّ مَا يُرْضِي رَبَّنَا ، وَإنَّا لِفِرَاقِكَ يَا إبرَاهِيمُ لَمَحزُونُونَ 

”Sungguh mata menangis dan hati bersedih akan tetapi tidak kita ucapkan kecuali yang diridhoi oleh Allah, dan sungguh kami sangat bersedih berpisah denganmu wahai Ibrahim”. (HR Al-Bukhari)

Dan diantara rahmat Allah Ta`ala dan karunia-Nya, menurunkan syariat agama islam yang senantiasa diridhoi-Nya. 

Allah Ta`ala berfirman: 

 ٱلْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِى وَرَضِيتُ لَكُمُ ٱلْإِسْلَٰمَ دِينًا ۚ  ﴿٣﴾

"Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu." (Q.S. 5: 3)

Dan dengan merealisasikan agama islam, seseorang mendapat ridho ar-Rohman dan dengan beriman kepada-Nya akan menghantarkan pada kebahagiaan dunia dan akhirat dan mewariskan ridho-Nya.

Allah Ta`ala berfirman:

إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ أُو۟لَٰٓئِكَ هُمْ خَيْرُ ٱلْبَرِيَّةِ ﴿٧﴾  جَزَآؤُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ جَنَّٰتُ عَدْنٍ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدًا ۖ رَّضِىَ ٱللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا۟ عَنْهُ ۚ ذَٰلِكَ لِمَنْ خَشِىَ رَبَّهُۥ ﴿٨﴾

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya." (Q.S. 98: 7-8)

Orang-orang yang beriman dan beramal saleh sunggah ia telah menempuh jalan ridho. 

Allah Ta`ala berfirman: 

إِن تَكْفُرُوا۟ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَنِىٌّ عَنكُمْ ۖ وَلَا يَرْضَىٰ لِعِبَادِهِ ٱلْكُفْرَ ۖ وَإِن تَشْكُرُوا۟ يَرْضَهُ لَكُمْ ۗ ﴿٧﴾

"Jika kamu kafir maka sesungguhnya Allah tidak memerlukan (iman)mu dan Dia tidak meridhai kekafiran bagi hamba-Nya; dan jika kamu bersyukur, niscaya Dia meridhai bagimu kesyukuranmu itu." (Q.S. 39: 7)

Tauhid merupakan pengesaan kepada Allah Ta`ala dalam ibadah yang merupakan amalan paling mulia di sisi Allah Ta`ala dan ridho jika para hamba hanya menyembah-Nya serta murka jika disekutukan dan dijadikan tandingan dan ridho jika seluruh hamba berpegang teguh dengan tali Allah serta tidak bercerai berai.

Nabi Shallallahu ´alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ اللهَ يَرْضَى لَكُمْ ثَلَاثًا، وَيَكْرَهُ لَكُمْ ثَلَاثًا، فَيَرْضَى لَكُمْ: أَنْ تَعْبُدُوهُ، وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا، وَأَنْ تَعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا، وَيَكْرَهُ لَكُمْ: قِيلَ وَقَالَ، وَكَثْرَةَ السُّؤَالِ، وَإِضَاعَةِ الْمَالِ

“Sesungguhnya Allah ridho terhadap kalian pada tiga hal dan memurkai kalian karena tiga hal. Allah meridhoi kalian jika, Kalian beribadah kepada-Nya dan tidak menyekutukan sesuatu pun dengan-Nya dan Kalian semua berpegang teguh dengan tali Allah serta tidak berpecah belah." (HR. Muslim)

Barangsiapa yang merealisasikan Tauhid niscaya Allah Ta`ala ridho kepada-Nya.

Allah Ta`ala berfirman: 

لَّا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلآخِرِ يُوَآدُّونَ مَنْ حَآدَّ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ وَلَوْ كَانُوٓا۟ ءَابَآءَهُمْ أَوْ أَبْنَآءَهُمْ أَوْ إِخْوَٰنَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ كَتَبَ فِى قُلُوبِهِمُ ٱلْإِيمَٰنَ وَأَيَّدَهُم بِرُوحٍ مِّنْهُ ۖ وَيُدْخِلُهُمْ جَنَّٰتٍ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَا ۚ رَضِىَ ٱللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا۟ عَنْهُ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ حِزْبُ ٱللَّهِ ۚ أَلَآ إِنَّ حِزْبَ ٱللَّهِ هُمُ ٱلْمُفْلِحُون 

"Mereka itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung." (Q.S.58: 22)

Barang siapa yang menolong agama Allah Ta`ala niscaya Allah akan menolongnya dan menguatkannya.

Allah Ta`ala berfirman:

۞ لَّقَدْ رَضِىَ ٱللَّهُ عَنِ ٱلْمُؤْمِنِينَ إِذْ يُبَايِعُونَكَ تَحْتَٱلشَّجَرَةِ فَعَلِمَ مَا فِى قُلُوبِهِمْ فَأَنزَلَ ٱلسَّكِينَةَ عَلَيْهِمْ وَأَثَٰبَهُمْ فَتْحًا قَرِيبًا

"Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon, maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya)." (Q.S.48: 18)

Kejujuran merupakan pokok keimanan dan dengannya seorang hamba mendapatkan manfaat di dunia dan akhirat.

Allah Ta`ala berfirman:  

قَالَ ٱللَّهُ هَٰذَا يَوْمُ يَنفَعُ ٱلصَّٰدِقِينَ صِدْقُهُمْ ۚ لَهُمْ جَنَّٰتٌتَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدًا ۚ رَّضِىَ ٱللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا۟ عَنْهُ ۚ ذَٰلِكَ ٱلْفَوْزُ ٱلْعَظِيمُ ﴿١١٩

" Allah berfirman: "Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar kebenaran mereka. Bagi mereka surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; Allah ridha terhadap-Nya. Itulah keberuntungan yang paling besar"." (Q.S.5: 119)

Syukur merupakan amalan yang dapat mengikat kenikmatan, melanggengkan dan bahkan menambahnya, dan menggapai pahala yang sangat besar serta mendapat ridho-Nya.

Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda:

إن ثلاثة من بني إسرائيل : أبرص وأقرع وأعمى، فأرادالله أن يبتليهم، فبعث إليهم ملكا،...........
. قال : وأتى الأعمى في صورته فقال : رجل مسكين وابن سبيل قد انقطعت بي الحبال في سفري، فلا بلاغ لي اليوم إلا بالله ثم بك، أسألك بالذي رد عليك بصرك شاة أتبلغ بها في سفري، فقال : قد كنت أعمى فرد الله إلي بصري، فخذ ما شئت، ودع ما شئت، فوالله لا أجهدك اليوم بشيء أخذته لله، فقال : أمسك مالك، فإنما ابتليتم، فقد رضي الله عنك وسخط على صاحبيك.

“Sesungguhnya ada tiga orang dari bani Israil, yaitu : Penderita penyakit kusta, orang berkepala botak, dan orang buta. Kemudian Allah Subhanahu wata’ala ingin menguji mereka bertiga, maka diutuslah kepada mereka seorang malaikat.....

Kemudian malaikat tadi mendatangi orang yang sebelumnya buta, dengan menyerupai keadaannya dulu disaat ia masih buta, dan berkata kepadanya : “Aku adalah orang yang miskin, yang kehabisan bekal dalam perjalanan, dan telah terputus segala jalan bagiku (untuk mencari rizki) dalam perjalananku ini, sehingga kau tidak dapat lagi meneruskan perjalananku hari ini, kecuali dengan pertolongan Allah kemudian pertolongan anda. Demi Allah yang telah mengembalikan penglihatan anda, aku minta seekor kambing saja untuk bekal melanjutkan perjalananku”. Maka orang itu menjawab : “Sungguh aku dulunya buta, lalu Allah mengembalikan penglihatanku. Maka ambillah apa yang anda sukai, dan tinggalkan apa yang tidak anda sukai. Demi Allah, saya tidak akan mempersulit anda dengan mengembalikan sesuatu yang telah anda ambil karena Allah”. Maka malaikat tadi berkata : “Peganglah harta kekayaan anda, karena sesungguhnya engkau ini hanya diuji oleh Allah, Allah telah ridho kepada anda, dan murka kepada kedua teman anda”. (HR. Al Bukhari dan Muslim).

Seorang hamba senantiasa membutuhkan makanan dan minuman, dan dari keutamaan Allah Ta`ala senantiasa mencurahkan nikmat makanan dan minuman, dan jika hamba tersebut menyantapnya kemudian memuji kepada Allah niscaya ia akan diridhoi.

Rosulullah shallallahu ´alaihi wa sallam bersabda:

إنَّ اللهَ لَيَرْضَى عَنِ العَبْدِ أنْ يَأكُلَ الأَكْلَةَ ، فَيَحمَدَهُ عَلَيْهَا ، أَوْ يَشْرَبَالشَّرْبَةَ ، فَيَحْمَدَهُ عَلَيْهَا

“Sesungguhnya Allah sangat ridho kepada seorang hamba yang memakan makanan lalu memuji Allah karena makanan tersebut, atau meminum suatu minuman lalu memuji Allah karenanya” (HR. Muslim)

Kehidupan dunia dipenuhi dengan ujian dan cobaan dan barangsiapa yang berlapang dada dan ridho maka sedungguhnya ia mendapat ridho Allah Ta`ala. 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلاَءِ وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ فَمَنْ رَضِىَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ

“Sesungguhnya balasan terbesar dari ujian yang berat. Jika Allah mencintai suatu kaum, maka Allah akan memberikan cobaan kepada mereka. Barangsiapa ridho, maka Allah pun ridho. Dan barangsiapa murka atau tidak suka pada cobaan tersebut, maka baginya murka Allah.” (HR. At-Tirmidzy)

Lisan merupakan pintu kebajikan ataupun pintu keburukan, dan ucapan yang baik membawa pada ridho Allah Ta`ala.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إنَّ العَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالكَلِمَةِ مِنْ رِضْوَانِ الله تَعَالَى مَا يُلْقِي لَهَا بَالاً يَرْفَعُهُ اللهُ بِهَا دَرَجاتٍ

“Sesungguhnya seorang hamba benar-benar mengucapkan satu perkataan yang diridhoi oleh Allah, yang tidak ia pedulikan perkataan tersebut, maka Allah mengangkatnya beberapa derajat karena perkataan tersebut.”  (HR Al-Bukhari)

Sebagaimana Allah Ta`ala menyukai kesucian hati, maka Ia mencintai kesucian secara lahiriyah.

Rasulullah shallallahu ´alaihi wa sallam bersabda: 

السِّوَاكُ مَطْهَرَةٌ لِلْفَمِ مَرْضَاةٌ لِلرَّبِّ

“Bersiwak membuat mulut bersih dan mendatangkan ridha Allah.” (HR. An-Nasa`i)

Pada hari kiamat harta dan keturunan tidak meliliki arti.

Allah Ta`ala berfirman: 

يَوْمَ لَا يَنفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ ﴿٨٨﴾ إِلَّا مَنْ أَتَى ٱللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ ﴿٨٩﴾

"(Yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih." (Q.S. 26: 88-89)

Seseorang tidak dapat memberikan Syafaat antara satu dengan lainnya kecuali diberikan ijin oleh Allah dan orang tersebut diridhoi-Nya.

Allah Ta`ala berfirman:

يَوْمَئِذٍ لَّا تَنفَعُ ٱلشَّفَٰعَةُ إِلَّا مَنْ أَذِنَ لَهُ ٱلرَّحْمَٰنُ وَرَضِىَ لَهُۥ قَوْلًا ﴿١٠٩﴾

"Pada hari itu tidak berguna syafa'at, kecuali (syafa'at) orang yang Allah Maha Pemurah telah memberi izin kepadanya, dan Dia telah meridhai perkataannya." (Q.S. 20: 109)

Dan tidak akan dapat memberikan syafaat kecuali pada orang yang diridhoi.

Allah Ta`ala berfirman:

 وَلَا يَشْفَعُونَ إِلَّا لِمَنِ ٱرْتَضَىٰ 

"Dan mereka tiada memberi syafa'at melainkan kepada orang yang diridhai Allah." (Q.S. 2: 28)

Di dalam Surga orang-orang yang beriman mendapatkan banyak limpahan kenikmatan yang tiada tara, namun ridho Allah lebih dari semua itu.

Allah Ta´ala berfirman:

وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلْمُؤْمِنِينَ وَٱلْمُؤْمِنَٰتِ جَنَّٰتٍ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَا وَمَسَٰكِنَ طَيِّبَةً فِى جَنَّٰتِ عَدْنٍ ۚ وَرِضْوَٰنٌ مِّنَ ٱللَّهِ أَكْبَرُ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ ٱلْفَوْزُ ٱلْعَظِيمُ ﴿٧٢﴾

"Allah menjanjikan kepada orang-orang mukmin, lelaki dan perempuan, (akan mendapat) surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dan (mendapat) tempat-tempat yang bagus di surga 'Adn. Dan keridhaan Allah adalah lebih besar; itu adalah keberuntungan yang besar." (Q.S. 9: 72)

Jika Allah ridho dengan para penduduk Surga, maka mereka tidak akan mendapat murka Allah selamanya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إنَّ الله – عز وجل – يَقُولُ لأَهْلِ الجَنَّةِ : يَا أهْلَ الجَنَّةِ ، فَيقولُونَ : لَبَّيكَ رَبَّنَا وَسَعْدَيْكَ ، فَيقُولُ : هَلْ رَضِيتُم ؟ فَيقُولُونَ : وَمَا لَنَا لاَ نَرْضَى يَا رَبَّنَا وَقَدْ أَعْطَيْتَنَا مَا لَمْ تُعْطِ أحداً مِنْ خَلْقِكَ ، فَيقُولُ : ألاَ أُعْطِيكُمْ أفْضَلَ مِنْ ذلِكَ ؟ فَيقُولُونَ : وَأيُّ شَيءٍ أفْضَلُ مِنْ ذلِكَ ؟ فَيقُولُ : أُحِلُّ عَلَيكُمْ رِضْوَانِي فَلاَ أسْخَطُ عَلَيْكُمْ بَعْدَهُ أبَداً

“Sesungguhnya Allah azza wa jalla berkata kepada penghuni surga: “Wahai penghuni surga..”, mereka berkata: “Kami memenuhi panggilanMu, kami menta’atiMu”. Allah berkata: “Apakah kalian ridho (puas)?”, maka mereka berkata: “Kenapa kami tidak ridho (puas) sementara Engkau telah memberikan kepada kami apa yang tidak Engkau berikan kepada seorangpun dari ciptaanMu”. Maka Allah berkata: “Maukah Aku berikan kepada kalian yang lebih baik dari ini?”. Mereka berkata: “Apakah yang lebih baik dari ini?”. Allah berkata: “Aku telah menurunkan kepada kalian keridhoanKu, maka Aku tidak akan marah kepada kalian setelah ini selama-lamanya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Wahai kaum muslimin.....

Sesungguhnya beberuntungan yang hakiki diraih dengan berpegang erat tehadap ajaran agama islam, dan dengannya menggapai ridho Allah Ta`ala, dan barang siapa berpegang erat dengan ridho Allah niscaya ia akan dirihoi.

Barang siapa yang mencari ridho Allah Ta`ala dan mengutamakan dari segalanya maka niscaya ia akan diridhoi Allah dan Allah perintahkan para manusia untuk ridho kepadanya.

Namun, barangsiapa yang mencari keridhoan manusia dengan kemarahan Allah maka Allah akan marah kepadanya dan menjadikan manusia marah kepadanya.

Allah Ta`ala berfirman: 

أَفَمَنِ ٱتَّبَعَ رِضْوَٰنَ ٱللَّهِ كَمَنۢ بَآءَ بِسَخَطٍ مِّنَ ٱللَّهِ وَمَأْوَىٰهُ جَهَنَّمُ ۚ وَبِئْسَ ٱلْمَصِيرُ ﴿١٦٢﴾

"Apakah orang yang mengikuti keridhaan Allah sama dengan orang yang kembali membawa kemurkaan (yang besar) dari Allah dan tempatnya adalah Jahannam? Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali." (Q.S. 3: 162)

بارک الله لی ولکم فی القران العظبم ونفعنی وایاکم بما فیه من الایات والذکر الحکیم واقول قیل هذا واستغفرالله لی ولکم ولساٸر المسلمین من کل ذنب واستغفروه انه هو الغفور الرحیم

Khubah Kedua: 

الحمد لله علی احسانه، والشکر له علی توفیقه وامتنانه، واشهد ان لااله الا الله واشهد ان نبینا محمدا عبده ورسوله، وصلی الله علیه وعلی اله واصحابه وسلم تسلیما مزیدا 

Wa ba`du: 

Sesungguhnya barangsiapa yang diridhoi Allah Ta`ala niscaya akan diberikan nikmat yang paling agung di dalam Surga.

Allah Ta`ala berfirman:

۞ لِّلَّذِينَ أَحْسَنُوا۟ ٱلْحُسْنَىٰ وَزِيَادَةٌ ۖ  ﴿٢٦﴾

"Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya." (Q.S. 10: 26)

Dan tambahannya adalah melihat wajah Allah Yang Maha Mulia, sebagaimana ditafsirkan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.

Dan jika kaum mukminin melihat wajah Allah Ta`ala maka hal tersebut merupakan kenikmatan yang paling agung bagi mereka.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا دَخَلَ أَهْلُ الْجَنَّةِ الْجَنَّةَ قَالَ يَقُولُ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى تُرِيدُونَ شَيْئًا أَزِيدُكُمْ فَيَقُولُونَ أَلَمْ تُبَيِّضْ وُجُوهَنَا أَلَمْ تُدْخِلْنَا الْجَنَّةَ وَتُنَجِّنَا مِنْ النَّارِ قَالَ فَيَكْشِفُ الْحِجَابَ فَمَا أُعْطُوا شَيْئًا أَحَبَّ إِلَيْهِمْ مِنْ النَّظَرِ إِلَى رَبِّهِمْ عَزَّ وَجَلَّ 

“Jika penghuni surga telah masuk surga, Allah Ta’ala berfirman :  “Apakah kalian wahai penghuni surga menginginkan sesuatu sebagai tambahan dari kenikmatan surga ?” Maka mereka menjawab :“Bukankah Engkau telah memutihkan wajah-wajah kami? Bukankah Engkau telah memasukkan kami ke dalam surga dan menyelamatkan kami dari azab neraka?” Maka pada waktu itu Allah membuka hijab yang menutupi wajah-Nya Yang Mahamulia, dan penghuni surga tidak pernah mendapatkan suatu kenikmatan yang lebih mereka sukai daripada melihat wajah Allah ‘azza wa jalla.” (HR. Muslim )

Dan apabila kaum mukminin telah melihat wajah Allah Ta`ala, maka wajah penghuni surga bertambah bersinar dan gemerlap.

Allah Ta`ala berfirman: 

وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَّاضِرَةٌ ﴿٢٢﴾  إِلَىٰ رَبِّهَا نَاظِرَةٌ ﴿٢٣﴾

"Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhannyalah mereka melihat." (Q.S. 75: 22-23)

Al-Imam Al-Hasan rahimahullah berkata: "Kaum mukminin melihat Allah Ta`ala maka wajah mereka menjadi bertambah bersinar dan bercahaya".

Kemudian ketahuilah wahai para hamba, sesungguhnya Allah Ta`ala memerintahkan kepada kalian untuk bershalawat dan salam kepada Nabi yang Mulia, Allah berfirman: 

إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِىِّ ۚ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسْلِيمًا ﴿٥٦﴾

"Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya." (Q.S. 33: 56)

اللهم صل وسلم وبارك على نبينا محمد، وارض اللهم عن خلفائه الراشدين، الذين قضوا بالحق وبه كانوا يعدلون، أبی بكر وعمر وعثمان وعلي، وعن سائر الصحابة أجمعین، وعنا معهم بجودك وكرمك يا أكرم الأكرمين. .. .
اللهم أعز الإسلام والمسلمين، وأذل الشرك والمشركين، ودمر أعداء الدين، واجعل اللهم هذا البلد آمنا مطمئنا رخاء وسائر بلاد المسلمين..... 
اللهم ارض عنا، وارزقنا لذة النظر إلى وجهك الكریم، ياذا الجلال ولاإكرام......
اللهم إنا نسألك التو فيق والسعادة فی الدنيا والآخرة. 
اللهم ألهمنا رشدنا، َوقنا شر أنفسنا، واصرف عنا الفتن ما ظهر منها وما بطن....
اللهم وفق إمامنا وولی عهده لما تحب وترضى، وخذ بناصيتهما للبر والتقوى، ووفق جميع ولاة أمور المسلمین للعمل بكتابك وتحكيم شرعك يا قوي يا عزيز.......
ربنا اتنا فی الدنیا حسنة وفی الاخرة حسنة وقنا عذاب النار.....
عباد الله : 
إِنَّ ٱللَّهَ يَأْمُرُ بِٱلْعَدْلِ وَٱلْإِحْسَٰنِ وَإِيتَآئِ ذِى ٱلْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ ٱلْفَحْشَآءِ وَٱلْمُنكَرِ وَٱلْبَغْىِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ ، فاذكروا الله العظيم الجليل يذكركم، واشكروه على 
آلائه ونعمه يزدكم، ولذكر الله أكبر، والله يعلم ما تصنعون.