Rabu, 27 Januari 2021

SYUKUR NIKMAT

 

إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا وسيئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضل له ومن يضلل الله فلا هادي له، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله.

 

﴿ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ ﴾ [آل عمران: 102]، ﴿ يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاء وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا ﴾ [النساء: 1]،

﴿ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا * يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا ﴾ [الأحزاب: 70، 71].

 

أما بعد:

فَإِنَّ أصدق الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَخَيُرَ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وآله وَسَلَّمَ -، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضلالة وكلَ ضلالة في النار.

 

Wahai kaum muslimin ; 

Sesungguhnya nikmat Allah yang dilimpahkan  kepada kita sangat banyak sekali tidak terhingga tidak dapat dikalkulasi, senantiasa datang silih berganti sepanjang siang dan malam tiada henti.

Allah Ta`ala berfirman ;

 ﴿ وَآتَاكُمْ مِنْ كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَتَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا إِنَّ الْإِنْسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ ﴾ [إبراهيم: 34

Dan Dia senantiasa memberikan kepadamu segala apa yang kalian butuhkan dan sesungguhnya sekiranya kalian menghitung hitung karuia Allah niscaya tidak akan sanggup melakukannya, sesungguhnya manusia adalah benar benar aniaya lagi sanggat ingkar . (QS Ibrahim 34)

Allah Ta`ala berfirman ;

﴿ مَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ ثُمَّ إِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فَإِلَيْهِ تَجْأَرُونَ﴾ [النحل: 53].

 Dan tidaklah sekecil apapun yang datang kepadamu dari suatu nikmat kecuali hanya dari Allah semata, kemudian jika kalian mendapatkan kesusahan maka engkau berlindung kepada Nya (QS An Nahl 53)

Dan seutama utama nikmat adalah nikmat hidayah terhadap agama ini.

Allah Ta`ala berfirman ;

ۚ ٱلْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِى وَرَضِيتُ لَكُمُ ٱلْإِسْلَٰمَ دِينًا ۚ ﴿٣﴾

"Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu." (QS Al Maidah :3)

Allah Ta`ala berfirman ;

وَنَزَعْنَا مَا فِى صُدُورِهِم مِّنْ غِلٍّ تَجْرِى مِن تَحْتِهِمُ ٱلْأَنْهَٰرُ ۖ وَقَالُوا۟ ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ ٱلَّذِى هَدَىٰنَا لِهَٰذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِىَ لَوْلَآ أَنْ هَدَىٰنَا ٱللَّهُ ۖ لَقَدْ جَآءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِٱلْحَقِّ ۖ وَنُودُوٓا۟ أَن تِلْكُمُ ٱلْجَنَّةُ أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ ﴿٤٣﴾

"Dan Kami cabut segala macam dendam yang berada di dalam dada mereka; mengalir di bawah mereka sungai-sungai dan mereka berkata: "Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki kami kepada (surga) ini. Dan kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Allah tidak memberi kami petunjuk. Sesungguhnya telah datang rasul-rasul Tuhan kami, membawa kebenaran". Dan diserukan kepada mereka: "ltulah surga yang diwariskan kepadamu, disebabkan apa yang dahulu kamu kerjakan"."
(QS Al A`raaf :43)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata : `` Dan setiap hamba senantiasa tidak terlepas dalam naungan nikmat Allah yang dibutuhkan utuk selalu bersyukur, ataupun dosa yang dibutuhkan bersegera untuk memohon ampunan, dan setiap dari kedua ini merupakan perkara yang lazim bagi setiap individu kapanpun, maka sesungguhnya setiap jiwa senantiasa bergelimang dengan nikmat dan limpahan karunia dari Nya ``.

 Dan diantara sebab sebab yang dapat membantu untuk menggapai sukur nikmat diantara nya :

1) Senantiasa merenungkan setiap nikmat dan karunia Allah, dan selalu menginggat pada setiap waktu dan keadaan dengan tanpa lalai dari nya, dikarenakan kebanyakan manusia tatkala mendapat limpahan nikmat karunia dengan segala bentuk nya dari makanan, minuman, kedaraan, tempat tinggal dan seterus nya, namun mereka tidak merasa dan menyadari akan nikmat ini, belum merasa bagaimana sekiranya nikmat tersebut hilang dan tercabut secara tiba tiba, oleh karena nya Allah memerintahkan kepada kita agar selalu merenungkan nya.

Allah berfirman ;

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱذْكُرُوا۟ نِعْمَتَ ٱللَّهِ عَلَيْكُمْ ۚ هَلْ مِنْ خَٰلِقٍ غَيْرُ ٱللَّهِ يَرْزُقُكُم مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلْأَرْضِ ۚ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ فَأَنَّىٰ تُؤْفَكُونَ ﴿٣﴾

"Hai manusia, ingatlah akan nikmat Allah kepadamu. Adakah pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezeki kepada kamu dari langit dan bumi? Tidak ada Tuhan selain Dia; maka mengapakah kamu berpaling (dari ketauhidan)?"
(QS Fa`thir 3)

2) Hendaknya setiap kita melihat kepada orang orang yang memiliki nikmat berada dibawah nya , sebagaimana diriwayatkan oleh Al Imam Al Bukhary dan Muslim dari hadist sahabat Abu Huraira radhiyallahu anhu , bahwasanya Rosulullah shollallahu alaihi wa sallam bersabda :
 
"انظروا إلى من هو أسفل منكم ولا تنظروا إلى من فوقكم فهو أجدر أن لا تزدروا نعمة الله عليكم".

وفي رواية: "إذا نظر أحدكم إلى من فضل عليه في المال، والخَلْق، فلينظر إلى من هو أسفل منه، ممن فضل عليه".

 `` Lihatlah kepada orang yang nikmatnya dibawah kalian dan jangan melihat kepada orang yang nikmatnya diatas dari kalian, maka dengan demikian kalian mampu utuk tidak melalaikan nikmat Allah yang diberikan kepada kalian ``.

Dalam riwayat lain : ``Jika kalian melihat kepada orang yang memiliki nikmat diatas kalian dalam harta dan paras, maka hendaknya ia meliat orang orang yang nikmat nya dibawah kalian yang kalian diberikan lebih dari mereka ``.
(HR. Al Bukhary dan Muslim)

Al Imam Ibnu Hajar dalam keterangan syarah Hadist ini berkata : `` Hadist ini sangat menyeluruh terhadap segala jenis kebajikan, dikarenakan seseorang jika melihat kepada yang diberikan nikmat lebih daripada nya dalam urusan dunia maka ia berkeinginan untuk memiliki seperti nya, dan menyederhanakan nikmat yang telah Allah berikan kepada diri nya dan berusaha keras mencari tambah hingga sepertinya atau nendekati nya, ini biasa ada pada kebanyakan manusia pada umum nya, namun jika sekiranya ia mau menengok kepada orang yang nimat nya dibawah mereka dalam urusan dunia maka akan terliha jelas nikmat Allah yang ada pada diti nya dan melahirkan rasa syukur dan rendah hati dan menggerakkan kebaikan kebaikan ``.

3) Hendaknya para manusia mengetahui bahwa kelak pada hari kiyamat Allah Ta`ala akan menanyakan segala nikmat dan mensyukuri nya.

Allah Ta`ala berfirman :

﴿ وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا ﴾ [الإسراء: 36].

"Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya."
(Q.S.17:36)

وقال تعالى: ﴿ ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ ﴾ [التكاثر: 8].

"kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu)."
(Q.S.102:8)

Diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu anhu bawa Rosulullah shallallahu alaihi wa salam bersabda :

"إن أول ما يحاسب به العبد يوم القيامة أن يقال له: ألم أصح لك جسمك، وأروك من الماء البارد؟".

 `` Sesungguhnya pertama kali yang akan di hisab dari seorang hamba pada hari kiyamat adalah ditanyakan kepada nya : ``Bukankah tubuhmu telah kami berikan kesehatan dan kami hilangkan dahaga kalian dengan air jernih yang menyegarkan ?``.
( HR. Al Hakim )

بارَك الله لي ولَكم في القرآنِ العظيمِ، ونفَعني وإيّاكم بما فيه من الآياتِ والذّكر الحكيم، أقولُ قولي هذَا، وأستغفِر اللهَ العظيمَ الجليلَ لي ولكم ولِسائر المسلمين مِن كلّ ذنب، فاستَغفروه وتوبوا إِليه، إنّه هو الغفور الرحيم.

 

الخطبة الثانية

الحمد لله على إحسانه، والشكر له على توفيقه وامتنانه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له تعظيما لشأنه، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله الداعي إلى رضوانه، الهادي إلى إحسانه، صلى الله عليه وعلى آله وأصحابه وسلم تسليماً كثيراً.

 wa ba` du ;

Wahai sekalian para hamba.....
Bagaimanakah seorang hamba bersyukur kepada Allah Ta`ala tentang nikmat Nya yang agung ini ?
Bersyukur dengan cara merealisasikan rukun rukun nya....
Yaitu bersyukur secara hati , lisan , dan anggota badan nya.

قال ابن القيم - رحمه الله - : "الشكر يكون: بالقلب: خضوعاً واستكانةً، وباللسان: ثناءً واعترافاً، وبالجوارح: طاعةً وانقياداً". "مدارج السالكين" (2 / 246).

 Al Imam Ibnul Qoyyim rahimahullahu berkata : `` Syukur dilakukan oleh hati dengan cara tunduk dan patuh (kepada Allah Ta`ala )
Dilakukan oleh lisan dengan cara mengakui dan memberikan pujian dan sanjungan ( kepada Allah Ta`ala )
Dan dilakukan dengan anggota badan dengan cara berbuat ketaatan dan kepatuhan ( kepada Allah Ta`ala ).
(Madaarijus saalikiin 2/246)

Penjelasan ungkapan diatas adalah :

Bahwasanya syukur nikmat dengan hati adalah dengan cara hati merasakan betapa bernilainya nikmat yang telah Allah limpahkan pada dirinya dan selalu mengaku bahwa pemberi nikmat yang agung ini adalah Allah Ta`ala semata tiada sekutu bagi Nya.

Allah Ta`ala berfirman :

﴿ وَمَا بِكُم مِّن نِّعْمَةٍ فَمِنَ اللّهِ ﴾ [النحل: 53].

 
"Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya)."
(Q.S.16:53)

Adapun bersyukur dengan lisan yaitu : mengakui secara lafadz setelah yakin didalam lubuk hati bahwa sang pemberi nikmat yang hakiki adalah Allah Ta`ala semata dan menggunakan lisan untuk selalu memuja dan memuji Allah Azza wa Jalla.

Allah Ta`ala menerangkan nikmat Nya yang dilimpahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam dalam firman Nya :
 
﴿ وَوَجَدَكَ عَائِلًا فَأَغْنَى ﴾ [الضحى: 8]

"Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan." (Q.S.93:8)

Kemudian Allah Ta`ala perintahkan untuk melakukan :

﴿ وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ ﴾ [الضحى: 11].

"Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu siarkan." (Q.S.93:11)

وعَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: (إِنَّ اللَّهَ لَيَرْضَى عَنْ الْعَبْدِ أَنْ يَأْكُلَ الْأَكْلَةَ فَيَحْمَدَهُ عَلَيْهَا، أَوْ يَشْرَبَ الشَّرْبَةَ فَيَحْمَدَهُ عَلَيْهَا). رواه مسلم (2734).

Dan diriwayatkan dari sahabat Anas ibnu Malik, Rosulullah shallallahu alahi wa sallam bersabda : `` Sesungguhnya Allah ridho kepada seorang hamba jika ia menyantap sesuap makanan kemudian ia memuji kepada Allah Ta`ala dan jika ia minum seteguk air ia memuji kepada Allah Ta`ala ``. ( HR. Muslim )

Adapun bersyukur secara anggota badan, maka dengan ia menggunakan badan ini untuk berbuat ketaatan kepada Allah Ta`ala, dan menjauhi dari segala yang dilarang Allah Ta`ala serta maksiyat dan dosa.

Allah Ta`ala berfirman :
 
﴿ اعْمَلُوا آلَ دَاوُدَ شُكْراً ﴾  [سبأ: 13].

Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah)." (Q.S.34:13)

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا صَلَّى قَامَ حَتَّى تَفَطَّرَ رِجْلَاهُ قَالَتْ عَائِشَةُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَتَصْنَعُ هَذَا وَقَدْ غُفِرَ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ؟ فَقَالَ: (يَا عَائِشَةُ أَفَلَا أَكُونُ عَبْدًا شَكُورًا). رواه البخاري (4557) ومسلم (2820).

Diriwayatkan oleh Ummul Mukminin A`isyah radhiallahu anha bercerita: `` Bahwasanya Rosulullah shallallahu alaihi wa sallam apabila mengerjakan sholat malam maka beliau berdiri lama hingga kedua kaki nya membengkak, maka Ummul Mukminin A`isyah radhiallahu anha bertanya : `` Wahai Rosulullah, apakah engkau mengerjakan ini semua sedangkan Allah telah mengampuni dosa terdahulu dan yang akan datang ?``.
Maka Rosulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda : `` Wahai A`isyah ..., apakah salah sekiranya aku menjadi hamba yang bersyukur....?
( HR. Al Bukhary dan Muslim )

Dari sini sebahagian Salaf berkata :
 
"الشكر: ترك المعاصي"

`` Bersyukur adalah meninggalkan maksiyat ``.

Sebahagiyan berkata :

"الشكر أن لا يُستعان بشيءٍ من النعَم على معصيته".

`` Bersyukur adalah tidak nenggunakan kenikmatan untuk bermaksiyat kepada Allah Ta`ala ``.

وصلُّوا - رعاكم الله - على محمد بن عبد الله كما أمركم الله بذلك في كتابه فقال: ﴿ إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً ﴾ [الأحزاب: 56]، وقال صلى الله عليه وسلم: ((مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَاةً صَلَّى الله عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا)).