Jumat, 04 September 2015

BAHAGIA

 

Alhamdulillah, was sholaatu was salaamu ala Rosulillah, wa ba'du : 

Sesungguhnya setiap manusia yang hidup di dunia fana ini bertujuan untuk menggapai kebahagiaan, karena hal ini menjadi tujuan bagi setiap orang mukmin atau kafir, orang saleh atau toleh, orang baik atau jahat, semua sepakat untuk mendapatkan dan merasakan kebahagiaan, namun beragam cara diantara mereka untuk menggapai nya, sebahagian berpendapat meraih kebahagiaan dengan mengumpulkan harta, memiliki rumah mewah, mendapatkan jabatan yang terpandang, titel yang tinggi dan semisalnya, namun yang benar, bahwasanya ini merupakan sebahagian kecil dari kebahagiaan yang terasa, bila telah bergeser waktu, pastilah harta tersebut menjadi habis, rumah tersebut akan berpindah tangan, jabatan akan segera ditinggalkan, titel tersebut menjadi tidak berguna. 

Allah Ta'ala berfirman, 

فَلَا تُعْجِبْكَ أَمْوَٰلُهُمْ وَلَآ أَوْلَٰدُهُمْ ۚ إِنَّمَا يُرِيدُ ٱللَّهُ لِيُعَذِّبَهُم بِهَا فِى ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا وَتَزْهَقَ أَنفُسُهُمْ وَهُمْ كَٰفِرُونَ 

 " Maka janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki dengan (memberi) harta benda dan anak-anak itu untuk menyiksa mereka dalam kehidupan di dunia dan kelak akan melayang nyawa mereka, sedang mereka dalam keadaan kafir." (Q.S.At-Taubah:55)

Berkata Penyair :

Aku tidak melihat kebahagiaan tatkala mengumpulkan harta benda  ♢  Akan tetapi kebahagiaan adalah diraih dengan ketakwaan. 

Bukanlah orang yang bahagia adalah bahagia dengan dunia yang dimiliki  ♢  Akan tetapi bahagia hakiki adalah selamat dari siksa api.

Allah Ta'ala berfirman, 

كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ ٱلْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ ۖ فَمَن زُحْزِحَ عَنِ ٱلنَّارِ وَأُدْخِلَ ٱلْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَآ إِلَّا مَتَٰعُ ٱلْغُرُورِ 

" Setiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan." ( Q.S. Al-Imran:185)

Diriwayatkan oleh Al-Imam Ibnu Hibban dalam shohihnya,dari sahabat Saad radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda, 

أربع من  السعادة : المرأة الصالحة ، المسكن الواسع ، الجار الصالح ، المركب الهنيء   

" Empat perkara yang mendatangkan kebahagiaan : Wanita yang solihah, tempat tinggal yang luas, tetangga yang baik dan kendaraan yang menyenangkan ". 

Diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim dari sahabat Abdullah bin Amrin radhiyallahu anhuma dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, 

الدنيا متاع , وخير متاع الدنيا المرأة الصالحة 

" Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita yang solihah ". 

Diriwayatkan oleh Al-Imam Ahmad dalam Musnadnya, menerangkan tentang keadaan wanita solihah, dari hadist sahabat Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam ditanya tentang keadaan wanita yang solihah, maka menjawab, 

التي تسره إذا نظر ، تطيعه اذا أمر ، ولا تخالفه فيما يكره في نفسها وماله 

" Yaitu menyenangkan jika dipandang, mentaati jika diperintah, dan tidak menyelisihi dalam sesuatu yang dibenci untuk dirinya dan hartanya ". 

 Al-Imam As-Sa'di rahimahullah menyebutkan tentang sarana untuk menggapai kebahagiaan diantara nya : 

●  Beriman kepada Allah Ta'ala dan beramal saleh, sebagaimana firman Allah Ta'ala, 

مَنْ عَمِلَ صَٰلِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُۥ حَيَوٰةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ 

" Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." (Q.S . An-Nahl 97)

Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma berkata, " Hayatan thoyyibah atau kehidupan yang baik adalah kehidupan yang bahagia, dan kebahagiaan ini Allah Ta'ala letakkan didalam hati seorang hamba yang saleh, walaupun keadaan mereka terbatas dan sempit di dunia. 

Ibnul Qoyyim rahimahullah bercerita tentang keadaan gurunya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah, "  Walaupun beliau berada dibalik sempitnya penjara namun demikian, beliau merupakan sosok manusia yang paling longgar dadanya, bahagia kehidupannya, gembira hatinya, terlihat bersinar dan berseri-seri wajahnya, dan dahulu jika kita mendapatkan kegundahan dan kesusahan, maka tatkala kita berkunjung menemui nya dan melihat keadaan nya serta mendengarkan ucapan ucapan nya, sehingga kita merasakan kegembiraan dan memperoleh semangat dan motivasi, dan Maha Suci Allah Ta'ala yang telah mempersaksikan surga dunia kepada hamba Nya sebelum surga akhirat Nya ". 

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, " Sesungguhnya didunia ini terdapat surga, barangsiapa yang tidak memasuki nya maka ia tidak akan masuk surga akhirat ". 

●  Diantara sebab yang mendatangkan kebahagiaan adalah beriman kepada takdir dan putusan Allah Ta'ala, sehingga tatkala seseorang yakin akan garis yang telah digariskan untuk nya niscaya ia akan merasakan ketenteraman dan ketenangan terhadap apa yang ia timpa walaupun keadaan yang tidak menyenangkan menghampirinya. 

Diriwayatkan dari Ibnu ad-Dailimi, ia berkata, “Aku mendatangi Ubay bin Ka’ab dan aku katakan kepadanya, ‘Terlintas dalam pikiranku sesuatu tentang masalah takdir. Lalu sampaikanlah suatu perkataan kepadaku mudah-mudahan Allah menghilangkan keraguan dalam hatiku.’ Dia berkata,

لَوْ أَنَّ اللَّهَ عَذَّبَ أَهْلَ سَمَوَاتِهِ وَأَهْلَ أَرْضِهِ عَذَّبَهُمْ وَهُوَ غَيْرُ ظَالِمٍ لَهُمْ وَلَوْ رَحِمَهُمْ كَانَتْ رَحْمَتُهُ خَيْرًا لَهُمْ مِنْ أَعْمَالِهِمْ وَلَوْ أَنْفَقْتَ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا فِى سَبِيلِ اللَّهِ مَا قَبِلَهُ اللَّهُ مِنْكَ حَتَّى تُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ وَتَعْلَمَ أَنَّ مَا أَصَابَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُخْطِئَكَ وَأَنَّ مَا أَخْطَأَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُصِيبَكَ وَلَوْ مُتَّ عَلَى غَيْرِ هَذَا لَدَخَلْتَ النَّارَ 

“Seandainya Allah mengadzab seluruh penduduk langit dan bumi niscaya dia mengadzab mereka tanpa berbuat dzalim kepada mereka. Dan seandainya Allah merahmati mereka niscaya rahmat-Nya itu lebih baik bagi mereka dari amal-amal mereka. Dan ketahuilah seandainya engkau menginfakkan emas sebesar gunung Uhud di jalan Allah niscaya Allah tidak akan menerima darimu hingga engkau beriman kepada takdir. Dan engkau meyakini bahwasanya apa yang ditakdirkan menimpamu pasti tidak akan meleset darimu. Dan apa yang ditakdirkan meleset darimu niscaya tidak akan menimpamu. Jika engkau mati di atas keyakinan selain keyakinan ini niscaya engkau masuk Neraka.” 

Ibnu ad-Dailimi berkata, “Lalu akupun mendatangi Abdullah bin Mas’ud dan dia mengatakan hal yang sama. Kemudian aku mendatangi Hudzaifah bin Yaman dan dia juga mengatakan hal yang sama. Lalu aku mendatangi Zaid bin Tsabit dan dia menyampaikan kepadaku dari Nabi perkataan yang sama.” (HR. Abu Dawud)

عن أبي العباس عبدالله بن عباس رضي الله عنهما قال: كنت خلف النبي صلى الله عليه وسلم يوماً، فقال لي: “يا غلام، إنّي أعلمك كلماتٍ: احفظ الله يحفظك، احفظ الله تجده تجاهك، إذا سألت فاسأل اللهَ، وإذا استعنت فاستعن بالله، واعلم أن الأمة لو اجتمعت على أن ينفعوك بشيء لم ينفعوك إلا بشيء قد كتبه الله لك، وإن اجتمعوا على أن يضرّوك بشيء لم يضروك إلا بشيء قد كتبه الله عليك، رفعت الأقلام وجفت الصحف”، رواه الترمذي وقال: حديث حسن صحيح. وفي رواية غير الترمذي: “احفظ الله تجده أمامك، تعرّف إلى الله في الرخاء يعرفك في الشدة، واعلم أن ما أخطأك لم يكن ليصيبَك، وما أصابك لم يكن ليخطئَك، واعلم أن النصر مع الصبر، وأن الفَرَج مع الكرب، وأنّ مع العسر يسراً”.

Dari Abul ‘Abbas ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu ‘anhu dia 

berkata: “Suatu hari (ketika) saya (dibonceng Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) di belakang (hewan tunggangan) Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau bersabda kepadaku: “Wahai anak kecil, sungguh aku akan mengajarkan beberapa kalimat (nasehat penting) kepadamu, (maka dengarkanlah baik-baik!): “Jagalah (batasan-batasan syariat) Allah, maka Allah akan menjagamu, jagalah (batasan-batasan syariat) Allah, maka kamu akan mendapati Allah di hadapanmu (selalu bersamamu dan menolongmu), jika kamu (ingin) meminta (sesuatu), maka mintalah (hanya) kepada Allah, dan jika kamu (ingin) memohon pertolongan, maka mohon pertolonganlah (hanya) kepada Allah, dan ketahuilah, bahwa seluruh makhluk (di dunia ini), seandainya pun mereka bersatu untuk memberikan manfaat (kebaikan) bagimu, maka mereka tidak mampu melakukannya, kecuali dengan suatu (kebaikan) yang telah Allah tuliskan (takdirkan) bagimu, dan seandainya pun mereka bersatu untuk mencelakakanmu, maka mereka tidak mampu melakukannya, kecuali dengan suatu (keburukan) yang telah Allah tuliskan (takdirkan) akan menimpamu, pena (penulisan takdir) telah diangkat dan lembaran-lembarannya telah kering.”( H.R. At-Tirmidzi  )

●  Diantara sebab yang dapat mendatangkan kebahagiaan adalah memperbanyak berdzikir kepada Allah Ta'ala, sebagaimana firman Allah Ta'ala, 

ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ ٱللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ 

" (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram." (Q.S. Ar-Ra'du :28)

Memanjatkan doa kepada Allah Ta'ala diantara nya sebagai berikut : 

اَللّهُمَّ اِنَّا نَسْأَلُكَ سَلاَمَةً فِى الدِّيْنِ وَعَافِيَةً فِى الْجَسَدِ وَزِيَادَةً فِى الْعِلْمِ وَبَرَكَةً فِى الرِّزْقِ وَتَوْبَةً قَبْلَ الْمَوْتِ وَرَحْمَةً عِنْدَ الْمَوْتِ وَمَغْفِرَةً بَعْدَ الْمَوْتِ

“Ya Alloh, kami memohon keselamatan agama, dan kesejahteraan badan, dan penambahan ilmu, berkat rizki
serta taubat sebelum mati, dan rahmat di waktu mati,
dan ampunan setelah mati.”

» اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لِي دِينِيَ الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِي وَأَصْلِحْ لِي  دُنْيَايَ الَّتِي فِيْهَا مَعَاشِي، وَأَصْلِحْ لِي آخِرَتِيَ الَّتِي إِلَيْهَا مَعَادِي وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لِي فِي كُلِّ خَيْرٍ، وَالْمَوْتَ رَاحَةً لِي مِنْ كُلِّ شَرٍّ « [رواه مسلم

“Ya Allah, perbaikilah bagiku agamaku yang merupakan 

pelindung perkaraku, perbaikilah bagiku duniaku yang merupakan tempat kehidupanku, perbaikilah akhiratku yang disana tempat kembaliku, jadikanlah kehidupan ini sebagai sarana bagiku untuk menambah kebaikan, dan kematianku sebagai tempat istirahat dari segala keburukan”. (H.R Muslim)

اللَّهُمَّ رَحْمَتَكَ أَرْجُو فَلاَ تَكِلْنِي إِلَى نَفْسِي طَرْفَةَ عَيْنٍ وَأَصْلِحْ لِي شَأْنِي كُلَّهُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ « [رواه أبو داود بإسناد صحيح

Ya Allah, rahmat-Mu aku harapkan, maka janganlah Engkau serahkan (urusan)-ku kepada diriku walau sekejap mata, perbaikilah semua urusanku, tiada ilah selain Engkau” (H.R.Abu Dawud)

●  Diantara sebab yang mendatangkan kebahagiaan adalah qona'ah terhadap pemberian Allah Ta'ala.

Diriwayatkan dari Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

قَدْ أَفْلَحَ مَنْ أَسْلَمَ وَرُزِقَ كَفَافًا وَقَنَّعَهُ اللَّهُ بِمَا آتَاهُ

“Sungguh sangat beruntung seorang yang masuk Islam, kemudian mendapatkan rizki yang secukupnya dan Allah menganugrahkan kepadanya sifat qana’ah (merasa cukup dan puas) dengan rezki yang Allah berikan kepadanya”. (HR Muslim)

Hadits yang mulia menunjukkan besarnya keutamaan seorang muslim yang memiliki sifat qana’ah, karena dengan itu semua dia akan meraih kebaikan dan keutamaan di dunia dan akhirat.

●  Merasa yakin bahwa kehidupan dunia adalah sementara dan kehidupan yang kekal abadi dan kebahagiaan hakiki adalah di akhirat. 

Allah Ta'ala berfirman, 

لَقَدْ خَلَقْنَا ٱلْإِنسَٰنَ فِى كَبَدٍ 

" Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah." (Q.S.Al-Balad:4)

Allah Ta'ala berfirman, 

وَقَالُوا۟ ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ ٱلَّذِىٓ أَذْهَبَ عَنَّا ٱلْحَزَنَ ۖ إِنَّ رَبَّنَا لَغَفُورٌ شَكُورٌ .  ٱلَّذِىٓ أَحَلَّنَا دَارَ ٱلْمُقَامَةِ مِن فَضْلِهِۦ لَا يَمَسُّنَا فِيهَا نَصَبٌ وَلَا يَمَسُّنَا فِيهَا لُغُوبٌ 

Dan mereka berkata: "Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan duka cita dari kami. Sesungguhnya Tuhan kami benar-benar Maha Pengampum lagi Maha Mensyukuri. "Yang menempatkan kami dalam tempat yang kekal (surga) dari karunia-Nya; didalamnya kami tiada merasa lelah dan tiada pula merasa lesu"."(Q.S. Fa'thir :35)

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda,

الدُّنْيَا سِجْنُ الْمُؤْمِنِ وَجَنَّةُ الْكَافِرِ

"Dunia adalah penjara seorang mukmin, dan surga orang kafir.”
(HR.Muslim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar