Senin, 28 September 2015

IBADAH HAJI & IMAN

As-Syaikh Prof DR Abdurrozak Al-Badr hafidhohullahu Ta'ala.

Alhamdulillah, was sholaatu was salaamu ala Rosulillah, wa ba'du :

Sesungguhnya ibadah haji merupakan sarana untuk menggapai kesucian jiwa, membersihkan hati dan menambah keimanan, betapa banyak dalam rangkaian ibadah haji menyimpan aneka pelajaran yang menyentuh hati, menjadikan hati seseorang senantiasa ber inabah, mendatangkan roghbah dan rohbah serta khouf dan roja' hanya kepada Allah Ta'ala semata, betapa banyak orang-orang yang memiliki hati yang keras meneteskan air mata, orang-orang yang bertaubat diterima, orang-orang yang berdosa terhapus dosa-dosa nya, orang-orang yang berdo'a terkabulkan, orang-orang yang memohon dibebaskan dari neraka terijabahi.

Jika kita merenungkan tentang dalil-dalil ibadah haji dari Al-Qur'an dan As-Sunnah maka kita jumpai disana terdapat aturan-aturan yang jelas, kaidah yang agung untuk membersihkan hati dan jiwa.
Allah Ta'ala berfirman,

ٱلْحَجُّ أَشْهُرٌ مَّعْلُومَٰتٌ ۚ فَمَن فَرَضَ فِيهِنَّ ٱلْحَجَّ فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوقَ وَلَا جِدَالَ فِى ٱلْحَجِّ ۗ وَمَا تَفْعَلُوا۟ مِنْ خَيْرٍ يَعْلَمْهُ ٱللَّهُ ۗ وَتَزَوَّدُوا۟ فَإِنَّ خَيْرَ ٱلزَّادِ ٱلتَّقْوَىٰ ۚ وَٱتَّقُونِ يَٰٓأُو۟لِى ٱلْأَلْبَٰبِ

" (Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal." (Q.S . Al-Baqorah :197)

Didalam ayat ini terkandung larangan untuk berbuat rafats atau sia-sia, berbuat fasik, berbantah-bantahan dan semisalnya dari aneka keburukan dan kejelekan yang condong kepada hawa nafsu dan syahwat.
Didalam nya pula terkandung anjuran agar berbuat kebajikan berupa bersegera dalam berbuat ibadah dan ketaatan yang senantiasa Allah Ta'ala mengetahui nya dan sebaik-baik bekal adalah takwa, ibarat seseorang yang menempuh perjalanan panjang yaitu kehidupan akhirat .

Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata, " Manusia semenjak diciptakan maka ia tergolong musafir yang menempuh perjalanan panjang yang tiada tujuan akhir kecuali antara surga atau neraka, adapun orang yang berakal mengetahui bahwa suatu perjalanan ditempuh dengan tunggangan dan banyak rintangan yang melintang dan merupakan suatu yang mustahil adalah ketika menempuh perjalanan seseorang berleha-leha dan bersantai serta mengharapkan aneka kenikmatan dan kesenangan, sesungguhnya hal tersebut dicapai setelah seseorang sampai tujuan ".

Sesungguhnya seseorang dalam mengarungi kehidupan ini banyak mendapati rintangan, cobaan dan hambatan yang melalaikan dari tujuan hidup di akhirat, bahkan Nabi shallallahu alaihi wa sallam mengabarkan bahwa iman seseorang akan berkurang, bahkan rusak, lusuh, dan lenyap ibarat pakaian.
Diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Hakim dan Al-Imam At-Thobrony dari sahabat Abdullah bin Amrin Ibnul Asyh radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

(( إنَّ الإيمانَ لَيَخلَقُ في جوف أحدكم كما يَخلَقُ الثوبُ، فاسألوا الله أن يُجدِّدَ الإيمانَ في قلوبكم ))

" Sesungguhnya iman yang berada dalam hati kalian akan lusuh dan rusak sebagaimana pakaian, maka memohon lah kepada Allah Ta'ala agar memberikan pembaharuan iman dalam hati kalian ".

Dalam hadist ini dikabarkan bahwa iman seseorang akan lusuh, rusak, berkurang bahkan lenyap dan hilang dikarenakan ber interaksi dengan fitnah dan godaan dari berbagai maksiat dan dosa, sehingga dibutuhkan penjagaan dan memohon pertolongan kepada Allah Ta'ala adalah diberikan istiqomah dan pembaharuan iman.

Allah Ta'ala berfirman,

وَٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّ فِيكُمْ رَسُولَ ٱللَّهِ ۚ لَوْ يُطِيعُكُمْ فِى كَثِيرٍ مِّنَ ٱلْأَمْرِ لَعَنِتُّمْ وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ ٱلْإِيمَٰنَ وَزَيَّنَهُۥ فِى قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ ٱلْكُفْرَ وَٱلْفُسُوقَ وَٱلْعِصْيَانَ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلرَّٰشِدُونَ

" Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalanganmu ada Rasulullah. Kalau ia menuruti kemauanmu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu mendapat kesusahan, tetapi Allah menjadikan kamu "cinta" kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus ". (Q.S . Al-Hujuraat:7)

Dan diantara kebajikan adalah seseorang menjaga iman yang ia miliki yang merupakan modal utama untuk meraih kehidupan akhirat dan bekal tatkala menghadap kepada Tuhannya.

Diantara sebab-sebab untuk meningkatkan iman adalah menunaikan ibadah haji yang dapat menghapus dosa-dosa sebelumnya, dan haji yang mabrur tidak ada balasan bagi nya kecuali surga, dan barangsiapa yang menunaikan haji dengan menjauhi rafats, berbuat fasik dan jidal maka ia seolah terlahirkan ke dunia kembali, sebagaimana telah sah riwayat dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam tentang hal itu.

Betapa banyak tatkala seseorang menunaikan ibadah haji yang menjadi titik awal perubahan bagi seseorang, yang tadinya tergolong orang yang buruk maka berubah menjadi baik, dan tadinya baik maka ia menjadi lebih baik, dan realita menjadi saksi atas perkara ini.

Betapa banyak orang-orang yang menunaikan ibadah haji memanjatkan doa dan mengangkat tangan mereka di waktu dan tempat yang mustajab dengan sepenuh hati dan khusyuk agar diberikan keteguhan iman dan limpahan istiqomah serta dijauhkan dari segala bentuk fitnah yang nampak ataupun tersembunyi, dan diberikan keberkahan dan kebaikan dalam urusan dunia dan akhirat nya senantiasa hatinya dihiasi dengan iman dan takwa dan memohon agar tergolong sebagai pemimpin orang-orang yang diberikan petunjuk.
Dan Allah Ta'ala senantiasa memberikan ijabah dan menerima do'a dari para hamba, sebagaimana firman Allah Ta'ala,

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِى عَنِّى فَإِنِّى قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا۟ لِى وَلْيُؤْمِنُوا۟ بِى لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." (Q.S . Al-Baqorah:186)

Telah sah riwayat dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

(( الحُجَّاجُّ والعُمََّّار وفدُ الله، دعاهم فأجابوه، وسألوه فأعطاهم ))

" Sesungguhnya para jamah haji dan umrah mereka adalah tamu Allah, Allah menyeru mereka dan mereka datang, dan mereka memanjatkan permohonan kepada Allah maka Allah mengabulkan peminta nya ". ( HR. Al-Bazzar ).

Maka sepantasnya bagi setiap siapa saja yang diberikan kesempatan untuk menunaikan ibadah haji ini hendaknya menjadikan amalan ini sebagai bentuk ketundukan dan kepatuhan kepada Allah Ta'ala semata, mengharapkan ampunan dan rahmat-Nya, takut akan adzab dan siksa Nya, bertaubat dari segala perbuatan-perbuatan dan kesalahan yang pernah dilakukannya, memperbanyak ibadah dzikir, do'a dan istigfar, agar menjadi sosok manusia yang kembali suci diatas petunjuk dan fitrah yang benar, memolai dengan lembaran kehidupan yang baru, dengan penuh ketaatan dan ibadah, kebaikan dan istiqomah, dipenuhi ketenteraman dan ketenangan hati dan jiwa, diberikan kekuatan iman dan istiqomah diatas nya dan terbebas dari jeratan fitnah yang nyata.

Bukankah sepantasnya seorang yang menunaikan ibadah haji agar menyadari akan perkara yang agung ini, sehingga mendapatkan limpahan pahala dan manfaat yang berharga, terlebih jika kita melihat disana banyak fitnah dan godaan yang mampu melemahkan iman, sehingga dengan ini dapat membentengi diri dan menjaga keimanan, dikarenakan haji adalah bagian dari iman, dan segala sesuatu yang menyempurnakan nya merupakan kesempurnaan iman dan melengkapi nya.

Seorang hamba yang mendapatkan taufik senantiasa memperhatikan dua perkara yang agung ini :

●  Merealisasikan iman dan berbagai cabangnya secara ilmu dan amalan.

●  Menjaga dan memelihara dari segala yang berseberangan dengan iman dari berbagai fitnah dan godaan yang nampak ataupun tersembunyi, dan memperbaiki dengan cara bertaubat nasuha sepenuh hati sebelum hilangnya kesempatan.

Dua perkara ini dipetik dari firman Allah Ta'ala,

{فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوقَ وَلَا جِدَالَ فِي الْحَجِّ وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ يَعْلَمْهُ اللَّهُ وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ}

Didalam ayat ini terkandung dua pondasi utama yaitu menolak keburukan  dan sesuatu yang melemahkan iman, serta berusaha untuk menunaikan kebajikan dan segala bentuk kesempurnaan.

نسأل الله جلَّ وعلا أن يُصلحَ لنا جميعاً ديننا الذي هو عصمة أمرنا، وأن يُصلح لنا دنيانا التي فيها معاشنا، وأن يُصلح لنا آخرتنا التي فيها معادنا، وأن يجعل الحياة زيادة لنا في كلِّ خير، والموت راحة لنا من كلِّ شرٍّ، وأن يزيننا بزينة الإيمان، وأن يجعلنا هُداةً مهتدين غير ضالِّين ولا مُضلِّين، إنََّّه سبحانه سميع الدعاء، وهو أهل الرجاء، وهو حسبنا ونعم الوكيل.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar