Selasa, 02 Juli 2013

'USHUL AHLIS SUNNAH

Allah Ta'ala berfirman, "Barangsiapa menentang Rasul setelah datangnya petunjuk, dan ia mengikuti selain jalannya Mukminin, maka Kami palingkan kemana ia berpaling, dan Kami akan masukkan ke jahanam dan seburuk-buruk tempat kembali baginya".(QS.An Nisaa: 115).

Allah Ta'ala berfirman, "Apa yang telah datang kepadamu dari Rasul maka ambillah, dan apa yang dilarang untukmu maka tinggalkanlah".(QS.Al Hasyr: 7). Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Setiap umatku akan masuk surga kecuali yang enggan". "Siapa yang enggan ya Rasulullah?" "Barang siapa taat kepadaku ia masuk surga, dan barangsiapa bermaksyiat ia telah enggan".

Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Hendaknya kalian berpegang teguh dengan sunnahku, dan sunnah para kholifah yang mendapat petunjuk setelahku". Dari dalil di atas, diketahui barangsiapa yang menghendaki keselamatan maka hendaknya ia berpegang dengan aqidah Salafus Sholih, dan istiqomah di atasnya. Dengan aqidah yang lurus akan mewariskan cinta kepada Allah, Muroqobah, Khosyah, dan menghindar dari syahwat dan syubhat, dan akhlak yang tercela.

Diantara pokok aqidah yang Lurus adalah:
√ Iman kepada Allah yang meliputi, Rububiyah, 'Uluhiyah, serta Asma' dan Sifat-Nya.
√ Iman kepada Malaikat, sebagaimana yang dicantumkan dalam Ayat dan Hadist yang shahih.
√ Iman kepada Kitab yang Allah turunkan sebagai hujjah para manusia, dan Al Qur'an secara khusus yang menjadi kitab suci pedoman para manusia hingga akhir zaman.
√ Iman kepada para Nabi yang diutus Allah Ta'ala, secara khusus nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam yang merupakan penutup Nabi dan Rasul.
√ Iman terhadap Adzab Kubur dan nikmatnya, dan hari-hari setelahnya dari hari akhir dari segala peristiwa yang terjadi yang ditetapkan Al Qur'an dan As Sunnah seperti dikumpulkannya manusia di padang Mahsyar hingga ditimbangnya amal mereka dan berujung surga maupun neraka.
√ Iman terhadap Taqdir yang Allah tentukan kepada para makhluk.
√ Iman adalah ucapan lisan, amalan anggota badan dan keyakinan dalam hati, iman tersebut naik dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksyiatan. Dan pelaku dosa besar seperti mencuri, makan riba, minum khomer tidak dikafirkan tanpa penghalalan, akan tetapi ia mukmin lemah imannya, terancam siksa, tergantung kepada Masyi'ah (kehendak) Allah Ta'ala, sekiranya di kehendaki ia disiksa kemudian ia dimasukkan surga, dan sekiranya dikendaki untuk diampuni maka Allah ampuni dosanya.
√ Kareteristik ahlus sunnah adalah taat penguasa dalam hal yang ma'ruf, diyakini ketaatan tersebut merupakan ibadah yang berpahala, walau penguasa tersebut dzalim dan aniaya. Tidak mencela penguasa, menggunjing, memprofokasi, mengkriminalisasi, serta tidak membangkang dan khuruj dengan hati, lisan, tangan dan pedang untuk berdemo maupun kudeta para pemimpin. Akan tetapi saling menasehati dan mengingatkan dan ta'awun di atas birr dan taqwa.

Ciri khas Ahlus Sunnah adalah menyeru kepada akhlak terpuji seperti mengajak amar ma'ruf nahi munkar, nasehat-menasehati, bersikap jujur, sopan, rendah hati, cinta-kasih, derma, dan lapang dada dst... Sesungguhnya akhlak mulia merupakan kesempurnaan aqidah yang lurus, dan sebaliknya akhlak yang buruk dan keji akan menjatuhkan derajat hamba di sisi Allah Ta'ala.

Semoga Allah Ta'ala menjadikan kita tergolong hamba yang senantiasa berpegang teguh terhadap aqidah para Salaf hingga kita diwafatkan. Dan semoga kita menjadi para pengajak kebajikan di batas ilmu dan bashiroh. Amin yaa Rabb 'alamiin...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar