Minggu, 28 Juli 2013

WAHAI PELAKU KEJAHATAN BERHENTILAH

Sesungguhnya disetiap malam bulan puasa ramadhon malaikat menyeru, "Wahai pelaku kebaikan bersegeralah, wahai pelaku keburukan berhentilah".

Dalam perbincangan yang lampau kita ulas tentang berlomba dalam kebaikan dan ketaatan di bulan nan suci lagi barokah ini, namun tak lupa bulan suci ini juga ladang yang sangat baik untuk menghentikan segala bentuk keburukan dan maksyiat, dan sarana untuk menjauh dan menghindar dari dosa yang mengantarkan kepada kebinasaan serta akibat dari Dzat Yang Maha Kuasa.

Bulan ini merupakan musim taubat, inabah dan rujuk ke jalan yang lurus. Juga musim berlomba bagi yang sebelumnya telah istiqomah. Meski demikian ada saja seorang hamba yang senantiasa terus menerus terjerumus ke dalam lembah hitam, kemaksyiatan dan kenistaan di bulan ketaatan dan ampunan ini?! Mereka ini yang dimaksudkan dalam Hadist: "Wahai pelaku keburukan, behentilah!", yaitu, perintah agar bertaubat kepada Allah dan meninggalkan perbuatan kejinya agar tidak menyesal sebelum kehilangan kesempatan. Bisa jadi engkau tutup usia dalam kedaan melakukan keburukan atau bulan suci ini terlewatkan akan tetapi tidak menambah pada dirimu melainkan kejelekan. Maka alangkah buruk nasibmu disaat bulan ramadhon ini.

Diketahui semua bahwa keburukan dan kejelekan semuanya haram dilakukan kapanpun baik berkaitan dengan jiwa pribadi atau yang lainnya dari hak para makhluk, yang berupa perkataan dan perbuatan bahkan keburukan yang terselib dalam hati sekalipun. Demikian juga yang bersifat bacaan, pendengaran serta tayangan.

Allah berfirman, "Katakanlah, Tuhanku hanya mengharamkan segala perbuatan keji yang terlihat dan yang tersembunyi, perbuatan dosa, perbuatan zalim tanpa alasan yang benar, dan mengharamkan kamu jikalau mempersekutukan Allah dengan sesuatu, sedang Dia tidak menurunkan alasan untuk itu, dan mengharamkan kamu berkata tentang Allah apa yang tidak kamu ketahui". (QS Al- A'raf: 33).

Berkata Ibnul Qoyyim, "Pondasi kemaksyiatan yang besar maupun kecil ada tiga perkara: bergantungnya hati kepada selain Allah, mengikuti kekuatan angkara murka dan mengikuti gejolak syahwat. Secara rinci yaitu syirik, kedzaliman dan fahisyah. Akibat dari bergantung kepada selain Allah adalah syirik dan menyeru sesembahan lain. Akibat mengikuti kekuatan angkara murka adalah membunuh. Dan akibat mengikuti gejolak syahwat adalah zina. Oleh karenanya Allah kumpulkan tiga perkara ini dalam Ayat, "Dan orang yang tidak mempersekutukan Allah dengan sesembahan lain dan tidak membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali dengan alasan yang benar dan tidak berzina. Dan barang siapa melakukan yang demikian itu niscaya ia menceburkan diri kedalam Ðosa". (QS Al-Furqon: 68).

Ketiga perkara ini akan saling berkaitan satu dengan yang lainnya, sebagai contoh dosa syirik akan menyeret dalam kedzaliman dan fahisyah, sebagaimana Tauhid akan membentengi dari keduanya. Allah Ta'ala berfirman "Demikianlah, Kami palingkan darinya keburukan dan kekejian. Sungguh ia(Yusuf) tergolong hamba Kami yang terpilih". (QS Yusuf: 24). Demikian pula kedzaliman akan menghantarkan pada kesyirikan dan fahisyah, karena syirik adalah kedzaliman yang terbesar, sebagaimana Tauhid adalah keadilan yang terbesar. Juga tidak terlewatkan bahwa syahwat akan mengantarkan pada kesyirikan dan kedzaliman, terlebih bila kuat keinginan keburukannya hingga menempuhnya dengan menumpahkan darah bahkan meminta bantuan sihir dan setan.

Ketahuilah bahwa menjaga diri dari keburukan dan maksyiat memiliki buah yang sangat agung diantaranya menjaga muru'ah dan harga diri, melanggengkan harta, jabatan dan kedudukan, mendatangkan kecintaan makhluk, ketenangan jiwa, aman dari musibah dan petaka, mendatangkan cahaya di dunia dan alam kubur bahkan di akhirat, yang terbesar adalah mendapat ridho Allah dan selamat ke surga kekal abadi.

~disarikan dari artikel Syaikh AbdurRozaq Al Badr hafidzahullah ~www.al-badr.net~



Tidak ada komentar:

Posting Komentar