Sabtu, 27 Juli 2013

WAHAI PECINTA KEBAIKAN DATANGLAH

Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzy dan Ibnu Majah, dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu'anhu berkata, bersabda Nabi shalallahu'alaihi wa sallam, "Bila datang malam pertama di bulan Ramadhon, maka dibelenggulah para syaiton dan jin yang durhak, ditutuplah pintu neraka, hingga satu pun tak terbuka, dan dibuka pintu-pintu surga, maka tidak tertutup satu pintupun. Dan menyerulah suatu makhluk dengan seruan "Wahai pecinta kebajikan, berlombalah! Wahai pelaku keburukan, berhenti lah! Dan sesungguhnya Allah Ta'ala telah menyiapkan hamba-hamba yang dibebaskan dari sentuhan neraka!" Dan yang demikian setiap malam. HR Tirmidzy dan Ibnu Majah.

Dan ditegaskan dalam riwayat Imam Ahmad dalam Musnadnya, bahwa makhluk yang menyeru tersebut adalah Malaikat dari malaikat-malaikat Allah Ta'ala, dan hal itu dilakukan setiap malam di bulan Ramadhon setiap harinya hingga usai Ramadhon. Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Dan malaikat menyeru, 'Wahai pelaku kebajikan, bersegeralah! Wahai pelaku keburukan, berhentilah!'. Hal ini hingga romadhon selesai". (HR Ahmad).

Sekiranya orang-orang yang beriman tidak mendengar seruan malaikat tersebut, akan tetapi hendaknya seruan tersebut dirasakan nyata secara yakin, karena yang memberikan kabar adalah makhluk yang jujur yang wajib dibenarkan yang tidak bicara melalui hawa, akan tetapi wahyu yang diwahyukan. Maka hendaknya seorang muslim bisa merasakan di malam-malam ramadhon yang penuh barokah dengan seruan malaikat yang muliya ini. Dan hendaknya mampu merealisasikan di dalam kehidupan kesehariannya, dalam akhlak dan seluruhnya. Hendaknya membandingkan dirinya di jalan manakah ia menempuhnya? Keduanya adalah seruan, dan keduanya dimaksudkan untuk kelompok manusia tertentu. "Wahai pelaku kebajikan.... Wahai pelaku keburukan.....".

Di dalam hadist ini menunjukkan bahwa hati manusia ada dua jenis, hati yang berkeinginan kebaikan, melakukannya, dan berusaha diatas kebaikan. Dan hati yang lain wal-iyadhubillah- hati yang berkeinginan keburukan, berbuat dan bersibuk dengan keburukan. Keduanya tidak pernah sama, antara hati yang baik dan hati yang lain yang senantiasa bergelimang kejahatan. Bagi yang memiliki hati mulia yang senantiasa bergerak dalam kebaikan, maka gunakanlah kesempatan bulan ramadhon ini dengan baik, menghadap kepada Allah sepenuh hati, menjalankan ketaatan, berbanyak ibadah, memanfaatkan musim kebaikan ini dengan perkara-perkara sunnah dan mustahabah.

Disebutkan dalam hadist Qudsy, berfirman Allah Ta'ala, "Tidaklah seorang hamba mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang Aku lebih cintai dari menjalankan kewajiban yang Aku bebankan kepadanya, dan senantiasa hamba mendekatkan diri kepada-Ku dengan menjalankan perkara-perkara sunnah melainkan aku mencintainya. Jika Aku mencintainya maka Aku menjadi pendengarannya ketika mendengar, menjadi pandangannya tatkala melihat, menjadi tangannya tatkala bergerak, menjadi kakinya tatkala melangkah, jika ia memohon, niscaya Aku kabulkan". (HR.Bukhary). Maka orang yang berbuat kebaikan hendaknya ia bersunguh-sungguh dalam hal yang wajib terlebih dahulu, kemudian berusaha untuk menyempurnakan kewajiban tersebut, baru kemudian berusaha menjalankan mustahabah dan sunnah.

Dan tidak diragukan lagi bahwa seruan malaikat tersebut terulang di setiap malam di malam-malam ramadhon yang mana hal tersebut akan menjadikan penyemangat dan pendorong kebaikan di bulan nan suci ini, seperti yang berkaitan dengan jiwa pribadi semisal sholat, puasa, menunaikan kewajiban, menjalankan mustahab, menjauhi perkara haram maupun makruh. Juga berkaitan dengan makhluk lain seperti menolong dan membantu orang lain, menunaikan nasihat, berbuat baik kepada orang tua, menyambung rohim, berbuat baik pada tetangga, menyantuni fakir dan yang memiliki hajat, serta menahan gangguan kepada mereka, dan ringan tangan, harta dan jabatan.

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa Nabi shalallahu'alaihi wa sallam adalah manusia yang paling baik, terlebih di saat bulan puasa tatkala berjumpa Malaikat Jibril, dan setiap malamnya berjumpa Jibril mempelajari Al-Qur'an, sungguh Nabi adalah manusia terbaik dalam segala urusan kebaikan bila dibandingkan angin yang berhembus". (HR.Bukhary dan muslim).

Petunjuk Nabi shalallahu'alaihi wa sallam diantaranya memanjatkan doa, "Ya Allah aku memohon kepada-Mu segala kebajikan yang segera maupun yang akan datang, aku ketahui maupun tidak aku ketahui, dan aku berlindung kepada-Mu dari segala keburukan yang segera maupun yang tertunda yang aku tau maupun yang tidak kuketahui, Ya Allah aku memohon segala kebaikan yang diminta Nabi-Mu dan Rasul-Mu dan aku berlindung kepada-Mu dari segala kejelekan yang ditakutkan oleh hamba-Mu dan rosul-Mu, Ya Allah aku memohon surga kepada-Mu dan segala amal dan ucapan yang mendekatkan ke surga, dan aku berlindung kepada-Mu dari neraka dan segala amal dan ucapan yang mendekatkan ke neraka, dan aku memohon kepada-Mu agar setiap putusan yang Engkau putuskan seluruhnya baik bagiku". (HR Ibnu Majah).

~disarikan dari artikel Syaikh Abdur Rozaq hafidzahullah dari www.al-badr.net ~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar