Kebanyakan Penghuni Surga
Segala puji bagi Allah, kita memuji-Nya, meminta pertolongan kepada-Nya, meminta ampun kepada-Nya. Kita berlindung kepada Allah dari keburukan jiwa-jiwa kita dan kejelekan amal perbuatan kita. Barangsiapa diberi petunjuk oleh Allah maka tiada yang dapat menyesatkannya, dan barangsiapa disesatkan-Nya maka tiada yang dapat memberinya petunjuk. Aku bersaksi bahwa tiada ilah (yang berhak disembah) selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Semoga shalawat dan salam Allah tercurah kepada beliau, keluarganya, dan para sahabatnya sebanyak-banyaknya.
Amma ba’du:
Bertakwalah kepada Allah – wahai hamba-hamba Allah – dengan sebenar-benarnya takwa. Maka sesungguhnya bagi orang-orang yang bertakwa ada tambahan nikmat dari Allah dan bagi mereka keselamatan pada Hari yang Dijanjikan.
Wahai kaum Muslimin:
Allah telah memberi keutamaan kepada sebagian hamba-Nya dengan rezeki dan pemberian sebagai ujian dan cobaan. Allah Ta’ala berfirman:
“Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan meninggikan sebagian kamu atas sebagian yang lain beberapa derajat untuk mengujimu dengan apa yang diberikan-Nya kepadamu.” (QS. Al-An‘ām: 165).
Maka orang yang paling kaya di antara kalian hanyalah orang yang paling banyak mensyukuri nikmat-Nya. Barangsiapa dilapangkan rezekinya, maka hendaklah ia memberi kelapangan kepada orang lain. Barangsiapa yang disempitkan rezekinya, hendaklah ia bersabar atas ketetapan Allah. Janganlah merasa hina karena kefakiran, sebab kemuliaan itu dengan ketaatan kepada Allah dan ketundukan kepada-Nya.
Jika mereka dihina oleh sebagian makhluk, Allah memuliakan mereka. Meskipun banyak orang merendahkan mereka, Allah memuliakan mereka. Nabi ﷺ bersabda:
“Aku melihat ke dalam surga, maka aku dapati kebanyakan penghuninya adalah orang-orang miskin. Dan aku melihat ke dalam neraka, maka aku dapati kebanyakan penghuninya adalah para wanita.” (Muttafaq ‘alaih).
Mereka adalah orang-orang yang paling dekat dengan para nabi dan paling banyak mengikuti para rasul. Allah Ta‘ala menceritakan tentang kaum Nabi Nuh:
“Aku tidak melihat orang-orang yang kamu anggap hina dari kalangan kami, bahkan mereka adalah orang-orang yang beriman kepadamu.” (QS. Hūd: 27 )
Allah Ta‘ala berfirman:
﴿وَاتَّبَعَكَ ٱلۡأَرۡذَلُونَ﴾
Dan yang mengikuti mu merupakan orang-orang yang lemah. (asy-Syu‘ara: 111)
Dan Heraklius berkata kepada Abu Sufyān:
“Aku bertanya kepadamu tentang pengikut Muhammad. Maka engkau sebutkan bahwa orang-orang yang lemah di antara mereka yang mengikutinya.” Ia berkata: “Mereka adalah pengikut para rasul.” (HR. al-Bukhārī).
Allah memerintahkan Nabi-Nya ﷺ agar menerima mereka dan menanggung mereka. Allah menurunkan celaan terhadap orang-orang yang berpaling dari mereka. Allah Ta‘ala berfirman:
﴿وَٱصۡبِرۡ نَفۡسَكَ مَعَ ٱلَّذِينَ يَدۡعُونَ رَبَّهُم بِٱلۡغَدَوٰةِ وَٱلۡعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجۡهَهُۥ وَلَا تَعۡدُ عَيۡنَاكَ عَنۡهُمۡ تُرِيدُ زِينَةَ ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا وَلَا تُطِعۡ مَنۡ أَغۡفَلۡنَا قَلۡبَهُۥ عَن ذِكۡرِنَا وَٱتَّبَعَ هَوَىٰهُ وَكَانَ أَمۡرُهُۥ فُرُطٗا﴾ [al-Kahfi: 28].
Ibnu Mas‘ūd berkata: “Rasulullah ﷺ memerintahkan agar aku senantiasa duduk bersama mereka.” (HR. Muslim)
Rasulullah ﷺ bersabda:
«إِنَّ مِنْ أَمَانِ هَذِهِ الْأُمَّةِ: الْقِيَامُ بِالصَّلَاةِ، وَالسَّلَامُ»
“Sesungguhnya dari keamanan umat ini adalah shalat dan salam.”
Beliau juga bersabda:
«لكل أمة فتنة، وفتنة أمتي المال» (HR. Tirmidzi dan beliau berkata: hadis hasan shahih).
“Setiap umat memiliki fitnah, dan fitnah umatku adalah harta.”
Nabi ﷺ benar-benar murka kepada orang yang meremehkan hak orang-orang lemah. Allah menyebutkan mereka dalam surat al-Qalam:
﴿وَمَا أَدۡرَىٰكَ مَا ٱلۡحُطَمَةُ ١٩ نَارُ ٱللَّهِ ٱلۡمُوقَدَةُ ٢٠ ٱلَّتِي تَطَّلِعُ عَلَى ٱلۡأَفِۡٔدَةِ ٢١ إِنَّهَا عَلَيۡهِم مُّؤۡصَدَةٞ ٢٢ فِي عَمَدٖ مُّمَدَّدَةِ ٢٣﴾ [al-Humazah].
Yakni mereka (penghuni neraka) adalah orang-orang yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya, mereka merasa tidak butuh kepada yang lain.
Rasulullah ﷺ bersabda:
«شَرُّ الطَّعَامِ طَعَامُ الْوَلِيمَةِ، يُمْنَعُهَا مَنْ يَأْتِيهَا وَيُدْعَى إِلَيْهَا مَنْ يَأْبَاهَا» (HR. Bukhārī dan Muslim).
“Seburuk-buruk makanan adalah makanan walimah; yang dihalangi untuk (hadir) justru orang yang membutuhkannya, dan diundang orang yang enggan (yakni orang kaya).”
Umar bin Khattab berkata: “Rasulullah ﷺ tidak pernah makan sampai kenyang, tidak pula memakan makanan lezat sampai beliau wafat.” (Muttafaq ‘alaih)
Beliau ﷺ bersabda:
«أَطْعِمُوا الطَّعَامَ، وَصِلُوا الْأَرْحَامَ، وَصَلُّوا بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ، تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ بِسَلَامٍ» (HR. Tirmidzi).
“Berilah makan (orang miskin), sambunglah silaturahim, dan shalatlah di malam hari ketika orang-orang tidur, niscaya kalian masuk surga dengan selamat.”
Beliau ﷺ juga bersabda:
«السَّاعِي عَلَى الأَرْمَلَةِ وَالْمِسْكِينِ، كَالْمُجَاهِدِ فِي سَبِيلِ اللهِ، أَوْ كَالَّذِي يَقُومُ اللَّيْلَ وَيَصُومُ النَّهَارَ» (Muttafaq ‘alaih).
“Orang yang berusaha (mengurus) janda dan orang miskin, bagaikan mujahid di jalan Allah, atau seperti orang yang shalat malam dan puasa di siang hari.”
Rasulullah ﷺ adalah orang yang paling dekat dengan mereka, mengenakan pakaian mereka, memenuhi hajat mereka. Sahal bin Hanif berkata:
“Rasulullah ﷺ mendatangi orang-orang lemah dari kaum muslimin, menjenguk yang sakit di antara mereka, menghadiri jenazah mereka.” (HR. Abu Ya‘la).
Ja‘far bin Abi Thalib juga pernah membawa Nabi ﷺ bersama para sahabatnya (yakni ketika hijrah ke Habasyah).
Orang-orang miskin, mereka duduk bersama orang-orang dan diam di sisi mereka, sedangkan orang-orang kaya banyak bersedekah kepada mereka; dalam majelis mereka ada pertumbuhan harta, kejernihan jiwa, zuhud terhadap dunia, mengingat nikmat, dan mempersiapkan diri untuk urusan akhirat.
Di dekat mereka terbuka pintu-pintu rezeki. Nabi ﷺ bersabda:
“Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: ‘Berinfaklah, Aku akan berinfak kepadamu.’” (HR. al-Bukhārī).
Mereka (orang miskin) adalah sebab tertolaknya bala’ dan musibah. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Apakah kalian diberi rezeki dan ditolong kecuali karena orang-orang lemah di antara kalian?” (HR. al-Bukhārī).
Al-Imām al-Shan‘ānī berkata: “Karena mereka lebih ikhlas dan lebih bersih amalnya, atau karena doa mereka yang mustajab dan keberkahan mereka.”
Para khalifah dahulu meminta pertolongan untuk meraih kemenangan dengan keberadaan mereka yang lemah dan miskin serta dengan doa mereka. Berkata Nūr al-Dīn: “Aku malu kepada Allah untuk menolak orang fakir. Jika aku butuh sesuatu dari Allah, aku meminta mereka agar berdoa untukku.”
Seseorang berkata: “Mereka berperang di jalan Allah sementara kita tidur di ranjang kita dengan anak-anak panah mereka yang tidak pernah meleset.” Maksudnya: doa mereka. Maka muliakanlah mereka, penuhi hajat mereka, dan tunaikan kebutuhan mereka.
Janganlah kamu meremehkan kemiskinan yang bersih dan terhormat; di antara orang miskin terdapat orang-orang besar, para pejuang, para penghafal, dan para ulama.
Al-Imām al-Bukhārī mengumpulkan kitabnya (Shahīh al-Bukhārī) yang ada di sebuah kamar di rumah pada zamannya, namun ia tidak memiliki makanan untuk dibeli kecuali ia makan dari tumbuhan tanah.
Al-Imām Ahmad (bin Hanbal) yang dinukil dari al-Nadhrī berkata: “Ia benar-benar seorang imam dan syaikh Islam. Ia diberi makan ketika tidak memiliki makanan untuk dimakan. Ia menyentuh perutnya karena lapar, dan berkata: ‘Aku tidak memiliki kegilaan, tidak pula kesedihan. Yang ada hanyalah lapar.’” (HR. al-Bukhārī).
Nabi kita Muhammad ﷺ sering kali malamnya panjang tanpa ada sesuatu untuk dimakan malamnya. Ia keluar rumah berulang-ulang karena sangat lapar, lalu mengikatkan batu di perutnya untuk meredakan rasa lapar.
Abu Thalhah berkata: “Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda:
“Aku sering menderita lapar” dan beliau wafat dalam keadaan menunaikan shalat, sementara beliau tidak meninggalkan satu dinar pun, tidak pula satu dirham, tidak seekor kambing dan tidak pula seekor unta. Abu Bakar dan Umar keluar menemui Rasulullah ﷺ, keduanya merasakan sakitnya lapar.
Abu Hurairah berkata: “Rasulullah ﷺ keluar pada suatu malam, tiba-tiba beliau menjumpai Abu Bakar dan Umar, lalu beliau bersabda: ‘Apa yang membuat kalian berdua keluar pada jam seperti ini?’ Mereka menjawab: ‘Rasa lapar, wahai Rasulullah.’ Beliau bersabda: ‘Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah kalian berdua keluar kecuali karena sesuatu yang membuatku keluar juga. Maka marilah kita pergi.’” (HR. Muslim).
Maka janganlah engkau meremehkan seorang fakir, sebab mereka adalah orang-orang yang doanya dikabulkan dan dekat kepada Allah.
Nabi ﷺ bersabda:
“Betapa banyak orang yang berambut kusut, penuh debu, yang jika ia bersumpah atas nama Allah niscaya Allah akan memenuhinya.” (HR. Muslim).
Orang miskinlah yang membawa bekal para orang kaya menuju akhirat. Sekiranya bukan karena orang miskin, niscaya orang kaya tidak mendapatkan kebaikan dari sedekah mereka. Sebab Allah-lah yang menempatkan orang miskin itu di hadapanmu agar engkau mendapat pahala melalui sedekahmu. Maka sesungguhnya Allah menempatkan mereka sebagai jalan bagi orang kaya menuju surga, sedangkan jalan orang kaya menuju neraka adalah kesombongan dan kelalaian. Dan zaman telah membalik keadaan sehingga kebanyakan orang kaya miskin hati dan miskin amal. Maka jagalah hartamu dengan berinfak, dan janganlah engkau menahan pemberian kepada fakir sehingga kelak mereka akan menjadi saksi atasmu pada hari kiamat.
Al-Qurthubi rahimahullah berkata: “Jika engkau melihat seorang fakir mengadu kepadamu tentang kemiskinannya, maka dengarkanlah baik-baik. Janganlah engkau berkata kepadanya: ‘Engkau membuatku sedih.’ Sebab fakir itu tidak mengeluh kepadamu kecuali karena ia yakin bahwa engkau memiliki sesuatu yang dapat meringankan bebannya. Jika engkau menolaknya dengan ucapan yang menyakitkan, maka ia akan pergi darimu dengan membawa dosamu.”
Maka berikanlah kepada orang miskin apa yang mampu engkau berikan. Sambutlah mereka dengan senyum dan salam. Janganlah engkau berpaling dengan muka masam. Janganlah engkau menyakiti hatinya dengan ucapan yang buruk. Berilah ia sedikit dari apa yang engkau miliki, dan jangan malu.
Nabi ﷺ bersabda: “Senyum kepada saudaramu adalah sedekah.” (HR. Bukhari).
Dan beliau bersabda pula: “Berpakaianlah secara sederhana dan rendah hati karena Allah.”
Dan Nabi ﷺ bersabda: “Wahai Aisyah, lindungilah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan sepotong kurma, karena ia akan mengenyangkan orang yang lapar dari kalian.” (HR. Ahmad).
Sedekah dapat menolak bala, mencegah sumber keburukan, membersihkan dosa, dan meringankan kesulitan.
Kesulitan dunia dan akhirat akan diringankan, dan pemiliknya (amal baik) akan bernaung dengannya pada hari Mahsyar sampai urusan selesai. (Sedekah) menjaga akhlak, menjaga harta, menumbuhkannya, menarik rezeki, mendekatkan hamba kepada Allah, dan menyerunya kepada seluruh amal kebaikan. Maka tidak sulit baginya. Orang yang dermawan dipermudah urusannya.
Allah berfirman:
﴿فَأَمَّا مَنْ أَعْطَى وَاتَّقَى وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَى فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْيُسْرَى﴾
“Adapun orang yang memberi dan bertakwa, serta membenarkan (adanya) pahala yang terbaik, maka Kami akan mudahkan baginya jalan menuju kemudahan.” (QS Al-Lail: 5-7)
Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa setiap pagi dua malaikat turun, lalu salah satunya berkata:
“Ya Allah, berilah pengganti bagi orang yang berinfak.”
Yang lain berkata:
“Ya Allah, hancurkanlah harta orang yang menahan.”
(Muttafaq ‘alaih)
Nabi ﷺ bersabda: “Harta tidak akan berkurang karena sedekah. Seorang hamba yang memaafkan orang lain kecuali Allah akan menambah kemuliaannya. Dan seseorang yang merendahkan diri karena Allah kecuali Allah akan mengangkatnya.”
Harta itu seperti batu, tidak bermanfaat kecuali dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain. Dan menahan (harta) itu seperti menahan penyakit di dalam tubuhnya.
Allah berfirman:
﴿وَأَنْفِقُوا مِمَّا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ وَلَنْ يُؤَخِّرَ اللَّهُ نَفْسًا إِذَا جَاءَ أَجَلُهَا وَاللَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ﴾
“Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami rezekikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: ‘Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang shalih?’ Allah tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktunya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS Al-Munafiqun: 10-11)
Pemilik harta yang tidak beriman kepada kebangkitan akan menganggap hartanya sebagai musuh, ia akan keluar meninggalkannya tanpa hasil kecuali kesusahan dan kepayahan. Sedangkan orang yang beriman, ia memuji hartanya bila ia gunakan untuk kebaikan dan membantu orang miskin dan fakir.
Nabi ﷺ bersabda: “Ya, sebaik-baik harta adalah yang dimiliki oleh orang yang shalih.”
Seorang muslim adalah orang yang memberikan kepada orang miskin, orang yatim, dan ibnu sabil. Nabi ﷺ bersabda: “Barang siapa yang melepaskan dari seorang mukmin kesusahan dunia, maka Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan di hari kiamat. Barang siapa yang memudahkan orang yang kesulitan, Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan akhirat. Dan barang siapa menutupi aib seorang muslim, Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan senantiasa menolong hamba-Nya selama hamba itu menolong saudaranya.” (HR. Muslim)
Juga dalam hadits: “Perbanyaklah istighfar, karena istighfar itu menarik rezeki.” Allah berfirman:
﴿فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا﴾
“Maka aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Rabbmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat kepadamu, dan memperbanyak harta dan anak-anakmu, serta menjadikan untukmu kebun-kebun, dan menjadikan untukmu sungai-sungai.” (QS Nuh: 10-12)
Dengan doa mintalah terbukanya pintu-pintu rahmat dan kebaikan-Nya. Maka sesungguhnya Dia – Al-Wahhāb (Maha Pemberi) – memberi tanpa perhitungan. Berbaik sangkalah kepada Rabb-mu. Nantikanlah terbukanya pintu-pintu rezeki untukmu. Jangan engkau jadikan kegelisahanmu dan kesedihanmu sebagai penghalang pertolongan. Bersabarlah, karena kesabaran itu pasti menghasilkan kebaikan bagimu di akhir nanti.
Nabi ﷺ bersabda:
«Masuklah orang-orang fakir ke dalam surga sebelum orang-orang kaya dengan selisih lima ratus tahun.»
(Diriwayatkan oleh at-Tirmidzī, dan ia berkata: hadits hasan shahih).
Janganlah engkau berpaling hanya kepada sebab-sebab semata dalam meminta rezeki, tapi sertakanlah bersama itu doa: “Ya Rabb, jadikanlah bersama usaha-usahaku ini keberkahan rezeki dari-Mu.” Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada orang lemah yang tidak berdaya dan menahan (menunda) dari yang kuat dan perkasa. Semua perkara di sisi Allah ada ukurannya.
أعوذ بالله من الشيطان الرجيم
“(Berinfaklah) kepada orang-orang fakir yang terikat (oleh jihad) di jalan Allah; mereka tidak dapat (berusaha) di bumi; orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya karena mereka menjaga diri dari meminta-minta. Kamu (wahai orang beriman) mengenal mereka dari ciri-cirinya; mereka tidak meminta kepada orang-orang secara mendesak. Dan apa pun harta yang baik yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui tentangnya.”
(QS. Al-Baqarah: 273)
“Semoga Allah memberkahi aku dan kalian dengan Al-Qur’an yang agung.”
Khutbah Kedua
Segala puji bagi Allah atas segala kebaikan-Nya. Segala syukur bagi-Nya atas taufik dan karunia-Nya. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya, sebagai pengagungan kepada kedudukan-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Semoga shalawat dan salam Allah senantiasa tercurah kepada beliau, keluarga dan para sahabatnya, dengan sebanyak-banyaknya.
Amma ba’du, wahai kaum muslimin:
Keikhlasan dan mengikuti sunnah Nabi ﷺ merupakan dua syarat diterimanya amal. Nabi ﷺ memperbanyak puasa di bulan Sya‘ban. ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata: “Aku tidak pernah melihat Rasulullah ﷺ menyempurnakan puasa sebulan penuh selain Ramadhan, dan aku tidak pernah melihat beliau paling banyak berpuasa dalam satu bulan selain di bulan Sya‘ban.” (HR. Bukhari).
Beliau ﷺ tidaklah berpuasa penuh di bulan Sya‘ban, namun tidak pula meninggalkannya sama sekali. Belum ada dalil shahih dari beliau ﷺ bahwa beliau berpuasa di pertengahan Sya‘ban secara khusus. Maka hendaklah seseorang memperbanyak puasa di hari-hari Sya‘ban untuk mempersiapkan diri memasuki Ramadhan.
Kemudian ketahuilah, semoga Allah merahmati kalian, bahwasanya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan shalawat serta salam atas Nabi kita…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar