Rabu, 02 Juli 2014

SHOLAT MALAM DI BULAN RAMADHAN

» hari ke empat «

Alhamdulillah, washolatu wassalamu ala Rosulillah, wa ba` du;

Allah Ta`ala telah mensyariatkan kepada para hamba-Nya aneka ragam ibadah agar kita dapat menjalankan tiap bagian darinya sesuai dengan keragamannya dan agar kita tidak merasa jenuh hingga meninggalkannya dan menjadikan kita binasa. Disana ada ibadah yang bersifat fardhu yang tidak boleh ditinggalkan dan ada juga ibadah nafilah yang dijadikan sebagai pelengkap dan penyempurna yang akan lebih mendekatkan diri kepada Allah Ta`ala.

Sebagai contoh adalah sholat fardhu lima waktu yang berpahala lima puluh kali lipat, dan di sana terdapat sholat rowatib yang mengiringi sholat lima waktu sebagai pelengkap dan penyempurna yang akan lebih mendekatkan diri kepada Allah Ta`ala, yaitu dua rakaat fajar sebelum subuh, empat rakaat sebelum dhuhur, dua rakaat setelah dhuhur, dua rakaat setelah maghrib, dua rakaat setelah isya`. Ada pula sholat malam yang telah diberikan pujian oleh Allah Ta`ala dalam QS Al-Furqān: 64, "Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka".

Demikian pula disebutkan dalam QS As-Sajdah: 16 - 17, "Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa-apa rezeki yang Kami berikan. Tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan".

Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Paling utama sholat setelah sholat fardhu adalah sholat malam". (HR Muslim).

Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Wahai para manusia, tebarkanlah salam, berikanlah makanan (kepada fakir miskin), sambunglah silaturahmi, dan kerjakanlah sholat malam dalam keadaan manusia tertidur pulas, niscaya engkau akan masuk surga dengan selamat". (HR Tirmidzi).

Diantara sholat malam adalah sholat witir, Paling sedikit satu rakaat dan paling banyak sebelas rakaat. Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa berkehendak melakukan witir satu rakaat maka hendaknya ia lakukan". (HR Abu Dawud dan Nasa`i).

`Aisyah berkata, bahwa Nabi sallallahu alaihi wa sallam mengerjakan sholat malam sesudah isya` hingga subuh sebanyak sebelas rakaat dan salam setiap dua rakaat dan melakukan witir dengan satu rakaat". (HR Abu Daud, Nasa`i, Ibnu Majah, Bukhari dan Muslim).

Sholat malam di bulan ramadhan memiliki keutamaan yang lebih dari pada hari-hari bisa, Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa yang mengerjakan shalat malam di bulan ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala maka akan diberikan ampunan dosa-dosanya yang terdahulu". (HR Bukhari dan Muslim). Arti dari mengharapkan pahala adalah hanya semata mata mencari wajah Allah bukan karena riya dan sum`ah.

Sholat malam di bulan ramadhan bisa dilakukan di awal malam dan akhir malam, dan sholat tarawih termasuk bagian dari sholat malam, dan di namakan sebagai sholat tarawih dikarenakan para manusia mengerjakan shalat tersebut dengan panjang sekali maka setiap empat rakaat beristirahat sejenak.

Dahulu Nabi sallallahu alaihi wa sallam mensunnahkan sholat tarawih berjamaah pertama kali di dalam masjid, kemudian beliau meninggalkan sholat tersebut karena khawatir jikalau tarawih di wajibkan pada umat muslimin, sebagai mana dalam riwayat Bukhari dan Muslim, dari `Aisyah radhiyallahu`anha, bahwasanya Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam mengerjakan sholat malam di dalam masjid, dan para sahabat mengikutinya, dan di hari kedua Rosulullah sallallahu alaihi wa sallam mengerjakan dan diikuti oleh para sahabat yang lebih banyak, dan berkumpul lebih banyak lagi pada hari ketiga, dan pada hari keempat Nabi sallallahu alaihi wa sallam tidak keluar ke masjid, dan pada pagi harinya Nabi bersabda, "Aku telah melihat apa yang kalian lakukan, dan Aku tidak mengerjakan sholat bersama kalian karena aku kawatir jikalau sholat tarawih ini menjadi fardhu bagi kalian".

Nabi sallallahu alaihi wa sallam dan para sahabat dan para salaf mengerjakan sholat tarawih berjamaah dengan bacaan yang amat panjang, sebagai mana di riwayatkan oleh As Sa`ib ibnu Yazid radhiyallahu`anhu berkata, "Dahulu para imam membaca dalam sholat malam ratusan ayat, hingga salah satu di antara kita berpegang pada sebuah tongkat, karena lamanya bacaan".

Keadaan ini tentu sangat berbeda dengan kondisi saat ini, yang mana diantara kita mengerjakan sholat dengan cepat dan terburu hingga tidak memenuhi syarat wajibnya beserta tumakninah yang menjadi rukun dari rukun sholat, padahal para ulama telah memberikan peringatan kepada para imam agar tidak terlalu cepat dalam gerakan, agar para makmum dapat menjalankan sunnah sunnah sholat, bagaimana jikalau yang tercecer adalah wajib dan rukun sholat....? Allahul Musta`an.

Semoga Allah memberikan taufik kepada kita semua sebagai mana yang di berikan kepada para pendahulu dari kalangan salaf, dan semoga dosa dosa kita di ampuni Allah Ta`ala.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar