Jumat, 18 Juli 2014

KEUTAMAAN SEPULUH HARI AKHIR BULAN RAMADHAN

» hari kedua puluh «

Alhamdulillah, was sholatu was salamu `ala Rasulillah, wa ba`du;

Segera menghampiri kita sepuluh hari terakhir bulan ramadhan ini, di dalamnya terdapat banyak keutamaan dan kekhususan, di antaranya:
» Bahwasanya Rasulullah sallallahu `alaihi wa sallam lebih bersemangat dan bersungguh sungguh dalam ibadah dan beramal.

Ummul Mukminin `Aisyah radhiyallahu`anha berkata, "Sesungguhnya Nabi sallallahu `alaihi wa sallam tatkala memasuki sepuluh hari terakhir bulan ramadhan bersungguh sungguh dalam ibadah tidak seperti di hari lainnya". (HR Muslim).

Dalam riwayat lain beliau radhiyallahu`anha berkata, "Dahulu Nabi sallallahu `alaihi wa sallam apabila memasuki sepuluh hari terakhir bulan ramadhan beliau mengencangkan ikat pinggangnya dan menghidupkan malamnya serta membangunkan keluarganya". (HR Bukhari dan Muslim).

Dalam riwayat lain beliau radhiyallahu`anha berkata, "Dahulu Nabi sallallahu `alaihi wa sallam pada malam dua puluh hari pertama mengerjakan sholat dan tidur untuk beristirahat, akan tetapi jikalau memasuki sepuluh hari terakhir bulan ramadhan beliau begadang dan mengencangkan ikat pinggangnya". (HR Ahmad)·

Dalam hadits di atas menunjukkan keutamaan sepuluh hari terakhir bulan ramadhan, karena Nabi sallallahu `alaihi wa sallam bersungguh-sungguh tidak seperti hari-hari bisa, beliau meningkatkan amalan ibadah dari sholat, tilawah, dzikir, doa, sedekah dan sebagainya, serta mengencangkan ikat pinggangnya yaitu menjauhi istri-istrinya.

Nabi sallallahu alaihi wa sallam menghidupkan malam-malamnya untuk ibadah baik ibadah hati, lisan, anggota badan dalam rangka menggapai malam Lailatul Qadar, yang barang siapa beribadah malamnya dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang terdahulu.

`Aisyah radhiyallahu`anha berkata, "Aku tidak pernah melihat Nabi sallallahu alaihi wa sallam menghidupkan malamnya hingga subuh kecuali hanya di sepuluh hari terakhir bulan ramadhan". (HR Muslim).

» Di antara keutamaan sepuluh hari terakhir bulan ramadhan, bahwasanya Rasulullah sallallahu `alaihi wa sallam membangunkan keluarganya untuk ibadah sholat dan dzikir dalam rangka menggunakan kesempatan yang penuh berkah ini, yang hanya sesaat dalam setahun, maka suatu kebahagiaan bagi yang diberikan taufiq pada malam tersebut.
Sebagai manusia melewatkan malam-malam tersebut hanya dengan sia-sia, ini merupakan bentuk keburukan dan keteledoran yang sepantasnya dihindari oleh setiap muslim.

» Di antara keutamaan sepuluh hari terakhir bulan ramadhan, bahwasanya Rasulullah sallallahu `alaihi wa sallam melakukan ibadah i`tikaf yaitu menggunakan waktu khusus untuk ibadah dan berbuat ketaatan.

Diriwayatkan dari sahabat Abu Said Al Hudriy radhiyallahu`anhu, bahwasanya Rasulullah sallallahu `alaihi wa sallam mengerjakan i`tikaf di sepuluh hari terakhir bulan ramadhan, dan bersabda, "Barangsiapa diantara kalian yang berkehendak untuk beri`tikaf maka beri`tikaflah". (HR Muslim).

Dari Ummul Mukminin `Aisyah radhiyallahu`anha berkata, "Dahulu Nabi sallallahu alaihi wa sallam mengerjakan i`tikaf di sepuluh hari terakhir bulan ramadhan pada setiap tahunnya hingga beliau wafat, kemudian para istri-istri Nabi melakukan i`tikaf sepeninggal beliau sallallahu alaihi wa sallam".(HR Bukhari dan Muslim).

Tujuan melakukan ibadah i`tikaf yaitu agar dapat berkonsentrasi mengerjakan ketaatan di dalam masjid dalam rangka menggapai keutamaan malam Lailatul Qadar dengan aneka ibadah seperti sholat, tilawah, dzikir, doa, serta menjauhi perkara yang tidak membawa manfaat dari urusan dunia.

Semoga Allah Ta`ala memberikan taufik untuk mengerjakan ketaatan, dan diberikan khusnul khotimah kepada kita, serta diberikan ampunan atas segala dosa-dosa kita dan orang yang telah mendahului kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar