Rabu, 01 April 2015

AKHLAK TERCELA

Alhamdulillah, wassholatu wassalamu ala ' Rosulillah, wa ba'du; 

Al-Qur'an Al-Karim memberikan bimbingan kepada umat islam agar mereka memiliki akhlak yang mulia, membangun masyarakat islami yang berbudi luhur, memberikan tarbiyah sehingga mempunyai adab yang tinggi, memiliki perasan yang peka terhadap sesama, menentramkan hati, menyejukkan pandangan, menjaga lisan, menghormati hak-hak manusia.

Diantara bimbingan islam yang diajarkan dalam Al-Qur'an Al-Karim adalah firman Allah Ta'ala ; 

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّن قَوْمٍ عَسَىٰٓ أَن يَكُونُوا۟ خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَآءٌ مِّن نِّسَآءٍ عَسَىٰٓ أَن يَكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّ ۖ وَلَا تَلْمِزُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا۟ بِٱلْأَلْقَٰبِ ۖ بِئْسَ ٱلِٱسْمُ ٱلْفُسُوقُ بَعْدَ ٱلْإِيمَٰنِ ۚ وَمَن لَّمْ يَتُبْ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلظَّٰلِمُونَ ﴿١١﴾

Artinya : “ Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim."
(Q.S.49: Al-Hujuraat : 11)

Didalam ayat mulia ini terkandung larangan tentang sukhriyah, yaitu memandang rendah orang lain dan mencela, dikarenakan hal ini menunjukkan tentang sifat sombong, sebagaimana yang telah digambarkan oleh Nabi Sallallahu alaihi wa sallam dalam sabdanya,  

 الكبر بطر الحق و غمط الناس 

 Artinya : " Kesombongan adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia ".

Sedangkan arti Al-lamzu atau mencela adalah mengucapkan sesuatu dengan keburukan, dan arti An-Nabzu adalah memanggil dengan gelar-gelar yang mengandung ejekan, dengan menyebutkan sifat sifat yang buruk dan dibenci yang keluar dari batasan syar'i yang berlawanan dengan sifat seorang mukmin. 

Apa yang terjadi diantara adat dan kebiasaan manusia dari sikap dan perbuatan mereka, bukanlah suatu timbangan dan tolak ukur dihadapan Allah Ta'ala, akan tetapi timbangan hakiki adalah takwa serta iman dan amal saleh, Sebagai mana firman Allah Ta'ala, 

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَٰكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَٰكُمْ شُعُوبًا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓا۟ ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ ﴿١٣﴾

Artinya : " Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."  (Q.S.49: Al-Hujuraat : 1)

Allah Ta'ala berfirman,  

وَمَآ أَمْوَٰلُكُمْ وَلَآ أَوْلَٰدُكُم بِٱلَّتِى تُقَرِّبُكُمْ عِندَنَا زُلْفَىٰٓ إِلَّا مَنْ ءَامَنَ وَعَمِلَ صَٰلِحًا فَأُو۟لَٰٓئِكَ لَهُمْ جَزَآءُ ٱلضِّعْفِ بِمَا عَمِلُوا۟ وَهُمْ فِى ٱلْغُرُفَٰتِ ءَامِنُونَ ﴿٣٧﴾

Artinya : " sekali-kali bukanlah harta dan bukan (pula) anak-anak kamu yang mendekatkan kamu kepada Kami sedikitpun; tetapi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal (saleh, mereka itulah yang memperoleh balasan yang berlipat ganda disebabkan apa yang telah mereka kerjakan; dan mereka aman sentosa di tempat-tempat yang tinggi (dalam surga)."  (Q.S.34: Saba' : 37)

Nabi Sallallahu alaihi wa sallam bersabda, 

 لا فضل لعربي على عجمي إلا بالتقوى 

Artinya : " Tiada keutamaan bagi orang arab atas orang ajam (non arab) kecuali  dengan ketakwaan ". 

Nabi Sallallahu alaihi wa sallam bersabda,  

 إ ن الله لا ينظر إلى صوركم و أموالكم ولكن ينظر إلى قلوبكم و أعمالكم   

Artinya : " Sesungguhnya Allah Ta'ala tidak melihat kepada tampilan dan harta kalian, akan tetapi Allah Ta'ala melihat kepada hati dan amal kalian ". 

Disebutkan oleh Imam Al - Qurthuby rahimahullah menerangkan tentang tafsir ayat diatas, " Diriwayatkan dari sahabat Abdullah ibnu Abbas radhiyallahu anhuma, bahwasanya dahulu dijumpai seseorang yang memiliki telinga yang sakit, dan ia selalu duduk disamping Rosulillah Sallallahu alaihi wa sallam untuk mendengar apa yang disabdakan, maka pada suatu hari ia terlambat datang dan tempat duduk telah dipenuhi oleh para sahabat, maka ia melangkah menuju depan seraya berkata, " berikanlah kelonggaran " , hingga antara ia dan Rosulillah Sallallahu alaihi wa sallam terdapat seseorang yang duduk, dan ia berkata, " berikanlah kelonggaran " , maka orang yang duduk tersebut menjawab, " Jika engkau mendapatkan tempat duduk disitu, maka duduklah " , maka ia marah dan bertanya ," siapa orang ini ? ", maka dikatakan, dia fulan. ...., dia fulan ibnu fulanah ?, kemudian mencela ibunya, maka turun ayat ini

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّن قَوْمٍ ....

Dan diriwayatkan pula bahwa ayat ini turun kepada sekelompok orang yang mencela para sahabat yang miskin seperti Ammar, Khobbab, Bilal, Salman, Salim maula Abi Hudzaifah, dan semisalnya yang terlihat kesederhanaan keadaan mereka.  

Kandungan ayat ini menitikberatkan bagian tarbiyah kepada masyarakat muslim, dan melarang tiga perangai buruk yang diwarisi dari kaum jahiliah, yaitu, merendahkan orang lain, meremehkan, mengurangi harga diri lainnya, baik dengan ucapan, pandangan, dikarenakan kebencian dan perasaan iri. 

Larangan kedua yaitu mencela, baik dengan menyebut kekurangan atau aib, dihadapan secara langsung atau berbicara dibelakang nya. 

Diriwayatkan oleh Imam Muslim, dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwasanya Rosulillah Sallallahu alaihi wa sallam bertanya kepada para sahabat, " Apakah kalian mengetahui perbuatan ghibah ?", para sahabat menjawab, “ Allah dan Rasul-Nya yang lebih tau " . Nabi Sallallahu alaihi wa sallam bersabda, " Menyebutkan kekurangan yang terdapat pada saudaramu ". Sahabat bertanya, bagaimana jika yang disebutkan tersebut benar adanya ? , maka dijawab ," Jika sekiranya yang kalian sebut adalah benar adanya, maka itu adalah ghibah, dan jika yang kalian sebut tidak nyata, maka engkau berdusta atas nama nya ". ( HR. Muslim ). 

Larangan yang ketiga adalah memberikan julukan buruk kepada seorang muslim, seperti memanggil saudaranya muslim dengan ucapan,  Wahai kamu orang fasik,  kamu orang kafir, kamu orang yahudi, perkataan ini adalah haram termasuk dosa besar, terancam dengan sabda Nabi Sallallahu alaihi wa sallam, " Barangsiapa yang mengatakan kepada saudaranya muslim, wahai kamu orang kafir, sungguh ia telah menggantung kekafiran kepada salah satu dari keduanya, jika benar sebagaimana yang ia katakan maka ia selamat, jika tidak, maka akan kembali kepada dirinya sendiri " . ( HR. Al-Bukhary ). 

Diharamkan pula seseorang mencela orang lain yang telah bertaubat dari suatu dosa yang pernah ia lakukan, sebagaimanaterdapat atsar yang berbunyi, " Barangsiapa yang mempermalukan seorang mukmin dari suatu dosa yang ia telah bertaubat dari nya, maka Allah Ta'ala berkuasa untuk menimpakan keburukan tersebut kepada dirinya, dan Allah akan permalukan bagi nya didunia dan akhirat ". ( HR. At-Tirmidzi ). 

  

Sepantasnya setiap muslim hendaknya bertakwa kepada Allah Ta'ala, tidak selayaknya seorang mukmin melakukan perbuatan aniaya, mendzalimi, merendahkan, mencela, menggunjing, mempermalukan, melontarkan julukan yang buruk, bahkan menumpahkan darah terhadap muslim lainnya, dikarenakan seorang muslim dengan muslimin lainnya haram darahnya, hartanya, dan hargadirinya, dikarenakan bisa jadi, orang yang dicela dan dianiaya kedudukannya lebih tinggi dihadapan Allah Ta'ala, dikarenakan ketakwaan, keikhlasan, dan kebersihan hati dan amal nya. 

Semoga kita dijauhkan dari sikap sikap tercela dan diberikan kekuatan dan taufiq untuk melakukan kebaikan, hingga kita selamat dari siksa neraka dan dimasukan kedalam surga yang kekal abadi. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar