Peringatan dari Menyerupai Orang Kafir dalam Hari Raya dan Ibadah Mereka
(Idul Valentine dan Yoga)
Disampaikan oleh:
Syaikh Dr. Khalid bin Dhahwi azh-Zhufairi – حفظه الله تعالى
Tempat:
Masjid As-Sa‘di, Al-Jahra
Waktu:
Jumat, 10 Rajab 1443 H
Februari 2022
(Kategori: Akidah)
Khutbah Pertama
Sesungguhnya segala puji hanya milik Allah.
Kita memuji-Nya, memohon pertolongan dan ampunan kepada-Nya.
Kita berlindung kepada Allah dari kejahatan diri-diri kita dan dari keburukan amal perbuatan kita. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya; dan barang siapa yang disesatkan oleh Allah, maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk.
Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya.
Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa dan janganlah sekali-kali kalian mati kecuali dalam keadaan Muslim.”
(QS. Ali ‘Imran: 102)
Amma ba‘du:
Sesungguhnya Allah Ta‘ala telah memuliakan kita dengan Islam dan menjadikan kita sebagai pengikut penghulu seluruh manusia ﷺ.
Barang siapa mengikuti petunjuk Allah, niscaya Allah akan mengangkat derajatnya, meninggikan sebutannya, dan memuliakan kedudukannya.
Dan barang siapa mencari kemuliaan dengan selain Islam, niscaya Allah akan menghinakannya di dunia dan di akhirat.
“Padahal kemuliaan itu hanyalah milik Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang beriman.”
(QS. Al-Munafiqun: 8)
Dan Allah Ta‘ala berfirman:
“Janganlah kalian merasa lemah dan jangan bersedih hati, padahal kalian paling tinggi (derajatnya) jika kalian beriman.”
(QS. Ali ‘Imran: 139)
Seorang hamba tidak membutuhkan dalam lahir dan batinnya untuk menoleh kepada selain agama ini, agama yang sempurna dalam akidah, akhlak, muamalah, dan ibadahnya.
“Barang siapa menghendaki kemuliaan, maka kemuliaan itu seluruhnya milik Allah.”
(QS. Fathir: 10)
Dan Amirul Mukminin Umar bin Al-Khaththab رضي الله عنه berkata:
“Dahulu kita adalah kaum yang paling hina, lalu Allah memuliakan kita dengan Islam. Maka kapan pun kita mencari kemuliaan dengan selain apa yang Allah muliakan kita dengannya, niscaya Allah akan menghinakan kita.”
(Diriwayatkan oleh Al-Hakim dan dishahihkan olehnya)
Wahai hamba-hamba Allah:
Di antara bentuk kemuliaan Islam dan keistimewaannya dibanding agama-agama lain adalah meninggalkan sikap menyerupai musuh-musuh agama, dari kalangan orang-orang kafir, musyrik, dan penyembah berhala, dalam hal-hal yang menjadi kekhususan mereka, baik dalam keyakinan, perbuatan, penampilan, akhlak, maupun ucapan.
Karena itu, menyelisihi orang-orang musyrik adalah kewajiban besar atas kaum Muslimin.
Namun banyak kaum Muslimin yang lalai dari hal ini, ketika mereka terfitnah oleh adat kebiasaan orang kafir yang bertentangan dengan Islam, oleh pakaian mereka, dan oleh penampilan mereka yang tidak ada kaitannya dengan ciri kaum Muslimin.
Akhirnya, hal itu menyeret mereka untuk meniru sebagian akidah kekufuran, akhlak yang rendah, serta hari raya dan perayaan yang merupakan bagian dari agama dan keyakinan kufur mereka.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah رحمه الله berkata:
“Penyerupaan dan kesamaan dalam perkara-perkara lahiriah akan menimbulkan penyerupaan dan kesamaan dalam perkara-perkara batiniah, secara perlahan dan tersembunyi.”
Wahai hamba-hamba Allah:
Ketika seorang Muslim tidak memahami kesempurnaan agama yang ia anut, serta keindahan dan kemuliaan yang terkandung di dalamnya—dalam akidah, akhlak, dan amal—maka ia akan kalah dan terpesona dengan apa yang dibawa oleh Barat:
adat, akhlak, dan prinsip yang sarat dengan kekufuran, pelecehan terhadap Allah Ta‘ala, dan seruan kepada kerusakan serta akhlak yang hina.
Ketika seorang Muslim tidak mengenal hakikat kebiasaan-kebiasaan tersebut dan keyakinan yang terkandung di dalamnya, ia mengira itu hanyalah gerakan, perayaan, atau tradisi biasa.
Padahal hakikatnya, ia telah menyerupai mereka dalam kekufuran dan ritualnya, serta menyetujui perbuatan dan tata cara mereka.
Maka seorang Muslim wajib waspada, memahami perkara secara lahir dan batin, agar agamanya tetap selamat.
Tidak ada sesuatu yang lebih berharga bagi seorang Muslim daripada keselamatan agamanya dari hal-hal yang dimurkai Allah Ta‘ala.
Rasulullah ﷺ telah mengabarkan bahwa perkara ini akan terjadi pada umat ini, sehingga semakin menuntut rasa takut dan kewaspadaan dari penyerupaan terhadap orang-orang kafir.
Dari Abu Sa‘id Al-Khudri رضي الله عنه, Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sampai-sampai jika mereka masuk ke lubang biawak pun kalian akan mengikutinya.”
Kami bertanya: “Wahai Rasulullah, apakah mereka Yahudi dan Nasrani?”
Beliau menjawab: “Lalu siapa lagi?”
(Muttafaq ‘alaih)
Wahai hamba-hamba Allah:
Kita melihat dan mendengar sebagian dari fenomena ini yang dilakukan oleh orang-orang lalai dan jahil.
Di antaranya adalah apa yang akan terjadi beberapa hari lagi, yang disebut sebagai Hari Valentine pada pertengahan bulan Februari.
Mereka menamakannya hari cinta, padahal hakikatnya adalah hari maksiat, perzinaan, dan kehinaan.
Mereka menyebarkan kerusakan dengan pakaian kebajikan.
Hakikat hari raya Nasrani-pagan ini adalah:
Kaisar Claudius II melarang para tentara untuk menikah. Seorang rahib Nasrani bernama Valentine menentang keputusan ini dan menikahkan mereka secara sembunyi-sembunyi.
Ketika perbuatannya terbongkar, ia dijatuhi hukuman mati.
Di penjara, ia jatuh cinta kepada putri sipir penjara, secara rahasia, karena ajaran Nasrani melarang para pendeta dan rahib menikah dan menjalin hubungan cinta. Namun karena keteguhannya pada agama Nasrani yang telah diselewengkan, kaisar menawarkan pengampunan dengan syarat ia meninggalkan Nasrani dan menyembah dewa-dewa Romawi, bahkan akan dijadikan kerabat istana. Namun ia menolak, sehingga dieksekusi pada 14 Februari tahun 270 M.
Sejak itu ia disebut Santo Valentine, dan hari tersebut diperingati sebagai Hari Santo Valentine.
Inilah hari yang dirayakan oleh orang-orang yang menyerupai Nasrani tanpa mereka sadari. Maka betapa buruknya menyerupai orang Nasrani ini, dan betapa buruknya menghidupkan kenangannya oleh sebagian kaum Muslimin.
Di mana kecemburuanmu terhadap agamamu?
Di mana kemuliaanmu dengan akhlak, kesucian, dan kehormatanmu?
Aku ucapkan apa yang kalian dengar, dan aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung untukku dan untuk kalian. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Khutbah Kedua
Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah, keluarga, sahabat, dan orang-orang yang mengikuti petunjuknya.
Amma ba‘du:
Aku wasiatkan kepada kalian dan kepada diriku sendiri untuk bertakwa kepada Allah.
Barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Allah akan menjaganya, menolongnya, dan mencukupinya.
Wahai hamba-hamba Allah:
Allah Ta‘ala telah melarang kita menyerupai seluruh musuh Islam, terutama dalam perkara yang merupakan inti dari akidah dan ritual ibadah mereka. Di antaranya adalah yoga.
Sebagian orang jahil mencoba menampilkannya sebagai sekadar gerakan dan meditasi.
Padahal hakikatnya, yoga adalah ibadah Hindu, yang bertujuan mengakhiri perjalanan ruh dan menyatukannya dengan Tuhan menurut keyakinan mereka.
Yoga dibangun di atas pengingkaran kebangkitan dan hari pembalasan, serta keyakinan reinkarnasi ruh ke jasad lain setelah kematian.
Kalian mengetahui kebencian orang-orang Hindu terhadap kaum Muslimin, pembunuhan dan penyiksaan yang mereka lakukan.
Namun ironisnya, sebagian dari kaum Muslimin justru menyerupai mereka dalam ritual-ritual tersebut.
Barang siapa menyerupai mereka, maka perbuatannya berada antara haram jika tidak bermaksud ibadah (karena termasuk tasyabbuh), dan kufur jika ia melakukannya dengan niat ibadah sesuai agama Hindu.
Wahai hamba-hamba Allah:
Hari raya kita sudah ada, agama kita adalah agama cinta, kasih sayang, dan rahmat.
Olahraga yang mubah pun banyak.
Maka janganlah kita merendahkan agama kita dan merelakan diri pada sesuatu yang dimurkai Rabb kita.
Waspadalah terhadap makar musuh-musuh agama dan usaha mereka menyebarkan pemikiran kaum ateis serta akhlak orang-orang rusak.
Ya Allah, tetapkanlah kami di atas agama-Mu, dan jauhkan kami dari fitnah yang tampak maupun yang tersembunyi....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar