Jumat, 07 Maret 2025

KEUTAMAAN MEMBACA DAN MERENUNGKAN AL-QUR'AN


Keutamaan Membaca dan Merenungkan Al-Qur'an

Segala puji bagi Allah yang telah mengangkat derajat orang-orang yang bersungguh-sungguh dari orang-orang yang lalai dalam kehidupan dunia ini. Dia telah membuka mata hati para wali-Nya untuk memahami kitab-Nya dan apa yang terkandung di dalamnya sebagai pelajaran. Dia telah memberikan kebeningan kebaikan-Nya kepada orang-orang yang menginginkannya agar mereka sampai ke negeri yang kekal (akhirat).

Dia telah menentukan berbagai ketetapan takdir bagi penghuni surga dan neraka serta menyembunyikan semua itu dari makhluk-Nya dengan ujian, sehingga tidak ada seorang pun yang mengetahui nasibnya, apakah ia akan menjadi penghuni surga atau neraka.

Segala sesuatu tidak akan berubah dari kehendak-Nya, tidak ada perbedaan dalam gerakan dan diamnya segala sesuatu. Firman-Nya:
"Sesungguhnya ketetapan-Nya, apabila Dia menghendaki sesuatu, Dia hanya berkata kepadanya: 'Jadilah!' maka jadilah ia." (QS. Yasin: 82)

Dialah yang Maha Mengetahui yang tidak berkurang kerajaan-Nya karena pemberian-Nya. Dialah yang Maha Pemurah yang kitab-Nya menjadi pegangan bagi orang-orang yang membutuhkan, dan Maha Mendengar yang selalu mengabulkan doa.

Janganlah engkau membebani dirinya dengan banyak pertanyaan, dan janganlah engkau memenuhi harinya dengan suara gaduh orang-orang yang datang dan pergi. Yang lebih utama baginya adalah duduk dalam keheningan untuk merenung, memperluas cakrawala pikirannya, memperbaiki keindahan bahasanya, serta memperdalam pemahaman dan perenungannya. Dengan itu, ia akan meneliti cara-cara memperoleh pahala dan menjauhi penyebab hukuman serta peringatan-peringatan Allah agar menjadi bahan pelajaran.

“Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu ruh (Al-Qur’an) dengan perintah Kami. Sebelumnya engkau tidak mengetahui apakah kitab (Al-Qur’an) dan tidak pula mengetahui iman, tetapi Kami menjadikannya cahaya, yang dengannya Kami memberi petunjuk kepada siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami.” (QS. Asy-Syura: 52)

Maka hendaknya ia mengatur hidupnya dengan memanfaatkan waktu sebaik-baiknya, memisahkan antara sebab-sebab ruhani dan sebab-sebab duniawi, serta menyerahkan urusan hukum dan keputusan kepada Allah.

Aku memuji-Nya atas segala karunia dan kemurahan-Nya, dan aku bersyukur atas nikmat yang berulang kali dikaruniakan-Nya.

Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dialah Tuhan yang Maha Agung dan Mahatinggi. Kesaksian ini adalah pegangan yang dapat menyelamatkan pada hari di mana segala akal dan pikiran menjadi buntu, dan segala nama serta gelar menjadi tidak berguna. Kesaksian ini akan menyelamatkan pemiliknya dari neraka yang penuh dengan kobaran api dan panas yang menyala-nyala.

Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, yang datang dengan wahyu dan berita-berita yang benar. Aku bersaksi bahwa ia adalah utusan Allah dan pembawa risalah-Nya yang sempurna. Ia diutus untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya, membimbing mereka dari kesesatan menuju petunjuk, dan mengajarkan kepada mereka hukum-hukum agama dengan kebijaksanaan dan nasihat yang baik.

Semoga shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada beliau, keluarga beliau, para sahabat beliau yang suci dan bertakwa, serta para pengikut beliau yang setia hingga hari pembalasan.

Allah berfirman:

"Sekiranya Kami turunkan Al-Qur’an ini kepada sebuah gunung, pasti engkau akan melihatnya tunduk dan terpecah-belah karena takut kepada Allah. Itulah perumpamaan yang Kami buat untuk manusia agar mereka berpikir." (QS. Al-Hasyr: 21)

Allah menakuti hamba-hamba-Nya dengan keagungan Al-Qur’an dan menjelaskan bahwa jika gunung yang kokoh dan kuat saja bisa tunduk serta pecah berkeping-keping karena takut kepada-Nya, maka bagaimana dengan hati manusia yang lemah?

Seandainya Al-Qur’an diturunkan kepada gunung, gunung itu akan hancur, pecah, dan luluh karena takut kepada Allah. Maka bagaimana mungkin hati manusia tetap keras, tidak khusyuk, tidak takut, tidak tunduk, dan tidak mendengar ayat-ayat Allah tanpa mengambil pelajaran?

Maka sungguh menakjubkan bahwa sepotong daging yang lemah bisa lebih keras daripada gunung-gunung ini. Ia tidak takut terhadap kedahsyatan gunung-gunung yang tinggi dan tidak mengambil pelajaran. Ia mendengar ayat-ayat Allah dibacakan kepadanya, tetapi hatinya tidak melembut, tidak khusyuk, dan tidak menangis. Sungguh, siapa pun yang hatinya tidak melembut dengan firman Allah, pahala-Nya, dan janji-janji-Nya, maka tidak ada kelembutan dalam dirinya di dunia ini. Ia belum mengenal Allah dengan benar, belum mencintai-Nya sebagaimana mestinya, dan belum menangis karena takut kepada-Nya. Maka, bagaimana ia bisa merasakan kebahagiaan yang sejati?

Karena di hadapannya terbentang perjalanan menuju Penguasa Yang Mahabesar, menuju alam ghaib dan kesaksian, di mana segala sesuatu akan terlihat dan dipahami.

Wahai orang yang lalai dalam merenungkan Al-Qur'an! Sampai kapan engkau akan terus dalam kelalaian ini? Bergegaslah melakukan amal yang baik sebelum ajal menjemput.

Ketahuilah bahwa bulan Ramadan memiliki keistimewaan dengan Al-Qur'an,  sebagaimana firman Allah:

"Bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an."

Jibril biasa mengajarkan Nabi ﷺ Al-Qur'an setiap malam di bulan Ramadan.

Telah disebutkan: Injil diturunkan dalam tiga belas hari bulan Ramadan.

Keutamaan membaca Al-Qur'an sangat banyak, dan orang yang berusaha membacanya akan mendapatkan pengaruh dari bacaan tersebut.

Imam Ahmad meriwayatkan dalam musnadnya dari hadis Nabi ﷺ secara marfu’:
"Sesungguhnya Al-Qur'an akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi para pembacanya."

Seorang pembawa Al-Qur'an yang mengamalkan isinya bagaikan seorang pedagang yang mendapatkan keuntungan berlimpah dalam dagangannya. Allah menganugerahkan kepadanya kemuliaan dan keutamaan.

Setiap raja memberikan hadiah kepada pengikutnya sesuai dengan kedudukan mereka. Begitu pula Allah, Dia memberikan kedudukan yang tinggi kepada pembaca Al-Qur'an di surga. Mereka berada di tempat yang mulia karena Al-Qur'an.

Diriwayatkan dalam hadis dari Al-Ashab bin Ath-Thawil:
"Sesungguhnya Al-Qur'an adalah pemberi syafaat yang diterima syafaatnya. Barang siapa menjadikannya sebagai pemimpin, maka ia akan membawanya ke surga. Barang siapa meninggalkannya, maka ia akan ditarik ke neraka."

Kemudian Al-Qur'an akan memberikan manfaat bagi pemiliknya pada malam kubur, di mana kuburnya dilapangkan sesuai kehendak Allah.

Berkata Ka'ab Al-Akhbar, disebutkan bahwa pada hari kiamat ada seruan:

"Setiap orang yang berpuasa dan membawa Al-Qur'an akan diberikan pahala mereka dengan tanpa hisab."

Sebagian salaf berkata:
"Jika seseorang mukmin menghadapi kematiannya, dikatakan kepadanya: 'Lihatlah ke atas kepalamu.' Maka ia melihat dan menemukan Al-Qur'an. Kemudian dikatakan kepadanya: 'Lihat ke dadamu.' Maka ia melihat dan menemukan puasa. Lalu dikatakan: 'Lihat ke depan kakimu.' Maka ia melihat dan menemukan shalat malam. Maka dikatakan kepadanya: 'Engkau telah dijaga oleh dirimu sendiri, semoga Allah menjagamu.'"

Diketahui bahwa puasa dan Al-Qur'an akan memberikan syafaat bagi seseorang pada hari kiamat. Puasa akan berkata:
"Wahai Rabbku, aku telah mencegahnya dari makanan dan minuman serta hawa nafsunya pada siang hari, maka izinkan aku memberikan syafaat kepadanya."
Dan Al-Qur'an berkata:
"Aku telah mencegahnya dari tidur pada malam hari, maka izinkan aku memberikan syafaat kepadanya."
Maka keduanya diberi izin untuk memberikan syafaat.

Ibnu Mas'ud berkata:
"Seharusnya bagi pembaca Al-Qur'an untuk dikenali dengan malamnya ketika manusia sedang tidur, dengan siangnya ketika manusia sedang makan, dengan tangisannya ketika manusia tertawa, dengan diamnya ketika manusia berbicara, dengan khusyuknya ketika manusia berbangga-bangga, dan dengan kesedihannya ketika manusia bersenang-senang. Seharusnya bagi pembawa Al-Qur'an untuk menjadi seorang yang bijak dan berwibawa. Tidak seharusnya ia menjadi orang yang keras atau lalai, tidak boleh pula ia berlebihan dalam bersuka cita maupun berlebihan dalam bersedih."

Muhammad bin Ka‘b berkata:
"Kami mengenali pembaca Al-Qur'an dari rupa wajahnya yang pucat, karena ia begadang panjang di malam hari dalam membaca Al-Qur'an."

Tsabit bin Widad berkata:
Seseorang bertanya kepadanya, "Tidakkah engkau tidur?"
Ia menjawab, "Bagaimana aku bisa tidur sementara keajaiban-keajaiban Al-Qur'an terus terbayang dalam pikiranku?"

Suatu ketika, ada dua orang laki-laki yang saling berbicara pada malam hari, lalu salah satunya berkata kepada yang lain:
"Apa yang membuatmu tetap terjaga?"
Ia menjawab, "Keajaiban-keajaiban Al-Qur'an telah membuatku tetap terjaga, karena aku melihat dan merenungkan ayat-ayatnya, lalu aku pun terheran-heran."

Ahmad bin Abi Al-Hawari berkata:
"Aku merasa heran terhadap para penghafal Al-Qur'an. Bagaimana mungkin mereka bisa tidur nyenyak sementara mereka mendengar ayat-ayat Allah dan membacanya? Jika saja mereka memahami maknanya dengan sebenarnya dan merasakan kebahagiaan bermunajat dengannya, pasti rasa kantuk akan hilang dari mereka karena kegembiraan."





Syair:
Merenungkan Al-Qur'an, jika engkau mencari petunjuk,
Maka ilmu itu berada di bawah renungan Al-Qur'an.
Wahai orang yang lalai terhadap makna Al-Qur'an dan hatinya berpaling,
Dan menentang ayat-ayat serta tidak memahami isinya!
Wahai yang sibuk dengan hal yang tidak bermanfaat baginya dan matanya tersilaukan oleh kesibukan!
Wahai yang berpaling dari merenungkan Al-Qur'an dan hatinya keras seperti batu!

Demi Allah, jika engkau melihatnya, tentu kelembutan-Nya akan menghilangkan segala kesibukan, namun engkau telah terperdaya oleh sesuatu yang akan segera lenyap darimu, wahai orang bodoh! Engkau akan segera kehilangan keuntungan dalam waktu singkat. Maka bangunlah sebelum maut datang menghampirimu. Aku khawatir engkau akan tetap berada dalam kelalaian dan tertipu oleh fatamorgana. Engkau telah mengikat janji dengan yakin, tetapi menunda-nunda dengan sia-sia.

Ketahuilah bahwa kehidupan ini akan berlalu, dan malam serta siang adalah kendaraan yang melaju cepat, membawa umurmu menuju kehancuran, sementara engkau dalam lautan kelalaian dan kesibukan yang sia-sia. Aku tidak melihat orang yang berpikiran sehat rela menyia-nyiakan siangnya tanpa faedah.

Engkau telah membiasakan diri untuk mengkaji Al-Qur’an di malam hari, menjaga kewajiban, dan melaksanakannya. Jika engkau bangun di tengah malam, maka dengarkanlah baik-baik bagaimana suara hati berbicara, bagaimana cinta semakin mendalam, dan betapa besarnya rasa takut serta harapan itu bertambah. Maka, menangislah karena takut kepada Allah agar api neraka menjadi haram bagimu.

Fasal
Allah Ta’ala berfirman:

"Dan katakanlah, ‘Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barang siapa yang ingin (beriman), hendaklah ia beriman, dan barang siapa yang ingin (kafir), biarlah ia kafir.’ Sesungguhnya Kami telah menyediakan bagi orang-orang zalim itu neraka yang gejolaknya mengepung mereka. Jika mereka meminta minum, mereka akan diberi air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan wajah. Itulah seburuk-buruk minuman dan tempat istirahat yang paling jelek." (QS. Al-Kahfi: 29)

Dan firman-Nya:
"Inilah neraka Jahanam yang dahulu kamu dustakan. Masuklah ke dalamnya, maka baik bersabar atau tidak, sama saja bagimu. Sesungguhnya kamu hanya diberi balasan atas apa yang telah kamu kerjakan." (QS. At-Tur: 14-16)

Ketahuilah bahwa Allah Ta’ala telah mengancam orang-orang yang menentang-Nya, mendurhakai-Nya, dan membangkang terhadap-Nya dengan neraka. Di dalamnya terdapat penderitaan, kehinaan, kesengsaraan, keburukan, dan kebinasaan. Maka Allah mengutus para rasul dan menurunkan kitab-kitab sebagai peringatan bagi manusia agar mereka menjauhi jalan yang menuju ke sana dan menghindari perbuatan-perbuatan yang membawa mereka kepadanya. Karena sesungguhnya neraka adalah tempat bagi segala keburukan. Dan telah tetap bahwa neraka adalah tempat dengan panas yang sangat dahsyat, siksaan, dan azab.

Neraka yang paling besar, di dalamnya terdapat gemuruh yang dahsyat dan suara gemeretak, serta penghuninya dipenuhi dengan rintihan dan ratapan. Doa mereka tidak dikabulkan, permohonan mereka tidak didengar, dan rahmat tidak tercurah kepada mereka. Sungguh, azab telah dipastikan atas mereka, kemurkaan Tuhan menimpa mereka, dan mereka berada dalam kerugian serta kebinasaan.

Diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad ﷺ pernah berdoa: "Ya Allah, berikanlah kepadaku dua mata yang menangis karena takut kepada-Mu, hingga air matanya mengalir membasahi pipinya, sebelum akhirnya air mata itu mengering."

Diriwayatkan bahwa para sahabat bertanya kepada Rasulullah ﷺ: "Wahai Rasulullah, apakah yang dimaksud dengan lembah yang dalam?" Beliau menjawab: "Ia adalah lembah di dalam neraka Jahannam yang setiap hari dipenuhi dengan siksaan yang berat selama tujuh puluh ribu tahun." Para sahabat bertanya lagi: "Siapakah yang akan memasukinya, wahai Rasulullah?" Beliau menjawab: "Para pembaca Al-Qur’an yang mengabaikan ajarannya."

Dari Ibnu Mas'ud Radhiyallahuanhu, mengenai firman Allah Ta'ala: "Suara mereka tercekik di dalam neraka Jahannam," beliau berkata: "Di siang hari, neraka Jahannam bergejolak dengan dahsyat karena lapar."

Dari Abu Hurairah Radhiyallahuanhu, ia berkata bahwa Nabi ﷺ bersabda: "Seandainya ada seratus ribu orang atau lebih berada di dalam masjid ini, dan di antara mereka ada seseorang dari penghuni neraka yang bernapas, niscaya panasnya akan membakar seluruh mereka." (Diriwayatkan oleh Abu Ya’la dan Al-Bazzar).

Dari Anas Radhiyallahuanhu, Rasulullah ﷺ bersabda: 

"Seandainya bara api dari neraka Jahannam sebesar biji gandum dilemparkan ke dunia, niscaya panasnya akan membakar antara timur dan barat. Seandainya percikan dari panas neraka itu menyentuh bumi, niscaya ia akan mendidih seperti air panas yang mendidih."

Dari Atha' bin Yasar, ia berkata: "Az-Zamil adalah lembah di dalam neraka Jahannam. Seandainya gunung-gunung dilewatkan di dalamnya, niscaya gunung-gunung itu akan hancur lebur karena panasnya."

Mereka akan digiring ke dalam neraka Jahannam dalam keadaan haus yang sangat, dengan raut wajah yang muram dan terhina.

Wajah-wajah menjadi muram karena penuh kesedihan dan duka, menangis dalam kepedihan dan air mata mengalir deras. Mereka berlindung kepada Allah dari pedihnya azab-Nya, memohon ampunan dan keselamatan. Sungguh, Dia Maha Pemurah lagi Maha Memberi.

Dikatakan:

"Mereka melarikan diri tanpa pakaian,
berjalan menuju tempat yang berpasir dan berbatu.
Mereka mendatangi air dengan langkah cepat,
lalu menyeberanginya dengan rakit,
berlayar di lautan badai
dan akhirnya mencapai pantai yang selamat.
Di sana mereka menemukan kedamaian,
berbaring nyaman di bawah naungan,
mendapatkan nikmat yang tak mereka duga,
terhindar dari kesulitan dan penderitaan."

Diriwayatkan dari Ibnu Umar, bahwa Nabi ﷺ pernah berkhutbah, beliau bersabda:
"Janganlah kalian melupakan dua kenikmatan—kenikmatan surga dan neraka."
Kemudian beliau menangis hingga air mata mengalir di janggutnya, lalu bersabda:
"Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, jika kalian mengetahui apa yang aku ketahui tentang urusan akhirat, niscaya kalian akan lebih banyak menangis daripada tertawa dan kalian tidak akan merasakan ketenangan."

Diriwayatkan oleh Abu Ya’la, bahwa Ibrahim bin Adham pernah berkata kepada seseorang:

"Wahai saudaraku, apakah engkau ingin menjadi wali Allah dan dicintai oleh-Nya?"

Orang itu menjawab, "Ya."

Ibrahim berkata: *"Tinggalkan dunia dan hadapkan dirimu kepada-Nya. Maka Dia akan menerima hatimu dan memperhatikanmu dengan wajah-Nya.

 Sesungguhnya telah sampai kepadaku bahwa Allah Ta'ala pernah mewahyukan kepada Nabi Yahya bin Zakariya ‘alaihimassalam:

'Wahai Yahya, Aku telah menetapkan bagi Diri-Ku bahwa siapa pun dari makhluk-Ku yang mencintai-Ku—dan Aku mengetahui niatnya—maka Aku akan menjadi pendengarannya yang dengannya ia mendengar, Aku akan menjadi penglihatannya yang dengannya ia melihat, dan Aku akan menjadi hatinya yang dengannya ia memahami. Jika ia telah mencapai keadaan demikian, maka Aku akan membuatnya membenci segala sesuatu yang melalaikannya dari-Ku, Aku akan terus-menerus menghidupkan pikirannya, Aku akan membuatnya kehausan di siang hari dan membuatnya terjaga di malam hari.

Setiap hari, ia akan memandang kepada-Ku tujuh puluh kali, dan Aku melihat bahwa hatinya sibuk dengan-Ku, maka Aku akan menambah cintaku kepadanya, Aku akan memenuhi hatinya dengan cahaya hingga ia melihat dengan cahaya-Ku. Wahai Yahya, Aku akan menjadi tempat ketenangan dan ketenteramannya, Aku akan menjadi sahabatnya. Demi keagungan dan kemuliaan-Ku, Aku akan membangkitkannya dalam keadaan yang membuat para manusia dan rasul terpesona.'

Kemudian, terdengar seruan yang menyeru: 'Inilah kekasih Allah Ta'ala dan orang pilihan-Nya, yang telah Dia panggil untuk mengunjungi-Nya.'

Maka ketika hijab tersingkap, Nabi Yahya ‘alaihis salam menjerit dengan jeritan yang keras hingga ia tidak sadarkan diri selama tiga hari. Ketika ia tersadar, ia berkata:

"Siapa yang tidak ridha menjadikan-Mu sebagai sahabat, maka kepada siapa lagi ia akan ridha? Bagaimana mungkin aku berteman dengan makhluk-Mu, sedangkan Engkau telah mengundangku untuk bersahabat dengan-Mu?"


Wahai orang yang terjerumus dalam kekeruhan dan keterasingan! 

Wahai orang yang diharamkan dari kelezatan pertemuan dan kasih sayang!

 Apakah engkau lebih memilih sumber yang keruh daripada yang jernih? 

Apakah engkau lebih memilih pohon berduri daripada pohon yang berbuah?

 Apakah engkau rela dengan kesengsaraan sebagai ganti dari kebahagiaan?

"Apakah kehidupan dunia lebih baik daripada kehidupan akhirat?"

Tidaklah kehidupan dunia melainkan kesenangan yang menipu.

Apakah sama orang yang mencari akhirat dengan orang yang condong kepada dunia? 

Apakah sama orang yang berilmu dengan orang yang bodoh? 

Apakah sama orang yang berpegang teguh dengan orang yang lalai? 

Apakah sama orang yang hadir dengan orang yang tidak hadir? 

Apakah sama orang yang ingat dengan orang yang lalai? 

Apakah sama orang yang dekat dengan orang yang jauh? 

Apakah sama orang yang mencintai dengan orang yang membenci?

Apakah sama orang yang mengenali dirinya dengan orang yang tidak mengenali dirinya? 

Apakah sama orang yang hatinya bersedih karena perpisahan dan rindu dengan orang yang hatinya sibuk dengan selainnya?

 Apakah sama orang yang berada dalam kemah perjumpaan dengan orang yang berada dalam penjara keterputusan?

 Apakah sama orang yang terikat dengan belenggu kehinaan dan dicap dengan cap keterasingan dengan orang yang berada dalam kebahagiaan dan kelezatan? 

Apakah sama orang yang berada dalam taman keridaan, yang cahaya-cahaya iman tampak padanya, dengan orang yang tidak memiliki bagian darinya?

Apakah sama orang yang Kami teguhkan keimanannya dan kepercayaannya dengan orang yang Kami biarkan begitu saja?

Apakah sama orang yang memohon ampunan dengan orang yang tidak meminta penghapusan dosa? 

Apakah sama orang yang hatinya menerima dengan orang yang berpaling?

Maka demikianlah, keadaan orang-orang yang takut kepada neraka begitu beragam, dan hati mereka hampir terpotong karena takut kepada Allah. 

Sebagaimana diceritakan bahwa ada seorang lelaki dari kalangan ahli ibadah melewati pandai besi yang sedang membakar besi di perapian, lalu ia melihatnya, menangis, dan tersedak hingga meninggal karena tersedaknya itu. Maka semoga rahmat Allah tercurah kepadanya.

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas dalam firman Allah:

  "Dan ketika Kami ambil mereka dengan azab yang berat." 

Ia berkata: "Yaitu sebuah duri yang besar dimasukkan dalam tenggorokan seseorang yang menyebabkan tidak dapat masuk dan tidak dapat keluar."

Diriwayatkan bahwa mereka akan diberi minum cairan panas yang sangat mendidih, sehingga jika menyentuh telinga seseorang, wajahnya akan terbakar, kepalanya melepuh, dan ubun-ubunnya meletus. Jika ia meminumnya, isi perutnya akan meleleh hingga keluar dari duburnya.

Diriwayatkan bahwa pezina pada hari kiamat akan bersaksi atas dirinya sendiri, dan demikian pula anggota tubuhnya akan bersaksi atas apa yang telah diperbuatnya. Itu karena Allah akan menyiksanya atas dosa itu, kemudian anggota tubuhnya memberikan kesaksian terhadapnya atas apa yang telah dikerjakannya. Maka, kita memohon kepada Allah Ta’ala agar berlemah lembut kepada kita, merahmati kelemahan kita, tidak memperhitungkan kita dengan keadilan-Nya, menutupi aib kita, serta tidak mempermalukan kita pada hari kiamat dengan membuka catatan amal perbuatan kita. Sesungguhnya Dia adalah Zat yang Maha Pemurah di antara yang pemurah, dan yang paling mulia di antara yang mulia.

Ya Allah, kami memohon kepada-Mu dengan asma-Mu yang agung, wajah-Mu yang mulia, agar Engkau memasukkan kami ke dalam surga dan menyelamatkan kami dari neraka, karena Engkau adalah Dzat yang dikenal dengan kebaikan, kedermawanan, dan ampunan terhadap dosa-dosa.

Ya Allah, jadikanlah dalam hati kami cahaya yang dengannya kami mendapat petunjuk kepada-Mu, dan berilah kami perlindungan yang baik agar kami bertawakal kepada-Mu. Anugerahkanlah kepada kami manisnya kedekatan dengan-Mu di antara hamba-hamba-Mu. Karena sesungguhnya yang terhina adalah orang yang berpaling dari-Mu, dan yang berbahagia adalah orang yang mendekat kepada keagungan dan kebesaran-Mu. Adapun orang yang jauh dari-Mu dan sibuk dengan selain ketaatan kepada-Mu, maka ia telah tersesat.

Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami pada hari pembalasan. Ya Allah, ampunilah kami, orang tua kami, seluruh kaum Muslimin, baik yang masih hidup maupun yang telah wafat. Sesungguhnya Engkau Maha Pengasih dan Maha Penyayang.





Kamis, 06 Maret 2025

KEUTAMAAN AL-QUR'AN


Keutamaan Al-Qur'an

Segala puji bagi Allah yang menampakkan kebesaran-Nya dalam kitab-Nya, yang menjadikan sahabat sejati seseorang adalah keabadian bersama firman-Nya.

 Dengan cahaya-Nya, hati menjadi bercahaya, dan dengan petunjuk-Nya, orang-orang beriman dipanggil menuju Tuhannya serta orang-orang sesat diperingatkan akan kesesatannya. 

Kitab ini adalah peringatan dan penglihatan bagi mereka yang ingin mengambil pelajaran. 

Pendengaran, penglihatan, dan akal tidak akan mampu menyembunyikan satu gerakan pun darinya, sebagaimana bintang di malam hari tidak tersembunyi di tengah gelombang lautan.

Allah menurunkan Al-Qur'an pada bulan Ramadan, sebagai perkataan yang diturunkan dan bukan makhluk. 

Firman-Nya adalah cahaya zaman, dengan aturan, perintah, dan larangan-Nya, serta janji dan ancaman-Nya.

Sungguh, Allah menjadikannya cahaya untuk petunjuk dan pengobat bagi kebingungan. 

Ia juga merupakan azab bagi orang-orang kafir dan peringatan bagi orang-orang yang lalai di antara jin dan manusia. 

Ia menghidupkan jiwa dari kegelapan menuju negeri kebahagiaan, menerangi mereka yang merenungkan maknanya, dan memberikan cahaya kepada mereka yang mengambil petunjuk darinya.

Al-Qur'an adalah perbendaharaan yang diberikan kepada para pencari ilmu dan hikmah, serta pengetahuan yang tidak akan habis dikaji. 

Tidak ada satu huruf pun yang tersembunyi dari ilmu Allah di bumi maupun di langit. Maka, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam penciptaan dan perintah-Nya. 

Barang siapa menerima-Nya, maka ia akan mendapatkan keselamatan, dan barang siapa menolak-Nya, maka ia akan mendapatkan kehancuran dan kebinasaan.

Maha Suci Allah yang telah mendekatkan kebaikan-Nya dan penyayang-Nya, menerangi petunjuk-Nya ke dalam hati para hamba-Nya, dan mendekatkan kepada mereka sifat-sifat-Nya, sehingga mereka dapat mengingat dan menyeru-Nya. Mereka memanggil-Nya dengan nama-nama-Nya yang indah, sebagaimana yang disebutkan dalam firman-Nya:


"Hanya milik Allah nama-nama yang paling baik, maka berdoalah kepada-Nya dengan menyebut nama-nama itu."

Aku memuji-Nya dengan pujian yang mensucikan-Nya dari segala kekurangan, menambah kebesaran dan keagungan-Nya.

Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, satu-satunya, tiada sekutu bagi-Nya.

Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya, penutup para nabi, dan pemimpin para rasul. 

Semoga Allah mencurahkan shalawat kepada beliau, keluarga, sahabat, serta seluruh pengikutnya, dan kepada siapa saja yang bertakwa hingga hari kiamat.

 Maka sungguh beruntunglah orang yang mengikuti jejak langkahnya dan berserah diri dengan sebenar-benarnya.

Allah Ta’ala berfirman dalam Surah Al-Isra' (17:106-109): 

"Dan (Al-Qur'an itu) Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar engkau membacakannya perlahan-lahan kepada manusia, dan Kami menurunkannya secara bertahap."

Katakanlah, “Berimanlah kepadanya atau tidak usah beriman (tidak menjadi soal). Sesungguhnya orang-orang yang telah diberi ilmu sebelumnya, apabila (Al-Qur'an) dibacakan kepada mereka, mereka menyungkurkan wajah mereka bersujud.”

Dan mereka berkata, “Maha Suci Tuhan kami! Sungguh, janji Tuhan kami pasti dipenuhi.”

Dan mereka menyungkurkan wajah mereka sambil menangis, dan mereka bertambah khusyuk.

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:
"Orang yang mahir dalam membaca Al-Qur'an akan bersama para malaikat yang mulia dan taat. Sedangkan orang yang membaca Al-Qur’an dengan terbata-bata dan mengalami kesulitan dalam membacanya, maka ia mendapatkan dua pahala."

Dari Abu Musa al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:
"Perumpamaan orang mukmin yang membaca Al-Qur’an adalah seperti buah utrujah, aromanya harum dan rasanya manis. Sedangkan perumpamaan orang mukmin yang tidak membaca Al-Qur’an adalah seperti kurma, rasanya manis tetapi tidak berbau. Perumpamaan orang munafik yang membaca Al-Qur’an adalah seperti bunga raihanah, aromanya wangi tetapi rasanya pahit. Sedangkan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Al-Qur’an adalah seperti labu pahit, tidak berbau dan rasanya pahit."

Diriwayatkan juga dari Utsman radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi ﷺ bersabda:
"Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya."

Diriwayatkan oleh Muslim dan Abu Dawud dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

"Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah untuk membaca kitab Allah dan saling mempelajarinya di antara mereka, kecuali ketenangan turun kepada mereka, rahmat meliputi mereka, para malaikat menaungi mereka, dan Allah menyebut mereka di hadapan makhluk-Nya."

Diriwayatkan dari Abdullah bin 'Amr, ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:

"Akan dikatakan kepada pemilik Al-Qur'an: Bacalah dan naiklah, serta bacalah dengan tartil sebagaimana engkau membaca dengan tartil di dunia, karena sesungguhnya kedudukanmu berada pada akhir ayat yang engkau baca." (HR. Abu Dawud dan lainnya).

Al-Khathabi berkata:

"Dalam hadis ini terdapat dalil bahwa jumlah tingkatan di surga sesuai dengan jumlah ayat dalam Al-Qur'an. Maka dikatakan kepada pembaca: Naiklah ke tingkatan surga sesuai dengan kadar bacaan yang engkau baca dari Al-Qur'an. Maka siapa yang membaca seluruh Al-Qur'an, ia akan mencapai tingkatan tertinggi di surga pada hari kiamat."

Diriwayatkan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

"Pemilik Al-Qur'an akan datang pada hari kiamat, lalu Al-Qur'an akan berkata: Wahai Tuhanku, pakaikanlah kepadanya mahkota kemuliaan. Maka diberikan kepadanya mahkota kemuliaan. Kemudian Al-Qur'an berkata: Wahai Tuhanku, tambahkanlah untuknya. Maka diberikan kepadanya pakaian kemuliaan. Lalu Al-Qur'an berkata: Wahai Tuhanku, ridhailah dia. Maka Allah pun meridainya. Lalu dikatakan kepadanya: Bacalah dan naiklah, serta bertambah dengan setiap ayat satu kebaikan." (HR. Tirmidzi, An-Nasa'i, dan Hakim, dan ia mengatakan hadis ini sahih).

Diriwayatkan dari Jabir, bahwa Nabi ﷺ bersabda:

"Al-Qur'an adalah syafaat yang dikabulkan dan pembela yang dipercaya. Siapa yang menjadikannya sebagai pemimpinnya, ia akan membawanya ke surga. Dan siapa yang meninggalkannya di belakang punggungnya, ia akan menyeretnya ke neraka."

Diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Umamah, ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:

"Bacalah Al-Qur'an, karena ia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi para pembacanya."

Diriwayatkan dari Ali, ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:

"Akan terjadi fitnah (ujian dan kekacauan)." Aku bertanya: "Bagaimana cara keluar darinya, wahai Rasulullah?" Beliau menjawab: "Kitab Allah. Di dalamnya terdapat kabar tentang orang-orang sebelum kalian, berita tentang apa yang akan datang setelah kalian, dan hukum di antara kalian.Dan yang terbaik dari apa yang dikatakan kepadamu dan hukum yang memutuskan di antara kamu adalah Al-Qur’an. Ia adalah pemisah (antara yang benar dan salah), bukan sesuatu yang main-main. Barang siapa meninggalkannya karena sombong, Allah akan menghancurkannya. Dan barang siapa mencari petunjuk dari selainnya, Allah akan menyesatkannya. Ia adalah tali Allah yang kokoh, peringatan yang bijaksana, dan jalan lurus yang lurus. Ia adalah sesuatu yang tidak dapat dikelirukan oleh hawa nafsu, tidak dapat dicampur dengan kebatilan, tidak usang karena banyaknya pengulangan, dan keajaiban-keajaibannya tidak akan pernah habis. (Hadis) ini diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan ia berkata: hadis ini hasan gharib.

Dari Sayyid al-Maqburi, ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: "Wahai Abu Dzar, jika engkau pergi dan mempelajari satu ayat dari Kitab Allah, itu lebih baik bagimu daripada shalat seratus rakaat. Dan jika engkau pergi dan mempelajari satu bab dari ilmu, baik diamalkan atau tidak, itu lebih baik bagimu daripada shalat seribu rakaat." (Diriwayatkan oleh Ibnu Majah)

Ketahuilah bahwa Al-Qur’an lebih utama daripada semua zikir, dan ia lebih utama daripada semua kitab yang diturunkan. 

Ia lebih utama daripada puasa, kecuali jika seseorang berpuasa lalu menangis karena membaca Al-Qur’an. 

Oleh karena itu, keadaan para salaf saleh adalah mereka memperbanyak membaca Al-Qur’an di bulan Ramadan, baik dalam shalat maupun di luar shalat. 

Mereka menyempurnakan khatam Al-Qur’an setiap waktu, tidak ada batasan khusus dalam bulan ini.

Di antara mereka ada yang mengkhatamkan Al-Qur’an setiap tujuh hari, ada juga yang mengkhatamkannya dalam setiap tiga hari.

Imam asy-Syafi’i pada bulan Ramadan mengkhatamkan enam puluh kali di luar shalat. 

Dari Humaid al-A'raj, ia berkata: 

Qatadah mengkhatamkan Al-Qur’an setiap tujuh hari, dan di bulan Ramadan setiap tiga hari, dan pada sepuluh hari terakhir setiap malam.

Dan az-Zuhri jika Ramadan masuk, ia berkata: "Ini adalah bulan membaca Al-Qur’an dan memberi makan (orang miskin)."

Ibnu Abdul Hakam berkata: 

"Ketika Ramadhan datang, Imam Malik bin Anas menjauh dari membaca hadis dan pertemuan dengan para ulama. Beliau lebih fokus membaca Al-Qur'an dari mushaf."

Sufyan Ats-Tsauri berkata:

  "Ketika Ramadhan tiba, aku meninggalkan semua ibadah lain dan hanya fokus membaca Al-Qur'an."

Aisyah Radhiyallahu Anha membaca Al-Qur'an dari mushaf pada awal siang di bulan Ramadhan. Jika matahari telah terbit, ia tidur.

Zaid bin Tsabit, ketika Ramadhan tiba, beliau mengumpulkan mushaf-mushaf dan membacakannya kepada para sahabatnya.

Itulah keadaan para ulama. 

Maka, amalan terbaik yang bisa mendekatkan seorang hamba kepada Allah di bulan yang penuh keutamaan ini adalah memperbanyak membaca Al-Qur'an, merenungkannya, serta mengamalkan ajaran-ajarannya dengan penuh kesadaran dan khusyuk.

Ibnu Abbas berkata:

  "Sesungguhnya Allah tidak mendekatkan diri kepada makhluk dengan sesuatu yang lebih dicintai-Nya dibanding firman-Nya sendiri."

Ibnu Mas’ud berkata: 

"Barang siapa mencintai Al-Qur'an, maka sesungguhnya ia mencintai Allah dan Rasul-Nya."

Utsman bin Affan berkata: 

"Jika hati kita bersih, kita tidak akan pernah merasa cukup dengan membaca firman Allah."

Ibnu Mas’ud berkata: 

"Janganlah seseorang bertanya tentang dirinya kecuali dengan Al-Qur'an. Jika ia mencintai Al-Qur'an, maka ia mencintai Allah dan Rasul-Nya."

Diceritakan bahwa ada seseorang yang biasa membaca Al-Qur'an dengan baik, tetapi kemudian ia disibukkan oleh hal lain hingga melalaikan Al-Qur'an. Lalu, ia bermimpi melihat seseorang berkata kepadanya:


  1. إن كنتَ تزعمُ حبّي فلم جفوتَ كتابي
    "Jika engkau mengaku mencintaiku, maka mengapa engkau menjauhi kitabku?"

  2. أما تأمّلتَ ما فيهِ، ومن ألذٍّ من خطابي؟
    "Tidakkah engkau merenungi isinya, dan adakah sesuatu yang lebih manis dari perkataanku?"

Pembahasan;

Allah Ta'ala berfirman:

"Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada di dalam taman-taman (surga) dan mata air-mata air." (Al-Hijr: 45)

Dan dalam ayat lain:

"Di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tidak berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar yang lezat bagi peminumnya, dan sungai-sungai dari madu yang disaring." (Muhammad: 15)

Dari Abu Hurairah, dari Nabi ﷺ, beliau bersabda:

  "Sungai-sungai surga memancar dari gunung-gunung kesturi."
(HR. Ibnu Hibban dan selainnya).

Al-Baghawi meriwayatkan dari Mu'awiyah bin Hunaidah, ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: 

"Di dalam surga terdapat lautan air, lautan madu, lautan susu, dan lautan khamar, lalu dari lautan-lautan itu sungai-sungai bercabang."

Dari Anas secara marfu': 

"Di surga terdapat pasar, di mana penduduk surga mendatanginya setiap hari Jumat, lalu bertiuplah angin utara yang menebarkan wewangian pada wajah dan pakaian mereka, sehingga bertambah kecantikan dan keelokan mereka."
(HR. Muslim).

Imam Ahmad dan selainnya meriwayatkan dari Al-Mughirah bin Sulaiman, ia berkata:

  "Di surga terdapat sungai bagi kaum Khawarij dan orang-orang yang suka berbuat bid'ah."

Dari Abu Sa'id Al-Khudri secara marfu':

  "Seorang mukmin akan diberi minuman di surga dengan segelas minuman dari dua sumber yang termeterai."

Dalam kitab Hadi Al-Arwah disebutkan setelah penjelasan ayat ini:

"Perumpamaan surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa adalah seperti (taman yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; buahnya tiada henti, dan (demikian pula) naungannya. Itulah balasan bagi orang-orang yang bertakwa, sedangkan balasan bagi orang-orang kafir adalah neraka."

Disebutkan bahwa minuman yang berasal dari berbagai jenis unsur empat ini, dan setiap unsur darinya memiliki kondisi khusus yang diubah di dunia: seperti air yang kehilangan rasa segarnya, berubah karena lamanya mengendap, dan bercampur dengan kotoran. 

Api yang kehilangan nyalanya, menjadi redup dan padam. 

Batu yang kehilangan kekerasannya dan hancur menjadi debu. 

Demikian juga anggur (khamr) yang kehilangan daya memabukkannya.

Semua kenikmatan di dunia memiliki cela dan kekurangan, karena dunia bukan tempat kesempurnaan yang hakiki. 

Dalam ayat-ayat yang menyebutkan nikmat surga, disebutkan bahwa kenikmatan di sana sempurna, tidak berubah dan tidak berkurang, sebagaimana yang disebutkan dalam ayat tentang khamr surga, yang tidak menyebabkan mabuk atau menyakiti peminumnya.

Begitu pula perumpamaan khamr dunia: ia dapat menghilangkan akal, mengarah kepada tindakan buruk, menyebabkan seseorang berbicara sia-sia, berbuat keji, dan melakukan tindakan maksiat lainnya.

 Ia merusak akhlak, membuat seseorang melakukan perbuatan yang dibenci, menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara manusia, menjauhkan dari mengingat Allah dan shalat, serta menyeret seseorang ke dalam kehinaan. 

Ia mendorong orang untuk melakukan kejahatan, melakukan perbuatan yang tidak bermoral, menjerumuskan ke dalam perzinahan, serta menimbulkan dosa dan kerusakan dalam kehidupan.

Para pecandu khamr kehilangan harga diri dan kehormatan, terjerumus dalam aib dan keburukan. 

Mereka kehilangan sifat amanah, jujur, dan kesucian hati. 

Khamr memadamkan cahaya akal dan menggiring seseorang untuk menganggap remeh larangan-larangan Allah. 

Akibatnya, mereka terjerumus dalam berbagai bentuk kebinasaan dan penderitaan.

Berapa banyak orang yang kehilangan harta benda karena mabuk? 

Berapa banyak yang jatuh miskin karena kecanduan? 

Berapa banyak yang kehilangan orang-orang tercinta dan menjauh dari orang-orang terdekatnya? 

Berapa banyak yang terjerumus dalam permusuhan dan perselisihan karena khamr? 

Berapa banyak orang mulia yang menjadi hina, orang terhormat yang jatuh dalam kehinaan, serta orang kaya yang menjadi miskin karenanya?

Berapa banyak wajah yang awalnya bercahaya, kemudian menjadi suram dan kusam karena minuman ini? 

Berapa banyak orang yang berangkat dengan hati bahagia, namun pulang dalam keadaan sengsara? 

Berapa banyak orang yang awalnya hidup tenang, tetapi akhirnya terseret dalam kesulitan dan kesedihan akibat mabuk?

Dan dia (khmar, minuman surga) memiliki keindahan yang mempesona, berapa kali ia menunggu untuk diminum, dan berapa kali ia menenangkan di malam hari, serta ia memperindah orang yang menikmatinya.

 Berapa banyak ia dituangkan dari gucinya, dan dituangkan ke dalam gelas, dan dituangkan di atas jalan cinta, serta dituangkan ke dalam dada yang meminumnya, dan mengalir dalam tubuhnya dengan lembut. 

Ia adalah gabungan dari kenikmatan, kunci kebahagiaan, ketenangan hati, kebersihan jiwa, dan kesejahteraan batin. 

Seandainya ia tidak termasuk dalam kenikmatan surga dan kemuliaan yang tinggi, niscaya sudah cukup baginya bahwa ia dikumpulkan dalam bejana surga yang terbuat dari emas dan perak.

Kami dahulu pernah bersama Rasulullah ﷺ, lalu beliau bersabda:

 "Barang siapa yang meminum khmar (arak) di dunia dan tidak bertobat darinya, maka dia tidak akan meminumnya di akhirat." 

Cukuplah sebagai peringatan bahwa arak dunia tidak dapat diperbandingkan dengan arak surga.

Lalu dikatakan kepadanya: 

Allah telah menggambarkan sungai-sungai surga dengan mengalir, dan kita mengetahui bahwa air yang mengalir tidak akan diam. Lalu bagaimana dengan firman-Nya:

  "Seperti air yang mengalir"

Dikatakan: Air yang mengalir tetap tenang, seakan-akan tidak ada sesuatu pun yang mengganggunya. Dan dikatakan juga bahwa air tersebut lebih jernih dari air yang pernah dikenal manusia.

Renungkanlah berkumpulnya keempat sungai ini, yang merupakan minuman terbaik bagi manusia: yang pertama untuk minuman dan penyucian mereka, yang kedua untuk kekuatan dan makanan mereka, yang ketiga untuk kenikmatan dan kegembiraan mereka, dan yang keempat untuk penyembuhan dan kesenangan mereka.

Sebagian ulama berkata: 

Jika surga adalah harga bagi jiwamu dan hartamu, namun engkau tidak mengorbankan jiwamu dalam ketaatan kepada Allah dan tidak menginfakkan hartamu dalam keridhaan-Nya, maka meminta surga tanpa memberikan harganya adalah kebodohan yang tidak pantas. Meminta surga tanpa usaha hanyalah angan-angan dan tipuan. Demikian pula meminta ampunan tanpa bertaubat adalah kebodohan dan kesia-siaan.

Syair:

Saat engkau meraih apa yang didambakan jiwa,
Maka berakhirlah segala kesulitan,
Kenikmatan mereka di sana sungguh besar,
Dan wajah-wajah mereka bercahaya, indah menawan.

Mereka menikmati makanan yang lezat,
Dan hunian mereka penuh kenikmatan.
Mereka mendapatkannya dengan mudah,
Air dari sungai Salsabil mengalir untuk mereka.

Salam damai bagi mereka dari para malaikat,
Yang menyapa mereka dengan kelembutan tanpa berubah.

Di dalamnya ada segala jenis buah-buahan,
Buahnya tumbuh sesuai keinginan mereka,
Pohon-pohonnya mengalirkan susu dan madu.

Dikatakan kepada mereka: "Kalian telah bersih, masuklah ke dalamnya dengan damai."
Sungguh, kenikmatan yang tiada bandingannya, tanpa penderitaan.

Ya Allah, bangunkan hati kami dari tidur panjang harapan kosong, ingatkan kami akan dekatnya ajal dan turunnya kematian. Teguhkan hati kami dalam keimanan, bimbinglah kami kepada amal saleh, dan terimalah taubat kami dari godaan setan dan ketakutan.

Ya Allah, terimalah amal kami dengan penerimaan yang baik dan jawaban yang tulus. Sucikan niat kami dan indahkan penghambaan kami. Jadikan kami termasuk orang yang Engkau kumpulkan di hadapan-Mu dan Engkau muliakan dengan Ka'bah-Mu. Masukkanlah kami ke dalam surga-Mu tanpa hisab. Berikanlah kepada kami sebagaimana yang Engkau berikan kepada para nabi-Mu.

Bantulah kami dalam kehidupan di alam barzakh, ampunilah kami, kedua orang tua kami, dan seluruh kaum muslimin, baik yang masih hidup maupun yang telah wafat, dengan rahmat-Mu, wahai Yang Maha Pengasih di antara para pengasih.


Selasa, 04 Maret 2025

PERTENGAHAN BULAN RAMADAN DAN KEUTAMAAN KEDERMAWANAN

 KEUTAMAAN SEPULUH HARI PERTENGAHAN BULAN RAMADAN, KEUTAMAAN INFAK DAN KEDERMAWANAN.


Segala puji bagi Allah yang memilih dalam ciptaan-Nya apa yang Dia kehendaki dan menyucikan serta mengangkat sebagian makhluk-Nya atas sebagian yang lain.

 Dengan kebijaksanaan-Nya, Dia menentukan keutamaan bagi makhluk-makhluk-Nya, menjadikan kitab-kitab suci sebagai petunjuk, membentangkan bumi sebagai hamparan, meneguhkan gunung-gunung sebagai pasak, dan menahan langit dari jatuh ke bumi kecuali dengan izin-Nya.

Dia menurunkan wahyu yang berisi penjelasan dan petunjuk bagi orang-orang yang berakal. 

Al-Qur’an adalah firman yang jelas, tiada keraguan di dalamnya. 

Di dalamnya terdapat petunjuk yang lurus dan penjelasan yang nyata. 

Allah menganugerahkan keutamaan kepada orang yang membaca dan memahami maknanya serta menjadikannya sebagai petunjuk dan cahaya.

Kemuliaan itu diberikan kepada orang yang mengamalkan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. 

Maka beruntunglah orang yang diberikan petunjuk oleh Allah dan beramal dengan ilmu yang dia miliki.

Ramadhan adalah bulan keberkahan, bulan yang dipilih Allah di antara bulan-bulan lain. Di dalamnya terdapat rahmat, ampunan, dan pembebasan dari api neraka. 

Barang siapa yang mengerjakan kebaikan di dalamnya, maka Allah akan melipatgandakan pahalanya.

Maha Suci Dia yang paling tinggi dan memberi manfaat, yang merendahkan dan mengangkat, yang menyambung dan memutuskan. 

Dia mensyariatkan hukum-hukum yang disyariatkan agar manusia dapat mendekatkan diri kepada-Nya dengan kebajikan dan kesempurnaan. 

Kitab-Nya yang mulia adalah kunci segala amal dan pusat keberhasilan. Keberadaan-Nya dan anugerah-Nya meliputi seluruh makhluk-Nya, yang telah tersebar dan tetap.

Aku memuji-Nya dengan pujian yang akan membawa pahala dan kembali kepada-Nya. 

Aku bersyukur kepada-Nya atas segala yang telah Dia berikan, yang diketahui maupun yang tidak diketahui.

Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. 

Dialah yang tidak membutuhkan sesuatu dan tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi bagi-Nya. 

Dengan-Nya Islam menjadi sempurna, dengannya pilar tauhid ditegakkan, dan dengannya kesyirikan diperjelas. 

Semoga shalawat dan salam tercurah kepada Nabi Muhammad, sebaik-baik Rasul dan pemimpin yang paling mendapat petunjuk, serta kepada para sahabatnya yang selalu menjaga shalat malam hingga wajah mereka bersinar terang.

Allah Ta’ala berfirman:

  “Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah dengan pinjaman yang baik, maka Allah akan melipatgandakannya dengan banyak lipatan?”

Ini adalah janji dari Allah Ta’ala kepada hamba-hamba-Nya yang berinfak di jalan-Nya dan menempuh jalan-jalan kebaikan agar mereka mendapatkan pahala yang berlipat ganda.

Abu Hurairah berkata:

"Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, aku telah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda:

 'Sesungguhnya satu kebaikan dilipatgandakan menjadi seribu kebaikan'." (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Khaitsamah).

Rasulullah ﷺ adalah orang yang paling dermawan, dan lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan. Beliau tidak pernah menolak permintaan seseorang. Jika seseorang meminta, maka beliau memberikan, baik dalam keadaan lapang maupun sulit.

Jika harta Islam tidak mencukupi, maka beliau lebih memilih memberikan kepada orang yang membutuhkan daripada menyimpannya untuk keluarganya.

Pernah suatu ketika seorang laki-laki datang meminta sesuatu, lalu beliau memberinya. Namun orang-orang mengatakan bahwa lelaki itu bukan orang yang benar-benar membutuhkan. Maka Rasulullah ﷺ bersabda: 'Aku memberinya karena dia meminta, dan aku tahu bahwa dia tidak akan meminta jika tidak memiliki kebutuhan'.

Suatu ketika Nabi pernah merasa lapar, lalu Fatimah datang kepada beliau meminta sesuatu dari hasil pelayanan yang didapatkan dari putri Nabi. Maka beliau menyuruhnya agar beristighfar, bertakbir, dan bertahmid ketika hendak tidur. Beliau bersabda:
"Aku tidak akan memberimu (sesuatu) dan membiarkan ahli shuffah (orang-orang miskin yang tinggal di serambi masjid) dalam keadaan lapar."

Beliau juga dikenal sangat dermawan di bulan Ramadan, di mana kedermawanannya berlipat ganda dibandingkan bulan lainnya. Sebagaimana kemurahan Tuhan beliau juga dilipatgandakan pada bulan itu.

Sungguh menakjubkan bagaimana Nabi ini dihiasi akhlak yang mulia, perbuatan yang baik, amal yang terpuji, dan kebiasaan yang suci. Jibril selalu menemui beliau setiap malam untuk membacakan Al-Qur'an dan bersamanya. Tidak diragukan bahwa pergaulan dan interaksi yang baik mampu mempengaruhi akhlak dari orang yang bergaul.

Disebutkan bahwa sebagian penyair pernah diundang oleh seorang raja yang memberinya hadiah. Penyair tersebut keluar dengan hadiah itu lalu mengangkatnya di hadapan manusia sambil bersyair:
"Aku merasa cukup dengan pemberian raja, dan aku tidak akan meminta dari siapapun setelahnya."

Raja itu berkata kepadanya:
"Jika rasa cukupmu berasal dari tanganku, maka aku akan menambah pemberian untukmu."

Sebagian penyair berkata bahwa sebagian raja memberikan hadiah untuk menjaga reputasi mereka. Namun, tidak ada yang melakukan hal itu kecuali Rasulullah ﷺ.

Suatu ketika, seekor kucing melompat ke dalam bejana yang berisi air untuk diminum. Nabi ﷺ membiarkan kucing itu dan tidak mengusirnya. Ketika ditanya, beliau berkata:
"Sesungguhnya kucing bukan najis, ia termasuk hewan yang sering berkeliling di antara kalian."

Diriwayatkan oleh Ibn Abi Hatim dari Abdullah bin Mas'ud Radhiyallahuanhu, ia berkata: Ketika turun ayat; 

"Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah dengan pinjaman yang baik, maka Allah akan melipatgandakannya untuknya dengan kelipatan yang banyak?"

Maka Abu al-Dahdah al-Anshari bertanya:
"Wahai Rasulullah, apakah Allah menghendaki pinjaman dari kita?"
Beliau menjawab: "Ya, wahai Abu al-Dahdah."

Maka Abu al-Dahdah berkata: "Tunjukkan tanganmu, wahai Rasulullah."
Lalu Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam mengulurkan tangannya, dan Abu al-Dahdah berkata: "Aku telah meminjamkan kebunku kepada Tuhanku."
Kebun itu berisi sekitar 600 pohon kurma, dan istrinya serta anak-anaknya tinggal di dalamnya.

Kemudian Abu al-Dahdah mendatangi kebunnya dan memanggil istrinya:
"Wahai Umm al-Dahdah!"
Istrinya menjawab: "Ada apa?"
Ia berkata: "Keluarlah, karena aku telah meminjamkan kebun ini kepada Tuhanku."
Istrinya pun menjawab: "Beruntunglah jual-belimu, wahai Abu al-Dahdah!"
Kemudian ia mengumpulkan barang-barangnya dan membawa serta anak-anaknya.

Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
"Betapa banyak pohon kurma yang penuh buahnya dan istana yang megah bagi Abu al-Dahdah di surga!"

Diriwayatkan dari Anas bahwa Abu Thalhah adalah orang Anshar yang paling banyak hartanya di Madinah. Harta yang paling ia cintai adalah kebun Bairuha', yang berlokasi di dekat masjid dan sering dikunjungi oleh Rasulullah ﷺ, di mana beliau meminum airnya yang segar dan jernih. 

Anas berkata: "Ketika turun ayat: 

{Kamu tidak akan memperoleh kebajikan sebelum kamu menginfakkan sebagian dari apa yang kamu cintai} (Ali 'Imran: 92),

 Abu Thalhah berdiri dan berkata:

 'Wahai Rasulullah, Allah telah menurunkan ayat ini kepadamu, dan harta yang paling aku cintai adalah kebun Bairuha'. Aku ingin menyedekahkannya di jalan Allah agar menjadi simpanan di sisi-Nya.' 

Maka Rasulullah ﷺ bersabda: 'Sungguh itu adalah harta yang menguntungkan. Aku mendengar apa yang engkau katakan, dan aku berpendapat sebaiknya engkau menyedekahkannya kepada kerabat terdekatmu.'" Maka Abu Thalhah membagikannya kepada kerabatnya. (Muttafaq 'alaih)

Rasulullah ﷺ bersabda: "Sesungguhnya Allah akan memasukkan ke dalam surga orang yang lemah, miskin, dan berwibawa. Dan sesungguhnya Allah akan mengumpulkan orang-orang kaya yang memiliki harta melimpah di tempat yang tinggi untuk dihisab, sedangkan orang-orang miskin lebih dulu masuk surga tanpa hisab." 

Lalu beliau bersabda:

 "Segeralah melakukan amal sebelum datang tujuh perkara. Bukankah kalian menunggu kemiskinan yang melupakan, kekayaan yang menyombongkan, penyakit yang melemahkan, usia tua yang menua, kematian yang mendadak, Dajjal yang merupakan seburuk-buruk hal ghaib yang dinantikan, atau datangnya kiamat yang lebih mengerikan dan lebih pahit?"

Beliau juga bersabda: "Jagalah diri kalian dari api neraka, meskipun hanya dengan sebutir kurma."

Hadis-hadis tentang hal ini sangat banyak.

Seorang pemuda berkata: "Wahai Jawad (orang yang dermawan)!" 

Maka Rasulullah menoleh kepadanya dan bersabda: "Bagaimana aku bisa menjauhkan diri dari sifat dermawan, sedangkan dermawan adalah nama Allah dan sifat-Nya?" Lalu beliau menyebutkan ayat-ayat yang berkaitan dengan sifat dermawan. Kemudian beliau bersabda: "Benar wahai Jawad, engkau telah menyebutkan sesuatu yang besar, dan perkataanmu akan menjadikan mereka bersikap lebih dermawan, karena sesungguhnya sifat dermawan ada pada setiap orang yang murah hati."

Pemberian dan anugerah-Mu tiada batas dan tiada sifat tertentu. Maka bagaimana mungkin kemurahan hati dapat diketahui oleh setiap orang yang murah hati, sedangkan Engkau adalah sumber segala kemurahan hati?

Diriwayatkan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda setiap malam di bulan Ramadan sebanyak tiga kali:

"Adakah orang yang meminta, maka Aku akan memberinya permintaannya? Adakah orang yang bertaubat, maka Aku akan menerima taubatnya? Adakah orang yang memohon ampun, maka Aku akan mengampuninya?"

Yang dimaksud bukan hanya sekadar menyesal dan berniat untuk tidak mengulangi kezhaliman, tetapi juga mencakup sedekah yang dilipatgandakan pahalanya oleh Allah.

Dalam hadis yang terdapat dalam dua kitab shahih, dari Abu Sa'id Al-Khudri, ia berkata:
"Rasulullah ﷺ biasa beri’tikaf pada sepuluh hari pertengahan bulan Ramadan. Maka, beliau beri’tikaf selama satu tahun hingga tiba malam kedua puluh satu. Itu adalah malam yang pada pagi harinya beliau keluar dari i’tikafnya. Lalu beliau bersabda: 'Barang siapa yang beri’tikaf bersamaku, maka hendaknya ia beri’tikaf pada sepuluh hari terakhir.'”

Pada malam itu, Rasulullah ﷺ bersujud di atas tanah yang basah dan lumpur. Ini menunjukkan bahwa sepuluh hari pertengahan bukanlah waktu i’tikaf yang pasti, melainkan sepuluh hari terakhir-lah yang lebih utama.

Rasulullah ﷺ bersabda mengenai keutamaan bulan Ramadan:
"Bulan ini, awalnya adalah rahmat, pertengahannya adalah ampunan, dan akhirnya adalah pembebasan dari api neraka."

Sebagian ulama menyatakan bahwa pertengahan Ramadan merupakan waktu pengampunan bagi orang-orang yang bertaubat, sementara akhirnya adalah pembebasan dari neraka bagi mereka yang terus memperbaiki diri. Oleh karena itu, janganlah meremehkan dosa-dosa kecil, karena bisa jadi dosa tersebut akan menjadi besar di hadapan Allah. Sebagaimana firman Allah:

"Sesungguhnya engkau menganggapnya perkara kecil, padahal di sisi Allah itu adalah perkara besar."

Wahai saudaraku, telah berlalu sepuluh bulan dari tahun kalian yang lalu, dan kini kalian berada di pertengahan bulan Ramadan. Maka waspadalah terhadap kelalaian dan penyimpangan. Perbanyaklah sedekah, karena Allah akan melipatgandakan pahala amal kalian. Waspadalah terhadap perkataan sia-sia dan sifat tergesa-gesa.

Wahai orang yang hidupnya habis dalam mengejar hawa nafsu dan kepentingan dunia, wahai orang yang sibuk mencari keinginan sementara kematian terus mengintai tanpa henti! Wahai orang yang tertipu oleh panjang angan-angan, dan wahai tangan-tangan yang sibuk membangun dunia, sementara ajal mendekati pemiliknya!

Wahai orang yang tertipu! Wahai yang disibukkan dengan dosa dan kelalaian setiap hari dalam kehidupan ini! Wahai yang terbuai dalam ketidakpedulian! Wahai yang lupa akan hari pembalasan, yang menambah dosa di atas dosa, padahal telah diberikan peringatan dan tanda-tanda! Wahai yang menertawakan nasibnya sendiri, yang berpaling dari kebahagiaan abadi! Wahai yang berjalan dalam kegelapan, sementara ia melihat orang-orang berjalan dengan cahaya! Wahai yang tertinggal di belakang tanpa pegangan! Wahai yang telah diperingatkan oleh Al-Qur’an dan telah ditunjukkan jalan yang lurus, tetapi tidak juga mengambil pelajaran dan tidak juga sadar!

Sungguh mengherankan keadaan orang-orang yang lalai dan terus dalam kelalaian mereka! Apa jawaban mereka nanti atas kesalahan-kesalahan yang telah mereka lakukan? Bagaimana mereka bisa tenang dalam ketidaktahuan ini? Apa yang membuat mereka tetap tertidur dalam kelalaian? Padahal hari telah terang, kebenaran telah nyata, dan peringatan telah datang. Kalian akan mengetahui nanti, ketika khutbah besar telah disampaikan, ketika teriakan kebangkitan menggema, dan ketika seluruh perbuatan terungkap serta kerugian menjadi nyata!

Syair:

Engkau datang ke pengadilan dengan jalan yang sesat,
Engkau ingin mendapatkan kebahagiaan tanpa usaha dan kerja keras.

Engkau berpakaian indah untuk menarik perhatian,
Namun lupa bahwa keindahan sejati adalah kesucian hati.

Orang-orang telah memperingatkanmu, namun engkau tetap lalai,
Kau kira dunia ini abadi, padahal ia hanya sementara.

Ketahuilah bahwa perjalanan ini akan berakhir,
Dan engkau akan berdiri sendiri menghadapi akibatnya.

FASLUN; 

Allah Ta’ala berfirman:

"Dan mereka mengutamakan orang lain atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dijaga dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung." (QS. Al-Hasyr: 9)

Ayat ini merupakan pujian bagi orang-orang yang lebih mengutamakan kepentingan orang lain daripada dirinya sendiri, terutama mereka yang mendahulukan kepentingan orang miskin dan yang membutuhkan.

Mereka (para sahabat) lebih mengutamakan orang lain atas diri mereka sendiri, meskipun mereka sendiri dalam keadaan membutuhkan. Ayat ini diturunkan tentang kaum Anshar. Rasulullah ﷺ memiliki sifat kedermawanan yang berlipat ganda pada bulan Ramadan, dan dalam hal ini terdapat beberapa faedah.

Di antaranya adalah keutamaan waktu dan dilipatgandakannya pahala amal di dalamnya. 

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dari Anas disebutkan:

 "Sedekah yang paling utama adalah sedekah di bulan Ramadan."

Di antaranya juga adalah membantu orang-orang yang berpuasa dan para ahli ibadah serta orang-orang yang berzikir untuk tetap menaati Allah. 

Orang yang menyiapkan perbekalan bagi mujahid akan mendapatkan pahala seperti mujahid itu sendiri. Begitu pula, orang yang memperhatikan keluarganya akan mendapatkan pahala seperti mereka.

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Zaid bin Khalid dari Nabi ﷺ, beliau bersabda:

 "Barang siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka ia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang berpuasa itu tanpa mengurangi sedikit pun dari pahalanya." 

Hadis ini diriwayatkan oleh Ahmad, dan At-Tirmidzi menambahkan dari hadis Aisyah:

 "Amal orang yang berpuasa termasuk amal orang yang tidak akan tertolak, selama ia tidak menyakiti orang yang memberi makan kepadanya."

Juga dalam hadis Salman yang panjang disebutkan:

 "Bulan ini adalah bulan kasih sayang, bulan di mana rezeki seorang mukmin bertambah. Barang siapa memberi makan kepada orang yang berpuasa untuk berbuka, maka ia mendapatkan ampunan atas dosa-dosanya dan kebebasan dari api neraka, serta mendapatkan pahala seperti pahala orang yang berpuasa itu tanpa mengurangi sedikit pun dari pahalanya."

 Mereka berkata: "Wahai Rasulullah, tidak semua dari kami mampu memberi makan orang yang berpuasa."

 Maka Rasulullah ﷺ bersabda:

 "Allah memberikan pahala ini bagi siapa saja yang memberikan buka puasa kepada orang yang berpuasa, walaupun hanya dengan sebutir kurma atau seteguk air atau setetes susu. Bulan ini adalah bulan di mana permulaannya adalah rahmat, pertengahannya adalah ampunan, dan akhirnya adalah pembebasan dari api neraka."

Dalam hadis lain disebutkan:

 "Allah Maha Pengasih terhadap hamba-hamba-Nya yang pengasih. Barang siapa yang berbuat baik kepada hamba-hamba Allah, maka Allah akan berbuat baik kepadanya."

Abu Darda berkata:

 "Salatlah dalam kegelapan malam untuk mendapatkan cahaya di hari kiamat. Berpuasalah di hari yang sangat panas sebagai bekal untuk hari kebangkitan. Bersedekahlah secara diam-diam karena itu dapat menghapus dosa-dosa di hari yang penuh kesulitan."

Banyak dari kalangan salaf yang menyantuni orang-orang miskin dengan diam-diam atau melihat mereka dengan kasih sayang.

Abdullah bin Umar berpuasa tetapi tidak berbuka kecuali bersama orang-orang miskin. Jika keluarganya menyiapkan makanan lezat untuknya di malam hari, ia tidak akan menyentuhnya. Ketika seseorang datang meminta makanan, ia memberikan bagiannya kepada peminta itu. Maka, esoknya ia tetap dalam keadaan berpuasa dan tidak makan apa pun.

Sebagian orang saleh dari kalangan salaf memiliki kebiasaan makan dalam gelap. Jika ada orang miskin datang meminta makanan saat mereka berbuka, mereka mendengar suara sang peminta dan memberikan makanan kepada mereka, tanpa mengetahui apakah makanan yang mereka berikan adalah makanan enak atau tidak.

Suatu hari, seorang peminta datang kepada Imam Ahmad bin Hanbal. Lalu Imam Ahmad mengambil dua potong roti dan memberikannya kepada si peminta, kemudian ia melipat kembali makanannya dan melanjutkan puasanya.

Al-Hasan biasa memberi makan saudara-saudaranya ketika ia sedang berpuasa sunnah, sementara ia sendiri duduk melihat mereka makan.

Ibnu al-Mubarak juga memberikan makanan kepada saudara-saudaranya saat safar dari manisan dan selainnya, sedangkan ia sendiri tetap dalam keadaan berpuasa.

Salam Allah atas mereka, para pemilik jiwa yang luhur. Semoga rahmat Allah terlimpah atas mereka, cahaya dari zaman mereka yang penuh berkah. Betapa banyak orang yang melaksanakan hak yang wajib atas mereka, tetapi hanya sedikit yang mengutamakan orang lain dalam berbagi.

Syair:

Tidak dikenal dalam zikir mereka,
Yang benar bukanlah menyebut mereka saja.
Kami kehilangan mereka, seperti hilangnya bintang-bintang,
Yang menyinari dalam kegelapan malam.

Jika kami diuji dengan orang-orang yang lebih memilih dunia,
Yang larut dalam dosa dan beban hidup,
Maka Allah adalah Maha Dermawan dan Maha Mulia.

Ya Allah, muliakanlah orang yang datang kepada-Mu,
Dan berilah kebaikan bagi yang memohon kepada-Mu.
Tidak ada yang lebih berhak untuk dipenuhi permintaannya selain Engkau,
Dan tidak ada yang lebih baik dari orang yang berlindung kepada-Mu.

Syair:

Janganlah kalian keberatan jika kami menyebut mereka,
Bukanlah seseorang yang sehat akan berjalan seperti orang lumpuh.

Betapa ruginya kami jika kami tidak seperti mereka, para tokoh pilihan,
Kami akan selamat dari dosa dan kesalahan.

Betapa ruginya kami jika kami tidak mengikuti jejak para leluhur yang mulia,
Kami akan meninggalkan hal-hal yang meragukan dan yang haram.

Maka kami memohon kepada Allah petunjuk-Nya,
Sungguh, Dia Maha Dermawan lagi Maha Pemurah.

Doa:
Ya Allah, wahai yang paling dermawan dari yang dimintai,
Wahai yang paling layak untuk diharapkan,
Wahai yang terbaik dari yang memberi, amankanlah kami.

Ya Allah, anugerahkanlah ampunan-Mu kepada kami,
Perlakukanlah kami dengan karunia dan kebaikan-Mu,
Jadikanlah kami di antara para pewaris surga-Mu,
Dan lindungilah kami dari azab dan siksa-Mu.

Ya Allah, jadikanlah iman sebagai cahaya penerang bagi kami, dan janganlah Engkau menjadikannya sebagai istidraj (hukuman terselubung). Jadikanlah ia sebagai keselamatan yang membawa kami kepada surga-Mu, dan janganlah Engkau jadikan ia sebagai tipu daya dari kehendak-Mu.

Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami segala sesuatu yang Engkau berikan kepada hamba-hamba pilihan-Mu. Berikanlah keamanan kepada kami dari rasa takut pada hari yang tidak bermanfaat alasan-alasan. Dengan rahmat-Mu, wahai Dzat Yang Maha Mulia dan Maha Pengampun.

Ya Allah, ampunilah kami, kedua orang tua kami, dan seluruh kaum muslimin, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal, dengan rahmat-Mu, wahai Tuhan Yang Maha Pengasih di antara para pengasih."


Senin, 03 Maret 2025

KEUTAMAAN KEMURAHAN HATI DAN DERMAWAN DI BULAN RAMADAN



Keutamaan Kemurahan Hati dan Kedermawanan di Bulan Ramadan

Segala puji bagi Allah, yang memiliki keutamaan dan kebaikan yang luas, serta yang melipatgandakan kebajikan bagi orang-orang yang beriman dan berbuat ihsan. 

Dialah Tuhan yang kemurahan-Nya meliputi segala sesuatu, serta rahmat-Nya merata kepada seluruh makhluk. Tidak pernah kemurahan-Nya berhenti sejenak pun, dan anugerah-Nya terus berlanjut sepanjang waktu dan zaman.

Dialah Tuhan yang Maha Pemurah, yang mengaruniakan nikmat tanpa diminta, dan melimpahkan anugerah tanpa berharap balasan. 

Dia tidak menjadikan karunia-Nya terhenti oleh batas-batas waktu atau terikat oleh musim-musim tertentu. Dia tidak mengharuskan syarat-syarat untuk menerima pemberian-Nya, dan tidak pula menahan nikmat-Nya dari makhluk-Nya.

Tidak ada yang dapat membatasi aliran anugerah-Nya, dan tidak ada yang mampu menghalangi karunia-Nya. Tangan-Nya senantiasa terbuka untuk memberi kepada siapa yang meminta dan tidak meminta, serta melimpahkan kebaikan kepada siapa pun yang dikehendaki-Nya.

Dia yang tidak pernah terhijab oleh kesibukan dalam memenuhi kebutuhan makhluk-Nya, dan tidak pernah lupa terhadap hamba-hamba-Nya. Dia yang menghidupkan hati dengan kasih sayang-Nya, serta melimpahkan karunia kepada penduduk langit dan bumi.

Maka, Maha Suci Tuhan dari segala kekurangan!
Barang siapa yang meminta, maka akan diberi.
Barang siapa yang berharap, maka akan mendapatkan harapannya.
Barang siapa yang mendekat, maka Dia akan lebih dekat.
Barang siapa yang berdoa, maka akan dikabulkan.

Kemurahan-Nya adalah lautan yang luas, yang tidak pernah kering.
Pemberian-Nya tidak pernah berkurang meski terus-menerus diberikan.
Kemuliaan-Nya semakin tampak, seiring dengan semakin banyaknya anugerah yang dilimpahkan.

Bila seseorang memberi sesuatu, maka karunia itu akan habis seiring dengan berjalannya waktu.
Namun, bagi Tuhan yang Maha Pemurah, semakin banyak Dia memberi, maka semakin bertambah kemuliaan-Nya.

Kemurahan hati-Nya mengalir seperti sungai yang tiada henti.
Karunia-Nya melimpah bagaikan hujan yang turun ke bumi.
Dialah Tuhan yang Mahamulia, yang tidak pernah kikir dan tidak pernah menahan pemberian-Nya.

Dialah yang Maha Pemaaf, yang mengampuni segala kesalahan hamba-Nya.
Dia tidak menyegerakan hukuman bagi mereka yang berdosa, serta selalu membuka pintu harapan bagi siapa yang bertobat.

Dia mengaruniakan kebajikan kepada hamba-hamba-Nya, meskipun mereka sering lupa dan lalai.
Dia memberikan anugerah-Nya kepada setiap makhluk, tanpa membedakan satu dengan lainnya.

Maha Suci Tuhan, yang tidak pernah berubah sifat-Nya!
Tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi dari-Nya.
Tidak ada keadaan yang dapat mengalihkan perhatian-Nya dari hamba-hamba-Nya.

Jika Dia telah menetapkan sesuatu, maka tidak ada yang dapat menolaknya.
Jika Dia menghendaki sesuatu, maka pasti akan terjadi.

Aku memuji-Nya dengan segala pujian yang melampaui batasan dunia dan akhirat.
Aku mensyukuri-Nya dengan rasa syukur yang tak terhingga, atas segala nikmat yang telah diberikan-Nya.

Mengapa tanah dan langit tidak berguncang?

Mengapa bukit dan gunung tidak runtuh?
Karena keagungan Allah tidak terbatas,
Sedangkan segala sesuatu selain-Nya adalah kecil.

Dia adalah Tuhan yang Maha Besar,
Sementara semua makhluk adalah kecil dan lemah.

Dia adalah Raja yang mulia dan murah hati,
Maha Pemurah kepada semua yang berada di sisi-Nya.
Keutamaan-Nya tidak terbatas,
Sifat-Nya adalah kedermawanan yang tidak terputus.

Dia adalah Tuhan yang memaafkan segala dosa,
Pemberi kebaikan yang tak terhitung.
Dia tidak pernah berhenti memberi karunia-Nya,
Maha Lembut kepada hamba-Nya di setiap waktu.

Tuhan yang Maha Suci,
Keagungan-Nya sangat besar, tidak berubah oleh zaman.
Tidak ada sesuatu pun yang luput dari perhatian-Nya.

"Perkara-Nya hanyalah jika Dia menghendaki sesuatu, maka Dia berkata kepadanya: 'Jadilah!' Maka jadilah ia." (Yasin: 82)

Aku memuji-Nya dengan pujian yang melampaui batas waktu,
Dan aku bersyukur kepada-Nya atas segala nikmat yang telah Dia berikan kepadaku.

Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah,
Yang Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya.
Dia adalah Raja yang kekal, penguasa segala sesuatu.
Dia menciptakan segala yang tampak dan yang tersembunyi,
Dan Dia mengetahui segala isi hati.

Aku juga bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya,
Manusia pilihan yang menegakkan kebenaran dan mencegah kezaliman.

Melalui ajarannya, hak-hak ditegakkan,
Dan segala bentuk kesesatan dihancurkan.
Dia adalah pemberi petunjuk bagi orang yang tersesat,
Dan cahaya bagi mereka yang berada dalam kegelapan.

Allah berfirman:

"Bertakwalah kepada Allah semampu kalian, dengarlah dan taatlah, dan infakkanlah (di jalan Allah), karena itu lebih baik bagi diri kalian. Dan barang siapa yang dijauhkan dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung." (At-Taghabun: 16)

Allah telah memerintahkan umat Islam untuk mendengar dan taat,
Dan Rasulullah ﷺ bersabda:

"Jika aku memerintahkan sesuatu kepada kalian, maka lakukanlah sesuai dengan kemampuan kalian."

Para sahabat segera mematuhi perintah ini,
Ketika mereka mendengar firman Allah:

"Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya." (An-Nisa: 59)

Maka mereka pun tunduk dan taat,
Sehingga Allah memuliakan mereka dan meninggikan derajat mereka.

Para sahabat mendengar firman Allah Ta’ala;

"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa kepada-Nya," 

maka mereka pun menaati-Nya hingga wajah-wajah mereka pucat, tubuh mereka gemetar, dan hati mereka dipenuhi ketakutan. 

Maka Allah menurunkan ayat ini sebagai keringanan bagi kaum Muslimin:

  "Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu." 

Kemudian Allah Ta'ala memerintahkan kepada kaum mukminin untuk mendengar, taat, dan menginfakkan sebagian dari rezeki yang diberikan kepada mereka. 

Allah berfirman: 

"Dan infakkanlah sebagian dari apa yang Kami rezekikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata (menyesali), 'Ya Tuhanku! Mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematianku) sedikit waktu saja, sehingga aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?'"

Diriwayatkan oleh Ahmad dari Jabir bin Abdullah, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: "Jauhilah kezaliman, karena kezaliman adalah kegelapan pada hari kiamat. Dan jauhilah sifat kikir, karena sifat kikir telah membinasakan orang-orang sebelum kalian, mendorong mereka untuk menumpahkan darah dan menghalalkan yang diharamkan kepada mereka."

Abdurrahman bin Auf thawaf di sekitar Ka'bah dan berdoa, "Ya Allah, lindungilah aku dari sifat kikir!" dan ia tidak menambah doa lain.

Rasulullah ﷺ bersabda: 

"Tidak ada zakat dalam harta yang telah dizakatkan," dan meninggalkan kewajiban adalah suatu kezaliman. (Diriwayatkan oleh Ibn Jarir).

Diriwayatkan dari Ibn Abbas, ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:

  "Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu di dalamnya: kesehatan dan waktu luang." (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari).

Ummu Ayman menangis setelah wafatnya Rasulullah ﷺ. Maka Abu Bakar dan Umar berkata kepadanya, "Apa yang membuatmu menangis? Bukankah yang ada di sisi Allah lebih baik bagi Rasulullah?" Ia menjawab, "Aku tidak menangis karena aku tidak mengetahui bahwa apa yang ada di sisi Allah lebih baik bagi Rasulullah, tetapi aku menangis karena wahyu telah terputus dari langit!"

Diriwayatkan dalam dua kitab shahih dari Ibn Abbas bahwa Rasulullah ﷺ adalah orang yang paling dermawan, dan beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadan ketika Jibril menemuinya. 

Jibril menemuinya setiap malam di bulan Ramadan untuk mengajarkan Al-Qur'an. Rasulullah ﷺ saat bertemu Jibril lebih dermawan dalam kebaikan daripada angin yang bertiup.

Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dengan tambahan:

  "Beliau tidak pernah ditanya tentang sesuatu melainkan beliau pasti memberikannya."

Kedermawanan adalah salah satu sifat Allah Ta'ala, dan Allah Ta'ala Maha Pemurah dalam segala hal.

Kedermawanan (Al-Jūd):
Kedermawanan adalah keluasan dalam memberi dan kelimpahannya, dan Allah Ta‘ala disifati dengan kemurahan.

Dalam riwayat Al-Tirmidzi dari hadis Sa‘id bin Abi Waqqas dari Nabi ﷺ:
"Sesungguhnya Allah Maha Pemurah dan mencintai kemurahan hati yang mulia."

Juga terdapat dalam hadis lain dari Abu Al-Ahwas, dari Nabi ﷺ:
"Jika Allah menghendaki kebaikan bagi suatu kaum, maka Dia menjadikan mereka sebagai pemberi rezeki bagi hamba-hamba-Nya."

Allah juga berfirman dalam hadis Qudsi:

"Wahai hamba-Ku, kalian semua lapar kecuali orang yang Aku beri makan, maka mintalah makan kepada-Ku, niscaya Aku akan memberi kalian makan. Wahai hamba-Ku, kalian semua telanjang kecuali orang yang Aku beri pakaian, maka mintalah pakaian kepada-Ku, niscaya Aku akan memberi kalian pakaian."

"Wahai hamba-Ku, sesungguhnya kalian berbuat dosa pada malam dan siang hari, sedangkan Aku mengampuni semua dosa, maka mintalah ampun kepada-Ku, niscaya Aku akan mengampuni kalian."

"Wahai hamba-Ku, kalian tidak akan dapat membahayakan-Ku dan tidak akan dapat memberi manfaat kepada-Ku. Wahai hamba-Ku, jika seluruh makhluk sejak yang pertama hingga yang terakhir, manusia dan jin, semuanya berada pada hati yang paling bertakwa di antara kalian, itu tidak akan menambah sedikit pun pada kerajaan-Ku. Dan jika mereka semua berada pada hati yang paling durhaka di antara kalian, itu tidak akan mengurangi sedikit pun dari kerajaan-Ku."

"Wahai hamba-Ku, jika seluruh makhluk sejak yang pertama hingga yang terakhir, manusia dan jin, berkumpul di satu tempat lalu mereka meminta kepada-Ku dan Aku memberikan kepada masing-masing dari mereka sesuai permintaannya, itu tidak akan mengurangi apa yang ada pada-Ku kecuali seperti jarum yang dimasukkan ke dalam lautan."

"Wahai hamba-Ku, sesungguhnya itu hanyalah amal perbuatan kalian, Aku mencatatnya untuk kalian, kemudian Aku memberikan balasannya. Maka barang siapa menemukan kebaikan, hendaklah ia memuji Allah. Dan barang siapa menemukan selain itu, maka janganlah ia menyalahkan kecuali dirinya sendiri."

Diriwayatkan dari Al-Fudhayl bin ‘Iyadh, ia berkata:
"Pada suatu malam aku melihat seseorang dalam keadaan gelisah, ia bolak-balik dan tampak cemas. Kemudian ia mengangkat suaranya dan berkata: 'Wahai Yang Maha Mulia, siapa yang lebih mulia dari-Mu? Wahai Yang Maha Dermawan, siapa yang lebih dermawan dari-Mu? Wahai Yang Maha Pemurah, siapa yang lebih pemurah dari-Mu? Aku berlindung kepada-Mu dari neraka.'"

Ia juga berkata:

"Aku melihat mereka yang berdosa namun mereka tetap berharap ampunan-Mu, seakan-akan mereka tidak pernah melakukan dosa. Wahai Tuhan, jika orang-orang dermawan dunia memberi dengan kemurahan mereka, maka bagaimana dengan Engkau, wahai Yang Maha Pemurah?"

Kemudian ia bersyair:

"Aku telah berbuat buruk, namun aku tidak berbuat baik. Namun aku tetap berharap kepada-Mu. Jika Engkau tidak mengampuniku, maka siapa di bumi ini yang dapat mengampuniku?"

Allah Subhanahu wa Ta‘ala memberikan pahala kepada orang-orang yang suka memberi, dan kemurahan-Nya berlipat ganda di waktu-waktu tertentu.

Maka Mahasuci Allah, Mahatinggi, yang Maha Pemurah kepada makhluk-Nya, dan Dia lebih pemurah kepada hamba-hamba-Nya dibandingkan seorang ibu kepada anaknya, khususnya di bulan Ramadan. Di dalamnya diturunkan firman-Nya:

"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan doa orang yang berdoa apabila ia berdoa kepada-Ku."

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh al-Tirmidzi dan lainnya, disebutkan bahwa Allah menyeru di dalamnya:

  "Wahai pencari kebaikan, teruskanlah! Wahai pencari keburukan, berhentilah!" Dan itu terjadi setiap malam.

Ketika disebutkan hadis: 

"Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia," 

disebutkan pula bahwa Abu Hurairah berkata: Rasulullah ﷺ adalah orang yang paling dermawan.

Ibnu 'Adi meriwayatkan dengan sanadnya dari hadis Anas bahwa beliau ﷺ bersabda: "Tidak halal bagi seseorang memberikan sesuatu kecuali dari hartanya sendiri. Dan aku tidak memberikan sesuatu kecuali dari harta Allah. Aku memberi seperti seorang lelaki yang tidak takut miskin."

Dikatakan bahwa ini adalah bagian dari kemurahan hati Adam secara mutlak, sebagaimana Allah memberikan keistimewaan kepada beliau dan menjadikannya dalam sifat-sifat yang terpuji.

Dan kemurahan beliau ﷺ mencakup segala jenis kemurahan: memberikan ilmu dan keadilan, menisbatkan segala sesuatu kepada Allah dalam agama-Nya, menerima hamba-hamba-Nya, menolak keburukan mereka, menegakkan hujjah atas mereka, menanggung kesalahan mereka, dan membimbing mereka menuju kebajikan.

Dalam Sahih Muslim disebutkan dari Anas bahwa Rasulullah ﷺ adalah manusia yang paling baik, paling pemberani, dan paling dermawan.

Dalam Shahih Muslim dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:

"Tidaklah aku memberikan sesuatu kepada seseorang, melainkan untuk menjinakkan hatinya agar masuk Islam. Sungguh, seseorang datang kepada kami lalu kami memberinya harta di antara dua gunung. Kemudian ia kembali kepada kaumnya dan berkata: 'Wahai kaumku, masuk Islamlah! Sesungguhnya Muhammad memberi pemberian yang tidak takut miskin.'"

Dalam riwayat lain:

"Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi kepada sebagian orang, hanya untuk menjinakkan hati mereka. Lalu seorang laki-laki datang kepada beliau, dan beliau pun memberinya. Kemudian ia kembali kepada kaumnya dan berkata: 'Wahai kaumku, masuk Islamlah! Sesungguhnya Muhammad memberi dengan pemberian orang yang tidak takut kemiskinan.'"

Diriwayatkan juga dari Shafwan bin Umayyah, ia berkata:

"Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberiku apa yang beliau berikan kepadaku. Sungguh, beliau adalah manusia yang paling aku benci. Namun beliau terus memberiku hingga beliau menjadi orang yang paling aku cintai."

Ibnu Syihab berkata:

"Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberinya seratus ekor unta, kemudian seratus ekor lagi, kemudian seratus ekor lagi."

Dalam Shahihain dari Jubair bin Muth’im, bahwa Al-Aqra’ bin Habis dan Uyainah datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta bagian dari sedekah. Maka beliau bersabda:

"Jika kalian berdua suka, aku akan memberikan kepada kalian, tetapi tidak ada bagian bagi orang kaya, juga bagi orang yang kuat bekerja."

Lalu beliau bersabda:

"Tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah."

Dikatakan dalam Syair:

Ia menampakkan kemurahan hati di antara manusia dengan pemberiannya,
Dan semua orang menjadi puas dengan karunia darinya.

Orang yang kikir akan tampak celaannya di tengah manusia karena kekikirannya,
Sedangkan mereka menutupinya dengan pakaian kemurahan hati.
Aku melihat bahwa setiap aib memiliki kekurangan, tetapi kemurahan hati menutupi semua kekurangan.

Maka, sudah sepatutnya bagi seseorang untuk meneladani Nabi Muhammad ﷺ dan bersedekah sesuai kemampuannya untuk membantu orang-orang miskin dan yang membutuhkan.

Karena sesungguhnya Allah Maha Pemurah dan mencintai orang-orang yang dermawan dari hamba-hamba-Nya.

Orang yang murah hati dicintai, sedangkan kekikiran tidak menambah rezeki.

Sesungguhnya orang yang kikir itu jauh dari Allah, jauh dari manusia.

Dekat dengan akhlaknya berarti jauh dari neraka, dekat dengan neraka berarti jauh dari Allah, dekat dengan Allah berarti dekat dengan surga, jauh dari surga berarti dekat dengan neraka. Seorang lelaki kembali kepada para sahabatnya dan keluarganya, lalu ia kembali kepada anak-anaknya.

Beliau berkata kepada sebagian mereka:

"Sesungguhnya orang yang dermawan termasuk di antara mereka yang dekat,
Dekat dengan surga, jauh dari neraka,
Dan ia memiliki kemuliaan serta kedudukan di antara manusia yang tinggi.
Janganlah kamu hinakan pemberian yang datang kepadamu,
Janganlah engkau menolak hadiah meskipun sedikit,
Berbuat baiklah kepada orang yang meminta kebaikan,
Dan jauhilah perbuatan zalim, karena sesungguhnya ia adalah kehinaan dan kehancuran."

Fasal; 

Allah Ta'ala berfirman:

  "Dan mereka tidak akan mendapatkan tempat berlindung selain Allah."

Dan firman-Nya:

  "Sesungguhnya bagi mereka ada minuman dari air mendidih dan azab yang pedih karena kekafiran mereka."

Dan firman-Nya:

  "Maka sesungguhnya baginya kehidupan yang sempit."

Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan At-Tirmidzi dari Anas, ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:
"Sesungguhnya di surga terdapat pohon yang seorang penunggang bisa berjalan di bawah naungannya selama seratus tahun tanpa memutusnya. Maka, jika kalian ingin, bacalah: 'Dan naungan yang terbentang luas.'"

Juga dari Anas, dari Nabi ﷺ, beliau bersabda:

"Sebuah panggilan akan diserukan di surga: Sesungguhnya kalian akan hidup tanpa pernah mati, kalian akan sehat tanpa pernah sakit, kalian akan tetap muda tanpa pernah tua, dan kalian akan selalu dalam kenikmatan tanpa pernah susah."

Diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:

"Allah berfirman: Aku telah menyiapkan untuk hamba-hamba-Ku yang saleh sesuatu yang belum pernah dilihat oleh mata, belum pernah didengar oleh telinga, dan belum pernah terlintas dalam hati manusia."

Diriwayatkan dari Zaid bin Arqam, ia berkata:
*"Seorang laki-laki dari Ahli Kitab datang kepada Rasulullah ﷺ lalu berkata: Wahai Abu Qasim, kamu mengira bahwa penduduk surga makan dan minum?"
Maka Rasulullah ﷺ menjawab:
"Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya seseorang di antara mereka akan diberi kekuatan makan sebanyak seratus orang."

Dari Baro' bin A'zib Radhiyallahu anhu tentang firman Allah Ta’ala:

وَدَانِيَةً عَلَيْهِمْ ظِلَٰلُهَا وَذُلِّلَتْ قُطُوفُهَا تَذْلِيلًا ﴿١٤﴾

"Dan naungan (pepohonan)nya dekat di atas mereka dan dimudahkan semudah-mudahnya untuk memetik (buah)nya."

 ia berkata:

"Sesungguhnya penduduk surga saling mengunjungi dengan membawa buah-buahan dari surga, lalu mereka memakannya sambil duduk dan bertelekan dalam keadaan apa pun yang mereka inginkan.”

Hadis ini diriwayatkan oleh Sa’id bin Manshur.

Dikeluarkan oleh Al-Tirmidzi dari Anas, ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:

"Aku bertemu Jibril di langit, lalu ia berkata kepadaku, ‘Ini adalah bibit surga, dan engkau akan memasukinya.’”

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas Radhiyallahu anhuma ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:

"Surga memiliki sungai yang airnya berwarna merah, yang satu lagi berwarna putih, dan yang satu lagi berwarna hijau. Penduduk surga meminumnya dan mendapatkan kenikmatan darinya.”

Dari Zaid bin Arqam Radhiyallahuanhu, ia berkata:

"Seorang lelaki dari Ahli Kitab datang kepada Rasulullah ﷺ, lalu berkata, 'Wahai Abul Qasim, engkau menyangka bahwa penduduk surga makan dan minum?'”

Lalu Rasulullah ﷺ bersabda:

_"Ya, demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya! Sungguh, setiap orang dari mereka diberi kekuatan seratus kali lipat dalam hal makan, minum, syahwat, dan kenikmatan."

Laki-laki itu pun berkata:

"Orang yang makan dan minum pasti akan membuang kotorannya, lalu bagaimana dengan mereka?"

Rasulullah ﷺ bersabda:

"Mereka mengeluarkan keringat yang aromanya seperti kesturi, lalu perut mereka pun menjadi ringan."

(Hadis ini diriwayatkan oleh Ahmad dan An-Nasa’i)

Dikeluarkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari Anas, ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:

"Sesungguhnya di surga ada sebuah pasar yang penduduknya mendatanginya setiap hari Jumat. Angin bertiup pada wajah dan pakaian mereka, lalu mereka pun semakin bertambah indah dan tampan. Ketika mereka kembali kepada keluarga mereka, mereka pun berkata, ‘Demi Allah! Kalian semakin bertambah cantik dan indah setelah kepergian kami!’ Dan mereka pun berkata, ‘Demi Allah! Kalian pun semakin tampan dan indah setelah kepergian kalian!’”

Ketahuilah bahwa surga dilindungi dengan hal-hal yang tidak disukai.

Maka, siapa yang bersabar atas perkara-perkara yang tidak disukai, ia akan memasuki surga yang penuh dengan segala sesuatu yang ia sukai.

Wahai hamba-hamba Allah! Ketahuilah bahwa rumah di surga tidak akan rusak, penghuninya tidak akan mati, perabotannya tidak akan lapuk, dan isinya tidak akan hancur.

Mereka akan selalu berada dalam kebahagiaan yang abadi.

"Mereka berada dalam kenikmatan yang tiada habisnya, dan mereka melihat wajah Allah Yang Maha Mulia di setiap waktu,"

sebagaimana firman Allah Ta’ala:

"Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Mereka melihat kepada Tuhan mereka." (Al-Qiyamah: 22-23)

Diriwayatkan oleh Ibn al-Mubarak dan al-Tayalisi dari Anas Radhiyallahuanhu, ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:
"Sesungguhnya penghuni surga yang paling rendah derajatnya adalah seseorang yang masuk surga lalu diperlihatkan kepadanya rumah-rumahnya seperti yang terlihat dari permukaan bumi hingga bagian atasnya. Ia memiliki sepuluh ribu pelayan, setiap pelayan memegang dua nampan, satu terbuat dari emas dan yang lainnya dari perak. Dalam setiap nampan ada warna makanan yang tidak ada dalam nampan lainnya. Ia memakan makanan terakhir sebagaimana ia memakan yang pertama. Ia menemukan kelezatan dari makanan dan minuman sebagaimana seseorang menemukan kenikmatan pada makanan yang pertama kali dicicipinya. Kemudian ada angin yang bertiup membawa aroma kesturi yang tidak menyebabkan pusing dan tidak membuat sakit kepala. Mereka duduk sebagai saudara di atas singgasana yang berhadapan. Maka kita memohon kepada Allah Ta’ala agar mengampuni dosa-dosa kita dan menutupi kesalahan-kesalahan kita. Sesungguhnya Dia adalah Maha Pemurah lagi Maha Mulia."

Ketahuilah bahwa surga itu dikelilingi oleh hal-hal yang tidak disukai (kesulitan dalam menaati Allah), maka bersabarlah menghadapi hal-hal yang tidak menyenangkan agar engkau dapat meraih apa yang kau cintai.

Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang diterima dan dikumpulkan bersama para nabi dan orang-orang saleh. 

Semoga shalawat dan salam tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad ﷺ, yang mengabarkan bahwa surga itu nyata.

Maka kita memohon kepada Allah Ta'ala agar tidak menghalangi kita dari keutamaan-Nya karena dosa-dosa kita dan semoga Dia menyertakan kita dalam rahmat-Nya.

Wahai hamba-hamba Allah!

Bersegeralah menuju negeri yang penghuninya tidak mati, negeri yang rumah-rumahnya tidak runtuh, penduduknya tidak berpindah dari tempatnya, kebahagiaannya tidak berubah, dan nikmatnya tidak berkurang. Rumah mereka adalah tempat yang harum dan tenang, mereka memiliki istana yang tinggi, dan tempat mereka dipenuhi kesejukan yang menyenangkan. Mereka senantiasa dalam kenikmatan karena rahmat Dzat Yang Maha Pengasih. Mereka juga menikmati kebahagiaan dengan melihat wajah-Nya yang mulia, dan setiap kali mereka melihat-Nya, maka keindahan dan kemuliaan mereka bertambah.

Makanan mereka sesuai dengan selera mereka, minuman mereka jernih dan menyegarkan, serta kesehatan mereka sempurna. Angin semilir membawa wewangian yang harum, mereka menikmati kebahagiaan dengan ruh dan kesejukan kasturi. Mereka bersama para sahabat yang penuh kasih, yang wajah-wajah mereka bersinar karena kebahagiaan.

"Ya Allah, bangunkanlah kami dari tidur kelalaian dan kebodohan. 

Lindungilah kami dari kehinaan dan kebatilan. 

Anugerahkanlah kepada kami kesiapan sebelum ajal menjemput kami. 

Tetapkanlah anugerah-Mu atas kami, sebagaimana Engkau telah mengaruniakannya kepada kami sebelumnya. 

Sempurnakanlah nikmat iman bagi kami dengan sesuatu yang telah Engkau tetapkan untuk kami."

"Ya Allah, jadikanlah kitab-Mu cahaya dalam hati kami. 

Janganlah Engkau palingkan kami dari kasih sayang-Mu. 

Janganlah Engkau jadikan kami termasuk orang-orang yang Engkau palingkan dari rahmat-Mu. 

Ampunilah kami, ampuni juga orang tua kami, guru-guru kami, dan seluruh kaum Muslimin, baik yang hidup maupun yang telah meninggal. 

Wahai Dzat Yang Maha Pengasih di antara para pengasih."


ADAB BERPUASA DAN MANFAATNYA


 ADAB PUASA DAN MANFAATNYA

Segala puji bagi Allah yang menciptakan makhluk dari tanah, serta mengangkat sebagian mereka dalam ilmu, pemahaman, dan adab. 

Dia mencintai orang-orang yang bertakwa dan memberikan taufik kepada mereka, serta mengizinkan mereka untuk bergaul dengan orang-orang pilihan. 

Dia memberi petunjuk kepada mereka dengan kelembutan-Nya, dan menegakkan hujah dengan dalil yang jelas dan argumen yang terang.

Dia menetapkan hukum-hukum dan menentukan batasan, serta menjadikan bulan Ramadan sebagai waktu untuk puasa dan ibadah, dengan memberikan keutamaan dan pahala besar kepada mereka yang berpuasa. 

Allah menyingkap tabir dari hati orang-orang yang berpuasa, sehingga mereka menyaksikan cahaya kebenaran dan memperoleh petunjuk. 

Mereka memahami rahasia yang tersembunyi dari orang lain, karena mereka berada dalam derajat orang-orang yang mendapatkan petunjuk menuju pintu-pintu surga, dan hati mereka bersinar dalam pencarian kebajikan dan amal saleh.

Mereka adalah para wali Allah yang selalu menjaga diri dari dosa dan kejahatan. Mereka berada di jalan orang-orang yang mendapat petunjuk dan bimbingan dalam mencari kebaikan dan amal saleh, serta menjauhi keburukan dan dosa. 

Mereka adalah orang-orang yang memperoleh keutamaan, sebagaimana firman Allah:

“Dan orang-orang yang diberi ilmu berkata, 'Celakalah kalian! Pahala Allah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidaklah pahala itu diberikan kecuali kepada orang-orang yang sabar.’” (QS. Al-Qasas: 80)

Orang-orang yang berpuasa diibaratkan seperti anak kecil dalam buaian yang diberi makan dengan makanan terbaik, dan mereka dijaga dari berbagai kenikmatan dunia yang dapat melalaikan. 

Mereka bersungguh-sungguh dalam ibadah dan menjauhi segala dosa serta kesalahan. 

Jika mereka melakukan kesalahan, maka mereka segera kembali kepada Allah dan tidak berlarut-larut dalam kemaksiatan.

Mereka memahami bahwa dosa adalah sesuatu yang berbahaya, sehingga mereka tidak mengabaikan akibat buruk dari perbuatan mereka. 

Oleh karena itu, mereka menjaga diri dari keharaman dan kesalahan, serta menahan diri dari hawa nafsu yang dapat menjerumuskan mereka ke dalam dosa. Mereka juga memahami bahwa puasa adalah bentuk ketaatan yang mengangkat derajat mereka, serta memberikan cahaya bagi hati mereka yang penuh dengan keimanan dan ketakwaan.

Maka mereka pun menyadari bahwa puasa adalah pemberian Allah yang mendekatkan mereka kepada kebaikan dan menjauhkan mereka dari keburukan. 

Oleh sebab itu, mereka tidak menyia-nyiakan puasa mereka dan tidak membiarkan diri mereka tergoda oleh hawa nafsu. 

Mereka memahami bahwa puasa adalah ibadah yang mulia dan memiliki kedudukan yang tinggi dalam agama.

Maka barang siapa yang memahami hakikat puasa dan mengamalkannya dengan penuh keikhlasan, dia akan memperoleh balasan yang besar dari Allah.

 Puasa adalah ibadah yang memiliki keutamaan besar, dan barang siapa yang menjaganya dengan baik, dia akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda.

Segala puji bagi Allah yang Maha Adil dalam perhitungan dan pembalasan.

Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. 

Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, pemimpin makhluk, serta penghulu manusia dari berbagai suku dan bangsa. 

Semoga Allah senantiasa melimpahkan shalawat dan salam kepada beliau.

 Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Tuhan seluruh makhluk, pemimpin orang Arab dan non-Arab, semoga Allah melimpahkan salawat dan salam kepada beliau dan kepada para sahabatnya yang merupakan bintang-bintang yang bersinar, shalawat yang terus menerus tiada henti, tiada lenyap, dan tiada terputus.

Allah Ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلتَنظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Hasyr: 18)

Maka, orang yang memiliki akal akan takut, waspada, berharap dan cemas dari hukuman dan siksaan-Nya. 

Ia adalah ahli ketakwaan dan orang-orang yang mendapatkan kebahagiaan.

 Ketakwaan adalah menjalankan perintah Allah, menjauhi larangan-Nya, banyak mengingat-Nya, serta banyak melakukan anjuran-anjuran yang ada dalam Al-Qur’an dan Sunnah dari perintah ketakwaan.

 Wasiat terhadap ketakwaan telah ditegaskan oleh para ahli ilmu dalam berbagai kitab mereka sebagai pedoman bagi siapa saja yang Allah beri taufik, dan sebagai peringatan bagi orang-orang yang lalai dan enggan.

Maka, wajib bagi orang yang berilmu, apabila berpuasa, untuk menjaga puasanya agar tetap bersih karena Allah dan menjaganya dari segala yang dapat membatalkannya. 

Ia harus menghindari ucapan yang tidak berguna, mencela, bersaksi palsu, berdusta, dan membaca kitab-kitab yang menyesatkan. 

Karena Allah Ta’ala berfirman:

يَدَعُ طَعَامَهُ وَشَهْوَتَهُ مِنْ أَجْلِي

"Ia meninggalkan makanannya dan syahwatnya karena Aku."

Oleh sebab itu, orang yang berpuasa disyariatkan meninggalkan apa yang menyerupai makanan dan minuman seperti syahwat, perkataan sia-sia, pertengkaran, dan perbuatan yang mengarah pada kehancuran serta membatalkan nilai puasanya.

Di antara hal-hal yang diharamkan:

  • Melihat dengan syahwat, karena sesungguhnya memandang wanita atau bergaul dengan mereka dapat membangkitkan keinginan hawa nafsu dan mendorong pada perbuatan maksiat.
  • Menyibukkan hati dengan pikiran yang sia-sia, karena hal itu dapat menyalakan syahwat dalam jiwa, menimbulkan kerasnya hati, dan menghilangkan kelembutan serta merendahkan kepribadian seseorang.

Di antara hikmah berpuasa adalah mengenali besarnya nikmat Allah kepada seseorang dengan memberinya rezeki yang melimpah. Maka ketika seseorang merasakan lapar, ia akan menyadari nilai nikmat tersebut dan terdorong untuk bersyukur kepada Allah serta memohon rahmat-Nya untuk saudara-saudaranya yang membutuhkan.

Diriwayatkan bahwa Al-Ma’mun bertanya kepada Musa bin Ar-Ridha: "Apa hikmah puasa?"
Musa bin Ar-Ridha menjawab: "Agar orang kaya merasakan penderitaan orang miskin."

Dijelaskan pula bahwa puasa mempersempit jalannya darah dalam tubuh, yang merupakan jalur bagi setan, sebagaimana sabda Nabi: 

"Sesungguhnya setan berjalan dalam tubuh anak Adam melalui aliran darah." 

Maka puasa menjadi cara untuk melemahkan pengaruh setan, menekan syahwat, serta mengendalikan amarah. Ini adalah sebagian dari manfaat puasa.

Ketahuilah bahwa orang yang tidak meninggalkan kemaksiatan saat berpuasa, maka puasanya tidak akan bermanfaat baginya. Sebab, seseorang yang hanya menahan diri dari makanan dan minuman tetapi tetap melakukan perbuatan haram seperti dusta, ghibah, serta menyakiti orang lain, maka puasanya menjadi sia-sia. Bahkan dosa-dosanya lebih besar daripada sekadar meninggalkan makanan dan minuman.

Rasulullah ﷺ bersabda:
"Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan keji, maka Allah tidak butuh ia meninggalkan makan dan minumnya." (HR. Al-Bukhari)

Sebagian ulama salaf berkata: 

"Betapa banyak orang yang berpuasa tetapi tidak mendapatkan apa-apa selain lapar dan haus!"

Dikatakan kepada Jabir: 

"Jika engkau berpuasa, maka hendaknya pendengaran, penglihatan, dan lisanmu juga berpuasa dari kebohongan dan dosa. Janganlah engkau menyakiti orang lain. Bersikaplah tenang dan berwibawa di hari puasamu. Jangan jadikan hari puasamu sama seperti hari ketika engkau tidak berpuasa."

Sebagaimana disebutkan dalam sebuah syair:

"Jika pendengaran, penglihatan, dan ucapanmu tidak berpuasa,
maka tidak ada gunanya lapar dan hausmu."

Rasulullah ﷺ juga bersabda:
"Puasa adalah perisai, selama seseorang tidak merusaknya dengan perkataan dusta dan perbuatan buruk."

Rasulullah ﷺ bersabda:

"Banyak orang yang berpuasa, tetapi tidak mendapatkan bagian dari puasanya selain rasa lapar dan haus. Dan banyak orang yang bangun malam, tetapi tidak mendapatkan bagian dari qiyamnya selain begadang."

Ini menunjukkan bahwa pendekatan kepada Allah dengan melakukan amal-amal sunnah tidak akan sempurna tanpa mendekatkan diri kepada-Nya dengan menjauhi hal-hal yang haram. 

Barang siapa mendekatkan diri kepada Allah dengan amal-amal sunnah tetapi masih melakukan hal-hal yang diharamkan, maka pendekatan itu adalah tidak sempurna. 

Sebaliknya, barang siapa menjauhi hal-hal yang haram, maka dia telah mendekatkan diri kepada Allah dengan amalan wajib dan kemudian menyempurnakannya dengan amalan sunnah.

Telah diriwayatkan dalam Musnad Imam Ahmad, Sunan Abu Dawud, dan lainnya dari Mu'adz bin Jabal, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

"Ada dua wanita yang sedang berpuasa, lalu mereka hampir mati karena kehausan. Mereka mengadu kepada Nabi ﷺ, tetapi beliau tetap diam. Kemudian mereka kembali mengadu, maka Nabi ﷺ memanggil mereka dan berkata: ‘Muntahkanlah apa yang telah kalian makan!’ Maka mereka memuntahkan darah segar dan daging yang telah dikunyah hingga memenuhi bejana. Nabi ﷺ pun bersabda: ‘Sesungguhnya kedua wanita ini berpuasa dari apa yang Allah halalkan bagi mereka, tetapi mereka berbuka dengan apa yang Allah haramkan bagi mereka. Mereka duduk-duduk sambil menggunjing orang lain dan memakan daging manusia.’"

Rasulullah ﷺ juga bersabda:

"Puasa adalah perisai, selama tidak dirobek."
Dalam beberapa riwayat disebutkan:
"Dengan apa dirobeknya?"
Beliau ﷺ bersabda: "Dengan dusta dan ghibah (menggunjing)."
Hadis ini diriwayatkan oleh an-Nasa’i dan al-Tirmidzi dari Abu Hurairah.

Dan Rasulullah ﷺ bersabda:
"Apabila seseorang di antara kalian sedang berpuasa, maka janganlah dia berkata keji dan jangan pula berteriak-teriak. Jika seseorang mencacinya atau mengajaknya bertengkar, maka hendaknya dia mengatakan: ‘Aku sedang berpuasa.’"

Di antara adab puasa adalah menjaga anggota tubuh dari hal-hal yang diharamkan Allah. Oleh karena itu, seorang yang berpuasa harus menjaga lisannya dari ghibah, matanya dari melihat hal-hal haram, dan seluruh anggota tubuhnya dari perbuatan dosa.

Pendengaran harus dijaga dari mendengar hal yang sia-sia, kebohongan, dan menggunjing. 

Mata harus berpuasa dari melihat hal yang haram. Apa yang dilarang oleh syariat untuk dipandang, maka mata juga dilarang melihatnya, seperti memandang dengan syahwat atau melihat sesuatu yang diharamkan. Mata adalah anak panah beracun dari panah-panah Iblis. 

Lidah juga harus berpuasa dari perkataan yang buruk sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya.

Di antara adab puasa adalah mengakhirkan sahur dan menyegerakan berbuka saat yakin masuk waktu magrib. 

Selain itu, dianjurkan memperbanyak membaca Al-Qur'an, tidak berlebihan dalam makan, serta selalu dalam keadaan berzikir dan berdoa. 

Janganlah seseorang berpuasa namun tetap melakukan hal yang diharamkan Allah. 

Ada dua wanita yang berpuasa, tetapi mereka tetap memakan yang haram. Maka dikatakan kepada mereka, "Puasa kalian tidak sah."

Wahai hamba Allah, bulan Sya’ban telah berlalu dan kini kalian telah memasuki bulan Ramadan. Bulan ini adalah bulan keberkahan dan keutamaan, bulan penuh pengampunan, serta bulan yang di dalamnya pahala dilipatgandakan tanpa batas.

Allah berfirman dalam hadis qudsi: 

"Puasa adalah untuk-Ku, dan Aku sendiri yang akan membalasnya."

Di bulan ini, kebaikan dilipatgandakan, orang-orang yang bersabar mendapatkan pahala berlimpah, doa-doa dikabulkan, dosa-dosa diampuni, dan orang-orang yang bertobat diterima tobatnya. Setiap amal kebaikan dilipatgandakan pahalanya, dan puasa memiliki pahala khusus dari Allah:

"Puasa adalah untuk-Ku, dan Aku sendiri yang akan membalasnya."

Bulan ini adalah bulan ampunan dan kesabaran. Setan-setan dibelenggu, pintu-pintu surga dibuka, dan pintu-pintu neraka ditutup. Seorang hamba yang sakit dengan dosa-dosanya akan mendapatkan kesembuhan jika memanfaatkan bulan ini dengan baik. 

Bulan ini adalah bulan yang penuh rahmat dan ampunan. Setiap doa dikabulkan, setiap permohonan diterima, dan setiap ibadah diterima. Di siang hari, para hamba berlomba-lomba dalam kebaikan, dan di malam hari mereka bermunajat kepada Allah, berharap kasih sayang-Nya.

Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang mendapatkan keutamaan bulan ini.

Bulan yang dengannya Allah mengampuni sebagian hamba-hamba-Nya yang penuh kasih sayang. Maka jagalah dengan baik keutamaannya agar kalian mendapatkan surga penuh kenikmatan. 

Renungkanlah firman Allah dalam surah An-Najm:

  "Jika hati kalian menginginkan keagungan yang tinggi dan derajat yang mulia, maka berpeganglah pada ketakwaan yang agung."

Sungguh, rasa takut yang besar kepada Allah lebih utama dibandingkan kecintaan terhadap puasa. Dan Aku yang akan memberi balasannya.

Betapa beruntungnya orang yang berusaha mendekat kepada Allah dengan ibadah di bulan ini dan sungguh ia mendapatkan apa yang Allah janjikan. Orang yang membaca Al-Qur'an di dalamnya mendapatkan cahaya yang menerangi jalannya dan mengangkatnya ke tempat yang tinggi. Maka bangunlah di waktu malam dan isilah waktunya dengan ketaatan dan ibadah. 

Saudara-saudaraku! 

Hindarilah makanan yang haram, karena itu adalah sebab tertutupnya hati dan wajah. Berhati-hatilah dari perbuatan maksiat, karena itu akan menghilangkan pahala amal. 

Ketahuilah bahwa malam ini adalah malam yang agung, penuh dengan kemuliaan dan keutamaan. Malam ini adalah salah satu malam Lailatul Qadar, maka hiasilah dengan amal shaleh. Sungguh, ia adalah malam yang penuh berkah dan keberuntungan.

Wahai hamba-hamba Allah! 

Jauhilah ucapan sia-sia dan kesaksian palsu. Bersaksilah atas kebenaran dan tegakkanlah shalat serta zakat. Janganlah seseorang yang sedang berpuasa berada di bawah bayangan maksiat atau makan makanan yang haram. Jika ia berdiri bersama orang-orang shaleh, maka Allah akan menurunkan ketenangan kepadanya. Jika ia duduk bersama orang-orang saleh, maka ia akan mendapatkan keberkahan.

Berpeganglah pada kesabaran dalam menahan hawa nafsu. Bersikaplah dermawan kepada fakir miskin dan janganlah kalian menjadi orang yang kikir sebelum mendapatkan ampunan.

Jadilah orang yang berakhlak mulia dan beramal dengan baik. Sungguh, kalian akan mendapatkan balasan dan pahala yang besar. Pada hari kiamat, orang-orang akan berkumpul dengan orang-orang yang dekat dengan mereka. Maka mendekatlah kepada orang-orang yang kalian cintai.

Dikatakan;

Hindarilah dari perbuatanmu apa saja yang jika kamu ditanya tentangnya, kamu tidak akan memiliki jawaban yang baik. Maka janganlah kamu menjadi seseorang yang menyesal setelah kematian.

Seorang pemuda yang tenggelam dalam dosa, apalah yang dia lakukan? Dosa yang membuat Allah murka tidak akan mengantarkannya kepada kuburnya kecuali dalam keadaan menyesal. Seorang yang melakukan perbuatan yang menjadikannya hina di sisi Allah, maka ia tidak akan memperoleh apa pun kecuali kehinaan dan kerugian.

Pasal


Allah Ta’ala berfirman:
"Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam surga dan mata air." (QS. Al-Hijr: 45)

Ketika Allah menyebut saudara-saudara mereka, serta nikmat yang diberikan kepada mereka, Dia memberi kabar gembira tentang apa yang telah disediakan untuk mereka. 

Sungguh, Allah telah menyiapkan bagi mereka keselamatan dari siksa, cahaya wajah, kenikmatan, kepuasan, kebahagiaan, kemuliaan, serta kedekatan dengan-Nya dan ahli ketaatan kepada-Nya. Semua itu adalah persiapan yang dilakukan Allah untuk hamba-hamba-Nya yang beriman, yang tak bisa dijangkau oleh mata, tidak pernah terdengar oleh telinga, dan tidak pernah terlintas dalam hati manusia.

Tidak ada bahaya atau kesedihan di dalamnya. Rasulullah ﷺ mengajak manusia kepada keimanan dan Islam, serta memberitahu mereka bahwa siapa pun yang menaati Allah akan masuk surga dan memakan segala kenikmatannya. Namun, siapa pun yang menentangnya akan masuk neraka dan merasakan pedihnya siksa. Allah mengharamkan kepada mereka kenikmatan yang telah diberikan kepada Adam ﷺ, kemudian mengeluarkannya dari surga.

"Wahai Adam, janganlah engkau keluar dari surga karena akan sengsara."
Di dalamnya engkau tidak akan merasa lapar atau telanjang. Engkau tidak akan merasakan dahaga atau kepanasan. Namun, Allah mencabut semua itu darinya sebagai hukuman karena maksiat yang telah dilakukan.

Maka, ketahuilah bahwa surga bukanlah tempat amal dan perjuangan, melainkan tempat kenikmatan dan penyaksian. Ikatlah dirimu dengan jihad dan bersabarlah dalam menghadapi hawa nafsu, serta tahanlah diri dari keterasingan. Teteskanlah air mata kesedihan atas hari-hari yang telah berlalu. Seolah-olah engkau masih hidup dalam masa lalu yang telah kembali dan berjalan menuju masa depan yang telah ditakdirkan.

Dikatakan dalam syair:

Jika terjadi perselisihan antara kita, bersabarlah denganku dan tenangkan api permusuhan,

Sebab perjanjian yang telah kita buat tetap berlaku, seperti gunung kokoh yang tidak akan runtuh.

Wahai anak Adam, jika engkau ragu untuk memasuki kerajaan para raja, maka ketahuilah,
Memasuki kerajaan itu memerlukan adab dan ketundukan kepada aturan.
Wahai anak Adam, Aku telah memilihmu dan mengutamakanmu, maka janganlah engkau merusak kehormatan dengan dosa,
Sebab Aku memberi pahala kepada yang mencintai-Ku, dan Aku memberi anugerah kepada yang menaati-Ku,
Dan Aku adalah Tuhan yang Maha Pengasih.

Dalam hadis qudsi, Allah berfirman:

"Wahai hamba-Ku, sesungguhnya kalian berdosa siang dan malam, namun Aku mengampuni semua dosa, maka mohonlah ampun kepada-Ku, niscaya Aku akan mengampuninya."

Maha Suci Allah yang jika kelembutan-Nya turun ke dalam hati hamba-Nya, maka hatinya akan penuh kasih,
Namun jika Dia membiarkan seorang hamba, maka hamba itu akan jatuh ke dalam penderitaan dan kesedihan.
Iblis setelah lama dalam penghambaan, akhirnya menjadi terkutuk karena satu kesalahan,
Namun seorang hamba yang penuh dosa, ketika bertobat, Allah akan meluaskan rahmat-Nya kepadanya.

Syair: 

Dia memberi dan mencegah sesuai kehendak-Nya,
Namun pemberian-Nya bukanlah karena suap.
Wahai orang yang setiap kali rambut putih bertambah, bertambah pula dosanya,
Ketahuilah, setiap hari yang berlalu mengurangi usiamu.

Doa:

Ya Allah, ampunilah kesalahan para pemuda dan kelemahan mereka,
Lapangkanlah dada mereka, dan terangilah hati mereka,
Jadikanlah kami termasuk hamba-hamba-Mu yang bertakwa,
Dan jadikanlah kami bahagia pada hari perjumpaan dengan-Mu.

Ya Allah, jauhkan kami dari perbuatan yang menyimpang dan dari pertengkaran,
Lindungilah kami dari kebinasaan dan kehancuran,
Jadikanlah kematian kami dalam keadaan husnul khatimah,
Dan selamatkan kami dari azab neraka serta kengerian di akhirat.

Ya Allah, tetapkanlah kami dalam kebaikan dan jadikanlah kami mengikuti jejak para nabi dan orang-orang saleh,
Anugerahkan kepada kami kebaikan di dunia dan di akhirat,
Dan masukkanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang memperoleh ampunan-Mu,
Wahai Tuhan Yang Maha Pengasih.