Jika Allah Mencintai Seorang Hamba, Dia Menjaganya dari Dunia
30 Dzulhijjah 1439
بسم الله الرحمن الرحيم
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Dunya dalam kitabnya Az-Zuhd bahwa ia berkata:
Diceritakan kepadaku oleh Al-Abbas Al-Anbari, dia berkata:
Diceritakan kepada kami oleh Muhammad bin Jahdham, dia berkata:
Diceritakan kepada kami oleh Ismail bin Ja’far, dari ‘Umara bin Ghaziyyah, dari ‘Ashim bin ‘Umar bin Qatadah, dari Mahmud bin Labid, dari Qatadah bin Nu’man, dia berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
"Jika Allah عز وجل mencintai seorang hamba, Dia melindunginya dari dunia sebagaimana salah seorang dari kalian melindungi orang sakitnya dari air."
Hadis ini memiliki sanad yang sahih, disahihkan oleh Al-Albani.
Penjelasan Al-Manawi dalam Faydul Qadir:
"Jika Allah mencintai seorang hamba, Dia melindunginya" maksudnya adalah menjaganya dari kenikmatan dunia dan syahwatnya. Allah mencegah hamba tersebut dari terjerumus ke dalam perhiasan dunia agar hatinya tidak sakit karena cinta dan ketergantungan padanya. Dengan demikian, ia tidak terbiasa dengannya dan tidak membenci akhirat.
"Sebagaimana salah seorang dari kalian melindungi orang sakitnya dari air," maksudnya adalah melarangnya meminum air jika itu membahayakan. Air memiliki kondisi tertentu dalam pengobatan, bahkan kadang dilarang bagi orang sehat sekalipun, kecuali dalam jumlah sedikit, karena air dapat menyebabkan penurunan daya pikir dan melemahkan pencernaan. Maka, para dokter menyarankan untuk menguranginya.
Demikian pula, Allah, dengan kasih sayang-Nya, menjauhkan orang yang dicintai-Nya dari dunia agar tidak tercemar olehnya, sebagaimana orang sakit dijauhkan dari hal yang dapat membahayakannya. Dunia, dengan segala pesonanya, bisa menjadi ujian yang berat bagi orang-orang besar, penghalang bagi orang-orang yang mengenal Allah, hambatan bagi para pencari jalan kepada-Nya, dan pemutus hubungan bagi orang-orang beriman pada umumnya.
Perlindungan Allah terhadap Hamba-Nya
Salah satu bentuk penjagaan Allah terhadap hamba-Nya yang dicintai adalah mencegah mereka dari hal-hal yang merusak agama mereka. Penjagaan ini bisa berupa perlindungan langsung, meskipun kadang tidak disadari atau bahkan tidak disukai oleh hamba tersebut, sebagaimana firman Allah tentang Nabi Yusuf عليه السلام:
"Demikianlah, agar Kami memalingkan darinya keburukan dan kekejian. Sesungguhnya dia termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih." (QS. Yusuf: 24).
Al-Allamah As-Sa’di رحمه الله menjelaskan:
"Ketika Yusuf عليه السلام menyempurnakan dua hal ini, yaitu ikhlas kepada Allah dan merendahkan diri kepada-Nya, memohon perlindungan dan berpegang teguh kepada-Nya, Allah pun menjaganya dengan sempurna dari segala keburukan, baik yang tampak maupun yang tersembunyi, dari dalam maupun dari luar."
Allah menceritakan kisah para nabi-Nya agar menjadi pelajaran bagi kita. Pelajaran dalam kisah ini adalah bahwa siapa saja yang memiliki bagian dari keikhlasan dan doa, ia akan mendapatkan bagian dari penjagaan Allah, sesuai dengan kadar ikhlas dan doanya. Namun, siapa yang tidak memiliki dua hal tersebut, ia akan diserahkan kepada dirinya sendiri, tidak mendapatkan penjagaan atau perlindungan, dan akan terjatuh dalam fitnah syahwat dan syubhat.
Penutupan
Hamba yang saleh dilindungi oleh Allah dari fitnah dunia, dijauhkan dari pintu-pintu keburukan, dan dibukakan pintu-pintu kebaikan. Sebagaimana disebutkan oleh Nu’aim bin Hammad dalam kitabnya Az-Zuhd:
Diceritakan kepada kami oleh Sufyan bin ‘Uyainah, dari Sulaiman bin Mihran, dari Khaithamah bin Abdurrahman, dari Abdullah bin Mas’ud, ia berkata:
"Sungguh, seseorang bisa saja mendekati sesuatu, baik dalam perdagangan atau kekuasaan, hingga ia merasa yakin telah mampu mencapainya. Namun, Allah عز وجل yang berada di atas tujuh langit, mengingat hamba tersebut dan berfirman: ‘Pergilah, jauhkan hal itu dari hamba-Ku ini, karena jika Aku memudahkannya untuknya, Aku akan memasukkannya ke dalam neraka.’ Maka datanglah malaikat dan menjauhkan hal tersebut darinya. Kemudian, ia terus menyangka bahwa tetangganya telah mengalahkannya atau seseorang telah menipunya, padahal yang menjauhkannya hanyalah Allah تبارك وتعالى."
Maka, kita memohon kepada Allah perlindungan, agar tidak menyerahkan kita kepada diri kita sendiri meskipun sekejap mata. Sesungguhnya Dia Maha Dermawan lagi Maha Pemurah.
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar