Sabtu, 23 November 2024

KASIH SAYANG ALLAH


SIAPA YANG DILINDUNGI ALLAH DARI DUNIA, MAKA DIA MENGHENDAKI KEBAIKAN BAGINYA.



Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, dan salawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi kita Muhammad, penghulu para nabi dan rasul, serta keluarga dan sahabatnya sekalian. Amma ba'du:

Kehidupan dunia dipenuhi dengan berbagai jenis kenikmatan dan syahwat, seperti wanita, harta, anak-anak, ternak, dan tanaman. Allah Ta’ala berfirman:
“Dijadikan indah pada pandangan manusia kecintaan kepada syahwat, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah ada tempat kembali yang baik.” (QS. Ali Imran: 14).

Allah menghiasi dunia ini untuk manusia sebagai ujian, apakah mereka mendahulukan cinta kepada dunia dibandingkan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya ﷺ. Orang yang kuat imannya tidak akan mendahulukan apa pun dari dunia dibandingkan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya ﷺ. Adapun orang yang lemah imannya, ia menjadikan dunia sebagai tujuan utama dan puncak ilmunya. Akibatnya, ia terhanyut tanpa menyadari bahaya yang mengintainya.



Perhiasan dunia: Keindahannya yang fana dan sementara


Orang yang tidak memahami hakikat dunia akan terperdaya oleh perhiasannya. Ia bermain-main dengannya dengan hatinya, sibuk bersaing dalam mengumpulkan dunia, dan membanggakannya kepada orang lain. Namun akhirnya, ia akan meninggalkan dunia itu. Allah menggambarkan kehidupan dunia ini seperti hujan yang turun ke bumi, lalu menumbuhkan tanaman hingga menghijau. Tanaman itu membuat para petani kagum, tetapi kemudian datanglah ketetapan Allah yang merusaknya sehingga menjadi seakan-akan tidak pernah ada. Allah Ta’ala berfirman:
“Ketahuilah bahwa kehidupan dunia hanyalah permainan, sesuatu yang melalaikan, perhiasan, bermegah-megahan di antara kalian, dan berlomba-lomba dalam harta serta anak-anak, seperti hujan yang tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu mengering hingga kamu melihat warnanya kuning, lalu menjadi hancur. Di akhirat nanti ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdaya.” (QS. Al-Hadid: 20).

Inilah hakikat dunia yang fana dan sementara.



Kekhawatiran Nabi ﷺ terhadap umatnya dari keindahan dunia


Rasulullah ﷺ sangat khawatir terhadap umatnya terperdaya oleh dunia. Dari Amr bin Auf radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:
"Demi Allah, bukanlah kemiskinan yang aku khawatirkan atas kalian. Tetapi aku khawatir jika dunia dilapangkan untuk kalian sebagaimana telah dilapangkan bagi orang-orang sebelum kalian." (Muttafaq ‘alaih).

Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan atas kalian adalah apa yang Allah keluarkan untuk kalian berupa keberkahan dunia.” Para sahabat bertanya: “Apa itu keberkahan dunia?” Beliau menjawab: “Keindahan dunia.” (Muttafaq ‘alaih).

Kekhawatiran beliau ini disebabkan manusia yang diberi kenikmatan dunia akan bersaing untuk mendapatkannya. Dari Uqbah bin Amir radhiyallahu ‘anhu, Nabi ﷺ bersabda:
“Demi Allah, aku tidak khawatir kalian akan menyekutukan Allah setelahku, tetapi aku khawatir kalian akan saling berlomba dalam dunia.” (Muttafaq ‘alaih).

Jika mereka saling bersaing dalam dunia, hal itu akan menghancurkan mereka. Dari ‘Auf bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Nabi ﷺ bersabda:
“Apakah kalian khawatir terhadap kemiskinan? Ataukah kalian mengkhawatirkan dunia? Sungguh Allah akan membukakan untuk kalian negeri-negeri Persia dan Romawi, dan dunia akan dicurahkan kepada kalian hingga melimpah. Hanya saja aku khawatir kalian disesatkan olehnya.” (HR. Ahmad).



Bahaya persaingan terhadap dunia


Persaingan atas dunia telah menghancurkan banyak orang, baik secara fisik maupun moral. Nabi ﷺ memperingatkan bahwa di akhir zaman, manusia akan saling membunuh demi memperebutkan dunia, meskipun itu hanya berupa gunung emas. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi ﷺ bersabda:
“Hari Kiamat tidak akan terjadi hingga Sungai Eufrat mengering, lalu menampakkan gunung emas. Manusia saling membunuh untuk mendapatkannya. Dari setiap seratus orang, hanya satu yang selamat. Setiap orang berkata, ‘Mungkin aku yang akan selamat.’” (HR. Muslim).

Di zaman kita, persaingan atas dunia telah membinasakan banyak orang, baik secara jasmani maupun rohani.

Semoga Allah melindungi kita dari fitnah dunia dan menjadikan kita lebih mencintai-Nya serta Rasul-Nya ﷺ di atas segalanya.



Siapa yang memahami hakikat dunia tidak akan bersaing dengan orang lain untuknya.


Orang yang memahami hakikat dunia ini tidak akan berlomba-lomba dengan orang lain untuk mengejarnya. Dunia ini tidak sebanding dengan sayap seekor nyamuk di sisi Allah. Dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma, Rasulullah ﷺ bersabda:
"Apa urusanku dengan dunia? Demi Allah, perumpamaanku dengan dunia hanyalah seperti seorang pengendara yang berteduh di bawah pohon pada siang hari yang panas, lalu pergi meninggalkannya." (HR. At-Tirmidzi).

Dari Sahl bin Sa’d radhiyallahu 'anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:
"Seandainya dunia ini bernilai di sisi Allah seperti sayap seekor nyamuk, niscaya Allah tidak akan memberikan seteguk air pun kepada orang kafir." (HR. At-Tirmidzi).

Imam Al-Mubarakfuri rahimahullah menjelaskan: “Maknanya, jika dunia ini memiliki nilai sekecil apa pun, Allah tidak akan memberi orang kafir seteguk air darinya, sebab orang kafir adalah musuh Allah, dan musuh tidak diberi sesuatu yang bernilai oleh pemberinya.”

Segala bentuk keindahan dunia tidak dapat dibandingkan dengan kenikmatan akhirat. Dari Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:
"Demi Allah, dunia dibandingkan dengan akhirat hanyalah seperti seseorang yang mencelupkan jarinya ke laut, lalu lihatlah apa yang tersisa pada jarinya." (HR. Muslim).

Imam An-Nawawi rahimahullah berkata: “Makna hadis ini adalah bahwa dunia dibandingkan dengan akhirat sangat kecil dan fana kenikmatannya, sedangkan akhirat itu kekal dan kenikmatannya terus-menerus.”



Orang yang memahami dunia menjauh darinya agar tidak terfitnah


Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:
"Janganlah kalian terlalu sibuk dengan pertanian sehingga cenderung kepada dunia." (HR. At-Tirmidzi).

Imam Al-Mubarakfuri menjelaskan: “Maksudnya adalah larangan untuk sibuk dengan urusan dunia seperti pertanian yang dapat menghalangi seseorang dari beribadah kepada Allah dan mempersiapkan akhirat.”

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata: "Kami memiliki kain penutup yang bergambar burung. Setiap kali seseorang masuk rumah, ia akan melihat kain itu. Rasulullah ﷺ berkata kepadaku: 'Singkirkanlah kain ini, karena setiap kali aku masuk dan melihatnya, aku teringat dunia.'” (HR. Muslim).

Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata: “Hal ini menunjukkan bahwa seseorang hendaknya menjauhkan diri dari apa pun yang dapat membuat hatinya terikat pada dunia agar tidak terfitnah olehnya.” Rasulullah ﷺ ketika melihat sesuatu yang menarik dari dunia, beliau berkata:
"Labbaik, sesungguhnya kehidupan yang sejati adalah kehidupan akhirat."



Orang yang Allah kehendaki kebaikan baginya akan memahami dunia dan bersaing untuk akhirat


Imam Ibnu Qayyim rahimahullah berkata: “Al-Qur’an penuh dengan peringatan untuk menjauhi dunia dan menggambarkan kehinaannya, serta ajakan untuk meraih akhirat. Barang siapa yang Allah kehendaki kebaikan baginya, Dia akan menanamkan dalam hatinya pemahaman tentang hakikat dunia dan akhirat, sehingga ia memilih apa yang lebih layak untuk diprioritaskan.”

Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata: "Jika engkau melihat seseorang bersaing denganmu dalam urusan dunia, maka bersainglah dengannya dalam urusan akhirat." Wahb bin Munabbih rahimahullah berkata: "Jika engkau mampu agar tidak ada seorang pun yang mendahuluimu menuju Allah, maka lakukanlah."



Kebodohan manusia adalah mengira bahwa kesempitan rezeki adalah kehinaan


Allah berfirman:
"Adapun manusia, apabila Rabbnya mengujinya lalu memuliakannya dan memberinya kesenangan, maka dia berkata, 'Rabbku telah memuliakanku.' Tetapi apabila Rabbnya mengujinya lalu membatasi rezekinya, maka dia berkata, 'Rabbku telah menghinaku.' Sekali-kali tidak demikian." (QS. Al-Fajr: 15-17).

Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan: “Bukan seperti yang mereka kira, bahwa kelapangan rezeki adalah penghormatan dan kesempitan rezeki adalah penghinaan. Allah memberi rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki, baik Dia cintai maupun tidak.”



Allah melindungi hamba-Nya yang beriman dari dunia karena cinta-Nya


Dari Mahmud bin Labid radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:
"Sesungguhnya Allah melindungi hamba-Nya yang beriman dari dunia sebagaimana kalian melindungi makanan dan minuman dari orang sakit karena khawatir itu membahayakannya." (HR. Ahmad).

Ketika Allah menjauhkan hamba-Nya dari dunia yang dapat membahayakan akhiratnya, itu karena Dia mencintainya. Dari Qatadah bin Nu’man radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:
"Jika Allah mencintai seorang hamba, Dia akan melindunginya dari dunia sebagaimana salah seorang dari kalian melindungi orang sakitnya dari air." (HR. At-Tirmidzi).

Inilah nikmat terbesar bagi seorang mukmin, yakni ketika Allah melindunginya dari dunia karena kasih sayang-Nya. Hendaknya seorang hamba bersyukur atas perlindungan ini agar ia tidak terlalaikan oleh dunia dan tetap fokus pada akhiratnya. Berapa banyak orang yang terperdaya oleh dunia hingga binasa!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar