Senin, 17 September 2018

Tafsir surat Al Ashr


Materi : Tafsir
Bab : Tafsir surat Al Ashr

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3)

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al ‘Ashr: 1-3).

📚 Faidah

1. Surat Al Ashr termasuk surat Makkiyah dan ada yg berpendapat termasuk surat Madaniyah, sebagaimana yang diungkapkan oleh Al-Imam Mujahid dan Qotadah rahimahumullah.

2. Imam Syafi'i berkata tentang surat ini :

لو فكر الناس كلهم هذه السورة لكفتهم

Klo seandainya seluruh manusia mau memikirkan dan 
merenungi surat ini, maka sdh cukup baginya.

Dalam riwayat lain disebutkan : 

لو لم  ينزل  غير هذه السورة لكغت الناس  

Sekiranya Allah Ta'ala tidak menurunkan ayat kecuali hanya surat ini, niscaya mencukupi bagi mereka  (Dalam urusan iman, amal dakwah dan bersabar dalam mengarungi dunia ini )

3. Kebiasaan para sahabat ketika bertemu dan sblm berpisah mereka membacakan surat ini, sebgai wasiat antara satu dgn yg lainnya.

4. Al Ashr artinya adalah masa / waktu scra umum. Dan Allah Ta'ala bersumpah dengan waktu dikarenakan waktu sangat berguna dalam kehidupan manusia dan keberuntungan atau kerugian seseorang tergantung bagaimana memanfaatkan waktu tersebut.

Ada juga yg mengartikan dgn waktu tersebut dengan waktu  ashar scra khusus, dikarenakan waktu asar memiliki keistimewaan yang sangat besar, sehingga Allah Ta'ala memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk menjaga sholat asar , dan terdapat sebuah hadis yang memperingatkan dari meninggalkan sholat asar :

من فاتته صلاة العصر فكأنما وتر أهله و ماله

" Barangsiapa yang meninggalkan sholat asar, maka seakan akan ia kehilangan keluarga dan hartanya ".

Dikatakan tentang keutamaan waktu asar dikarenakan hari jumat pada waktu tersebut Allah Ta'ala menciptakan moyang manusia yaitu Adam alaihi salam.

5. Allah bersumpah dgn waktu (baik scra umum/khusus) dlm ayat ini menunjukkan bahwa waktu merupakan nikmat yg utama. Dan waktu adalah modal utama bagi manusia, maka bsa jdi ia akan untung atau rugi.

6. Sesungguhnya manusia (kebanyakannya) dlm kerugian. Kecuali orang-orang yg beriman, beramal sholih dan saling menasihati dlm kebenaran dan kesabaran. 

7. Iman yang dituntut dalam ayat ini adalah mencakup iman kepada Allah Ta'ala baik dari sisi rububiyah  (Pengesaan Allah dalam hal mencipta, memiliki dan mengatur alam semesta ) dan keimanan terhadap Nama-nama serta sifat-sifat-Nya. 

Iman terhadap Malaikat-malaikat Allah Ta'ala yang telah diberikan tugas yang bermacam macam seperti pembawa wahyu, menurunkan rizki, mencabut nyawa, menjaga surga dan neraka, meniup sangkakala, mencatat amalan manusia, ber tasbih, ber sujud  dan seterusnya. ...

Iman terhadap Nabi Nabi dan Rasul-Nya yang di tugaskan menyampaikan risalah iman kepada umat manusia agar mereka selamat di dunia dan akhirat, seperti Nabi Adam hingga Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam. 

Iman terhadap Kitab-kitab yang Allah Ta'ala turunkan kepada Rasul-Nya diantara nya adalah Taurat, Zabur, Injil, dan Al-Qur'an Al-Karim sebagai petunjuk dan penawar bagi hati manusia. 

Iman terhadap Hari Akhir yaitu hari kiamat sebagai hari kebangkitan manusia sehingga mereka mendapatkan balasan yang setimpal dan hanya terdapat dua kelompok sebagai penghuni surga atau neraka yang kekal abadi. 

Iman terhadap Takdir yang baik dan yang buruk, bahwa manusia sebelum  terlahir, tepatnya di hari 120 dalam perut ibunya telah tertuliskan takdir nya, dan manusia tertuntut untuk beramal dan setiap takdir niscaya memudahkan untuk amalan menuju nya. Hendaknya senantiasa bersemangat dan memohon pertolongan kepada Allah Ta'ala dan tidak merasa lemah.

Untuk menjadi mukmin yang sejati senantiasa bersyukur tatkala mendapatkan kenikmatan dan bersabar tatkala mendapatkan ujian. 

8. Iman akan melahirkan amalan saleh dan suatu amalan dikatakan saleh  yaitu jika dikerjakan ikhlas karena Allah Ta'ala dan berdasarkan sunnah (contoh) Nabi Muhammad shollollahu 'alaihi wasallam.

9. Amal saleh akan melahirkan semangat nasehat menasehati dalam jalan kebenaran dan kebajikan sehingga seseorang sempurna dalam dirinya dan berusaha menebarkan kesempurnaan dan kebajikan untuk orang-orang sekitar nya dari istri anak nya, saudara kerabat nya, orang-orang yang dicintainya serta masyarakat luas yang ia tinggal di tempat nya, sehingga ia mendapatkan aman dan keamanan serta kenyamanan di dunia ini dan terhindar dari adzab dan petaka. 

Allah Ta'ala berfirman : 

وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِى ٱلْأَرْضِ كَمَا ٱسْتَخْلَفَ ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ ٱلَّذِى ٱرْتَضَىٰ لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّنۢ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا ۚ يَعْبُدُونَنِى لَا يُشْرِكُونَ بِى شَيْـًٔا ۚ وَمَن كَفَرَ بَعْدَ ذَٰلِكَ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْفَٰسِقُونَ ﴿٥٥﴾

"Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik." (Q.S.An-Nuur :55)

Allah Ta'ala berfirman : 

لَقَدْ كَانَ لِسَبَإٍ فِى مَسْكَنِهِمْ ءَايَةٌ ۖ جَنَّتَانِ عَن يَمِينٍ وَشِمَالٍ ۖ كُلُوا۟ مِن رِّزْقِ رَبِّكُمْ وَٱشْكُرُوا۟ لَهُۥ ۚ بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَرَبٌّ غَفُورٌ ﴿١٥﴾ فَأَعْرَضُوا۟ فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ سَيْلَ ٱلْعَرِمِ وَبَدَّلْنَٰهُم بِجَنَّتَيْهِمْ جَنَّتَيْنِ ذَوَاتَىْ أُكُلٍ خَمْطٍ وَأَثْلٍ وَشَىْءٍ مِّن سِدْرٍ قَلِيلٍ ﴿١٦﴾ ذَٰلِكَ جَزَيْنَٰهُم بِمَا كَفَرُوا۟ ۖ وَهَلْ نُجَٰزِىٓ إِلَّا ٱلْكَفُورَ ﴿١٧﴾

"Sesungguhnya bagi kaum Saba' ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan): "Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun"."
"Tetapi mereka berpaling, maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit dari pohon Sidr."
"Demikianlah Kami memberi balasan kepada mereka karena kekafiran mereka. Dan Kami tidak menjatuhkan azab (yang demikian itu), melainkan hanya kepada orang-orang yang sangat kafir".  (Q.S. Saba' :15-17)

Allah Ta'ala berfirman : 

وَضَرَبَ ٱللَّهُ مَثَلًا قَرْيَةً كَانَتْ ءَامِنَةً مُّطْمَئِنَّةً يَأْتِيهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِّن كُلِّ مَكَانٍ فَكَفَرَتْ بِأَنْعُمِ ٱللَّهِ فَأَذَٰقَهَا ٱللَّهُ لِبَاسَ ٱلْجُوعِ وَٱلْخَوْفِ بِمَا كَانُوا۟ يَصْنَعُونَ ﴿١١٢﴾  وَلَقَدْ جَآءَهُمْ رَسُولٌ مِّنْهُمْ فَكَذَّبُوهُ فَأَخَذَهُمُ ٱلْعَذَابُ وَهُمْ ظَٰلِمُونَ ﴿١١٣﴾

"Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezekinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat."
"Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka seorang rasul dari mereka sendiri, tetapi mereka mendustakannya; karena itu mereka dimusnahkan azab dan mereka adalah orang-orang yang zalim." (Q.S. An-Nahl :112-113)

10. Iman, amal saleh, mengajak kepada jalan kebenaran dan kebajikan mengharuskan untuk bersabar, wasiat mewasiatkan dalam kesabaran. 

Seseorang tidak akan meraih derajat iman tanpa kesabaran, seseorang tidak bisa meraih iman dan melakukan amal saleh tanpa kesabaran, dan seseorang tidak mungkin beriman, beramal saleh dan berdakwah kepada jalan kebenaran tanpa kesabaran. 

 Allah Ta'ala berfirman : 

وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَأْسِ ۗ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ

“Dan, orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan, mereka itulah orang-orang yang benar (imannya), dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa”. (Q.S. Al-Baqarah : 177)

 Allah Ta'ala berfirman : 

وَاللَّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ

“Dan, Allah mencintai orang-orang yang sabar”.(Q.S. Ali Imran : 146)

Allah Ta'ala berfirman : 

وَلَنَجْزِيَنَّ الَّذِينَ صَبَرُوا أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

“Dan, sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan”. (Q.S. An-Nahl : 96)

Allah Ta'ala berfirman : 

نَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ

“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas”. (Q.S. Az-Zumar : 10)

Allah Ta'ala berfirman : 

وَالْمَلَائِكَةُ يَدْخُلُونَ عَلَيْهِم مِّن كُلِّ بَابٍ سَلَامٌ عَلَيْكُم بِمَا صَبَرْتُمْ ۚ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ

“Sedang para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu, (sambil mengucapkan) :’Salamun ‘alaikum bima shabartum’. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu” (Q.S. Ar-Ra’d : 23-24)

“Dari Sa’id bin Abi Waqqash Radhiyallahu anhu, dia berkata. ‘Aku pernah bertanya : Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling keras cobaannya ?. Beliau menjawab. Para nabi, kemudian orang pilihan dan orang pilihan lagi. Maka seseorang akan diuji menurut agamanya. Apabila agamanya merupakan (agama) yang kuat, maka cobaannya juga berat. Dan, apabila di dalam agamanya ada kelemahan, maka dia akan diuji menurut agamanya. Tidaklah cobaan menyusahkan seorang hamba sehingga ia meninggalkannya berjalan di atas bumi dan tidak ada satu kesalahan pun pada dirinya”.(HR. At-Tirmidzi ) 

“Dari Abu Sa’id Al-Khudry Radhiyallahu anhu, dia berkata. ‘Aku memasuki tempat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan beliau sedang demam. Lalu kuletakkan tanganku di badan beliau. Maka aku merasakan panas ditanganku di atas selimut. Lalu aku berkata.’Wahai Rasulullah, alangkah kerasnya sakit ini pada dirimi’. Beliau berkata :’Begitulah kami (para nabi). Cobaan dilipatkan kepada kami dan pahala juga ditingkatkan bagi kami’. Aku bertanya.’Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berat cobaannya ?. Beliau menjawab. ‘Para nabi. Aku bertanya. ‘Wahai Rasulullah, kemudian siapa lagi?. Beliau menjawab.’Kemudian orang-orang shalih. Apabila salah seorang di antara mereka diuji dengan kemiskinan, sampai-sampai salah seorang diantara mereka tidak mendapatkan kecuali (tambalan) mantel yang dia himpun. Dan, apabila salah seorang diantara mereka sungguh merasa senang karena cobaan, sebagaimana salah seorang diantara kamu yang senang karena kemewahan”. ( HR. Ibnu Majah ) 

Minggu, 15 April 2018

KEWAJIBAN DAN KEUTAMAAN MENGIKUTI NABI SALLALLAHU ALAIHI WA SALLAM

Oleh : As-Saikh Prof.DR Abdurrozak Al-Badr hafidhohullah Ta'ala. 

Alhamdulillah, wassholatu wassalamu ala Rosulillah, wa ba'du : 

Kebutuhan para penduduk bumi terhadap para Rasul  alaihimus sholaatu wa sallam, bukan hanya sekedar ibarat kebutuhan makhluk terhadap sinar matahari atau bulan, atau kebutuhan mereka terhadap hembusan angin atau curahan hujan, bahkan tidak sekadar seperti butuh nya manusia terhadap kehidupan mereka, ataupun butuh nya mata terhadap sinar atau butuh nya tubuh akan makanan dan minuman, namun jauh lebih besar dari itu semua dan sangat sangat membutuhkan dari segala apa yang diperkirakan atau  dibayangkan.

Para Rasul alaihimus sholaatu wa sallam merupakan perantara diantara Allah Ta'ala dan para makhluk Nya dalam menyampaikan perintah dan larangan Nya, dan mereka adalah para utusan dari Allah Ta'ala, menyeru manusia kepada agama Allah Ta'ala dan menyampaikan risalah dan menunjukkan kepada jalan yang lurus. 

Dan Nabi Muhammad bin Abdillah merupakan penutup dari para Rasul dan merupakan Rasul yang paling mulia dan utama telah bersabda : 

 ((يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّمَا أَنَا رَحْمَةٌ مُهْدَاةٌ))

" Wahai para manusia, sesungguhnya aku adalah suatu rahmat yang di hadiahkan bagi kalian ". (HR. Al-Hakim)

Allah Ta'ala berfirman : 

وَمَآ أَرْسَلْنَٰكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَٰلَمِينَ ﴿١٠٧﴾

"Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam." (Q.S. Al-Anbiya :107)

Dalam ayat yang mulia ini dijelaskan bahwa Allah Ta'ala mengutus Nabi Sallallahu alaihi wa sallam sebagai rahmat bagi semesta alam dan sekaligus sebagai teladan bagi para pengikutnya dan sebagai hujjah bagi seluruh makhluk, dan telah diwajibkan untuk para hamba agar taat, mencintai, mengagungkan, memuliakan, dan menegakkan kewajiban terhadap beliau Shallallahu alaihi wa sallam. 

Dan segala pintu telah ditutup rapat, hingga tidak ada jalan yang layak disusuri kecuali jalan nya shallallahu alaihi wa sallam dan berjanji dan perpegang erat  agar beriman kepadanya serta mengikuti nya atas seluruh Nabi dan Rasul dan  menganjurkan agar menempuhnya dari kalangan orang-orang yang mengikuti nya dari kaum mukminin. 

Allah Ta'ala telah mengutus Nabi Sallallahu alaihi wa sallam hingga menjelang kiamat dengan petunjuk dan agama yang lurus dengan membawa kabar gembira dan peringatan dan sekaligus sebagai penyeru ke jalan Allah Ta'ala dengan penuh sinar dan cahaya, dan dengan nya Allah Ta'ala menutup risalah para Rasul, dan dengan nya menujuki hidayah dari jalan-jalan kesesatan, dan dengan nya mengentaskan dari segala bentuk kebodohan, sehingga dengan risalah nya telah membuka hati, mata dan telinga yang mati, buta dan tuli, dan bumi mulai bersinar setelah tercengkram kegelapan, dan hati-hati manusia menjadi satu setelah bercerai berai, dan menegakkan agama yang lurus, dan menjelaskan hujjah hujjah yang se putih bersih, dan Allah Ta'ala menjadikan hatinya lapang, dan menghapus segala beban beban yang memberatkan, dan meninggikan nama nya, dan Allah Ta'ala menimpakan kehinaan serta kekerdilan bagi siapa saja yang menyelisihi perintah nya shallallahu alaihi wa sallam. 

Allah Ta'ala mengutus Nabi Sallallahu alaihi wa sallam pada masa fatroh atau kekosongan dari Rasul dan penurunan kitab - kitab, sebagaimana Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda :

 

 ((إِنَّ اللَّهَ نَظَرَ إِلَى أَهْلِ الْأَرْضِ فَمَقَتَهُمْ عَرَبَهُمْ وَعَجَمَهُمْ إِلَّا بَقَايَا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ))

"Sesungguhnya Allah Ta'ala melihat kepada penduduk bumi, maka Allah Ta'ala murka kepada mereka baik orang-orang Arab atau selain Arab, kecuali mereka mereka yang tersisa dari kalangan Ahli Kitab ". (HR. Muslim)

Allah Ta'ala mengutus Nabi Sallallahu alaihi wa sallam tatkala kitab kitab-kitab  terdahulu telah di rubah, dan syariat-syariat telah di palsukan, dan setiap kaum berhukum dengan pemikiran mereka yang keji, mereka berkata atas Allah Ta'ala dan atas para makhluk Nya  dengan hawa nafsu dan ucapan yang tidak bermoral. 

Kemudian Allah Ta'ala melalui Nabi Nya menurunkan hidayah kepada para manusia dan menunjukkan kepada  jalan  yang selamat, serta mengentaskan mereka dari kegelapan menuju cahaya.

Allah Ta'ala berfirman : 

 قَدْ أَنزَلَ ٱللَّهُ إِلَيْكُمْ ذِكْرًا ﴿١٠﴾  رَّسُولًا يَتْلُوا۟ عَلَيْكُمْ ءَايَٰتِ ٱللَّهِ مُبَيِّنَٰتٍ لِّيُخْرِجَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ مِنَ ٱلظُّلُمَٰتِ إِلَى ٱلنُّورِ ۚ وَمَن يُؤْمِنۢ بِٱللَّهِ وَيَعْمَلْ صَٰلِحًا يُدْخِلْهُ جَنَّٰتٍ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدًا ۖ قَدْ أَحْسَنَ ٱللَّهُ لَهُۥ رِزْقًا ﴿١١﴾

" Sesungguhnya Allah telah menurunkan peringatan kepadamu".

"(Dan mengutus) seorang Rasul yang membacakan kepadamu ayat-ayat Allah yang menerangkan (bermacam-macam hukum) supaya Dia mengeluarkan orang-orang yang beriman dan beramal saleh dari kegelapan kepada cahaya. Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan mengerjakan amal yang saleh niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya Allah memberikan rezeki yang baik kepadanya." (Q.S. At-Tholak :10-11)

Allah Ta'ala menurunkan Nabi Nya bertujuan untuk memberikan pencerahan kepada mereka yang buta, menerangi mereka yang tersesat, menunjukkan mana jalan menuju surga dan neraka, menjelaskan jalan kebaikan dan keburukan, dan menjanjikan hidayah serta keberuntungan bagi mereka yang mengikuti dan mematuhi dan sebaliknya, memberikan ancaman kesesatan serta kebinasaan bagi mereka yang bermaksiat dan menentang nya. 

Allah Ta'ala menurunkan ujian kepada para makhluk tatkala berada dalam alam kubur dengan Nabi Nya Shallallahu alaihi wa sallam, sebagaimana dinyatakan dalam hadist Sahabat Anas Radhiyallahu anhu berkata, Nabi Sallallahu alaihi wa sallam bersabda  :

 ((الْعَبْدُ إِذَا وُضِعَ فِي قَبْرِهِ وَتُوُلِّيَ وَذَهَبَ أَصْحَابُهُ حَتَّى إِنَّهُ لَيَسْمَعُ قَرْعَ نِعَالِهِمْ أَتَاهُ مَلَكَانِ فَأَقْعَدَاهُ فَيَقُولَانِ لَهُ : مَا كُنْتَ تَقُولُ فِي هَذَا الرَّجُلِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ؟ فَيَقُولُ : أَشْهَدُ أَنَّهُ عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ ، فَيُقَالُ : انْظُرْ إِلَى مَقْعَدِكَ مِنْ النَّارِ أَبْدَلَكَ اللَّهُ بِهِ مَقْعَدًا مِنْ الْجَنَّةِ . قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: فَيَرَاهُمَا جَمِيعًا ، وَأَمَّا الْكَافِرُ أَوْ الْمُنَافِقُ فَيَقُولُ لَا أَدْرِي كُنْتُ أَقُولُ مَا يَقُولُ النَّاسُ ، فَيُقَالُ لَا دَرَيْتَ وَلَا تَلَيْتَ . ثُمَّ يُضْرَبُ بِمِطْرَقَةٍ مِنْ حَدِيدٍ ضَرْبَةً بَيْنَ أُذُنَيْهِ فَيَصِيحُ صَيْحَةً يَسْمَعُهَا مَنْ يَلِيهِ إِلَّا الثَّقَلَيْنِ)) 

“Sesungguhnya seorang hamba jika diletakkan di dalam kuburnya dan ditinggalkan oleh pengantarnya -dan dia mendengar suara sandal mereka- ia didatangi oleh dua malaikat dan didudukkan, lalu keduanya menanyai: “Apa yang kamu ketahui tentang perihal orang ini, maksudnya Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam", maka orang mukmin akan menjawab: "Saya bersaksi bahwa dia adalah hamba Allah dan Rasul-Nya". Lalu dikatakan: “Lihatlah kepada tempat dudukmu dari neraka, Allah telah menggantikannya untukmu tempat duduk surga", lalu ia melihat kepada keduanya sekaligus”.
“Adapun orang munafik dan orang kafir maka mereka menjawab: "Saya tidak tahu, saya dulu menirukan ucapan orang-orang". Maka dikatakan : "Kamu tidak tahu, dan kamu tidak mau baca (al-Qur’an) ”, kemudian dia dipukul sekali dengan palu godam yang terbuat dari besi, maka ia menjerit dengan jeritan yang bisa didengar oleh seluruh mahluk yang ada di sekitarnya selain manusia dan jin”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim) 

Dan diriwayatkan pula oleh Sahabat Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda : 

 ((إِذَا قُبِرَ الْمَيِّتُ أَوْ قَالَ أَحَدُكُمْ أَتَاهُ مَلَكَانِ أَسْوَدَانِ أَزْرَقَانِ يُقَالُ لِأَحَدِهِمَا الْمُنْكَرُ وَالْآخَرُ النَّكِيرُ فَيَقُولَانِ : مَا كُنْتَ تَقُولُ فِي هَذَا الرَّجُلِ ؟ فَيَقُولُ مَا كَانَ يَقُولُ هُوَ عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ ، فَيَقُولَانِ قَدْ كُنَّا نَعْلَمُ أَنَّكَ تَقُولُ هَذَا ، ثُمَّ يُفْسَحُ لَهُ فِي قَبْرِهِ سَبْعُونَ ذِرَاعًا فِي سَبْعِينَ ثُمَّ يُنَوَّرُ لَهُ فِيهِ ، ثُمَّ يُقَالُ لَهُ نَمْ ، فَيَقُولُ أَرْجِعُ إِلَى أَهْلِي فَأُخْبِرُهُمْ ؟ فَيَقُولَانِ نَمْ كَنَوْمَةِ الْعَرُوسِ الَّذِي لَا يُوقِظُهُ إِلَّا أَحَبُّ أَهْلِهِ إِلَيْهِ ، حَتَّى يَبْعَثَهُ اللَّهُ مِنْ مَضْجَعِهِ ذَلِكَ . وَإِنْ كَانَ مُنَافِقًا قَالَ : سَمِعْتُ النَّاسَ يَقُولُونَ فَقُلْتُ مِثْلَهُ لَا أَدْرِي ، فَيَقُولَانِ: قَدْ كُنَّا نَعْلَمُ أَنَّكَ تَقُولُ ذَلِكَ ، فَيُقَالُ لِلْأَرْضِ الْتَئِمِي عَلَيْهِ ، فَتَلْتَئِمُ عَلَيْهِ فَتَخْتَلِفُ فِيهَا أَضْلَاعُهُ ، فَلَا يَزَالُ فِيهَا مُعَذَّبًا حَتَّى يَبْعَثَهُ اللَّهُ مِنْ مَضْجَعِهِ ذَلِكَ))

 

" Apabila meninggal seorang hamba maka datanglah dua orang malaikat yang kehitaman dan kebiruan, salah satunya bernama Munkar, dan yang lainnya bernama Nakir. Kedua malaikat itu bertanya: "Apa yang dapat engkau katakan mengenai Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam?". Apabila yang ditanya adalah orang mu’min, ia akan menjawab: "Beliau adalah hamba dan rasul Allah". "Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah, dan Muhammad adalah rasul-Nya". Malaikat tersebut berkata: "Sungguh  kami telah mengerti akan apa yang engkau katakan". Setelah itu, dilapangkanlah kuburnya seluas tujuh puluh hasta dan diterangi dengan cahaya. Dikatakan kepadanya: "Sekarang tidurlah engkau. Orang  tersebut memohon: "kembalikan aku  pada keluargaku untuk mengabarkan kesenangan ini". Sang malaikat menjawab: " Tidurlah laksana tidurnya para pengantin, yang tidak dibangun kan kecuali oleh keluarganya yang ia paling cintai". Hingga Allah bangkitkan dari pembaringan kubur nya . Adapun orang munafik, jika ia ditanya demikian ia menjawab: "Aku tak tahu. Aku hanya mendengar orang lain mengatakan sesuatu tentang dia (Muhammad), lantas aku katakan pula apa yang orang katakan tentangnya itu". Malaikat berkata: "Sungguh kami telah mengerti tentang apa yang akan kamu katakan". Setelah itu sang malaikat berkata pada bumi: "Jepitlah manusia ini olehmu!", Lantas dijepitnya hingga berserakan tulang rusuknya. Dan ia senantiasa diazab, disiksa sampai Allah bangkitkan dari pembaringan kuburnya .” ( HR. At-Tirmidzi ) 

Allah Ta'ala telah memerintahkan kepada kita agar taat kepada Rasul Nya dan telah tercantum lebih dari tiga puluh tempat dalam ayat-ayat Al-Qur'an, bahkan telah disandingkan antara taat kepada Allah dan Rasul-Nya, serta bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya, sebagaimana juga digabungkan antara nama Allah Ta'ala dan Rasul-Nya.

Sahabat Abdullah ibnu Abbas radhiyallohu anhuma tatkala menafsirkan firman Allah Ta'ala : 

وَرَفَعْنَا لَكَ ذِكْرَكَ ﴿٤﴾

"Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu". (Q.S. As-Syarah :4)

" Dimana tidaklah nama Allah Ta'ala disebut kecuali disana disebut pula nama Nabi-Nya Shallallahu alaihi wa sallam ".

Demikian juga tercantum dalam lafadz Tasyahud, khutbah, mengumandangkan adzan, demikian pula dalam kesaksian ikrar syahadat tatkala masuk agama islam, dimana bersaksi : 

 أشهد أن لا إله إلا الله وأشهد أن محمداً عبده ورسوله 

" Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah selain Allah Ta'ala dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya ".

Tidak akan sah islam nya seseorang kecuali dengan bersaksi atas Nabi-Nya yang mengemban risalah, dan tidak sah pula kumandang adzan seseorang hingga bersaksi tentang risalah Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam dan demikian sholat seseorang kecuali dengan mengucapkan Tasyahud kesaksian risalah beliau Shallallahu alaihi wa sallam. 

Bahkan Allah Ta'ala berfirman memberikan ancaman keras bagi siapa saja yang menyelisihi perintah Nabi-Nya : 

 فَلْيَحْذَرِ ٱلَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِۦٓ أَن تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ ﴿٦٣﴾

"maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih." (Q.S. An-Nuur :63)

Demikian pula Allah Ta'ala akan timpakan bagi orang-orang yang senantiasa menyelisihi perintah Nabi-Nya dengan kehinaan dan kerendahan. 

Diriwayatkan dari sahabat Abdullah ibnu Umar radhiyallahu anhuma berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda : 

((بُعِثْتُ بَيْنَ يَدَيْ السَّاعَةِ بِالسَّيْفِ حَتَّى يُعْبَدَ اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ ، وَجُعِلَ رِزْقِي تَحْتَ ظِلِّ رُمْحِي ، وَجُعِلَ الذِّلَّةُ وَالصَّغَارُ عَلَى مَنْ خَالَفَ أَمْرِي ، وَمَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ )) 

"Aku diutus (menyampaikan risalah islam) dibawah naungan pedang, hingga Allah Ta'ala saja yang diibadahi tanpa sekutu bagi-Nya, dan dijadikan rizki-ku pada naungan tombak (jihad fi sabilillah) dan dijadikan kehinaan dan kerendahan bagi siapa saja yang menyelisihi perintah-ku, dan barangsiapa yang meniru suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka ". (HR. Ahmad)

Sebagaimana pula orang-orang yang menyelisihi, menentang dan memusuhi Nabi Sallallahu alaihi wa sallam, maka ia tergolong binasa dan celaka, demikian juga orang-orang yang berpaling dari nya dan syariat nya, terlebih ridho dan nyaman dengan jalan lain nya bahkan dijadikan sebagai ganti atau syariat yang menandingi, maka ia termasuk golongan orang-orang yang celaka.

Maka sesungguhnya kebinasaan dan kesengsaraan terjadi tatkala berpaling dan mendustakan Nabi nya, dan petunjuk serta kebahagiaan terjadi tatkala mengikuti dan patuh terhadap Nabi nya, dan mendahulukan atas selainnya. 

Maka, bisa kita simpulkan keadaan manusia terhadap Nabi Sallallahu alaihi wa sallam :

● Orang yang beriman, yaitu dengan mengikuti nya, mencintai nya serta mengutamakan nya atas selainnya. 

● Orang-orang yang memusuhi nya dan membangkang perintah nya.  

● Orang-orang yang berpaling dari syariat nya. 

Yang pertama adalah kelompok yang beruntung dan menggapai kebahagiaan. 

Dan dua yang terakhir adalah kelompok orang-orang yang binasa. ( مجموع الفتاوى لابن تيمية (19/100 - 105)

Sesungguhnya mempelajari sejarah Nabi Sallallahu alaihi wa sallam dan keutamaan-keutamaan nya, serta perangai dan kehususan-kehususan nya merupakan perkara yang dapat melembutkan hati dan jiwa seorang mukmin dan akan menumbuhkan rasa cinta yang jujur, dan menghiasi majlis majlis orang-orang salih, ....Bagaimana tidak. ......!!

Dikarenakan Beliau Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam merupakan sayyid anak cucu Adam, dan beliau merupakan pemimpin seluruh manusia, dan makhluk yang paling Allah Ta'ala cintai, dan dia adalah utusan yang terpilih dan menjadi kekasih Allah Ta'ala. 

Dan sungguh generasi mulia yang pertama dari umat ini yaitu para Sahabat radhiyallahu anhum ajmaiin telah menjumpai dan mendapatkan keutamaan Nabi Sallallahu alaihi wa sallam, dan mereka para sahabat rela berjuang dan mendahulukan atas diri mereka bahkan ayah ibu mereka, dan senantiasa mengedepankan kecintaan Nabi yang mulia atas jiwa dan raga mereka, dan berkorban harta, jiwa dan waktu untuk membela Shallallahu Alaihi wa Sallam dan senantiasa memuliakan, mengagungkan dan menegakkan hak-hak Nabi Sallallahu alaihi wa sallam secara sempurna, dan merekalah manusia utama yang paling pantas dan  berhak untuk mendampingi dan paling kokoh dalam meniti dan berpegang erat dengan jalan Nabi Sallallahu alaihi wa sallam. 

Sahabat Abdullah ibnu Umar radhiyallahu anhuma berkata : 

(( من كان مستناً فليستنَّ بمن قد مات ، أولئك أصحاب محمد صلى الله عليه وسلم ، كانوا خير هذه الأمة ، أبرَّها قلوباً وأعمقها علماً وأقلها تكلفاً ، قوماً اختارهم الله لصحبة نبيه صلى الله عليه وسلم ونقل دينه ؛ فتشبهوا بأخلاقهم وطرائقهم ، فهم أصحاب محمد صلى الله عليه وسلم كانوا على الهدى المستقيم ، واللهِ ورب الكعبة )) .

" Barangsiapa diantara kalian hendak mencari teladan, maka carilah teladan dari mereka-mereka yang telah meninggal dunia, (karena orang-orang yang masih hidup, tidak akan pernah terhindar dari fitnah) , maka, ikutilah mereka para Sahabat Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam, mereka adalah umat yang terbaik dari umat ini, hati mereka paling baik, ilmu mereka paling dalam, dan paling jauh dari sikap ceroboh, mereka suatu generasi yang Allah Ta'ala pilih untuk mendampingi Nabi-Nya Shallallahu alaihi wa sallam dan untuk menyampaikan risalah agama ini, maka, ikutilah akhlak dan jalan mereka, sungguh mereka adalah pendamping-pendamping Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam yang senantiasa berada di atas petunjuk jalan yang lurus, Demi Allah, Demi Robb Ka'bah ".

Dan di tengah-tengah keterasingan agama dan minim nya pengetahuan terhadap petunjuk Nabi Sallallahu alaihi wa sallam, tumbuh dan berkembang di lapisan masyarakat kaum muslimin perkara-perkara yang aneh dan ritual-ritual yang diluar nalar, yang muncul dari keinginan untuk berusaha  mencintai Nabi Sallallahu alaihi wa sallam, sehingga tidak jarang diantara mereka menjadikan hari kelahiran Nabi Sallallahu alaihi wa sallam sebagai perayaan, dan hari hijrah nya ke kota Madinah sebagai momen khusus yang di peringati, dan malam Isra ' dan mi'raj sebagai musim perayaan, dan hari-hari tertentu semisalnya, yang mereka berkumpul untuk melantunkan kasidah-kasidah dan membacakan puji-pujian serta lantunan syair-syair.

Dan mereka sekiranya melakukan hal-hal tersebut berlandaskan niat cinta kepada Nabi Sallallahu alaihi wa sallam, dan sebenarnya ini merupakan niat yang baik, namun, sesungguhnya kecintaan terhadap Nabi Sallallahu alaihi wa sallam tidak akan sah dan menjadi benar kecuali dengan cara ber-Ittiba' (mengikuti sunnah beliau) dan mengikuti jejak dan jalan yang telah di contohkan kepada kita, sehingga dari sini kita tidak akan pernah menjumpai seorang Sahabat pun atau generasi setelah nya dari para Tabi’in yang melakukan perbuatan baru semisal yang mereka lakukan. 

Dan sesungguhnya orang-orang yang diberikan taufik hakikat nya mereka orang-orang yang senantiasa mengikuti jalan sahabat dan berpegang erat dengan cara beragama mereka, karena merekalah umat Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam yang paling utama dan mulia yang berada dalam jalan petunjuk Nabi Nya, paling istiqomah jalan nya, jalan yang paling utama, semoga kita dipertemukan Allah Ta'ala bersama mereka dan kita berharap kepada Allah Ta'ala agar diberikan kekuatan untuk senantiasa mengikuti langkah mereka dan di golongkan sebagai hamba yang bertakwa. 

ونسأله سبحانه أن يجعلنا من المتبعين له المؤمنين به ، وأن يحيينا على سنته ويتوفانا عليها ، وأن يحشرنا يوم القيامة في زمرته وتحت لوائه ، وأن يمنَّ علينا بشفاعته ، وأن يغفر لنا خطأنا وتقصيرنا ؛ إنه سبحانه سميع الدعاء وأهل الرجاء وهو حسبنا ونعم الوكيل .

Kita memohon kepada Allah Subhanâhû wa Ta’âla agar menjadikan kita termasuk orang-orang yang senantiasa mengikuti jalan Nabi-Nya, beriman kepadanya, dan menghidupkan kita diatas sunnah sunnah nya dan mewafatkan kita diatas nya, dan mengumpulkan kita semua pada hari kiamat dalam golongan nya dan di bawah panjinya, dan memberikan limpahan syafa’at nya dan menghapus segala dosa dan kesalahan kita, sesungguhnya Allah Ta'ala Maha Mendengar Do'a , dan Dia lah tempat kita bergantung, dan Dia Dzat Yang Memberikan Kecukupan bagi kita dan Dia Dzat Yang Memberikan Pertolongan. 

                              *******

Minggu, 04 Maret 2018

MENYANYI MENUMBUHKAN KEMUNAFIKAN

الْغِنَاءُ يُنْبِتُ النَّفاق 



Oleh : As-Saikh Prof.DR Abdurrozak Al-Badr hafidhohullah Ta'ala. 

Alhamdulillah, wassholatu wassalamu ala Rosulillah, wa ba'du : 

قال عبد الله ابن مسعود رضي الله عنه: «الْغِنَاءُ يُنْبِتُ النِّفَاقَ فِي الْقَلْبِ» سنن أبي داود (4927). 

Diriwayatkan oleh Sahabat Abdullah ibnu Mas'ud radhiyallahu anhu berkata :  " Menyanyi akan menumbuhkan kemunafikan dalam hati ". ( HR. Abu Dawud 4927 )

وجه إنباته للنفاق في القلب ما يلي ملخصا من "إغاثة اللهفان" لابن القيم:

Didalam kitab " Igootsatul lahfaan " karya Al Imam Ibnul Qayyim rahimahullah diterangkan secara ringkas, tentang bentuk kemunafikan yang tumbuh dalam hati, sebagai berikut : 

1 ـ أنه يلهي القلب ويصده عن فهم القرآن وتدبره والعمل بما 

فيه.

● Bahwasanya nyanyian tersebut dapat melalaikan hati dan menghalangi seseorang dari memahami dan mentadaburi Al Qur'an serta mengamalkan nya. 

2ـ أن الإيمان قول وعمل : قول بالحق وعمل بالطاعة وهذا ينبت على الذكر وتلاوة القرآن والنفاق قول الباطل وعمل البغى وهذا ينبت على الغناء.

● Bahwasanya Iman terdiri dari perkataan dan perbuatan, yaitu berkata dengan kebenaran dan beramal ketaatan, dan semacam ini menumbuhkan amal kebajikan seperti berdzikir dan membaca Al Qur'an, dan sebaliknya, suatu kemunafikan terdiri dari ucapan ucapan yang bathil dan amalan yang melampaui batas, dan ini tidak lain terlahir dari nyanyian. 

3 ـ أن من علامات النفاق : قلة ذكر الله والكسل عند القيام إلى الصلاة ونقر الصلاة وقل أن تجد مفتونا بالغناء إلا وهذا وصفه.

● Diantara tanda kemunafikan adalah : sedikit upaya untuk berdzikir kepada Allah Ta'ala, dan malas tatkala mengerjakan sholat dan terburu-buru dalam menunaikannya, dan tidak sedikit orang orang-orang yang tergoda dengan nyanyian, kecuali seperti ini keadaan mereka. 

4 ـ أن النفاق مؤسس على الكذب والغناء من أكذب الشعر فإنه يحسن القبيح ويزينه ويأمر به ويقبح الحسن ويزهد فيه وذلك عين النفاق.

● Bahwasanya kemunafikan dibangun di atas kedustaan, sedangkan nyanyian merupakan bentuk senandung yang paling dominan dengan kedustaan, sebagaimana isi kandungan nya memuji yang buruk, menghiasi dan mengajak keburukan, dan sebaliknya, mencela kebaikan dan mengkerdilkan nya, dan semacam ini adalah bentuk kemunafikan. 

5 ـ أن النفاق غش ومكر وخداع والغناء مؤسس على ذلك.

● Bahwasanya kemunafikan adalah tersusun dari perbuatan curang, rekayasa dan penipuan, dan nyanyian di bangun diatas itu semua. 

6 ـ أن المنافق يفسد من حيث يظن أنه يصلح كما أخبر الله سبحانه بذلك عن المنافقين وصاحب السماع يفسد قلبه وحاله من حيث يظن أنه يصلحه.

● Bahwasanya orang-orang munafik mereka berbuat kerusakan, namun banyak yang menyangka telah berbuat kebajikan, sebagaimana yang telah dikabarkan Allah Ta'ala, tentang orang-orang munafik, dan orang-orang yang mendengarkan nyanyian merusak hati dan keadaannya, dan mereka menyangka telah berbuat baik. 

7 ـ أن الغناء يفسد القلب وإذا فسد القلب هاج فيه النفاق.

● Sesungguhnya nyanyian dapat merusak hati dan jika hati telah rusak, maka niscaya muncul kemunafikan.