Rabu, 10 Januari 2024

TABARUK / MENCARI KEBERKAHAN

#DAURAH_SYAR’IYYAH_SOLO_MAHAD_IMAM_AL_BUKHARI
#PERTEMUAN_KELIMA

KITAB 
سبيل الرشاد في تقرير مسائل الإعتقاد


Syaikh Dr. Ibrahim bin Amir ar-Ruhaily hafizhahullah menjelaskan:

PASAL KEDUA
*AQIDAH AHLUS SUNNAH WAL JANNAH TENTANG TABARUK *

Aqidah Ahlus Sunnah dalam  AT-TABARUK  (mengambil kebarokahan)
Definisi Tabaruk secara bahasa dan istilah syar’i.
AT-TABARUK SECARA BAHASA: meminta kebarokahan seperti at-Ta’alum yaitu meminta ilmu.
At-Tafahum – meminta kefahaman, 

البركة : هي الكثرة في كل خير

Al-Barokah itu adalah banyak di setiap kebaikan
Dalam definisi lainnya, Asal kebarokahan adalah 

قال الأزهري: وأصل البركة: الزيادة والنماء

Al-Azhari berkata, Asal barokah itu maknanya adalah bertambah dan berkembang.

والتبرك في الشرع : استدعاء البركة واستجلابها ببذل أسباب تحصيلها الشرعية 

#TABARUK SECARA SYAR’I:
Kebarokahan menurut syariat  berarti memohon keberkahan dan memperolehnya dengan cara yang sah untuk memperolehnya.

#PENJELASAN KEBAROKAHAN DARI  ALLAH:
Barokah itu dari Allah, dan Allah menyandarkan kepada diri-Nya dan dikembalikan kepada-Nya. 
Allah Ta’ala berfirman:

﴿ اِنَّ رَبَّكُمُ اللّٰهُ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ فِيْ سِتَّةِ اَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوٰى عَلَى الْعَرْشِۗ يُغْشِى الَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهٗ حَثِيْثًاۙ وَّالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُوْمَ مُسَخَّرٰتٍۢ بِاَمْرِهٖٓ ۙاَلَا لَهُ الْخَلْقُ وَالْاَمْرُۗ تَبٰرَكَ اللّٰهُ رَبُّ الْعٰلَمِيْنَ ٥٤ ﴾

Sungguh, Rabbmu (adalah) Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat. (Dia ciptakan) matahari, bulan dan bintang-bintang tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah! Segala penciptaan dan urusan menjadi hak-Nya. Mahasuci Allah, Rabb seluruh alam. (QS. Al-A’raaf: 54).
Makna Tabaaraka adalah bentuk Tafa’ala dari al-Barokah (kebarokahan) dan ini adalah pendapatnya Ibnu Abbas, Ibnu Jarir, al-Qutaibiy, Az-Zajaaj, al-Baghawi, Ibnu Katsir dan kembanyakan para ulama ahli Tafsir.

قال السمعاني تخلله وزاد: «والمعنى: أن جميع البركات منه تعالى 

Imam as-Sam’ani rahimahullah berkata dan menambahkan, Makna : Sesungguhnya seluruh kebarokahan itu dari Allah Ta’ala.

وقال الحسن: تبارك صفة من صفات الله تعالى؛ لأن كل بركة تجيء منه 

Al-Hasan rahimahullah berkata, Tabaaraka adalah salah satu sifat dari Sifat Allah Ta’ala, karena setiap barokah itu berasal dari Allah. 


#KEBAROKAHAN  YANG  ADA  PADA  MAKHLUK-NYA:

Kebarokahan yang Allah berikan kepada makhluknya adalah berbagai macam bisa berkaitan dengan dzat, individualnya, apa yang berkaitan dengan perbuatan-perbuatan dan apa yang berkaitan dengan tempat, dan waktu.

Yang diberikan kebarokahan berupa dzat dan individual yaitu:
Allah memberikan kebarokahan kepada Rasulullah ﷺ

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ:  غَزَوْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ فَتَلَاحَقَ بِيَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا عَلَى نَاضِحٍ لَنَا قَدْ أَعْيَا فَلَا يَكَادُ يَسِيرُ فَقَالَ لِي مَا لِبَعِيرِكَ قَالَ قُلْتُ عَيِيَ قَالَ فَتَخَلَّفَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَزَجَرَهُ وَدَعَا لَهُ فَمَا زَالَ بَيْنَ يَدَيْ الْإِبِلِ قُدَّامَهَا يَسِيرُ فَقَالَ لِي كَيْفَ تَرَى بَعِيرَكَ قَالَ قُلْتُ بِخَيْرٍ قَدْ أَصَابَتْهُ بَرَكَتُكَ قَالَ أَفَتَبِيعُنِيهِ قَالَ فَاسْتَحْيَيْتُ وَلَمْ يَكُنْ لَنَا نَاضِحٌ غَيْرُهُ قَالَ فَقُلْتُ نَعَمْ قَالَ فَبِعْنِيهِ فَبِعْتُهُ إِيَّاهُ عَلَى أَنَّ لِي فَقَارَ ظَهْرهِ حَتَّى أَبْلُغَ الْمَدِينَةَ قَالَ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي عَرُوسٌ فَاسْتَأْذَنْتُهُ فَأَذِنَ لِي فَتَقَدَّمْتُ النَّاسَ إِلَى الْمَدِينَةِ حَتَّى أَتَيْتُ الْمَدِينَةَ فَلَقِيَنِي خَالِي فَسَأَلَنِي عَنْ الْبَعِيرِ فَأَخْبَرْتُهُ بِمَا صَنَعْتُ فِيهِ فَلَامَنِي قَالَ وَقَدْ كَانَ رَسُولُ    اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِي حِينَ اسْتَأْذَنْتُهُ هَلْ تَزَوَّجْتَ بِكْرًا أَمْ ثَيِّبًا فَقُلْتُ تَزَوَّجْتُ ثَيِّبًا فَقَالَ هَلَّا تَزَوَّجْتَ بِكْرًا تُلَاعِبُهَا وَتُلَاعِبُكَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ تُوُفِّيَ وَالِدِي أَوْ اسْتُشْهِدَ وَلِي أَخَوَاتٌ صِغَارٌ فَكَرِهْتُ أَنْ أَتَزَوَّجَ مِثْلَهُنَّ فَلَا تُؤَدِّبُهُنَّ وَلَا تَقُومُ عَلَيْهِنَّ فَتَزَوَّجْتُ ثَيِّبًا لِتَقُومَ عَلَيْهِنَّ وَتُؤَدِّبَهُنَّ قَالَ فَلَمَّا قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ غَدَوْتُ عَلَيْهِ بِالْبَعِيرِ فَأَعْطَانِي ثَمَنَهُ وَرَدَّهُ عَلَيَّ قَالَ الْمُغِيرَةُ هَذَا فِي قَضَائِنَا حَسَنٌ لَا نَرَى بِهِ بَأْسًا

dari Jabir bin 'Abdullah radhiallahu'anhuma berkata, Aku ikut berperang bersama Rasulullah ﷺ lalu beliau menemuiku saat aku sedang menunggang unta milik kami yang sudah sangat lemah hampir tidak sanggup berjalan. Beliau bertanya kepadaku, "Ada apa dengan untamu?" Jabir berkata, Aku jawab, "Kelelahan." Jabir berkata, Maka Rasulullah ﷺ berbalik ke belakang lalu menuntun unta itu dan mendoakannya. Beliau terus saja berada di dekat unta hingga unta itu berjalan mendahului lalu beliau bertanya kepadaku, "Bagaimana pendapatmu tentang untamu sekarang?" Dia berkata, Aku jawab, "Bagus, dia telah mendapatkan barakah Tuan." Beliau berkata, "Apakah kamu mau menjuanya kepadaku?" Jabir berkata, "Aku malu, karena tidak ada lagi unta yang kami miliki selain itu." Jabir berkata, "Aku katakan, "Ya." Beliau berkata, "Juallah untamu kepadaku." Maka aku jual unta itu kepada beliau dengan ketentuan saya boleh tetap menungganginya sampai di Madinah. Jabir berkata, Aku katakan, "Wahai Rasulullah, aku mau nikah." Lalu aku meminta izin kepada beliau dan beliau mengizinkan aku." Lalu aku mendahului orang-orang menuju Madinah hingga ketika aku sudah sampai di Madinah aku menemui pamanku (saudara laki-laki ibu) lalu dia bertanya kepadaku tentang unta maka aku beritahu apa yang sudah aku lakukan dengan unta tersebut dan dia mencelaku." Jabir berkata, "Rasulullah ﷺ berkata kepadaku ketika aku meminta izin untuk menikah, "Kamu menikahi seorang gadis atau janda?" Aku jawab, "Aku menikahi seorang janda." Beliau berkata, "Mengapa kamu tidak menikahi gadis sehingga kau dapat bercengkerama dengannya dan diapun dapat bercengkerama dengan kamu." Aku katakan, "Wahai Rasulullah, bapakku telah meninggal dunia atau mati syahid dan aku memiliki saudara-saudara perempuan yang masih kecil-kecil dan aku khawatir bila aku menikahi gadis yang usianya sebaya dengan mereka dia tidak dapat membimbing mereka dan tidak dapat bersikap tegas terhadap mereka hingga akhirnya aku menikahi seorang janda agar dia dapat bersikap tegas dan membimbing mereka." Jabir berkata, "Setelah Rasulullah ﷺ sudah sampai di Madinah aku segera menemui beliau dengan menyerahkan unta dan beliau memberiku uang penjualan unta tersebut namun beliau juga mengembalikan unta tersebut kepadaku." Al Mughirah berkata, "Ini merupakan ketentuan kita yang baik dan kami memandangnya tidak ada masalah". (HR. Al-Bukhari no. 2967 dan Muslim no. 715)
Nabi memberikan kepada air liur kepada Ali dari sakit mata 

عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَأُعْطِيَنَّ الرَّايَةَ غَدًا رَجُلًا يَفْتَحُ اللَّهُ عَلَى يَدَيْهِ قَالَ فَبَاتَ النَّاسُ يَدُوكُونَ لَيْلَتَهُمْ أَيُّهُمْ يُعْطَاهَا فَلَمَّا أَصْبَحَ النَّاسُ غَدَوْا عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلُّهُمْ يَرْجُو أَنْ يُعْطَاهَا فَقَالَ أَيْنَ عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ فَقَالُوا يَشْتَكِي عَيْنَيْهِ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ فَأَرْسِلُوا إِلَيْهِ فَأْتُونِي بِهِ فَلَمَّا جَاءَ بَصَقَ فِي عَيْنَيْهِ وَدَعَا لَهُ فَبَرَأَ حَتَّى كَأَنْ لَمْ يَكُنْ بِهِ وَجَعٌ فَأَعْطَاهُ الرَّايَةَ...

Dari Sahal bin Sa'ad radhiallahu'anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, "Besok, sungguh aku akan menyerahkan bendera komando ini kepada seorang laki-laki yang lewat tangannya Allah memenangkan peperangan ini." (Sahal) berkata, "Maka orang-orang semalaman memperbin cangkan siapa diantara mereka yang akan diberikan kepercayaan itu." Pada pagi harinya, orang-orang telah berkumpul di hadapan Rasulullah ﷺ dan masing-masing berharap diberikan kepercayaan tersebut. Beliau berkata, "Mana 'Ali bin Abu Thalib?" Orang-orang menjawab, "Dia sedang sakit mata, wahai Rasulullah." Beliau berkata, "Datangilan dan bawa dia kemari." Tatkala 'Ali datang dengan matanya yang bengkak, Rasulullah ﷺ meludani mata Ali dan beliau mendoakannya maka seketika matanya sembuh seakan tidak ada bekas sakit sebelumnya. Akhirnya beliau menyerahkan bendera komando perang tersebut kepadanya. (HR. Al-Bukhari no. 3701 dan Muslim no. 2406)


Kedua:
Allah berikan kepada para Nabi sebelum Nabi Muhammad ﷺ
Sebagaimana dikatakan oleh Nabi Ibrahim:

﴿ وَبٰرَكْنَا عَلَيْهِ وَعَلٰٓى اِسْحٰقَۗ وَمِنْ ذُرِّيَّتِهِمَا مُحْسِنٌ وَّظَالِمٌ لِّنَفْسِهٖ مُبِيْنٌ ࣖ ١١٣ ﴾

Dan Kami limpahkan keberkahan kepadanya dan kepada Ishak. Dan di antara keturunan keduanya ada yang berbuat baik dan ada (pula) yang terang-terangan berbuat zalim terhadap dirinya sendiri. (QS. As-Shafaat: 113).

ALLAH MENJADIKAN KEBAROKAHAN DARI BERBAGAI AMALAN:
Pertama adalah: Amalan Salam

فَسَلِّمُوا۟ عَلَىٰٓ أَنفُسِكُمْ تَحِيَّةًۭ مِّنْ عِندِ ٱللَّهِ مُبَٰرَكَةًۭ طَيِّبَةًۭ ۚ

 
hendaklah kamu memberi salam (kepada penghuninya, yang berarti memberi salam) kepada dirimu sendiri, dengan salam yang penuh berkah dan baik dari sisi Allah. (QS. An-Nuur: 61)

Ucapan salam:

﴿ لِّيَشْهَدُوْا مَنَافِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللّٰهِ فِيْٓ اَيَّامٍ مَّعْلُوْمٰتٍ عَلٰى مَا رَزَقَهُمْ مِّنْۢ بَهِيْمَةِ الْاَنْعَامِۚ فَكُلُوْا مِنْهَا وَاَطْعِمُوا الْبَاۤىِٕسَ الْفَقِيْرَ ۖ ٢٨ ﴾

Agar mereka menyaksikan berbagai manfaat untuk mereka dan agar mere-ka menyebut nama Allah pada beberapa hari yang telah ditentukan atas rezeki yang diberikan Dia kepada mereka berupa hewan ternak. Maka makanlah sebagian darinya dan (sebagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir. (QS. Al-Hajj: 28)


Kedua: Makah dan Al-Madinah;

عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اللَّهُمَّ اجْعَلْ بِالْمَدِينَةِ ضِعْفَيْ مَا جَعَلْتَ بِمَكَّةَ مِنْ الْبَرَكَةِ  

Nabi ﷺ bersabda, "Ya Allah jadikanlah Madinah seperti Makkah, yang dimana Engkau telah menjadikannya (Makkah) penuh dengan barakah." (HR. Al-Bukhari no. 1185 dan Muslim no. 1369)

Ketiga: Negeri Syam

﴿ وَنَجَّيْنٰهُ وَلُوْطًا اِلَى الْاَرْضِ الَّتِيْ بٰرَكْناَ فِيْهَا لِلْعٰلَمِيْنَ ٧١ ﴾

Dan Kami selamatkan dia (Ibrahim) dan Luth ke sebuah negeri yang telah Kami berkahi untuk seluruh alam. (QS. Al-Anbiya: 71)
Di dalam tafsir ath-Thobari disebutkan bahwa yang dimaksud itu adalah negeri Syam. (lihat Tafsir ath-Thobari 16/310).

Keempat: Al-Yaman 

عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ ذَكَرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَأْمِنَا اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي يَمَنِنَا قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَفِي نَجْدِنَا قَالَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَأْمِنَا اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي يَمَنِنَا قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَفِي نَجْدِنَا فَأَظُنُّهُ قَالَ فِي الثَّالِثَةِ هُنَاكَ الزَّلَازِلُ وَالْفِتَنُ وَبِهَا يَطْلُعُ قَرْنُ الشَّيْطَانِ

dari Ibnu Umar mengatakan, Nabi ﷺ pernah memanjatkan doa, "Ya Allah, berilah kami barakah dalam Syam kami, ya Allah, berilah kami barakah dalam Yaman kami." Para sahabat berkata, 'ya Rasulullah, dan juga dalam Nejed kami!' Rasulullah ﷺ membaca doa, "Ya Allah, berilah kami barakah dalam Syam kami, ya Allah, berilah kami barakah dalam Yaman kami." Para sahabat berkata, 'Ya Rasulullah, juga dalam Nejed kami!' dan seingatku, pada kali ketiga, beliau bersabda, "Disanalah muncul keguncangan dan fitnah, dan disanalah tanduk setan muncul." (HR. Al-Bukhari no. 7094)

ALLAH MENJADIKAN  KEBAROKAH DALAM WAKTU:
1. Bulan Ramadhan
2. Lailatul Qadar
 
Hadits yang mulia:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُبَشِّرُ أَصْحَابَهُ قَدْ جَاءَكُمْ شَهْرُ رَمَضَانَ شَهْرٌ مُبَارَكٌ افْتَرَضَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ يُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَيُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ وَتُغَلُّ فِيهِ الشَّيَاطِينُ فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ

dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah ﷺ memberikan kabar gembira kepada sahabatnya, "Telah datang kepada kalian bulan Ramadan, bulan yang penuh berkah, bulan yang mana Allah mewajibkan kepada kalian puasanya. Pada bulan itu pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu jahanam ditutup, setan-setan dibelenggu, dan pada bulan itu ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan, maka barang siapa terhalang darinya sungguh ia telah terhalang dari kebaikan." (HR. Ahmad no. 7148, Shohihul Jami 1/72)

MACAM TABARUK DAN HUKUM-HUKUMNYA.
• Tabaruk Yang Disyariatkan 
• Tabaruk Yang Dilarang

Tabaruk Yang DIsyari’atkan ada empat syarat:
1. Ada Dalil-Dalil nash tentang kebarokahan dari yang dimintai kebarokahannya, maka tidak meminta kebarokahan kepada selain yang diberikan keberkahan.
Hal ini dibuktikan berdasarkan syari’atnya, akal sehat, dan pengalaman. Sesungguhnya jika seorang kehilangan sesuatu maka dia tidak bisa memberikannya (kepada orang lain); oleh karena itu, tidak masuk akal untuk belajar dari orang bodoh atau menerima kemurahan hati dari orang yang tidak punya apa-apa. Demikian pula, jangan mencari kebarokahan dari apa yang tidak diberikan kebarokahan.”  
2. Dalil-dalil kebolehan mencari keberkahan namun tidak semua yang  telah terbukti keberkahannya dibolehkan untuk meminta kebarokahan darinya. Telah disebutkan bahwa beberapa daerah, seperti Mekkah, Madinah, Siria, dan Yaman, diberkahi, namun mencari kebarokahan darinya tidak diperbolehkan.
Syaikh Ibrahim ar-Ruhaily hafizhahullah berkata:
“Akan tetapi, disyariatkan untuk mendekatkan diri kepada Allah melalui amal sholih, dan amal sholih itu ada pahalanya, seperti yang disebutkan dalam nash dalil. Meskipun demikian, orang yang beribadah di tempat-tempat  tersebut tidak dikatakan diberkahi  dengan termpat tersebut seperti mengatakan siapa yang beribadah di Mekkah maka ia diberkahi olehnya, dan siapa yang beribadah di Madinah maka ia diberkahi olehnya, Tapi dia diberikan kebarokahan dengan amal Sholih yang dilakukan ditempat-tempat  tersebut.

قال سماحة الشيخ محمد بن إبراهيم  رحمه الله : «فإن الذوات جعل الله فيها ما جعل من  البركة ولكن لا تصلح للتبرك بها إلا نبينا محمد ﷺ من أبعاضه كريقه، ولا يقاس على النبي غيره».

Syaikh Muhammad bin Ibrahim rahimahullah, “Pada hakikatnya Allah telah menempatkan pada mereka (individu tertentu) apa yang Allah jadikan kebarokahan, namun mereka tidak layak untuk dimintai kebarokahan kecuali Nabi kita Muhammad ﷺ, dari di antara sebagiannya seperti keringatnya, dan selain Nabi ﷺ tidak ada seorang pun yang dapat dibandingkan dengannya” (lihat fatawa wa rasail Syaikh Muhammad bin Ibrahim bin Abdul Latif Alu Syaikh 1/103).


3. Tabaruk atas jalan syar’i, 
contohnya yaitu ka’bah itu adalah diberkahi, namun bukan termasuk tabaruk yang disyari’atkan untuk mengusap kiswahnya, batu-batunya kecuali apa yang disyari’atkan untuk dicium.

4. Hendaknya orang yang diberi keberkahan berkeyakinan bahwa memperoleh keberkahan itu berasal dari Allah dan mencari keberkahan itu hanya sekedar usaha untuk mencapainya.

GAMBARAN TABARUK YANG DISYARI’ATKAN

1. Tabaruk dengan al-Qur’an, al-Qur’an itu mubarok sebagaimana firman Allah Ta’ala:

﴿ كِتٰبٌ اَنْزَلْنٰهُ اِلَيْكَ مُبٰرَكٌ لِّيَدَّبَّرُوْٓا اٰيٰتِهٖ وَلِيَتَذَكَّرَ اُولُوا الْاَلْبَابِ ٢٩ ﴾

Kitab (Al-Qur'an) yang Kami turunkan kepadamu penuh berkah agar mereka menghayati ayat-ayatnya dan agar orang-orang yang berakal sehat mendapat pelajaran. (QS. Shod: 29)
Begitupula dalil dari hadits Nabi ﷺ: tentang hadits Umamah al-Bahili: 

اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ اقْرَءُوا الزَّهْرَاوَيْنِ الْبَقَرَةَ وَسُورَةَ آلِ عِمْرَانَ فَإِنَّهُمَا تَأْتِيَانِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ كَأَنَّهُمَا غَمَامَتَانِ أَوْ كَأَنَّهُمَا غَيَايَتَانِ أَوْ كَأَنَّهُمَا فِرْقَانِ مِنْ طَيْرٍ صَوَافَّ تُحَاجَّانِ عَنْ أَصْحَابِهِمَا اقْرَءُوا سُورَةَ الْبَقَرَةِ فَإِنَّ أَخْذَهَا بَرَكَةٌ وَتَرْكَهَا حَسْرَةٌ وَلَا تَسْتَطِيعُهَا الْبَطَلَةُ
قَالَ مُعَاوِيَةُ بَلَغَنِي أَنَّ الْبَطَلَةَ السَّحَرَةُ

"Bacalah Al-Qur'an, karena ia akan datang memberi syafaat kepada para pembacanya pada hari kiamat nanti. Bacalah Zahrawain, yaitu surah Al-Baqarah dan Ali 'Imran, karena keduanya akan datang pada hari kiamat nanti, seperti dua tumpuk awan atau seperti dua kelompok burung yang sedang terbang dalam formasi hendak membela pembacanya. Bacalah Al-Baqarah, karena dengan membacanya akan memperoleh keberkahan, sementara tidak membacanya akan menyebabkan penyesalan dan dengan membacanya tidak akan dikuasai (dikalahkan) oleh tukang-tukang sihir." Mu'awiyah berkata, "Telah sampai (kabar) kepadaku bahwa Al Bathalah adalah tukang-tukang sihir." (HR. Muslim no. 804)

Begitu pula hadits tnetnag membaca al-Qur’an dari hadits Abdullah bin Mas’ud radhiallahu’anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لَا أَقُولُ الم حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلَامٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ

"Barang siapa membaca satu huruf dari Al-Qur'an, maka baginya satu pahala kebaikan, sementara satu pahala kebaikan itu akan dilipat gandakan menjadi sepuluh kali. Aku tak mengatakan ALIF LAAM MIIM itu satu huruf, akan tetapi ALIF satu huruf, LAAM satu huruf dan MIIM satu huruf." (HR. At-Tirmidzi no. 2910, dishohihkan Syaikh Al-Albani rahimahullah  di Shohih at-Tirmidzi no. 2910 dan Shohihul Jaami’ no. 2202).

Dan hadits ini menunjukkan tentang keberkahan dalam membaca al-Qur’an dan Allah lah yang akan memberikan ganjaran berlimpah  disetiap hurum dengan satu kebaikan dan dilipat gandakan kebaikan itu sampai sepuluh kali lipat semisalnya.

2. Tabaruk dengan Dzikir kepada Allah. 

Allah Ta’ala berfirman:

﴿ تَبٰرَكَ اسْمُ رَبِّكَ ذِى الْجَلٰلِ وَالْاِكْرَامِ ࣖ ٧٨ ﴾

Mahasuci nama Rabbmu Pemilik Keagungan dan Kemuliaan. (QS. Ar-Rahman : 78)

Dan dalam doa istiftah dalam Sholat: 

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ تَبَارَكَ اسْمُكَ وَتَعَالَى جَدُّكَ وَلَا إِلَهَ غَيْرُكَ

(ya Allah Yang Mahasuci, segala puji untuk-Mu, keberkahan pada nama-Mu, dan Yang Mahatinggi dan Mahabesar, Tiada Tuhan selain-Mu).  (HR. Ahmad no. 11473, Ibnu Majah no. 804, An-Nasai no. 899, Shohih dan Dho’if Ibni Majah no. 806).
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata:
‌فَإِنَّ ‌اسْمَ ‌اللَّهِ ‌مُبَارَكٌ ‌تُنَالُ ‌مَعَهُ ‌الْبَرَكَةُ

Maka sesungguhnya Nama Allah adalah Mubarok (mengandung keberkahan) maka akan didapati bersamanya kebarokahan. (Lihat Majmu’ al-Fatawa: 16: 322)

Dzikir kepada Allah itu adalah seagung-agungnya yang bisa didapat dengannya kebarokahan karena barokahnya Nama-nama Allah dan Sifat-sifat-Nya. Oleh karena itu dzikir kepada Allah akan mendapatkan pahala yang sangat besar. 

Semoga bermanfaat.

Bersambung ke tulisan selanjutnya, inSya Allah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar