Senin, 17 September 2018

Tafsir surat Al Ashr


Materi : Tafsir
Bab : Tafsir surat Al Ashr

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3)

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al ‘Ashr: 1-3).

📚 Faidah

1. Surat Al Ashr termasuk surat Makkiyah dan ada yg berpendapat termasuk surat Madaniyah, sebagaimana yang diungkapkan oleh Al-Imam Mujahid dan Qotadah rahimahumullah.

2. Imam Syafi'i berkata tentang surat ini :

لو فكر الناس كلهم هذه السورة لكفتهم

Klo seandainya seluruh manusia mau memikirkan dan 
merenungi surat ini, maka sdh cukup baginya.

Dalam riwayat lain disebutkan : 

لو لم  ينزل  غير هذه السورة لكغت الناس  

Sekiranya Allah Ta'ala tidak menurunkan ayat kecuali hanya surat ini, niscaya mencukupi bagi mereka  (Dalam urusan iman, amal dakwah dan bersabar dalam mengarungi dunia ini )

3. Kebiasaan para sahabat ketika bertemu dan sblm berpisah mereka membacakan surat ini, sebgai wasiat antara satu dgn yg lainnya.

4. Al Ashr artinya adalah masa / waktu scra umum. Dan Allah Ta'ala bersumpah dengan waktu dikarenakan waktu sangat berguna dalam kehidupan manusia dan keberuntungan atau kerugian seseorang tergantung bagaimana memanfaatkan waktu tersebut.

Ada juga yg mengartikan dgn waktu tersebut dengan waktu  ashar scra khusus, dikarenakan waktu asar memiliki keistimewaan yang sangat besar, sehingga Allah Ta'ala memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk menjaga sholat asar , dan terdapat sebuah hadis yang memperingatkan dari meninggalkan sholat asar :

من فاتته صلاة العصر فكأنما وتر أهله و ماله

" Barangsiapa yang meninggalkan sholat asar, maka seakan akan ia kehilangan keluarga dan hartanya ".

Dikatakan tentang keutamaan waktu asar dikarenakan hari jumat pada waktu tersebut Allah Ta'ala menciptakan moyang manusia yaitu Adam alaihi salam.

5. Allah bersumpah dgn waktu (baik scra umum/khusus) dlm ayat ini menunjukkan bahwa waktu merupakan nikmat yg utama. Dan waktu adalah modal utama bagi manusia, maka bsa jdi ia akan untung atau rugi.

6. Sesungguhnya manusia (kebanyakannya) dlm kerugian. Kecuali orang-orang yg beriman, beramal sholih dan saling menasihati dlm kebenaran dan kesabaran. 

7. Iman yang dituntut dalam ayat ini adalah mencakup iman kepada Allah Ta'ala baik dari sisi rububiyah  (Pengesaan Allah dalam hal mencipta, memiliki dan mengatur alam semesta ) dan keimanan terhadap Nama-nama serta sifat-sifat-Nya. 

Iman terhadap Malaikat-malaikat Allah Ta'ala yang telah diberikan tugas yang bermacam macam seperti pembawa wahyu, menurunkan rizki, mencabut nyawa, menjaga surga dan neraka, meniup sangkakala, mencatat amalan manusia, ber tasbih, ber sujud  dan seterusnya. ...

Iman terhadap Nabi Nabi dan Rasul-Nya yang di tugaskan menyampaikan risalah iman kepada umat manusia agar mereka selamat di dunia dan akhirat, seperti Nabi Adam hingga Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam. 

Iman terhadap Kitab-kitab yang Allah Ta'ala turunkan kepada Rasul-Nya diantara nya adalah Taurat, Zabur, Injil, dan Al-Qur'an Al-Karim sebagai petunjuk dan penawar bagi hati manusia. 

Iman terhadap Hari Akhir yaitu hari kiamat sebagai hari kebangkitan manusia sehingga mereka mendapatkan balasan yang setimpal dan hanya terdapat dua kelompok sebagai penghuni surga atau neraka yang kekal abadi. 

Iman terhadap Takdir yang baik dan yang buruk, bahwa manusia sebelum  terlahir, tepatnya di hari 120 dalam perut ibunya telah tertuliskan takdir nya, dan manusia tertuntut untuk beramal dan setiap takdir niscaya memudahkan untuk amalan menuju nya. Hendaknya senantiasa bersemangat dan memohon pertolongan kepada Allah Ta'ala dan tidak merasa lemah.

Untuk menjadi mukmin yang sejati senantiasa bersyukur tatkala mendapatkan kenikmatan dan bersabar tatkala mendapatkan ujian. 

8. Iman akan melahirkan amalan saleh dan suatu amalan dikatakan saleh  yaitu jika dikerjakan ikhlas karena Allah Ta'ala dan berdasarkan sunnah (contoh) Nabi Muhammad shollollahu 'alaihi wasallam.

9. Amal saleh akan melahirkan semangat nasehat menasehati dalam jalan kebenaran dan kebajikan sehingga seseorang sempurna dalam dirinya dan berusaha menebarkan kesempurnaan dan kebajikan untuk orang-orang sekitar nya dari istri anak nya, saudara kerabat nya, orang-orang yang dicintainya serta masyarakat luas yang ia tinggal di tempat nya, sehingga ia mendapatkan aman dan keamanan serta kenyamanan di dunia ini dan terhindar dari adzab dan petaka. 

Allah Ta'ala berfirman : 

وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِى ٱلْأَرْضِ كَمَا ٱسْتَخْلَفَ ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ ٱلَّذِى ٱرْتَضَىٰ لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّنۢ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا ۚ يَعْبُدُونَنِى لَا يُشْرِكُونَ بِى شَيْـًٔا ۚ وَمَن كَفَرَ بَعْدَ ذَٰلِكَ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْفَٰسِقُونَ ﴿٥٥﴾

"Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik." (Q.S.An-Nuur :55)

Allah Ta'ala berfirman : 

لَقَدْ كَانَ لِسَبَإٍ فِى مَسْكَنِهِمْ ءَايَةٌ ۖ جَنَّتَانِ عَن يَمِينٍ وَشِمَالٍ ۖ كُلُوا۟ مِن رِّزْقِ رَبِّكُمْ وَٱشْكُرُوا۟ لَهُۥ ۚ بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَرَبٌّ غَفُورٌ ﴿١٥﴾ فَأَعْرَضُوا۟ فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ سَيْلَ ٱلْعَرِمِ وَبَدَّلْنَٰهُم بِجَنَّتَيْهِمْ جَنَّتَيْنِ ذَوَاتَىْ أُكُلٍ خَمْطٍ وَأَثْلٍ وَشَىْءٍ مِّن سِدْرٍ قَلِيلٍ ﴿١٦﴾ ذَٰلِكَ جَزَيْنَٰهُم بِمَا كَفَرُوا۟ ۖ وَهَلْ نُجَٰزِىٓ إِلَّا ٱلْكَفُورَ ﴿١٧﴾

"Sesungguhnya bagi kaum Saba' ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan): "Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun"."
"Tetapi mereka berpaling, maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit dari pohon Sidr."
"Demikianlah Kami memberi balasan kepada mereka karena kekafiran mereka. Dan Kami tidak menjatuhkan azab (yang demikian itu), melainkan hanya kepada orang-orang yang sangat kafir".  (Q.S. Saba' :15-17)

Allah Ta'ala berfirman : 

وَضَرَبَ ٱللَّهُ مَثَلًا قَرْيَةً كَانَتْ ءَامِنَةً مُّطْمَئِنَّةً يَأْتِيهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِّن كُلِّ مَكَانٍ فَكَفَرَتْ بِأَنْعُمِ ٱللَّهِ فَأَذَٰقَهَا ٱللَّهُ لِبَاسَ ٱلْجُوعِ وَٱلْخَوْفِ بِمَا كَانُوا۟ يَصْنَعُونَ ﴿١١٢﴾  وَلَقَدْ جَآءَهُمْ رَسُولٌ مِّنْهُمْ فَكَذَّبُوهُ فَأَخَذَهُمُ ٱلْعَذَابُ وَهُمْ ظَٰلِمُونَ ﴿١١٣﴾

"Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezekinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat."
"Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka seorang rasul dari mereka sendiri, tetapi mereka mendustakannya; karena itu mereka dimusnahkan azab dan mereka adalah orang-orang yang zalim." (Q.S. An-Nahl :112-113)

10. Iman, amal saleh, mengajak kepada jalan kebenaran dan kebajikan mengharuskan untuk bersabar, wasiat mewasiatkan dalam kesabaran. 

Seseorang tidak akan meraih derajat iman tanpa kesabaran, seseorang tidak bisa meraih iman dan melakukan amal saleh tanpa kesabaran, dan seseorang tidak mungkin beriman, beramal saleh dan berdakwah kepada jalan kebenaran tanpa kesabaran. 

 Allah Ta'ala berfirman : 

وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَأْسِ ۗ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ

“Dan, orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan, mereka itulah orang-orang yang benar (imannya), dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa”. (Q.S. Al-Baqarah : 177)

 Allah Ta'ala berfirman : 

وَاللَّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ

“Dan, Allah mencintai orang-orang yang sabar”.(Q.S. Ali Imran : 146)

Allah Ta'ala berfirman : 

وَلَنَجْزِيَنَّ الَّذِينَ صَبَرُوا أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

“Dan, sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan”. (Q.S. An-Nahl : 96)

Allah Ta'ala berfirman : 

نَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ

“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas”. (Q.S. Az-Zumar : 10)

Allah Ta'ala berfirman : 

وَالْمَلَائِكَةُ يَدْخُلُونَ عَلَيْهِم مِّن كُلِّ بَابٍ سَلَامٌ عَلَيْكُم بِمَا صَبَرْتُمْ ۚ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ

“Sedang para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu, (sambil mengucapkan) :’Salamun ‘alaikum bima shabartum’. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu” (Q.S. Ar-Ra’d : 23-24)

“Dari Sa’id bin Abi Waqqash Radhiyallahu anhu, dia berkata. ‘Aku pernah bertanya : Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling keras cobaannya ?. Beliau menjawab. Para nabi, kemudian orang pilihan dan orang pilihan lagi. Maka seseorang akan diuji menurut agamanya. Apabila agamanya merupakan (agama) yang kuat, maka cobaannya juga berat. Dan, apabila di dalam agamanya ada kelemahan, maka dia akan diuji menurut agamanya. Tidaklah cobaan menyusahkan seorang hamba sehingga ia meninggalkannya berjalan di atas bumi dan tidak ada satu kesalahan pun pada dirinya”.(HR. At-Tirmidzi ) 

“Dari Abu Sa’id Al-Khudry Radhiyallahu anhu, dia berkata. ‘Aku memasuki tempat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan beliau sedang demam. Lalu kuletakkan tanganku di badan beliau. Maka aku merasakan panas ditanganku di atas selimut. Lalu aku berkata.’Wahai Rasulullah, alangkah kerasnya sakit ini pada dirimi’. Beliau berkata :’Begitulah kami (para nabi). Cobaan dilipatkan kepada kami dan pahala juga ditingkatkan bagi kami’. Aku bertanya.’Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berat cobaannya ?. Beliau menjawab. ‘Para nabi. Aku bertanya. ‘Wahai Rasulullah, kemudian siapa lagi?. Beliau menjawab.’Kemudian orang-orang shalih. Apabila salah seorang di antara mereka diuji dengan kemiskinan, sampai-sampai salah seorang diantara mereka tidak mendapatkan kecuali (tambalan) mantel yang dia himpun. Dan, apabila salah seorang diantara mereka sungguh merasa senang karena cobaan, sebagaimana salah seorang diantara kamu yang senang karena kemewahan”. ( HR. Ibnu Majah ) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar