Rabu, 27 Juli 2016

LOYALITAS DAN PERMUSUHAN

Alhamdulillah, wassholatu wassalamu ala Rosulillah, wa ba'du :

Sesungguhnya wala' atau loyalitas dan baro' atau permusuhan, merupakan rukun atau pondasi yang pokok dalam akidah dan menjadi syarat dari prasyarat kesempurnaan iman, yang kebanyakan para manusia lalai atau meremehkan perkara ini.

Adapun arti dari wala' atau loyalitas adalah : cinta kepada Allah Ta'ala dan Rasul-Nya beserta para sahabat dan orang-orang yang beriman yang merupakan ahli tauhid dan menolong mereka.

Baro' atau permusuhan adalah : memusuhi siapa saja yang memerangi Allah Ta'ala dan Rasul-Nya dan para sahabat dan kaum mukminin ahli tauhid, yaitu dari kalangan orang-orang kafir atau musyrik atau munafik serta pelaku bid'ah dan orang-orang fasik.

Maka, setiap mukmin ahli tauhid yang konsisten terhadap perintah dan menjauhi larangan syariat, wajib untuk di cintai dan loyal serta menolong mereka.

Dan setiap orang-orang yang menyelisihi mereka, wajib untuk di benci, dimusuhi dan menegakkan jihad terhadap mereka melalui lisan dan  hati kita, sesuai dengan kemampuan yang dimiliki setiap masing masing.

Allah Ta'ala berfirman :

وَٱلْمُؤْمِنُونَ وَٱلْمُؤْمِنَٰتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَآءُ بَعْضٍ ۚ يَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤْتُونَ ٱلزَّكَوٰةَ وَيُطِيعُونَ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥٓ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ ٱللَّهُ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ ﴿٧١﴾

" Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (Q.S. At-Taubah :71)

Allah Ta'ala berfirman :

لَّا يَتَّخِذِ ٱلْمُؤْمِنُونَ ٱلْكَٰفِرِينَ أَوْلِيَآءَ مِن دُونِ ٱلْمُؤْمِنِينَ ۖ وَمَن يَفْعَلْ ذَٰلِكَ فَلَيْسَ مِنَ ٱللَّهِ فِى شَىْءٍ إِلَّآ أَن تَتَّقُوا۟ مِنْهُمْ تُقَىٰةً ۗ وَيُحَذِّرُكُمُ ٱللَّهُ نَفْسَهُۥ ۗ وَإِلَى ٱللَّهِ ٱلْمَصِيرُ ﴿٢٨﴾

"Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya. Dan hanya kepada Allah kembali(mu)." (Q.S. Ali-Imran :28)

Allah Ta'ala berfirman :

لَّا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ يُوَآدُّونَ مَنْ حَآدَّ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ وَلَوْ كَانُوٓا۟ ءَابَآءَهُمْ أَوْ أَبْنَآءَهُمْ أَوْ إِخْوَٰنَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ كَتَبَ فِى قُلُوبِهِمُ ٱلْإِيمَٰنَ وَأَيَّدَهُم بِرُوحٍ مِّنْهُ ۖ وَيُدْخِلُهُمْ جَنَّٰتٍ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَا ۚ رَضِىَ ٱللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا۟ عَنْهُ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ حِزْبُ ٱللَّهِ ۚ أَلَآ إِنَّ حِزْبَ ٱللَّهِ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ ﴿٢٢﴾

" Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung." (Q.S. Al-Mujadilah :22)

Allah Ta'ala berfirman :

۞ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَتَّخِذُوا۟ ٱلْيَهُودَ وَٱلنَّصَٰرَىٰٓ أَوْلِيَآءَ ۘ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَآءُ بَعْضٍ ۚ وَمَن يَتَوَلَّهُم مِّنكُمْ فَإِنَّهُۥ مِنْهُمْ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلظَّٰلِمِينَ

" Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim." (Q.S. Al-Maidah :51)

Allah Ta'ala berfirman :

إِنَّمَا وَلِيُّكُمُ ٱللَّهُ وَرَسُولُهُۥ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱلَّذِينَ يُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤْتُونَ ٱلزَّكَوٰةَ وَهُمْ رَٰكِعُونَ ﴿٥٥﴾  وَمَن يَتَوَلَّ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ فَإِنَّ حِزْبَ ٱللَّهِ هُمُ ٱلْغَٰلِبُونَ ﴿٥٦﴾

" Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah)."
" Dan barangsiapa mengambil Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang pasti menang." (Q.S. Al-Maidah :55-56)

Allah Ta'ala berfirman :

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَتَّخِذُوا۟ ٱلَّذِينَ ٱتَّخَذُوا۟ دِينَكُمْ هُزُوًا وَلَعِبًا مِّنَ ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْكِتَٰبَ مِن قَبْلِكُمْ وَٱلْكُفَّارَ أَوْلِيَآءَ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ ﴿٥٧﴾

" Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi pemimpinmu, orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik). Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman."
(Q.S. Al-Maidah :57)

Allah Ta'ala berfirman :

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَتَّخِذُوٓا۟ ءَابَآءَكُمْ وَإِخْوَٰنَكُمْ أَوْلِيَآءَ إِنِ ٱسْتَحَبُّوا۟ ٱلْكُفْرَ عَلَى ٱلْإِيمَٰنِ ۚ وَمَن يَتَوَلَّهُم مِّنكُمْ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلظَّٰلِمُونَ ﴿٢٣﴾

" Hai orang-orang beriman, janganlah kamu jadikan bapa-bapa dan saudara-saudaramu menjadi wali(mu), jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan dan siapa di antara kamu yang menjadikan mereka wali, maka mereka itulah orang-orang yang zalim." (Q.S. At-Taubah :23)

Berloyal atau bermusuhan merupakan tali keimanan yang paling erat dan kokoh, yang merupakan amalan hati namun wajib untuk di nampakkan melalui lisan atau anggota badan .

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَوْثَقُ عُرَى اْلإِيْمَانِ: الْمُوَالاَةُ فِي اللهِ، وَالْمُعَادَاةُ فِي اللهِ، وَالْحُبُّ فِي اللهِ، وَالْبُغْضُ فِي اللهِ.

“Ikatan iman yang paling kuat adalah loyalitas yang kuat karena Allah dan permusuhan karena Allah, mencintai karena Allah dan membenci karena Allah.” ( HR. Abu Dawud )

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“من أحب لله وأبغض لله وأعطى لله ومنع لله فقد استكمل الإيمان”

“Barangsiapa yang mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah, dan tidak memberi karena-Nya, maka sungguh telah sempurna keimanannya“. ( HR. Abu Dawud )

Adapun kedudukan wala' atau berloyal dan baro'atau bermusuhan dalam syariat islam memiliki kedudukan yang sangat agung, dikarenakan memiliki beberapa  sebab, yaitu :

● loyal atau bermusuhan merupakan bagian dari makna syahadat la ilaha illallah.

Allah Ta'ala berfirman :

ٱللَّهُ وَلِىُّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ يُخْرِجُهُم مِّنَ ٱلظُّلُمَٰتِ إِلَى ٱلنُّورِ ۖ وَٱلَّذِينَ كَفَرُوٓا۟ أَوْلِيَآؤُهُمُ ٱلطَّٰغُوتُ يُخْرِجُونَهُم مِّنَ ٱلنُّورِ إِلَى ٱلظُّلُمَٰتِ ۗ أُو۟لَٰٓئِكَ أَصْحَٰبُ ٱلنَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَٰلِدُونَ ﴿٢٥٧﴾

" Allah kekasih orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, kekasih-kekasihnya  adalah syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya iman kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya." (Q.S. Al-Baqorah :257)

● wala' dan baro' merupakan syarat dalam keimanan.

Allah Ta'ala berfirman :

تَرَىٰ كَثِيرًا مِّنْهُمْ يَتَوَلَّوْنَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ ۚ لَبِئْسَ مَا قَدَّمَتْ لَهُمْ أَنفُسُهُمْ أَن سَخِطَ ٱللَّهُ عَلَيْهِمْ وَفِى ٱلْعَذَابِ هُمْ خَٰلِدُونَ ﴿٨٠﴾ وَلَوْ كَانُوا۟ يُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلنَّبِىِّ وَمَآ أُنزِلَ إِلَيْهِ مَا ٱتَّخَذُوهُمْ أَوْلِيَآءَ وَلَٰكِنَّ كَثِيرًا مِّنْهُمْ فَٰسِقُونَ

" Kamu melihat kebanyakan dari mereka tolong-menolong dengan orang-orang yang kafir (musyrik). Sesungguhnya amat buruklah apa yang mereka sediakan untuk diri mereka, yaitu kemurkaan Allah kepada mereka; dan mereka akan kekal dalam siksaan."
" Sekiranya mereka beriman kepada Allah, kepada Nabi (Musa) dan kepada apa yang diturunkan kepadanya (Nabi), niscaya mereka tidak akan mengambil orang-orang musyrikin itu menjadi penolong-penolong, tapi kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang fasik." (Q.S. Al-Maidah :80-81)

● Akidah wala' dan baro' merupakan tali keimanan yang paling kokoh. Sebagai mana Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَوْثَقُ عُرَى اْلإِيْمَانِ: الْمُوَالاَةُ فِي اللهِ، وَالْمُعَادَاةُ فِي اللهِ، وَالْحُبُّ فِي اللهِ، وَالْبُغْضُ فِي اللهِ.

“Ikatan iman yang paling kuat adalah loyalitas yang kuat karena Allah dan permusuhan karena Allah, mencintai karena Allah dan membenci karena Allah.” ( HR. Abu Dawud )

يقول الشيخ سليمان بن عبدالله بن محمد بن عبدالوهاب - رحمهم الله - : ( فهل يتم الدين أو يُقام عَلَم الجهاد أو علم الأمر بالمعروف والنهي عن المنكر إلا بالحب في الله والبغض في الله ، والمعاداة في الله ، والموالاة في الله ، ولو كان الناس متفقين على طريقة واحدة ، ومحبة من غير عداوة ولا بغضاء ، لم يكن فرقانًا بين الحق والباطل ، ولا بين المؤمنين والكفار ، ولا بين أولياء الرحمن وأولياء الشيطان ) .

Berkata Asy-Syaikh Sulaiman ibnu Abdullah ibnu Abdul Wahab rahimahumullah : " Apakah akan sempurna suatu agama, atau tegak suatu panji jihad, atau panji amar makruf nahi mungkar, kecuali dengan kokohnya cinta karena Allah dan benci karena Allah, loyal karena Allah dan bermusuhan karena Allah, sekiranya seluruh manusia bersepakat untuk satu jalan atau satu sisi, dan hanya loyal tanpa memusuhi lawannya, maka tidak akan dijumpai perbedaan antara yang hak dengan yang bathil, tidak ada perbedaan antara orang-orang mukmin dan orang-orang kafir, dan tidak ada perbedaan antara kekasih Allah Dzat Yang Maha Rohman dan antara kekasih syaiton ".

● loyal karena Allah Ta'ala dan membenci karena Allah Ta'ala merupakan sebab untuk meraih manis nya iman.

Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam bersabda :

ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ بِهِنَّ حَلاَوَةَ الإِيْمَانِ: مَنْ كَانَ اللَّهُوَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلَّهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الْكُفْرِ بَعْدَ أَنْ أَنْقَذَهُ اللَّهُ مِنْهُ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ

“Ada tiga hal yang apabila seseorang mendapatkan dalam dirinya, niscaya ia akan merasakan manisnya iman: hendaklah Allah dan Rasulnya lebih ia cintai daripada dirinya sendiri, hendaklah ia tidak mencintai seseorang kecuali karena Allah, hendaklah ia benci kepada kekufuran seperti bencinya untuk dilemparkan ke dalam neraka setelah Allah menyelamatkannya daripadanya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

● Wala' dan baro' merupakan pondasi dan kaidah pokok dalam membangun hubungan masyarakat muslim. 

Allah Ta'ala berfirman :

إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا۟ بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ ﴿١٠﴾

" Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat." (Q.S. Al-Hujurat :10)

● Merealisasikan ubudiyah wala' dan baro ' akan mendapatkan kecintaan Allah Ta'ala.

لما روى ابن عباس - رضي الله عنهما - قال : ( من أحب في الله وأبغض في الله ، ووالى في الله وعادى في الله ، فإنما تنال ولاية الله بذلك ) .

Berkata Abdullah ibnu Abbas radhiyallahu anhuma : " Barangsiapa yang cinta karena Allah, benci karena Allah, loyal karena Allah, memusuhi karena Allah, maka sesungguhnya kecintaan dari Allah diraih dengan cara ini ".

● Menyelisihi kaidah wala' dan baro' akan menyeret seseorang kedalam jurang kekufuran.

Allah Ta'ala berfirman :

۞ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَتَّخِذُوا۟ ٱلْيَهُودَ وَٱلنَّصَٰرَىٰٓ أَوْلِيَآءَ ۘ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَآءُ بَعْضٍ ۚ وَمَن يَتَوَلَّهُم مِّنكُمْ فَإِنَّهُۥ مِنْهُمْ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلظَّٰلِمِينَ ﴿٥١﴾

" Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim." (Q.S. Al-Maidah :51)

● Wala' dan baro' merupakan barometer keimanan, jika lemah, maka lemah pula kadar keimanan seseorang.

Allah Ta'ala berfirman :

وَدُّوا۟ لَوْ تَكْفُرُونَ كَمَا كَفَرُوا۟ فَتَكُونُونَ سَوَآءً ۖ فَلَا تَتَّخِذُوا۟ مِنْهُمْ أَوْلِيَآءَ حَتَّىٰ يُهَاجِرُوا۟ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ ۚ فَإِن تَوَلَّوْا۟ فَخُذُوهُمْ وَٱقْتُلُوهُمْ حَيْثُ وَجَدتُّمُوهُمْ ۖ وَلَا تَتَّخِذُوا۟ مِنْهُمْ وَلِيًّا وَلَا نَصِيرًا ﴿٨٩﴾

" Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka). Maka janganlah kamu jadikan di antara mereka penolong-penolong(mu), hingga mereka berhijrah pada jalan Allah. Maka jika mereka berpaling, tawan dan bunuhlah mereka di mana saja kamu menemuinya, dan janganlah kamu ambil seorangpun di antara mereka menjadi pelindung, dan jangan (pula) menjadi penolong". (Q.S. An-Nisaa ’ :89)

يقول الشيخ حمد بن عتيق - رحمه الله - : ( فأما معاداة الكفار والمشركين فاعلم أن الله سبحانه وتعالى قد أوجب ذلك ، وأكد إيجابه ، وحرم موالاتهم وشدد فيها ، حتى أنه ليس في كتاب الله تعالى حكم فيه من الأدلة أكثر ولا أبين من هذا الحكم بعد
وجوب التوحيد وتحريم ضده ) .

Asy-Syaikh Hamad ibnu Atiiq rahimahullah berkata : "  Adapun memusuhi orang-orang kafir dan musyrik, maka ketahuilah bahwasanya Allah Ta'ala telah mewajibkan hal itu, dan telah menegaskan kewajiban tersebut, serta telah mengharamkan berloyalitas kepada mereka, dan menegaskan perkara tersebut, bahkan tidak dijumpai di dalam kitab Allah suatu hukum yang berdalil yang lebih tegas dan lebih banyak dijumpai, dari perkara ini setelah anjuran tauhid dan larangan lawan dari tauhid ".

وقال شيخ الإسلام ابن تيمية : ( إن تحقيق شهادة أن لا إله إلا الله يقتضي أن لا يحب إلا لله ، ولا يبغض إلا لله ، ولا يواد إلا لله ، ولا يُعادي إلا لله ، وأن يحب ما أحبه الله ، ويبغض ما
أبغضه الله ) .

Asy-Syaikh Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata : " Sesungguhnya merealisasikan syahadat la ilaha illallah mengharuskan untuk tidak mencintai sesuatu kecuali hanya karena Allah Ta'ala semata, dan tidak membenci sesuatu kecuali hanya karena Allah Ta'ala semata, dan tidak loyal kecuali hanya karena Allah Ta'ala, dan tidak memusuhi kecuali karena Allah Ta'ala serta mencintai apa yang dicintai oleh Allah Ta'ala dan membenci apa yang di benci oleh Allah Ta'ala ".

Perbuatan loyal atau cinta  dan benci atau memusuhi orang-orang kafir dan orang-orang musyrik ada dua bentuk dan keduanya memiliki hukum yang berbeda, yaitu sebagai berikut :

■  At-Tawalli , yang berarti mencintai perbuatan syirik dan pelakunya, atau menolong, membantu dan mendukung mereka untuk melawan orang-orang mukmin, maka ini hukumnya adalah kekafiran yang besar yang dapat menyebabkan seseorang keluar atau murtad dari agama Islam.

Allah Ta’ala berfirman :

وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ

“Barangsiapa di antara kamu menjadikan mereka sebagai kekasih atau teman dekat, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka". (Q.S  Al-Maidah :51).

Al-Imam Al-Bhaghawy rahimahullah  berkata: “Keimanan seorang mukmin akan rusak dengan dia mencintai orang-orang kafir”.

As-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah telah menyebutkan hal ini termasuk hal-hal yang membatalkan keislaman seseorang dan beliau berargumentasi dengan ayat di atas.

■   Al-Muwa'laah, yang berarti saling berkasih-sayang dan bersahabat, lawannya saling bermusuhan dan membenci.

Asy-Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata: “Sesungguhnya Al-wilaayah yaitu loyalitas atau kecintaan adalah lawan dari Al-ada'wah yaitu  permusuhan, dan Al-wilaayah mengandung konsekwensi kecintaan dan kecocokan, sedangkan Al-‘ada'wah mengandung konsekwensi kebencian dan ketidak cocokan”.

Kaidah  dalam menggolongkan suatu perbuatan terjerumus dalam al-Muwa'laah adalah : jika seseorang mencintai orang-orang yang berbuat syirik karena urusan dunia semata dan tidak ada didalam nya unsur menolong agama dan keyakinannya. Ini hukumnya termasuk perbuatan dosa besar yang tidak sampai menjerumuskan pada  kekafiran.

Allah Ta’ala berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا عَدُوِّي وَعَدُوَّكُمْ أَوْلِيَاءَ تُلْقُونَ إِلَيْهِمْ بِالْمَوَدَّةِ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadikan musuh-Ku dan musuhmu sebagai teman-teman dekat yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam)  karena rasa kasih sayang”. (Q.S  Al-Mumtahanah:1)

Asy-syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata: “Terkadang seorang muslim mencintai orang kafir karena ada hubungan keluarga atau keperluan duniawi, maka kecintaan ini adalah perbuatan dosa yang mengurangi kesempurnaan imannya, akan tetapi tidak menjadikannya kafir yang mengeluarkan nya dari Islam, sebagaimana yang terjadi pada kisah  Ha'thib bin Abi Balta’ah ".

Maka perbedaan antara At-tawalli dan Al-muwa'laah adalah bahwa At-tawalli termasuk kekafiran besar yang menyebabkan pelakunya keluar atau murtad dari agama Islam, sedangkan Al-muwa'laah adalah dosa besar yang tidak sampai pada tingkat kekafiran.

Diantara contoh gambaran perbuatan Al-muwa'laah kepada orang-orang kafir sebagai berikut :

1. Meniru dan menyerupai orang-orang kafir dalam pakaian dan ucapan.
2. Tinggal di negri orang-orang kafir dan tidak hijrah ke negeri muslim dalam rangka menyelamatkan agama nya.
3. Bepergian dan berwisata ke negeri negeri kafir untuk memuaskan diri.
4. Menjadikan orang-orang kafir sebagai penasihat dan orang-orang kedekatan.
5. Menggunakan kalender orang-orang kafir serta menghidupkan adat mereka.
6. Memakai nama dengan nama-nama orang kafir.
7. Bangga dengan kemegahan dan akhlak orang kafir.
8. Memintakan ampunan dan mengucapkan salam kepada mereka.
9. Berbagi dan menerima pemberian serta hadiah yang mereka bagikan dalam hari-hari kebesaran mereka.

وعلى المسلم أن يحذر من أصحاب البدع والأهواء الذين امتلأت بهم الأرض ، ولْيتجنَّب الكفار وما يبثون من شبه وشهوات ، وليعتصم بحبل الله المتين وسنة نبيه الكريم . وعلى المسلم أن يفطِن إلى الفرق بين حسن التعامل والإحسان إلى أهل الذمة وبين بُغضهم وعدم محبتهم . ويتعيَّن علينا أن نبرهم بكل أمر لا يكون ظاهره يدل على مودات القلوب ، ولا تعظيم شعائر الكفر . ومن برهم لتُقبل دعوتنا : الرفق بضعيفهم ، وإطعام جائعهم ، وكسوة عاريهم ، ولين القول لهم على سبيل اللطف معهم والرحمة لا على سبيل الخوف والذلة ، والدعاء لهم بالهداية ، وينبغي أن نستحضر في قلوبنا ما جُبلوا عليه من بغضنا ، وتكذيب نبينا محمد - صلى الله عليه وسلم - .

Dan sepantasnya setiap muslim untuk senantiasa menjauh dari  orang-orang  kalangan ahli bid'ah dan pengikut hawa nafsu yang telah memenuhi penjuru dunia, dan terlebih orang-orang kafir yang telah menebarkan fitnah syubhat dan syahwat, dan masing-masing dari kita berpegang erat dengan tali Allah Ta'ala yang kokoh dan sunnah Nabi Sallallahu alaihi wa sallam yang terang benderang.

Dan setiap muslim hendaknya dapat membedakan antara perbuatan ihsan dan ber muamalah dengan baik kepada ahlu dzimmah yaitu orang-orang kafir yang tinggal di kekuasaan muslimin, dan antara membenci dan memusuhi mereka, dimana telah menjadi ketentuan bagi kita untuk berbuat baik kepada mereka selama tidak mengarah kepada condong dan loyal nya hati dan pengagungan terhadap panji-panji kekufuran.

Diantara perbuatan ihsan dan perilaku baik kepada mereka agar dakwah kita dapat diterima adalah : bersikap lembut terhadap orang-orang yang lemah diantara mereka, memberikan makanan kepada yang lapar, memberikan pakaian kepada yang membutuhkan, bertutur kata sopan dalam rangka berbuat lembut dan iba, tidak dalam rangka takut atau merendah, mendoakan mereka agar mendapatkan hidayah, dan tidak lupa kita senantiasa sadar bahwa mereka senantiasa memiliki kebiasaan membenci kita dan mendustakan Nabi kita Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam.

اللهم وفقنا للعمل بكتابك وسنة نبيك - صلى الله عليه وسلم - والسير على هداهما ، وحب الله ورسوله والمؤمنين وموالاتهم وبغض الكفار والمشركين ومعاداتهم .
وصلى الله وسلم على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين

Semoga Allah Ta'ala berkenan memberikan limpahan Taufiq kepada kita semua untuk beramal sesuai Kitab-Nya  dan sunnah Nabi-Nya, Shallallahu alaihi wa sallam dan berjalan diatas petunjuk kedua Nya dan senantiasa cinta dan loyal kepada Allah Ta'ala, Rasul Nya, dan orang-orang mukmin serta benci dan memusuhi orang-orang kafir dan musyrikin.

Dan semoga Sholawat dan salam tercurah kepada Nabi kita muhammad, keluarga, kerabat dan para sahabatnya semuanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar