Rabu, 03 Oktober 2018

TAFSIR SURAT AL QO'RIAH (HARI KIAMAT)

Surat Makkiyah, surat ke 101 terdiri dari 11 ayat.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

الْقَارِعَةُ (1) مَا الْقَارِعَةُ (2) وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْقَارِعَةُ (3) يَوْمَ يَكُونُ النَّاسُ كَالْفَرَاشِ الْمَبْثُوثِ (4) وَتَكُونُ الْجِبَالُ كَالْعِهْنِ الْمَنْفُوشِ (5) فَأَمَّا مَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ (6) فَهُوَ فِي عِيشَةٍ رَاضِيَةٍ (7) وَأَمَّا مَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ (8) فَأُمُّهُ هَاوِيَةٌ (9) وَمَا أَدْرَاكَ مَا هِيَهْ (10) نَارٌ حَامِيَةٌ (11)

1) Hari kiamat. 2) Apakah hari kiamat itu?  3) Tahukah kamu apakah hari kiamat itu?  4) Pada hari itu manusia seperti anai-anai yang bertebaran, 5) Dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan. 6) Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya. 7) Maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. 8) Dan adapun orang-orang yang timbangan (kebaikan)nya ringan. 9) maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. 10) Dan tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu? 11) (Yaitu) Api yang sangat panas.

Al-Imam Burhanuddin Al-Biqo'i rahimahullah berkata : " Maksud dari surat ini adalah menjelaskan tentang hari kiamat dengan menggambarkan keadaan permulaan dan akhir dari suasana nya, sehingga pada akhirnya manusia terbagi menjadi dua bagian yang selamat sebagai penghuni surga  dan yang  binasa tempatnya di neraka ".

Tatkala surat sebelumnya yaitu surat Al-A'diyaat disebutkan tentang kebangkitan, yaitu Firman Allah Ta'ala : 

     أَفَلَا يَعْلَمُ إِذَا بُعْثِرَ مَا فِى ٱلْقُبُورِ     وَحُصِّلَ مَا فِى ٱلصُّدُورِ 

"Maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur ?..."
dan dinampakkan apa yang ada di dalam dada ? ". (Q.S. Al-A'diyaat :9-10)

Maka mereka bertanya-tanya, kapan keadaan tersebut akan terjadi ??....

Maka dalam surat ini dijelaskan tentang jawaban pertanyaan tersebut, yaitu pada hari kiamat. 

Al-Qari'ah artinya adalah suara yang sangat keras yang memekakkan telinga, menggetarkan hati dan menjadikan seluruh makhluk takut dan ketakutan, dan itu merupakan tiupan sangkakala yang pertama.

Sebagaimana Allah Ta'ala berfirman : 

وَيَوْمَ يُنفَخُ فِى ٱلصُّورِ فَفَزِعَ مَن فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَن فِى ٱلْأَرْضِ إِلَّا مَن شَآءَ ٱللَّهُ ۚ وَكُلٌّ أَتَوْهُ دَٰخِرِينَ ﴿٨٧﴾

"Dan (ingatlah) hari (ketika) ditiup sangkakala, maka terkejutlah segala yang di langit dan segala yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Dan semua mereka datang menghadap-Nya dengan merendahkan diri." (Q.S. An-Naml :87)

Al-Qari'ah adalah nama lain dari hari kiamat, seperti Al-Haqqah, Al-Qiyaamah, At-Tommah, As-Sokhkhoh, Al-Ghosyiyah, dan lain-lainnya. 

Kemudian Allah Ta'ala menggambarkan tentang kedahsyatan dan melalui ayat selanjutnya :

وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْقَارِعَةُ

Tahukah kamu apakah hari kiamat itu?  

Tatkala keadaan yang digambarkan sangatlah dahsyat dan betapa mengerikan, sehingga sangatlah pantas untuk di tanyakan berulang-ulang dengan pertanyaan takjub, dikarenakan walaupun sangat sering disebutkan tentang kiamat, namun hakekat kejadian saat itu lebih dari sekedar apa yang dibayangkan, dikarenakan tidak pernah terjadi dan terlihat sebelumnya.

Kemudian digambarkan lebih mendalam tentang keadaan kiamat tersebut dalam firman-Nya :

يَوْمَ يَكُونُ النَّاسُ كَالْفَرَاشِ الْمَبْثُوثِ

(Yaitu) Pada hari manusia seperti anai-anai yang bertebaran. 

Mereka bertebaran bercerai-berai ke sana dan kemari karena kebingungan menghadapi huru-hara yang sangat menakutkan di hari itu, sehingga mereka mirip dengan anai-anai yang bertebaran.

Sebagaimana Allah Ta'ala terangkan dalam ayat serupa :
 

كَأَنَّهُمْ جَرادٌ مُنْتَشِرٌ 

seakan-akan mereka belalang yang beterbangan. (Q.S Al-Qamar: 7) 

Arti dari kalimat " Al-Firosy ", adalah serangga kecil yang berjatuhan dikarenakan mengelilingi api, dan manusia diserupakan dengan hewan yang berterbangan dari sana sini yang tidak ber arah lagi bergerombol yang pada akhirnya jatuh berguguran menghampiri nyala api yang sangat panas. 

Kemudian digambarkan lebih lanjut tentang keadaan hari kiamat dalam firman-Nya : 

وَتَكُونُ الْجِبَالُ كَالْعِهْنِ الْمَنْفُوشِ

" Dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan".

Tatkala gunung-gunung merupakan ciptaan Allah Ta'ala yang menjadi pasak bumi yang sangat dahsyat menjulang  tinggi ke langit yang terdiri dari bebatuan yang keras lagi kokoh, di hari itu akan tercabut dari tempat nya berterbangan seakan-akan seperti bulu domba yang ringan beterbangan yang menjadi sangat mudah sirna dan hancur lebur. 

Allah Ta'ala berfirman : 

وَتَرَى ٱلْجِبَالَ تَحْسَبُهَا جَامِدَةً وَهِىَ تَمُرُّ مَرَّ ٱلسَّحَابِ ۚ صُنْعَ ٱللَّهِ ٱلَّذِىٓ أَتْقَنَ كُلَّ شَىْءٍ ۚ إِنَّهُۥ خَبِيرٌۢ بِمَا تَفْعَلُونَ ﴿٨٨﴾

"Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."
(Q.S. An-Naml :88)

Allah Ta'ala berfirman : 

إِذَا ٱلشَّمْسُ كُوِّرَتْ ﴿١﴾ وَإِذَا ٱلنُّجُومُ ٱنكَدَرَتْ ﴿٢﴾ وَإِذَا ٱلْجِبَالُ سُيِّرَتْ ﴿٣﴾

"Apabila matahari digulung". "Dan apabila bintang-bintang berjatuhan ".

"Dan apabila gunung-gunung dihancurkan". (Q.S.At-Takwiir :1-3)

Kemudian Allah Ta'ala menggambarkan apa yang akan dialami oleh orang-orang yang beramal dan tempat kembali mereka berpulang, yang adakalanya di tempat yang terhormat dan adakalanya pula di tempat yang terhina sesuai dengan amal perbuatan masing-masing. 

Allah Ta'ala berfirman :

فَأَمَّا مَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ

"Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya".

Maksudnya, timbangan amal kebaikannya lebih berat daripada timbangan amal keburukannya.

Allah Ta'ala berfirman : 

فَهُوَ فِي عِيشَةٍ رَاضِيَةٍ

"maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan". 

Yakni berada di dalam surga.

Allah Ta'ala berfirman : 

وَأَمَّا مَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ

"Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya".

Yaitu timbangan amal keburukannya lebih berat daripada timbangan amal kebaikannya.

Allah Ta'ala berfirman : 

فَمَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ﴿١٠٢ وَمَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَٰئِكَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ فِي جَهَنَّمَ خَالِدُونَ﴿١٠٣﴾تَلْفَحُ وُجُوهَهُمُ النَّارُ وَهُمْ فِيهَا كَالِحُونَ﴿١٠٤﴾

“Barangsiapa yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang dapat keberuntungan Dan barangsiapa yang ringan timbangannya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka Jahannam Muka mereka dibakar api neraka, dan mereka di dalam neraka itu dalam keadaan cacat.” (QS. Al-Mu’minun:102-104)

Allah Ta'ala berfirman : 

وَنَضَعُ الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئاً وَإِن كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا وَكَفَى بِنَا حَاسِبِين

“Kami akan memasang timbangan yang tepat pada Hari Kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti Kami mendatangkan (pahala) nya. Dan cukuplah Kami sebagai Pembuat perhitungan.” (Q.S Al-Anbiya : 47)

Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda : 

 يوضع الميزان يوم القيامة فلو وزن فيه السماوات و الأرض لوسعت فتقول الملائكة : يا رب لمن يزن هذا ؟ فيقول الله تعالى : لمن شئت من خلقي فتقول الملائكة : سبحانك ما عبدناك حق عبادتك و يوضع الصراط مثل حد الموس فتقول الملائكة : من تجيز على هذا ؟ فيقول : من شئت من خلقي فيقول : سبحانك ما عبدناك حق عبادتك 

“Timbangan akan ditegakkan pada Hari Kiamat, seandainya pada hari itu langit dan bumi ditimbang maka akan mencakupnya.” Lalu malaikat bertanya: “Ya Allah untuk menimbang siapakah ini?” Allah Ta'ala menjawab: “Bagi makhluk-Ku yang Aku kehendaki.” Kemudian malaikat berkata: “Maha Suci Engkau ya Allooh. Kami belum menunaikan hak ibadah kepada Engkau dengan sesungguhnya, ya Allah.” Kemudian diletakkan Ash-Shirath (jembatan) seperti pisau yang tajam, dan kemudian malaikat berkata: “Siapa yang bisa meniti jembatan yang setajam ini?”. Allah Ta'ala menjawab: “Yang Aku kehendaki dari ciptaan-Ku.”Kemudian malaikat berkata: “Maha Suci Engkau, ya Allah, kami belum bisa menunaikan hak ibadah terhadap-Mu dengan sesungguhnya”. 

Asy-Syaikh Shalih al-Fauzan hafizhahullah berkata : “Penimbangan amalan-amalan hamba benar-benar akan terjadi dengan mizan hakiki yang memiliki dua daun timbangan, sebagaimana yang disebutkan oleh hadits-hadits. Akan tetapi, Allah lebih tahu tentang kaifiahnya atau bentuknya, karena hal ini termasuk perkara gaib yang akan terjadi di akhirat. Adapun makna yang jelas, yaitu mizan hakiki memiliki dua daun timbangan. Amalan kebaikan akan diletakkan pada satu sisi, sedangkan amalan kejelekan diletakkan pada sisi yang lain. Pemiliknya akan mendapatkan balasan yang baik atau buruk sesuai dengan amalan yang lebih berat.” 

Amalan yang akan memperberat timbangan pada hari kiamat :

1. Ucapan dua kalimat syahadat yang benar dan ikhlas dari hatinya sebagaimana disebutkan oleh sahabat  Abdullah bin ‘Amrin, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : 

يُصَاحُ بِرَجُلٍ مِنْ أُمَّتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى رُءُوسِ الْخَلاَئِقِ فَيُنْشَرُ لَهُ تِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ سِجِلاًّ كُلُّ سِجِلٍّ مَدَّ الْبَصَرِ ثُمَّ يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ هَلْ تُنْكِرُ مِنْ هَذَا شَيْئًا فَيَقُولُ لاَ يَا رَبِّ فَيَقُولُ أَظَلَمَتْكَ كَتَبَتِى الْحَافِظُونَ ثُمَّ يَقُولُ أَلَكَ عُذْرٌ أَلَكَ حَسَنَةٌ فَيُهَابُ الرَّجُلُ فَيَقُولُ لاَ. فَيَقُولُ بَلَى إِنَّ لَكَ عِنْدَنَا حَسَنَاتٍ وَإِنَّهُ لاَ ظُلْمَ عَلَيْكَ الْيَوْمَ فَتُخْرَجُ لَهُ بِطَاقَةٌ فِيهَا أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ قَالَ فَيَقُولُ يَا رَبِّ مَا هَذِهِ الْبِطَاقَةُ مَعَ هَذِهِ السِّجِلاَّتِ فَيَقُولُ إِنَّكَ لاَ تُظْلَمُ. فَتُوضَعُ السِّجِلاَّتُ فِى كِفَّةٍ وَالْبِطَاقَةُ فِى كِفَّةٍ فَطَاشَتِ السِّجِلاَّتُ وَثَقُلَتِ الْبِطَاقَةُ

“Dikatakan kepada seseorang dari umatku pada hari kiamat dihadapan kerumunan para manusia, lalu dibentangkan kartu catatan amalnya yang berjumlah 99 kartu. Setiap kartu jika dibentangkan sejauh mata memandang. Kemudian Allah Ta'ala menanyakan padanya : “Apakah engkau mengingkari sesuatu dari catatanmu ini?” Ia menjawab : “Tidak sama sekali wahai Rabbku.” Allah Ta'ala bertanya lagi : “Apakah yang mencatat hal ini berbuat zhalim terhadap mu?” Lalu ditanyakan pula :  “Apakah engkau punya uzur atau ada kebaikan di sisimu?” Dipanggillah laki-laki tersebut dan ia berkata : “Tidak.” Allah Ta'ala pun berfirman : “Sesungguhnya ada kebaikanmu yang masih kami catat. Sehingga kamu tidak termasuk orang zalim pada hari ini.” Lantas dikeluarkanlah satu bitoqoh (kartu catatan kebaikan) yang bertuliskan syahadat ‘laa ilaha ilallah wa anna muhammadan ‘abduhu wa rosulullah’. Lalu ia bertanya : “Bagaimana kartu ini dibandingkan bersama dengan catatan-catatanku yang penuh dosa tadi?” Allah berkata padanya : “Sesungguhnya engkau tidaklah terzalimi.” Lantas diletakkanlah kartu-kartu dosa di salah satu daun timbangan dan kartu catatan kalimat ‘laa ilaha illallah’ di daun timbangan lainnya.Ternyata daun timbangan penuh dosa tersebut terkalahkan dengan beratnya kartu catatan kalimat ‘laa ilaha illalah’ tadi ". (HR. Ahmad, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)

2. Akhlak yang baik, sebagaimana  Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda :

إِنَّ أَثْقَلَ شَيْءٍ فِي مِيْزَانِ الْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ خُلُقٌ حَسَنٌ، وَإِنَّ اللهَ يَبْغَضُ الْفَاحِشَ الْبَذِئَ

“Sesungguhnya sesuatu yang paling berat yang akan diletakkan di dalam timbangan amalan seorang hamba pada hari kiamat adalah akhlak yang baik, dan sesungguhnya Allah Ta'ala  membenci orang yang keji dan jelek ucapannya.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud)

3. Berzikir kepada Allah Ta'ala,  sebagaimana Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda :

كَلِمَتَانِ حَبِيبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ، خَفِيفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ، ثَقِيلَتَانِ فِي الْمِيزَانِ: سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ، سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيمِ

“Dua kalimat yang dicintai oleh ar-Rahman, ringan di lisan, berat di mizan: Subhanallahi wabihamdihih dan Subhanallahil ‘azhim.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :

الطُّهُورُ شَطْرُ الْإِيمَانِ وَالْحَمْدُ لِلهِ تَمْلَأُ الْمِيزَانَ

“Bersuci itu setengah dari iman, ucapan ‘alhamdulillah’ itu memenuhi mizan….” (HR. Muslim)

4. Memelihara kuda untuk berjihad di jalan Allah Ta'ala, sebagaimana Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda :

مَنِ احْتَبَسَ فَرَسًا فِي سَبِيلِ اللهِ إِيمَانًا بِاللهِ وَتَصْدِيقًا بِوَعْدِهِ فَإِنَّ شِبَعَهُ وَرِيَّهُ وَرَوْثَهُ وَبَوْلَهُ فِي مِيزَانِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Barang siapa memelihara dan mempersiapkan seekor kuda untuk berperang fi sabilillah karena iman kepada Allah Ta'ala dan membenarkan janji-Nya, maka kenyang dan tidak hausnya (kuda itu), kotoran dan air kencingnya menjadi kebaikan-kebaikan yang akan diletakkan di dalam timbangan amalannya pada hari kiamat.” (HR. Al-Bukhari)

Allah Ta'ala berfirman : 

فَأُمُّهُ هَاوِيَةٌ

"maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah".

Al-Imam Al-Hafiz Ibnu Katsir rahimahullah berkata : " Dikatakan, makna yang dimaksud ayat ini ialah terjatuh ke dalam neraka dengan kepala di bawah, yaitu neraka Jahanam. 

Dikatakan pula, makna yang dimaksud ialah tempat asal yang menjadi tempat kembalinya dan tempat ia berpulang adalah Hawiyah, yaitu nama lain dari neraka. 

Al-Imam Ibnu Jarir rahimahullah mengatakan bahwa sesungguhnya dikatakan Hawiyah sebagai tempat kembalinya, tiada lain karena tiada kembali baginya kecuali hanya kepadanya. 

Al-Imam Ibnu Zaid rahimahullah mengatakan bahwa Hawiyah adalah neraka yang merupakan tempat kembali dan tempat berpulang bagi orang yang amal keburukannya lebih berat daripada amal kebaikannya. 

Allah Ta'ala berfirman : 

نَارٌ حَامِيَةٌ

"(Yaitu) api yang sangat panas"

Yakni sangat panas lagi sangat kuat nyala dan gejolak apinya. 

Diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwasanya Rosulillah Sallallahu alaihi wa sallam bersabda : 

" نَارُ بَنِي آدَمَ الَّتِي تُوقِدُونَ، جُزْءٌ مِنْ سَبْعِينَ جُزْءًا مِنْ نَارِ جَهَنَّمَ". فَقَالَ رَجُلٌ: إِنْ كَانَتْ لَكَافِيَةً. فَقَالَ: "لَقَدْ فُضِّلَتْ عَلَيْهَا بِتِسْعَةٍ وَسِتِّينَ جُزْءًا حَرًّا فَحَرًّا"

" Api anak cucu Adam yang biasa kalian nyalakan merupakan suatu bagian dari tujuh puluh bagian api neraka Jahanam. Lalu seorang lelaki berkata : "Sesungguhnya satu bagian itu pun benar-benar sudah cukup." Maka Nabi Sallallahu alaihi wa sallam bersabda : "Sesungguhnya api neraka Jahanam itu lebih panas daripada api dunia dengan enam puluh sembilan kali kelipatannya, bagian demi bagiannya". ( HR. Ahmad ) 

Diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda : 

 "إِنَّ نَارَكُمْ هَذِهِ جُزْءٌ مِنْ سَبْعِينَ جُزْءًا مِنْ نَارِ جَهَنَّمَ، وَضُرِبَتْ بِالْبَحْرِ مَرَّتَيْنِ، وَلَوْلَا ذَلِكَ مَا جَعَلَ اللَّهُ فِيهَا مَنْفَعَةً لِأَحَدٍ"

"Sesungguhnya api kalian ini merupakan satu bagian dari tujuh puluh bagian api neraka Jahanam. Ia telah dicelupkan ke dalam laut sebanyak dua kali, seandainya tidak demikian, niscaya Allah tidak akan menjadikan padanya suatu manfaatpun bagi seseorang".(HR. Ahmad) 

Diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwasanya Rosulillah Sallallahu alaihi wa sallam bersabda : 

 "أَتُدْرُونَ مَا مَثَلُ نَارِكُمْ هَذِهِ مِنْ نَارِ جَهَنَّمَ؟ لَهِيَ أَشَدُّ سَوَادًا مِنْ دُخَانِ نَارِكُمْ هَذِهِ بِسَبْعِينَ ضِعْفًا"

 

"Tahukah kalian bagaimana perumpamaan api kalian ini bila dibandingkan dengan api neraka Jahanam. Sesungguhnya api neraka Jahanam itu lebih hitam asapnya daripada api kalian ini dengan tujuh puluh kali lipatnya". ( HR At-Thobrony ) 

Diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwasanya Rosulillah Sallallahu alaihi wa sallam bersabda : 

 "أُوقِدَ عَلَى النَّارِ أَلْفَ سَنَةٍ حَتَّى احْمَرَّتْ، ثُمَّ أُوقِدَ عَلَيْهَا أَلْفَ سَنَةٍ حَتَّى ابْيَضَّتْ، ثُمَّ أُوقِدَ عَلَيْهَا أَلْفَ سَنَةٍ حَتَّى اسْوَدَّتْ، فَهِيَ سَوْدَاءُ مُظْلِمَةٌ"

"Api neraka dinyalakan selama seribu tahun hingga memerah, kemudian dinyalakan lagi selama seribu tahun hingga memutih, kemudian dinyalakan lagi selama seribu tahun hingga menghitam, maka api neraka itu hitam lagi gelap". ( HR At-Tirmidzi dan Ibnu Majah ) 

Diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda : 

 "إِنَّ أَهْوَنَ أَهْلِ النَّارِ عَذَابًا مَنْ لَهُ نَعْلَانِ يَغْلِي مِنْهُمَا دِمَاغُهُ"

"Sesungguhnya ahli neraka yang paling ringan azabnya ialah seseorang yang mengenakan sepasang terompah, yang otaknya mendidih karenanya". ( HR. Ahmad ) 

Diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda :  

"اشْتَكَتِ النَّارُ إِلَى رَبِّهَا فَقَالَتْ: يَا رَبِّ، أَكَلَ بَعْضِي بَعْضًا، فَأَذِنَ لَهَا بنَفَسين: نَفَسٌ فِي الشِّتَاءِ، وَنَفَسٌ فِي الصَّيْفِ. فَأَشُدُّ مَا تَجِدُونَ فِي الشِّتَاءِ مِنْ بَرْدِهَا، وَأَشَدُّ مَا تَجِدُونَ فِي الصَّيْفِ مِنْ حَرِّهَا"

"Neraka mengadu kepada Tuhannya, untuk itu ia berkata : "Ya Tuhanku, sebagian dariku memakan sebagian yang lainnya, " maka diberi izin baginya untuk mengeluarkan dua kali hembusan napasnya, sekali di musim dingin dan yang sekali lagi di musim panas. Maka yang sangat dingin yang kamu jumpai di musim dingin bersumber darinya. Dan panas yang amat terik yang kamu jumpai di musim panas, berasal dari panasnya". ( HR. Al-Bukhari ) 

Diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda :  

"إِذَا اشْتَدَّ الْحُرُّ فَأَبْرِدُوا عَنِ الصَّلَاةِ، فَإِنَّ شِدَّةَ الْحَرِّ مِنْ فَيح جَهَنم"

"Apabila panas sangat terik, maka tundalah dari menunaikan sholat hingga panasnya menurun, karena sesungguhnya panas yang memuncak itu merupakan hembusan dari neraka Jahanam". ( HR. Al-Bukhari dan Muslim) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar