Jumat, 01 Februari 2019

KESUCIAN HATI DAN LISAN

Oleh As-Saikh Prof.DR Abdurrozak Al-Badr hafidhohullah Ta'ala. 

Alhamdulillah, wassholatu wassalamu ala Rosulillah, wa ba'du : 

Sesungguhnya diantara perangai dan sifat yang sangat agung yang dimiliki oleh seorang mukmin yang menunjukkan atas kesempurnaan iman dan agama serta akhlak yang luhur adalah bersihnya dada dan lisan mereka terhadap saudara nya kaum mukminin, sehingga tidak terdapat rasa hasad atau dengki atau iri hati dan tidak melakukan ghibah atau namimah atau dusta atau mencela dengan lisan-lisan mereka, dan tidak ada rasa di hati mereka kecuali rasa kasih sayang, cinta kebaikan, belas kasih, perbuatan ihsan, rasa iba dan penghormatan dan tidak akan terucap dari lisan mereka kecuali kalimat yang bermanfaat, ucapan yang baik dan seruan kejujuran. 

Mereka itulah orang-orang yang yang Allah Ta'ala berfirman kepada mereka : 

وَٱلَّذِينَ جَآءُو مِنۢ بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا ٱغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَٰنِنَا ٱلَّذِينَ سَبَقُونَا بِٱلْإِيمَٰنِ وَلَا تَجْعَلْ فِى قُلُوبِنَا غِلًّا لِّلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ رَبَّنَآ إِنَّكَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ ﴿١٠﴾

"Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: "Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang"."
(Q.S. Al-Hasyr :10)

Allah Ta'ala memberikan sifat kepada mereka dengan dua sifat yang agung dan perangai yang istimewa : 

Pertama,  berkaitan dengan lisan, yaitu lisan mereka tidak terucap kepada saudaranya kaum mukminin kecuali nasihat dan doa, " Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami ". 

Kedua, berkaitan dengan hati, dimana hati mereka bersih dari saudara mereka yang beriman sehingga tidak dijumpai rasa hasad, dengki, iri hati dan semisalnya. 

Sesungguhnya bersihnya hati dan lisan merupakan dalil yang sangat jelas dan bukti yang nyata akan kesempurnaan dan tinggi nya iman, sebagaimana terdahulu para generasi Salaf rahimahumullah menganggap orang yang paling afdal diantara mereka adalah orang-orang yang hati dan lisan nya bersih. 

Iyas ibnu Muawiyah ibnu Qurrah rahimahullah berkata : " Dahulu para salaf rahimahumullah beranggapan bahwa orang yang paling utama diantara mereka adalah orang yang paling memiliki hati yang bersih dan paling sedikit nya melakukan ghibah ".

Sufyan ibnu Dinar rahimahullah berkata : " Suatu hari aku bertanya kepada Abi Bisyr rahimahullah : " Kabarkan kepadaku tentang amalan amalan orang-orang sebelum kita ?  Maka dijawab : " Dahulu mereka beramal sederhana namun mereka mendapatkan pahala yang melimpah banyak ". 

Aku bertanya : “ Bagaimana bisa seperti itu?  

Maka dijawab : " Dikarenakan hati mereka bersih ".

Dan sebab yang menjadikan hati dan lisan mereka bersih adalah kuat nya hubungan hati mereka kepada Allah Ta'ala dan sikap ridho mereka yang sangat mendalam kepada Allah Ta'ala. 

Al-Imam Ibnu Qoyyim rahimahullah berkata : 

" إنه – أي الرضا عن الله – يفتح له باب السلامة فيجعل قلبه سليماً نقياً من الغش والدغل والغل ، ولا ينجو من عذاب الله إلا من أتى الله بقلب سليم . كذلك وتستحيل سلامة القلب مع السخط وعدم الرضا ، وكلما كان العبد أشد رضًا كان قلبه أسلم ، فالخبثُ والدغل والغش: قرين السخط ، وسلامة القلب وبرُّه ونصحه: قرين الرضا ، وكذلك الحسدُ هو من ثمرات السخط ، وسلامة القلب منه من ثمرات الرضا " ا.هـ .

" Sesungguhnya - yaitu ridho kepada Allah Ta'ala - akan membuka pintu kebersihan, sehingga menjadikan hati seseorang bersih suci dari penipuan, dengki dan rasa iri hati, dan sesungguhnya tidak ada yang selamat dari siksa neraka kecuali orang-orang yang menghadap kepada Allah Ta'ala dengan hati yang bersih. 

Demikian pula tidak akan mungkin hati seseorang bersih jika masih memiliki kemurkaan atau rasa ganjalan dan tidak ridho,  tatkala hati seseorang semakin ridho maka hati tersebut akan makin bersih, maka kekejian, kebusukan dan penipuan merupakan sahabat dari kemurkaan, sedangkan bersihnya hati, baiknya dan sucinya hati merupakan sahabat dari sifat ridho, maka rasa hasad yang tumbuh merupakan buah dan hasil dari kemurkaan dan sebaliknya, bersih nya hati merupakan buah dan hasil dari sifat ridho ".

Buah dari hati yang bersih dan selamat yang tidak lain dan bukan yang merupakan buah dari dari ridho, sangat banyak sekali dan tidak terhitung,  diantaranya akan mendatangkan ketentraman dan ketenangan jiwa ketika didunia, sedangkan tatkala di akhirat akan mendapat balasan yang istimewa dan pahala yang berlipat. 

لما دُخِل على أبي دجانة رضي الله عنه وهو مريض كان وجهه يتهلَّل ، فقيل له : ما لوجهك يتهلل ؟ فقال : ما من عملِ شيء أوثقُ عندي من اثنتين : كنت لا أتكلم فيما لا يعنيني ، والأخرى فكان قلبي للمسلمين سليماً .

Tatkala seseorang bertemu dengan Sahabat Abu Dujanah radhiyallahu anhu sedangkan ia dalam keadaan sakit dan wajah nya senantiasa terlihat berseri - seri,  maka dikatakan kepadanya : " Apa yang menjadikan wajah mu berseri ?, maka dijawab : "  Tidaklah aku melakukan suatu amalan yang menjadi tonggak amalan ku kecuali dua amalan : " Aku tidak berbicara sesuatu yang tidak bermanfaat dan hatiku selalu selamat dan bersih kepada kaum muslimin ".

Dan diantara amalan yang dapat membantu seorang muslim untuk meraih hati dan lisan yang bersih dan selamat terhadap saudara nya kaum muslimin : 

Mendekatkan diri kepada Allah Ta'ala dan selalu memohon dengan penuh kejujuran dan ikhlas serta melihat akan akibat kebaikan dan pungkasan yang indah di dunia dan akhirat dan melihat sisi buruk yang akan menimpa nya jika ia didalam hatinya terdapat kedengkian, iri hati dan hasad dan semisalnya. 

Dan telah sah riwayat dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam doa doa yang banyak tentang permintaan agar diberikan hidayah hati dan keselamatan hati serta ketetapan hati. 

Diriwayatkan oleh Sahabat Zaid ibnu Arqom radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berdoa : 

 (( ... اللَّهُمَّ آتِ نَفْسِي تَقْوَاهَا وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا ... اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ وَمِنْ قَلْبٍ لَا يَخْشَعُ ...)) 

Artinya : " Ya Allah, berikanlah jiwa ku ketakwaan dan sucikanlah, Engkau adalah sebaik-baik Dzat Yang mensucikan nya. .....

Ya Allah, aku berlindung kepada Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat dan dari hati yang tidak khusuk. ....". 

( HR. Muslim ) 

Dan diriwayatkan oleh Sahabat Anas radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam banyak berdoa : 

 (( يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ ))

Artinya : "  Wahai Dzat Yang Membolak balikkan hati, teguhkanlah hatiku diatas agama Mu ". 

( HR. At-Tirmidzi ) 

Dan diriwayatkan oleh Sahabat Ibnu Abbas radhiyallohu anhuma,  bahwasanya Rosulillah Sallallahu alaihiwa sallam mengucapkan doa : 

 (( اللَّهُمَّ اجْعَلْ فِي قَلْبِي نُورًا ))

Artinya : " Ya Allah, berikanlah didalam hatiku cahaya ". 

( HR. Al-Bukhary dan Muslim ) 

Yang menjadi kewajiban setiap muslim adalah berusaha untuk berjuang melawan hawa nafsunya dengan sepenuh hati dalam rangka memperbaiki kondisi hati dan mensucikan nya serta membersihkan jiwa dari segala bentuk yang mengotori hati dan syahwat yang keji dan berbagai kehendak yang tidak berujung dan senantiasa berusaha sabar sepanjang hidupnya hingga berjumpa dengan Allah Ta'ala dengan hati yang bersih nan suci. 

Dan diantara doa yang agung lagi bermanfaat dalam menggapai hati dan lisan yang suci adalah : 

 ما ثبت عن أبي هريرة رضي الله عنه قال : قَالَ أَبُو بَكْرٍ : يَا رَسُولَ اللَّهِ مُرْنِي بِشَيْءٍ أَقُولُهُ إِذَا أَصْبَحْتُ وَإِذَا أَمْسَيْتُ ؟ قَالَ : (( قُلْ : اللَّهُمَّ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَاطِرَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّ كُلِّ شَيْءٍ وَمَلِيكَهُ ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِي وَمِنْ شَرِّ الشَّيْطَانِ وَشِرْكِهِ  - وفي رواية أخرى : وَأَنْ أَقْتَرِفَ عَلَى نَفْسِي سُوءًا أَوْ أَجُرَّهُ إِلَى مُسْلِمٍ - قَالَ : قُلْهُ إِذَا أَصْبَحْتَ وَإِذَا أَمْسَيْتَ وَإِذَا أَخَذْتَ مَضْجَعَكَ ) ) 

Yang diriwayatkan oleh Sahabat Abu Hurairah radhiallahu anhu, bahwasanya Sahabat Abu Bakar As-Siddik radhiyallahu anhu bertanya kepada Rosulullah Sallallahu alaihi wa sallam, wahai Rasulullah, ajarkan kepada diri ku sesuatu yang hendaknya aku ucapkan bila datang waktu pagi dan petang ? , maka Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda : 

" Allahumma ‘aalimal ghoybi wasy syahaadah faathiros samaawaati wal ardh. Robba kulli syai-in wa maliikah. Asyhadu alla ilaha illa anta. A’udzu bika min syarri nafsii wa min syarrisy syaythooni wa syirkihi, wa an aqtarifa ‘alaa nafsii suu-an aw ajurruhu ilaa muslim ".

Artinya:
“Ya Allah, Yang Maha Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, wahai Rabb pencipta langit dan bumi, Rabb segala sesuatu dan yang merajainya. Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Engkau. Aku berlindung kepadaMu dari kejahatan diriku, setan dan balatentaranya dan aku (berlindung kepada-Mu) dari berbuat kejelekan terhadap diriku atau menyeretnya kepada seorang muslim.” 

- Dibaca ketika pagi, petang dan bila berbaring tidur -

( HR. At-Tirmidzi dan Abu Dawud ) 

Didalam hadist yang agung ini terkandung makna meminta perlindungan kepada Allah Ta'ala dari suatu keburukan dan sebab-sebab nya, dan tujuan yang akan berdampak mendapat suatu keburukan. 

 Dikarenakan keburukan bisa jadi datang dari diri sendiri ataupun dari setan, sehingga hendaknya berlindung kepada Allah Ta'ala dari keduanya. 

((أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِي وَمِنْ شَرِّ الشَّيْطَانِ وَشِرْكِهِ )).

Adapun tujuan yang akan berdampak mendapat keburukan bisa jadi kembali kepada diri sendiri atau orang lain. 

Maka dibutuhkan untuk mengucapkan doa ini :

((وَأَنْ أَقْتَرِفَ عَلَى نَفْسِي سُوءًا أَوْ أَجُرَّهُ إِلَى مُسْلِمٍ ))  .

Maka hadist ini mengandung permohonan perlindungan kepada Allah Ta'ala terhadap sumber sumber keburukan dan tujuan yang akan menimpa keburukan tersebut. 

Maka Maha Suci Allah, alangkah sempurnanya doa ini dan luasnya cakupan doa ini dan alangkah baiknya doa ini jika dirutinkan untuk dibaca setiap pagi dan petang dan ketika berbaring tidur, sebagaimana yang telah dianjurkan oleh Nabi Sallallahu alaihi wa sallam. 

                           ********

Tidak ada komentar:

Posting Komentar