Minggu, 17 Mei 2020

PERJALANAN MENUJU ALLAH TA`ALA


As-Saikh Prof.DR Abdurrozak Al-Badr hafidhohullah Ta'ala.

Alhamdulillah, wassholatu wassalamu ala Rosulillah, wa ba'du;

Sesungguhnya seorang mukmin dalam mengarungi kehidupan dunia ini berjalan menuju suatu tujuan, dan tujuan ini adalah menggapai ketaatan Allah Ta'ala dan meraih keridhoan Dzat Yang Maha Agung serta merealisasikan ubudiyah penghambaan kepada Allah Ta'ala, sehingga ia berjalan didalam kehidupannya untuk mengenal Robb nya, nama dan Sifat-Sifat Nya yang menunjukkan akan kebesaran dan keagungan Tuhan nya dan mengesakan peribadatan murni ditujukan kepada Allah Ta'ala.

Allah Ta'ala berfirman, " Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)". Katakanlah: "Apakah aku akan mencari Tuhan selain Allah, padahal Dia adalah Tuhan bagi segala sesuatu. Dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitakan-Nya kepadamu apa yang kamu perselisihkan". ( QS Al - An ' am 162-164 ).

Jalan seorang mukmin dalam perjalanan ini memiliki dasar dan tujuan, adapun dasarnya adalah berjalan diatas ketaatan dan ubudiyah setahap demi setahap hingga ajal menjemput nya dalam keadaan istiqomah diatas ketaatan.

Allah Ta'ala berfirman, "  Dan Kami sungguh-sungguh mengetahui, bahwa dadamu menjadi sempit disebabkan apa yang mereka ucapkan. maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan jadilah kamu di antara orang-orang yang bersujud (shalat). dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal) ". ( QS Al-Hijr 97-99 ).

Adapun tujuan akhir bagi seorang mukmin adalah surga Allah Ta'ala.
Allah Ta'ala berfirman, " Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa ". ( QS Ali-Imran 133 ).

Sesungguhnya surga merupakan tujuan dari cita-cita dan pungkasan akhir, yang di dalamnya terdapat kenikmatan yang kekal abadi, kesenangan yang hakiki, suatu tempat yang suci, tidak pernah dipandang oleh mata, terdengar di telinga, terpikirkan oleh pikiran.

Jika penduduk surga telah memasuki surga maka Allah Ta'ala berfirman kepada para penduduk nya, sebagaimana diriwayatkan dalam shohih Muslim, " Apakah kalian menghendaki agar Aku menambah kenikmatan?....Mereka mengatakan: " Bukankah Engkau telah menjadikan wajah kami bercahaya dan Engkau telah masukkan kami kedalam surga dan dijauhkan dari neraka. ..?", Maka dibukalah hijab, dan tidak ada kenikmatan yang lebih mereka sukai dari melihat kepada wajah Allah Azza wa Jalla ".
Kita memohon kepada Allah Ta'ala agar merasakan kelezatan melihat wajah Nya, dan rindu bertemu dengan Nya.

Sesungguhnya perjalanan menuju Allah Ta'ala membutuhkan penggerak dan penyemangat, sebagaimana dijelaskan oleh para ulama bahwa penggerak hati seorang mukmin yang jujur ada tiga perkara yaitu: mahabbah atau rasa cinta, roja' atau berharap, dan khouf atau rasa takut.

Adapun mahabbah, maka sesungguhnya rasa cinta ini yang akan menjadikan seseorang mukminin berjalan di atas shiroth Al mustakim yaitu jalan yang lurus dan senantiasa istiqomah berjuang diatas nya.

Adapun roja' atau berharap merupakan nakhoda bagi seorang mukmin dalam mengarungi suatu perjalanan hidup.

Adapun khouf maka ini merupakan kendali yang akan menahan diri dari terjerumus kedalam jalan yang bengkok.

Tiga perkara ini terkumpul dalam firman Allah Ta'ala, " Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya; sesungguhnya azab Tuhanmu adalah suatu yang (harus) ditakuti ". ( QS Al - Isra' 57 ).

Dalam perjalanan menuju Allah Ta'ala disana dibutuhkan amalan yang menjadi tonggak dan pilar utama yaitu fardhu-fardhu dan wajibat yang dijumpai dalam ajaran agama islam serta menjauhi segala larangan dan dosa yang akan mendatangkan kemurkaan Dzat Al-Malik Al- Allam.

Tiada sesuatu yang paling utama untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta'ala dari menjalankan perkara fardhu dan kewajiban agama.

Diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhary dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu anhu, dari Nabi Sallallahu alaihi wa sallam, bahwa Allah Ta'ala berfirman, " Barang siapa yang memusuhi para wali-Ku, sungguh Aku telah mengumandangkan peperangan terhadap nya, dan tidaklah seseorang hamba mendekatkan diri kepada Ku dengan sesuatu yang lebih Aku sukai dari pada melakukan perbuatan wajib yang Aku perintahkan atasnya dan senantiasa hamba Ku mendekatkan diri kepada Ku dengan mengerjakan amalan amalan sunnah hingga Aku mencintai nya, sekiranya Aku mencintai nya niscaya Aku sebagai pendengaran nya tatkala ia mendengar, sebagai penglihatan nya tatkala ia melihat, sebagai tangan nya tatkala ia memegang, sebagai kakinya tatkala ia melangkah, jika ia meminta kepada-Ku, niscaya akan Aku penuhi, dan jika ia memohon perlindungan kepada-Ku, niscaya akan kuberikan perlindungan kepada nya ". ( HR Bukhary ).

Dalam suatu perjalanan menuju Allah Ta'ala tentu disana dijumpai hambatan yang senantiasa akan menghampiri nya sehingga seseorang sepantasnya memiliki rasa harapan terhadap rahmat Allah Ta'ala dan cemas akan hukuman yang Allah timpakan kepada dirinya.

Secara singkat, bahwa hambatan dan rintangan yang utama ada tiga perkara, yaitu:

Pertama, perbuatan syirik dan menyekutukan Allah Ta'ala, dan agar kita selamat dari nya hendaknya senantiasa Mengikhlaskan diri kepada Allah Ta'ala semata murni agama.

Kedua, adalah perbuatan bid'ah dan perkara yang diada-adakan, dan supaya bisa terhindar darinya adalah senantiasa mengikuti petunjuk Rosulillah Sallallahu alaihi wa sallam.
Ketiga, yaitu perbuatan maksiat dengan aneka ragam nya, jika kita terjebak di dalamnya maka jalan keluar nya adalah bertaubat dari dosa tersebut dan berniat kuat agar menjauhi segala perbuatan yang menjerumuskan kepadanya.

Jalan menuju Allah Ta'ala disana dijumpai banyak penghalang dan aral melintang yang sepatutnya seorang mukmin berhati-hati agar perjalanannya tidak putus ditegah jalan.

Diantara penghalang utama adalah setan yang terkutuk -semoga kita diselamatkan Allah Ta'ala dari godaan nya- sehingga banyak dijumpai ayat dalam Al-Qur'an yang memberikan peringatan akan makar dan tipu daya setan yang menjadi musuh bebuyutan anak cucu Adam yang senantiasa menggoda dari sisi depan, belakang, kanan, kiri, dan berusaha untuk menjerumuskan kedalam kesesatan hingga berpaling dari agama Allah Ta'ala dan menjauh dari jalan yang lurus dan ketaatan.

Nabi Sallallahu alaihi wa sallam bersabda, " Sesungguhnya setan senantiasa berusaha untuk menjerumuskan anak cucu Adam dengan beraneka ragam cara ".
Yaitu ia berusaha menggoda dan mencegah manusia yang berbuat ketaatan hingga merasa bosan dan meninggalkan ketaatan.

Demikian juga dijumpai bala tentara setan dari jin dan manusia yang sangat banyak sekali tidak terhitung semoga kita diberikan perlindungan Allah Ta'ala dari gangguan mereka.

Untuk menempuh perjalanan menuju jalan Allah Ta'ala tidak sepantasnya kita berlambat lambat, malas, bosan, akan tetapi hendaknya bersemangat dan bersegera dan berlomba didalam ketaatan sehingga akan meraih kemenangan dan keberuntungan yang besar.

Seorang manusia dalam mengarungi kehidupan dunia ini dibatasi dengan ajal, sehingga jika ajal seseorang telah datang maka tidak mungkin untuk ditunda.

Dan orang yang beruntung adalah orang yang senantiasa mempersiapkan diri dengan amal sebelum ajal menjemput nya.
Semoga Allah Ta'ala memberikan kekuatan untuk memperbanyak amal kebajikan hingga kita menggapai ridho Allah Ta'ala dan semoga kita dapat istiqomah diatas jalan yang lurus.

📘📘📔📔📔📘📘

Tidak ada komentar:

Posting Komentar