Jumat, 26 November 2021

LIMA UCAPAN JIKA DI LAFADZKAN TATKALA SAKARATUL MAUT MAKA TIDAK AKAN TERSENTUH API NERAKA

خمس من رزقهن عند موته لم تمسه النار

LIMA UCAPAN JIKA DI LAFADZKAN TATKALA SAKARATUL MAUT MAKA TIDAK AKAN TERSENTUH API NERAKA 


oleh As Syaikh Prof DR Abdurrozak Al Badr hafidhohullahu Ta´ala.

Al Imam Ibnu Majah meriwayatkan dalam Sunnannya dari Al Aghorr Abi Muslim, bahwasanya ia Abu Hurairah dan Abu Said radhiyallahu anhuma bahwasanya keduanya menyaksikan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

((إِذَا قَالَ الْعَبْدُ : «لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ» ، قَالَ : يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ : «صَدَقَ عَبْدِي؛ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنَا، وَأَنَا اللهُ أَكْبَرُ». 
وَإِذَا قَالَ الْعَبْدُ: «لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ»، قَالَ: «صَدَقَ عَبْدِي؛ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنَا وَحْدِي» . 
وَإِذَا قَالَ: «لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ»، قَالَ: «صَدَقَ عَبْدِي، لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنَا وَلاَ شَرِيكَ لِي». 
وَإِذَا قَالَ: «لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ»، قَالَ: «صَدَقَ عَبْدِي؛ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنَا، لِيَ الْمُلْكُ، وَلِيَ الْحَمْدُ» . 
وَإِذَا قَالَ: «لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ» ، قَالَ : «صَدَقَ عَبْدِي؛ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنَا ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِي»)).
قَالَ أَبُو إِسْحَاقَ: ثُمَّ قَالَ الأَغَرُّ شَيْئًا لَمْ أَفْهَمْهُ، قَالَ: فَقُلْتُ لأَبِي جَعْفَرٍ: مَا قَالَ؟ فَقَالَ: «مَنْ رُزِقَهُنَّ عِنْدَ مَوْتِهِ لَمْ تَمَسَّهُ النَّارُ».

Apabila seorang hamba berkata: Lha ilaha illallahu wallahu akbar ( Tiada sesembahan yang hak kecuali hanya Allah dan Dia adalah Dzat Yang Maha Besar), berkata: Allah Ta'ala berfirman: Benar hambaku, tiada sesembahan yang hak kecuali Aku,dan Aku adalah Dzat Yang Maha Besar. 

Dan jika seorang hamba berkata: Lha ilaha illallahu wahdahu ( Tiada sesembahan yang hak kecuali hanya Allah saja), maka Allah Ta'ala berfirman: Benar hambaku, tiada sesembahan yang hak kecuali hanya Aku saja. 

Dan jika seorang hamba berkata: Lha ilaha illallahu la syarikat lahu (Tiada sesembahan yang hak kecuali hanya Allah tiada sekutu bagi Nya), maka Allah Ta'ala berfirman: Benar hambaku, tiada sesembahan yang hak kecuali Aku, tiada sekutu bagi Ku.

Dan jika seorang hamba berkata: Lha ilaha illallahu lahu mulku walahul hamdu (Tiada sesembahan yang hak kecuali hanya Allah, bagi Nya kerajaan seluruh nya dan bagi Nya segala pujian), maka Allah Ta'ala berfirman: Benar hambaku tiada sesembahan yang hak kecuali Aku, bagi ku seluruh kerajaan dan bagi Ku segala pujian. 

Dan jika seorang hamba berkata : Lha ilaha illallahu wa haula wala kuwwata illallahu billah ( Tiada sesembahan yang hak kecuali hanya Allah dan tiada daya dan kekuatan kecuali datang dari Allah), maka Allah Ta'ala berfirman : Benar hambaku, tiada sesembahan yang hak kecuali Aku dan tiada daya dan kekuatan kecuali datang dari Ku.

Abu Ishak berkata, Al Aghorr berkata sesuatu yang tidak aku pahami, kemudian aku bertanya kepada Abu Ja'far : perkataan apakah itu? Ia menjawab : Barangsiapa yang dikaruniai ucapan tersebut diatas ketika sakratul maut niscaya dia tidak akan tersentuh oleh api neraka. 

Al Imam At Tirmidzi rahimahullahu meriwayatkan hadits ini dan dicantumkan pada bab : Apa yang seyogyanya diucapkan oleh seorang hamba jika sedang sakit. 

Dan dalam lafadz nya disebutkan : Barangsiapa yang mengucapkan kalimat ini ketika sedang sakit kemudian meninggal maka ia tidak akan tersentuh oleh api neraka. 

Dan diriwayatkan oleh Al Imam An Nasa'i disana terdapat tambahan lafadz: Dan menghitung nya kelima dzikir tersebut dengan ruas jari tangan nya. 

Dan dalam riwayat disebutkan pula: Dan Allah Ta'ala akan membenarkan kelima ucapan dzikir nya. 

Al Imam Ibnul Qoyyim rahimahullahu menyebutkan dalam faidah-faidah berdzikir: Bahwa berdzikir merupakan sebab bagi Allah Ta'ala untuk membenarkan hamba Nya, karena hamba tersebut mengkhabarkan tentang Allah Ta'ala dari sifat-sifat Nya Yang Maha Sempurna, jika memberitakan pasti akan dibenarkan oleh Allah Ta'ala dan jika dibenarkan oleh Allah Ta'ala maka tidak akan dikumpulkan bersama orang-orang yang pendusta dan hanya dipertemukan dengan orang-orang yang jujur. 

Kemudian beliau melanjutkan ucapan nya: Dan  merupakan bentuk kecintaan hamba kepada Allah Ta'ala maka seorang hamba memberikan sanjungan dan pujian kepada Nya dan Dzat Yang Disanjung membenarkan sifat sifat yang Maha Sempurna tersebut. 

Dan dengan ini Al Imam Ibnu Hibban rahimahullahu memberikan judul hadist didalam kitab shohih nya: Melantunkan dzikir jika seorang hamba muslim  menyebutnya maka niscaya Allah Ta'ala akan membenarkan nya.

Adapun lafadz " Barang siapa yang melantunkan nya tatkala sakarat maut maka niscaya ia tidak akan tersentuh oleh api neraka ". 

Al Imam As Sinndiy rahimahullahu menyebutkan dalam penjelasan Sunnan Ibnu Majah berkata: Yaitu siapa saja yang Allah Ta'ala berikan karunia untuk melantunkan kalimat ini ketika sakratul maut (sebelum meninggal) maka niscaya ia tidak akan mendapatkan siksa neraka dan akan dimasukkan ke dalam surga bersama orang-orang baik, semoga kita diberikan taufik untuk mendapatkan kemuliaan ini. 

Al Imam As Syaukani rahimahullahu berkata menjelaskan dalam karyanya Tuhfatuz  Za'kiriin: Dalam keutamaan ini, bahwasanya kalimat diatas mengandung ucapan tauhid sebanyak lima kali, sebagaimana tercantum dalam hadits hadits yang shohih bahwa siapa saja yang meninggal dunia dalam keadaan tidak mensekutukan Allah Ta'ala sedikitpun niscaya ia akan masuk ke dalam surga berdasarkan sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam, " Barang siapa yang akhir ucapan nya LHA ILAHA ILLALLAHU niscaya ia akan masuk surga ". 

Dan sangat banyak sekali riwayat riwayat yang serupa dari para sahabat yang dicantumkan dalam shohih Al Bukhari, Muslim dan selain kedua nya. 

Al Imam Al Mubarokafuriy rahimahullahu berkata: " Dan dalam hadits menunjukkan dalil bahwa kalimat ini jika dilantunkan oleh seorang hamba ketika dalam keadaan sakit dan kemudian ia wafat, yaitu menjadi pungkasan khotimah kebaikan di akhir ucapan tatkala kondisi sadar tanpa paksaan baginya, maka ia tidak akan tersentuh oleh api neraka walaupun ia memiliki dosa dosa maksiat sebelum nya, niscaya akan terhapus dengan kalimat tersebut seluruhnya. 

As Syeikh Al Utsaimin rahimahullahu menerangkan dalam karyanya Sarah Riyadus Sholihin: " Seyogyanya bagi setiap insan untuk membiasakan lantunan dzikir ini dan memperbanyak nya ketika dalam keadaan sakit hingga dirinya dapat mengakhiri umurnya dengan kebaikan sekiranya Allah menghendaki dan Allah Ta'ala yang memberikan limpahan taufik ".

Ayahanda As Syaikh Abdul Muhsin Al Badr hafidhohullahu memerintahku menuliskan ucapannya: " Dzikir yang agung ini telah disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ahlu Sunnan (Al Imam At Tirmidzi, Abu Dawud, An Nasa'i dan Ibnu Majah) dan yang lainnya serta di sahkan oleh kalangan Ahli Ilmu, Yang didalamnya terkandung lima dzikir yang berupa kalimat Tahlil yang disambung dengan puji pujian kepada Allah Ta'ala yang hanya berhak dimiliki Allah Ta'ala. 

Dan Al Imam Al Bukhari rahimahullahu dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu anhu yang dimana Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda: " Dua kalimat yang ringan di lisan, berat dalam timbangan mizan hari kiyamat dan dicintai oleh Dzat Yang Maha Rohman, Subhanallah Al Adhim, Subhanallah wa bihamdihi (Maha suci Allah Dzat Yang Maha Agung, Maha suci Allah dan segala pujian pujian Nya), dan kalimat tahlil yang lima ini sangat layak untuk ditambahkan tiga sifat yang ada dalam hadits. 

Dan sungguh As Syaikh Abdurrozaq hafidhohullahu telah berupaya untuk yang terbaik dalam mengingatkan keutamaan hadits yang mulia ini dan menyebar luaskan dan sesungguhnya peringatan merupakan suatu manfaat yang agung bagi orang orang yang yang beriman, maka seyogyanya setiap muslim memperhatikan dengan baik lantunan dzikir ini terlebih tatkala sedang diberikan ujian sakit dan hanya Allah Ta'ala yang berhak memberikan taufik. 

Dahulu As Syaikh Ahmad Abu Ubaidah Al Mahrizy Al Marakisyi rahimahullahu sangat sering memberikan wasiyat agar selalu melantunkan dzikir ini dalam karya nya "Wirdul Ikhtishor" , berkata: Jangan pernah engkau terlupakan dari dzikir yang singkat ini Dan hendaklah senantiasa merenungkan kandungan nya ".

Kemudian beliau melanjutkan penjelasan nya :" Dan perbedaan antara dzikir ini dan lafadz hadits, " Barang siapa yang akhir ucapan nya LHA ILAHA ILLALLAHU niscaya ia akan masuk surga ", memungkinkan hadits ini memberikan jaminan untuk masuk surga walaupun ia mendapatkan siksa terlebih dahulu di neraka, sedangkan dzikir yang terdahulu memberikan jaminan untuk tidak tersentuh oleh api neraka, sehingga lantunan dzikir yang lima terdahulu bila diucapkan tatkala menjelang wafat memiliki keutamaan yang lebih dan terdapat karunia yang utama.  

Dan sungguh Allah Ta'ala memberikan karunia yang agung (kepada beliau) diberikan kesempatan  untuk mengucapkan dzikir tersebut tatkala menjelang kematian menjadi pungkasan terakhir bahkan diberikan bimbingan tatkala nyawa hendak berpisah dan menjadi ucapannya  terakhir, hingga beliau orang yang hendak meninggal memberikan talqin kepada orang lain yang akan wafat, semoga Allah Ta'ala mengampuni dosa mereka berdua dan seluruh orang orang yang wafat dari kaum muslimin. 

Maka dzikir ini adalah sangat agung yang penuh berkah sepantasnya setiap muslim untuk memperhatikan nya dan memperbanyak melantunkan nya dan agar senantiasa menjadikan sebagai tujuan utama dan cita cita yang semoga kita diberikan karunia untuk melantunkan nya tatkala akhir kehidupan kita hingga meraih husnul khotimah yang dapat memasukkan kita kedalam surga golongan yang pertama bersama orang-orang baik tanpa tersentuh oleh api neraka. 

Dan semoga Allah Ta'ala memberikan taufik kepada kita dan tiada sekutu bagi Nya. 

والله الموفق وحده لا شريك له.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar