Senin, 07 Oktober 2013

RIBA

Dahulu zaman jahiliyah riba berkembang dan bertumbuh subur, hingga mereka menganggap sebagai mesin pencetak laba yang amat besar, bahkan tatkala salah seorang diantara mereka berkehendak melunasi hutangnya maka dikatakan, "Engkau hendak melunasi atau menambah riba?". Sekiranya tidak dilunasi maka akan ditambahkan biaya tambahan sekaligus diperpanjang masa pelunasan. Berkata Al-Imam At-Thobary dengan sanad di dalam tafsirnya meriwayatkan dari Mujahid berkata, "Dahulu di masa jahiliyah seseorang berkata kepada yang dimintai hutang, 'Engkau akan aku tambai sekian dan sekian tambahan jika engkau memberi perpanjangan pelunasan kepadaku' " - Ja'miul Bayan 3/67-

Telah dijumpai banyak dalil Al Kitab dan As-Sunnah yang memperingatkan dari riba, bahkan perkara tersebut telah diharamkan di setiap Al-Kitab yang diturunkan kepada para Nabi dan Rasul. Allah Ta'ala berfirman: "Dan Allah telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan perbuatan riba". (QS.Al-Baqoroh: 275).

Allah Ta'ala berfirman, "Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kalian kepada Allah dan tingalkan apa yang masih tersisa dari perbuatan riba, jika kalian benar-benar beriman. Jika sekiranya kalian tidak meninggalkannya, maka kumandangkan peperangan dari Allah dan Rasul-Nya". (QS.Al-Baqoroh: 278-279).

Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Allah melaknati pemakan riba, pemberi riba, pencatat riba, kedua saksi transaksi riba, mereka semua sama". (HR.Muslim dan Tirmidzy). Kalimat laknat dalam segala aktifitas riba di atas menunjukkan bahwa riba termasuk dari dosa besar.

Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas radhiyallahu'anhu, "Bahwa Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam melarang menjual buah-buahan hingga telah matang", dan berkata, "Apabila muncul perbuatan zina dan riba pada suatu kampung, sungguh penduduk tersebut telah menghalalkan Adzab atas diri mereka". (HR.Al-Hakim).

Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, dari Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam, "Jauhilah oleh kalian tujuh perkara yg akan membawa kebinasaan". "Apa itu wahai Rosulullah?" Beliau bersabda, "Berbuat syirik, sihir, membunuh suatu jiwa dengan tanpa hak, memakan hasil riba, memakan harta anak yatim, berpaling dari peperangan, menuduh wanita baik berbuat zina". (HR.Bukhary dan Muslim).

Dari Samuroh ibnu Jundub radhiyallahu'anhu, bersabda Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam, "Sesungguhnya tadi malam aku didatangi dua malaikat, berkata kepadaku, pergilah bersamaku, maka sampailah pada suatu sungai yang airnya merah darah, di tepi sungai terdapat seseorang yang telah menumpuk bebatuan besar disampingnya, tiba-tiba muncul seseorang yang tengah berenang di sungai tersebut dan dilempari batu pada mulutnya, maka ia kembali ketempat semula, dan jika ia berenang maka dilempari kembali dan menyumpal mulutnya dan begitu seterusnya. Maka Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bertanya kepada kedua Malaikat tersebut, "Siapa dia?" Maka dijawab, "Ia pemakan riba". (HR.Bukhary).

Dari sahabat Ibnu Mas'ud radhiyallahu'anhu bahwa Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda," Tidaklah seseorang berbanyak harta dari riba kecuali dipenghujung urusannya menjadi lenyap ". (HR.Ibnu Majah).

Tatkala seseorang terhimpit riba maka hendaknya ia mencari solusi yang terbaik, yaitu kembali ke jalan Allah, dimana Allah Ta'ala telah berfirman: "Siapakah yang mampu mengabulkan panjatan doa tatkala dalam keadaan terjepit dan menyingkap kesusahan ???". (QS An-Naml: 62)

Allah Ta'ala berfirman: "Dan barang siapa bertaqwa kepada Allah niscaya diberikan padanya jalan keluar, dan dikaruniai rizki dari jalan yang tidak ia sangka-sangka, dan barang siapa bertawakal kepada Allah maka Dia-lah pencukup segala urusannya". (QS.At-Tholaq: 2-3).

Seorang muslim hendaknya terus-menerus berusaha berpegang dengan syari'at dalam segala urusannya, melaksanakan kewajiban dan menghindari perkara haram dan makruh, melakukan perbuatan mustahab dan mubah sesuai kebutuhan dan tidak berlebihan, dan berhati-hati dalam perkara syubhat yang dikhawatirkan terjerumus dalam perkara terlarang.

Dari sahabat Nu'man ibnu Basyir radhiyallahu'anhu, ia mendengar Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya halal sangat jelas, dan haram sangat jelas, dan diantara keduanya terdapat perkara samar yang tidak diketahui kebanyakan manusia, dan barang siapa menjauhi syubhat maka ia telah menjaga diri dan agamanya. Dan barang siapa terperangkap dalam perkara syubhat maka ia terjerumus dalam perkara haram, seperti penggembala ternak disekitar tapal batas, dikawatirkan terjerumus dalam larangan. Ketahuilah setiap Raja memiliki batasan, ketahuilah batasan Allah adalah apa yang telah diharamkan, ketahuilah di setiap jasad terdapat segumpal daging, jika baik maka baik seluruh badannya, dan jika buruk maka buruklah seluruh anggaota tubuhnya, gumpalan daging tersebut adalah hati". (HR Bukhary dan Muslim).

Berkata Imam An-Nawawy, "Para ulama' sepakat akan agungnya hadist ini, memiliki banyak faidah dan tergolong dalam hadist yang menjadi pondasi ajaran islam, bahkan berkata sekumpulan Ahli Ilmi, hadist ini sepertiga ajaran agama islam, yaitu hadist di atas,  hadist tentang amal bertumpu pada niat dan hadist tentang termasuk baiknya seseorang adalah menjauhi perkara yang tidak berguna". (HR Malik dalam kitab Al-Muwatho').

Sabtu, 05 Oktober 2013

QURBAN

Berqurban atau yang dikenal dengan 'udhiyah adalah sesuatu yang disembelih di waktu dhuha atau sesuatu yang disembelih dari hewan onta, sapi atau domba dalam rangka ibadah mendekatkan diri kepada Allah di hari Ied Qurban. Hukum melakukan ibadah ini paling tidak sunnah muakkadah, bahkan sebagian ahli ilmu berpendapat wajib bagi yang mampu.

Allah Ta'ala berfirman: "Dan setiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (qurban) agar mereka menyebut nama Allah atas rezeki yang dikaruniakan Allah kepada mereka yang berupa hewan ternak. Maka Tuhan-mu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan sampaikan (wahai Muhammad) kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk dan patuh (kepada Allah)". (QS Al-Hajj: 34).

Di dalam melaksanakan ibadah ini tentu kita tidak sembarangan berqurban, tentu memilih dan memilah mana yang layak dipersembahkan kepada Allah dan mana yang tidak pantas. Paling tidak harus cukup umur dan selamat dari cacat dan tidak terlalu kurus yang mana bertolak belakang dari makna berqurban.

Allah Ta'ala berfirman: "Demikianlah, Dan barang siapa yang mengagungkan Syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya hal itu timbul dari ketaqwaan hati".(QS. Al-Hajj: 32).

 Berkata Ibnu Katsir dlm tafsirnya, "Termasuk dalam ayat ini mengagungkan hewan qurban yang mana memilih yang paling baik paling gemuk paling mahal. Berkata Abu Umamah ibn Sahl, "Kami dahulu di Madinah memilih yang paling berharga(mahal) dan kaum muslimin di hari itu memilih yang paling tinggi harganya". (HR Bukhary).

Dan Allah Ta'ala menegaskan di dalam ayat yang muliya yang sepantasnya kita memperhatikannya, "Tidak akan sampai daging (hewan kurban) dan darahnya kepada Allah, akan tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketaqwaan kamu. Demikianlah Dia mengaruniakannya untukmu agar kamu mengagungkan Allah atas petunjuk yang Dia berikan kepadamu. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik".(QS.Al-Hajj: 37).

Berkata Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya 10/70, "Allah Ta'ala mengatakan, "Sesungguhnya disyariatkan bagi kalian berkurban dan menyembelih sembelihan, agar kalian ingat kepada-Nya tatkala menyembelih, karena Dia adalah Sang Pencipta dan Pemberi Rizki, dan tidak akan butuh pada daging dan darahnya sedikitpun, dikarenakan Ia adalah Dzat Yang Maha Kaya atas selainnya.

 Dahulu di zaman jahiliyah, bilamana mereka menyembelih untuk tuhan-tuhan mereka, mereka menaruh daging dan darah di hadapan berhala mereka dan memerciki darah padanya. Maka dalam syariat islam Allah tegaskan, "Tidak akan sampai daging dan darah tersebut kepada Allah sedikitpun".

AMALAN SUNNAH DI BULAN DZULHIJJAH

Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sebaik-baik hari di dunia adalah sepuluh hari di bulan Dzulhijjah".(HR.Al-Bazzar dan Ibnu Hibban dan disahkan Imam Al-Albany).

Bilamana kita mengetahui keutamaan bulan ini, bahwasanya ini adalah suatu kesempatan emas yang Allah berikan kepada kita, maka sepantasnya kita mengisi hari-hari ini dengan penuh semangat dan mengkhususkan perhatian padanya dan berlomba di dalam kebaikan, sebagaimana pernyataan orang-orang salaf, diantaranya Abu Utsman An-Nahdy bercerita, "Dahulu para Salaf, senantiasa mengagungkan sepuluh hari yang tiga, yang pertama: Sepuluh hari akhir Ramadhon, yang kedua: Sepuluh hari awal Dzulhijjah, yang ketiga: Sepuluh hari di awal Muharrom.

Diantara Amal-amal salih sebagai berikut:

1. Menunaikan manasik Haji dan Umroh bagi yang Allah berikan kemampuan. Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Umroh ke umroh berikutnya akan menghapus antara keduanya, dan haji mabrur tidak ada balasannya kecuali surga".(HR Bukhary dan Muslim)

2. Berpuasa, dimana Allah berfirman dalam hadist Qudsy, "Setiap amal anak Adam untuknya pribadi, kecuali puasa sesungguhnya ini untuk-Ku, dan Aku akan balasi dengannya". (HR.Bukhari-Muslim).

Dan Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam telah mengkhususkan puasa di hari Arofah di sepuluh hari tersebut, dan bersabda, "Puasa hari Arofah aku berharap kepada Allah agar diampuni setahun sebelumnya dan setahun sesudahnya". (HR.Muslim).

Diantara amal-amal yang dianjurkan untuk memperbanyak di bulan nan suci ini adalah:

3. Sholat, dikarenakan sholat merupakan amal yang paling mulia, dan banyak dalil yang menganjurkannya, oleh karenanya diwajibkan agar menjaga sholat pada waktunya dengan berjamaah, Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, meriwayatkan dari Allah Ta'ala: "Senantiasa seseorang hamba mendekatkan diri dengan mengerjakan nafilah (sholat sunnat) hingga aku mencintainya". (HR Bukhari)

 4. Memperbanyak Takbir-Tahmid-Tahlil-Dzikir
Diriwayatkan dari Ibnu Umar radhiyallahu'anhu dari Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Tidak ada hari yang lebih muliya di sisi Allah dan tidak ada amal yang paling dicintai Allah dari hari-hari yg sepuluh ini, maka perbanyaklah dari Tahlil,Takbir,Tahmid". (HR Ahmad)

Berkata Imam Bukhari, "Dahulu Ibnu Umar dan Abu Hurairah pergi menuju pasar di hari yang sepuluh dengan bertakbir dan manusia ikut bertakbir pula".

5. Sedekah Diantara amal shalih yang dianjurkan adalah sedekah, dan memperbanyak di hari tersebut, Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Tidaklah harta berkurang dengan bersedekah".(HR Muslim)

6. Diantara amal-amal yang lain adalah Membaca Al-Qur'an dan mempelajari arti-arti dan tafsirnya, memperbanyak istighfar dan berbuat bakti kepada orang tua, menyambung silaturrohmi, Amar ma'ruf dan Nahi munkar, mendamaikan seseorang yang berselisih, menjaga lisan, berbuat baik kepada tetangga, memuliakan tamu, berinfak di jalan Allah, memberi nafkah keluarga-anak yatim-para janda, menjenguk orang sakit, meringankan beban saudaranya, mendo'akan saudara dengan kebaikan, longgar dada kepada kaum muslimin, berusaha membuat senang orang lain dan tidak menyusahkannya, menjalin ta'awun antara kaum muslimin dalam kebajikan, dll.