Senin, 03 Februari 2014

KASIH SAYANG DIANTARA PARA SAHABAT

Sahabat muliya Ali  رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ bercerita, "Suatu hari datang kepadaku Abu Bakar dan Umar, beliau berdua berkata, "Alangkah baiknya engkau datang menemui Rasulullah صلى الله عليه وسلم dan engkau meminang putrinya Fathimah".                                 

Maka aku pun bersegera melakukan anjuran Abu Bakar dan Umar radhiyallahu'anhuma mendatangi Baginda Rasulullah صلى الله عليه وسلم , maka Nabi صلى الله عليه وسلم berkata kepadaku, "Pergilah, jual perisaimu dan segera kembali dengan hasil jualanmu, hingga aku segera persiapkan putriku Fathimah agar kunikahkan denganmu".                                

Maka aku segera pergi menjual tameng/ perisai yang aku miliki kepada Utsman ibnu Affan رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ  dengan harga 400 dirham. Tatkala aku bergegas pergi meninggalkan Utsman maka ia berkata, "Bukankah sekarang perisai ini milikku?" Maka Aku jawab, "Iya". Utsman lalu berkata, "Perisai ini saya hadiahkan kepadamu".                                 
Ali radhiyallahu'anhu berkata, "Maka aku membawa uang dirham dan perisai ke hadapan Nabi صلى الله عليه وسلم kemudian aku hadapkan di hadapan Nabi صلى الله عليه وسلم , dan aku ceritakan apa yang dilakukan Utsman kepadaku, maka Nabi صلى الله عليه وسلم berdoa kebaikan untuk Utsman".

Kemudian Nabi صلى الله عليه وسلم mengambil uang dirham dan memangil Abu Bakar رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ agar membeli sesuatu untuk persiapan dan perbekalan pernikahan putri beliau Fathimah di rumah beliau.               

Nabi memerintahkan kepada Anas  رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ agar mengundang Abu Bakar, Umar, Utsman, Tholhah, Zubair, dan beberapa orang Anshor, tatkala semua hadir maka Nabi صلى الله عليه وسلم berkata, "Bersaksilah untukku bahwa aku menikahkan putriku Fathimah bersama Ali dengan mahar 400 mitskol dari perak".                                            

- Hukbah minal Ta'rikh hal 8-9, Syaikh Utsman Al-Khomist -

SYIRIK MODERAT

Allah سبحانه وتعالى berfirman, "Katakanlah, 'Terangkan kepadaku jika siksa Allah datang kepadamu, atau hari kiamat sampai kepadamu, apakah kamu akan menyeru tuhan selain Allah, jika kamu termasuk orang yang benar!". (Sekali-kali tidak), hanya kepada-Nya (Allah) kamu minta pertolongan, jika Dia menghendaki maka Dia  menghilangkan kesusahan yang kamu mohonkan kepada-Nya, dan kamu tinggalkan apa yang kamu persekutukan (dengan Allah)". (QS Al-An'am: 40-41).                      

Berkata Al-Ala'mah Taqiyuddin Al Hilaly rohimahullah, "Ayat ini memiliki kandungan makna bahwa kaum musyrikin di masa Nabi صلى الله عليه وسلم mereka menyekutukan Allah dalam ibadah di waktu longgar disaat bergelimang kenikmatan, adapun dikala susah, sedih, terjepit, mereka tidak menyeru kecuali hanya kepada Allah semata, agar diberikan pertolongan Allah atas kesusahan mereka, karena mereka yakin dengan sebenar-benar yakin dan mengetahui ajaran sebelum mereka dari agama Ibrohim dan Ismail, bahwa syirik dan kufur adalah ajaran yang menyeleweng yang tidak diridhoi Allah سبحانه وتعالى , dan tuhan yang mereka sembah walaupun Malaikat, Nabi, Orang Saleh, tidak mampu mengentaskan mereka dari kesusahan. Maka dari itu mereka berdoa dengan ikhlas dan murni hanya kepada Allah di saat itu, akan tetapi tatkala selamat dan longgar, mereka kembali menyekutukan Allah سبحانه وتعالى.                                                 

Adapun musyrikin di masa kini, umat moderat zaman sekarang, mereka menyekutukan Allah baik di waktu longgar dan sempit, suka dan duka, bahkan mereka begitu khusyuk berbuat syirik disaat genting. Tidak ingat kepada Allah sama sekali. Jika engkau bersumpah seribu kali atas nama Allah سبحانه وتعالى mereka tidak takut dan gentar lagi percaya, akan tetapi jika bersumpah menyebut nama tokoh tarekat tertentu mereka akan takut dan percaya. Mereka lebih takut dan berharap kpd makhluk dari pada kepada Allah.                       

Dikisahkan ada suatu kelompok mereka bepergian dg bahtera di atas lautan, tiba-tiba bahtera tersebut oleng dan mulai tenggelam sedikit demi sedikit. Maka para penumpang kapal tersebut mulai berteriak beristighosah menyeru nama wali-wali yg mereka yakini dapat menolong mereka. Dan di bahtera tersebut ada seorang tua salafy yg hanya terdiam. Maka penumpang lainya meneriaki, 'Hai orang tua kenapa kamu hanya diam saja! Tidakkah tahu keadaan kita sedang genting! Tidakkah kamu beristighosah!!". Maka orang tua tersebut berteriak, "Aku memohon kepada Allah سبحانه وتعالى Yang  Maha Esa agar menenggelamkan kalian dan kita semua!!". Maka orang-orang marah dan mengatakan, "Apa kamu tidak takut kepada Allah kalau dikabulkan doamu!!'. Maka dijawab, "Kalian berhak untuk ditengelamkan Allah, karena kalian berpaling dari berdoa kepada Allah Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu dan kalian menyeru para wali yg tdk membawa manfaat dan mudhorot!!".

BERKATA BOHONG

Musuh islam sangatlah banyak sekali, diantaranya adalah ada di tubuh kaum muslimin yang mengatasnamakan dengan islam. Sebagaimana banyak dijumpai hadist-hadist palsu yang diatasnamakan dari Nabi صلى الله عليه وسلم , pada kenyataannya bukan ucapan ataupun sabda Nabi صلى الله عليه وسلم. Hal ini seperti apa yang banyak beredar hadist tentang fadhilah dan keutamaan ayat dan surat di dalam Al-Qur'an, yang mana telah beredar lebih dari seribu hadist yang dipalsukan.                   

Musuh islam tidak berhenti sampai disini, bahkan perkataan-perkataan ulama dan ahli ilmi pun turut ikut serta dipalsukan, dan diatas namakan dari ulama. Sebagai contoh: 

~ apa yang telah beredar dari ungkapan Al-Imam Abu Hanifah, yang menyatakan bahwa jihad yang fardhu adalah jihad difa' (melawan dan membela diri), 
~ demikian pula apa yang masyhur dari Al-Imam Malik, bahwa sholat menurut pendapat imam adalah tidak bersedekap, akan tetapi meluruskan tangan tanpa bersedekap meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri di dada
~ sebagaimana pula terkenal pendapat tentang melafadzkan niat tatkala sholat dari pendapat Al-Imam Sya'fi'i, demikian pula ungkapan dari Imam Ahmad dan lain sebagainya.                    

Ini semua adalah kebohongan dan pengelabuhan terhadap ilmu para ulama.                            

Termasuk tuduhan kepada syaikhul Islam ibnu Taimiyah dan murid nya Ibnu Qoyyim, Imam Muhammad ibnu Abdul wahab, hingga para ulama di zaman sekarang. Dikabarkan mereka adalah ulama yang benci kepada Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم , tidak mau mengucap sholawat kepada Nabi صلى الله عليه وسلم , dan lain sebagainya.                   

Maka semua tuduhan ini adalah kebohongan dan kedustaan, yang tidak ada nyata dan bukti. Bagamana mungkin orang-orang yang berpegang teguh terhadap sunnah-sunnah Nabi صلى الله عليه وسلم tidak cinta Nabi dan benci bersholawat? Sholawat yang manakah yang dibenci para pembela sunnah Nabi? Apakah sholawat yang diajarkan Nabi صلى الله عليه وسلم ataukah ungkapan yang berlebihan yang ditujukan kepada Nabi صلى الله عليه وسلم yang hal ini dilarang Nabi صلى الله عليه وسلم dalam sabdanya, "Janganlah kalian mengkultuskanku sebagaimana umat nasrani mengkultuskan Isa ibnu Maryam, Sesungguhnya Aku hanyalah Hamba dan Rasul Allah ".