Senin, 31 Agustus 2015

KEUTAMAAN SHOLAT FAJAR

Alhamdulillah, was sholaatu was salaamu ala Rosulillah, wa ba'du : 

Sesungguhnya nikmat dan karunia Allah Ta'ala kepada kita sangat banyak sekali tidak terhingga, sebagaimana firman Allah Ta'ala, 

وَءَاتَىٰكُم مِّن كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ ۚ وَإِن تَعُدُّوا۟ نِعْمَتَ ٱللَّهِ لَا تُحْصُوهَآ ۗ إِنَّ ٱلْإِنسَٰنَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ 

" Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)." (Q.S.Ibrahim :34)

Diantara nikmat Allah Ta'ala kepada manusia adalah beristirahat di malam hari, sebagaimana firman Allah Ta'ala, 

وَمِن رَّحْمَتِهِۦ جَعَلَ لَكُمُ ٱلَّيْلَ وَٱلنَّهَارَ لِتَسْكُنُوا۟ فِيهِ وَلِتَبْتَغُوا۟ مِن فَضْلِهِۦ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ 

" Dan karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebahagian dari karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya." (Q.S. Al-Qoshosh :73)

Beristirahatnya seorang hamba di malam hari setelah sehari ber aktivitas merupakan bentuk penjagaan Allah Ta'ala sehingga dengan demikian dapat bertahan hidup dan berkembang dan menjalankan tugas dan kewajiban sebagai hamba dan Kholifah Allah Ta'ala dimuka bumi.

Diantara tugas dan kewajiban Allah Ta'ala kepada orang-orang yang beriman adalah menunaikan sholat fajar berjamaah di masjid bersama kaum muslimin. Dan barangsiapa yang menunaikan sholat fajar, sungguh ia mendapatkan keutamaan keutamaan yang agung, diantaranya sebagai berikut : 

●  Mendapatkan penjagaan dan perlindungan dari Allah Ta'ala baik di dunia dan akhirat, sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim dari sahabat Jundub ibnu Abdillah radhiyallahu anhuma dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, 

من صلى الصبح فهو في ذمة الله 

" Barangsiapa yang menunaikan ibadah sholat subuh, maka sungguh ia berada dalam lindungan dan penjagaan Allah Ta'ala". 

Diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim dalam shohih nya dari sahabat Jundab bin Abdullah radhiallahu anhu dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, 

مَنْ صَلَّى الصُّبْحَ فَهُوَ فِي ذِمَّةِ اللَّهِ فَلَا يَطْلُبَنَّكُمْ اللَّهُ مِنْ ذِمَّتِهِ بِشَيْءٍ فَيُدْرِكَهُ فَيَكُبَّهُ فِي نَارِ جَهَنَّمَ

“Barangsiapa shalat subuh, maka ia berada dalam jaminan Allah, oleh karena itu jangan sampai Allah menuntut sesuatu dari kalian sebagai imbalan jaminan-Nya, sehingga Allah menangkapnya dan menyungkurkannya ke dalam neraka jahannam.” 

●  Melindungi seorang hamba dari ancaman api neraka, sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim dari sahabat Ammaroh ibnu Ruwwaibah radhiyallahu anhuma, bahwasanya Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda, 

لن يلج النار أحد صلى قبل طلوع الشمس وقبل غروبها 

" Tidak akan masuk neraka seseorang yang senantiasa mengerjakan sholat sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya  (sholat subuh dan asar) ". 

●  Merupakan sebab untuk masuk surga, sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari dan Muslim dari sahabat  Abu Musa Al-Asy'Ary radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, 

من صلى البردين دخل الجنة 

" Barangsiapa yang mengerjakan sholat pada dua waktu dingin  (subuh dan asar) sungguh ia akan masuk surga ". 

●  Sholat subuh dan asar disaksikan oleh para malaikat Allah Ta'ala, sebagaimana firman Allah Ta'ala, 

أقم الصلاة لدلوك الشمس إلى غسق الليل وقرءان الفجر إنّ قرءان الفجركان مشهودا

“Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat).” (Q.S. Al-Isra`: 78)

Diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhary dan Muslim dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu'anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

يَتَعَاقَبُونَ فِيكُمْ مَلَائِكَةٌ بِاللَّيْلِ وَمَلَائِكَةٌ بِالنَّهَارِ وَيَجْتَمِعُونَ فِي صَلَاةِ الْفَجْرِ وَصَلَاةِ الْعَصْرِ ثُمَّ يَعْرُجُ الَّذِينَ بَاتُوا

 فِيكُمْ فَيَسْأَلُهُمْ وَهُوَ أَعْلَمُ بِهِمْ كَيْفَ تَرَكْتُمْ عِبَادِي فَيَقُولُونَ تَرَكْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّونَ وَأَتَيْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّونَ

“Para malaikat malam dan malaikat siang silih berganti mendatangi kalian. Dan mereka berkumpul saat shalat subuh dan ashar. Kemudian malaikat yang menjaga kalian naik ke atas hingga Allah Ta’ala bertanya kepada mereka -dan Allah lebih mengetahui keadaan mereka (para hamba-Nya)-, “Dalam keadaan bagaimana kalian tinggalkan hamba-hambaKu?” Para malaikat menjawab, “Kami tinggalkan mereka dalam keadaan sedang mendirikan shalat. Begitu juga saat kami mendatangi mereka, mereka sedang mendirikan shalat.” 

●  Mendapatkan cahaya di hari kiamat, sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Imam Ibnu Majah dari sahabat Sahl As-Sa'idy radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, 

بشر المشاءين في الظلم الي المساجد بالنور التام يوم القيامة 

" Berikan kabar gembira bagi orang-orang yang berjalan di gulita menuju masjid dengan sinar cahaya yang terang kelak pada hari kiamat ". 

●  Mendapatkan pahala sholat semalam suntuk, sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim dari sahabat Utsman ibnu Affan radhiyallahu anhu bahwasanya Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda, 

مَنْ صَلَّى الْعِشَاءَ فِي جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا قَامَ نِصْفَ اللَّيْلِ وَمَنْ صَلَّى الصُّبْحَ فِي جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا صَلَّى اللَّيْلَ كُلَّهُ

“Barangsiapa yang shalat isya` berjama’ah maka seolah-olah dia telah shalat malam selama separuh malam. Dan barangsiapa yang shalat shubuh berjamaah maka seolah-olah dia telah shalat seluruh malamnya.” 

●  Terbebas dari perangai nifak dan kemunafikan, sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhary dan Muslim dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, 

إِنَّ أَثْقَلَ صَلَاةٍ عَلَى الْمُنَافِقِينَ صَلَاةُ الْعِشَاءِ وَصَلَاةُ الْفَجْرِ وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لَأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا وَلَقَدْ هَمَمْتُ أَنْ آمُرَ بِالصَّلَاةِ فَتُقَامَ ثُمَّ آمُرَ رَجُلًا فَيُصَلِّيَ بِالنَّاسِ ثُمَّ أَنْطَلِقَ مَعِي بِرِجَالٍ مَعَهُمْ حُزَمٌ مِنْ حَطَبٍ إِلَى قَوْمٍ لَا يَشْهَدُونَ الصَّلَاةَ فَأُحَرِّقَ عَلَيْهِمْ بُيُوتَهُمْ بِالنَّارِ

“Shalat yang dirasakan paling berat bagi orang-orang munafik adalah shalat isya dan shalat subuh. Sekiranya mereka mengetahui keutamaannya, niscaya mereka akan mendatanginya sekalipun dengan merangkak. Sungguh aku berkeinginan untuk menyuruh seseorang sehingga shalat didirikan, kemudian kusuruh seseorang mengimami manusia, lalu aku bersama beberapa orang membawa kayu bakar mendatangi suatu kaum yang tidak menghadiri shalat, lantas aku bakar rumah-rumah mereka.” 

Sahabat Abdullah ibnu Umar radhiyallahu anhuma berkata, " Jika kita tidak menjumpai seseorang mengerjakan sholat isya' dan subuh maka kita menaruh kecurigaan dan berprasangka buruk pada nya ". 

●  Mendapatkan nikmat yang paling agung yaitu melihat Wajah Allah Ta'ala di hari kiamat, sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhary dan Muslim dari sahabat Jarir bin ‘Abdullah radhiallahu anhu dia berkata, Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda, 

إِنَّكُمْ سَتَرَوْنَ رَبَّكُمْ كَمَا تَرَوْنَ هَذَا الْقَمَرَ لَا تُضَامُّونَ فِي رُؤْيَتِهِ فَإِنْ اسْتَطَعْتُمْ أَنْ لَا تُغْلَبُوا عَلَى صَلَاةٍ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا فَافْعَلُوا

" Sesungguhnya kalian akan melihat Rabb kalian sebagaimana kalian melihat bulan purnama ini. Dan kalian tidak akan saling berdesakan dalam melihat-Nya. Maka jika kalian mampu untuk tidak terlewatkan untuk melaksanakan shalat sebelum terbit matahri dan sebelum terbenamnya, maka lakukanlah.” 

●  Terbebas dari jeratan belenggu tali iblis, sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhary, 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّه صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَعْقِدُ الشَّيْطَانُ عَلَى قَافِيَةِ رَأْسِ أَحَدِكُمْ إِذَا هُوَ نَامَ ثَلَاثَ عُقَدٍ يَضْرِبُ كُلَّ عُقْدَةٍ عَلَيْكَ لَيْلٌ طَوِيلٌ فَارْقُدْ فَإِنْ اسْتَيْقَظَ فَذَكَرَ اللَّهَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ فَإِنْ تَوَضَّأَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ فَإِنْ صَلَّى انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ فَأَصْبَحَ نَشِيطًا طَيِّبَ النَّفْسِ وَإِلَّا أَصْبَحَ خَبِيثَ النَّفْسِ كَسْلَانَ

" Dari Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu bahwa Nabi shollallahu 

’alaih wa sallam bersabda, “Syetan akan mengikat tengkuk salah seorang di antara kamu apabila ia tidur dengan tiga ikatan. Syetan men-stempel setiap simpul ikatan atas kalian dengan mengucapkan, "Bagimu malam yang panjang maka tidurlah". Apabila ia bangun dan berdzikir kepada Allah ta’aala maka terbukalah satu ikatan. Apabila ia wudhu, terbuka pula satu ikatan. Apabila ia sholat, terbukalah satu ikatan. Maka, di pagi hari ia penuh semangat dan segar. Jika tidak, niscaya di pagi hari perasaannya buruk dan malas.” 

Sabtu, 29 Agustus 2015

ALLAH TA'ALA MAHA PENYEMBUH

Alhamdulillah, was sholaatu was salaamu ala Rosulillah, wa ba'du : 

Allah Ta'ala berfirman, 

وَلِلَّهِ ٱلْأَسْمَآءُ ٱلْحُسْنَىٰ فَٱدْعُوهُ بِهَا ۖ وَذَرُوا۟ ٱلَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِىٓ أَسْمَٰٓئِهِۦ ۚ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ 

" Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan." (Q.S. Al-A'raaf : 180)

Diantara nama Allah Ta'ala adalah "  الشافي "  Asy-Sya'fiy  ", yaitu Dzat Yang Maha Penyembuh, menyembuhkan badan dan menyembuhkan hati dari penyakit syubhat dan syahwat, sebagaimana Allah Ta'ala berfirman, mengisahkan tentang nabi Ibrahim alaihi salaam, 
وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ 

" Dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku ." (Q.S. AS-Syuaro:80)

Diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhary dan Muslim dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwasanya Nabi shallallahu alaihi wa sallam jika menjenguk orang sakit senantiasa mengucapkan do'a,  

إذهب البأس رب الناس  اشف انت الشافي  لا شفاء إلا شفاؤك  شفاء لا يغادر سقما 

" Kami memohon kesembuhan wahai Robb manusia, kami memohon kesembuhan, sesungguhnya Engkaulah Dzat Yang Maha Penyembuh, sesungguhnya tiada yang dapat memberikan kesembuhan melainkan kesembuhan yang Engkau berikan, dengan kesembuhan yang tidak menyisakan penyakit ".

Didalam hadist ini terdapat anjuran agar meminta kesembuhan dari segala penyakit kepada Allah Ta'ala Dzat Yang Maha Penyembuh, dan di sunnah kan mengucapkan,  يا شافي أشفني  , Wahai Dzat Yang Maha Penyembuh, sembuhkanlah penyakitku.

Buah dari iman terhadap nama Allah Ta'ala Asy-Sya'fiy adalah sebagai berikut : 

● Bahwasanya Allah Ta'ala merupakan Dzat Yang Maha Penyembuh, tiada kesembuhan kecuali hanya datang dari Allah Ta'ala semata, sebagaimana firman Allah Ta'ala, 

وَإِن يَمْسَسْكَ ٱللَّهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهُۥٓ إِلَّا هُوَ ۖ وَإِن يَمْسَسْكَ بِخَيْرٍ فَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ 

" Dan jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang menghilangkannya melainkan Dia sendiri. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu." (Q.S. Al-An'am:17)

● Bahwasanya Allah Ta'ala tidak menurunkan penyakit kecuali telah diturunkan obat penyembuh dan penawar nya serta sebab-sebab kesembuhan, sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, 

ما أنزل الله داء الا أنزل الله شفاء 

" Allah Ta'ala tidak menurunkan suatu penyakit, kecuali telah menurunkan penawar nya ". 

Diantara sebab-sebab kesembuhan adalah sebagai berikut : 

■  Berdo'a memohon kesembuhan kepada Allah Ta'ala, sebagaimana firman Allah Ta'ala, 

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِى عَنِّى فَإِنِّى قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا۟ لِى وَلْيُؤْمِنُوا۟ بِى لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ 

" Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." (Q.S . Al-Baqorah :186)

Diriwayatkan oleh Al-Imam Abu Dawud dari sahabat Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, " Barangsiapa yang menjenguk orang sakit yang tidak ditetapkan ajalnya dicabut, dan ia mengucapkan do'a sebanyak tujuh kali,   

أسأل الله العظيم رب العرش العظيم ان يشفيك
  
Kecuali Allah Ta'ala berikan kesembuhan kepada nya ". 

■  Membaca Al-Qur'an Al-Karim, dikarenakan Al-Qur'an merupakan penyembuh dari segala bentuk penyakit. Allah Ta'ala berfirman, 

وَنُنَزِّلُ مِنَ ٱلْقُرْءَانِ مَا هُوَ شِفَآءٌ وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ ۙ وَلَا يَزِيدُ ٱلظَّٰلِمِينَ إِلَّا خَسَارًا 

" Dan Kami turunkan dari Al Quran yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian." (Q.S.Al-Israa :82)

Allah Ta'ala berfirman, 

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ قَدْ جَآءَتْكُم مَّوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَشِفَآءٌ لِّمَا فِى ٱلصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ 

" Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman ". (Q.S Yunus : 57)

Diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhary dan Muslim dari Ummul Mukminin A'isyah radhiyallahu anhuma bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam tatkala sakit, meniupkan bacaan Muawidzatain  (surat Al - Falaq dan An - Naas) ". 

■  Meminum habbatus-sauda' (jintan hitam), sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari dan Muslim dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda, 

في الحبة السوداء شفاء لكل داء الا السام  

" Dalam habbatus-sauda' terdapat penyembuhan dari segala penyakit, kecuali kematian ". 

■  Berhijamah atau bekam, sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari dari sahabat Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, 

الشقاء في ثلاثة ، شرطة محجم ، وشربة عسل ، وكية بنار ، وأنا انهى أمتي الكي 

" Obat terdapat dalam tiga cara, yaitu berhijamah, minum madu, dan kaiy dengan api (menempelkan besi yang dipanaskan dengan api), dan aku melarang umatku untuk melakukan kaiy dengan api ". 

■  Minum air zam-zam, sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Imam Ibnu Majah dari sahabat Jabir radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, 

ماء زمزم لما شرب له 

" Air zam-zam diminum (dan bereaksi) sesuai niat yang ia niatkan ". 

Dan telah banyak kisah dan pembuktian bahwa air zam-zam penuh dengan barokah, sebagaimana sahabat Abdullah ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma jika hendak minum air zam-zam senantiasa ber do'a, 

اللهم إني أسألك علماً نافعا ورزقا واسعاً وشفاء من كل داء 

" Ya Allah, sesungguhnya aku memohon - Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang luas, dan penyembuhan dari segala penyakit ". 

Kewajiban orang yang diberikan ujian sakit hendaklah bersabar, terkadang diberikan kesembuhan secara cepat dan ada pula yang tertunda kesembuhannya, dikarenakan hikmah Ilahiyah seperti mengangkat derajat orang-orang yang sakit, atau menghapuskan dosa-dosa orang tersebut. 

Allah Ta'ala berfirman mengisahkan tentang Nabi Ayub alaihi salaam, 

وَأَيُّوبَ إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُۥٓ أَنِّى مَسَّنِىَ ٱلضُّرُّ وَأَنتَ أَرْحَمُ ٱلرَّٰحِمِين . فَٱسْتَجَبْنَا لَهُۥ فَكَشَفْنَا مَا بِهِۦ مِن ضُرٍّ ۖ وَءَاتَيْنَٰهُ أَهْلَهُۥ وَمِثْلَهُم مَّعَهُمْ رَحْمَةً مِّنْ عِندِنَا وَذِكْرَىٰ لِلْعَٰبِدِينَ 

"Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: "(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang". " Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah." (Q.S. Al-Anbiya' :83-84)

Disebutkan oleh ahli tafsir, bahwasanya Nabi Ayub diberikan ujian sakit selama delapan belas tahun lamanya. 

Diriwayatkan oleh Al-Imam At-Tirmidzy dari sahabat Jabir radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, 

يود أهل العافية يوم القيامة  حين يعطى أهل البلاء الثواب ، لو أن جلودهم كانت قرضت في الدنيا بالمقاريض  

" Orang-orang yang diberikan kesehatan kelak pada hari kiamat tatkala melihat pahala yang sangat besar yang diberikan kepada orang-orang yang ditimpakan penyakit, mereka menginginkan kalau seandainya ia di dunia kulit mereka di sisir dengan sisir yang terbuat dari besi ". 

                            ~ ♢♢♢~

Rabu, 26 Agustus 2015

KEUTAMAAN SEDEKAH

Alhamdulillah, was sholaatu was salaamu ala Rosulillah, wa ba'du : 

Diantara pintu-pintu kebaikan yang sangat agung dan mulia yang senantiasa dianjurkan dalam agama islam adalah bersedekah. 

Allah Ta'ala berfirman, 

وَأَنفِقُوا۟ مِن مَّا رَزَقْنَٰكُم مِّن قَبْلِ أَن يَأْتِىَ أَحَدَكُمُ ٱلْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَآ أَخَّرْتَنِىٓ إِلَىٰٓ أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُن مِّنَ ٱلصَّٰلِحِينَ 

" Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?"  (Q.S.Al Munafiqun :10)

Allah Ta'ala berfirman, 

قُلْ إِنَّ رَبِّى يَبْسُطُ ٱلرِّزْقَ لِمَن يَشَآءُ مِنْ عِبَادِهِۦ وَيَقْدِرُ لَهُۥ ۚ وَمَآ أَنفَقْتُم مِّن شَىْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُۥ ۖ وَهُوَ خَيْرُ ٱلرَّٰزِقِينَ 

" Katakanlah: "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)". Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya." (Q.S.As Saba' :39)

Allah Ta'ala berfirman, 

ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَٰلَهُم بِٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ سِرًّا وَعَلَانِيَةً فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ 

" Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati." (Q.S . Al-Baqorah :274)

Diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhary dan Muslim dalam kedua shohih nya, dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda , 

"  أن الله تعالى يقول : يا ابن آدم أنفق ، أنفق عليك " 

" Bahwasanya Allah Ta'ala berfirman, Wahai anak cucu Adam, berinfaklah, (jika kalian melakukan hal itu) niscaya Aku akan berinfak (berikan limpahan karunia) kepada kalian ". 

Hadist ini menunjukkan bahwa Allah Ta'ala senantiasa memberikan rizki, karunia, keberuntungan, keberkahan, kepada setiap hamba yang saling berbagi dan menolong orang lain yang membutuhkan. 

Diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhary dan Muslim dalam shohih keduanya, dari sahabat Abu Dzaar radhiyallahu anhu berkata, suatu hari aku menghadap Nabi shallallahu alaihi wa sallam yang ketika itu sedang duduk-duduk di samping ka'bah, kemudian beliau bersabda, " Mereka adalah orang-orang yang merugi demi Robb Ka'bah ", kemudian saya bertanya, siapakah mereka wahai Rasulullah?, beliau bersabda, " Mereka adalah orang-orang yang banyak memiliki harta kekayaan, kecuali apabila ia melakukan ini dan itu, demikian dan demikian, (berbagi dengan kanan kiri, depan belakang), ...dan sangatlah sedikit yang mau berbuat demikian ". 

Berkata Al-Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah, " Perbuatan memberi dan bersedekah merupakan perbuatan yang paling di gemari oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam, dan kegembiraan serta kebahagiaan Nabi shallallahu alaihi wa sallam tatkala memberi dan bersedekah lebih besar dari pada kegembiraan orang-orang yang menerima pemberian nya, dan Nabi shallallahu alaihi wa sallam merupakan sosok manusia yang paling baik diantara manusia dan sosok yang sangat dermawan, diibaratkan seperti angin yang berhembus membawa udara segar, dan apabila didatangi oleh seseorang yang membutuhkan sesuatu maka beliau senantiasa mendahulukan untuk memenuhi hajat orang yang membutuhkan tersebut daripada pribadi beliau, baik berupa makanan atau pakaian atau lainnya,  dan senantiasa saling berbagi dan memberi dan bersedekah dan menganjurkan kepada orang lain agar saling memberi dan bersedekah serta menyeru dengan lisan dan perbuatan ".  

Oleh karena nya, Nabi shallallahu alaihi wa sallam merupakan sosok manusia yang paling baik akhlaknya, longgar dan lembut  hatinya, dikarenakan amalan sedekah memiliki pengaruh yang besar untuk menjadikan hati seseorang menjadi lembut. 

Diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam tatkala ditanya tentang sedekah yang paling agung dan utama, maka Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, " Engkau bersedekah dalam keadaan sehat, membutuhkan harta tersebut dan engkau dalam keadaan kawatir miskin, merindukan kekayaan ". 

Diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhary dan Muslim dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, " Barangsiapa yang bersedekah senilai sebutir kurma dari penghasilan yang halal, maka niscaya Allah Ta'ala menerima nya dengan tangan kanan-Nya, dan melipatgandakannya hingga sebesar gunung ". 

Diriwayatkan oleh Al-Imam At-Tirmidzy dari sahabat Mu'adz ibnu Jabal radhiyallahu anhuma, bahwasanya Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda, " Maukah kalian aku kabarkan kepada kalian tentang pintu-pintu kebajikan ? Puasa adalah perisai, dan sedekah adalah penghapus dosa-dosa sebagaimana air memadamkan api ". 

Diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, " Tidaklah harta berkurang dikarenakan sedekah ".

Diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhary dan Muslim dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda, " Tujuh golongan yang mereka kelak akan mendapatkan naungan di hari kiamat, yang tidak ada naungan kecuali orang-orang yang hanya diberi naungan orang Allah Ta'ala, .....diantaranya, seseorang yang bersedekah dengan sembunyi sembunyi hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang di sedekahkan oleh tangan kanannya ". 

Diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, " Jika telah mati anak cucu Adam maka telah terputuslah amalan nya, kecuali tiga perkara, sedekah yang terus mengalir pahala nya, ilmu yang bermanfaat yang diajarkan nya, serta anak saleh yang senantiasa mendoakan nya ". 

Dikisahkan bahwasanya Uwais Al-Qorni senantiasa bersedekah dengan apa yang tersedia didalam rumahnya dari makanan dan pakaian tatkala sore hari, dan berkata, " 

اللهم من مات جوعاً فلا تؤاخذني به ، ومن مات عريانا فلا تؤاخذني به 

" Ya Allah, barangsiapa yang mati kelaparan dari hamba-Mu maka jangan Engkau timpakan dosanya kepada diriku, dan barangsiapa yang mati tidak berpakaian dari hamba-Mu maka janganlah Engkau timpakan dosanya kepada diriku ".