Rabu, 29 Juli 2015

TAUFIQ

Alhamdulillah, was sholaatu was salaamu ala Rosulillah, wa ba'du :

Sesungguhnya taufik yang datang dari Allah Ta'ala senantiasa dibutuhkan oleh seorang hamba, baik ketika di dunia atau di akhirat, sebagaimana firman Allah Ta'ala,

۞ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَتَّبِعُوا۟ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيْطَٰنِ ۚ وَمَن يَتَّبِعْ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيْطَٰنِ فَإِنَّهُۥ يَأْمُرُ بِٱلْفَحْشَآءِ وَٱلْمُنكَرِ ۚ وَلَوْلَا فَضْلُ ٱللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُۥ مَا زَكَىٰ مِنكُم مِّنْ أَحَدٍ أَبَدًا وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ يُزَكِّى مَن يَشَآءُ ۗ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

" Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah syaitan, maka sesungguhnya syaitan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (Q.S.24 An-Nuur : 21)

Sesungguhnya seseorang tatkala diberikan taufik Allah Ta'ala untuk mensucikan dirinya maka ini merupakan keberuntungan dan kesuksesan, sebagaimana firman Allah Ta'ala,

قَدْ أَفْلَحَ مَن تَزَكَّىٰ

" Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman) ".(Q.S.87 Al-A'laa :14)

Sesungguhnya derajat taufik dari Allah Ta'ala yang paling utama dan agung kepada seorang hamba adalah diberikan taufik untuk beriman dan cinta kepada kebajikan dan ketaatan, serta benci terhadap kekufuran dan kemaksiyatan, sebagaimana hal ini telah diraih oleh para generasi sahabat radhiyallahu anhum ajmaiin, sebagaimana firman Allah Ta'ala,

وَٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّ فِيكُمْ رَسُولَ ٱللَّهِ ۚ لَوْ يُطِيعُكُمْ فِى كَثِيرٍ مِّنَ ٱلْأَمْرِ لَعَنِتُّمْ وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ ٱلْإِيمَٰنَ وَزَيَّنَهُۥ فِى قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ ٱلْكُفْرَ وَٱلْفُسُوقَ وَٱلْعِصْيَانَ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلرَّٰشِدُونَ

" Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalanganmu ada Rasulullah. Kalau ia menuruti kemauanmu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu mendapat kesusahan, tetapi Allah menjadikan kamu "cinta" kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus". (Q.S.49 Al-Hujuraat :7)

Al - Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata, "  Allah Ta'ala berdiskusi dengan hamba hamba Nya yang beriman, seraya berfirman, " Sekiranya bukan karena taufik -Ku kepada kalian, niscaya kalian tidak akan beriman dan berbuat ketaatan, dan taufik tersebut bukan datang dari diri diri kalian, akan tetapi Aku yang menanamkan kecintaan terhadap keimaman dan menjadi indah didalam hati hati kalian, dan benci terhadap lawan dari keduanya yaitu kekufuran dan kefasikan ".

Taufik merupakan sesuatu yang tidak dapat diminta kecuali hanya kepada Allah Ta'ala semata, bukan kepada selain Nya, maka barangsiapa yang mencarinya kepada selain Allah Ta'ala sesungguhnya ia telah terharamkan .

Allah Ta'ala berfirman,

إِنَّكَ لَا تَهْدِى مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ يَهْدِى مَن يَشَآءُ ۚ وَهُوَ أَعْلَمُ بِٱلْمُهْتَدِينَ

" Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk."
(Q.S.28 Al-Qoshosh :56)

Hidayah yang tersebut diatas merupakan hidayah taufik sebagaimanayang diterangkan oleh para ulama , Allah Ta'ala berfirman tentang Nabi Syu’aib,
قَالَ يَٰقَوْمِ أَرَءَيْتُمْ إِن كُنتُ عَلَىٰ بَيِّنَةٍ مِّن رَّبِّى وَرَزَقَنِى مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا ۚ وَمَآ أُرِيدُ أَنْ أُخَالِفَكُمْ إِلَىٰ مَآ أَنْهَىٰكُمْ عَنْهُ ۚ إِنْ أُرِيدُ إِلَّا ٱلْإِصْلَٰحَ مَا ٱسْتَطَعْتُ ۚ وَمَا تَوْفِيقِىٓ إِلَّا بِٱللَّهِ ۚ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُ

" Syu'aib berkata: "Hai kaumku, bagaimana pikiranmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan dianugerahi-Nya aku dari pada-Nya rezeki yang baik (patutkah aku menyalahi perintah-Nya)? Dan aku tidak berkehendak menyalahi kamu (dengan mengerjakan) apa yang aku larang. Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali." (Q.S.11 Huud :88)

Al - Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata, " Para ulama telah sepakat bahwasanya taufik adalah Allah Ta'ala tidak menyadarkan segala urusan kepada diri sendiri, dan sebaliknya, kebinasaan adalah tatkala Allah Ta'ala menyadarkan urusan kepada diri sendiri ".

Oleh karena nya, sebagaimana terdapat dalam hadist yang shohih, dari Abu Bakrah dari NabiShallallahu alaihi wa sallam bersabda tentang do'a orang yang sedang di timpa kesedihan dan kesusahan, 

اللهم رحمتك ارجو فلا تكلني إلي نفسي طرفة عين و أصلح لي شأن كله لا إله إلا أنت

" Allahumma rahmataka arjuu, falaa takilnii ilaa nafsii tharfata aynin, wa ashlih lii sya’nii kulluh, laa ilaahailla anta. "

“Ya Allah, rahmat-Mu yang kuharapkan. Jangan biarkan aku sekejap mata pun, dan perbaikilah urusanku semuanya, tiada Tuhan selain Engkau.” (HR. Abu Daud, Ibnu Hibban, dan Ibnu Sunni)

Diantara kesalahan yang terjadi pada kebanyakan manusia, mereka tertipu dengan anggapan tatkala ia diberikan limpahan harta, jabatan, kekuasaan, dan segala pernik pernik dunia ia merasa mendapat taufik, dan sesungguhnya ini anggapan yang salah, karena dunia diberikan oleh Allah Ta'ala kepada siapa saja yang dicintai Allah dan yang tidak dicintai, sebagaimana firman Allah Ta'ala,

فَأَمَّا ٱلْإِنسَٰنُ إِذَا مَا ٱبْتَلَىٰهُ رَبُّهُۥ فَأَكْرَمَهُۥ وَنَعَّمَهُۥ فَيَقُولُ رَبِّىٓ أَكْرَمَنِ ﴿١٥﴾  وَأَمَّآ إِذَا مَا ٱبْتَلَىٰهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهُۥ فَيَقُولُ رَبِّىٓ أَهَٰنَنِ ﴿١٦﴾

" Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia akan berkata: "Tuhanku telah memuliakanku". "Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezekinya maka dia berkata: "Tuhanku menghinakanku". (Q.S.89 Al-Fajr :15 -16)

Adapun yang benar adalah tatkala seseorang telah Allah Ta'ala berikan harta, jabatan, kedudukan, ia menggunakan nya di jalan Allah dan keridhaan-Nya, untuk menolong agama, membantu sesama, dan membelanjakan kedalam ketaatan, dan merupakan hikmah Allah Ta'ala adalah memberikan ujian dan cobaan, dan orang-orang yang mendapatkan taufik adalah tatkala diberikan kelonggaran maka ia bersyukur, dan orang-orang yang sengsara adalah tatkala diberikan kelonggaran ia kufur dan berbuat aniaya.

Allah Ta'ala berfirman,

كَلَّآ إِنَّ ٱلْإِنسَٰنَ لَيَطْغَىٰٓ ﴿٦﴾  أَن رَّءَاهُ ٱسْتَغْنَىٰٓ ﴿٧﴾

" Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya serba cukup." (Q.S.96 Al Alaq :7-8)

Allah Ta'ala berfirman,

ۥ قَالَ هَٰذَا مِن فَضْلِ رَبِّى لِيَبْلُوَنِىٓ ءَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ ۖ وَمَن شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِۦ ۖ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّى غَنِىٌّ كَرِيمٌ 

" Iapun berkata: "Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia". (Q.S.27 An-Naml :40)

Diantara bentuk taufik Allah Ta'ala kepada seorang hamba adalah menutup usia seseorang dengan berbuat ketaatan. 

Diriwayatkan oleh imam Al-Bukhary dan Imam Ahmad dari sahabat Anas radhiyallahu anhu berkata, " Dahulu Rosulillah shallallahu alaihi wa sallam memiliki seorang pembantu yahudi, dan kemudian ia sakit parah, maka Nabi shallallahu alaihi wa sallam datang berkunjung kerumahnya dan mengajaknya untuk masuk dalam agama islam , maka pemuda tersebut menoleh kepada ayahnya, seraya sang ayah memerintahkan agar menuruti ajakan Nabi shallallahu alaihi wa sallam, sehingga ia mengucapkan Syahadat dan masuk islam dan setelah itu ia meninggal, maka Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, " Alhamdulillah ia terselamatkan dari siksa neraka ". 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar