Minggu, 05 Juli 2015

HATI YANG BERSIH DAN LISAN YANG TERJAGA

As-Syaikh Prof DR Abdurrozak Al-Badr hafidhohullahu Ta'ala.

Sesungguhnya diantara ciri khas yang terbesar dan perangai yang mulia dari seorang mukmin yang menunjukkan akan kesempurnaan keimanan dan kemuliaan agama nya serta tinggi nya akhlak seseorang adalah memiliki hati yang bersih dan lisan yang terjaga terhadap saudara nya se-iman, sehingga tidak memiliki rasa hasad, dengki, benci dan iri, dan tidak pula lisan nya mengumbar ghibah, namimah, dusta, dan celaan, akan tetapi hatinya senantiasa tersimpan rasa cinta kasih, kasih sayang, sayang dan ihsan, menebar kebajikan dan penghormatan terhadap sesama, dan lisan nya tidak terucap kecuali kalimat kalimat yang bermanfaat, ungkapan yang menyejukkan dan seruan yang menentramkan.

Allah Ta'ala berfirman tentang mereka dalam firman Nya,

وَٱلَّذِينَ جَآءُو مِنۢ بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا ٱغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَٰنِنَا ٱلَّذِينَ سَبَقُونَا بِٱلْإِيمَٰنِ

وَلَا تَجْعَلْ فِى قُلُوبِنَا غِلًّا لِّلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ رَبَّنَآ إِنَّكَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ

" Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berkata : "Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang".
(Q.S.59 Al-Hasyr :10)

Allah Ta'ala menerangkan tentang dua sifat yang agung dan mulia salah satu nya adalah berkaitan dengan lisan, yaitu tidak berbicara kecuali do'a dan nasihat, adapun yang kedua adalah berkaitan dengan hati, yaitu hatinya bersih terhadap saudara-saudara mereka, tidak tersimpan dalam hati nya rasa dengki, hasud, benci dan semisalnya.
Sesungguhnya bersihnya hati dan terjaga nya lisan merupakan tanda yang sangat jelas yang menunjukkan tentang sempurna nya iman seseorang, dan dahulu para salafus-sholih menilai seseorang yang paling utama diantara mereka adalah orang yang paling bersih hati dan lisan yang terjaga.

قال إياس بن معاوية بن قرة : " كان أفضلهم عندهم – أي السلف – أسلَمهم صدوراً وأقلهم غيبة " .

Berkata Iyas ibnu Muawiyah ibnu Qurroh rahimahullah, " Orang-orang yang paling utama diantara mereka - para salaf - adalah mereka yang memiliki hati yang bersih dan yang paling jauh dari melakukan ghibah ".

وقال سفيان بن دينار : " قلتُ لأبي بشر : أخبرني عن أعمال من كان قبلنا ، قال : كانوا يعملون يسيراً ويؤجرون كثيرا ، قلت : ولم ذاك ؟ قال لسلامة صدورهم " .

Dan berkata Sufyan ibnu Dinar, Aku bertanya kepada Abu Bisyr, kabarkan kepada ku tentang amalan para pendahulu kita, dia menjawab, “ Mereka beramal sedikit akan tetapi mendulang pahala yang besar ". Aku bertanya, kenapa hal ini terjadi?  Dia berkata, "  Karena hati - hati mereka bersih ".

Yang menjadi sebab hati - hati mereka bersih dan lisan mereka terjaga adalah kuat nya hubungan mereka kepada Allah Ta'ala dan ridho terhadap putusan Allah Ta'ala.

قال ابن القيم رحمه الله : " إنه – أي الرضا عن الله – يفتح له باب السلامة فيجعل قلبه سليماً نقياً من الغش والدغل والغل ، ولا ينجو من عذاب الله إلا من أتى الله بقلب سليم . كذلك وتستحيل سلامة القلب مع السخط وعدم الرضا ، وكلما كان العبد أشد رضًا كان قلبه أسلم ، فالخبثُ والدغل والغش: قرين السخط ، وسلامة القلب وبرُّه ونصحه: قرين الرضا ، وكذلك الحسدُ هو من ثمرات السخط ، وسلامة القلب منه من ثمرات الرضا " ا.هـ .

Berkata imam Ibnul Qoyyim rahimahullah, " Yaitu, - ridho terhadap putusan Allah Ta'ala - akan melahirkan keselamatan, sehingga hatinya bersih selamat dari kedengkian, hasud, kecurangan, dan tidak akan selamat dari adzab Allah Ta'ala kecuali mereka yang menghadap kepada Allah Ta'ala dengan hati yang bersih lagi selamat. Demikian juga mustahil jika hatinya merasa bersih akan tetapi masih dijumpai hasud dan tidak ridho terhadap putusan Allah Ta'ala, selama seorang hamba ridho terhadap putusan Allah Ta'ala niscaya hatinya bersih, adapun kebusukan, kedengkian dan kecurangan, merupakan sekutu-sekutu kemurkaan dan hati yang bersih yang baik yang tulus merupakan sekutu-sekutu ridho, demikian pula hasud merupakan buah dari kemurkaan adapun hati yang bersih buah dari ridho ".

Dan buah dari bersihnya hati yang merupakan buah dari hasil ridho terhadap putusan Allah Ta'ala sangat banyak tidak terhitung, hati yang bersih tatkala di dunia membuahkan rasa yang tenang, sejuk dan menentramkan, adapun di akhirat membuahkan pahala yang melimpah dan berlipat ganda dan keberuntungan yang besar.

لما دُخِل على أبي دجانة رضي الله عنه وهو مريض كان وجهه يتهلَّل ، فقيل له : ما لوجهك يتهلل ؟ فقال : ما من عملِ شيء أوثقُ عندي من اثنتين : كنت لا أتكلم فيما لا يعنيني ، والأخرى فكان قلبي للمسلمين سليماً .

" Tatkala seseorang menemui Abi Duja'nah radhiyallahu anhu yang sedang sakit, sedangkan wajahnya berseri-seri, maka dikatakan kepada nya, apa yang menyebabkan wajahmu berseri-seri? Maka ia berkata, " Tidaklah aku beramal sesuatu yang aku merasa percaya dari dua perbuatan ini, yaitu aku selalu tidak berbicara yang tidak bermanfaat dan hati ku senantiasa tidak menyimpan rasa apapun terhadap kaum muslimin  ( hati yang bersih ) ".

Diantara perkara yang mendatangkan hati yang bersih dan lisan yang terjaga dari menggunjing  saudara saudara kaum muslimin adalah iltija' atau menghadapkan diri kepada Allah Ta'ala dan mendekatkan diri kepada Nya dengan penuh ikhlas dan jujur, serta memandang kepada balasan yang Allah janjikan baik di dunia dan akhirat serta senantiasa mengingat akan ancaman di dunia dan akhirat bagi mereka yang memiliki hati kotor, dengki dan hasud.

Banyak dijumpai riwayat dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam tentang permintaan dan permohonan kepada Allah Ta'ala agar diberikan hati yang bersih dan keteguhan hati, sebagaimana diriwayatkan dari Zaid ibnu Arqom radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam berdoa ,

(( ... اللَّهُمَّ آتِ نَفْسِي تَقْوَاهَا وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا ... اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ وَمِنْ قَلْبٍ لَا يَخْشَعُ ...))

"  Ya Allah, berikanlah jiwaku ketakwaan dan sucikanlah, Engkau adalah Dzat Yang mampu untuk mensucikan, ...Ya Allah, aku berlindung kepada - Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat dan dari hati yang tidak khusyuk. ..." .

وعن أنس رضي الله عنه قال : كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُكْثِرُ أَنْ يَقُولَ : (( يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ ))

Dari Anas radhiallahu anhu berkata, Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam banyak mengucapkan do'a,  " Wahai Dzat Yang membolak balikkan hati, teguhkanlah hati ku diatas agama -Mu ".

وعن ابن عباس رضي الله عنهما قال : ... وَكَانَ يَقُولُ فِي دُعَائِهِ : (( اللَّهُمَّ اجْعَلْ فِي قَلْبِي نُورًا ))

Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma berkata, dan diantara do'a yang di ucapkan Nabi shallallahu alaihi wa sallam, " Ya Allah, berikanlah cahaya di hati kami. ...".

Sudah menjadi kewajiban bagi setiap muslim agar bermujahadah dengan sekuat tenaga untuk membersihkan hati dan mensucikan nya dari segala kotoran dan noda serta syahwat hati dan senantiasa bersabar memerangi nya hingga ia berjumpa dengan Allah Ta'ala dengan hati yang bersih. 

Diantara do'a yang agung untuk membersihkan hati dan menjaga lisan adalah do'a yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata, berkata Abu Bakar radhiyallahu anhu, Aku bertanya kepada Rosulillah shallallahu alaihi wa sallam , Wahai Rasulullah, perintahkan kepada diriku agar aku ucapkan di setiap pagi dan petang, maka Nabi shallallahu alaihi wa sallam memerintahkan agar mengucapkan :

اَللَّهُمَّ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ، رَبَّ كُلِّ شَيْءٍ وَمَلِيْكَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِيْ، وَمِنْ شَرِّ الشَّيْطَانِ وَشِرْكِهِ، وَأَنْ أَقْتَرِفَ عَلَى نَفْسِيْ سُوْءًا أَوْ أَجُرُّهُ إِلَى مُسْلِمٍ

Allahumma ‘aalimal ghoybi wasy syahaadah faathiros samaawaati wal ardh. Robba kulli syai-in wa maliikah. Asyhadu alla ilaha illa anta. A’udzu bika min syarri nafsii wa min syarrisy syaythooni wa syirkihi, wa an aqtarifa ‘alaa nafsii suu-an aw ajurruhu ilaa muslim.

“Ya Allah, Yang Maha Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, wahai Rabb pencipta langit dan bumi, Rabb segala sesuatu dan yang merajainya. Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Engkau. Aku berlindung kepadaMu dari kejahatan diriku, setan dan balatentaranya (godaan untuk berbuat syirik pada Allah), dan aku (berlindung kepada-Mu) dari berbuat kejelekan terhadap diriku atau menyeretnya kepada seorang muslim.”

Terkandung dalam do'a yang agung ini, permohonan perlindungan kepada Allah Ta'ala dari segala keburukan dan penyebabnya dan puncaknya, dikarenakan keburukan bersumber dari dalam hati dan dari setan, dan didalam do'a ini kita diajarkan untuk berlindung kepada Allah Ta'ala dari keduanya.
((أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِي وَمِنْ شَرِّ الشَّيْطَانِ وَشِرْكِهِ ))

sedangkan puncak atau objek dari keburukan terjadi pada dua sasaran yaitu dirinya sendiri secara pribadi dan orang lain dari kalangan kaum muslimin. Sehingga sepantasnya kita berlindung kepada Allah Ta'ala dalam dua objek ini.

((وَأَنْ أَقْتَرِفَ عَلَى نَفْسِي سُوءًا أَوْ أَجُرَّهُ إِلَى مُسْلِمٍ )) 

Singkat kata, do'a ini mengandung permohonan perlindungan dari dua sumber keburukan dan berlindung dari menimpakan keburukan kepada dua kemungkinan, dan alangkah sempurnanya kandungan do'a ini, seyogyanya setiap muslim melantunkan do'a agung ini di setiap pagi dan petang dan tatkala merebahkan tubuhnya ketika hendak tidur, sebagaimana yang telah dilakukan oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar