Senin, 07 Desember 2015

BAROKAH ORANG YANG LEMAH

Alhamdulillah, wassholatu wassalamu ala Rosulillah, wa ba'du; 

Telah sah riwayat dari Mus'ab ibnu Sa'ad radhiyallahu anhu, 

 أن النبي صلى الله عليه وسلم فقال : " هل تنصون و ترزقون إلا  بضعفاءكم. ....? " 

Bahwasanya Nabi Sallallahu alaihi wa sallam bersabda, " Bukankah kalian diberikan kemenangan dan diberikan rizki, tidak lain karena adanya orang-orang yang lemah diantara kalian. ...? " (  HR. Al-Bukhary ) 

 

قال البخاري رحمه الله : ((  عن مصعب بن سعد قال : رأى سعد رضي الله عنه أن له فضلا علي من دونه ، فقال النبي صلى الله عليه وسلم. .......الحديث  ))

 Al-Imam Al-Bukhary rahimahullah berkata, " Dari Mus'ab ibnu Sa'ad berkata, bahwasanya Sa'ad melihat dirinya memiliki kelebihan atas orang-orang selainnya, kemudian Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda dengan hadis ini ".

Dalam kandungan hadist yang agung ini, terdapat sanggahan, bahwasanya orang-orang yang memiliki kelebihan dan kekuatan atau kemampuan, untuk merendahkan orang-orang yang lemah atau tidak mampu, tidak boleh dalam perkara jihad, kekuatan, kemampuan, atau tidak boleh pula dalam urusan rizki, dan kemampuan untuk mengais nya. 

Diterangkan dalam hadist ini, bahwasanya bisa terjadi kemenangan dalam peperangan melawan para musuh dan dibentangkan nya rizki, dikarenakan sebab adanya orang-orang yang lemah, karena harapan dan doa mereka.

Perlu diketahui, bahwasanya dalam satu hal terdapat dua sebab, yaitu : 

● Sebab lahiriyah yang dapat diketahui dengan indra, seperti kekuatan fisik, keberanian, usaha secara lisan dan perbuatan, demikian pula orang yang kaya diberikan kemampuan untuk menciptakan ide dan usaha hingga menghasilkan pundi-pundi uang. 

Ini yang secara kasat mata diyakini oleh banyak manusia, dan kebanyakan hati bergantung kepada perkara ini, sehingga sampai terjadi di masa Jahiliyah, seseorang tega membunuh keturunannya karena kawatir kefakiran, dan mengusir anggota keluarga yang tidak lagi memiliki penghasilan, tidak memiliki kekuatan untuk bekerja, dan ini semua adalah pandangan yang pendek, lemah iman, dan tidak percaya akan takdir Allah Ta'ala, dan melihat perkara tidak pada tempatnya. 

● Sebab maknawi seperti kuatnya sifat tawakal kepada Allah Ta'ala untuk meraih keberhasilan duniawi dan ukhrowi, kesempurnaan tsikoh dan percaya akan apa yang ada di sisi Allah Ta'ala, serta iman terhadap takdir yang telah di gariskan.

 Dan semacam ini telah tertanam dengan baik dalam jiwa dan hati orang-orang yang lemah di mana mereka sangat memahami atas kelemah yang mereka miliki, sehingga menggiring kepada sikap tawakal dan yakin bahwasanya kecukupan, rizki dan pertolongan hanya datang dari sisi Allah Ta'ala, sehingga dengan tauhid dan kebulatan hati mereka, Allah Ta'ala turunkan pertolongan, kemenangan, karunia dan rizki serta terhindar dari keburukan dan mendulang kesuksesan yang semu ini tidak di fahami oleh orang-orang yang mampu, dan hakikatnya keberhasilan dan kesuksesan serta karunia rizki turun lantaran keadaan orang-orang yang lemah, dan Allah Ta'ala menitipkan rizki orang-orang yang lemah melalui tangan-tangan orang yang mampu, dan orang-orang yang mampu dapat berbagi dengan sesamanya.

Betapa banyak orang-orang yang dahulunya terbatas karunia dan rizkinya, lantaran bertambahnya keturunannya, Allah Ta'ala berikan kelonggaran rizki.

Dari sisi yang lain, Allah Ta'ala telah berjanji,  "   وما انفقتم من شيء فهو يخلفه " , " Dan apa yang telah kalian Infak kan, maka sesungguhnya Allah akan menggantinya ".

Dari segi doa para malaikat setiap pagi hari, " اللَّهُمَّ أعط منفقا خلفا ، واعط ممسكا تلفاز "،  " Ya Allah, berikanlah ganti kepada orang-orang yang berinfak, dan berikanlah kemusnahan bagi yang menahan harta mereka ".

Dari sisi bahwasanya rizki orang-orang yang fakir dan lemah telah tercurah melalui tangan-tangan orang mampu, dan Allah Ta'ala uji kepercayaan ini melalui amalan mereka. 

Dari sisi bahwasanya pertolongan Allah Ta'ala turun kepada hamba sejauh mana pertolongan seorang hamba kepada sesama mereka dan bahwasanya keberkahan turun ketika seorang hamba saling berbagi dengan sesama. 

Dari sudut doa orang-orang yang lemah ketika diberikan pertolongan, sesungguhnya mereka senantiasa memohon kepada Allah Ta'ala agar memberikan limpahan ganjaran dan balasan di setiap gerakan dan langkah serta keadaan mereka.

Sedangkan Allah Ta'ala telah berjanji dalam firman Nya, 

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِى عَنِّى فَإِنِّى قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا۟ لِى وَلْيُؤْمِنُوا۟ بِى لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ 

" Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." (Q.S. Al-Baqorah :186)

Allah Ta'ala berfirman, 

وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدْعُونِىٓ أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِى سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ 

" Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina". (Q.S. Ghafir :60)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar