Sabtu, 19 Desember 2015

PANJANG ANGAN - ANGAN

Oleh : As-Saikh Prof.DR Abdurrozak Al-Badr hafidhohullah Ta'ala. 

Alhamdulillah, wassholatu wassalamu ala Rosulillah, wa ba'du; 

Allah Ta'ala berfirman, 

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّ وَعْدَ ٱللَّهِ حَقٌّ ۖ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَا ۖ وَلَا يَغُرَّنَّكُم بِٱللَّهِ ٱلْغَرُورُ ﴿٥﴾

" Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah syaitan yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah."
(Q.S . Fa'thir:5)

Allah Ta'ala berfirman, 

ٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌۢ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِى ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَوْلَٰدِ ۖ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ ٱلْكُفَّارَ نَبَاتُهُۥ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَىٰهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَٰمًا ۖ وَفِى ٱلْءَاخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِّنَ ٱللَّهِ وَرِضْوَٰنٌ ۚ وَمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَآ إِلَّا مَتَٰعُ ٱلْغُرُورِ ﴿٢٠﴾

" Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu." (Q.S. Al-Hadid:20)

وعن عبد الله بن عمر رضي الله عنهما قال : أَخَذَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمَنْكِبِي فَقَالَ : ((كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ )) . وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ يَقُولُ : إِذَا أَمْسَيْتَ فَلَا تَنْتَظِرْ الصَّبَاحَ ، وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلَا تَنْتَظِرْ الْمَسَاءَ ، وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ ، وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ ".

Dari Sahabat Abdullah ibnu Umar radhiyallahu anhuma berkata, " Suatu hari Rosulullah shalallahu alaihi wa sallam memegang pundakku seraya bersabda, " Hiduplah didunia seakan akan menjadi orang yang asing atau orang yang lewat dalam suatu perjalanan ".

Dan Ibnu Umar radhiyallahu anhuma berkata, " Apabila telah datang waktu sore, janganlah menunda amalan hingga datang waktu pagi, dan apabila telah datang waktu pagi, janganlah menunda amalan hingga datang waktu sore, gunakan waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, dan gunakan waktu hidupmu sebelum menghampiri kematian mu ". ( HR. Al-Bukhari ) 

Sesungguhnya dalam hadist yang mulia ini terdapat anjuran agar seseorang tidak ber panjang angan-angan terhadap dunia, dikarenakan seorang mukmin tidak sepantasnya menjadikan dunia fana ini tempat tinggal dan tempat tujuan sekiranya ia merasa nyaman, akan tetapi selayaknya ia menjadikan dunia ini seakan bergegas meninggalkan nya seperti layaknya seseorang musafir yang hendak bepergian jauh sehingga menyiapkan perbekalan untuk mencapai tempat tujuan. 

عن عبد الله بن مسعود رضي الله عنه قال : نَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى حَصِيرٍ فَقَامَ وَقَدْ أَثَّرَ فِي جَنْبِهِ ، فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ لَوْ اتَّخَذْنَا لَكَ وِطَاءً ؟ فَقَالَ : (( مَا لِي وَمَا لِلدُّنْيَا مَا أَنَا فِي الدُّنْيَا إِلَّا كَرَاكِبٍ اسْتَظَلَّ تَحْتَ شَجَرَةٍ ثُمَّ رَاحَ وَتَرَكَهَا))

Diriwayatkan oleh Sahabat Abdullah ibnu Mas'ud radhiyallahu anhu berkata, " Suatu hari Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam berbaring tidur di atas tikar dan bangun dalam keadaan terdapat bekas-bekas tikar, dan para sahabat menawarkan untuk memberikan kasur, maka Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam bersabda, " Apa hajatku dengan dunia, tidaklah aku didunia ini kecuali ibarat seseorang musafir menunggang kendaraan yang singgah di bawah pohon kemudian segera pergi dan meninggalkan nya ". ( HR. At-Tirmidzi ) 

Diriwayatkan oleh Ibnu Abid-Dunya dengan sanad nya dari Al-Hasan, ia berkata, " Telah sampai kepadaku bahwasanya Rasulullah salallahu alaihi wasallam besabda, " Sesungguhnya perumpamaan diriku dan kalian dan dunia, ibarat suatu kaum yang sedang menempuh perjalanan jauh ditempat yang tandus dan kering tanpa batas, tidak mengetahui apakah perjalanan yang telah ditempuh lebih banyak atau yang tersisa jauh lebih banyak, sehingga punggung mereka terasa sakit dan mereka kehabisan perbekalan hingga jatuh ditengah-tengah tempat yang kering hingga yakin akan binasa, tiba-tiba datang seseorang yang berpakaian rapi dan rambutnya basah, maka dikatakan, bahwasanya orang ini menjumpai hasil panen kebunnya yang subur, maka mereka bergegas menuju nya, maka dia berkata, " Apa yang terjadi dengan kalian ?". Maka dijawab, "  Seperti apa yang kamu lihat , telah letih punggung punggung kami, dan habis perbekalan kami, hingga kami berjatuhan di gurun pasir ini dan kita tidak tahu apa yang kita lewati lebih jauh atau apa yang tersisa lebih jauh ". Kemudian orang tersebut berkata, " Apa imbalan kalian jika aku berikan kepada kalian sumber air yang sangat jernih dan kebun yang hijau di tanah yang subur ?" Semua menjawab : " Kami menuruti apa yang engkau mau ". Orang tersebut berkata, " Kalian berjanji dan bersumpah agar tidak bermaksiat kepada ku ". Kemudian mereka semua sepakat untuk berjanji dan memegang janji agar tidak bermaksiat kepada nya. Maka mereka diberikan mata air yang sangat jernih dan kebun yang tumbuhan nya hijau pada tanah yang subur. Maka mereka semua tinggal di tempat tersebut. Kemudian mereka diseru, " Marilah kita menuju tempat yang airnya lebih jernih dari ini dan kebunnya lebih subur dari ini ". Maka kebanyakan mereka menjawab : " Kami tidak bisa meninggalkan tempat ini hingga kita tidak mampu untuk melakukan apa yang engkau minta ". Maka sebagian mereka mengingatkan : " Bukankah kalian telah berjanji dan bersumpah agar tidak bermaksiat kepada orang ini ?". Dan bukankah  benar apa yang dikatakan oleh orang ini, demikian pula akhir perkataannya seperti permulaan nya. Maka orang tersebut pergi dan di Ikuti sebagai dari kelompok ini, dan benar, mereka mendapatkan sumber air yang lebih jernih dan kebun yang lebih subur. Adapun yang tidak mengikuti, maka pada malam harinya didatangi oleh musuh-musuh dan diserbu, hingga pada pagi harinya hanya tersisa antara mati terbunuh dan sisanya tertawan". ( HR. Ibnu Muba'rok dan Ro'mharmuzy melalui jalur Al-Hasan secara mursal )

Dan ini merupakan perumpamaan yang agung yang sangat mirip dengan keadaan Nabi Sallallahu alaihi wa sallam bersama umat nya, tatkala datang masa kenabian Sallallahu alaihi wa sallam sedangkan orang-orang Arab merupakan manusia yang paling hina derajat, martabat serta kehidupan dunia dan akhirat. Kemudian mereka diseru kepada jalan yang lurus menuju keselamatan, dan diberikan tanda-tanda kenabian yang menunjukkan akan kebenaran Nabi Sallallahu alaihi wa sallam, seperti apa yang terjadi pada sekelompok orang yang kehabisan bekal dan makan ditengah-tengah gurun pasir, dan menjumpai seseorang yang ber penampilan rapi yang menunjukkan akan kebenarannya, sehingga kelompok tersebut mengikuti nya, sebagaimana dalam riwayat di atas. Demikian pula umat ini, di janjikan di bukanya negri Romawi dan Persia dan mewarisi harta-harta dua negeri ini. Dan diberikan peringatan agar tidak terlena dan terfitnah akan hal ini, dan diperintahkan agar ber zuhud terhadap dunia serta bersungguh sungguh terhadap perkara akhirat dan mempersiapkan nya. Dan hal ini semua benar terjadi pada umat ini, tatkala di buka pintu dunia maka kebanyakan mereka terlena bahkan rakus serta berlomba-lomba mengejar nya dan ridho terhadap kehidupan dunia, bersenang senang dengan syahwatnya dan lalai dari mencari akhirat. Adapun kelompok yang sedikit yang selamat dan masuk ke dalam surga mendampingi Nabi nya Shallallahu alaihi wa sallam, yang senantiasa patuh terhadap wasiat dan perintah nya, adapun selebihnya maka tergelincir dan mabuk dengan dunia hingga ajal menjemput  nya. 

Perumpamaan kehidupan dunia sebagaimana telah diriwayatkan oleh Sahabat Abi Sa'id Al Hudriy radhiyallahu anhu, 

 أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قام على المنبر فقال : (( إِنَّمَا أَخْشَى عَلَيْكُمْ مِنْ بَعْدِي مَا يُفْتَحُ عَلَيْكُمْ مِنْ بَرَكَاتِ الْأَرْضِ )) ثم ذَكَرَ زَهْرَةَ الدُّنْيَا فَبَدَأَ بِإِحْدَاهُمَا وَثَنَّى بِالْأُخْرَى ، فَقَامَ رَجُلٌ  فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَوَيَأْتِي الْخَيْرُ بِالشَّرِّ ؟ فَسَكَتَ عَنْهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قُلْنَا يُوحَى إِلَيْهِ ، وَسَكَتَ النَّاسُ كَأَنَّ عَلَى رُءُوسِهِمْ الطَّيْرَ ثُمَّ إِنَّهُ مَسَحَ عَنْ وَجْهِهِ الرُّحَضَاءَ فَقَالَ : (( أَيْنَ السَّائِلُ آنِفًا أَوَخَيْرٌ هُوَ ؟ - ثَلَاثًا - إِنَّ الْخَيْرَ لَا يَأْتِي إِلَّا بِالْخَيْرِ ، وَإِنَّهُ كُلَّمَا يُنْبِتُ الرَّبِيعُ مَا يَقْتُلُ حَبَطًا أَوْ يُلِمُّ إِلَّا آكِلَةَ الْخَضِرِ كُلَّمَا أَكَلَتْ ، حَتَّى إِذَا امْتَلَأَتْ خَاصِرَتَاهَا اسْتَقْبَلَتْ الشَّمْسَ فَثَلَطَتْ وَبَالَتْ ثُمَّ رَتَعَتْ . وَإِنَّ هَذَا الْمَالَ خَضِرَةٌ حُلْوَةٌ وَنِعْمَ صَاحِبُ الْمُسْلِمِ لِمَنْ أَخَذَهُ بِحَقِّهِ فَجَعَلَهُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَابْنِ السَّبِيلِ ، وَمَنْ لَمْ يَأْخُذْهُ بِحَقِّهِ فَهُوَ كَالْآكِلِ الَّذِي لَا يَشْبَعُ وَيَكُونُ عَلَيْهِ شَهِيدًا يَوْمَ الْقِيَامَة)

Bahwasanya Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berdiri di atas mimbar seraya menyampaikan khutbah nya  kepada manusia, lalu beliau bersabda, “Sesungguhnya yang aku khawatirkan kepada kalian setelah sepeninggal diri ku adalah kemegahan dunia yang Allah keluarkan dari perbendaharaan bumi ". Kemudian menyebutkan tentang kemegahan dunia, satu demi satu... Maka ada seseorang bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah  kebaikan itu akan membawa keburukan?”. Kemudian Nabi Sallallahu alaihi wa sallam mendiamkan orang yang bertanya tadi, sehingga para sahabat mengira bahwa sedang turun wahyu kepada Nabi Sallallahu alaihi wa sallam. Para sahabat pun terdiam khusuk, seakan diatas kepala mereka terdapat burung yang hinggap.  Kemudian Nabi Sallallahu alaihi wa sallam mengusap keringat yang bercucuran di wajah, seraya berkata, " Mana orang yang bertanya tadi, apakah ia Baik-baik saja ?" ( diucapkan hingga tiga kali ).

Maka Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda: " Sesungguhnya kebaikan itu hanya mendatangkan kebaikan. Dan sesungguhnya diantara apa yang tumbuh pada musim semi, ada yang bisa menyebabkannya mati sia-sia atau menjadikannya sakit.  kecuali binatang binatang yang memakan rumput hijau, hingga apabila telah penuh lambungnya, ia menghadap matahari (berjemur), lalu membuang kotorannya yang encer, dan kencing. Kemudian ia tertarik lagi, lalu makan rumput kembali.
Sesungguhnya harta ibarat rerumputan yang hijau lagi manis, dan sesungguhnya sebaik-baik pemilik harta adalah orang muslim yang ia mendapatkan dengan cara yang hak dan digunakan untuk di jalan Allah Ta'ala dan untuk anak yatim serta orang-orang miskin dan orang-orang yang kehabisan bekal dalam perjalanan. Maka barangsiapa mengambil harta dengan hak, niscaya dia akan diberkahi pada hartanya. Dan barangsiapa mengambil harta tanpa hak, maka perumpamaannya seperti binatang yang makan dan tidak pernah kenyang.” (HR.Al-Bukhari dan Muslim ) 

Sesungguhnya dunia tidak dicela secara dzat pribadinya, akan tetapi celaan tercurah kepada perbuatan seorang hamba atasnya, maka hakikat nya dunia adalah jembatan dan tahapan untuk menyampaikan menuju surga atau neraka, sesungguhnya dunia adalah ladang untuk bercocok tanam dan lahan berbekal untuk kehidupan akhirat, sebagaimana penduduk surga mendapatkan kehidupan yang baik di surga lantaran bekal mereka didunia.

Allah Ta'ala berfirman, 

كُلُوا۟ وَٱشْرَبُوا۟ هَنِيٓـًٔۢا بِمَآ أَسْلَفْتُمْ فِى ٱلْأَيَّامِ ٱلْخَالِيَةِ ﴿٢٤﴾

" (kepada mereka dikatakan): "Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu". ( QS. Al-Haaqqoh:24 )

Dan sesungguhnya celaan dan cercaan hakikat nya tercurah kepada orang-orang yang mengutamakan dunia atas akhirat, sehingga dunia menjadi tumpuan, keinginan terbesar dan puncak pengetahuan nya. 

Allah Ta'ala berfirman, 

فَأَمَّا مَن طَغَىٰ ﴿٣٧﴾ وَءَاثَرَ ٱلْحَيَوٰةَ ٱلدُّنْيَا ﴿٣٨﴾ فَإِنَّ ٱلْجَحِيمَ هِىَ ٱلْمَأْوَىٰ ﴿٣٩﴾

" Adapun orang yang melampaui batas"." Dan lebih mengutamakan kehidupan dunia". "Maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya)." (QS. An-Na'ziaat 37-39)

Adapun cara selamat adalah seseorang hamba berbuat adil antara amalan dunia dan akhirat, tidak sibuk urusan dunia sedangkan ia lupa akan akhirat, ataupun meninggalkan dunia secara keseluruhan sehingga memadhoroti akan jiwanya, atau hidup nya dengan cara meminta-minta kepada orang lain. 

اللهم لا تجعل الدنيا أكبر همنا ولا مبلغ علمنا ، ولا تسلط علينا بذنوبنا من لا يخافك ولا يرحمنا .

Ya Allah, jangan Engkau jadikan dunia sebagai harapan terbesar kami dan puncak dari pengetahuan kami, dan janganlah Engkau berikan cobaan kepada kami lantaran dosa-dosa kami melalui orang-orang yang tidak takut kepada Mu dan tidak belas kasih kepada kami.

                          *********   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar