Jumat, 11 November 2016

IMAN KEPADA MALAIKAT

Alhamdulillah, wassholatu wassalamu ala Rosulillah, wa ba'du :

Sesungguhnya iman terhadap para Malaikat merupakan pokok dari pondasi keyakinan, yang mana iman seseorang tidak akan lulus kecuali dengan iman kepada nya.
Malaikat merupakan ciptaan Allah Ta'ala yang merupakan perkara gaib yang harus diyakini baik secara global maupun terperinci sebagaimana tercantum dalam Al-Qur'an Al-Karim dan As-Sunnah An-Nabawiyah.
Allah Ta'ala menciptakan malaikat dari cahaya dengan bentuk yang agung penuh kemuliaan tidak membutuhkan makan dan minum mampu berubah dengan berbagai wujud dan mereka adalah makhluk yang suci yang senantiasa taat dan patuh pada perintah Allah Ta'ala dan tidak bermaksiat kepada Nya.

Allah Ta'ala berfirman :

ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ فَاطِرِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ جَاعِلِ ٱلْمَلَٰٓئِكَةِ رُسُلًا أُو۟لِىٓ أَجْنِحَةٍ مَّثْنَىٰ وَثُلَٰثَ وَرُبَٰعَ ۚ يَزِيدُ فِى ٱلْخَلْقِ مَا يَشَآءُ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ ﴿١﴾

"Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu." (Q.S. Fa'thir :1)

Diantara malaikat, Jibril merupakan yang paling utama, memiliki enam ratus sayap, satu sayapnya memenuhi timur hingga barat.

Diriwayatkan dari sahabat Ibnu Mas’ud radhialahu ‘anhu :

رَأَى مُحَمَّدٌ ﷺ جِبْرِيْلَ لَهُ سِتُّمِائَةِ جَنَاحٍ قَدْ سَدَّ الأُفُق

“ Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam melihat Jibril, Ia memiliki enam ratus sayap yang menutupi langit.” (HR. An-Nasa'i )

Ummul Mukminin Aisyah radhiallahu ‘anha pernah bertanya kepada kekasihnya, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam tentang dua ayat di dalam Alquran. Yakni ayat dalam surat:

وَلَقَدْ رَآهُ بِالْأُفُقِ الْمُبِينِ

“Dan sesungguhnya Muhammad itu melihat Jibril di ufuk yang terang.” (QS. At-Takwir: 23).

Dan surat:

وَلَقَدْ رَآهُ نَزْلَةً أُخْرَىٰ عِنْدَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهَىٰ عِنْدَهَا جَنَّةُ الْمَأْوَىٰ

“Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal.” (QS. An-Najm: 13-15).

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menjawab, “Itulah Jibril yang tidak pernah kulihat ia dalam wujud aslinya. Kecuali pada dua kesempatan itu saja. Aku melihatnya turun dari langit, dimana tubuhnya yang besar memenuhi ruang antara langit dan bumi.” (HR. Muslim)

“Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam melihat Jibril dengan bentuk aslinya. Dia memiliki enam ratus sayap. Setiap satu sayapnya dapat menutupi ufuk. Dari sayapnya berjatuhan mutiara dan yaqut dengan beragam warna.” (HR. Ahmad)

Malaikat Jibril diciptakan penuh dengan keindahan, keagungan dan keperkasaan yang memiliki kekuatan yang sangat dahsyat, ditugaskan untuk menurunkan wahyu dari Allah Ta'ala, dan dahulu pernah ikut serta berperang bersama Rosulillah Sallallahu alaihi wa sallam dalam perang Badar dan khondak, dan menyertai Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam dalam perjalanan Isra '.

Malaikat memiliki tugas untuk beribadah, diantaranya ada yang berdiri, ada yang rukuk, dan ada yang sujud.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam  bersabda :

مَا فِيهَا مَوْضِعُ أَرْبَعِ أَصَابِعَ إِلَّا وَمَلَكٌ وَاضِعٌ جَبْهَتَهُ سَاجِدًا لِلَّهِ

“Tidak ada satu ruang selebar empat jari, kecuali di sana ada malaikat yang sedang meletakkan dahinya, bersujud kepada Allah.” (HR. Ahmad)

Di antara hal yang disaksikan Rasululullah Shallallahu alaihi wa sallam saat isra' mi’raj adalah :

فَرُفِعَ لِي البَيْتُ المَعْمُورُ، فَسَأَلْتُ جِبْرِيلَ، فَقَالَ: هَذَا البَيْتُ المَعْمُورُ يُصَلِّي فِيهِ كُلَّ يَوْمٍ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ، إِذَا خَرَجُوا لَمْ يَعُودُوا إِلَيْهِ آخِرَ مَا عَلَيْهِمْ

“Kemudian ditunjukkan kepadaku baitul ma’mur. Aku pun bertanya kepada Jibril, beliau menjawab, ‘Ini Baitul Ma’mur, setiap hari ada 70.000 malaikat yang shalat di dalamnya. Setelah mereka keluar, mereka tidak akan kembali lagi, dan itu menjadi kesempatan terakhir baginya". (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Diriwayatkan dari sahabat Jabir bin Abdullah, bahwasanya Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

أُذِنَ لِى أَنْ أُحَدِّثَ عَنْ مَلَكٍ مِنْ مَلاَئِكَةِ اللَّهِ مِنْ حَمَلَةِ الْعَرْشِ إِنَّ مَا بَيْنَ شَحْمَةِ أُذُنِهِ إِلَى عَاتِقِهِ مَسِيرَةُ سَبْعِمِائَةِ عَامٍ

“Aku telah diizinkan untuk mengabarkan tentang para malaikat pemikul ‘arsy, sesungguhnya satu malaikat, jarak antara daun telinga sampai ke bahunya, sejauh perjalanan 700 tahun". (HR. Abu Dawud)

Sungguh Allah Ta'ala telah memberikan kemuliaan dan memberikan penjagaan kepada makhluk yang bernama manusia, senantiasa didampingi dan diawasi oleh para malaikat-malaikat Allah Ta'ala sepanjang siang dan malam, menulis dan mencatat amalan-amalan dan ucapan-ucapan para manusia.

Allah Ta'ala berfirman :

وَلَقَدْ خَلَقْنَا ٱلْإِنسَٰنَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِۦ نَفْسُهُۥ ۖ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ ٱلْوَرِيدِ ﴿١٦﴾  إِذْ يَتَلَقَّى ٱلْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ ٱلْيَمِينِ وَعَنِ ٱلشِّمَالِ قَعِيدٌ ﴿١٧﴾  مَّا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ ﴿١٨﴾

" Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya".
" (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri."
"Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir." (Q.S. Qaaf :16-18)

Para malaikat cinta kepada orang-orang saleh serta orang yang beriman, senantiasa mendoakan dan memintakan ampunan kepada Allah Ta'ala.

Allah Ta'ala berfirman :

ٱلَّذِينَ يَحْمِلُونَ ٱلْعَرْشَ وَمَنْ حَوْلَهُۥ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيُؤْمِنُونَ بِهِۦ وَيَسْتَغْفِرُونَ لِلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَىْءٍ رَّحْمَةً وَعِلْمًا فَٱغْفِرْ لِلَّذِينَ تَابُوا۟ وَٱتَّبَعُوا۟ سَبِيلَكَ وَقِهِمْ عَذَابَ ٱلْجَحِيمِ ﴿٧﴾  رَبَّنَا وَأَدْخِلْهُمْ جَنَّٰتِ عَدْنٍ ٱلَّتِى وَعَدتَّهُمْ وَمَن صَلَحَ مِنْ ءَابَآئِهِمْ وَأَزْوَٰجِهِمْ وَذُرِّيَّٰتِهِمْ ۚ إِنَّكَ أَنتَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْحَكِيمُ ﴿٨﴾ وَقِهِمُ ٱلسَّيِّـَٔاتِ ۚ وَمَن تَقِ ٱلسَّيِّـَٔاتِ يَوْمَئِذٍ فَقَدْ رَحِمْتَهُۥ ۚ وَذَٰلِكَ هُوَ ٱلْفَوْزُ ٱلْعَظِيمُ ﴿٩﴾

"(Malaikat-malaikat) yang memikul 'Arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): "Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala ".
" Ya Tuhan kami, dan masukkanlah mereka ke dalam surga 'Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang saleh di antara bapak-bapak mereka, dan isteri-isteri mereka, dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana ".
" Dan peliharalah mereka dari (balasan) kejahatan. Dan orang-orang yang Engkau pelihara dari (pembalasan) kejahatan pada hari itu maka sesungguhnya telah Engkau anugerahkan rahmat kepadanya dan itulah kemenangan yang besar ".
(Q.S. Ghaafir : 7-9)

Para malaikat turun membawa barokah dan rahmat Allah Ta'ala, seperti tatkala malam Lailatul Qadr, ketika dibacakan ayat suci Al -Qur'an, ketika diadakan majlis-majlis dzikir.

Diantara buah dari beriman kepada para malaikat adalah sebagai berikut :

● Terbebas dari keyakinan yang bathil dan menyeleweng dari kalangan orang-orang jahiliah dan ahli filsafat yang mana mereka meyakini bahwa malaikat adalah anak-anak wanita Tuhan yang berhak untuk disembah dan meminta hajat kepada mereka.

Allah Ta'ala berfirman :

وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ جَمِيعًا ثُمَّ يَقُولُ لِلْمَلَٰٓئِكَةِ أَهَٰٓؤُلَآءِ إِيَّاكُمْ كَانُوا۟ يَعْبُدُونَ ﴿٤٠﴾  قَالُوا۟ سُبْحَٰنَكَ أَنتَ وَلِيُّنَا مِن دُونِهِم ۖ بَلْ كَانُوا۟ يَعْبُدُونَ ٱلْجِنَّ ۖ أَكْثَرُهُم بِهِم مُّؤْمِنُونَ ﴿٤١﴾  فَٱلْيَوْمَ لَا يَمْلِكُ بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ نَّفْعًا وَلَا ضَرًّا وَنَقُولُ لِلَّذِينَ ظَلَمُوا۟ ذُوقُوا۟ عَذَابَ ٱلنَّارِ ٱلَّتِى كُنتُم بِهَا تُكَذِّبُونَ ﴿٤٢﴾

"Dan (ingatlah) hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka semuanya kemudian Allah berfirman kepada malaikat: "Apakah mereka ini dahulu menyembah kamu?".
"Malaikat-malaikat itu menjawab: "Maha Suci Engkau. Engkaulah pelindung kami, bukan mereka; bahkan mereka telah menyembah jin; kebanyakan mereka beriman kepada jin itu".
"Maka pada hari ini sebahagian kamu tidak berkuasa (untuk memberikan) kemanfaatan dan tidak pula kemudharatan kepada sebahagian yang lain. Dan Kami katakan kepada orang-orang yang zalim: "Rasakanlah olehmu azab neraka yang dahulunya kamu dustakan itu". (Q.S. Saba ': 40-42)

● Bersemangat dan bersungguh-sungguh dalam menunaikan ibadah ketaatan, karena amalan mereka tidak akan sia-sia, namun tercatat oleh para malaikat Allah Ta'ala.

Allah Ta'ala berfirman :

وَإِنَّ عَلَيْكُمْ لَحَٰفِظِينَ ﴿١٠﴾   كِرَامًا كَٰتِبِينَ ﴿١١﴾
يَعْلَمُونَ مَا تَفْعَلُونَ ﴿١٢﴾

"Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu)".
"yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu)".
"mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Q.S. Al-Infithor :10-12)

● Menghilangkan sifat sombong dan takabur, karena disana terdapat makhluk mulai yang senantiasa beribadah kepada Allah Ta'ala siang malam tanpa lelah dan hanya berbuat ketaatan.

Allah Ta'ala berfirman :

وَلَهُۥ مَن فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۚ وَمَنْ عِندَهُۥ لَا يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِهِۦ وَلَا يَسْتَحْسِرُونَ ﴿١٩﴾ يُسَبِّحُونَ ٱلَّيْلَ وَٱلنَّهَارَ لَا يَفْتُرُونَ ﴿٢٠﴾

"Dan kepunyaan-Nya-lah segala yang di langit dan di bumi. Dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada (pula) merasa letih."
"Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya." (Q.S. Al-Anbiya' :19-20)

● Berusaha untuk menjaga diri dari perbuatan maksiat dan dosa, dikarenakan disana para malaikat tidak membiarkan begitu saja namun mencatat segala ucapan dan perbuatan manusia .

Allah Ta'ala berfirman :

مَّا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ ﴿١٨﴾

"Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir." (Q.S. Qoof :18)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar